LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK (2)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK
DAYA HANTAR LISTRIK
Nama
: Wiwit Puji Lestari
NIM
: 121810301052
Kelompok
:1
Asisten
: Eva
LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya
akan terdisosiasi atau akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya
untuk menghantarkan listrik. Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat
disosiasinya, elektrolit dibagi menjadi Elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya
terdisosiasi sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Elektrolit lemah yaitu zat yang
dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi,
derajat ionisasinya mendekati nol. Selain dua kelompok itu, ada juga senyawa yang larut
dalam air tapi tidak dapat menghantarkan listrik, yang disebut larutan nonelektrolit.
Setiap larutan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit kuat lebih mudah menghantarkan listrik daripada larutan elektrolit lemah.
Perbedaan ini disebabkan kedua larutan memiliki konsentrasi yang berbeda. Untuk lebih
memahami mengenai daya hantar listrik pada beberapa senyawa serta pengaruhnya terhadap
konsentrasi maka dilakukan percobaan yang berjudul daya hantar listrik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan
mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1 CH3COOH
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat yang mudah ditemui. Asam ini
memiliki nama lain asam etanoat, asam asetat glasial, asam ethylic, methane carboxylic acid,
atau biasa disebut asam cuka. Rumus molekul dari asam asetat ini adalah C2H4O2 atau biasa
ditulis CH3COOH. Asam asetat mempunyai titik lebur 16,7 oC dan memiliki titik didih pada
118oC. Asam ini memiliki massa jenis 1,05 gram/mL. Berbeda dengan massa jenis cairannya,
massa jenis uap dari asam asetat adalah 2,07 gram/L. Tekanan uap dari asam cuka adalah 11
mmHg pada suhu 20oC, dan 30 mmHg pada suhu 30oC. Asam asetat termasuk zat yang stabil.
Zat yang harus dihindari termasuk alkohol, aldehida, senyawa halogen-halogen, oksidasi agen,
logam, hidroksida alkali, anhidrida, halida non-logam, permanganates, peroksida, etanolamin,
karbonat. Bahan ini sangat korosif dan menyebabkan luka bakar yang serius. Sangat
berbahaya jika tertelan atau terhirup lepaskan ke udara segar. Apabila sulit bernapas, berikan
pernapasan buatan atau oksigen. Dapatkan medis perhatian segera. Pertolongan Pertama, jika
kontak mata maka periksa dan lepaskan lensa kontak. Apabila kasus kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Mendapatkan
perhatian medis segera. Dalam kasus kontak kulit, segera siram kulit dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan bahan lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Mendapatkan perhatian medis segera.
Perlindungan pribadi, keselamatan kacamata atau masker, sarung tangan nitril, ventilasi yang
baik (Anonim, 2014).
2.1.2 NH4OH
Amonium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus NH4OH. Walaupun amonium
hidroksida memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, senyawa ini sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas NH4OH
berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Cairan
amonium hidroksida harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah.
NH4OH umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang
amat lemah (pKa=9.25) (Anonim, 2014).
Pertolongan yang seharusnya diberikan setelah terkena NH4OH adalah segera membilas
mata dan kulit dengan air bersih selama kurang lebih 15 menit. Apabila terkena pakaian segera
dilepas dan diganti dengan pakaian yang bersih. Apabila tertelan berikan segelas air namun
jangan berikan makanan lewat mulut sebelum ada perintah dari petugas medis. Apabila
terhirup, korban dibawa ke udara terbuka dan jika tidak bernafas maka diberikan oksigen
untuk membantunya. Penyimpanannya seharusnya diletakkan pada tempat yang tertutup agar
tidak terkontaminasi dengan udara luar kemudian diletakkan pada tempat yang sejuk dan
kering (Anonim, 2014).
2.1.3 HCl
HCl atau asam klorida merupakan golongan asam kuat. Asam ini memiliki massa molar
36,46 g/mol. Asam ini merupakan senyawa polar yang mudah larut dalam air. Wujudnya cair,
tidak berwarna, dan bau menyengat. Hal yang perlu diperhatikan adalah sifat korosifnya
terhadap jaringan tubuh dan beracun bila dikonsumsi. Asam klorida akan menimbulkan
permasalahan pada sistem pernapasan, mata, kulit, paru-paru. Apabila terjadi kecelakaan pada
penggunaannya cari pertolongan medis profesional setelah tindakan pertolongan pertama
dilakukan. Apabila larutan mengenai mata segerasiram mata dengan air berlebih selama 15
menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali. Apabila kontak dengan kulit maka
segerasiram kulit dengan air mengalir selama 15 menit dan sesaat kemudian melepaskan
pakaian yang terkontaminasi. apabila tertelan hubungi pihak medis segera (Anonim, 2014).
2.1.4 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) yang biasa disebut dengan soda api atau soda kaustik
merupakan basa kuat. Natrium hidroksida akan membentuk larutan alkali yang kuat ketika
dilarutkan dalam air. NaOH mempunyai massa molar 39,99 gram/mol dan berwujud kristal
putih padat. Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air atau uap air dalam keadaan terbuka
(higroskopis). Massa jenis NaOH adalah 2,1 gram/cm 3 pada wujud padat. Titik leleh dan titik
didih dari natrium hidroksida berturut-turut adalah 318oC dan 1390oC. NaOH sangat larut
dalam air hingga 111 gram/100 mL air pada suhu 20oC. Tingkat kebasaan (pKb) dari senyawa
ini adalah -2,43. Natrium hidroksida tersedia dalam bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun
larutan jenuh 50 %. Senyawa ini bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. Senyawa ini sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan, dan senyawa ini juga larut dalam etanol dan methanol (Anonim, 2014).
2.1.5 NaCl
NaCl mempunyai massa molar 58,44 gram/mol. Kerapatan atau massa jenisnya adalah
2,16 gram/cm3. NaCl memiliki titik leleh 801 oC dan titik didih 1465oC. Garam natrium klorida
memiliki kelarutan dalam air sebesar 35,9 gram/100 mL air pada suhu 25 oC. Natrium klorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat
ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium
inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan
pada benih recalsitran dapat terhambat. Garam dapur tidak berbahaya bila tertelan namun jika
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang
lama. Terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika terkena mata dapat
menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang
terkena garam dapur selama kurang lebih 15 menit. Jika terjadi iritasi atau gejala yang lebih
parah segera hubungi petugas medis. Penyimpanan seharusnya dilakukan di tempat yang
sejuk, kering, dan tertutup (Anonim, 2014).
2.1.6 NaBr
NaBr mempunyai massa molar 102,9 gram/mol. Natrium bromida (NaBr) yang dikenal
sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Garam ini mempunyai
kelarutan yang baik dalam air. Ion-ion dari garam ini akan terdisosiasi dalam air menjadi Na +
dan Br-. Garam ini tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu dilakukan
antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. Apabila terkena kulit yang teriritasi akan
menimbulkan rasa perih. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan
yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih
15 menit (Anonim, 2014).
2.1.7 NaI
NaI mempunyai massa molar 150 gram/mol. Natrium iodida (NaI) yang dikenal sebagai
garam adalah berasal dari asam kuat dan basa kuat. Garam ini mempunyai kelarutan yang baik
dalam air. Ion-ion dari garam ini akan terdisosiasi dalam air menjadi Na + dan I-. Garam ini
tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu dilakukan antisipasi terhadap halhal yang mungkin terjadi. Terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika
terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus dilakukan membilas
mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih 15 menit (Anonim, 2014).
