Media massa lama dan Media Baru mata kul
UJIAN TENGAH SEMESTER 2016/2017
KOMUNIKASI MASSA
SARAH NOVITA DIAH (2016041078)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2017
SOAL 1
Saat ini di masyarakat muncul perspektif baru mengenai media massa yang
memperlihatkan adanya pergeseran dari perspektif awal. Jelaskan perspektif awal yang muncul
di masyarakat terkait media massa lengkap dengan apa yang mendasari munculnya perspektif
tersebut. jelaskan pula mengenai perspektif baru yang muncul dan apa yang mendasari
munculnya perspektif baru mengenai media massa.
Jawaban :
Awalnya manusia hanyalah menyebarkan ide secara missal pada masa lampau, hal itu
mengenai kesadaran dan kewajiban politik serta agama. Pada awal abad pertengahan, gerejagereja di eropa memiliki suatu alat yang berguna untuk memastikan penyiaran tersamapaikan
kepada semua orang tanpa terkecuali. Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai komunikasi
massa. Dimana suber berita yaitu gereja, menyebarkan informasi secara meluruh kepada
masyarakat sekitar mengenai suatu informasi. Walaupun memang tidak bisa di katakana
semuanya bebas dari yang namanya ‘media’ atau alat khusus yang menyebarkan informasi.
Kemudian setelah muncul sesuatu dalam bentuk cetak, gerja dan negara mengalami kepanikan
akan kehilangan control terhadap masyarakat dikarenakan munculnya sesuatu dalam bentuk
cetak itu. Salah satu hal yang menjadi buktinya adalah terjadinya propaganda yang terjadi pada
abad ke 16. Peristiwa tersebut adalah peristiwa bersejarah , karena pada saat teknologi
komunikasi massa yaitu pers cetak memperoleh definisi sosial dan budaya atau bisa dibilang
juga pengakuan sosial dan budaya yang di berikan masyarakat yang tidak dapat di tarik
kembali.
‘Pada awalnya masyakat menanggapi bahwa media massa adalah salah satu yang
memiliki kekuatan’. Hal ini dilihat dair hasil penelitian yang berkaitan dengan dampak media
massa terutama pers yang sangat besar di masyarakat. Menurut DeFleur dan Ball-Rokeach
(1989) sirkulasi surat kabar di Amerika Serikat
mencapai puncaknya pada tahun 1910,
kemudian hal tersebut juga terjadi di Eropa dan bagian lain di dunia. Dari perkembangan yang
dapat kita lihat pada massa tersebut, itu artinya masyarakat mulai mengikuti apa yang di
beritakan oleh media massa. Bahkan kenaikan sirkulasi tersebut juga di ikuti di Eropa dan
belahan bumi lainnya.
Kemudian pada Perang Dunia I, dimana terjadi peningkatan pada pers dan juga dunia
perfilman di sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Serikat dan juga negara-negara yang
saling berperang. Salah satu yang membuat citra atau perspektif masyakat bahwa pers atau
media massa adalah alat yang kuat adalah adanya propaganda yang di lakukan negaranegara dengan menggunakan media massa. Media massa di tekan oleh partai elit yang
berkuasa untuk melakukan propaganda. Namun kemudian pada perang dunia kedua
pertunjukan media berita dan hiburan menghilangkan keraguan kepada sekutu mengenai nilai
propaganda yang dilakukan. Tak lama berserang setelah selesainya Perang Dunia ke II, muncul
lah pandangan yang kuat bahwa publisitas massa sangatlah efektif dalam membentuk opini
publik.
Pandangan masyarakat terhadap masyarakat pada awal kemunculannya adalah
sebagai sesuatu yang menarik. Dari tahapan awal media massa muncul dalam lingkungan
masyarakat, peningkatan terjadi secara terus menerus. Pada awalanya, media massa hanya
berisikan infromasi yang diberikan gereja atau negara kepada masyarakat. Namun seiring
berjalannya waktu dan ketertarikan masyarakat akan media semakin meningkat. Dapat kita lihat
bagaimana pada Perang Dunia ke-II, media massa menjadi salah satu alat penenang dan
pembersih focus propaganda dengan memunculkan penunjukan media berita dan juga hiburan.
Pada masa-masa tersebut citra media massa di mata masyarakat adalah sesuatu yang positif.
Masyarakat memiliki perspektif bahwa media massa adalah alat yang memiliki pengaruh yang
cukup siknifikan besar terhadap kehidupan mereka. Pada masa-masa tersebut bisa dibilang
sebagai masa keemasan nama baik media massa. Dimana masyarakat percaya bahwa media
massa adalah salah satu sarana pendidik bagi khalayak massa. Pada masa-masa itu banyak
sekali informasi yang diberikan media massa yang akhirnya mendidik masyarakatnya. Berbagai
kebutuhan akan informasi dan pendidikan juga di berikan melalui media massa. Oleh sebab itu
muncullah perspektif masyakat mengenai media bahwa media massa adalah sebagai pendidik
bagi khalayak massa.
Kemudian pada abad ke 19 dan 20 para ahli teori sangat sadar akan perubahan besar
yang terjadi. Abad ke 20, adalah abad yang di gambarkan sebagai zaman awal media massa.
Pada abad ini juga kita dapat melihat berubahnya ketakjuban maupun ketakutan atas pengaruh
media massa. Seperti kehidupan yang semakin cepat, urbanisasi besar-besaran, dll. Walaupun
perubahan tersebut adalah di bidang sosial dan ekonomi, tetapi sangat memungkinkan untuk
menunjuk surat kabar, film, dan bentuk budaya populer lainnya sebabagi konstributor potensial,
baik terhadap kriminalitas, turunnya moral, dll. Maka pada abad ke 20 hingga seterusnya citra
atau perseptif masyarakat mengenai media semakin bergeser dan berubah. Pergeseran ini
dapat dilihat dari bagaimana perspektif masyarakat akan media massa adalah sebagai masalah
atau kambing hitam.
Salah satu elemen yang selalu ada adalah perspektif negatif terhadap media, yang
menggubungkan antara media akan kejahatan, kekerasan, dan seks menyebabkan
meningkatnya kekacauan sosial. Gelombang ketakutan akan kekacauan sosial ini disebut
‘Kepanikan Moral’. Ketakutan atau kepanikan moral ini muncul ketika masyarakat mulai cepat
mengenal dan mengetahui sebuah media massa baru yang salah satu bisa disebutnya adalah
internet. Awalnya media baru tersebut dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi
masyarakat dan sangatlah membantu. Namun seiring berjalannya kemajuan akan konten yang
terdapat dalam internet semakin menggeser citra atau perspektif masyarakat mengenai
internet. Media baru dituding menjadi alasan yang mendukung pedofilia, pornografi, kekerasan,
dan kebencian, dan menolong organisasi teroris. Tapi dengan adanya media baru masyarakat
menilai bahwa kualitas hidup mereka akan terbantu, namun hal tersebut masih menjadi pro dan
kontra hingga saat ini.
Salah satu perspektif masyarakat yang bergeser adalah, dahulu masyarakat menilai
bahwa media massa adalah salah satu alat propaganda saat perang. Namun saat ini masyarakt
memiliki perspektif atau pandangan bahwa media massa adalah lembaga bagi masyarakat.
Masyarakat saat ini menganggap media massa sebagai salah satu alat untuk menyampaikan
aspirasi dan opini mereka terhadap apa yang tengah terjadi di sekitar mereka. Masyarakat
menggunakan media massa sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, apa yang mereka
alami, apa yang mereka rasakan, sebagai desakan juga bagi pemerintahan yang lebih baik lagi
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Kesimpulan yang dapat didapatkan dari melihat perkembangan perspektif yang muncul
dalam masyarkat pada awal munculnya media massa, hingga perubahan perspektif masyarakat
terhadap media massa saat ini sangatlah berbeda. Pada awal kemunculannya media massa
dianggap sebagai salah satu alat kekuatan, namun pada masa sekarang ini masyarakat masih
memiliki perspektif tersebut di dalam benak mereka. Mereka menganggap hingga saat ini media
massa memiliki kekuatan besar yang dapat berpengaruh pada kehidupan mereka. Namun pada
kenyataannya perspektif baik masyarakat terhadap media massa yang sempat menjadi
kebanggaan bagi media massa itu sendiri haruslah bergeser. Kenyataannya masyarakat
sekarang ini memiliki banyak sekali perspektif negatif mengenai media massa. Baik dalam hal
segi informasi yang di berikan, konten yang ada di dalamnya dan lain sebagainya. Namun
terlepas dari perspektif negatif itu masyarakat juga menilai bahwa media massa dan juga media
baru yang terbentuk saat ini, tidak di pungkiri membantu mereka dalam menjalanin kehidupan
mereka. Informasi dan kebaruan yang di berikan oleh media massa juga mendidik masyarakat
untuk menjadi pribadi yang lebih kritis lagi menanggapi sesuatu. Peran media massa bagi
kehidupan masyarakat di dunia ini begitu penting.
