PERANCANGAN VIDEO PROFILE HOCUS FOCUS FO (1)

PERANCANGAN VIDEO PROFILE
“HOCUS FOCUS FOTO STUDIO”
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Seni dan Desain

VARINIA
625130023

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA

2017

BAB 1
PENDAHULUAN
A

Latar belakang Masalah

Perkembangan


kamera

digital

dan

tehnologi

pendukungnya

adalah

teredukasinya masyarakat luas akan seni fotografi dan juga industri jasa fotografi itu
sendiri. Tentunya menjadi sebuah kreatifitas baru bagi gaya hidup
masyarakat

modern

saat


ini

tidak

ada

orangtua

yang

rela

melewatkan momentum pertumbuhan buah hatinya begitu saja.
Untuk itu, berbagai cara dilakukan untuk mengabadikan setiap
gerak-gerik si kecil melalui foto. yakni memotret bayi dengan
berbagai properti dan pernak-pernik unik yang bisa menambahkan
tingkat kelucuan si anak mulai dari konsep dan pose-pose unik.
Hocus focus Photography yang didirikan pada tahun 2008 oleh seorang pria
yang bernama Vincent Kusuma yang memiliki passion didunia fotografi dan ingin

mengembangkan usahanya sebagai pilihan bisnis yang digeluti. hal tersebut akhirnya
Hocus Focus memutuskan untuk bersama-sama menjadi sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang jasa dan produk fotografi. Saat ini HocusFocus berlokasi Px
Paviliun Blok U1, Lt.1, Jl. Puri Indah, RT.3/RW.2, Kembangan Sel., Kembangan,
Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Hocus Focus Photography menawarkan berbagai macam jasa dan produk
fotografi seperti maternity shoot, birthday party, kids, baby, and family.baik indoor
maupun outdoor photography. Hocus Focus juga merupakan satu-satunya perusahaan
jasa fotografi di daerah Puri Jakarta barat yang memiliki percetakan album sendiri
yang menghasilkan karya-karya album yang terbaik dengan berbagai konsep
didalamnya. Hal ini menjadi sebuah kekuatan daya saing utama dalam hal foto studio.
Media video yang tepat yaitu video profile yang mempunyai suatu daya tarik
tersendiri karena mampu menyampaikan informasi yang mudah diingat secara
singkat, padat, jelas, lengkap dan menarik. Dapat juga memberikan informasi dan
gambaran yang lebih jelas mengenai Foto Studio bayi yang ditawarkan oleh Hocus
Focus. Maka dari itu penulis memilih video profile sebagai media promosi yang
paling efektif, yaitu dengan memberikan informasi mengenai lokasi, barang yang
ditawarkan, kelebihan yang dimiliki, dan lain sebagainya.


B

Identifikasi Masalah


Kurangnya informasi video profile tentang informasi Hocus Focus
Photography



Kurangnya informasi edukasi mengenai proses pemotretan bayi



Banyaknya orang tua yang tidak mengerti konsep pemotretan bayi



Belum ada media video profile yang menarik yang dapat memberikan
segala informasi mengenai Hocus Focus Photography yang berupa latar

belakang perusahaan, produk yang ditawarkan serta proses pembuatan
produk tersebut.

C

Rumusan Masalah
Bagaimana merancang video profile yang menginformasikan ke masyarakat

mengenai Hocus Focus Photography ?

D

Batasan dan Ruang lingkup perancangan


Perancangan video profile untuk menginformasikan keada orangtua






yang memiliki bayi mengenai hocus focus photography
Target perancangan adalah orangtua yang memiliki anak dari kalangan
Ses B hingga ses A dengan jangkauan 25-50 Tahun
Video profile ini akan di tayangkan dalam kegiatan event promosi
hocus focus setiap bulan di pameran

F

Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan yaitu merancang video profile Hocus Focus untuk
menyampaikan informasi yang menarik dan inoformatif dengan wawasan yang
luas mengenai Hocus Focus Photography

G

Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Penulis melakukan observasi dengan mendatangi perusahaan atau
kantor pusat iJakarta untuk melakukan pengamatan secara langsung.

2. Wawancara
Penulis menyadari pentingnya sebuah wawancara untuk mendapatkan
data yang akurat. Oleh karena itu penulis melakukan wawancara dengan
model client untuk mendapatkan data sedetail-detailnya, dan juga wawancara
dengan beberapa target audience.
3. Survei
Penulis

melakukan

survei

dengan

metode

sampling

untuk


mendapatkan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden individu, informasi yang didapat dari responden-responden ini akan
kami anggapkan sebagai perwakilan atau mayoritas dari kebanyakan individu
yang lainnya. Lalu dari hasil survei, ditarik kesimpulan secara garis besarnya.
4. Studi Pustaka
Penulis memanfaatkan sumber-sumber dari beragam buku, e-book, dan
juga pencarian data secara online demi mendukung data-data terkait yang ada
di dalam tulisan ini.

H

Sistematika Penulisan
Pembahasan

mengenai

Hocus

Focus


yang

bersifat

mengajak

dan

mempromosikan company profile Hocus Focus, di bagi lima bab , masing-masing
terdiri dari beberapa bab yaitu, sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
pada bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan
masalah, batasan dan ruang lingkup perancangan, tujuan perancangan, metode
perancangan, dan sistematika penulisan.
Bab II Perspektif Teori
pada bab ini membahas tentang tinjauan umum, tinjauan khusus, dan
terminologi/istilah. Tinjauan umum berisi tentang teori-teori umum yang
digunakan, sedangkan tinjauan khusus berisi tentang teori yang berhubungan
dengan perancangan yang akan dibuat. Terminologi/istilah berisi penjelasan
istilah dan kata-kata asing.


