MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN (1)
MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
1Kata
“Media” secara etimologi merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang artinya tengah.
Bahasa indonesia mengartikan kata “Media” sebagai “antara” atau
“sedang”. Pengertian media dapat kita artikan sebagai sesuatu bentuk
yang dapat meneruskan informasi antara sumber informasi dan penerima
informasi. Asociation of Education Comunication Technology (AECT)
memberi batasan bahwa media juga dapat dijadikan sebagai segala
bentuk dan saluran penyajian informasi yang didapat dari sumber kepada
si penerima informasi sebagai bentuk penyaluran pesan [ CITATION
Sus09 \l 1057 ]. Jadi, media adalah bentuk peyaluran pesan dari sumber
informan kepada penerima pesan agar terjadi komuikasi yang efektif dan
efesien. Media sangat diperlukan dalam perkembangan dunia pendidikan
agar guru mampu menyampaikann pesan atau materi kepada siswa di
sekolah. Media yang berkualitas tentunya harus dipersiapkan oleh guru
sebelum proses pembelajaran dimulai.
2Pendidikan adalah usaha sadar untuk menjadikan peserta didik
baik dalam sikap dan perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Proses
pedidikan harus dilakukan secara efesien dan efektif sehigga perlu
dikembangkanya model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu peran dari media pembelajaran sangatlah penting karena
akan menjadikan sebuah proses pembelajaran tidak menjenuhkan dan
lebih bervariasi [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Media pembelajaran
merupakan seperangkat alat, bahan, teknik, dan metode yang digunakan
oleh guru didalam suatu proses pembelajaran agar tercipta interaksi
komunikasi edukatif yang efesien dan efektif. Selain itu media
pembelajaran juga bisa digunakan sebagai alat mencapai tujuan dari
seorang pendidik. Media pembelajaran yang diberikan oleh guru harus
mampu meingkatkan pemahaman siswa dan mendiskripsikan secara
benar mengenai metari pembelajaran. Jadi, media pembelajaran
merupakan faktor terpenting dalam neningkatkan suatu proses
pembelajaran. Selain mempermudah pemahaman siswa dengan media
pendidik dapat secara efesien dan efektif dalam menyampaikan materi
pembelajaran [CITATION Sun14 \l 1057 ].
3Kegiatan
proses
pembelajaran
pada
dasarnya
sangat
membutuhkan media. Bretz menggelompokan media pembelajaran dalam
8 kelompok berdasarkan pada pokok yang terkandung didalamnya.
Kedelapan kelompok itu adalah 1) Media cetak, 2) Media audio (suara), 3)
Media semi gerak, 4) Media visual diam, 5) Media visual gerak, 6) Media
audio (suara dan simbol verbal), 7) Media audio visual diam, 8) Media
audio visual gerak [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Selain itu, media
pembelajaran berdasarkan bentuk penyajian dan cara menyajikanya
dapat kelompokan menjadi 7 kelompok. Adapun 7 kelompok tersebut
yaitu,
(1) Media grafis, bahan cetak dan gambar diam
(2) Media proyeksi diam
(3) Media audio
(4) Media audio visual diam
(5) Film (motion pictures)
(6) Televisi
(7) Multi media
Media kelompok 1 merupakan media yang biasa digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran. Ketiga jenis media yang ada di
kelompok satu, pemusatan saya berada pada media dalam bentuk bahan
cetak. Secara umum media bahan cetak dipilih karena keunggualan
daripada media bahan cetak tersebut antara lain dapat memuat banyak
informasi terkait materi pelajaran, siswa dapat menyesuaika diri dengan
media tersebut baik dari segi kebutuhan, minat, dan kecepatan siswa
dalam belajar, siswa mudah membawa media tersebut kemana saja,
gambar dann warna yang menarik akan membuat siswa rajin membaca
dan apabila terdapat revisi atau kesalahan dapat diperbaiki dengan
mudah.[ CITATION Sus09 \l 1057 ]. Jenis dari media cetak tersebut ada
tiga macam namun pemusatan saya terletak pada modul sebagai media
pembelajaran untuk siswa. Kelemahan modul secara spesifik yaitu siswa
bosan karena pemakaian modul yang monoton, tidak semua siswa cocok
menggunakan modul, guru tidak mengetahui pemahaman siswa samapi
sejauh mana karena modul bersifat mandiri.
Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu
paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai
tujuan pembelajaran di kelas.
Menurut Mulyasa dalam Budiono & Susanto (2006) modul merupakan
paket belajar mandiri yang dirancang secara sistematis untuk peserta
didik agar dapat mencapai tujuan belajar. Modul memiliki beberapa
komponen yang terdiri atas :
1. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiata siswa berisi materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Materi pelajaran disusun dengan tujuan
instruksional yang akan dicapai peserta didik.
2. Lembar kerja
Lembar kerja ini disediakan untuk menjawab masalah-masalah yang
harus diselesaikan.
3. Kunci lembar kerja siswa
Kunci ini berfungsi untuk mengevaluasi hasil pekerjaan peserta
didik.
4. Lembar soal
Lembar soal berisi soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik
guna melihat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang
telah disajikan.
5. Kunci jawaban untuk lembar soal
Kunci jawaban ini digunaka untuk alat koreksi peserta didik sendiri.
Komponen-komponen diatas disusun sedemikian rupa sehingga
menjadi sebuah modul pembelajaran bagi peserta didik. Modul yang
dibuat harus menerapkan beberapa prinsip-prinsip penyusunan sebuah
modul.
Modul yag diterapkan pada pembebelajaran dapat mempengaruhi hasil
belajar pada siswa. Ini berdasarkan pada penelitian Aulia (2013) yang
menyimpulkan bahwa penggunaan modul memiliki pengaruh bagi siswa.
Nila rata-rata postest pada kelas yang menggunakan modul adalah 89,23
dan nilai rata-rata posttest pada kelas yang tidak menggunakan modul
adalah 79,41. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa hasil belajar
kelas yang menggunakan modul lebih baik daripada kelas yang tidak
menggunakan modul [ CITATION Aul14 \l 1057 ].
4Penggunaan modul pembelajaran sebagai salah satu media memiliki
beberapa kelemahan.
Mudhoffir dalam Budiono & Susanto (2006)
kelemahan pengguanan modul dalam proses pembelajaran adalah (1)
Desain yang kaku dan monoton menimbulkan rasa bosan pada siswa. (2)
tidak semua guru dan siswa cocok dengan pembelajaran mandiri. (3)
peyusunnan modul melibatkan suatu tim perecanaan yang kompleks dan
membutuhkan waktu yang laman untuk menyusu modul berkualitas
bagus. (4) guru kesulitan untuk menyusun modul yang berkualitas bagus
karena membutuhkan tim yang kompleks dan perencanaan matang
[ CITATION Bud06 \l 1057 ]. Kelemahan yang ada dalam modul dapat kita
minimalisir apabila dalam pembuatan modul dilakukan dengan kreatif dan
penuh dengan inovasi selain itu tetap mempertahankan kualitas dan mutu
dari isi maupun bahan yang digunakan. Media cetak atau visual sangat
memegang peran penting dalam proses belajar. Gambar representasi,
peta, diagram dan grafik merupakan salah satu contoh dari media visual
[ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Siswa akan lebih mudah dalam mempelajari
suatu materi apabila didukung denga media-media tersebut.
5Pemilihan
media yang akan digunakan oleh pendidik tidak
sembarangan begitu saja. Ada beberapa pertimbangan untuk
menggunakan suatu media yang akan digunakan. Tips memilih media
pembelajara yaitu,
(1)Menyesuaikan media pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku
(2)Keterjagkauan dalam pembiayaan
(3)Ketersediaa media di pasaran
(4) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran [ CITATION
Ham09 \l 1057 ].
Seorag pendidik selain mengetahui tips dalam pemilihan media barangkali
perlu juga mengetahui teknik-teknik penggunaan media pembelajaran.
Adapun teknik penggunaan media pembelajaran antara lain:
1. Penggunaan media berdasarkan tempat
a. Penggunaan media di kelas
Media yang digunakan didalam kelas harus sesuai dengan 3 hal
yaitu tujuan, materi, dan strategi pembelajaran. Faktor
terpenting dalam penggunaan media dalam hal ini yakni media
pembelajaran disajikan di ruang kelas sehingga guru dan siswa
dapat berinteraksi langsung.
b. Penggunaa media di luar kelas
Penggunaan media dilakukan oleh siswa sendiri tanpa suruhan
dari guru atau orang tua. Media yang digunakan di luar kelas ini
dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan
media secara tidak terprogam dan secara terprogam.
