PENGARUH KADAR CMC-Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) DENGAN BASIS MANITOL

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) terbesar di dunia. Pemanfaatannya juga beraneka ragam, mulai dari sandang, papan, bahan dasar industri kertas, dan obat tradisional. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir ini meningkat, bahkan beberapa obat tradisional di Indonesia telah diproduksi dalam skala besar. Peningkatan penggunaan obat tradisional ini dinilai memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat yang berasal dari bahan kimia, disamping itu harga obat tradisional juga dinilai lebih ekonomis (Tampubolon, 1981). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal di negara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar E Y, 2006)

Salah satu tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang berasal dari famili Zingiberaceae (Sylviana, 2009). Tumbuhan ini dijadikan sebagai biofarmaka andalan komoditas Indonesia karena termasuk dalam kelompok lima besar tanaman obat yang berpotensial untuk dikembangkan (Nurvitasari, 2013). Obat yang berasal dari tanaman memiliki kelebihan yaitu dapat memberikan efek terapi tanpa menyebabkan efek samping dan memiliki kecil kemungkinan terjadi resistensi karena produk berbasis tanaman lebih sehat, aman dan lebih dapat diandalkan daripada obat sintetik (Benli et al, 2008). Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) untuk dikembangkan.

Secara tradisional rimpang temulawak telah digunakan untuk makanan dan tujuan pengobatan. Pati, minyak atsiri, dan kurkuminoid merupakan komponen utama dari temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Salah satu komponen minyak atsiri dari rimpang temulawak ini adalah xanthorrhizol yang hanya ada pada rimpang


(2)

2

temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang dikenal memiliki aktivitas sebagai antibakterial, antiseptik, dan antibiotik (Sylviana, 2009). Kurkumin juga dilaporkan memiliki aktivitas biologik sebagai immunomodulator (Varalhksmi et al, 2009).

Imunomodulator adalah bahan obat yang mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun. Cara kerjanya adalah mengembalikan fungsi sistem imun yang terganggu (imunorestorasi) dan memperbaiki fungsi sistem imun (imunostimulan), sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh (Khairinal, 2012). Pemakaian tanaman obat sebagai imunostimulan dengan maksud menekan atau mengurangi infeksi virus dan bakteri intraseluler, untuk mengatasi imunodefisiensi atau sebagai perangsang pertumbuhan sel-sel pertahanan tubuh dalam sistem imunitas (Block & Mead, 2003).

Untuk lebih memudahkan penggunaan temulawak ini perlu dilakukan inovasi bentuk sediaan dari temulawak, salah satu diantaranya adalah dengan cara mengolah ekstrak temulawak dalam bentuk sediaan tablet. Tablet merupakan bentuk sediaan yang mudah dibawa, memiliki durasi kerja obat yang dapat dikontrol dan dengan daya teknik tertentu dapat diatur rasa dan aromanya, namun pada pediatrik dan geriatrik seringkali mengalami kesulitan menelan tablet konvensional secara utuh, oleh sebab itu untuk ekstrak temulawak ini lebih tepat jika dibuat dalam bentuk tablet hisap (Koensoemardiyah, 2010).

Tablet hisap (lozenges) merupakan sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut (Mendes & Bhargava, 2007). Tablet hisap biasanya dimaksudkan untuk memberikan efek lokal pada mulut namun dapat juga dimaksudkan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan (Banker & Anderson, 1986).

Metode dalam pembuatan tablet hisap ada dua cara yaitu peleburan (Lozenges) dan pengempaan atau kompresi (Troches) (Lachman et al., 1994). Cara peleburan ini biasa disebut dengan hard candy lozenges, yang dibuat dengan cara melebur bahan obat, gula, gom, dan perasa, kemudian dicetak dan didinginkan. Sedangkan metode pengempaan atau compressed tablet lozenges diformulasikan


(3)

3

dengan banyak pengikat dan tanpa bahan disintegran dan dikempa lebih keras dibandingkan dengan tablet biasa, oleh karena itu tablet hisap dapat melarut secara lambat dan tidak terdisintegrasi di dalam mulut (Parrot, 1979).