Bab III Data dan Analisis Masalah
pada bab ini berisi data lapangan, analisis-analisis (analisis SWOT,
analisis khalayak sasaran, serta analisis persaingan dan pesaing) dan laporan
hasil data lainnya.
Bab IV Konsep Perancangan
pada bab ini menjelaskan konsep perancangan kreatif yang akan dibuat
dalam bentuk media video profile.

Bab V Perancangan Komunikasi Visual
pada bab ini dibahas tentang hasil perancangan kreatif mulai dari tahap
awal hingga akhir.
Bab VI Penutup
pada bab ini berisi tentang rangkuman keseluruhan hasil proses
perancangan serta saran.

BAB 2
A. PRESPEKTIF TEORI

Company Profile


Menurut buku “Video Editing dan Video Production” oleh Wahana Komputer,
company profile merupakan profil perusahaan berisi gambaran dan informasi secara
singkat, padat, jelas, lengkap dan menarik tentang perusahaan tersebut. Berangkat
dari hal ini perlu dipersiapkan secara matang konsep keseluruhan, baik pra maupun
pasca-produksi. Selain gambar video, suatu profil perusahaan juga butuh audio untuk
melengkapi gambar. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah
company profile:

- Singkat. Profil perusahaan hendaknya singkat, dengan satuan waktu menit. Jangan
terlalu pendek juga jangan terlalu panjang. Jika terlalu pendek, bisa saja belum semua
informasi dimasukkan. Dan jika terlalu panjang, akan membuat penonton bosan.
Paling tidak maksimal 15 menit, tayangan profil perusahaan sudah baik.
- Padat. Padat mengandung maksud bahwa semua hal dan informasi yang terkait
profil perusahaan masuk di dalamnya, meski waktu yang tersedia sangat singkat.
Konsekuensinya, mungkin beberapa gambar muncul dalam waktu singkat bisa hanya
2 detik, atau bahkan kurang dari 1 detik.

- Jelas. Meski ada beberapa bagian yang muncul hanya dalam hitungan detik, yang
penting informasi jelas dan bisa diterima penonton. Prinsip yang digunakan adalah
lebih baik singkat asal jelas, daripada durasi yang panjang namun bertele-tele dan
tidak jelas.
- Lengkap. Lengkap tidak selamanya harus semua ditampilkan mulai dari ujung atas
sampai ujung bawah atau dari pusat pimpinan perusahaan sampai cleaning service.
Semua materi yang ingin disampaikan hendaknya dapat diwakilkan secara lengkap.
Selain itu, Anda dapat gunakan prinsip 'kalau bisa dihilangkan, kenapa harus
dipasang’ dan bukan prinsip ‘kalau bisa dipasang, kenapa harus dihilangkan'.
- Menarik. Menarik di sini maksudnya baik secara visual, audio, dan isi. Prioritas
pertama adalah menarik secara visual, lalu dilanjutkan menarik secara audio, baru
yang terakhir menarik secara isi. Video yang dihasilkan akan bagus jika ketiga aspek
tersebut telah terpenuhi. Kalaupun tidak mendapatkan semua aspek, usahakan
mendapatkan aspek yang pertama (visual). (Komputer, 2008:101-102)

perusahaan, misalnya buku profil atau data berupa teks dan image. Beberapa data
penting yang diperlukan antara lain:
- Visi-misi perusahaan
- Struktur organisasi
- Sejarah berdirinya perusahaan

- Produk unggulan
- Prestasi/penghargaan
- Dokumentasi kegiatan

Dari data di atas, dapat diidentifikasi hal-hal yang akan diambil gambarnya. Misalnya
perusahaan pernah mendapat penghargaan, maka penghargaan itu perlu di-shoot.
(Komputer, 2008:104)

2. StrukturVideo
Seperti halnya sebuah karya literatur yang dapat dipecah menjadi bab (chapter),
alinea, dan kalimat, film jenis apapun, panjang, atau pendek, juga memiliki struktur
fisik. Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi unsur-unsur, yakni:
a. Shot
Shot selama produksi film memiliki arti proses perekaman gambar sejak
kamera diaktifkan (on) hingga kamera dihentikan (off) atau juga sering diistilahkan
satu kali take (pengambilan gambar). Sementara shot setelah film telah jadi (pasca
produksi) memiliki arti satu rangkaian gambar utuh yang tidak terinterupsi oleh
potongan
gambar (editing). Shot merupakan unsur terkecil dari film. Sekumpulan beberapa
shot biasanya dapat dikelompokkan menjadi sebuah adegan. Satu adegan bisa

berjumlah belasan hingga puluhan shot. Satu shot dapat berdurasi kurang dari satu
detik, beberapa menit, bahkan jam. (Pratista, 2008:29)

b. Adegan (Scene)
Adegan

salah

satu

segmen

pendek

dari

keseluruhan

cerita

yang

memperlihatkan satu aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang, waktu, isi
(cerita), tema, karakter, atau motif. Satu adegan umumnya terdiri dari beberapa shot
yang saling berhubungan. Adegan adalah yang paling mudah kita kenali sewaktu kita
menonton film. Kita biasanya lebih mengingat sebuah adegan ketimbang sebuah shot
atau sekuen. (Pratista, 2008:29-30)
c. Sekuen
Sekuen adalah satu segmen besar yang memperlihatkan satu rangkaian
peristiwa yang utuh. Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan yang saling
berhubungan. Dalam karya literatur, sekuen diibaratkan seperti sebuah bab atau
sekumpulan bab. Satu sekuen biasanya dikelompokkan berdasarkan satu periode
(waktu), lokasi, atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya film cerita terdiri dari
delapan sampai lima belas sekuen. Dalam beberapa kasus sekuen 13 dapat dibagi
berdasarkan usia karakter utama, yakni masa balita, kanak-kanak, remaja, dewasa,
serta lanjut usia. Dalam film-film petualangan yang umumnya mengambil banyak
tempat, sekuen biasanya dibagi berdasarkan lokasi cerita. (Pratista, 2008:30)