Daftar Pustaka :
McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6 Buku 1. Hal 26, 56-60.
Jakarta : Salemba Humanika.
SOAL 2
Munculnya media baru membawa masyarakat ke era masyarakat informasi yang di
dalamnya terdapat berbagai komunitas virtual. Namun dalam era bermasyarakat informasi ini
muncul pemikiran mengenai teknologi yang dilihat sebagai penyeimbang atau pemisah
masyarakat. Bagaimanakah pendapat anda mengenai hal ini? Penjelasan anda hendaknya
mencakup definisi dari masyarakat infromasi, karakteristiknya, komunitas virtual dan contohnya,
serta penjelasan mengenai peranan teknologi dalam menyatukan atau memisahkan
masyarakat.
Jawaban :
Masyarakat informasi itu sendiri berasal dari jepang pada tahun 1960 an (Ito,1981),
yang diartikan sebagai masyarakat pasca industrial yang di kemukakan oleh Daniel Bell (1973).
Dimana masyarakat informasi atau masyarakat pasca industrial adalah masyarakat yang
memiliki tingkat kesuksesan ekonomi dan perkembangan sosial. Masyarakat infromasi ini lebih
memiliki karakteristik atau cirri utama maju di bidang layanan ekonomi yang relatif kea rah
industry , pertanian, dan sebagian besar pekerjaan berbasis informasi. Masyarakat infromasi ini
berkembang pesar pada seperempat terakhir pada abad ke 20, banyak kegiatan berbasis
informasi, teknologi berbasis komputer yang menjadi bagian besar dari sector ekonomi itu
sendiri. Masyarakat informasi memiliki karakteristik dengan ‘tergantung pada jaringan infromasi
elektronik yang rumit dan aktivitas komunikasi’. Sebetulnya masyarakat infromasi ini tidak
berbeda jauh dengan sebutan masyarakat modern. Masyarakat informasi sendiri didominasi
oleh pemahaman mengenai ekonomi, sosiologi, geografi, dan teknologi.
Masyarakat informasi sendiri memang lebih memilik pekerjaan infromasi dan menggeser
pekerjaan industri. Masyarakat infromasi juga membuat produksi dan arus infromasi semakin
cepat bergulir. Arus informasi yang dinikmati oleh masyarakat informasi bagaikan arus deras
sungai tiada henti. Salah satu hal yang melekat pada masyarakat informasi adalah globalisasi.
Pergerakan infromasi yang cepat tak luput membuat adalnya globalisasi yang semakin cepat
pula. Selain itu masyarakat infromasi menghilangkan keterbatasan waktu dann ruang. Dalam
masyarakat infromasi yang hidup di dalam arus informasi dalam hidupnya, mereka terkadang
membentuk suatu komunitas virtual.
Komunitas Virtual menurut Schatzer (1998) mendefinisikan komunitas virtual sebagai
komunitas yang didirikan secara sengaja oleh orang-orang yang memiliki kepentingankepentingan yang sama dan sering kali berkisar seputar teks atau ungkapan tertentu yang
diambil dari tempat- tempat non-CMC, seperti opera sabun dan tokoh-tokoh mereka. Komunitas
Virtual sendiri memiliki sifat atau kesamaan, akan identitas dan kepemilikan, beragam norma,
aturan tidak tertulis, ritual, dan bentuk pengungkapan. Komunitas virtual ini sendiri adalah
komunitas yang di buat karena adanya keterbatasan jarak dan waktu. Sehingga, untuk
menghilangkan keterbatasan tersebut mereka membuat suatu komunitas virtual melalui sebuah
media. Media yang biasanya digunakan untuk membuat suatu komunitas virtual adalah internet
dan sosial media. Apalagi pada masa saat ini setiap orang sudah lebih mudah dalam
mengakses internet dan membuat sebuah akun sosial media. Contohnya : di Indonesia tebagi
dalam beberapa wilayah dan pulau yang berbeda. Namun di Indonesia dari sabang sampai
marauke pasti ada orang-orang yang memiliki kesamaan profesi atau pekerjaan. Karena
adanya keterbatasan jarak dan waktu untuk melakukan komunikasi dan bertukar informasi
selayaknya masyarakat informasi. Mereka menciptakan atau membentuk suatu komunitas
sesuai dengan profesi mereka di dunia internet atau social media.
Contohnya saja Profesi seorang dokter, untuk menghilangkan keterbatasan jarak dan
waktu untuk sebuah infromasi. Mereka membentu sebuah komunitas virtual, Dokter se
Indonesia. Komunitas virtual tersebut dibentuk dalam sebuah aplikasi social media, dimana
mereka melakukan transaksi bertukar informasi dengan dokter dari belahan Indonesia lainnya.
Dari komunitas virtual mereka dapat bertemu dengan orang-orang yang mungkin lebih memiliki
banyak informasi di bandingkan dirinya atau member informasi kepada para dokter lainnya.
Namun dibalik Masyarakat informasi yang di dalamnya terdapat komunitas virtual, pada
era informasi ini muncul pemikiran mengenai teknologi sebagai penyeimbang atau pemecah
masyarakat. Pada dasarnya memang keuntungan terbesar dari akses yang tersedia untuk
semua yang ingin bicara, tidak diperantarai atau di pengaruhi kepentingan penguasa yang
mengontrol konten media cetak dan saluran penyiaran. Hal ini dapat menghindari mereka dari
ketergantungan akan satu sisi isu atau informasi dan juga monopolitik. Ketidakseimbangan
akan besarnya kapasitas komunikasi masih ada dan pengecualian hanya berlaku pada
minoritas kecil untuk tujuan tertentu. Dari buku dan pengalam yang saya dapatkan, masyarakat
informasi memang sebagian menganggap bahwa teknologi sebagai penyeimbang kehidupan
mereka baik dalam sosial, ekonomi, religi, pemerintahan, dll. Tapi tidak sedikit juga yang
menganggap bahwa teknologi sebagai pemecah belah baru bagi kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya memang teknologi berperan untuk mendukung kehidupan manusia.
Banyak teknologi baru yang diciptakand an akhirnya membantu masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Kenyataannya memang teknologi menjadi penyeimbang kehidupan manusia.
Banyak dampak positif yang teknologi berikan kepada keberlangsungan hidup manusia. Salah
satu contohnya dalam dunia medis ada beberapa inofasi teknologi yang sangat membantu
manusia yang memiliki keterbatasan penglihatan Lechal. Dimana alat ini akan mengarahkan
penyandang tunanetra dalam berjalan. Dari teknologi ini kita dapat melihat bagaimana teknologi
berusaha menyeimbangkan kesetaraan manusia, dimana penyangdang tunanetra dapat
berjalan dengan terarah dan aman seperti orang pada umumnya, sehingga mengurahi kesulitan
mereka. Teknologi sebagai penyeimbang terbesit di benak adalah dimana teknologi membuat
ketidak setaraan diantara manusia menjadi lebih seimbang, walaupun tidak seccara
menyeluruh.
Namun dibelakang itu, memang tidak dapat di pungkiri bahwa teknologi dapat menjadi
pemecah baru dalam kehidupan manusia. Teknologi yang semakin berkembang dan semakin
canggih, memiliki kekurangan tersendiri. Salah satu kekurangan tersebut adalah berkaitan
dengan masalah keuangan. Dimana bisa dikatakan bahwa kemajuan teknologi yang sangat
pesat dan terus berkembang ini, mungkin hanya dapat diikuti oleh orang-orang tertentu yang
memiliki keungan lebih dibandingkan orang lain. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang
cukup atau lebih untuk mengikuti perkembangan teknologi mungkin akan merasa bahwa
teknologi menjadi penyeimbang kehidupan mereka. Tapi, disamping itu masyarakat yang
memiliki pendapatan atau ekonomi yang rendah di bawah kata cukup akan sulit untuk mengikuti
perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin modern ini akhirnya membuat sebuah
kesenjangan sosial antara yang di atas yang mengikuti teknologi dan yang di bawah yang
tertinggal perkembangan teknologi. Kesenjangan sosial inilah situasi dimana yang teknologi
sekakan berperan sebagai pemecah belah masyarakat.