1) Penggunaan media secara tidak terprogam
Penggunaan media pembelajara ini bersifat bebas artinya
tidak ada kontrol dari pihak guru, sekolah, maupun orang tua.
Penyebaran media dilakukan oleh pembuat media kepada
masyarakat, biasanya dengan cara diperjual belikan di
pasaran dengan harapan media pembelajaran tersebut efektif
da efesien dalam mencapai tujuan tertentu. Pemakaian media
tergantug dari kebutuhann masing-masing orang dan tidak
menuntut orang agar dapat mecapai tingkat pemahaman
tertentu. Selain itu dalam media secara tidak terprogam ini
orang yang membeli atau mempunyai tidak wajib mengikuti
sebuah tes atau ujia tertentu. Contoh dari penggunaan mdia
secara tidak terprogam ini antara lain kaset bahasa inggris
untuk meingkatkan ketrampilan mendengarkan dalam bahasa
inggris dan siaran di televisi atau radio tentang pendidikan.
2) Penggunaan media secara terprogam
Medi pembelajaran ini digunakan dalam ragkaian kegiatan
pembelajaran yang tersusun secara sistematik atau urut yang
digunakan sesuai dengan kurikulum pada saat mengajar.
Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang tiaptiap kelompok mempunyai pemimpin dan tutor. Tujuan
pembelajaran terlebih dahulu dibahas oleh tiap kelompok.
Kemudian mereka dapat belajar dengan media tersebut
secara perorangan ataupun perkelompok. Contoh dari
penggunaan media secara terprogam antara lain siaran radio
di SMA dan pemakaian e-Learing di sekolah Indonesia.
2. Variasi Penggunaan Media
Variasi penggunaan media dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok
yakni,
a. Media yang digunakan oleh perorangan
Media dengan cara penggunaan perorangan ini biasanya
dilengkapi petunjuk yang jelas agar mudah dipahami oleh orang
yang menggunakanya.
b. Media yang digunakan secara berkelompok
Media ini dirancang untuk penggunaa secara kelompok bisa
terdiri atas kelompok kecil (2 sampai 8 orang) maupun kelompok
besar (4 sampai 90 orang). Buku petunjuk pada media ini juga
tersedia. Media yang digunakan secara berkelompok harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Suara
Suara pada media pembelajaran harus cukup keras agar
semua orang dalam kelompok bisa mendengarnya.
2. Gambar
Gambar yang tersedia dalam media harus cukup besar agar
terlihat oleh semua orang dalam kelompok.
3. Amplifier dan proyektor
Kedua alat tersebut harus ada agar biasa memperkeras usra
dan memperbesar gambar [ CITATION Dar10 \l 1057 ].
Penjelasan diatas merupakan teknik-teknik secara umum untuk
memilih media yang tepat dengan situasi dan kondisi suatu pembelajaran.
Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang
penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain
itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu
dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan
kebutuhan masing-masing.
6Beberapa
literatur menjelaskan bahwa kelemahan dari modul
sebagai media pembelajaran yaitu :
1. Proses pembuatanya memakannn waktu yang lama
2. Bahan cetakan yang tebal bisa saja mematikan minat siswa
3. Modul akann cepat rusak apabila kertas yag digunakan berkualitas
rendah [ CITATION Sul13 \l 1057 ]
Modul adalah salah satu jenis media yang digunakan untuk perorangan.
Modul yang terdapat disekolah biasanya bersifat konvensional dan
mempunyai bentuk dua dimensi. Isi dari modul yaitu pokok-pokok materi
pelajaran [ CITATION Sar14 \l 1057 ]. Kelemahan-kelemahan yang ada
pada modul dapat kita atasi dengan menerapkan prinsip-prinsip
penyusunan modul. Nana Sujana dalam Budiono & Susanto (2006)
mengemukakan mengenai prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Bahasa modul harus menarik dan merangsang siswa untuk berfikir
2. Informasi materi pelajara dilengkapi gambar-gambar
3. Modul memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan
dengan tujuan
4. Waktu untuk mengerjakan modul berkisar 4-8 jam pelajaran
5. Modul disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik
[ CITATION Bud06 \l 1057 ].
7Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, skills dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan suatu sumber untuk belajar. Pembelajaran
yang terjadi melibatkan 2 pihak yaitu guru dan siswa yang dapat
berkomunikasi sehingga pesan atau informasi yang diberikan dapat
tersampaikan sehingga terjadi proses belajar. Seorang guru dapat
memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan belajar dikelas.
Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu
paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai
tujuan pembelajaran.
Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang
penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain
itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu
dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan
kebutuhan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F., Zulhendra & Jaya, P., 2014. PENGARUH PENGGUNAAN MODUL
PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISIONS. 7-11.
Budiono, E. & Susanto, H., 2006. PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN
MODUL. Jurnal Pend. Fisika Indonesia, 4: p.80.
Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Pertama ed. Yogyakarta: Gava
Media.
Hamsa, 2009. Optimalisasi Penggunaan Media Pembelajaran. [Online]
Available at: http://alief-hamsa.blogspot.com/2009_10_01_archive.html
[Accessed 05 Maret 2015].
Muhson, A., 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, VII: 1-10.
Sari, R.A., Saputro, S. & S, A.N.C., 2014. Pengembangan Modul
Pembelajaran Kimia Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur SMA KELAS XI. Jurnal Pendidikan Kimia, 3: 7-15.
Sulistyani, N.H.D., Jamzuri & Rahardjo, D.T., 2013. Perbedaan Hasil Belajar
Siswa Antara Menggunakan Media Pocket Book dan Tanpa Pocket Book
pada Materi Kinematika Gerak Melingkar Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika,
1: p.164.
Sungkono, 2014. Pemilihan dan Penggunaan Media dalam Proses
Pembelajaran. Oktober. 1-8.
Susilana, R. & Riyana, C., 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.
1Kata
“Media” secara etimologi merupakan bentuk jamak dari
“Medium” yang berasal dari bahasa latin “Medius” yang artinya tengah.
Bahasa indonesia mengartikan kata “Media” sebagai “antara” atau
“sedang”. Pengertian media dapat kita artikan sebagai sesuatu bentuk
yang dapat meneruskan informasi antara sumber informasi dan penerima
informasi. Asociation of Education Comunication Technology (AECT)
memberi batasan bahwa media juga dapat dijadikan sebagai segala
bentuk dan saluran penyajian informasi yang didapat dari sumber kepada
si penerima informasi sebagai bentuk penyaluran pesan [ CITATION
Sus09 \l 1057 ]. Jadi, media adalah bentuk peyaluran pesan dari sumber
informan kepada penerima pesan agar terjadi komuikasi yang efektif dan
efesien. Media sangat diperlukan dalam perkembangan dunia pendidikan
agar guru mampu menyampaikann pesan atau materi kepada siswa di
sekolah. Media yang berkualitas tentunya harus dipersiapkan oleh guru
sebelum proses pembelajaran dimulai.
2Pendidikan adalah usaha sadar untuk menjadikan peserta didik
baik dalam sikap dan perilaku sesuai dengan cita-cita pendidikan. Proses
pedidikan harus dilakukan secara efesien dan efektif sehigga perlu
dikembangkanya model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Oleh karena itu peran dari media pembelajaran sangatlah penting karena
akan menjadikan sebuah proses pembelajaran tidak menjenuhkan dan
lebih bervariasi [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Media pembelajaran
merupakan seperangkat alat, bahan, teknik, dan metode yang digunakan
oleh guru didalam suatu proses pembelajaran agar tercipta interaksi
komunikasi edukatif yang efesien dan efektif. Selain itu media
pembelajaran juga bisa digunakan sebagai alat mencapai tujuan dari
seorang pendidik. Media pembelajaran yang diberikan oleh guru harus
mampu meingkatkan pemahaman siswa dan mendiskripsikan secara
benar mengenai metari pembelajaran. Jadi, media pembelajaran
merupakan faktor terpenting dalam neningkatkan suatu proses
pembelajaran. Selain mempermudah pemahaman siswa dengan media
pendidik dapat secara efesien dan efektif dalam menyampaikan materi
pembelajaran [CITATION Sun14 \l 1057 ].