3. Sinematografi
a. Teknik Pengambilan Gambar

1) Lensa
Menurut Bambang Semedhi dalam bukunya Sinematografi-Videografi; Suatu
Pengantar, salah satu peralatan fotografi yang cukup penting karena sangat
mempengaruhi hasil pengambilan gambar ialah lensa.
a) Lensa Tunggal (Prime Lens)
Lensa tunggal adalah lensa yang mempunyai focal length tunggal atau tidak dapat
diubah karena sudah tetap (fixed).

b) Zoom Lens
Lensa zoom adalah lensa yang focal length-nya bisa diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan (disebut juga sebagai Adjustable Lens).

c) Lensa Sudut Lebar (Wide Angle Lens)
Lensa ini merupakan lensa yang paling mudah dioperasikan. Lensa sudut
leher biasanya berukuran sekitar 15 mm, 25 mm, atau di bawah 35 mm dan
merupakan lensa yang dapat menangkap gambar dengan sudut sangat lebar dan
gambar yang dihasilkan relatif tajam (focus).

d) Lensa Normal (Normal Angle Lens)

Lensa normal biasanya berukuran (focal length) sekitar 35 mm – 50 mm.
lensa ini relatif tidak menghasilkan efek distorsi, dan gambar akan terekam dengan
perspektif, ukuran atau komposisi yang sesuai dengan aslinya.

e) Lensa Sudut Sempit (Tele Lens)
Lensa tele biasanya berukuran 50 mm ke atas sampai ribuan mm. kegunaan
lensa tele adalah untuk pengambilan gambar secara dekat (besar) (close up) untuk
objek yang cukup jauh letaknya dari lensa kamera.

f) Lensa Makro (Macro Lens)
Untuk pengambilan gambar objek dengan jarak beberapa sentimeter dari
lensa, digunakan lensa macro. Lensa jenis ini bisa merekam gambar dengan tajam
dan relatif besar (big close up) untuk gambar kecil seperti semut atau serangga kecil
lainnya. (Semedhi, 2011:14-17)

2) Komposisi
Komposisi adalah suatu cara untuk meletakkan objek gambar di dalam layar sehingga
gambar tampak menarik, menonjol 15

dan bisa mendukung alur cerita. Dengan komposisi yang baik, kita akan mendapatkan
gambar yang lebih “hidup” dan bisa mengarahkan perhatian penonton kepada objek
tertentu di dalam gambar. (Semedhi, 2011:43)
Juru kamera harus mengenal berbagai teori komposisi, di antaranya adalah
tiga dasar komposisi, ukuran shot, dan motivasinya serta motivasi gerak (gerak objek
dan gerak kamera). Ada tiga dasar teori komposisi, yaitu:

a) Intersection of Thirds (Rule of Thirds)
Kita sebagai manusia normal, dianugerahi dua buah mata yang diletakkan
secara sejajar yang berfungsi sebagai lensa penangkap gambar. Karena letaknya yang
sejajar, maka banyak yang mengistilahkan bahwa kita mempunyai pandangan
teleskopis atau binocular eyes. Karena binocular eyes, maka jika kita melihat sesuatu
maka pandangan kita terarah secara sejajar. Oleh karena itu, daerah di bidang yang
kita lihat secara binocular tersebut dijadikan titik pusat perhatian atau points of
interest suatu gambar. Di situlah titik perhatian atau objek yang ingin ditonjolkan di
letakkan. Berdasarkan asumsi “binocular eyes” inilah lahir points of interest.
Cara menentukan points of interest di dalam aturan intersection of thirds
adalah sebagai berikut:
- Bagi layar menjadi tiga baik secara vertikal maupun horizontal, dan buatlah garis
imaginer yang membagi layar menjadi tiga bagian. Pertemuan antara garis-garis
imaginer (empat pertemuan) itulah terletak titik perhatian (points of interest). Di
keempat titik itulah objek gambar yang ingin ditonjolkan kita letakkan.

- Upayakan objek yang ingin kita tonjolkan paling tidak menyinggung atau berada di
dua titik, bahkan kalua menyinggung tiga titik menjadi lebih baik. Lebih baik
menghindari memanfaatkan empat titik untuk menempatkan objek, karena akan
menjadi terlalu padat. (Semedhi, 2011:44-45)
b) Golden Mean Area
Ini adalah cara membuat komposisi yang baik, khususnya untuk pengambilan gambar
besar atau close up. Gambar close up yang dimaksudkan untuk menonjolkan ekspresi
atau detail muka seseorang, diatur oleh teori ini dengan cara sebagai berikut.
Bagi layar menjadi dua bagian secara mendatar dan bagi juga menjadi tiga
bagian, khususnya di bagian atasnya, sehingga tergambarlah bagian di atas setengah
layar dan di bawah sepertiga layar. Kawasan inilah yang disebut sebagai golden mean
area, tempat meletakkan mata manusia atau objek hidup lainnya untuk pengambilan
gambar close up. (Semedhi, 2011:46)

c) Diagonal Depth
Diagonal Depth adalah salah satu panduan untuk pengambilan gambar long
shot. Diagonal Depth mensyaratkan setiap pengambilan gambar long shot hendaknya
para juru kamera mempertimbangkan unsur-unsur diagonal sebagai komponen
gambarnya. Unsur diagonal penting artinya untuk memberikan kesan “depth” atau
kedalaman, dan dengan unsur diagonal maka akan memberikan kesan tiga dimensi.
(Semedhi, 2011:46-47)

3) Ukuran Shot
Ukuran jarak ini adalah sangat relatif dan yang menjadi tolak ukur adalah proporsi
manusia atau objek dalam sebuah frame.
a) Extreme Long Shot, merupakan jarak kamera yang paling jauh dari objeknya.
Umumnya untuk menggambarkan sebuah objek yang sangat jauh atau panorama yang
luas.
b) Long Shot, biasanya tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar belakang
masih dominan. Sering kali digunakan sebagai establishing shot, yakni shot pembuka
sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih dekat.