2.1.8 NH4Cl
Amonium klorida merupakan sebuah senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl. Garam
ini mempunyai struktur kristal putih garam, sangat larut dalam air. Solusi dari amonium
klorida yang agak asam. Sal amoniak adalah nama dari bentuk alami mineralogi dari amonium
klorida. Mineral ini umumnya terjadi pada pembakaran batubara pembuangan (dibentuk oleh
kondensasi dari gas batubara yang diturunkan), tetapi juga pada beberapa gunung berapi dan
akar manis . Ini adalah produk dari reaksi asam klorida dan amonia. Seperti umumnya garamgaram yang lain, garam ini tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu
dilakukan antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. Jika terkena kulit yang teriritasi
akan menimbulkan rasa perih. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan.
Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama
kurang lebih 15 menit (Anonim, 2014).
2.2 Teori
Suatu senyawa dibedakan menjadi elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya
hantarnya. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat bila berada dalam
suatu larutan misal air akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya
untuk menghantarkan listrik. Larutan elektrolit berdasarkan kesetimbangan peruraiannya atau
derajat disosiasinya dibagi menjadi: elektrolit kuat yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi
sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan,
dengan derajat ionisasi 1 atau mndekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa
kuat. Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi
menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian
kecil garam-garam, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).
Larutan nonelektrolik merupakan kebalikkan dari larutan elektrolit, senyawa ini jika
berada dalam larutan misalkan air maka tidak dapat menghantarkan listrik. Jika sepasang
elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dialiri dengan sumber arus searah, maka
ada kemungkinan arus yang mula-mula besar menjadi mengecil, ini terjadi karena
kemungkinan terjadi peristiwa elektrolisis yang menyebabkan timbulnya lapisan di permukaan
elektoda. Hal ini menyebabkan daya hantarnya menjadi berkurang, sehingga untuk mencegah
hal tersebut pada larutan elektrolit digunakan arus bolak-balik. Jika dalam larutan elektrolit
dihubungkan tegangan melalui kedua elektroda, maka akan timbul medan listrik antara kedua
elektroda tersebut, akibatnya ion positif akan bergerak menuju elektroda negatif (anoda) untuk
mengambil elektron dari elektroda ini (oksidasi), sedangkan ion negatif akan bergerak menuju
elektroda positif (katoda) untuk menyerahkan elektron pada elektroda ini (reduksi). Ini berarti
dalam larutan elektrolit ini terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang satu menuju
elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion (Sukardjo, 1997).
Elektrolit kuat terurai sempurna menjadi ion dalam larutan air atau dalam keadaan
lebur. Yang termasuk elektrolit kuat yaitu senyawa ion, yang dalam keadaan padat berupa ion
dan senyawa kovalen yang bereaksi sempurna dengan air membentuk ion, misalnya HCl. Zat
yang termasuk elektrolit kuat adalah, asam mineral (asam klorida, asam sulfat, asam nitrat),
basa dan leburan atau larutan dalam air. Sedangkan elektrolit, lemah hanya sedikit sekali
terurai menjadi ion dalam larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang
sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu, elektrolit lemah merupakan
penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi kecil (Hiskia, 1996).
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit.
Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya.
Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana
hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat
menentukan besarnya konduktivitas molar (Δm). Konduktivitas molar adalah konduktivitas
suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar. Larutan encer, ion-ion dalam
larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Larutan yang pekat,
pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang
mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan (Sukardjo, 1997).
Apabila larutan suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih
sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Apabila semua larutan itu ditaruh
antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktivitas akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek–efek antar ionik untuk elektrolit kuat dan oleh kenaikan
derajat disosiasi untuk elektrolit–elektrolit lemah. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus I
(ampere) yang mengalir dalam sebuah penghantar, berbanding lurus dengan daya gerak listrik
(daya elektromotif), E (volt), dan berbanding terbalik dengan resistans (tahanan), R (ohm) dari
penghantar.
I=E/R
Kebalikan dari resistans adalah konduktans (G) (hantaran), yang diukur dalam kebalikan ohm
(ohm-1), yang dalam satuan SI adalah konduktans dari satu meter kubik zat dan mempunyai
satuan ohm-1 m-1, tetapi jika ρ diukur dalam ohm cm, maka konduktivitas harus diukur dalam
ohm-1 cm-1 (Pringgodigdo, 1997).
Kemampuan suatu pengahtar untuk memindahkan muatan listrik dikenal sebagai daya
hantar listrik yang besarnya berbanding terbalik dengan tahanan (R).
1
R
Dimana L adalah daya hantar (Ohm-1) dan R adalah tahanan (Ohm).
(Tim Penyusun, 2014).
L=
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Gelas piala 100 mL
-
Pipet volume
-
Pipet mohr
-
Pipet tetes
-
Botol semprot
-
Multimeter
-
Kabel
-
Saklar
-
Sumber arus AC 110 V
3.1.2 Bahan
-
Minyak tanah
-
Asam cuka glasial
-
Air suling
-
Akuades
-
Kristal NaCl
-
Larutan NaCl
-
Larutan NaBr
-
Larutan NaI
-
Larutan NH4Cl
3.2 Diagram Kerja
3.2.1 Daya hantar listrik berbagai senyawa
Minyak Tanah
disediakan gelas piala ukuran 100 mL.
diisi dengan 25 mL minyak tanah.
diukur daya hantar listrik larutan tersebut dengan menggunakan konduktometer
ditentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor atau isolator).
dilakukan perlakuan yang sama dengan mengganti minyak tanah dengan asam cuka glasial, air sulin
Hasil
3.2.2 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan elektrolit
Larutan CH3COOH
dibuat larutan CH3COOH dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,50 M; dan 1,00 M masing-ma
diukur daya hantar listriknya untuk setiap larutan dan dimulai dengan larutan terencer.
dilakukan perlakuan yang sama terhadap larutan kelompok 1 yaitu dengan mengganti CH3COOH den
digambar grafik daya hantar listrik terhadap konsentrasinya.
ditentukan senyawa yang merupakan elektrolit kuat dan lemah.
dilakukan perlakuan yang sama terhadap larutan kelompok 2 yaitu NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl.
digambar grafik daya hantar listrik terhadap konsentrasinya.
dibandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan (antara Cl-, Br-, I-, dan antara Na+, NH
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa
Senyawa
Air
NaCl
CH3COOH glasial
Minyak Tanah
I (mA)
0,1
3,0
0
0
I (A)
0,1 x 10-3
3,0 x 10-3
0
0
V (V)
5
5
5
5
R (Ohm)
5 x 104
1,67 x 10-3
0
0
L (Ohm-1)
0,2 x 10-4
6,0 x 10-4
∞
∞
b. Daya Hantar Listrik Elektrolit pada berbagai Konsentrasi
1. Elektrolit-elektrolit kelompok I
CH3COOH
M
0,01
0,05
0,1
0,5
1
I(mA
)
1,5
1,6
2,7
2,8
3,4
I (A)
3,33 x 10-3
3,125 x 10-3
1,85 x 10-3
1,8 x 10-3
1,5 x 10-3
HCl
M
I(mA
I (A)
)
0,01
1,8
2,78 x 10-3
0,05
3,3
1,5 x 10-3
0,1
3,7
1,35 x 10-3
0,5
3,8
1,32 x 10-3
1
3,9
1,28 x 10-3
2. Elektrolit-elektrolit kelompok II
M
0,01
0,05
0,1
0,5
1,0
M
0,01
0,05
0,1
0,5
I (mA)
2,0
2,3
2,6
3,4
3,6
NaCl
I (A)
2,5 x 10-3
2,17 x 10-3
1,92 x 10-3
1,47 x 10-3
1,39 x 10-3
I (mA)
3,0
4,1
4,3
4,5
I (A)
1,67 x 10-3
1,22 x 10-3
1,16 x 10-3
1,10 x 10-3
NH4OH
L
(Ohm-1)
3,0 x 10-4
3,2 x 10-4
5,4 x 10-4
5,6 x 10-4
6,7 x 10-4
I(mA
)
2,3
3,0
3,2
3,4
3,7
L
(Ohm-1)
3,6 x 10-4
6,7 x 10-4
7,4 x 10-4
7,6 x 10-4
7,8 x 10-4
I(mA
)
2,8
3,2
3,3
3,5
3,8
-1
I (A)
2,2 x 10-3
1,67 x 10-3
1,5625 x 10-3
1,5 x 10-3
1,35 x 10-3
NaOH
I (A)
1,78 x 10-3
1,5625 x 10-3
1,52 x 10-3
1,43 x 10-3
1,32 x 10-3
NaBr
I (A)
4,17 x 10-3
2,9 x 10-3
2,78 x 10-3
2,5 x 10-3
1,35 x 10-3
L (Ohm ) I (mA)
4,0 x 10-4
1,2
-4
4,6 x 10
1,7
-4
5,2 x 10
1,8
-4
6,8 x 10
2,0
-4
7,2 x 10
3,7
NH4Cl
L (Ohm-1)
6,0 x 10-4
8,2 x 10-4
8,6 x 10-4
9,0 x 10-4
L
(Ohm-1)
4,5 x 10-4
6,0 x 10-4
6,4 x 10-4
6,7 x 10-4
7,4 x 10-4
L
(Ohm-1)
5,6 x 10-4
6,4 x 10-4
6,6 x 10-4
7,0 x 10-4
7,6 x 10-4
L (Ohm-1)
2,4 x 10-4
3,4 x 10-4
3,6 x 10-4
4,0 x 10-4
7,4 x 10-4
1,0
5,4
4.2 Pembahasan
0,93 x 10-3
10,7 x 10-4
Percobaan yang dilakukan adalah tentang daya hantar listrik bertujuan untuk mengukur
daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listrik larutan elektrolit. Percobaan pertama yaitu menentukan daya hantar lisrik dari
berbagai senyawa. Berdasarkan kemampuan menghantarkan listrik suatu senyawa
digolongkan menjadi dua yaitu senyawa yang dapat menghantarkan listrik biasanya disebut
konduktor dan senyawa yang tidak dapat menghantarkan litrik disebut isolator. Bahan yang
digunakan adalah minyak tanah, air suling, asam asetat glasial dan larutan NaCl.
Arus yang diperoleh dari hasil percobaan untuk sampel minyak tanah dan asam asetat
glasial adalah 0 A sehingga nilai daya hantar yang diperoleh juga nol. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua sampel atau senyawa tersebut tidak dapat menghantarkan arus
listrik dan disebut sebagai isolator. Hal ini karena minyak tanah merupakan senyawa
hidrokarbon yang memiliki jenis ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen non polar ini sulit
untuk terionisasi, karena di dalam larutan tidak terdapat ion-ion bebas sehingga membuat
minyak tanah tidak dapat menghantarkan arus listrik. Asam asetat adalah golongan asam
lemah yang dapat terionisasi sebagian yang dapat menghanntarkan listrik dengan lemah,
sedangkan asam asetat glasial merupakan asam asetat murni, karena memiliki kemurnian yang
tinggi tersebut maka arus yang dihasilkan adalah 0 A meskipun senyawa ini merupakan
senyawa kovalen. Senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan
murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, namun bila senyawa kovalen polar dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai maka senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini
dikarenakan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion.
Larutan NaCl dan air suling pada percobaan ini menghasilkan arus yang berbeda, yaitu
daya hantar larutan NaCl sebesar 6,0x10-4 ohm-1 sedangkan air suling sebesar 0,2x10-4ohm-1.
Hal ini terjadi karena NaCl dapat mengion secara sempurna jika dilarutkan dalam air sehingga
NaCl memiliki kemanpuan mengion lebih besar dibandingkan dengan air suling. Berikut
reaksi kedua senyawa tersebut:
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl- (aq)
H2O (l) H3O+ (aq) + OH- (aq)
Air suling dan larutan NaCl tersebut walaupun berbeda dalam kemampuan
menghatarkan listrik namun keduanya dapat digolongkan kedalam senyawa konduktor. Hal ini
dikarenakan kedua senyawa tersebut dapat menghantarkan listrik meskipun daya yang
dihasilkan sangat kecil.
Percobaan yang kedua yaitu mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar
listrik larutan elektrolit. Berdasarkan literatur, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka
daya hantar listriknya semakin besar pula. Hal ini disebabkan larutan dengan konsentrasi yang
tinggi akan memiliki jumlah ion-ion yang lebih banyak dalam larutan. Ion-ion yang semakin
banyak akan menyebabkan jarak antara satu ion dengan ion yang lain berdekatan sehingga
memudahkan terjadinya perpindahan elektron sehingga menghasilkan arus listrik yang besar.
Arus listrik dalam hal ini berbanding lurus dengan daya hantar listrik, sehingga semakin besar
arus listrik maka daya hantar listriknya juga akan semakin besar pula.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini terbagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok 1 terdiri dari larutan CH3COOH, NH4OH, HCl dan NaOH sedangkan kelompok 2
terdiri dari larutan NaCl, NaBr,NaI dan NH 4Cl. Karena untuk mengetahui pengaruh konsetrasi
terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit, maka dibuat variasi konsentrasi untuk masingmasing larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,50 M; dan 1,00 M.
Kelompok 1 semua larutan yang diuji menghasilkan daya hantar listrik semakin besar
dengan semakin bertambahnya konsentrasi larutan. Berikut grafik dari setiap larutan:
Grafik CH3COOH Konsentrasi Vs DHL
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.71
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan asam asetan ini semakin
bertambahnya konsentrasi nilai arus yang dihasilkan juga semakin naik. Hal ini dapat
ditunjukkan dari semakin naiknya nilai DHL yang diperoleh. Nilai DHL yang diperoleh
meningkat dari 0,0003 ohm-1 menjadi 0,00067 ohm-1.
DHL
Grafik NH4OH Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.63
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
kosentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan NH 4OH juga menunjukkan
fenomena yang sama. Dalam hal ini konsentrasi sangat berperan penting dalam penentuan
nilai DHL yang diperoleh. Nilai DHL yang diperoleh meningkat dari 0,00045 ohm -1 menjadi
0,00074 ohm-1.
DHL
Grafik HCl Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.34
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan HCl tidak jauh berbeda grafik
Grafik hasil plot untuk larutan asam asetat dan NH 4OH, karena sama-sama dipengaruhi oleh
besar konsentrasi suatu larutan. Nilai DHL yang diperoleh meningkat dari 0,00036 ohm-1
menjadi 0,00078 ohm-1. Hal sama juga terjadi untuk larutan NaOH dengan menghasilkan nilai
DHL yang semakin meningkat dari 0,00056 ohm -1 menjadi 0,00076 ohm-1. Hasil dari
percobaan ini sama dengan literatur, karena DHL yang dihasilkan naik seiring meningkatnya
konsentrasi larutan.
DHL
Grafik NaOH Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.8
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Larutan elektrolit adalah suatu zat elektrolit bila dilarutkan dalam air akan terurai
membentuk ion-ionnya. Larutan elektrolit berdasarkan kemampuan mengion dibedakan
menjadi dua, yaitu elektrolit kuat adalah suatu zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam
air, sedangkan elektrolit lemah adalah suatu zat elektrolit yang terurai sebagian di dalam air.
Larutan dalam kelompok 1 ini dapat digolongkan kedalam elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Penggolongan tersebut dapat diketahui dari besar nilai daya hantar listrik yang dihasilkan.