Sebetulnya dibalik kebijakan mengenai teknologi, peran pemerintah sangatlah penting.
Peran pemerintah disini adalah untuk membentuk suatau kesetaraan bagi masyarakatnya.
Sehingga setiap lapisan masyarakat dapat merasakan setiap perkembangan teknologi.
Keputusan dari individu itu sendiri memang sangat berpengaruh bagi pandangan mengenai
teknologi. Pandangan atau perspektif seseorang hanya dapat dirubah ketika adanya perubahan
yang terlihat dan kebutusan seseorang tersebut untuk merubah perspektifitasnya. Semua ini
tergantung bagaimana masyarakat memandang suatu teknologi sebagai sesuatu yang
membantu menyeimbangkan kehidupan mereka atau pemecah belah mereka.
Daftar pustaka :
McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Hal : 114-116, 163-165, 171-172.
Jakarta : Salemba Humanika.
Medicalogy. 2016. 5 Alat Kedokteran Terbaru yang Canggih. 16/03/2017.
https://www.medicalogy.com/blog/5-alat-kedokteran-terbaru-yang-canggih/
SOAL 3
Dari berbagai teori mengenai media massa yang sudah anda ketahui, teori mana saja
menurut anda dapat diaplikasikan ke dalam ranah media baru? Lengkapi penjelasan anda
dengan asumsi utama dari masing-masing teori dan contoh aplikasi teori tersebut dalam media
baru.
Jawaban :
Dalam pengaplikasian teori lama ke dalam teori baru sebenarnya sangatlah
dimungkinkan. Karena sebetulnya teori lama yang digunakan untuk media lama, sebetulnya
begitu fleksibel dan juga mengikuti perkembangan. Sehingga dapat di aplikasikan kedalam
media baru yang ada sekarang. Ada beberapa teori yang mungkin dapat di aplikasikan ke
dalam media baru.
Cultivation Theory, dimana televise menanamkan suatu realitas sosial kepada
khalayak. Teori ini dapat di aplikasikan kedalam media baru. Media baru itu sendiri bisa berupa
internet. Biasanya realitas sosial yang di tanamkan oleh media baru adalah mengenai
kehidupan serba atau berbasis teknologi. Dalam media baru
atau bisa di bilang internet
terdapat banyak sekali hal yang ada di sana. Salah satu website atau aplikasi yang ada di
internet adalah Youtube. Sebetulnya Youtube itu sendiri bisa termasuk kedalam sebuah media
sosial. Pada jaman sekarang ini tengah booming sekali suatu kegiatan mengirim vidio
mengenai keseharian orang-orang yang dianggap penting dan menarik untuk di ikuti atau yang
biasa di sebut Vlog. Dalam Vlog ini kita dapat mengaitkan dengan teori Kultifasi. Dimana para
pemegang
chanel
youtube
tersebut
akan
mendokumentasikan
kesehariannya
dan
memperlihatkan kesehariannya kepada orang lain melalui youtube. Ketika keseharian ini dilihat
oleh khalayak dan chanel youtube lain juga mempostik hal yang sama atau masyarakat yang
menyaksikan tayangan vidio tersebut semakin banyak. Maka akan ada kesatuan pemikiran.
Ketika kesatuan pemikiran ini terbentuk, maka masyarakat akan berfikir dan mulai
membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan youtubers tersebut. maka realitas yang
tercipta dari tanyangan tersebut akan menjadi prespektif bagi masyarakat mengenai suatu
sudut pandang tertentu mengenai realitas sosial. Masyarakat akan mengkalim sesuatu pasti
akan seperti apa yang di tayangkan dalam tayangan di youtube tersebut. nah ketika sudah
terjadi hal tersebut maka hal itulah yang di maksud sebagai teori kultifasi atau Cultivation
Theory.
Spiral Of Silence Theory, atau Teori Spiral Keheningan adalah situasi dimana media
lebih memperhatikan opini mayoritas dan menekan opini minoritas. Teori ini bisa diaplikasikan
kedalam media baru. Kita bisa lihat bagaimana banyak sekali masyarakat yang menggunakan
media baru untuk menyuarakan opini dan pendapat mereka mengenai suatu isu atau
pandangan tertentu. Apalagi belakangan ini banyak sekali isu yang muncul dan menyebabkan
perdebatan antar masyarakat. Hal ini terjadi karena semakin mudahnya bagi masyarakat untuk
menyuarakan opini mereka. Dalam teori spiral keheningan ini sendiri, masyarakat yang menjadi
minoritas umumnya akan diam dan tidak mengeluarkan opini dan pendapatnya demi kerukunan
dan kenyamanan bersosialisasi dalam masyarakat, supaya mereka tidak di kucilkan dalam
lingkungan sosial mereka. Contoh spiral keheningan yang diaplikasikan ke dalam media baru.
Belakangan ini sering sekali bereddar pemberitaan mengenai Gubernur sekaligus Calon
gubernur DKI Jakarta, yaitu Bapak Basuki Tjahaja Purnama. Beliau adalah Gubernur NonAktif
DKI Jakarta sekaligus Calon Gubernur DKI Jakarta untuk periode yang akan datang, namun
tersandung kasus pidana Penistaan Agama. Dalam isu kasusnya ini, baik media massa
maupun media baru memberitakan mengenai kasus beliau tersebut. Dalam media baru atau
internet, mayoritas masyarakat menghujat, tidak mendukung, dan terkesan sangat tidak
menyukai beliau. Isi konten yang terdapat dalam media baru belakangan berisikan seruan untuk
memenjarakan beliau, tidak memilih beliau dalam pemilihan gubernur DKI selanjutnya. Dari
opini mayoritas masyarakat pengguna media baru tersebut, seharunya membuktikan bahwa
bapak Basuki kemungkinan akan di penjara dan akan kalah dalam pencalonannya menjadi
gubernur pada periode selanjutnya.
Hingga tiba waktunya pemilihan putaran pertama, kenyataannya beliau menduduki
posisi pertama dengan perolehan tertinggi. Beberapa golongan masyarakat mayoritas suara
yang tidak mendukung beliau pasti akan terkejut. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena
dalam media sosial masyarakat mayoritas yang menyuarakan suaranya kemungkinan
terbanyak adalah bukanlah warga DKI Jakarta yang akan melakukan pemilihan. Suara
minoritas yang mendukung Beliau, lebih memilih diam untuk kenyamanan dan keamanan
mereka dalam keseharian. Ancaman diskriminasi sosial dari lingkungan mereka bisa saja terjadi
ketika mereka menyuaarakan pendapat mereka. Jika dilihat dari hasil pemilu putaran pertama,
terbukti bahwa masyarakat DKI Jakata kebanyakan melakukan Spiral Keheningan, demi
kenyamanan bersama. ketika hal ini terjadi ancaman diskriminasi tidaklah hilang dengan cepat.
Bahkan belakangan ini kita dapat melihat berita mengenai diskriminasi sosial bagi warga
pendukung bapak basuki yang meninggal dunia. Masyarakat yang tidak menerima opini dan
pendapat minoritas melakukan diskriminasi sosial kepada golongan tertentu yang tidak
sependapat dengan mereka.
Agenda Setting Theory, Adalah situasi dimana media massa menggiring khalayak
umum untuk terfokus pada suatu isu tertentu, agar menganggap isu itu penting dan
mengalihkan isu lainnya. Teori ini dapat diaplikasikan kedalam media baru. Salah satu contoh
kasus teori agenda setting dalam media baru adalah kasus Kopi bersianida oleh tersangka
Jessica Kumala Wongso. Pada saat kasus kematian korban wayan mirna salihin, bersamaan
dengan itu adalah kasus korupsi seorang pejabat atau bisa dibilang mentri. Dapat dilihat pada
awalnya kasus kematian mirna bukanlah menjadi sorotan masyarakat karna sedikit media baru
yang memfokuskan isu tersebut. Namun secara perlahan media mulai menggiring masyarakat
untuk focus terhadap isu kematian mirna dan menghilangkan isu mengenai korupsi. Dalam
media berita di internet banyak sekali yang menyoroti kasus kematian wayan mirna salihin, dan
menggeser secara perlahan isu korupsi. Sehingga masyarat terfokus akan isu kematian mirna
dan menganggap bahwa isu itu adalah sesuatu yang penting. Ketika masyarakat menganggap
isu tersebut penting maka isu yang lain pun secara perlahan akan tergeser dan terlupakan.