c) Medium Long Shot, pada jarak ini tubuh manusia terlihat dari bawah lutut sampai
ke atas. Tubuh fisik manusia dan lingkungan sekitar relatif seimbang.
d) Medium Shot, memperlihatkan tubuh manusia dari pinggang ke atas. Gestur serta
ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan dalam frame.
e) Medium Close-up, pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari dada ke atas.
Sosok tubuh manusia mendominasi frame dan latar belakang tidak lagi dominan.
f) Close-up, umumnya memperlihatkan wajah, tangan, kaki, atau sebuah objek kecil
lainnya. Teknik ini mampu memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas dan gestur
yang mendetil.

g) Extreme Close-up, pada jarak terdekat ini mampu memperlihatkan lebih mendetil
bagian dari wajah, seperti telinga, mata, hidung, dan lainnya atau bagian dari sebuah
objek. (Pratista, 2008:104-106)
h) Big Close-up, adalah gambar yang menonjolkan detail atau ekspresi. Misalnya
gambar mata yang sedang berkedip-kedip, dan lain-lain. (Semedhi, 2011:55)
i) Beauty Shot, menampilkan suatu objek atau produk yang bertujuan untuk
memperlihatkan visual fitur yang terbaik dari objek atau produk tersebut.
(Golombisky, 2010:171)

4) Pergerakan Gambar
a) Zoom, yaitu pergerakan kamera dengan mengubah ukuran focal length lensa.
b) Pan, adalah pergerakan kamera mendatar secara horizontal. Pan right adalah
pergerakan menyapu kekanan. Pan left adalah pergerakan menyapu kekiri.
c) Tilt, yaitu pergerakan kamera ke atas atau ke bawah, namun kamera masih tetap
bertumpu pada sumbunya. Tilt up adalah pergerakan kamera ke atas. Tilt down adalah
pergerakan kamera ke bawah.

d) Track, yaitu pergerakan kamera mengikuti objek pengambilan gambar. Track right
berarti kamera mengikuti objek kearah kanan. Track left berarti mengikuti pergerakan
objek kearah kiri.
e) Dolly, yaitu pergerakan kamera mendekati atau menjauhi objek. Dolly in ialah
gerakan kamera mendekat kearah objek tanpa mengubah sudut atau ukuran lensa.
Dolly back berarti pergerakan kamera menjauh dari objek tanpa mengubah ukuran
lensa dan sudut liputannya. (Semedhi, 2011:58-60)

b. Pencahayaan
Lighting ialah komponen utama dan mempunyai peran yang sangat penting di
dalam produksi sebuah film atau video. Dengan pengaturan lighting yang tepat, kita
bisa memberi efek positif atau negatif terhadap sebuah objek yang kita shot. Bahkan
dengan lighting tertentu kita bisa membuat efek sedih, gembira, takut, berani, suram,
cerah, dan lain sebagainya. Dalam lighting atau tata cahaya, terdapat tiga hal yang
perlu diuraikan dengan jelas, yaitu: (Semedhi, 2011:69)

2) Suhu Warna (Color Temperature)
Cahaya memang sangat diperlukan untuk pengambilan gambar. Tanpa cahaya
yang memadai, tentu kita tidak akan mendapatkan gambar yang baik sesuai harapan
kita. Untuk itulah, setiap juru kamera ataupun sutradara, harus memahami
pengetahuan tentang tata cahaya.

a) Day Light
Day light adalah cahaya matahari, jika diukur dengan pengukur suhu warna,
maka rata-rata akan menunjukkan angka 5.500 derajat Kelvin atau di atasnya. Cahaya
daylight mempunyai ciri khas, yaitu agak berwarna kebiru-biruan atau blueish. Sinar
matahari akan terekam di gambar kita menjadi kebiru-biruan. Walaupun demikian,
sinar matahari senja dan fajar memang mempunyai suhu warna yang lebih rendah
dari 3.200 derajat Kelvin. (Semedhi, 2011:70)

b) Tungsten
Untuk cahaya buatan, khususnya lampu jar atau incandescent light, suhu
warnanya sekitar 3.200 derajat Kelvin (kelvin meter adalah alat pengukur suhu warna).
Suhu warna 22 yang dihasilkan oleh lampu pijar biasanya berwarna agak kemerahan
(reddish), sementara cahaya matahari (daylight) berwarna agak kebiruan (blueish).
Lampu pijar 100 watt biasanya mempunyai suhu warna 2.850 derajat Kelvin, sementara
lilin mempunyai suhu warna 1.990 derajat kelvin. Dalam beberapa kasus pengambilan
gambar (shooting), kita harus berhadapan dengan situasi dimana terdapat dua sumber
cahaya yang berbeda suhu warnanya. (Semedhi, 2011:70-71)

3) Intensitas Cahaya (Intensity)
Ditinjau dari penempatannya, sumber cahaya dapat dibagi menjadi empat golongan,
yaitu:

a) Key light, yaitu suatu sumber cahaya yang utama, dengan intensitas yang paling besar.

b) Fill light, yaitu suatu sumber cahaya penyeimbang yang berguna untuk mengurangi
bayangan yang jatuh di sisi kiri atau kanan objek yang mendapat sinar dari key light.

c) Back light, yaitu sumber cahaya yang ditempatkan di atas objek yang akan diambil
gambarnya, dengan arah ke pundak atau rambut objek dengan harapan memberikan
kesan tiga dimensi.

d) Background light, yaitu sumber cahaya yang diarahkan ke latar belakang atau dinding

di belakang objek, dengan maksud untuk
menghilangkan cahaya yang jatuh di latar belakang. (Semedhi, 2011:72-73)