Larutan HCl dan NaOH merupakan larutan elektrolit kuat karena dapat terurai sempurna
dalam air. Hal ini juga dapat diketahui dari nilai daya hantar listrik yang dihasilkan dari
percobaan. Daya hantar listrik larutan HCl dan NaOH lebih besar daripada daya hantar listrik
larutan CH3COOH dan NH4OH, yaitu misalnya pada konsentrasi 1,0 M daya hantar listrik HCl
adalah 7,8 x 10-4 ohm-1 dan daya hantar listrik NaOH adalah 7,6 x 10 -4 ohm-1. Sedangkan
larutan CH3COOH dan NH4OH digolongan dalam larutan elektrolit lemah karena hanya dapat
terurai sebagian. Daya hantar listrik pada konsentrasi 1,0 M dari kedua larutan tersebut yaitu
CH3COOH adalah 6,7 x 10-4 ohm-1 dan NH4OH adalah 7,4 x 10-4 ohm-1. Berikut reaksi dari
semua larutan tersebut:
HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)
CH3COOH (aq) CH3COO - (aq) + H+(aq)
NH4OH (aq) NH4+(aq) + OH - (aq)
Larutan pada kelompok 2 yang diuji juga menghasilkan daya hantar yang semakin
besar dengan semakin bertambahnya konsentrasi. Berikut grafik dari hasil plot semua larutan:
Grafik NaCl Konsentrasi Vs DHL
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.85
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Larutan NaCl adalah adalah larutan garam yang bersifat elektrolit kuat sehingga akan
terionisasi dengan baik dalam air. Berdasarkan percobaan daya hantar dari larutan NaCl terus
meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan. Nilai DHL meningkat dari
0,0004 ohm-1 hingga 0,00072 ohm-1.
Grafik NaBr Konsentrasi Vs DHL
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.9
DHL
0
0
0
Linear ()
0
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Garam NaBr merupakan elektrolit yang kuat. Nilai DHL yang dihasilkan larutan NaBr
meningkat mulai dari 0,00024 ohm-1 hingga mencapai 0,00074 ohm-1.
Grafik NH4Cl Konsentrasi Vs DHL
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.72
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
NH4Cl merupakan garam dan akan terionisasi dalam air sehingga dapat dikatakan
sebagai larutan elektrolit. Berdasarkan hasil percobaan maka daya hantar larutan tersebut
meningkat mulai dari 0,0006 ohm-1 mencapai 0,00107 ohm-1.
Pada percobaan ini larutan NaI tidak digunakan, dikarenakan kehabisan bahan. NaI
merupakan larutan dengan anion yang memiliki nilai besar dalam menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit pada kelompok dua ini menunjukkan sifat daya hantar listrik dari satu
golongan, yaitu Cl-, Br-, I- (halogen). Dalam satu golongan, dari atas kebawah
keelektronegatifan semakin berkurang dan elektrolit semakin kuat. Karena semakin kebawah
dalam satu golongan jari-jari atom semakin jauh, sehingga tarikan inti ke elektron terluar
semakin kecil dan membuat senyawa larutan tersbut akan lebih mudah lepas dan mengion.
Berikut reaksi yang terjadi dalam kelompok 2:
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl-(aq)
NaBr (aq) Na+ (aq) + Br- (aq)
NaI (aq) Na+ (aq) + I- (aq)
NH4Cl (aq) Cl-(aq) + NH4+ (aq)
Suatu anion yang berikatan dengan kation Na+ yang merupakan golong atom
elektropositif, maka kekuatan ion misalnya pada NaI jauh lebih lemah jika dibanding NaBr
dan NaCl karena perbedaan keelektronegatifannya lebih kecil. Perbedaan keelektronegatifan
yang lebih rendah menyebabkan NaI akan lebih mudah mengion jika dibandingkan dengan
kedua senyawa lainnya. Semakin mudah suatu senyawa mengion, maka arus yang dihasilkan
juga semakin besar sehingga daya hantarnya juga akan semakin besar.
Hasil percobaan untuk kelompok 2 yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur.hasil
yang diperoleh yaitu nilai daya hantar listrik pada larutan NaCl jauh lebih besar daripada
larutan NaBr. Namun pada konsentrasi 1,0 M daya hantar NaBr lebih besar daripada NaCl.
Hal yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahn ini yaitu kemungkinan saat pengenceran
larutan, karena alat yang digunakan sangat terbatas dan larutan yangdiencerkan cukup banyak,
sehingga ada kemungkinan alat yang digunakan kurang bersih setelah digunakan untuk
mengencerkan larutan sebelumnya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Asam asetat glasial dan minyak tanah merupakan senyawa yang termasuk jenis isolator,
Sedangkan air suling dan larutan NaCl merupakan senyawa yang termasuk jenis
konduktor. Hal ini didasarkan pada kemampuan menghantarkan listrik suatu senyawa.
2. Pengaruh konsentrasi senyawa terhadap daya hantar listrik yaitu dapat mempengaruhi
besarnya daya hantar listrik. Semakin besar konsentrasi senyawa, daya hantar listriknya
juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan arus yang dihasilkan dari pengukuran
berbanding lurus dengan nilai DHL, sehingga bisa dikatakan konsentrasi juga berbanding
lurus dengan DHL.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu:
1. Alat yang digunakan seharusnya lebih banyak, karena larutan yang digunakan banyak
selain itu supaya lebih cepat saat pengenceran.
2. Praktikan seharusnya lebih memperhatikan kebersihan alat yang digunakan, supaya
tidak terjadi kesalahan hasil saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Acetate Acid.http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9536790 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. Ammonium Hidroxide. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9924473
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Ammonium Chlroride. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9924521
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. HCl. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924285 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. NaOH. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=9924997 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Chlroride. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9337896
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Bromide. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9463520
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Iodide.
http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9567890
[diakses 4 Novenber 2014].
Hiskia, Achmad. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Pringgodigdo. 1977. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Yayasan Konisius.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rinaka Cipta.
Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Fisika. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: FMIPA Kimia
Universitas Jember.
DAYA HANTAR LISTRIK
Nama
: Wiwit Puji Lestari
NIM
: 121810301052
Kelompok
:1
Asisten
: Eva
LABORATORIUM KIMIA FISIK
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat yang di dalam larutanya
akan terdisosiasi atau akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya
untuk menghantarkan listrik. Ditinjau dari kesetimbangan peruraiannya atau derajat
disosiasinya, elektrolit dibagi menjadi Elektrolit kuat, yaitu zat yang dalam larutannya
terdisosiasi sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Elektrolit lemah yaitu zat yang
dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi,
derajat ionisasinya mendekati nol. Selain dua kelompok itu, ada juga senyawa yang larut
dalam air tapi tidak dapat menghantarkan listrik, yang disebut larutan nonelektrolit.
Setiap larutan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghantarkan listrik.
Larutan elektrolit kuat lebih mudah menghantarkan listrik daripada larutan elektrolit lemah.
Perbedaan ini disebabkan kedua larutan memiliki konsentrasi yang berbeda. Untuk lebih
memahami mengenai daya hantar listrik pada beberapa senyawa serta pengaruhnya terhadap
konsentrasi maka dilakukan percobaan yang berjudul daya hantar listrik.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan
mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1 CH3COOH
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat yang mudah ditemui. Asam ini
memiliki nama lain asam etanoat, asam asetat glasial, asam ethylic, methane carboxylic acid,
atau biasa disebut asam cuka. Rumus molekul dari asam asetat ini adalah C2H4O2 atau biasa
ditulis CH3COOH. Asam asetat mempunyai titik lebur 16,7 oC dan memiliki titik didih pada
118oC. Asam ini memiliki massa jenis 1,05 gram/mL. Berbeda dengan massa jenis cairannya,
massa jenis uap dari asam asetat adalah 2,07 gram/L. Tekanan uap dari asam cuka adalah 11
mmHg pada suhu 20oC, dan 30 mmHg pada suhu 30oC. Asam asetat termasuk zat yang stabil.