Metode pengempaan dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya metode granulasi basah, granulasi kering, dan cetak langsung. Namun karena tablet harus larut sangat perlahan tanpa disintegrasi, maka granulasi basah lebih disukai karena biasanya memberikan kontrol yang lebih baik (Mendes & Bhargava, 2007). Kandungan kurkuminoid sebagai bahan aktif yang akan digunakan dalam formulasi tablet hisap ini memiliki sifat tahan terhadap pemanasan sampai suhu 183ºC, maka dapat digunakan metode granulasi basah dalam penelitian ini.

Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu, tablet hisap atau lozenges pada umumnya memiliki bahan dasar dengan rasa yang manis. Basis gula yang biasa digunakan dalam pembuatan lozenges adalah sukrosa, dekstrosa, manitol dan sorbitol (Mendes & Bharagava, 2007). Manitol bisa digunakan dalam formulasi sediaan farmasi dan produk makanan. Manitol bersifat tidak higroskopis, biasa digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul, spray-dried atau digunakan dalam metode granulasi basah. Granulasi yang mengandung manitol memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir dengan bebas. Manitol juga digunakan sebagai eksipien dalam formulasi tablet hisap karena rasa yang manis dan memiliki sensasi dingin di mulut (Rowe et al., 2009). Maka, dalam penelitian ini dipilih manitol sebagai basis.

Dalam pembuatan tablet hisap dengan metode granulasi basah, selain bahan pengisi juga diperlukan bahan pengikat dan lubrikan. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan-bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengikat adalah CMC-Na atau Carboxymethylcellulose Natrium dengan rentang konsentrasi 1-6% (Rowe et al., 2009).


(4)

4

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan manitol sebagai basis tablet hisap dan CMC-Na sebagai bahan pengikat dengan dengan kadar 1%, 2%, 3% menggunakan metode pembuatan dengan granulasi basah. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pengaruh pengikat CMC-Na terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh kadar bahan pengikat CMC-Na 1%, 2%, 3% terhadap mutu fisik tablet hisap dari ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb)?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh kadar pengikat CMC-Na 1%, 2%, 3% dalam formulasi tablet hisap ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet.

1.4 Hipotesis

Semakin meningkatnya kadar CMC-Na dalam formulasi tablet hisap, kekerasan tablet akan semakin meningkat, kerapuhan tablet berkurang, serta memperlambat waktu melarutnya tablet hisap ekstrak temulawak.

1.5 Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang formulasi tablet hisap ekstrak temulawak berbasis manitol dengan menggunakan CMC-Na sebagai bahan pengikat yang memiliki mutu fisik tablet yang baik sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut.


(5)

i

SKRIPSI

SABITUL KHOIRIYAH

PENGARUH KADAR CMC-Na TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK

TEMULAWAK (

Curcuma xanthorrhiza.

Roxb)

DENGAN BASIS MANITOL

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(6)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR CMC- Na TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK

TEMULAWAK (

Curcuma xanthorrhiza.

Roxb)

DENGAN BASIS MANITOL

SKRIPSI

Dibuat untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2014

Oleh:

SABITUL KHOIRIYAH 201010410311060

Disetujui Oleh

Pembimbing I

Drs. Bambang WidjajaM.Si., Apt NIP. 130809081

Pembimbing II

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. NIP : 020124205


(7)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

PENGARUH KADAR CMC- Na TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK

TEMULAWAK (

Curcuma xanthorrhiza.

Roxb)

DENGAN BASIS MANITOL

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 31 Mei 2014

Oleh:

SABITUL KHOIRIYAH 201010410311060

Tim Penguji:

Penguji I

Drs. Bambang WidjajaM.Si., Apt NIP. 130809081

Penguji IV

Arina Swastika M, S.Farm., Apt. NIP-UMM : -

Penguji III

Drs. H. Achmad Inoni, Apt. NIP : 020124205 Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. NIP-UMM : 114.0704.00448


(8)

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kadar CMC- Na Terhadap Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) dengan Basis Manitol”.

Pada kesempatan yang berharga ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Bambang Widjaja., M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing I dan Drs. H. Achmad Inoni, Apt. selaku dosen pembimbing II atas saran, bimbingan, dan arahannya yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

2. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt selaku penguji I dan Arina Swastika M., S.Farm., Apt. selaku penguji II atas saran dan kritik yang diberikan sehingga penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik.

3. Yoyok Bekti P.,M. Kep., Sp. Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Achmad Shobrun Jamil, S.Si., MP. selaku dosen wali yang membimbing serta mengarahkan studi akademik penulis selama 4 tahun.

5. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., Apt. selaku kepala Laboratorium Program Studi Farmasi yang memberikan arahan dan memudahkan segala urusan penelitian skripsi.

6. Secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Abah tersayang H. Main dan Ibunda tercinta Hj. Umi Kulsum yang telah banyak memberikan do’a, dukungan, kasih sayang dan selalu mengedepankan urusan pendidikan anaknya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik, serta saudara yang penulis sayangi (mas, kakak, umik, mbak titin, mbak ida, para cousin and nephew) yang banyak memberikan semangat luar biasa kepada penulis.


(9)

v

7. Teman kelompok seperjuangan : Ratih Puspa Sari, M. Yunan Ralibi, Nowval Surya Kusuma, Hafiz Fatharani Maraya dan Devita Yoniva yang saling memberikan ide, diskusi dan kerjasamanya dalam melakukan penelitian.

8. Kepada laboran Mas Ferdy yang senantiasa menemani penulis dalam menjalankan penelitian di Laboratorium.

9. Kepada para sahabat : Kurniawati Nur Anggraini, Nuri Lativa dan Dina Dwi Febriana yang menemani dengan cerita indah, memberikan masukan, dan berbagi pengalaman satu dengan lainnya.

10. Teman kos Kav 9: Bonny Timutiasari yang setia menemani penulis dan berbagi suka duka selama 4 tahun di Malang, untuk adek kos penulis Santul, Icul, Aulya, Neysa, Inggit, Vira, Debby dan Laily yang dapat memberikan ketenangan disaat penulis menyelesaikan skripsi.

11. Untuk teteh Nabilah, un Dini, un Sutri, mbak Ajeng dan mbak Farah atas segala pengalaman dan motivasinya selama ini.

12. Untuk Osama Taufik atas kasih sayang, motivasi dan dukungannya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lebih baik. 13. Teman-teman farmasi A dan teman-teman angkatan 2010 Farmasi UMM

atas suka dukanya menjalani kuliah selama 4 tahun.

14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Malang, 30 Mei 2014


(10)

vi

RINGKASAN

PENGARUH KADAR CMC- Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb)

DENGAN BASIS MANITOL

Salah satu tanaman yang sering digunakan untuk obat tradisional adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) yang mengandung senyawa golongan polifenol (kurkuminoid) sebagai immunomodulator, hepatoprotektor, antioksidan, antiinfeksi, antikolesterol, antimikroba dan untuk menambah nafsu makan. Berdasarkan khasiat tersebut, maka pada penelitian ini dipilih ekstrak temulawak untuk dikembangkan menjadi sebuah sediaan tablet hisap immunomodulator. Kelebihan obat yang berasal dari tanaman yaitu dapat memberikan efek terapi dengan efek samping yang lebih rendah dan memiliki kecil kemungkinan terjadinya resistensi karena produk berbasis tanaman lebih sehat dan aman. Dosis tablet hisap ekstrak temulawak mengacu pada sediaan ekstrak temulawak yang telah beredar di pasaran, sehingga dosis ekstrak pertablet yang digunakan dalam formula adalah 100 mg.

Pada penelitian ini dipilih metode granulasi basah untuk membuat tablet hisap ekstrak temulawak. Kandungan kurkuminoid sebagai bahan aktif yang digunakan dalam formulasi tablet hisap ekstrak temulawak ini memiliki sifat tahan perhadap pemanasan. Tablet hisap ekstrak temulawak diharapkan dapat memberikan rasa manis ketika dihisap. Manitol dipilih karena memberi rasa manis dengan sensasi dingin bila dihisap. Dalam pembuatannya selain membutuhkan bahan pengisi, juga membutuhkan bahan pengikat. Bahan pengikat menjadi bahan yang sangat penting dalam metode ini, karena berfungsi untuk menyatukan partikel bahan-bahan lain menjadi granul dan dapat meningkatkan kompaktibilitas serta kekerasan tablet. Maka pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap pengaruh kadar CMC- Na sebagai bahan pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb). Pemberian kadar bahan pengikat yang berbeda diharapkan dapat memberikan mutu fisik tablet yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar pengikat CMC- Na 1%, 2% dan 3% dalam formulasi tablet hisap ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet yang meliputi kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut tablet.

Pemeriksaan mutu fisik granul yang dilakukan meliputi sifat alir, sudut diam, kadar kelembaban, distribusi ukuran granul, persen kompresibilitas dan persen kompaktibilitas diketahui bahwa peningkatan kadar CMC- Na tidak berpengaruh terhadap mutu fisik granul yang dihasilkan.