4) Fungsi Cahaya
Pencahayaan setidaknya mempunyai tiga fungsi utama yang tidak boleh diabaikan,
yaitu:
a) Fungsi Exposure
Sinar atau cahaya berfungsi untuk memungkinkan kita menghasilkan gambar dengan
baik. Kekurangan sinar akan membuat gambar tidak seperti yang kita harapkan,
demikian juga jika terjadi kelebihan sinar.

b) Dramatisasi
Cahaya bisa kita pergunakan untuk mendramatisasi shot-shot tertentu sesuai
dengan tuntutan ceritanya. Jika ingin menghasilkan gambar dengan efek horor, maka

objek harus diberi sinar yang cukup kuat dari bagian bawah. Jika suatu adegan pesta
yang meriah, tentu harus diberikan sinar yang cukup terang dan bahkan berwarnawarni bermandikan cahaya.

c) Petunjuk Waktu
Artinya, jika kita menginginkan adegan berkesan malam hari (walaupun
pengambilan gambar dilakukan siang hari), maka di layar harus terekam lampulampu yang hidup atau menyala. Sebaliknya, jika harus membuat kesan adegan siang
hari, maka harus dihindari adanya lampu-lampu yang menyala, dan harus diberikan
sinar yang kuat sebagai pencahayaan utama dari arah jendela atau pintu. (Semedhi,
2011:74)

c. Editing
Proses pengambilan gambar telah selesai dan setelahnya produksi film
memasuki tahap editing. Dalam tahap ini shot-shot yang telah diambil dipilih, diolah,
dan dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatuan yang utuh. Aspek editing
bersama pergerakan kamera merupakan satu-satunya unsur sinematik yang murni
dimiliki oleh seni film. Sejak awal perkembangan sinema, para sineas telah
menyadari betapa kuatnya pengaruh teknik editing untuk memanupulasi ruang dan
waktu. (Pratista, 2008: 123)
Berdasarkan aspek temporal, editing dibagi menjadi dua jenis, yakni editing kontinu
dan editing diskontinu. Editing kontinu adalah perpindahan shot langsung tanpa

terjadi lompatan waktu. Sebaliknya editing diskontinu adalah perpindahan shot
dengan terjadi lompatan waktu. (Pratista, 2008: 123-124)

1) Bentuk Editing
Transisi shot dalam film umumnya dilakukan dalam empat bentuk, yakni: 25

a) Cut, merupakan transisi shot ke shot lainnya secara langsung. Shot (A) langsung
berubah seketika menjadi shot (B). Cut sifatnya amat fleksibel hingga memungkinkan
untuk editing kontinu maupun diskontinu.
b) Wipe, merupakan transisi shot dimana frame sebuah shot bergeser ke arah kiri,
kanan, atas, bawah, atau lainnya hingga berganti menjadi sebuah shot baru. Teknik
wipe biasanya digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu tidak berselisih
jauh (selang beberapa menit).
c) Dissolve, merupakan transisi shot dimana gambar pada shot sebelumnya (A)
selama sesaat bertumpuk dengan shot setelahnya (B). Selama sesaat bayangan
gambar shot (A) bertumpuk dengan bayangan gambar shot (B).
d) Fade, merupakan transisi shot secara bertahap dimana gambar secara perlahan
intensitasnya bertambah gelap hingga seluruh frame berwarna hitam dan ketika
gambar muncul kembali (bertambah terang), shot telah berganti. Fade umumnya
digunakan untuk perpindahan shot yang terputus waktu secara signifikan, seperti
berganti hari, bulan, bahkan tahun. (Pratista, 2008: 124-126)

2) Software
Ada banyak software yang bisa digunakan untuk mengedit video, diantaranya yang
cukup banyak digunakan, yaitu:

a) Adobe Premiere Pro
Adobe Premiere Pro adalah software editing standar yang banyak dipakai oleh
stasiun-stasiun penyiaran (boardcasting). Dengan fitur yang cukup lengkap, editor
dapat berkreasi dan menerapkan efek-efek video sesuai dengan keinginan sehingga
program keluaran Adobe ini menjadi pilihan bagi para editor profesional. (Semedhi,
2011:91)

b) Adobe After Effect
Jika terbiasa menggunakan software editing Adobe Premiere, mengoperasikan
Adobe After Effect sangat mudah dilakukan karena prinsip pengoperasiannya sama,
yaitu bertitik tekan pada penggunaan keyframe. Software ini mampu mengoperasikan
banyak operasi animasi grafis yang sangat powerful dan kompatibel jika kita bekerja
dengan Adobe Premiere. (Semedhi, 2011:92-93)

4. Animasi
Animasi berasal dari kata “to animate” yang berarti menggerakan. Jadi
animasi dapat diartikan sebagai menggerakan sesuatu (gambar atau objek) yang diam.
(Bambang, 2010:5). Pengertian lain tentang animasi adalah pembuatan gambar atau
isi yang berbeda beda pada setiap frame, kemudian dijalankan rangkaian frame
tersebut menjadi sebuah motion atau gerakan sehingga terlihat seperti sebuah film
(Zeembry, 2001:43). Secara 28 garis besar, Animasi adalah suatu tampilan menarik,
grafis statis maupun dinamis,

perubahan posisi bergerak (motion tween) maupun perubahan bentuk diikuti
pergerakan (motion shape). Animasi dibagi dalam 2 kategori yaitu :

a. 2D Animation
2D Animation adalah animasi dimana scenes dan karakternya di animasi
dengan ruang 2 dimensi. Saat ini, animator menggunakan software komputer untuk
menciptakan segalanya dalam 2d animasi, termasuk environments, karakter, visual
effects, dan banyak lainnya.

b. 3D Animation
3D Animation adalah manipulasi dari objek 3 dimensional dan environments
virtual dengan penggunaan program komputer. Animator awalnya membuat sebuah
jaringan polygon 3D dengan bermacam-macam simpul yang berhubungan untuk
memberikan sebuah bentuk. Jaringan tersebut kemudian di gerakkan dengan
memberikan struktur rangka yang dapat dimanipulasi untuk membuat objek muncul
dalam pose tertentu. Setelah membuat objek dan environments, animator
menggunakan software untuk menggabungkan scenes tersebut.

