TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA AKADEMI
TUGAS
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : TRI HARSIWI
NIM : 1117055
DOSEN : ANIS USWATUN KHASANAH, M.Sc
AKADEMI FARMASI AL_ISHLAH CILEGON
Jl.Al-Ishlah N0.02 Jombang,Cilegon,Banten
2017
MENSTRUASI
A. PENGERTIAN MENSTRUASI
Menstruasi adalah siklus kompleks yang terjadi secara perodik dalam bentuk
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi
setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11
tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55
tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Hari pertama dimulainya pendarahan disebut hari pertama siklus, karena jam
mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari
ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka perkiraan panjang siklus bisa saja
mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita
dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki
panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal
ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Jumlah darah yang keluar rata-rata
33.2 ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak.
Wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih banyak.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu menstruasi, tetapi sebagian
kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenore) di beberapa bagian.
B. FUNGSI MENSTRUASI
Walaupun tampaknya menstruasi bukanlah hal yang penting untuk didalami
fungsinya, tetapi mentruasi berefek luas bagi tubuh manusia maupun organ sistem
reproduksi khususnya wanita. Berikut beberapa fungsi menstruasi :
Tubuh mengalami sinkronasi, menstruasi setiap bulannya merupakan bukti bahwa
tubuh melakukan sesuatu yang susah semestinya dilakukan dengan menyingkronkan
alur menstruasi, organ sistem reproduksi akan terus bekerja sesuai fungsinya.
Tubuh mengalami hal positif, menstruasi yang terjadi setiap bulannya merupakan cara
alami bagi tubuh untuk menyatakan bahwa seseorang tidak terlalu gemuk maupun
kurus, karena factor kegemukan dan kurangnya asupan menyebabkan menstruasi tidak
teratur.
Hidup lebih lama, penelitian menunjukkan bahwa wanita biasanya berumur lebih
panjang daripada lelaki karena menstruasi. Hal ini dibuktikan secara langsung dengan
hilangnya zat besi saat menstruasi.
Proses pembersihan tubuh, menstruasi membantu melepaskan bakteri dari sistem
reproduksi dan memungkinkan tubuh untuk menghilangkan zat besi sehingga dapat
mengurangi resiko alzheimer, penyakt jantung dan stroke
Merilekskan tubuh, perubahan hormonal yang terjadi membuat tubuh merasa lebih
baik dan nyaman pasca menstruasi.
C. JENIS MENSTRUASI
Pada wanita menstruasi seringkali terjadi perubahan. Hal ini bisa disebabkan oleh
banyak factor (mulifaktoral), bisa saja karena stress maupun asupan gizi yang masuk ke
dalam tubuh. Berikut jenis menstruasi yang terjadi pada wanita:
Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung selama beberapa hari, berhenti
selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan mengalami
menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21- 35 hari.
Menstruasi yang tidak teratur adalah kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal.
Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesteron yang berlebihan
dapat memungkinkan terjadinya menstruasi yang dikarenakan oleh faktor hormonal,
maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Hal ini dapat
diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.
D.
SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung selama beberapa hari,
berhenti selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan
mengalami menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21- 35 hari.
Siklus menstruasi terdiri dari :
a. Fase Menstruasi
Lamanya fase menstruasi ini selama 5-7hari. Hormon yang bertugas dalam proses ini
adalah esterogen yang dihasilakan oleh ovarium dan progesterone, yang dihasilkan
oleh korpus luteum. Jumlah esterogen dan progesterone pada tiga hari menstruasi,
secara tiba-tiba sangat rendah. Akibatnya kedua hormon ini, sel telur yang tertanam di
uterus lepas. Peristiwa ini diikuti dengan lepasnya endometrium sehingga dinding
uterus menjadi sangat tipis. Secara singkatnya proses ini terjadinya endometrium
terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh
hanya stratum basale. Dinding rahim yang tidak dibuahi akan menipis dan terkikis
keluar dari vagina dengan berupa darah.