Zat yang harus dihindari termasuk alkohol, aldehida, senyawa halogen-halogen, oksidasi agen,
logam, hidroksida alkali, anhidrida, halida non-logam, permanganates, peroksida, etanolamin,
karbonat. Bahan ini sangat korosif dan menyebabkan luka bakar yang serius. Sangat
berbahaya jika tertelan atau terhirup lepaskan ke udara segar. Apabila sulit bernapas, berikan
pernapasan buatan atau oksigen. Dapatkan medis perhatian segera. Pertolongan Pertama, jika
kontak mata maka periksa dan lepaskan lensa kontak. Apabila kasus kontak, segera siram mata
dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Mendapatkan
perhatian medis segera. Dalam kasus kontak kulit, segera siram kulit dengan banyak air
sekurang-kurangnya 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan bahan lunak. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali. Mendapatkan perhatian medis segera.
Perlindungan pribadi, keselamatan kacamata atau masker, sarung tangan nitril, ventilasi yang
baik (Anonim, 2014).
2.1.2 NH4OH
Amonium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus NH4OH. Walaupun amonium
hidroksida memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, senyawa ini sendiri
adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Kontak dengan gas NH4OH
berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian. Cairan
amonium hidroksida harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah.
NH4OH umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang
amat lemah (pKa=9.25) (Anonim, 2014).
Pertolongan yang seharusnya diberikan setelah terkena NH4OH adalah segera membilas
mata dan kulit dengan air bersih selama kurang lebih 15 menit. Apabila terkena pakaian segera
dilepas dan diganti dengan pakaian yang bersih. Apabila tertelan berikan segelas air namun
jangan berikan makanan lewat mulut sebelum ada perintah dari petugas medis. Apabila
terhirup, korban dibawa ke udara terbuka dan jika tidak bernafas maka diberikan oksigen
untuk membantunya. Penyimpanannya seharusnya diletakkan pada tempat yang tertutup agar
tidak terkontaminasi dengan udara luar kemudian diletakkan pada tempat yang sejuk dan
kering (Anonim, 2014).
2.1.3 HCl
HCl atau asam klorida merupakan golongan asam kuat. Asam ini memiliki massa molar
36,46 g/mol. Asam ini merupakan senyawa polar yang mudah larut dalam air. Wujudnya cair,
tidak berwarna, dan bau menyengat. Hal yang perlu diperhatikan adalah sifat korosifnya
terhadap jaringan tubuh dan beracun bila dikonsumsi. Asam klorida akan menimbulkan
permasalahan pada sistem pernapasan, mata, kulit, paru-paru. Apabila terjadi kecelakaan pada
penggunaannya cari pertolongan medis profesional setelah tindakan pertolongan pertama
dilakukan. Apabila larutan mengenai mata segerasiram mata dengan air berlebih selama 15
menit, mengangkat kelopak mata bawah dan atas sesekali. Apabila kontak dengan kulit maka
segerasiram kulit dengan air mengalir selama 15 menit dan sesaat kemudian melepaskan
pakaian yang terkontaminasi. apabila tertelan hubungi pihak medis segera (Anonim, 2014).
2.1.4 NaOH
Natrium hidroksida (NaOH) yang biasa disebut dengan soda api atau soda kaustik
merupakan basa kuat. Natrium hidroksida akan membentuk larutan alkali yang kuat ketika
dilarutkan dalam air. NaOH mempunyai massa molar 39,99 gram/mol dan berwujud kristal
putih padat. Kristal NaOH bersifat mudah menyerap air atau uap air dalam keadaan terbuka
(higroskopis). Massa jenis NaOH adalah 2,1 gram/cm 3 pada wujud padat. Titik leleh dan titik
didih dari natrium hidroksida berturut-turut adalah 318oC dan 1390oC. NaOH sangat larut
dalam air hingga 111 gram/100 mL air pada suhu 20oC. Tingkat kebasaan (pKb) dari senyawa
ini adalah -2,43. Natrium hidroksida tersedia dalam bentuk pellet, serpihan, butiran ataupun
larutan jenuh 50 %. Senyawa ini bersifat lembab cair dan secara spontan menyerap karbon
dioksida dari udara bebas. Senyawa ini sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan, dan senyawa ini juga larut dalam etanol dan methanol (Anonim, 2014).
2.1.5 NaCl
NaCl mempunyai massa molar 58,44 gram/mol. Kerapatan atau massa jenisnya adalah
2,16 gram/cm3. NaCl memiliki titik leleh 801 oC dan titik didih 1465oC. Garam natrium klorida
memiliki kelarutan dalam air sebesar 35,9 gram/100 mL air pada suhu 25 oC. Natrium klorida
(NaCl) yang dikenal sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Zat
ini pada proses perlakuan penyimpanan benih recalsitran berkedudukan sebagai medium
inhibitor yang fungsinya menghambat proses metabolisme benih sehingga perkecambahan
pada benih recalsitran dapat terhambat. Garam dapur tidak berbahaya bila tertelan namun jika
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dalam waktu yang
lama. Terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika terkena mata dapat
menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang
terkena garam dapur selama kurang lebih 15 menit. Jika terjadi iritasi atau gejala yang lebih
parah segera hubungi petugas medis. Penyimpanan seharusnya dilakukan di tempat yang
sejuk, kering, dan tertutup (Anonim, 2014).
2.1.6 NaBr
NaBr mempunyai massa molar 102,9 gram/mol. Natrium bromida (NaBr) yang dikenal
sebagai garam adalah zat yang memiliki tingkat osmotik yang tinggi. Garam ini mempunyai
kelarutan yang baik dalam air. Ion-ion dari garam ini akan terdisosiasi dalam air menjadi Na +
dan Br-. Garam ini tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu dilakukan
antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. Apabila terkena kulit yang teriritasi akan
menimbulkan rasa perih. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan
yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih
15 menit (Anonim, 2014).
2.1.7 NaI
NaI mempunyai massa molar 150 gram/mol. Natrium iodida (NaI) yang dikenal sebagai
garam adalah berasal dari asam kuat dan basa kuat. Garam ini mempunyai kelarutan yang baik
dalam air. Ion-ion dari garam ini akan terdisosiasi dalam air menjadi Na + dan I-. Garam ini
tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu dilakukan antisipasi terhadap halhal yang mungkin terjadi. Terkena kulit yang teriritasi akan menimbulkan rasa perih. Jika
terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan. Pertolongan yang harus dilakukan membilas
mata dan kulit yang terkena garam dapur selama kurang lebih 15 menit (Anonim, 2014).
2.1.8 NH4Cl
Amonium klorida merupakan sebuah senyawa anorganik dengan rumus NH4Cl. Garam
ini mempunyai struktur kristal putih garam, sangat larut dalam air. Solusi dari amonium
klorida yang agak asam. Sal amoniak adalah nama dari bentuk alami mineralogi dari amonium
klorida. Mineral ini umumnya terjadi pada pembakaran batubara pembuangan (dibentuk oleh
kondensasi dari gas batubara yang diturunkan), tetapi juga pada beberapa gunung berapi dan
akar manis . Ini adalah produk dari reaksi asam klorida dan amonia. Seperti umumnya garamgaram yang lain, garam ini tidak menimbulkan efek akut maupun kronis. Namun perlu
dilakukan antisipasi terhadap hal-hal yang mungkin terjadi. Jika terkena kulit yang teriritasi
akan menimbulkan rasa perih. Apabila terkena mata dapat menimbulkan iritasi ringan.