A. TINJAUAN KHUSUS
Pengertian Balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas
satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
(Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan
penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan
sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang
di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang,
karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. 2. Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya.
Laju pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia pra-sekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil
menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih
kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan yang diberikan
adalah porsi kecil dengan frekuensi sering 8 Pada usia pra-sekolah anak menjadi
konsumen aktif. Mereka sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia

ini anak mulai bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga
anak mengalami beberapa perubahan dalam perilaku.
Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan
mengatakan “tidak” terhadap setiap ajakan. Pada masa ini berat badan anak
cenderung mengalami penurunan, akibat dari aktivitas yang mulai banyak dan
pemilihan maupun penolakan terhadap makanan. Diperkirakan pula bahwa anak
perempuan relative lebih banyak mengalami gangguan status gizi bila dibandingkan
dengan anak laki-laki (BPS, 1999). 3.
Tumbuh Kembang Balita Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbedabeda, namun prosesnya senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
a. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah
(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ke ujung kaki, anak akan
berusaha menegakkan tubuhnya, lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
b. Perkembangan dimulai dari batang tubuh ke arah luar. Contohnya adalah anak
akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum
ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
c. Setelah dua pola di atas dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi
keterampilan-keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
Pertumbuhan pada bayi dan balita merupakan gejala kuantitatif.

Pada konteks ini, berlangsung perubahan ukuran dan jumlah sel, serta jaringan
intraseluler pada tubuh anak. Dengan kata lain, berlangsung proses multiplikasi organ
tubuh anak, disertai penambahan ukuran-ukuran tubuhnya. Hal ini ditandai oleh:
a. Meningkatnya berat badan dan tinggi badan. 9
b. Bertambahnya ukuran lingkar kepala.
c. Muncul dan bertambahnya gigi dan geraham.
d. Menguatnya tulang dan membesarnya otot-otot.
e. Bertambahnya organ-organ tubuh lainnya, seperti rambut, kuku, dan
sebagainya. Penambahan ukuran-ukuran tubuh ini tentu tidak harus drastis.
Sebaliknya, berlangsung perlahan, bertahap, dan terpola secara proporsional pada tiap
bulannya.

Ketika

didapati

penambahan

ukuran

tubuhnya,

artinya

proses

pertumbuhannya berlangsung baik. Sebaliknya jika yang terlihat gejala penurunan
ukuran, itu sinyal terjadinya gangguan atau hambatan proses pertumbuhan. Cara
mudah mengetahui baik tidaknya pertumbuhan bayi dan balita adalah dengan
mengamati grafik pertambahan berat dan tinggi badan yang terdapat pada Kartu
Menuju Sehat (KMS). Dengan bertambahnya usia anak, harusnya bertambah pula
berat dan tinggi badannya. Cara lainnya yaitu dengan pemantauan status gizi.
Pemantauan status gizi pada bayi dan balita telah dibuatkan standarisasinya oleh
Harvard University dan Wolanski. Penggunaan standar tersebut di Indonesia telah
dimodifikasi agar sesuai untuk kasus anak Indonesia. Perkembangan pada masa balita

merupakan gejala kualitatif, artinya pada diri balita berlangsung proses peningkatan
dan pematangan (maturasi) kemampuan personal dan kemampuan sosial.
a. Kemampuan personal ditandai pendayagunaan segenap fungsi alatalat
pengindraan dan sistem organ tubuh lain yang dimilikinya. Kemampuan fungsi
pengindraan meliputi ;
1) Penglihatan, misalnya melihat, melirik, menonton, membaca dan lain-lain.
2) Pendengaran, misalnya reaksi mendengarkan bunyi, menyimak pembicaraan
dan lain-lain.
3) Penciuman, misalnya mencium dan membau sesuatu. 10
4) Peraba, misalnya reaksi saat menyentuh atau disentuh, meraba benda, dan lainlain.
5) Pengecap, misalnya menghisap ASI, mengetahui rasa makanan dan minuman.
Pada sistem tubuh lainnya di antaranya meliputi :
1) Tangan, misalnya menggenggam, mengangkat, melempar, mencoret-coret,
menulis dan lain-lain.
2) Kaki, misalnya menendang, berdiri, berjalan, berlari dan lain-lain.
3) Gigi, misalnya menggigit, mengunyah dan lain-lain.
4) Mulut, misalnya mengoceh, melafal, teriak, bicara,menyannyi dan lain-lain.

5) Emosi, misalnya menangis, senyum, tertawa, gembira, bahagia, percaya diri,
empati, rasa iba dan lain-lain.
6) Kognisi, misalnya mengenal objek, mengingat, memahami, mengerti,
membandingkan dan lain-lain.
7) Kreativitas, misalnya kemampuan imajinasi dalam membuat, merangkai,
menciptakan objek dan lain-lain. b. Kemampuan sosial. Kemampuan sosial
(sosialisasi), sebenarnya efek dari kemampuan personal yang makin meningkat. Dari
situ lalu dihadapkan dengan beragam aspek lingkungan sekitar, yang membuatnya
secara sadar berinterkasi dengan lingkungan itu. Sebagai contoh pada anak yang telah
berusia satu tahun dan mampu berjalan, dia akan senang jika diajak bermain dengan
anak-anak lainnya, meskipun ia belum pandai dalam berbicara, ia akan merasa senang
berkumpul dengan anakanak tersebut. Dari sinilah dunia sosialisasi pada ligkungan
yang lebih luas sedang dipupuk, dengan berusaha mengenal temantemanya itu.
Lagu Anak-anak dan Lagu-lagu di Masyarakat
a. Lagu Anak-anak
Endraswara mengatakan, yang disebut lagu anak-anak ialah lagu yang
bersifat riang dan mencerminkan etika luhur. Lagu anak merupakan lagu yang
biasa dinyanyikan anak-anak,34 sedangkan syair lagu anak-anak berisi hal-hal
sederhana yang biasanya dilakukan oleh anak-anak.35 Lagu anak-anak adalah
bagian dari budaya populer, dan lagu anak-anak merupakan lagu pop yang
bernuansakan anak-anak. Menurut Nurita (2011), lagu anak juga mengajarkan