b. Fase Praovulasi / Fase Proliferasi
Fase ini terjadi setelah fase Menstruasi selesai, yaitu selama hari ke 7-13. Hormon
yang bertugas dalam fase ini adalah FSH yang dihasilkan oleh hipofisis anterior
merangsang sel-sel folikel de Graaf untuk membentuk ovum dan menghasilkan
hormon esterogen. Hormon esterogen akan merangsang hipofisis anterior kembali
untuk menghasilkan hormone LH dan Prolaktin. Hormon LH merangsang korpus
luteum untu k menghasilkan progesteron. Progesteron menyebabkan terjadinya
pembentukan endometrium kembali. Singkatnya dalam fase ini luka akibat fase
menstruasi akan disembuhkan setelah itu terjadinya penebalan endometrium ± 3,5
mm.
c. Fase Ovulasi / Fase Luteal
Fase ini ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel
akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk
menghasilkan hormone progesterone yang ber&ungsi untuk mempertebal dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d. Fase Pasca Ovulasi / Fase Sekresi
Fase ini terjadi dari hari ke 15-28. Hormon LH dihasilkan akan merangsang corpus
luteum untuk membentuk progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan/fertilisasi dan
implantasi, corpus luteum berubah menjadi KORPUS ALBIKANS, yakni Korpus
Luteum yang mengalami degenerisasi.
Berubahnya korpus luteum menyebabkan progesteron menjadi rendah, produksi FSH
dan LH meningkat kembali dan kemudian kembali pada Fase Menstruasi. Dengan
penjelasan lain Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama
makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase Pascaovulasi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
Fase Pascaovulasi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
Fase Pascaovulasi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang
dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.
Siklus menstruasi
E. HORMON DALAM SIKLUS MENSTRUASI
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) dikeluarkan dari hipotalamus yang
berdenyut di sepanjang siklus menstruasi. Agar siklus menstruasi berlangsung
normal, GnRH harus dikeluarkan dalam denyutan. Rata-rata, frekuensi sekresi GnRH
adalah satu kali per 90 menit pada awal fase folikular, meningkat menjadi sekali per
60-70 menit, dan menurun dengan amplitudo yang meningkat selama fase luteal.
GnRH menginduksi pelepasan FSH dan LH, namun LH jauh lebih sensitif terhadap
perubahan tingkat GnRH.
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Follcile stimulating hormone (FSH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan
sangat penting untuk pertumbuhan folikel sampai antrum berkembang. Sekresi FSH
mencapai puncaknya dan paling kritis selama minggu pertama dari fase folikular
siklus menstruasi. FSH menginduksi sekresi estrogen dan progesteron dari o#arium
dengan mengaktifkan enzim aromatase dan p450 dan mengerahkan umpan balik
negatif pada sekresi GnRH. FSH lebih lanjut menginduksi proliferasi sel-sel
granulosa dan ekspresi reseptor LH di sel-sel granulosa.
Luteinizing Hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan
diperlukan baik untuk pertumbuhan folikel praovulasi maupun luteinisasi dan ovulasi
folikel yang dominan. Selama fase folikular dari siklus menstruasi, LH menginduksi
sintesis androgen oleh sel-sel teka folikuli; merangsang proliferasi, diferensiasi, dan
sekresi sel-sel teka folikuli; dan meningkatkan reseptor LH di sel-sel granulosa.
Lonjakan LH praovulasi mendorong oosit melakukan pembelahan meiosis pertama
dan memulai luteinisasi sel-sel teka dan granulosa.
Korpus luteum yang dihasilkan kemudian memproduksi sejumlah progesteron dan
estrogen.
Esterogen
Estrogen dihasilkan pada ovarium dan sangat penting untuk pengembangan antrum
dan pematangan folikel Graafian. Estrogen berperan dominan pada akhir fase
folikular sampai sebelum ovulasi. Estradiol, estrogen yang paling ampuh dan
berlimpah, terutama berasal dari androgen yang diproduksi oleh sel-sel teka.