Teori Difusi Inovasi, adalah bagaimana sebuah teknologi baru tersebar dalam sebuah
kebudayaan. Pada jaman sekarang ini teknologi sangat lah berkembang dengan sangat pesat.
Sehingga teknologi itu sendiri harus masuk dalam kebudayaan setiap jenis masyarakat. Fungsi
teknologi masuk kedalam sebuah kebudayaan ini sebetulnya untuk membuat masyarakat
menilai teknologi sebagai sesuatu yang dapat membaur dengan masyarakat tanpa menggeser
kebudayaan mereka. Masuknya teknologi dalam sebuah kebudayaan, tidak dapat di pungkiri
pasti selalu membawa suatu perubahan baik dalam segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll.
Salah satu contoh Difusi Inovasi adalah penggunaan Elearning yang di gunakan di salah satu
universitas negri yaitu UNPAD (Universitas Padjajaran). Teknologi e-learning itu sendiri sudah
berkembang sejak beberapa tahun silam, namun baru dua samapai tiga tahun ini di gunakan
dalam metode pembelajaran di Universitas tersebut. ini adalah salah satu contoh dimana
sebuah teknologi tersebar dalam sebuah kebudayaan di kampus tersebut. Masuknya teknologi
tersebut
membawa
perubahan
dalam
pembelajarab, materi, praktek nya, dll.
keseharian
perkuliahan,
baik
dalam
tatanan
Analisis Semiotika, studi tentang makna keputusan, studi tentang tanda-tanda, makna
dan komunikasi. Dalam analisis ini kita melihat tanda-tanda dalam komunikasi massa melalui
sebuah media massa. Dimana dalam tanda tersebut akan menciptakan sebuah makna. Dalam
analisis semiotika ada dua makna yang dapat di lihat dalam tampilan konten dalam sebuah
media massa, yaitu makna Denotasi dan makna konotasi. Makna Denotasi adalah makna
sesungguhnya yang terdapat dalam tanda, sedangkan makna konotasi adalah makna tersirat
yang terdapat dalam tanda. Salah satu contoh yang dapat kita aplikasikan dengan analisis
semiotika adalah Iklan BodyLotion. Dalam media massa seperti televisi dan internet, kita sering
kali melihat tayangan iklan, salah satunya adalah iklan BodyLotio. Dalam iklan tersebut kita
dapat melihat tanda dalam iklan berupa seorang wanita yang mengaplikasikan salah satu merk
BodyLotion di tubuhnya. Makna Denotasi yang dapat kita lihat dalam iklan tersebut adalah,
bahwa produk tersebut diaplikasikan pada tubuh untuk memcerahkan kulit, produk tersebut
bermerk B, produk tersebut telah teruji, kemasan produknya menarik. Tapi dalam tayangan
tersebut kita juga dapat melihat penampilan wanita yang menggunakan produk tersebut, yang
memang pasalnya setelah menggunakan produk tersebut kulitnya lebih putih, kulitnya terlihat
cerah, modelnya berambut panjang, berhidung mancung. Maka dari makna denotasi yang
meciptakan makna terhadap penonton bahwa produk tersebut adalah produk yang bagus.
Selain itu dalam tayangan tersebut ada makna konotasi dimana bahwa seharusnya wanita itu
seperti model dalam iklan tersebut, wanita cantik itu seperti model tersebut. maka dapat kita
simpulkan bahwa tanda-tanda yang ada dalam iklan tersebut dapat menciptakan makna yang
berbeda-beda.
Technological Determinism Theory, adalah pandangan mengenai teknologi sebagai
sesuatu yang memperpanjang hidup dan kebutuhan manusia, dan teknologi tercipta untuk
mempermudah kehidupan manusia. Pada masa kemasa teknologi selalu berkembang dengan
begitu cepat dan pesat. Teori ini melihat bagaimana sebetulnya pandangan manusia mengenai
teknologi dalam kehidupan mereka. Teknologi dalam perkembangannya memang selalu
membantu setiap kebutuhan hidup manusia dan meringankan beban masusia. Salah satu
contohnya pada awal kehidupannya manusia menciptakan berbagai teknologi hanya untuk
membantu kehidupan mereka sehari-hari, meringankan beban hidup mereka. Mulai dari
berbagai aspek, seperti bangunan, kesehatan, pendidikan, komunikasi, transportasi, dll.
Manusia menciptakan berbagai alat dan teknologi yang begitu mebantu kehidupan mereka.
Namun kenyataannya saat ini buknalah manusia yang mengontrol teknologi melainkan
teknologi itu sendiri yang memegang kontrol terhadap manusia, dan menggantungkan hidupnya
pada teknologi. Seperti contohnya alat komunikasi ponsel, pada awalanya ponsel atau
handphone hanya digunakan sebagai alat komunikasi dan manusia masih dapat berkomunikasi
secara langsung dengan orang lain. Namun kita dapat melihat perkembangan ponsel menjadi
SmartPhone, dimana manusia sangatlah bergantung terhadap teknolgi tersebut. Bahkan hanya
untuk sekedar berkomunikasi dengan orang sekitar yang masih berjarak tidak begitu jauhpun
manusia menggantungkan komunikasi mereka terhadap teknologi. Banyak hal yang dapat di
gunakan dalam SmartPhone, seakan-akan manusia tidak dapat hidup tanpa SmartPhone.
Uses & Gratification Theory, adalah teori dimana manusia memilih untuk
mengkonsumsi sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Kebutuhan dan
keinginan konsumsi tersebut dapat berkaitan dengan kognitif, afektif, intergratif sosial,
melepaskan ketegangan dengan mencari ketenangan, dll. Dalam perkembangan media dan
konten yang ada di dalamnya semakin banyak dan menarik. Sebagai manusia pasti memiliki
keinginan dan kebutuhan mengenai banyak hal. Salah satu contoh Uses & Gratification dalam
media massa adalah saat dimana khalayak memilih tayangan dan konten apa yang ingin
mereka konsumsi dari suatu media massa. Contohnya seseorang yang lebih menyukai
memperlajari banyak hal dan informasi, akan cendrung lebih sering atau lebih memilih
menonton,membaca, atau Shearching mengenai konten pendidikan, berita dengan informasi
terkini, dan tayangan edukasi lainnya. Sedangkan orang lain yang mungkin lebih membutuhkan
tayangan hiburan seperti music dan lain-lain, akan lebih sering menonton, membaca, atau
Searching yang menampilkan sisi hiburan seperti tayangan komedi, musik, film, dll.
Daftar Pustaka :
Wikipedia. 2017. Teori Penentuan Agen.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Penentuan_Agenda
Himikomunib. 2012. Teori Agenda Setting.
http://www.himikomunib.org/2012/12/teori-agenda-setting.html
Wikipedia. 2017. Teori Difusi Inovasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_difusi_inovasi
Wikipedia. 2017. Semionika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
Walid Wardhana. 2015. Teori dan Model Komunikasi Massa Teori Jarum Hipodermik
(Hypodermic Needle Model).
https://www.academia.edu/7344437/Teori_dan_Model_Komunikasi_Massa_Teori_Jarum
_Hipodermik_Hypodermic_Needle_Model
Wikipedia bahasa Indonesia. 2017. Spiral Keheningan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Spiral_keheningan \
ZamriKpi. 2016. TEORI SPIRAL OF SILENCE dalam Ilmu Komunikasi.
http://www.zamrikpi.com/2016/08/teori-spiral-of-silence-dalam-ilmu.html
Wikipedia bahasa Indonesia. 2017. Determinisme Teknologi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Determinisme_teknologi
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2017. Teori Kultivasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kultivasi.
