Cara mendidik dan membesarkan anak

CARA MENDIDIK DAN
MEMBESARKAN ANAK

Yang benar vs yang sala
Oleh: Badri - 1111112

PENDAHULUAN
Didalam pernikahan, pasangan suami
istri pastilah akan merindukan anakanak yang akan menjadikan suatu
kebahagiaan dan pelengkap. Namun
ada tanggung jawab yang besar bagi
orang tua untuk mendidik dan
membesarkan anak-anaknya. Mendidik
dan membesarkan anak bukanlah
sesuatu yang mudah untuk dilakukan
karena jika salah dalam mendidik akan
membuahkan generasi yang tidak baik
juga. Oleh sebab itu kita harus berhati-

MENDIDIK  Menurut kamus bahasa
Indonesia artinya memelihara dan

memberi latihan (ajaran, tuntunan,
pimpinan) mengenahi akhlak /budi
pekerti dan kecerdasan pikiran.
MEMBESARKAN  Proses dimana
menjadikan anak itu bertumbuh secera
fisik sesuai dengan usianya, dengan
cara mencukupi kebutuhan fisiknya.
Makanan, pakaian, kesehatan, dll.

ANAK  adalah seseorang yang
berusia di bawah 18 (delapan belas
tahun) termasuk yang masih dalam
kandungan (CRC dan UU No. 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak)
ANAK  adalah seseorang yang berusia
di bawah 22 (dua puluh dua tahun)
termasuk yang masih dalam
kandungan (BPK. Compassion V.2.0 )
ANAK  Menurut kamus bahasa
Indonesia adalah keturunan ke dua


MENDIDIK & MEMBESARKAN ANAK YG
BENAR
Berdasarkan pernyataan diatas
mendidik dan membesarkan anak yang
benar tidaklah cukup dengan
membekali dengan akhlak, pendidikan
serta mencukupi kebutuhan
jasmaninya saja.
Namun didalam mendidik anak
hendaklah, kita harus membawanya
didalam Tuhan karena anak adalah
milik Tuhan yang diberikan kepada kita

Selain memenuhi kebutuhan fisik, anak
membutuhkan rasa aman, keadilan,
tanggung jawab, identitas diri.
Memberikan rasa aman tidak berarti
menciptakan suasana yang tenang,
aman, tetapi kestabilan hubungan

antara ayah dengan ibu. Prinsip lain
dalam mendidik anak adalah
keseimbangan antara keadilan dan
kasih, janganlah mendidik anak
semata-mata dengan keadilan saja
atau dengan kasih saja. Oleh karena itu
orang tua dituntut untuk bersikap

DASAR ALKITAB DALAM MENDIDIK
ANAK
Anak adalah pusaka dari Tuhan
(Mazmur 127:3), anak jangan dilihat
sebagai sumber kebahagiaan keluarga
ataupun sumber kerepotan, namun
sebagai pemberian dari Tuhan yang
sangat bernilai. “Seperti bapa sayang
kepada anak-anaknya... sebagaimana
seorang ibu mencintai anak, demikian
juga Bapamu yang di sorga” (Mazmur
102:13, Yesaya 66:13). Ayah dan ibu

adalah wakil Tuhan bagi anak.

Anak akan melihat Tuhan melalui hidup
orang tuanya, karena itu orang tua
harus menjadi contoh yang baik bagi
anak-anaknya. Amsal 22:6, “Didiklah
orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanyapun
ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu,” merupakan ayat dasar dari
penyelidikan ini dan merupakan salah
satu perintah Alkitab secara langsung
kepada orangtua.

PERAN ORANGTUA didalam mendidik dan
membesarkan anak

1. HARGAI ANAK DAN
BERSIKAP ADIL :
Dengan menciptakan

suasana hangat dan penuh
kasih sayang. Berilah
penghargaan bila anak
melakukan perbuatan terpuji
dan beritahu kesalahannya
bila melakukan tindakan
tidak baik. Dengan demikian
anak belajar menghargai
orang lain, terutama orang
tuanya.

2. DENGARKAN KELUHAN ANAK
:
Bila anak berperilaku buruk,
seperti melawan, suka
memukul atau berbohong,
maka pahamilah perasaaanya
dan dengarkanlah penolakan
dan keluhannya.


 3. UNGKAPKAN DENGAN
JELAS KETIDAKSETUJUAN
ANDA KETIKA ANAK
BERPRILAKU TIDAK BAIK :
Hindari ungkapan yang
memojokan dan
menyalahkan anak.