Androgen bermigrasi dari sel-sel teka ke sel-sel granulosa, di mana mereka diubah
menjadi estradiol oleh enzim aromatase. Sejumlah estradiol juga dapat diproduksi
melalui sintesis de novo oleh sel-sel teka. Tindakan estradiol termasuk melakukan
induksi reseptor FSH pada sel-sel granulosa, proliferasi dan sekresi sel-sel teka
folikular, induksi reseptor LH di sel-sel granulosa, dan proliferasi sel-sel stroma dan
epitel endometrium. Pada tingkat sirkulasi yang rendah, estrogen mengerahkan
umpan balik negatif terhadap sekresi LH dan FSH, namun pada tingkat yang sangat
tinggi estrogen mengerahkan umpan balik positif
pada sekresi LH dan FSH.
Estrogen selanjutnya menginduksi proliferasi sel-sel granulosa pengkonfersi estrogen
dan mensintesis reseptor estrogen, sehingga men%iptakan umpan balik positif untuk
dirinya sendiri. Pada siklus endometrial, estrogen menginduksi proliferasi kelenjar
endometrium.
Progestin
Progestin disekresi pada ovarium, terutama oleh folikel yang terluteinisasi. Tingkat
progestin meningkat sesaat sebelum ovulasi dan memuncak lima sampai tujuh hari
pasca-onulasi. Langkah pertama dalam sintesis progestin membutuhkan enzim p450
dan dua bentuk sirkulasi progestin yaitu progesteron dan progesteron-hidroksi-17
progestin merangsang pelepasan enzim proteolitik dari sel-sel teka yang pada
akhirnya mempersiapkan o#ulasi. Progestin lebih lanjut menginduksi migrasi dari
pembuluh darah ke dinding folikel dan merangsang sekresi prostaglandin dalam
jaringan folikel. Selama fase luteal, progestin menginduksi pembesaran dan
peningkatan sekresi endometrium.
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://mediskus.com/wanita/4-fase-siklus-menstruasi
2.
https://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-
wanita/
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
DISUSUN OLEH :
NAMA : TRI HARSIWI
NIM : 1117055
DOSEN : ANIS USWATUN KHASANAH, M.Sc
AKADEMI FARMASI AL_ISHLAH CILEGON
Jl.Al-Ishlah N0.02 Jombang,Cilegon,Banten
2017
MENSTRUASI
A. PENGERTIAN MENSTRUASI
Menstruasi adalah siklus kompleks yang terjadi secara perodik dalam bentuk
pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi
setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11
tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 – 55
tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari.
Hari pertama dimulainya pendarahan disebut hari pertama siklus, karena jam
mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari
ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka perkiraan panjang siklus bisa saja
mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita
dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 – 35 hari dan hanya 10-15% yang memiliki
panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan hal
ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Jumlah darah yang keluar rata-rata
33.2 ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak.
Wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih banyak.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu menstruasi, tetapi sebagian
kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenore) di beberapa bagian.
B. FUNGSI MENSTRUASI
Walaupun tampaknya menstruasi bukanlah hal yang penting untuk didalami
fungsinya, tetapi mentruasi berefek luas bagi tubuh manusia maupun organ sistem
reproduksi khususnya wanita. Berikut beberapa fungsi menstruasi :
Tubuh mengalami sinkronasi, menstruasi setiap bulannya merupakan bukti bahwa
tubuh melakukan sesuatu yang susah semestinya dilakukan dengan menyingkronkan
alur menstruasi, organ sistem reproduksi akan terus bekerja sesuai fungsinya.
Tubuh mengalami hal positif, menstruasi yang terjadi setiap bulannya merupakan cara
alami bagi tubuh untuk menyatakan bahwa seseorang tidak terlalu gemuk maupun
kurus, karena factor kegemukan dan kurangnya asupan menyebabkan menstruasi tidak
teratur.
Hidup lebih lama, penelitian menunjukkan bahwa wanita biasanya berumur lebih
panjang daripada lelaki karena menstruasi. Hal ini dibuktikan secara langsung dengan
hilangnya zat besi saat menstruasi.
Proses pembersihan tubuh, menstruasi membantu melepaskan bakteri dari sistem
reproduksi dan memungkinkan tubuh untuk menghilangkan zat besi sehingga dapat
mengurangi resiko alzheimer, penyakt jantung dan stroke
Merilekskan tubuh, perubahan hormonal yang terjadi membuat tubuh merasa lebih
baik dan nyaman pasca menstruasi.