Pertolongan yang harus dilakukan membilas mata dan kulit yang terkena garam dapur selama
kurang lebih 15 menit (Anonim, 2014).
2.2 Teori
Suatu senyawa dibedakan menjadi elektrolit dan non elektrolit berdasarkan daya
hantarnya. Elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan listrik atau zat bila berada dalam
suatu larutan misal air akan terurai menjadi ion-ionnya yang menyebabkan kemampuannya
untuk menghantarkan listrik. Larutan elektrolit berdasarkan kesetimbangan peruraiannya atau
derajat disosiasinya dibagi menjadi: elektrolit kuat yaitu zat yang dalam larutannya terdisosiasi
sempurna atau sebagian besar menjadi ion-ion. Zat ini sangat mudah terionisasi dalam larutan,
dengan derajat ionisasi 1 atau mndekati 1, misalnya garam-garam alkali, asam kuat dan basa
kuat. Elektrolit lemah, yaitu zat yang dalam larutannya hanya sebagian kecil terdisosiasi
menjadi ion-ion. Zat ini sukar terionisasi, derajat ionisasinya mendekati 0, misalnya sebagian
kecil garam-garam, asam lemah dan basa lemah (Supriyana, 2004).
Larutan nonelektrolik merupakan kebalikkan dari larutan elektrolit, senyawa ini jika
berada dalam larutan misalkan air maka tidak dapat menghantarkan listrik. Jika sepasang
elektroda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan dialiri dengan sumber arus searah, maka
ada kemungkinan arus yang mula-mula besar menjadi mengecil, ini terjadi karena
kemungkinan terjadi peristiwa elektrolisis yang menyebabkan timbulnya lapisan di permukaan
elektoda. Hal ini menyebabkan daya hantarnya menjadi berkurang, sehingga untuk mencegah
hal tersebut pada larutan elektrolit digunakan arus bolak-balik. Jika dalam larutan elektrolit
dihubungkan tegangan melalui kedua elektroda, maka akan timbul medan listrik antara kedua
elektroda tersebut, akibatnya ion positif akan bergerak menuju elektroda negatif (anoda) untuk
mengambil elektron dari elektroda ini (oksidasi), sedangkan ion negatif akan bergerak menuju
elektroda positif (katoda) untuk menyerahkan elektron pada elektroda ini (reduksi). Ini berarti
dalam larutan elektrolit ini terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang satu menuju
elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion (Sukardjo, 1997).
Elektrolit kuat terurai sempurna menjadi ion dalam larutan air atau dalam keadaan
lebur. Yang termasuk elektrolit kuat yaitu senyawa ion, yang dalam keadaan padat berupa ion
dan senyawa kovalen yang bereaksi sempurna dengan air membentuk ion, misalnya HCl. Zat
yang termasuk elektrolit kuat adalah, asam mineral (asam klorida, asam sulfat, asam nitrat),
basa dan leburan atau larutan dalam air. Sedangkan elektrolit, lemah hanya sedikit sekali
terurai menjadi ion dalam larutan dalam air. Elektrolit ini terutama senyawa kovalen yang
sedikit sekali bereaksi dengan air membentuk ion. Oleh karena itu, elektrolit lemah merupakan
penghantar listrik yang buruk dan mempunyai derajat disosiasi kecil (Hiskia, 1996).
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat
menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit.
Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya.
Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai daya hantar molar larutan dimana
hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat
menentukan besarnya konduktivitas molar (Δm). Konduktivitas molar adalah konduktivitas
suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar. Larutan encer, ion-ion dalam
larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Larutan yang pekat,
pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang
mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan (Sukardjo, 1997).
Apabila larutan suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih
sedikit ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Apabila semua larutan itu ditaruh
antara dua elektroda yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktivitas akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek–efek antar ionik untuk elektrolit kuat dan oleh kenaikan
derajat disosiasi untuk elektrolit–elektrolit lemah. Hukum Ohm menyatakan bahwa arus I
(ampere) yang mengalir dalam sebuah penghantar, berbanding lurus dengan daya gerak listrik
(daya elektromotif), E (volt), dan berbanding terbalik dengan resistans (tahanan), R (ohm) dari
penghantar.
I=E/R
Kebalikan dari resistans adalah konduktans (G) (hantaran), yang diukur dalam kebalikan ohm
(ohm-1), yang dalam satuan SI adalah konduktans dari satu meter kubik zat dan mempunyai
satuan ohm-1 m-1, tetapi jika ρ diukur dalam ohm cm, maka konduktivitas harus diukur dalam
ohm-1 cm-1 (Pringgodigdo, 1997).
Kemampuan suatu pengahtar untuk memindahkan muatan listrik dikenal sebagai daya
hantar listrik yang besarnya berbanding terbalik dengan tahanan (R).
1
R
Dimana L adalah daya hantar (Ohm-1) dan R adalah tahanan (Ohm).
(Tim Penyusun, 2014).
L=
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
-
Gelas piala 100 mL
-
Pipet volume
-
Pipet mohr
-
Pipet tetes
-
Botol semprot
-
Multimeter
-
Kabel
-
Saklar
-
Sumber arus AC 110 V
3.1.2 Bahan
-
Minyak tanah
-
Asam cuka glasial
-
Air suling
-
Akuades
-
Kristal NaCl
-
Larutan NaCl
-
Larutan NaBr
-
Larutan NaI
-
Larutan NH4Cl
3.2 Diagram Kerja
3.2.1 Daya hantar listrik berbagai senyawa
Minyak Tanah
disediakan gelas piala ukuran 100 mL.
diisi dengan 25 mL minyak tanah.
diukur daya hantar listrik larutan tersebut dengan menggunakan konduktometer
ditentukan sifat zat terhadap arus listrik (konduktor atau isolator).
dilakukan perlakuan yang sama dengan mengganti minyak tanah dengan asam cuka glasial, air sulin
Hasil
3.2.2 Pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar larutan elektrolit
Larutan CH3COOH
dibuat larutan CH3COOH dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,50 M; dan 1,00 M masing-ma
diukur daya hantar listriknya untuk setiap larutan dan dimulai dengan larutan terencer.
dilakukan perlakuan yang sama terhadap larutan kelompok 1 yaitu dengan mengganti CH3COOH den
digambar grafik daya hantar listrik terhadap konsentrasinya.
ditentukan senyawa yang merupakan elektrolit kuat dan lemah.
dilakukan perlakuan yang sama terhadap larutan kelompok 2 yaitu NaCl, NaBr, NaI, dan NH4Cl.
digambar grafik daya hantar listrik terhadap konsentrasinya.