suatu budi pekerti yang memberikan pengaruh baik dalam pertumbuhan mereka.
Dengan kata lain, dampak positif dalam lagu anak yang mengajarkan tentang
suatu tindakan sopan santun yang dapat mempengaruhi pikiran, jiwa, dan raga
mereka. Sebab lagu anak yang tepat dapat mencakup semua aspek tujuan
pembelajaran pada anak. Beberapa aspek tujuan pembelajaran yang terdapat pada
lagu anak yang mengajarkan budi pekerti adalah :
1. Aspek kognitif atau pemahaman dan pemikiran mereka terhadap
pengetahuan tentang tingkah laku terpuji. 34 Suwardi Endraswara, Metodologi
Penelitian Foklor, Yogyakarta : Medpress, 2009, Hal. 66 35 Murtono dkk, Seni
Budaya Dan Keterampilan Kelas 3 SD, Jakarta : Yudistira, 2007, Hal. 45 41
2. Aspek afektif yang menekankan pada pengaruh lagu anak terhadap emosi
atau perasaan serta perilaku mereka.
3. Aspek psikomotorik yakni kemampuan mereka dalam berperilaku sopan
santun, yang tercermin dalam keterampilan berkomunikasi verbal atau non verbal
sesuai dengan keadaan dan situasi. Anak-anak dan musik sesungguhnya sangat
tak terpisahkan. Sejak dalam kandungan, janin telah mendengarkan musik dalam
perut ibunya. Melalui suara-suara sederhana janin mulai belajar mendengar
„nada‟. Nada ini berasal dari suara perut ibu, suara vokal ibu, ayah dan juga
suara-suara lain yang berada di sekitar ibunya.36 Menurut Safriena, musik yaitu
salah satu cabang dari kesenian yang berbicara tentang suatu hasil karya seni
bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu : irama, melodi,
harmoni, bentuk lagu atau struktur lagu dan ekspresi. Menurut Soedarsono

bahwa musik adalah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep
pemikiran yang bulat, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang
mengandung ritme dan harmoni.
Pendapat lain tentang musik yang dikemukakan oleh Al-Bagdadi adalah nada
atau bunyi yang dihasilkan dari suara manusia atau suara alat musik. Jadi dapat
disimpulkan bahwa musik adalah suatu hasil karya seni bunyi 36 Efendi Djohan,
Psikologi Musik, Yogyakarta : Penerbit Buku Baik, 2009, Hal. 34 42 dalam
bentuk lagu atau komposisi musik yang dihasilkan dari suara manusia atau suara
alat musik.37 Lagu adalah salah satu bentuk dari musik. Lagu tidak dapat
dipisahkan dengan musik, lagu dan musik merupakan suatu kesatuan yang
apabila digabungkan akan tercipta sebuah karya seni yang indah. Musik ataupun
lagu dapat digunakan sebagai sarana dalam sebuah proses pembelajaran yang
efektif untuk anak-anak. 38 Dengan menyuarakan lagu atau bernyanyi anak akan
merasa senang, bahagia gembira, dan anak dapat terdorong untuk lebih giat
belajar. Lagu atau nyanyian dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan
yang menyenangkan bagi anak. Lagu tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
pembelajaran pada anak. Anak-anak bermain dengan lagu, bahkan mereka belajar
dengan lagu. Rasyid menjelaskan bahwa nyanyian memiliki fungsi :
a. Bahasa Emosi Dengan bernyanyi seorang anak dapat mengungkapkan
perasaannya, rasa senang, sedih, lucu, kagum dan sebagainya.
b. Bahasa Nada Nyanyian dapat dikomunikasikan sebagai bahasa ekspresi
37Diah

Fitrianti,

Mengembangkan

Kegiatan

Gerak

dan

Lagu

untuk

Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar pada Anak Usia 5-6 Tahun, (Skripsi.

Fakultas Ilmu Pendidikan Prodi Pendidikan Guru dan PAUD UNESA, 2013),
Hal. 10 38 Fathur Rasyid, Cerdaskan Anakmu dengan Musik, Yogyakarta : Diva
Press, 2010, Hal. 147 43 c. Bahasa Gerak Dapat dilihat dari ketukan, panjang dan
pendeknya nada Menurut Hidayat, lagu yang baik bagi kalangan anak adalah
lagu yang memperhatikan kriteria sebagai berikut :
a. Syair dan kalimatnya tidak terlalu panjang
b. Mudah dihafal oleh anak
c. Ada misi pendidikan
d. Sesuai karakter dan dunia anak
e. Nada yang diajarkan mudah dikuasai anak.39 Sejalan dengan hal tersebut
Matodang menyebutkan nyanyian yang baik dan sesuai untuk anak-anak antara
lain: 1. Nyanyian yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri
anak (aspek fisik, intelegensi, emosi, dan sosial)
2. Nyanyian yang bertolak dari kemampuan yang telah dimiliki anak
3. Isi lagu sesuai dunia anak
4. Bahasa yang digunakan sederhana
5. Luas wilayah nada sepadan dengan kesanggupan alat suara dan
pengucapan anak 39 Fathur Rasyid, Cerdaskan Anakmu dengan Musik,
Yogyakarta : Diva Press, 2010, Hal. 148 44 6. Tema lagu mengacu pada kurikulum yang
digunakan.4