4.  PERINGATKAN
LEBIH AWAL :
Ketika anda ingin anak anda
melakukan sesuatu, cobalah
ingatkan lebih awal dan
berikan pilihan serta
penjelasan.
5. MENGHINDAR KETIKA
MARAH
Ketika anda marah karena
perilaku anak, maka
menghindarlah seketika dari

anak-anak kemudian
tenangkanlah diri anda,
setelah itu dialogkan
dengan anak, mengapa

6. BERUPAYALAH LEBIH AKRAB
Binalah hubungan yang lebih hangat dan
akrab dengan anak, sehingga anak akan
menjadi lebih terbuka pada orang
tua.Jadilah contoh bagi anak dalam
menanamkan nilai-nilai moral dan sosil
yang berlaku. Dunia anak adalah dunia
yang penuh kegembiraan dan keceriaan.

TANYAKANLAH SETIAP HARI
KEPADA ANAK KITA,
APA YANG MENYENANGKAN
DAN YANG MENYEDIHKAN
PADA HARI INI DI RUMAH,
SEKOLAH MAUPUN

DILINGKUNGAN SOSIAL
ANAK?

MENDIDIK & MEMBESARKAN ANAK YG
SALAH
Jika cara MENDIDIK anak salah, maka
berakibat fatal dan buruk untuk masa
depannya.
Terkadang tanpa disadari, sikap dan
cara mendidik anak justru membuat
mereka stres. Kadangkala terlalu
memanjakan mereka, itu juga tidak
baik bagi perkembangkan mereka.
Berikut ini ada 5 cara mendidik anak
yang dianggap salah, seperti dikutip

1. Tidak ada waktu
Sebagai orang tua, Anda mungkin tidak
pernah menyediakan waktu dengan anakanak. Setidaknya menanyakan kegiatan
mereka apa saja disekolah. Komunikasi

dengan anak penting, karena jika mereka
punya masalah, akan disampaikan ke
Anda dan masalah itu bisa cepat
diselesaikan.

2. Terlalu royal
memberi hadiah
Sebaiknya Anda tidak
terlalu mudah
memberikan anak hadiah
apalagi jika tidak
didukung prestasi yang
baik di sekolah. Anda
boleh-boleh saja
memberi mereka hadiah,
tentunya dengan
memberi pengertian
apabila prestasi di

3. Membandingkan-bandingkan

Banyak orang tua yang
membandingkan anak mereka
dengan orang lain, baik itu saudara,
teman atau teman sekelas. Kondisi itu
akan membuat meereka semakin
merasa tidak layak. Anda harus tahu,
setiap anak memiliki kemampuan
berbeda, jadi lebih baik Anda
memberi motivasi dan dukungan
terhadap potensi yang ada padanya.

4. Terlalu dibebani
Anak juga butuh istirahat dan dicharge. Ibarat
baterai, kegiatan yang padat setelah sekolah
seperti les, kursus dan lainnya sudah cukup
membebani mereka. Jadi, berilah mereka
waktu menyalurkan hobi, apakah olahraga,
mendengarkan musik atau bahkan tidur.
5. Terlalu menuntut
Ujian adalah saat-saat paling tidak

menyenangkan bahkan menjadi beban bagi
anak-anak. Semakin terbebani karena Anda
menuntut nilai yang bagus, kondisi ini bisa
membuat mereka semakin stres. Seharusnya,
yakinkan anak Anda dan motivasi mereka
bahwa nilai jelek bukan akhir dari semuanya,

PENUTUP
Jika anak dibesarkan dengan
memaki.
Jika anak dibesarkan dengan
belajar berkelahi.
Jika anak dibesarkan dengan
belajar gelisah.
Jika anak dibesarkan dengan
belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan
belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan
kedengkian.
Jika anak dibesarkan dengan
belajar merasa bersalah.

celaan, ia belajar
permusuhan, ia
ketakutan, ia
rasa iba, ia
olok-olok, ia
iri hati, ia belajar
dipermalukan, ia

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia
belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar
menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia
belajar mencintai.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia
belajar menyenangi diri.
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia
belajar mengenali tujuan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia
belajar kedermawanan.
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan
keterbukaan, ia belajar kebenaran dan
keadilan.

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia
belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia
belajar menemukan cinta dalam kehidupan.

Mazmur 127:4

Seperti anak-anak panah di tangan
pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa
muda.”