dibandingkan daya hantar listrik kation dan anion segolongan (antara Cl-, Br-, I-, dan antara Na+, NH
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Menentukan Daya Hantar Listrik berbagai Senyawa
Senyawa
Air
NaCl
CH3COOH glasial
Minyak Tanah
I (mA)
0,1
3,0
0
0
I (A)
0,1 x 10-3
3,0 x 10-3
0
0
V (V)
5
5
5
5
R (Ohm)
5 x 104
1,67 x 10-3
0
0
L (Ohm-1)
0,2 x 10-4
6,0 x 10-4
∞
∞
b. Daya Hantar Listrik Elektrolit pada berbagai Konsentrasi
1. Elektrolit-elektrolit kelompok I
CH3COOH
M
0,01
0,05
0,1
0,5
1
I(mA
)
1,5
1,6
2,7
2,8
3,4
I (A)
3,33 x 10-3
3,125 x 10-3
1,85 x 10-3
1,8 x 10-3
1,5 x 10-3
HCl
M
I(mA
I (A)
)
0,01
1,8
2,78 x 10-3
0,05
3,3
1,5 x 10-3
0,1
3,7
1,35 x 10-3
0,5
3,8
1,32 x 10-3
1
3,9
1,28 x 10-3
2. Elektrolit-elektrolit kelompok II
M
0,01
0,05
0,1
0,5
1,0
M
0,01
0,05
0,1
0,5
I (mA)
2,0
2,3
2,6
3,4
3,6
NaCl
I (A)
2,5 x 10-3
2,17 x 10-3
1,92 x 10-3
1,47 x 10-3
1,39 x 10-3
I (mA)
3,0
4,1
4,3
4,5
I (A)
1,67 x 10-3
1,22 x 10-3
1,16 x 10-3
1,10 x 10-3
NH4OH
L
(Ohm-1)
3,0 x 10-4
3,2 x 10-4
5,4 x 10-4
5,6 x 10-4
6,7 x 10-4
I(mA
)
2,3
3,0
3,2
3,4
3,7
L
(Ohm-1)
3,6 x 10-4
6,7 x 10-4
7,4 x 10-4
7,6 x 10-4
7,8 x 10-4
I(mA
)
2,8
3,2
3,3
3,5
3,8
-1
I (A)
2,2 x 10-3
1,67 x 10-3
1,5625 x 10-3
1,5 x 10-3
1,35 x 10-3
NaOH
I (A)
1,78 x 10-3
1,5625 x 10-3
1,52 x 10-3
1,43 x 10-3
1,32 x 10-3
NaBr
I (A)
4,17 x 10-3
2,9 x 10-3
2,78 x 10-3
2,5 x 10-3
1,35 x 10-3
L (Ohm ) I (mA)
4,0 x 10-4
1,2
-4
4,6 x 10
1,7
-4
5,2 x 10
1,8
-4
6,8 x 10
2,0
-4
7,2 x 10
3,7
NH4Cl
L (Ohm-1)
6,0 x 10-4
8,2 x 10-4
8,6 x 10-4
9,0 x 10-4
L
(Ohm-1)
4,5 x 10-4
6,0 x 10-4
6,4 x 10-4
6,7 x 10-4
7,4 x 10-4
L
(Ohm-1)
5,6 x 10-4
6,4 x 10-4
6,6 x 10-4
7,0 x 10-4
7,6 x 10-4
L (Ohm-1)
2,4 x 10-4
3,4 x 10-4
3,6 x 10-4
4,0 x 10-4
7,4 x 10-4
1,0
5,4
4.2 Pembahasan
0,93 x 10-3
10,7 x 10-4
Percobaan yang dilakukan adalah tentang daya hantar listrik bertujuan untuk mengukur
daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap daya
hantar listrik larutan elektrolit. Percobaan pertama yaitu menentukan daya hantar lisrik dari
berbagai senyawa. Berdasarkan kemampuan menghantarkan listrik suatu senyawa
digolongkan menjadi dua yaitu senyawa yang dapat menghantarkan listrik biasanya disebut
konduktor dan senyawa yang tidak dapat menghantarkan litrik disebut isolator. Bahan yang
digunakan adalah minyak tanah, air suling, asam asetat glasial dan larutan NaCl.
Arus yang diperoleh dari hasil percobaan untuk sampel minyak tanah dan asam asetat
glasial adalah 0 A sehingga nilai daya hantar yang diperoleh juga nol. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kedua sampel atau senyawa tersebut tidak dapat menghantarkan arus
listrik dan disebut sebagai isolator. Hal ini karena minyak tanah merupakan senyawa
hidrokarbon yang memiliki jenis ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen non polar ini sulit
untuk terionisasi, karena di dalam larutan tidak terdapat ion-ion bebas sehingga membuat
minyak tanah tidak dapat menghantarkan arus listrik. Asam asetat adalah golongan asam
lemah yang dapat terionisasi sebagian yang dapat menghanntarkan listrik dengan lemah,
sedangkan asam asetat glasial merupakan asam asetat murni, karena memiliki kemurnian yang
tinggi tersebut maka arus yang dihasilkan adalah 0 A meskipun senyawa ini merupakan
senyawa kovalen. Senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan
murni tidak dapat menghantarkan arus listrik, namun bila senyawa kovalen polar dilarutkan
dengan pelarut yang sesuai maka senyawa tersebut dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini
dikarenakan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-ion.
Larutan NaCl dan air suling pada percobaan ini menghasilkan arus yang berbeda, yaitu
daya hantar larutan NaCl sebesar 6,0x10-4 ohm-1 sedangkan air suling sebesar 0,2x10-4ohm-1.
Hal ini terjadi karena NaCl dapat mengion secara sempurna jika dilarutkan dalam air sehingga
NaCl memiliki kemanpuan mengion lebih besar dibandingkan dengan air suling. Berikut
reaksi kedua senyawa tersebut:
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl- (aq)
H2O (l) H3O+ (aq) + OH- (aq)
Air suling dan larutan NaCl tersebut walaupun berbeda dalam kemampuan
menghatarkan listrik namun keduanya dapat digolongkan kedalam senyawa konduktor. Hal ini
dikarenakan kedua senyawa tersebut dapat menghantarkan listrik meskipun daya yang
dihasilkan sangat kecil.
Percobaan yang kedua yaitu mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap daya hantar
listrik larutan elektrolit. Berdasarkan literatur, semakin besar konsentrasi suatu larutan maka
daya hantar listriknya semakin besar pula. Hal ini disebabkan larutan dengan konsentrasi yang
tinggi akan memiliki jumlah ion-ion yang lebih banyak dalam larutan. Ion-ion yang semakin
banyak akan menyebabkan jarak antara satu ion dengan ion yang lain berdekatan sehingga
memudahkan terjadinya perpindahan elektron sehingga menghasilkan arus listrik yang besar.
Arus listrik dalam hal ini berbanding lurus dengan daya hantar listrik, sehingga semakin besar
arus listrik maka daya hantar listriknya juga akan semakin besar pula.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini terbagi dalam dua kelompok yaitu
kelompok 1 terdiri dari larutan CH3COOH, NH4OH, HCl dan NaOH sedangkan kelompok 2
terdiri dari larutan NaCl, NaBr,NaI dan NH 4Cl. Karena untuk mengetahui pengaruh konsetrasi
terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit, maka dibuat variasi konsentrasi untuk masingmasing larutan dengan konsentrasi 0,01 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,50 M; dan 1,00 M.
Kelompok 1 semua larutan yang diuji menghasilkan daya hantar listrik semakin besar
dengan semakin bertambahnya konsentrasi larutan. Berikut grafik dari setiap larutan:
Grafik CH3COOH Konsentrasi Vs DHL
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.71
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan asam asetan ini semakin
bertambahnya konsentrasi nilai arus yang dihasilkan juga semakin naik. Hal ini dapat
ditunjukkan dari semakin naiknya nilai DHL yang diperoleh. Nilai DHL yang diperoleh
meningkat dari 0,0003 ohm-1 menjadi 0,00067 ohm-1.
DHL
Grafik NH4OH Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.63
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
kosentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan NH 4OH juga menunjukkan
fenomena yang sama. Dalam hal ini konsentrasi sangat berperan penting dalam penentuan
nilai DHL yang diperoleh. Nilai DHL yang diperoleh meningkat dari 0,00045 ohm -1 menjadi
0,00074 ohm-1.
DHL
Grafik HCl Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.34
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Grafik hasil plot konsentrasi dengan DHL untuk larutan HCl tidak jauh berbeda grafik
Grafik hasil plot untuk larutan asam asetat dan NH 4OH, karena sama-sama dipengaruhi oleh
besar konsentrasi suatu larutan. Nilai DHL yang diperoleh meningkat dari 0,00036 ohm-1
menjadi 0,00078 ohm-1. Hal sama juga terjadi untuk larutan NaOH dengan menghasilkan nilai
DHL yang semakin meningkat dari 0,00056 ohm -1 menjadi 0,00076 ohm-1. Hasil dari
percobaan ini sama dengan literatur, karena DHL yang dihasilkan naik seiring meningkatnya
konsentrasi larutan.