Tablet yang dihasilkan kemudian diperiksa mutu fisiknya meliputi kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut tablet. Hasil pemeriksaan kekerasan tablet diperoleh hasil F0 (12,6 kg ± 0,42), F1 (13,2 kg ± 0,84), F2 (14,8 kg ± 0,84)


(11)

vii

dan F3 (15,4 kg ± 0,55). Dari keempat formula, persyaratan untuk kekerasan tablet hisap telah terpenuhi, terdapat perbedaan bermakna dari masing-masing formula tetapi tidak ada perbedaan bermakna terhadap peningkatan kadar CMC- Na yang digunakan. Pada uji kerapuhan tablet diperoleh hasil untuk F0 (0,66% ± 0,08), F1 (0,57% ± 0,01), F2 (0,56% ± 0,01) dan F3 (0,52% ± 0,08). Dari hasil pemeriksaan keempat formula tersebut semuanya memenuhi persyaratan persentase kerapuhan tablet. Terdapat perbedaan bermakna dari masing-masing formula tetapi tidak ada perbedaan bermakna terhadap peningkatan kadar CMC- Na yang digunakan. Hasil pemeriksaan waktu melarut tablet untuk F0 (07,62 menit ± 0,37), F1 (12,58 menit ± 0,25), F2 (16,20 menit ± 0,18) dan F3 (25,68 menit ± 0,35). Hasil pemeriksaan uji waktu melarut menunjukkan F1, F2 dan F3 memenuhi persyaratan, sedangkan F0 kurang memenuhi persyaratan.

Hasil pemeriksaan mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak dianalisis secara statistik dengan SPSS 16, jenis rancangan one way anova untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan bermakna antar formula. Kemudian dilanjutkan dangan uji Tukey HSD untuk mengetahui formula mana saja yang berbeda makna. Dari hasil perhitungan statistik antar perlakuan, diketahui bahwa F hitung untuk kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut tablet lebih besar dari F tabel.

Dari keseluruhan hasil uji analisis statistik pemeriksaan mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak dengan kadar bahan pengikat CMC- Na sebesar 0%, 1%, 2% dan 3% menghasilkan perbedaan waktu melarut tablet yang bermakna pada

=0,05 tetapi tidak mempengaruhi kekerasan dan kerapuhan tablet. Formula yang terpilih dalam penelitian ini ialah formula dengan penambahan CMC- Na sebesar 1% (F1), karena dengan penambahan bahan pengikat sebanyak 1% dapat dihasilkan tablet hisap yang acceptable dengan kekerasan yang cukup, memiliki kerapuhan yang memenuhi syarat dan dapat hancur perlahan dalam waktu yang lama.


(12)

viii ABSTRAK

PENGARUH KADAR CMC- Na TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza. Roxb)

DENGAN BASIS MANITOL

Salah satu tanaman yang sedang dikembangkan menjadi obat herbal adalah temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) yang memiliki khasiat sebagai immunomodulator karena adanya kurkuminoid yang terkandung didalamnya. Kelebihan obat yang berasal dari tanaman yaitu dapat memberikan efek terapi dengan efek samping yang lebih rendah.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar CMC- Na 1%, 2% dan 3% dalam formulasi tablet hisap ekstrak temulawak (Curcuma xanthorrhiza. Roxb) yang memenuhi persyaratan mutu fisik tablet. Tablet hisap dibuat dengan metode granulasi basah dengan berbagai konsentrasi bahan pengikat CMC- Na (0%, 1%, 2% dan 3%). Dilanjutkan dengan pemeriksaan mutu fisik granul dan mutu fisik tablet hisap ekstrak temulawak. Hasil pemeriksaan dianalisis dengan menggunakan one way anova dengan program SPSS pada tingkat kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Tukey HSD untuk menunjukan adanya perbedaan yang bermakna pada mutu fisik tablet dari masing-masing formula terhadap peningkatan kadar bahan pengikat CMC- Na. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada waktu melarut tablet, tetapi kurang mempengaruhi kekerasan tablet dan kerapuhan tablet. Hasil menunjukkan memperlambat waktu melarut tablet tetapi tidak dapat meningkatkan kekerasan tablet dan menurunkan kerapuhan tablet hisap ekstrak temulawak. Formula terpilih adalah formula 1 dengan kadar bahan pengikat 1%. Kata kunci: Mutu Fisik, Tablet Ekstrak Temulawak, CMC- Na


(13)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF CMC- Na CONCENTRATION TO PHYSICAL CHARACTERISTICS OF Curcuma xanthorrhiza. Roxb EXTRACT

LOZENGES IN MANNITOL BASED

Curcuma xanthorrhiza. Roxb extract is one of herbal medicines that is being developed because it is useful as immunomodulator with curcuminoid contained. The benefit of herbal medicine is that it can give therapeutic effects without highly-side effect.