C. JENIS MENSTRUASI
Pada wanita menstruasi seringkali terjadi perubahan. Hal ini bisa disebabkan oleh
banyak factor (mulifaktoral), bisa saja karena stress maupun asupan gizi yang masuk ke
dalam tubuh. Berikut jenis menstruasi yang terjadi pada wanita:
Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung selama beberapa hari, berhenti
selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan mengalami
menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21- 35 hari.
Menstruasi yang tidak teratur adalah kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal.
Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesteron yang berlebihan
dapat memungkinkan terjadinya menstruasi yang dikarenakan oleh faktor hormonal,
maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Hal ini dapat
diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.
D.
SIKLUS MENSTRUASI
Menstruasi teratur adalah menstruasi yang berlangsung selama beberapa hari,
berhenti selama beberapa minggu, dan kembali lagi seterusnya sampai perumpuan
mengalami menopause, siklus mentruasi rata- rata terjadi sekitar 21- 35 hari.
Siklus menstruasi terdiri dari :
a. Fase Menstruasi
Lamanya fase menstruasi ini selama 5-7hari. Hormon yang bertugas dalam proses ini
adalah esterogen yang dihasilakan oleh ovarium dan progesterone, yang dihasilkan
oleh korpus luteum. Jumlah esterogen dan progesterone pada tiga hari menstruasi,
secara tiba-tiba sangat rendah. Akibatnya kedua hormon ini, sel telur yang tertanam di
uterus lepas. Peristiwa ini diikuti dengan lepasnya endometrium sehingga dinding
uterus menjadi sangat tipis. Secara singkatnya proses ini terjadinya endometrium
terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh
hanya stratum basale. Dinding rahim yang tidak dibuahi akan menipis dan terkikis
keluar dari vagina dengan berupa darah.
b. Fase Praovulasi / Fase Proliferasi
Fase ini terjadi setelah fase Menstruasi selesai, yaitu selama hari ke 7-13. Hormon
yang bertugas dalam fase ini adalah FSH yang dihasilkan oleh hipofisis anterior
merangsang sel-sel folikel de Graaf untuk membentuk ovum dan menghasilkan
hormon esterogen. Hormon esterogen akan merangsang hipofisis anterior kembali
untuk menghasilkan hormone LH dan Prolaktin. Hormon LH merangsang korpus
luteum untu k menghasilkan progesteron. Progesteron menyebabkan terjadinya
pembentukan endometrium kembali. Singkatnya dalam fase ini luka akibat fase
menstruasi akan disembuhkan setelah itu terjadinya penebalan endometrium ± 3,5
mm.
c. Fase Ovulasi / Fase Luteal
Fase ini ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel
akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk
menghasilkan hormone progesterone yang ber&ungsi untuk mempertebal dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
d. Fase Pasca Ovulasi / Fase Sekresi
Fase ini terjadi dari hari ke 15-28. Hormon LH dihasilkan akan merangsang corpus
luteum untuk membentuk progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan/fertilisasi dan
implantasi, corpus luteum berubah menjadi KORPUS ALBIKANS, yakni Korpus
Luteum yang mengalami degenerisasi.
Berubahnya korpus luteum menyebabkan progesteron menjadi rendah, produksi FSH
dan LH meningkat kembali dan kemudian kembali pada Fase Menstruasi. Dengan
penjelasan lain Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar
berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama
makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang
diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase Pascaovulasi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :
Fase Pascaovulasi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase
sebelumnya karena kehilangan cairan.
Fase Pascaovulasi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang
dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi.
Siklus menstruasi
E. HORMON DALAM SIKLUS MENSTRUASI
Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)
Gonadotropin releasing hormone (GnRH) dikeluarkan dari hipotalamus yang
berdenyut di sepanjang siklus menstruasi. Agar siklus menstruasi berlangsung
normal, GnRH harus dikeluarkan dalam denyutan. Rata-rata, frekuensi sekresi GnRH
adalah satu kali per 90 menit pada awal fase folikular, meningkat menjadi sekali per
60-70 menit, dan menurun dengan amplitudo yang meningkat selama fase luteal.