KOMUNIKASI MASSA
SARAH NOVITA DIAH (2016041078)
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2017
SOAL 1
Saat ini di masyarakat muncul perspektif baru mengenai media massa yang
memperlihatkan adanya pergeseran dari perspektif awal. Jelaskan perspektif awal yang muncul
di masyarakat terkait media massa lengkap dengan apa yang mendasari munculnya perspektif
tersebut. jelaskan pula mengenai perspektif baru yang muncul dan apa yang mendasari
munculnya perspektif baru mengenai media massa.
Jawaban :
Awalnya manusia hanyalah menyebarkan ide secara missal pada masa lampau, hal itu
mengenai kesadaran dan kewajiban politik serta agama. Pada awal abad pertengahan, gerejagereja di eropa memiliki suatu alat yang berguna untuk memastikan penyiaran tersamapaikan
kepada semua orang tanpa terkecuali. Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai komunikasi
massa. Dimana suber berita yaitu gereja, menyebarkan informasi secara meluruh kepada
masyarakat sekitar mengenai suatu informasi. Walaupun memang tidak bisa di katakana
semuanya bebas dari yang namanya ‘media’ atau alat khusus yang menyebarkan informasi.
Kemudian setelah muncul sesuatu dalam bentuk cetak, gerja dan negara mengalami kepanikan
akan kehilangan control terhadap masyarakat dikarenakan munculnya sesuatu dalam bentuk
cetak itu. Salah satu hal yang menjadi buktinya adalah terjadinya propaganda yang terjadi pada
abad ke 16. Peristiwa tersebut adalah peristiwa bersejarah , karena pada saat teknologi
komunikasi massa yaitu pers cetak memperoleh definisi sosial dan budaya atau bisa dibilang
juga pengakuan sosial dan budaya yang di berikan masyarakat yang tidak dapat di tarik
kembali.
‘Pada awalnya masyakat menanggapi bahwa media massa adalah salah satu yang
memiliki kekuatan’. Hal ini dilihat dair hasil penelitian yang berkaitan dengan dampak media
massa terutama pers yang sangat besar di masyarakat. Menurut DeFleur dan Ball-Rokeach
(1989) sirkulasi surat kabar di Amerika Serikat
mencapai puncaknya pada tahun 1910,
kemudian hal tersebut juga terjadi di Eropa dan bagian lain di dunia. Dari perkembangan yang
dapat kita lihat pada massa tersebut, itu artinya masyarakat mulai mengikuti apa yang di
beritakan oleh media massa. Bahkan kenaikan sirkulasi tersebut juga di ikuti di Eropa dan
belahan bumi lainnya.
Kemudian pada Perang Dunia I, dimana terjadi peningkatan pada pers dan juga dunia
perfilman di sebagian besar wilayah Eropa dan Amerika Serikat dan juga negara-negara yang
saling berperang. Salah satu yang membuat citra atau perspektif masyakat bahwa pers atau
media massa adalah alat yang kuat adalah adanya propaganda yang di lakukan negaranegara dengan menggunakan media massa. Media massa di tekan oleh partai elit yang
berkuasa untuk melakukan propaganda. Namun kemudian pada perang dunia kedua
pertunjukan media berita dan hiburan menghilangkan keraguan kepada sekutu mengenai nilai
propaganda yang dilakukan. Tak lama berserang setelah selesainya Perang Dunia ke II, muncul
lah pandangan yang kuat bahwa publisitas massa sangatlah efektif dalam membentuk opini
publik.
Pandangan masyarakat terhadap masyarakat pada awal kemunculannya adalah
sebagai sesuatu yang menarik. Dari tahapan awal media massa muncul dalam lingkungan
masyarakat, peningkatan terjadi secara terus menerus. Pada awalanya, media massa hanya
berisikan infromasi yang diberikan gereja atau negara kepada masyarakat. Namun seiring
berjalannya waktu dan ketertarikan masyarakat akan media semakin meningkat. Dapat kita lihat
bagaimana pada Perang Dunia ke-II, media massa menjadi salah satu alat penenang dan
pembersih focus propaganda dengan memunculkan penunjukan media berita dan juga hiburan.
Pada masa-masa tersebut citra media massa di mata masyarakat adalah sesuatu yang positif.
Masyarakat memiliki perspektif bahwa media massa adalah alat yang memiliki pengaruh yang
cukup siknifikan besar terhadap kehidupan mereka. Pada masa-masa tersebut bisa dibilang
sebagai masa keemasan nama baik media massa. Dimana masyarakat percaya bahwa media
massa adalah salah satu sarana pendidik bagi khalayak massa. Pada masa-masa itu banyak
sekali informasi yang diberikan media massa yang akhirnya mendidik masyarakatnya. Berbagai
kebutuhan akan informasi dan pendidikan juga di berikan melalui media massa. Oleh sebab itu
muncullah perspektif masyakat mengenai media bahwa media massa adalah sebagai pendidik
bagi khalayak massa.
Kemudian pada abad ke 19 dan 20 para ahli teori sangat sadar akan perubahan besar
yang terjadi. Abad ke 20, adalah abad yang di gambarkan sebagai zaman awal media massa.
Pada abad ini juga kita dapat melihat berubahnya ketakjuban maupun ketakutan atas pengaruh
media massa. Seperti kehidupan yang semakin cepat, urbanisasi besar-besaran, dll. Walaupun
perubahan tersebut adalah di bidang sosial dan ekonomi, tetapi sangat memungkinkan untuk
menunjuk surat kabar, film, dan bentuk budaya populer lainnya sebabagi konstributor potensial,
baik terhadap kriminalitas, turunnya moral, dll. Maka pada abad ke 20 hingga seterusnya citra
atau perseptif masyarakat mengenai media semakin bergeser dan berubah. Pergeseran ini
dapat dilihat dari bagaimana perspektif masyarakat akan media massa adalah sebagai masalah
atau kambing hitam.
Salah satu elemen yang selalu ada adalah perspektif negatif terhadap media, yang
menggubungkan antara media akan kejahatan, kekerasan, dan seks menyebabkan
meningkatnya kekacauan sosial. Gelombang ketakutan akan kekacauan sosial ini disebut
‘Kepanikan Moral’. Ketakutan atau kepanikan moral ini muncul ketika masyarakat mulai cepat
mengenal dan mengetahui sebuah media massa baru yang salah satu bisa disebutnya adalah
internet. Awalnya media baru tersebut dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan bagi
masyarakat dan sangatlah membantu. Namun seiring berjalannya kemajuan akan konten yang
terdapat dalam internet semakin menggeser citra atau perspektif masyarakat mengenai
internet. Media baru dituding menjadi alasan yang mendukung pedofilia, pornografi, kekerasan,
dan kebencian, dan menolong organisasi teroris. Tapi dengan adanya media baru masyarakat
menilai bahwa kualitas hidup mereka akan terbantu, namun hal tersebut masih menjadi pro dan
kontra hingga saat ini.
Salah satu perspektif masyarakat yang bergeser adalah, dahulu masyarakat menilai
bahwa media massa adalah salah satu alat propaganda saat perang. Namun saat ini masyarakt
memiliki perspektif atau pandangan bahwa media massa adalah lembaga bagi masyarakat.
Masyarakat saat ini menganggap media massa sebagai salah satu alat untuk menyampaikan
aspirasi dan opini mereka terhadap apa yang tengah terjadi di sekitar mereka. Masyarakat
menggunakan media massa sebagai sarana untuk menyampaikan pendapat, apa yang mereka
alami, apa yang mereka rasakan, sebagai desakan juga bagi pemerintahan yang lebih baik lagi
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.
Kesimpulan yang dapat didapatkan dari melihat perkembangan perspektif yang muncul
dalam masyarkat pada awal munculnya media massa, hingga perubahan perspektif masyarakat
terhadap media massa saat ini sangatlah berbeda. Pada awal kemunculannya media massa
dianggap sebagai salah satu alat kekuatan, namun pada masa sekarang ini masyarakat masih
memiliki perspektif tersebut di dalam benak mereka. Mereka menganggap hingga saat ini media
massa memiliki kekuatan besar yang dapat berpengaruh pada kehidupan mereka. Namun pada
kenyataannya perspektif baik masyarakat terhadap media massa yang sempat menjadi
kebanggaan bagi media massa itu sendiri haruslah bergeser. Kenyataannya masyarakat
sekarang ini memiliki banyak sekali perspektif negatif mengenai media massa. Baik dalam hal
segi informasi yang di berikan, konten yang ada di dalamnya dan lain sebagainya. Namun
terlepas dari perspektif negatif itu masyarakat juga menilai bahwa media massa dan juga media
baru yang terbentuk saat ini, tidak di pungkiri membantu mereka dalam menjalanin kehidupan
mereka. Informasi dan kebaruan yang di berikan oleh media massa juga mendidik masyarakat
untuk menjadi pribadi yang lebih kritis lagi menanggapi sesuatu. Peran media massa bagi
kehidupan masyarakat di dunia ini begitu penting.