The purpose of this study was to determine the effect of CMC-Na with concentration 1%, 2% and 3% on the physical characteristics of lozenges formulation of Curcuma xanthorrhiza. Roxb. The lozenges were prepared by wet granulation method with different concentration of CMC- Na (0%, 1%, 2% and 3%). Then physical characteristics of Curcuma xanthorrhiza. Roxb extract granules and tablets were evaluated. Using one way anova statistical analysis with SPSS program on the 95% accuracy level, followed by Tukey HSD to indicate a significant difference in physical characteristics of each tablets formulation. It can be concluded there were significant different among the formulas for the disintegrating time, but not significant for hardness test and friability test. The results showed that disintegrating time increased but, hardness and friability of Curcuma xanthorrhiza. Roxb extract lozenges were constant. From this observation, it could be concluded that CMC- Na 1% concentration was the chosen formulation for Curcuma xanthorrhiza. Roxb extract tablets.

Keywords : Physical characteristics, Curcuma xanthorrhiza. Roxb extract tablets, CMC- Na


(14)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Hipotesis ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) ... 5

2.2 Kurkuminoid ... 6

2.3 Tinjauan Tentang Ekstrak ... 7

2.4 Metode Ekstraksi ... 8

2.4.1 Maserasi ... 8

2.4.2 Perkolasi……… 9

2.4.3 Soxhletasi………. . 9

2.5 Tablet Hisap ... 9

2.6 Metode Pembuatan Tablet... 11


(15)

xi

2.6.2 Cetak Langsung………... .. 12

2.6.3 Granulasi Kering………... 12

2.7 Karakteristik Granul... 13

2.7.1 Kandungan Lengas ... 13

2.7.2 Distribusi Ukuran Granul ... 13

2.7.3 Kecepatan Alir Granul dan Sudut Diam ... 13

2.7.4 Penentuan % Kompresibilitas ... 15

2.7.5 Uji Kompaktibilitas ... 16

2.8 Mutu Fisik Tablet ... 16

2.8.1 Keseragaman Bobot Tablet ... 16

2.8.2 Kekerasan Tablet ... 17

2.8.3 Kerapuhan Tablet ... 17

2.8.4 Waktu Melarut Tablet ... 18

2.9 Tinjauan Tentang Bahan Tambahan ... 18

2.9.1 Manitol ... 18

2.9.2 CMC-Na (Carboxymethhylcellulose Natrium) ... 19

2.9.3 Magnesium Stearat ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian ... 25

4.2 Alat Penelitian ... 25

4.3 Rancangan Penelitian ... 25

4.4 Metode Penelitian ... 26

4.5 Pembuatan Granul dan Tablet………. .... 27

4.6 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul ... 28

4.6.1 Penentuan Sifat Alir dan Sudut Diam ... 28

4.6.2 Penentuan Kandungan Lembab Granul ... 28

4.6.3 Distribusi Ukuran Granul ... 29

4.6.4 Penentuan % Kompresibilitas ... 29

4.6.5 Pemeriksaan Kompaktibilitas ... 29

4.7 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet ... 30


(16)

xii

4.7.2 Kekerasan Tablet ... 30

4.7.3 Kerapuhan Tablet ... 30

4.7.4 Waktu Melarut Tablet ... 31

4.8 Analisis Statistik ... 31

BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Temulawak ... 32

5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Temulawak ... 32

5.3 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 35

5.3.1 Hasil Uji Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak 35 5.3.2 Hasil Uji Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ……… .... 37

5.3.3 Hasil Uji Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak……… . 39

BAB 6 PEMBAHASAN ... 41

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan ... 47

7.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA……… 48


(17)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Hubungan antara Kecepatan Alir dengan Sifat Aliran Granul ... 14