DHL
Grafik NaOH Konsentrasi Vs DHL
0
0
0
0
0
0
0
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.8
Linear ()
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Larutan elektrolit adalah suatu zat elektrolit bila dilarutkan dalam air akan terurai
membentuk ion-ionnya. Larutan elektrolit berdasarkan kemampuan mengion dibedakan
menjadi dua, yaitu elektrolit kuat adalah suatu zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam
air, sedangkan elektrolit lemah adalah suatu zat elektrolit yang terurai sebagian di dalam air.
Larutan dalam kelompok 1 ini dapat digolongkan kedalam elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
Penggolongan tersebut dapat diketahui dari besar nilai daya hantar listrik yang dihasilkan.
Larutan HCl dan NaOH merupakan larutan elektrolit kuat karena dapat terurai sempurna
dalam air. Hal ini juga dapat diketahui dari nilai daya hantar listrik yang dihasilkan dari
percobaan. Daya hantar listrik larutan HCl dan NaOH lebih besar daripada daya hantar listrik
larutan CH3COOH dan NH4OH, yaitu misalnya pada konsentrasi 1,0 M daya hantar listrik HCl
adalah 7,8 x 10-4 ohm-1 dan daya hantar listrik NaOH adalah 7,6 x 10 -4 ohm-1. Sedangkan
larutan CH3COOH dan NH4OH digolongan dalam larutan elektrolit lemah karena hanya dapat
terurai sebagian. Daya hantar listrik pada konsentrasi 1,0 M dari kedua larutan tersebut yaitu
CH3COOH adalah 6,7 x 10-4 ohm-1 dan NH4OH adalah 7,4 x 10-4 ohm-1. Berikut reaksi dari
semua larutan tersebut:
HCl (aq) H+ (aq) + Cl- (aq)
NaOH (aq) Na+ (aq) + OH- (aq)
CH3COOH (aq) CH3COO - (aq) + H+(aq)
NH4OH (aq) NH4+(aq) + OH - (aq)
Larutan pada kelompok 2 yang diuji juga menghasilkan daya hantar yang semakin
besar dengan semakin bertambahnya konsentrasi. Berikut grafik dari hasil plot semua larutan:
Grafik NaCl Konsentrasi Vs DHL
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.85
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Larutan NaCl adalah adalah larutan garam yang bersifat elektrolit kuat sehingga akan
terionisasi dengan baik dalam air. Berdasarkan percobaan daya hantar dari larutan NaCl terus
meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi larutan. Nilai DHL meningkat dari
0,0004 ohm-1 hingga 0,00072 ohm-1.
Grafik NaBr Konsentrasi Vs DHL
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.9
DHL
0
0
0
Linear ()
0
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
Garam NaBr merupakan elektrolit yang kuat. Nilai DHL yang dihasilkan larutan NaBr
meningkat mulai dari 0,00024 ohm-1 hingga mencapai 0,00074 ohm-1.
Grafik NH4Cl Konsentrasi Vs DHL
0
0
f(x) = 0x + 0
R² = 0.72
DHL
0
0
Linear ()
0
0
0
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
Konsentrasi
NH4Cl merupakan garam dan akan terionisasi dalam air sehingga dapat dikatakan
sebagai larutan elektrolit. Berdasarkan hasil percobaan maka daya hantar larutan tersebut
meningkat mulai dari 0,0006 ohm-1 mencapai 0,00107 ohm-1.
Pada percobaan ini larutan NaI tidak digunakan, dikarenakan kehabisan bahan. NaI
merupakan larutan dengan anion yang memiliki nilai besar dalam menghantarkan arus listrik.
Larutan elektrolit pada kelompok dua ini menunjukkan sifat daya hantar listrik dari satu
golongan, yaitu Cl-, Br-, I- (halogen). Dalam satu golongan, dari atas kebawah
keelektronegatifan semakin berkurang dan elektrolit semakin kuat. Karena semakin kebawah
dalam satu golongan jari-jari atom semakin jauh, sehingga tarikan inti ke elektron terluar
semakin kecil dan membuat senyawa larutan tersbut akan lebih mudah lepas dan mengion.
Berikut reaksi yang terjadi dalam kelompok 2:
NaCl (aq) Na+ (aq) + Cl-(aq)
NaBr (aq) Na+ (aq) + Br- (aq)
NaI (aq) Na+ (aq) + I- (aq)
NH4Cl (aq) Cl-(aq) + NH4+ (aq)
Suatu anion yang berikatan dengan kation Na+ yang merupakan golong atom
elektropositif, maka kekuatan ion misalnya pada NaI jauh lebih lemah jika dibanding NaBr
dan NaCl karena perbedaan keelektronegatifannya lebih kecil. Perbedaan keelektronegatifan
yang lebih rendah menyebabkan NaI akan lebih mudah mengion jika dibandingkan dengan
kedua senyawa lainnya. Semakin mudah suatu senyawa mengion, maka arus yang dihasilkan
juga semakin besar sehingga daya hantarnya juga akan semakin besar.
Hasil percobaan untuk kelompok 2 yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur.hasil
yang diperoleh yaitu nilai daya hantar listrik pada larutan NaCl jauh lebih besar daripada
larutan NaBr. Namun pada konsentrasi 1,0 M daya hantar NaBr lebih besar daripada NaCl.
Hal yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahn ini yaitu kemungkinan saat pengenceran
larutan, karena alat yang digunakan sangat terbatas dan larutan yangdiencerkan cukup banyak,
sehingga ada kemungkinan alat yang digunakan kurang bersih setelah digunakan untuk
mengencerkan larutan sebelumnya.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Asam asetat glasial dan minyak tanah merupakan senyawa yang termasuk jenis isolator,
Sedangkan air suling dan larutan NaCl merupakan senyawa yang termasuk jenis
konduktor. Hal ini didasarkan pada kemampuan menghantarkan listrik suatu senyawa.
2. Pengaruh konsentrasi senyawa terhadap daya hantar listrik yaitu dapat mempengaruhi
besarnya daya hantar listrik. Semakin besar konsentrasi senyawa, daya hantar listriknya
juga akan semakin besar. Hal ini dikarenakan arus yang dihasilkan dari pengukuran
berbanding lurus dengan nilai DHL, sehingga bisa dikatakan konsentrasi juga berbanding
lurus dengan DHL.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu:
1. Alat yang digunakan seharusnya lebih banyak, karena larutan yang digunakan banyak
selain itu supaya lebih cepat saat pengenceran.
2. Praktikan seharusnya lebih memperhatikan kebersihan alat yang digunakan, supaya
tidak terjadi kesalahan hasil saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Acetate Acid.http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9536790 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. Ammonium Hidroxide. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9924473
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Ammonium Chlroride. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9924521
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. HCl. http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9924285 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. NaOH. http://www.sciencelab.com/msds/php?msdsld=9924997 [diakses 4
Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Chlroride. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9337896
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Bromide. http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9463520
[diakses 4 Novenber 2014].
Anonim. 2014. Sodium Iodide.
http://www.scienelab.com/msds/php?msdsld=9567890
[diakses 4 Novenber 2014].
Hiskia, Achmad. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
Pringgodigdo. 1977. Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Yayasan Konisius.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Yogyakarta: Rinaka Cipta.
Supriyana. 2004. Kimia untuk Universitas jilid II. Jakarta: Erlangga.
Tim Kimia Fisika. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Jember: FMIPA Kimia
Universitas Jember.