Daftar Pustaka :
McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6 Buku 1. Hal 26, 56-60.
Jakarta : Salemba Humanika.
SOAL 2
Munculnya media baru membawa masyarakat ke era masyarakat informasi yang di
dalamnya terdapat berbagai komunitas virtual. Namun dalam era bermasyarakat informasi ini
muncul pemikiran mengenai teknologi yang dilihat sebagai penyeimbang atau pemisah
masyarakat. Bagaimanakah pendapat anda mengenai hal ini? Penjelasan anda hendaknya
mencakup definisi dari masyarakat infromasi, karakteristiknya, komunitas virtual dan contohnya,
serta penjelasan mengenai peranan teknologi dalam menyatukan atau memisahkan
masyarakat.
Jawaban :
Masyarakat informasi itu sendiri berasal dari jepang pada tahun 1960 an (Ito,1981),
yang diartikan sebagai masyarakat pasca industrial yang di kemukakan oleh Daniel Bell (1973).
Dimana masyarakat informasi atau masyarakat pasca industrial adalah masyarakat yang
memiliki tingkat kesuksesan ekonomi dan perkembangan sosial. Masyarakat infromasi ini lebih
memiliki karakteristik atau cirri utama maju di bidang layanan ekonomi yang relatif kea rah
industry , pertanian, dan sebagian besar pekerjaan berbasis informasi. Masyarakat infromasi ini
berkembang pesar pada seperempat terakhir pada abad ke 20, banyak kegiatan berbasis
informasi, teknologi berbasis komputer yang menjadi bagian besar dari sector ekonomi itu
sendiri. Masyarakat informasi memiliki karakteristik dengan ‘tergantung pada jaringan infromasi
elektronik yang rumit dan aktivitas komunikasi’. Sebetulnya masyarakat infromasi ini tidak
berbeda jauh dengan sebutan masyarakat modern. Masyarakat informasi sendiri didominasi
oleh pemahaman mengenai ekonomi, sosiologi, geografi, dan teknologi.
Masyarakat informasi sendiri memang lebih memilik pekerjaan infromasi dan menggeser
pekerjaan industri. Masyarakat infromasi juga membuat produksi dan arus infromasi semakin
cepat bergulir. Arus informasi yang dinikmati oleh masyarakat informasi bagaikan arus deras
sungai tiada henti. Salah satu hal yang melekat pada masyarakat informasi adalah globalisasi.
Pergerakan infromasi yang cepat tak luput membuat adalnya globalisasi yang semakin cepat
pula. Selain itu masyarakat infromasi menghilangkan keterbatasan waktu dann ruang. Dalam
masyarakat infromasi yang hidup di dalam arus informasi dalam hidupnya, mereka terkadang
membentuk suatu komunitas virtual.
Komunitas Virtual menurut Schatzer (1998) mendefinisikan komunitas virtual sebagai
komunitas yang didirikan secara sengaja oleh orang-orang yang memiliki kepentingankepentingan yang sama dan sering kali berkisar seputar teks atau ungkapan tertentu yang
diambil dari tempat- tempat non-CMC, seperti opera sabun dan tokoh-tokoh mereka. Komunitas
Virtual sendiri memiliki sifat atau kesamaan, akan identitas dan kepemilikan, beragam norma,
aturan tidak tertulis, ritual, dan bentuk pengungkapan. Komunitas virtual ini sendiri adalah
komunitas yang di buat karena adanya keterbatasan jarak dan waktu. Sehingga, untuk
menghilangkan keterbatasan tersebut mereka membuat suatu komunitas virtual melalui sebuah
media. Media yang biasanya digunakan untuk membuat suatu komunitas virtual adalah internet
dan sosial media. Apalagi pada masa saat ini setiap orang sudah lebih mudah dalam
mengakses internet dan membuat sebuah akun sosial media. Contohnya : di Indonesia tebagi
dalam beberapa wilayah dan pulau yang berbeda. Namun di Indonesia dari sabang sampai
marauke pasti ada orang-orang yang memiliki kesamaan profesi atau pekerjaan. Karena
adanya keterbatasan jarak dan waktu untuk melakukan komunikasi dan bertukar informasi
selayaknya masyarakat informasi. Mereka menciptakan atau membentuk suatu komunitas
sesuai dengan profesi mereka di dunia internet atau social media.
Contohnya saja Profesi seorang dokter, untuk menghilangkan keterbatasan jarak dan
waktu untuk sebuah infromasi. Mereka membentu sebuah komunitas virtual, Dokter se
Indonesia. Komunitas virtual tersebut dibentuk dalam sebuah aplikasi social media, dimana
mereka melakukan transaksi bertukar informasi dengan dokter dari belahan Indonesia lainnya.
Dari komunitas virtual mereka dapat bertemu dengan orang-orang yang mungkin lebih memiliki
banyak informasi di bandingkan dirinya atau member informasi kepada para dokter lainnya.
Namun dibalik Masyarakat informasi yang di dalamnya terdapat komunitas virtual, pada
era informasi ini muncul pemikiran mengenai teknologi sebagai penyeimbang atau pemecah
masyarakat. Pada dasarnya memang keuntungan terbesar dari akses yang tersedia untuk
semua yang ingin bicara, tidak diperantarai atau di pengaruhi kepentingan penguasa yang
mengontrol konten media cetak dan saluran penyiaran. Hal ini dapat menghindari mereka dari
ketergantungan akan satu sisi isu atau informasi dan juga monopolitik. Ketidakseimbangan
akan besarnya kapasitas komunikasi masih ada dan pengecualian hanya berlaku pada
minoritas kecil untuk tujuan tertentu. Dari buku dan pengalam yang saya dapatkan, masyarakat
informasi memang sebagian menganggap bahwa teknologi sebagai penyeimbang kehidupan
mereka baik dalam sosial, ekonomi, religi, pemerintahan, dll. Tapi tidak sedikit juga yang
menganggap bahwa teknologi sebagai pemecah belah baru bagi kehidupan bermasyarakat.
Pada dasarnya memang teknologi berperan untuk mendukung kehidupan manusia.
Banyak teknologi baru yang diciptakand an akhirnya membantu masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Kenyataannya memang teknologi menjadi penyeimbang kehidupan manusia.
Banyak dampak positif yang teknologi berikan kepada keberlangsungan hidup manusia. Salah
satu contohnya dalam dunia medis ada beberapa inofasi teknologi yang sangat membantu
manusia yang memiliki keterbatasan penglihatan Lechal. Dimana alat ini akan mengarahkan
penyandang tunanetra dalam berjalan. Dari teknologi ini kita dapat melihat bagaimana teknologi
berusaha menyeimbangkan kesetaraan manusia, dimana penyangdang tunanetra dapat
berjalan dengan terarah dan aman seperti orang pada umumnya, sehingga mengurahi kesulitan
mereka. Teknologi sebagai penyeimbang terbesit di benak adalah dimana teknologi membuat
ketidak setaraan diantara manusia menjadi lebih seimbang, walaupun tidak seccara
menyeluruh.
Namun dibelakang itu, memang tidak dapat di pungkiri bahwa teknologi dapat menjadi
pemecah baru dalam kehidupan manusia. Teknologi yang semakin berkembang dan semakin
canggih, memiliki kekurangan tersendiri. Salah satu kekurangan tersebut adalah berkaitan
dengan masalah keuangan. Dimana bisa dikatakan bahwa kemajuan teknologi yang sangat
pesat dan terus berkembang ini, mungkin hanya dapat diikuti oleh orang-orang tertentu yang
memiliki keungan lebih dibandingkan orang lain. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang
cukup atau lebih untuk mengikuti perkembangan teknologi mungkin akan merasa bahwa
teknologi menjadi penyeimbang kehidupan mereka. Tapi, disamping itu masyarakat yang
memiliki pendapatan atau ekonomi yang rendah di bawah kata cukup akan sulit untuk mengikuti
perkembangan teknologi. Teknologi yang semakin modern ini akhirnya membuat sebuah
kesenjangan sosial antara yang di atas yang mengikuti teknologi dan yang di bawah yang
tertinggal perkembangan teknologi. Kesenjangan sosial inilah situasi dimana yang teknologi
sekakan berperan sebagai pemecah belah masyarakat.