II.2 Hubungan Sudut Diam dan Daya Alir ... 15

II.3 Hubungan Indeks Kompresibilitas dan Kemampuan Alir ... 16

II.4 Persyaratan Penyimpangan Bobot ... 17

IV.1 Rancangan Formula Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 26

V.1 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul (Massa Cetak) dengan Bahan pengikat CMC- Na ... 33

V.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Temulawak 35 V.3 Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 36

V.4 Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 37


(18)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) ... 5

2.2 Struktur Kurkuminoid ... 7

2.3 Metode Pengukuran Sifat Alir dan Sudut Diam ... 14

2.4 Rumus Struktur Manitol ... 19

2.5 Rumus Struktur CMC-Na ... 20

3.1 Skema Kerangka Konseptual ... 24

5.1 Ekstrak Kering Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) ... 32

5.2 Kurva Distribusi Ukuran Granul ... 33

5.3 Grafik Pengaruh Tekanan dan Kadar Bahan pengikat Terhadap Kompaktibilitas tablet ... 34

5.4 Hubungan Kadar CMC- Na Terhadap Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 37

5.5 Hubungan Kadar CMC- Na Terhadap Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 38

5.6 Hubungan Kadar CMC- Na Terhadap Waktu Hancur Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 40


(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 52

2. Surat Pernyataan ... 53

3. Sertifikat Analisis Ekstrak Temulawak ... 54

4. Sertifikat Analisis CMC- Na ... 58

5. Sertifikat Analisis Magnesium Stearate ... 59

6. Perhitungan Dosis Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 60

7. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Hisap Ekstrak temulawak ... 61

8. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak temulawak ... 69

9. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 74

10. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 77

11.Hasil Analisis Statistik Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 80

12. Foto Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 83


(20)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

MC : Moisture Content

Kg : Kilogram

Mg : Milligram

Cm : Centimeter mL : Milliliter

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference


(21)

xvii DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. British Pharmacopoeia, Volume 1 & 2. Her Majesty’s Stationary Office : London.

Anonim. 2007. United States Pharmacopeia, 30th Ed. Convention Inc.,p. 2091. Anonim. 2010. Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah.

http://van082.student.umm.ac.id/2010/07/29/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/. Diakses tanggal 30 November 2013

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ansel, Howard C. Nicholas G. Popovinh and Layd V. Allen Jr. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Diliverry Sistems. Six Edition, 194-202, Lea and Febiger, USA.

Antony, S., Kuttan, R., & Kuttan, G. 1999. Immunomodulatory Activity of Curcumin. Immunology Invest, 28, 291-303.

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439

Bangun, Abednego. 2012. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Indonesia Publishing House: Bandung.

Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia, pp. 293-343.

Benli M, Bingol U, Geven F, Guney K, Yigit N., 2008. An Investigation On To Antimicrobial Activity Of Some Endemic Plant Species From Tukey. Afr. J. Biotechnol. Vol.7 No.1: p.1-5.

Block, K.I. and M.N. Mead. 2003. Immune System Effects Of Echinacea, Ginseng and Astragalus: A review. Integrative cancer therapies. 2(3):247-267

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley & Sons : New York, pp. 132-243.

Commandeur, J.N. And N.P. Vermeulen. 1996. Cytoxicity and Cytoprotective Activities of Natural Compounds. The Case of Curcumin. Xenobiotica 26 : 667 – 680.


(22)

xviii

Darwis SN, Madjo Indo ABD, & Hasiyah S. 1992. Tanaman Obat Famili Zingiberaceae. Seri Pengembangan No. 17 Tahun 1992.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Fleming, T. (ed). 2000. PDR For Herbal Medicine, Montvale, New Jersey: Medical Economics Company Inc.

Hutapea, J.R., dkk. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Jakarta.

Khairinal, 2012. Efek Kurkimin Terhadap Proliferasi Sel Limfosit dari Limpa Mendit C3H Bertumor Payudara Secara In Vitro. Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Pasca Sarjana Departemen Kimia Universitas Indonesia.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri – untuk Industri Makanan,

Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Hal 1

Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.

Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta

Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Obat Anti Kanker: Menelusuri Mekanisme Aksinya. Majalah Farmasi Indonesia, 10(4), 224-236.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4. Marcel Dekker Inc : New York, pp. 2231 – 2235.