GnRH menginduksi pelepasan FSH dan LH, namun LH jauh lebih sensitif terhadap
perubahan tingkat GnRH.
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
Follcile stimulating hormone (FSH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan
sangat penting untuk pertumbuhan folikel sampai antrum berkembang. Sekresi FSH
mencapai puncaknya dan paling kritis selama minggu pertama dari fase folikular
siklus menstruasi. FSH menginduksi sekresi estrogen dan progesteron dari o#arium
dengan mengaktifkan enzim aromatase dan p450 dan mengerahkan umpan balik
negatif pada sekresi GnRH. FSH lebih lanjut menginduksi proliferasi sel-sel
granulosa dan ekspresi reseptor LH di sel-sel granulosa.
Luteinizing Hormone (LH)
Luteinizing hormone (LH) disekresikan oleh kelenjar pituitari anterior dan
diperlukan baik untuk pertumbuhan folikel praovulasi maupun luteinisasi dan ovulasi
folikel yang dominan. Selama fase folikular dari siklus menstruasi, LH menginduksi
sintesis androgen oleh sel-sel teka folikuli; merangsang proliferasi, diferensiasi, dan
sekresi sel-sel teka folikuli; dan meningkatkan reseptor LH di sel-sel granulosa.
Lonjakan LH praovulasi mendorong oosit melakukan pembelahan meiosis pertama
dan memulai luteinisasi sel-sel teka dan granulosa.
Korpus luteum yang dihasilkan kemudian memproduksi sejumlah progesteron dan
estrogen.
Esterogen
Estrogen dihasilkan pada ovarium dan sangat penting untuk pengembangan antrum
dan pematangan folikel Graafian. Estrogen berperan dominan pada akhir fase
folikular sampai sebelum ovulasi. Estradiol, estrogen yang paling ampuh dan
berlimpah, terutama berasal dari androgen yang diproduksi oleh sel-sel teka.
Androgen bermigrasi dari sel-sel teka ke sel-sel granulosa, di mana mereka diubah
menjadi estradiol oleh enzim aromatase. Sejumlah estradiol juga dapat diproduksi
melalui sintesis de novo oleh sel-sel teka. Tindakan estradiol termasuk melakukan
induksi reseptor FSH pada sel-sel granulosa, proliferasi dan sekresi sel-sel teka
folikular, induksi reseptor LH di sel-sel granulosa, dan proliferasi sel-sel stroma dan
epitel endometrium. Pada tingkat sirkulasi yang rendah, estrogen mengerahkan
umpan balik negatif terhadap sekresi LH dan FSH, namun pada tingkat yang sangat
tinggi estrogen mengerahkan umpan balik positif
pada sekresi LH dan FSH.
Estrogen selanjutnya menginduksi proliferasi sel-sel granulosa pengkonfersi estrogen
dan mensintesis reseptor estrogen, sehingga men%iptakan umpan balik positif untuk
dirinya sendiri. Pada siklus endometrial, estrogen menginduksi proliferasi kelenjar
endometrium.
Progestin
Progestin disekresi pada ovarium, terutama oleh folikel yang terluteinisasi. Tingkat
progestin meningkat sesaat sebelum ovulasi dan memuncak lima sampai tujuh hari
pasca-onulasi. Langkah pertama dalam sintesis progestin membutuhkan enzim p450
dan dua bentuk sirkulasi progestin yaitu progesteron dan progesteron-hidroksi-17
progestin merangsang pelepasan enzim proteolitik dari sel-sel teka yang pada
akhirnya mempersiapkan o#ulasi. Progestin lebih lanjut menginduksi migrasi dari
pembuluh darah ke dinding folikel dan merangsang sekresi prostaglandin dalam
jaringan folikel. Selama fase luteal, progestin menginduksi pembesaran dan
peningkatan sekresi endometrium.
DAFTAR PUSTAKA
1.
https://mediskus.com/wanita/4-fase-siklus-menstruasi
2.
https://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-
wanita/