Sebetulnya dibalik kebijakan mengenai teknologi, peran pemerintah sangatlah penting.
Peran pemerintah disini adalah untuk membentuk suatau kesetaraan bagi masyarakatnya.
Sehingga setiap lapisan masyarakat dapat merasakan setiap perkembangan teknologi.
Keputusan dari individu itu sendiri memang sangat berpengaruh bagi pandangan mengenai
teknologi. Pandangan atau perspektif seseorang hanya dapat dirubah ketika adanya perubahan
yang terlihat dan kebutusan seseorang tersebut untuk merubah perspektifitasnya. Semua ini
tergantung bagaimana masyarakat memandang suatu teknologi sebagai sesuatu yang
membantu menyeimbangkan kehidupan mereka atau pemecah belah mereka.
Daftar pustaka :
McQuail, D. 2011. Teori Komunikasi Massa McQuail. Hal : 114-116, 163-165, 171-172.
Jakarta : Salemba Humanika.
Medicalogy. 2016. 5 Alat Kedokteran Terbaru yang Canggih. 16/03/2017.
https://www.medicalogy.com/blog/5-alat-kedokteran-terbaru-yang-canggih/
SOAL 3
Dari berbagai teori mengenai media massa yang sudah anda ketahui, teori mana saja
menurut anda dapat diaplikasikan ke dalam ranah media baru? Lengkapi penjelasan anda
dengan asumsi utama dari masing-masing teori dan contoh aplikasi teori tersebut dalam media
baru.
Jawaban :
Dalam pengaplikasian teori lama ke dalam teori baru sebenarnya sangatlah
dimungkinkan. Karena sebetulnya teori lama yang digunakan untuk media lama, sebetulnya
begitu fleksibel dan juga mengikuti perkembangan. Sehingga dapat di aplikasikan kedalam
media baru yang ada sekarang. Ada beberapa teori yang mungkin dapat di aplikasikan ke
dalam media baru.
Cultivation Theory, dimana televise menanamkan suatu realitas sosial kepada
khalayak. Teori ini dapat di aplikasikan kedalam media baru. Media baru itu sendiri bisa berupa
internet. Biasanya realitas sosial yang di tanamkan oleh media baru adalah mengenai
kehidupan serba atau berbasis teknologi. Dalam media baru
atau bisa di bilang internet
terdapat banyak sekali hal yang ada di sana. Salah satu website atau aplikasi yang ada di
internet adalah Youtube. Sebetulnya Youtube itu sendiri bisa termasuk kedalam sebuah media
sosial. Pada jaman sekarang ini tengah booming sekali suatu kegiatan mengirim vidio
mengenai keseharian orang-orang yang dianggap penting dan menarik untuk di ikuti atau yang
biasa di sebut Vlog. Dalam Vlog ini kita dapat mengaitkan dengan teori Kultifasi. Dimana para
pemegang
chanel
youtube
tersebut
akan
mendokumentasikan
kesehariannya
dan
memperlihatkan kesehariannya kepada orang lain melalui youtube. Ketika keseharian ini dilihat
oleh khalayak dan chanel youtube lain juga mempostik hal yang sama atau masyarakat yang
menyaksikan tayangan vidio tersebut semakin banyak. Maka akan ada kesatuan pemikiran.
Ketika kesatuan pemikiran ini terbentuk, maka masyarakat akan berfikir dan mulai
membandingkan kehidupan mereka dengan kehidupan youtubers tersebut. maka realitas yang
tercipta dari tanyangan tersebut akan menjadi prespektif bagi masyarakat mengenai suatu
sudut pandang tertentu mengenai realitas sosial. Masyarakat akan mengkalim sesuatu pasti
akan seperti apa yang di tayangkan dalam tayangan di youtube tersebut. nah ketika sudah
terjadi hal tersebut maka hal itulah yang di maksud sebagai teori kultifasi atau Cultivation
Theory.
Spiral Of Silence Theory, atau Teori Spiral Keheningan adalah situasi dimana media
lebih memperhatikan opini mayoritas dan menekan opini minoritas. Teori ini bisa diaplikasikan
kedalam media baru. Kita bisa lihat bagaimana banyak sekali masyarakat yang menggunakan
media baru untuk menyuarakan opini dan pendapat mereka mengenai suatu isu atau
pandangan tertentu. Apalagi belakangan ini banyak sekali isu yang muncul dan menyebabkan
perdebatan antar masyarakat. Hal ini terjadi karena semakin mudahnya bagi masyarakat untuk
menyuarakan opini mereka. Dalam teori spiral keheningan ini sendiri, masyarakat yang menjadi
minoritas umumnya akan diam dan tidak mengeluarkan opini dan pendapatnya demi kerukunan
dan kenyamanan bersosialisasi dalam masyarakat, supaya mereka tidak di kucilkan dalam
lingkungan sosial mereka. Contoh spiral keheningan yang diaplikasikan ke dalam media baru.
Belakangan ini sering sekali bereddar pemberitaan mengenai Gubernur sekaligus Calon
gubernur DKI Jakarta, yaitu Bapak Basuki Tjahaja Purnama. Beliau adalah Gubernur NonAktif
DKI Jakarta sekaligus Calon Gubernur DKI Jakarta untuk periode yang akan datang, namun
tersandung kasus pidana Penistaan Agama. Dalam isu kasusnya ini, baik media massa
maupun media baru memberitakan mengenai kasus beliau tersebut. Dalam media baru atau
internet, mayoritas masyarakat menghujat, tidak mendukung, dan terkesan sangat tidak
menyukai beliau. Isi konten yang terdapat dalam media baru belakangan berisikan seruan untuk
memenjarakan beliau, tidak memilih beliau dalam pemilihan gubernur DKI selanjutnya. Dari
opini mayoritas masyarakat pengguna media baru tersebut, seharunya membuktikan bahwa
bapak Basuki kemungkinan akan di penjara dan akan kalah dalam pencalonannya menjadi
gubernur pada periode selanjutnya.
Hingga tiba waktunya pemilihan putaran pertama, kenyataannya beliau menduduki
posisi pertama dengan perolehan tertinggi. Beberapa golongan masyarakat mayoritas suara
yang tidak mendukung beliau pasti akan terkejut. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena
dalam media sosial masyarakat mayoritas yang menyuarakan suaranya kemungkinan
terbanyak adalah bukanlah warga DKI Jakarta yang akan melakukan pemilihan. Suara
minoritas yang mendukung Beliau, lebih memilih diam untuk kenyamanan dan keamanan
mereka dalam keseharian. Ancaman diskriminasi sosial dari lingkungan mereka bisa saja terjadi
ketika mereka menyuaarakan pendapat mereka. Jika dilihat dari hasil pemilu putaran pertama,
terbukti bahwa masyarakat DKI Jakata kebanyakan melakukan Spiral Keheningan, demi
kenyamanan bersama. ketika hal ini terjadi ancaman diskriminasi tidaklah hilang dengan cepat.
Bahkan belakangan ini kita dapat melihat berita mengenai diskriminasi sosial bagi warga
pendukung bapak basuki yang meninggal dunia. Masyarakat yang tidak menerima opini dan
pendapat minoritas melakukan diskriminasi sosial kepada golongan tertentu yang tidak
sependapat dengan mereka.