(23)

xix

Nurvitasari, Dyah. 2013. Pengaruh Jenis Pelarut pada Ekstraksi Kurkuminoid Dari Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). (online). Volume 1 (1): 101-107 (http://ejournal-S1.undip.ac.id)

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Ph armaceuties, 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463. Rowe, C.R. Sheskey,J.P., and Owen, C.S., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Exipients, six Edition, Amerika Pharmacetical Association, London, Chicago.

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Penerbit Alfabeta : Bandung.

Sheth, B. B, Bandelin, F. J, Shangraw, F. 1980. Compressed Tablets in Pharmaceuticals Dosage Farms: tablets, Volume 1. Lachman, L., Lieberman, H. A, (editor). Mrcel Decker Inc : New York.

South, E.H., Exon, J.H. and Hendrix, K. 1997. Dietary Curcumin Enhances Antibody Response in Rats. Departemen of Food Science and Toxicology university of Idaho Moscow.

Sylviana, Husein. 2009. Study on Antibacterial Activity from Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Rhizomes Against Pathogenics Microbes Cell Destruction. Journal of Applied and Industrial Biotechnology in Tropical Region 2009 Vol 2 (1)

Tampubolon, O.F., 1981. Tumbuhan Obat Seri Pembangunan Masyarakat. Jakarta : PT.Bhratara Karya Aksara.

Tonnesen, H.H, Karlsen, J. 1985. Studies on Curcumin and Curcuminoids: Alkaline Degradation of Curcumin. Z. Lebens. Unters Forsch 180: 132-134.

Varalakshmi, et al. 2008. Immunomodulatory Effects of Curcumin; In-Vivo.Int. Immunopharmacol 8(5): 688-700.

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583


(24)

xx


(1)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 52

2. Surat Pernyataan ... 53

3. Sertifikat Analisis Ekstrak Temulawak ... 54

4. Sertifikat Analisis CMC- Na ... 58

5. Sertifikat Analisis Magnesium Stearate ... 59

6. Perhitungan Dosis Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 60

7. Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Hisap Ekstrak temulawak ... 61

8. Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak temulawak ... 69

9. Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 74

10. Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 77

11.Hasil Analisis Statistik Waktu Melarut Tablet Hisap Ekstrak Temulawak dengan Program SPSS 16 ... 80

12. Foto Tablet Hisap Ekstrak Temulawak ... 83


(2)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

MC : Moisture Content

Kg : Kilogram

Mg : Milligram

Cm : Centimeter mL : Milliliter

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1993. British Pharmacopoeia, Volume 1 & 2. Her Majesty’s Stationary Office : London.

Anonim. 2007. United States Pharmacopeia, 30th Ed. Convention Inc.,p. 2091. Anonim. 2010. Permasalahan Umum Kesehatan Anak Usia Sekolah.

http://van082.student.umm.ac.id/2010/07/29/permasalahan-umum-kesehatan-anak-usia-sekolah/. Diakses tanggal 30 November 2013

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ansel, Howard C. Nicholas G. Popovinh and Layd V. Allen Jr. 1995. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Diliverry Sistems. Six Edition, 194-202, Lea and Febiger, USA.

Antony, S., Kuttan, R., & Kuttan, G. 1999. Immunomodulatory Activity of Curcumin. Immunology Invest, 28, 291-303.

Aulton, M., and Summers M. 2002. Tablet and Compaction in : Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd., Churchill Livingstone : Philadelphia,pp. 397-439

Bangun, Abednego. 2012. Ensiklopedia Tanaman Obat Indonesia. Indonesia Publishing House: Bandung.

Banker, G. S., and Anderson N. R. 1986. Tablet in: Lachman L., Lieberman H. A., and Kanig J.L. Eds. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy. 3rd., Lea and Febiger : Philadelphia, pp. 293-343.

Benli M, Bingol U, Geven F, Guney K, Yigit N., 2008. An Investigation On To Antimicrobial Activity Of Some Endemic Plant Species From Tukey. Afr. J. Biotechnol. Vol.7 No.1: p.1-5.

Block, K.I. and M.N. Mead. 2003. Immune System Effects Of Echinacea, Ginseng and Astragalus: A review. Integrative cancer therapies. 2(3):247-267

Cartensen, Jens T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solid Dosage Forms. John Wiley & Sons : New York, pp. 132-243.

Commandeur, J.N. And N.P. Vermeulen. 1996. Cytoxicity and Cytoprotective Activities of Natural Compounds. The Case of Curcumin. Xenobiotica 26 : 667 – 680.