-

Fotography
Bayi dan balita
Lagu
Sosmed

BAB III
DATA DAN ANALISIS MASALAH
A. Data Lapangan
1. Profil Klien
a. Nama Perusahaan : Hocus Focus
b. Logo :

c. lingkup layanan :
Hocus Focus didirikan oleh Vincent Kusuma pada Tahun 2008 dengan kreativitas
foto yang unik. Hocus Focus menawarkan foto studio bayi yang di lengkapi berbagai
kategori dari foto maternity / foto kehamilan, foto kelahiran anak, foto pesta ulang

tahun / birthday party yang di bungkus dalam satu album dengan berbagai desain
layout yang menghasilkan karya seni di setiap produk.

1) Produk Hocus Focus

2) Layout Design

d. Lingkup Wilayah Usaha :
Jakarta
Px. Pavilion
 Jl. Puri Indah Raya Blok U1, Puri Indah CBD Raya, Kembangan, RT.3/RW.2,
Kembangan Sel., Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 11610


021 - 29 521 969



Email: hf.px@hocusfocuskids.com



Jl Puri Indah Boulevard Blok U1

e. Visi dan Misi :

Visi
Menjadikan Hocus Focus sebagai penyedia jasa foto bayi yang sangat di
minati untuk mengabadikan moment – moment terpenting di setiap pertumbuhan
bayi.

Misi
1. Memberikan pelayanan yang terbaik.

2. Meningkatkan pelayanan secara berkala sesuai perkembangan.
3. Memberikan kualitas SDM dan teknologi sesuai tuntutan konsumen.
4. Berusaha meningkatkan sarana dan prasarana sesuai perkembangan.

f. Bagan Organisasi :

Vincent Kusuma
Owner

Wisando
Designer

Devi
Accounting

JennikeVeronika
General Manager

Clevira
Marketing

Peter Kusuma
Photographer

Sumiati
Store attending

Mutia
Sales

Hari
Driver

Gambar 3.11
Bagan Organisasi
Sumber: Pribad

g. Klien :



Melayney Ricardo – Baby Courage ( 2017 )



Raya Kohandi – Baby Alesha ( 2017 )



Adelia Pasha – Baby Kayla (2017)



Moonella’s Mom & Bro (2017 )



Mikaila Partritz – Baby Ace ( 2017 )



Yasmine Wildblood – Baby Sera (2017)



Dahlia Poland – Baby James (2017)

B. Analisis SWOT
1. Hocus Focus
a. Strength:



Hocus Focus salah satu foto studio yang memiliki percetakan foto produk



Produk-produk hocus focus termasuk produk kualitas tinggi karena barang
yang di produksi mempunyai nilai dan estetika sendiri



Produk Hocus focus memiliki desain tersendiri di setiap produk album

b. Weakness:


Belum ada video profile yang dibuat oleh Hocus Focus



Harga relatif tinggi karena diproduksi menggunakan kualitas kertas yang bagus
serta nilai desain di setiap produk hocus focus



Hocus Focus hanya mengandalkan event dan pameran sebagai sarana promosi
produk

c. Opportunity:


Banyaknya orangtua tidak melewatkan momen bayi dengan mengabadikan
dengan sebuah foto



Foto bayi menjadi sebuah trend yang signifikan

d. Threat:


Tidak semua orang tua tertarik dan butuh Hocus Focus



Tidak semua orang tua memiliki keinginan untuk mengabadikan foto bayi



Mulai muncul pesaing yang menawarkan foto studio yang sejenis

2. Video Profile
a. Strength:
 Dapat menyampaikan pesan yang mudah diingat



Dapat memberikan informasi dan gambaran lebih jelas mengenai Hocus
Focus atau foto studio bayi serta produk secara singkat, padat, jelas, lengkap
dan menarik tentang perusahaan tersebut



Sebagai alat marketing yang ampuh karena bersifat promosi

b. Weakness:
 Sedikit menggunakan elemen grafis seperti teks atau tipografi



Durasi yang digunakan terbatas sehingga alur video harus to the point



Hanya dapat mengambil / merekam gambar yang bagus (beauty shot) saja

c. Opportunity:
 Mempermudah masyarakat untuk mengenal dan mengetahui segala informasi
mengenai Hocus Focus



Media video mempunyai daya tarik tersendiri sehingga masyarakat menyukainya
dibandingkan dengan media cetak



Ketertarikan masyarakat dengan video profile mulai meningkat

d. Threat:
 Banyak masyarakat yang lebih tertarik dengan media video lain seperti video

promosi karena lebih tidak bersifat formal



Banyak video profile sejenis yang lebih menarik dan meyakinkan

C. Analisis Khalayak Sasaran
1. Geografis
Dari segi Geografis, target untuk video profile ini mencakup wilayah
Jabodetabek.

2. Demografis
Target audience yaitu Orangtua/ pasangan yang sudah berkeluarga, khususnya
pengusaha makanan dan minuman dari kalangan ses B hingga ses A dengan
jangkauan usia 25 - 50 tahun.

3. Psikografis
Dari segi psikografis, target untuk video profile ini ditujukan untuk orangtua
yang tertarik dengan hal-hal baru dan unik seperti foto studio Hocus Focus

4. Behavior
Behavior dari target video profile ini yaitu suka menonton video, berkeluarga,
dan menyukai trend foto

5. Kesimpulan Analisis Khalayak Sasaran

Kesimpulan yang diperoleh dari analisis khalayak sasaran, target audience
khususnya pengusaha berusia 25 - 50 tahun. Berikut hasil wawancara yang diperoleh
dari beberapa tempat sebagai target audience

F. LAPORAN HASIL DATA YANG LAIN