Agenda Setting Theory, Adalah situasi dimana media massa menggiring khalayak
umum untuk terfokus pada suatu isu tertentu, agar menganggap isu itu penting dan
mengalihkan isu lainnya. Teori ini dapat diaplikasikan kedalam media baru. Salah satu contoh
kasus teori agenda setting dalam media baru adalah kasus Kopi bersianida oleh tersangka
Jessica Kumala Wongso. Pada saat kasus kematian korban wayan mirna salihin, bersamaan
dengan itu adalah kasus korupsi seorang pejabat atau bisa dibilang mentri. Dapat dilihat pada
awalnya kasus kematian mirna bukanlah menjadi sorotan masyarakat karna sedikit media baru
yang memfokuskan isu tersebut. Namun secara perlahan media mulai menggiring masyarakat
untuk focus terhadap isu kematian mirna dan menghilangkan isu mengenai korupsi. Dalam
media berita di internet banyak sekali yang menyoroti kasus kematian wayan mirna salihin, dan
menggeser secara perlahan isu korupsi. Sehingga masyarat terfokus akan isu kematian mirna
dan menganggap bahwa isu itu adalah sesuatu yang penting. Ketika masyarakat menganggap
isu tersebut penting maka isu yang lain pun secara perlahan akan tergeser dan terlupakan.
Teori Difusi Inovasi, adalah bagaimana sebuah teknologi baru tersebar dalam sebuah
kebudayaan. Pada jaman sekarang ini teknologi sangat lah berkembang dengan sangat pesat.
Sehingga teknologi itu sendiri harus masuk dalam kebudayaan setiap jenis masyarakat. Fungsi
teknologi masuk kedalam sebuah kebudayaan ini sebetulnya untuk membuat masyarakat
menilai teknologi sebagai sesuatu yang dapat membaur dengan masyarakat tanpa menggeser
kebudayaan mereka. Masuknya teknologi dalam sebuah kebudayaan, tidak dapat di pungkiri
pasti selalu membawa suatu perubahan baik dalam segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll.
Salah satu contoh Difusi Inovasi adalah penggunaan Elearning yang di gunakan di salah satu
universitas negri yaitu UNPAD (Universitas Padjajaran). Teknologi e-learning itu sendiri sudah
berkembang sejak beberapa tahun silam, namun baru dua samapai tiga tahun ini di gunakan
dalam metode pembelajaran di Universitas tersebut. ini adalah salah satu contoh dimana
sebuah teknologi tersebar dalam sebuah kebudayaan di kampus tersebut. Masuknya teknologi
tersebut
membawa
perubahan
dalam
pembelajarab, materi, praktek nya, dll.
keseharian
perkuliahan,
baik
dalam
tatanan
Analisis Semiotika, studi tentang makna keputusan, studi tentang tanda-tanda, makna
dan komunikasi. Dalam analisis ini kita melihat tanda-tanda dalam komunikasi massa melalui
sebuah media massa. Dimana dalam tanda tersebut akan menciptakan sebuah makna. Dalam
analisis semiotika ada dua makna yang dapat di lihat dalam tampilan konten dalam sebuah
media massa, yaitu makna Denotasi dan makna konotasi. Makna Denotasi adalah makna
sesungguhnya yang terdapat dalam tanda, sedangkan makna konotasi adalah makna tersirat
yang terdapat dalam tanda. Salah satu contoh yang dapat kita aplikasikan dengan analisis
semiotika adalah Iklan BodyLotion. Dalam media massa seperti televisi dan internet, kita sering
kali melihat tayangan iklan, salah satunya adalah iklan BodyLotio. Dalam iklan tersebut kita
dapat melihat tanda dalam iklan berupa seorang wanita yang mengaplikasikan salah satu merk
BodyLotion di tubuhnya. Makna Denotasi yang dapat kita lihat dalam iklan tersebut adalah,
bahwa produk tersebut diaplikasikan pada tubuh untuk memcerahkan kulit, produk tersebut
bermerk B, produk tersebut telah teruji, kemasan produknya menarik. Tapi dalam tayangan
tersebut kita juga dapat melihat penampilan wanita yang menggunakan produk tersebut, yang
memang pasalnya setelah menggunakan produk tersebut kulitnya lebih putih, kulitnya terlihat
cerah, modelnya berambut panjang, berhidung mancung. Maka dari makna denotasi yang
meciptakan makna terhadap penonton bahwa produk tersebut adalah produk yang bagus.
Selain itu dalam tayangan tersebut ada makna konotasi dimana bahwa seharusnya wanita itu
seperti model dalam iklan tersebut, wanita cantik itu seperti model tersebut. maka dapat kita
simpulkan bahwa tanda-tanda yang ada dalam iklan tersebut dapat menciptakan makna yang
berbeda-beda.
Technological Determinism Theory, adalah pandangan mengenai teknologi sebagai
sesuatu yang memperpanjang hidup dan kebutuhan manusia, dan teknologi tercipta untuk
mempermudah kehidupan manusia. Pada masa kemasa teknologi selalu berkembang dengan
begitu cepat dan pesat. Teori ini melihat bagaimana sebetulnya pandangan manusia mengenai
teknologi dalam kehidupan mereka. Teknologi dalam perkembangannya memang selalu
membantu setiap kebutuhan hidup manusia dan meringankan beban masusia. Salah satu
contohnya pada awal kehidupannya manusia menciptakan berbagai teknologi hanya untuk
membantu kehidupan mereka sehari-hari, meringankan beban hidup mereka. Mulai dari
berbagai aspek, seperti bangunan, kesehatan, pendidikan, komunikasi, transportasi, dll.
Manusia menciptakan berbagai alat dan teknologi yang begitu mebantu kehidupan mereka.
Namun kenyataannya saat ini buknalah manusia yang mengontrol teknologi melainkan
teknologi itu sendiri yang memegang kontrol terhadap manusia, dan menggantungkan hidupnya
pada teknologi. Seperti contohnya alat komunikasi ponsel, pada awalanya ponsel atau
handphone hanya digunakan sebagai alat komunikasi dan manusia masih dapat berkomunikasi
secara langsung dengan orang lain. Namun kita dapat melihat perkembangan ponsel menjadi
SmartPhone, dimana manusia sangatlah bergantung terhadap teknolgi tersebut. Bahkan hanya
untuk sekedar berkomunikasi dengan orang sekitar yang masih berjarak tidak begitu jauhpun
manusia menggantungkan komunikasi mereka terhadap teknologi. Banyak hal yang dapat di
gunakan dalam SmartPhone, seakan-akan manusia tidak dapat hidup tanpa SmartPhone.
Uses & Gratification Theory, adalah teori dimana manusia memilih untuk
mengkonsumsi sesuatu sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Kebutuhan dan
keinginan konsumsi tersebut dapat berkaitan dengan kognitif, afektif, intergratif sosial,
melepaskan ketegangan dengan mencari ketenangan, dll. Dalam perkembangan media dan
konten yang ada di dalamnya semakin banyak dan menarik. Sebagai manusia pasti memiliki
keinginan dan kebutuhan mengenai banyak hal. Salah satu contoh Uses & Gratification dalam
media massa adalah saat dimana khalayak memilih tayangan dan konten apa yang ingin
mereka konsumsi dari suatu media massa. Contohnya seseorang yang lebih menyukai
memperlajari banyak hal dan informasi, akan cendrung lebih sering atau lebih memilih
menonton,membaca, atau Shearching mengenai konten pendidikan, berita dengan informasi
terkini, dan tayangan edukasi lainnya. Sedangkan orang lain yang mungkin lebih membutuhkan
tayangan hiburan seperti music dan lain-lain, akan lebih sering menonton, membaca, atau
Searching yang menampilkan sisi hiburan seperti tayangan komedi, musik, film, dll.
Daftar Pustaka :
Wikipedia. 2017. Teori Penentuan Agen.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Penentuan_Agenda
Himikomunib. 2012. Teori Agenda Setting.
http://www.himikomunib.org/2012/12/teori-agenda-setting.html
Wikipedia. 2017. Teori Difusi Inovasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_difusi_inovasi
Wikipedia. 2017. Semionika.
https://id.wikipedia.org/wiki/Semiotika
Walid Wardhana. 2015. Teori dan Model Komunikasi Massa Teori Jarum Hipodermik
(Hypodermic Needle Model).
https://www.academia.edu/7344437/Teori_dan_Model_Komunikasi_Massa_Teori_Jarum
_Hipodermik_Hypodermic_Needle_Model
Wikipedia bahasa Indonesia. 2017. Spiral Keheningan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Spiral_keheningan \
ZamriKpi. 2016. TEORI SPIRAL OF SILENCE dalam Ilmu Komunikasi.
http://www.zamrikpi.com/2016/08/teori-spiral-of-silence-dalam-ilmu.html
Wikipedia bahasa Indonesia. 2017. Determinisme Teknologi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Determinisme_teknologi
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2017. Teori Kultivasi.
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_kultivasi.