(4)

xviii

Darwis SN, Madjo Indo ABD, & Hasiyah S. 1992. Tanaman Obat Famili Zingiberaceae. Seri Pengembangan No. 17 Tahun 1992.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Fleming, T. (ed). 2000. PDR For Herbal Medicine, Montvale, New Jersey: Medical Economics Company Inc.

Hutapea, J.R., dkk. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I) Jilid 1. Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan : Jakarta.

Khairinal, 2012. Efek Kurkimin Terhadap Proliferasi Sel Limfosit dari Limpa Mendit C3H Bertumor Payudara Secara In Vitro. Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Pasca Sarjana Departemen Kimia Universitas Indonesia.

King, Robert E. 1980. Tablets, Capsules, and Pills, in Osol A., Chase G. D., Gennaro A. R., Gibson M. R., Granberg C. B., Harvey S. C., King R. E., Martin A. N., Swinyard E. A., Zink G. L. Remington’s Pharmaceutical Sciences 16th Edition, Volume 2. Mack Publishing Company : Easton

Koensoemardiyah. 2010. A to Z Minyak Atsiri – untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Hal 1

Lachman, C.L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J,L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi II. Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: Universitas Indonesia Press, pp. 160-161, 713-714.

Lieberman M.A, et. Al. 1989. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Second Edition, Revisied dan Expanded, Volume I, Marcel Dekker, Inc.

Martin, A., 1993. Farmasi Fisik: Dasar-Dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi ketiga, Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta

Meiyanto, E. 1999. Kurkumin Sebagai Obat Anti Kanker: Menelusuri Mekanisme Aksinya. Majalah Farmasi Indonesia, 10(4), 224-236.

Mendes, R. W., and Bhargava H. 2007. Lozenges, in: Swarbrick, James. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition, Volume 4. Marcel Dekker Inc : New York, pp. 2231 – 2235.


(5)

Nurvitasari, Dyah. 2013. Pengaruh Jenis Pelarut pada Ekstraksi Kurkuminoid Dari Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). (online). Volume 1 (1): 101-107 (http://ejournal-S1.undip.ac.id)

Parrot. E.L.,1979,Pharmaceutical Technology Fundamental Ph armaceuties, 3 Rd Edition, Burgess Publishing Company : Mineapolis, pp. 73-86.

Peters, D., 1989, Medicated Lozenges, In : Lieberman. H. A., Lachman. L. And Schwart.I.B.Eds.,Pharmaceutical Dosage Form, Tablet, Vol 1,2 nd Ed Revisied And Expanded, Marcel Dekker. Inc, New York, pp :339-463.

Rowe, C.R. Sheskey,J.P., and Owen, C.S., 2009. Handbook of Pharmaceutical Exipients, six Edition, Amerika Pharmacetical Association, London, Chicago.

Siregar, CJP., Wikarsa, S. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet : Dasar-dasar Praktis. Jakarta: EGC.

Sugiyono, 2009.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R & D. Penerbit Alfabeta : Bandung.

Sheth, B. B, Bandelin, F. J, Shangraw, F. 1980. Compressed Tablets in Pharmaceuticals Dosage Farms: tablets, Volume 1. Lachman, L., Lieberman, H. A, (editor). Mrcel Decker Inc : New York.

South, E.H., Exon, J.H. and Hendrix, K. 1997. Dietary Curcumin Enhances Antibody Response in Rats. Departemen of Food Science and Toxicology university of Idaho Moscow.

Sylviana, Husein. 2009. Study on Antibacterial Activity from Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Rhizomes Against Pathogenics Microbes Cell Destruction. Journal of Applied and Industrial Biotechnology in Tropical Region 2009 Vol 2 (1)

Tampubolon, O.F., 1981. Tumbuhan Obat Seri Pembangunan Masyarakat. Jakarta : PT.Bhratara Karya Aksara.

Tonnesen, H.H, Karlsen, J. 1985. Studies on Curcumin and Curcuminoids: Alkaline Degradation of Curcumin. Z. Lebens. Unters Forsch 180: 132-134.

Varalakshmi, et al. 2008. Immunomodulatory Effects of Curcumin; In-Vivo.Int. Immunopharmacol 8(5): 688-700.

Voigt, R., 1984, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Ed V, diterjemahkan oleh Soedani Noerno Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 167-168, 199-205, 579-583


(6)

xx