3Kegiatan
proses
pembelajaran
pada
dasarnya
sangat
membutuhkan media. Bretz menggelompokan media pembelajaran dalam
8 kelompok berdasarkan pada pokok yang terkandung didalamnya.
Kedelapan kelompok itu adalah 1) Media cetak, 2) Media audio (suara), 3)
Media semi gerak, 4) Media visual diam, 5) Media visual gerak, 6) Media
audio (suara dan simbol verbal), 7) Media audio visual diam, 8) Media
audio visual gerak [ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Selain itu, media
pembelajaran berdasarkan bentuk penyajian dan cara menyajikanya
dapat kelompokan menjadi 7 kelompok. Adapun 7 kelompok tersebut
yaitu,
(1) Media grafis, bahan cetak dan gambar diam
(2) Media proyeksi diam
(3) Media audio
(4) Media audio visual diam
(5) Film (motion pictures)
(6) Televisi
(7) Multi media
Media kelompok 1 merupakan media yang biasa digunakan oleh
guru dalam proses pembelajaran. Ketiga jenis media yang ada di
kelompok satu, pemusatan saya berada pada media dalam bentuk bahan
cetak. Secara umum media bahan cetak dipilih karena keunggualan
daripada media bahan cetak tersebut antara lain dapat memuat banyak
informasi terkait materi pelajaran, siswa dapat menyesuaika diri dengan
media tersebut baik dari segi kebutuhan, minat, dan kecepatan siswa
dalam belajar, siswa mudah membawa media tersebut kemana saja,
gambar dann warna yang menarik akan membuat siswa rajin membaca
dan apabila terdapat revisi atau kesalahan dapat diperbaiki dengan
mudah.[ CITATION Sus09 \l 1057 ]. Jenis dari media cetak tersebut ada
tiga macam namun pemusatan saya terletak pada modul sebagai media
pembelajaran untuk siswa. Kelemahan modul secara spesifik yaitu siswa
bosan karena pemakaian modul yang monoton, tidak semua siswa cocok
menggunakan modul, guru tidak mengetahui pemahaman siswa samapi
sejauh mana karena modul bersifat mandiri.
Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu
paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai
tujuan pembelajaran di kelas.
Menurut Mulyasa dalam Budiono & Susanto (2006) modul merupakan
paket belajar mandiri yang dirancang secara sistematis untuk peserta
didik agar dapat mencapai tujuan belajar. Modul memiliki beberapa
komponen yang terdiri atas :
1. Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiata siswa berisi materi pelajaran yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Materi pelajaran disusun dengan tujuan
instruksional yang akan dicapai peserta didik.
2. Lembar kerja
Lembar kerja ini disediakan untuk menjawab masalah-masalah yang
harus diselesaikan.
3. Kunci lembar kerja siswa
Kunci ini berfungsi untuk mengevaluasi hasil pekerjaan peserta
didik.
4. Lembar soal
Lembar soal berisi soal-soal yang harus dikerjakan peserta didik
guna melihat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang
telah disajikan.
5. Kunci jawaban untuk lembar soal
Kunci jawaban ini digunaka untuk alat koreksi peserta didik sendiri.
Komponen-komponen diatas disusun sedemikian rupa sehingga
menjadi sebuah modul pembelajaran bagi peserta didik. Modul yang
dibuat harus menerapkan beberapa prinsip-prinsip penyusunan sebuah
modul.
Modul yag diterapkan pada pembebelajaran dapat mempengaruhi hasil
belajar pada siswa. Ini berdasarkan pada penelitian Aulia (2013) yang
menyimpulkan bahwa penggunaan modul memiliki pengaruh bagi siswa.
Nila rata-rata postest pada kelas yang menggunakan modul adalah 89,23
dan nilai rata-rata posttest pada kelas yang tidak menggunakan modul
adalah 79,41. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa hasil belajar
kelas yang menggunakan modul lebih baik daripada kelas yang tidak
menggunakan modul [ CITATION Aul14 \l 1057 ].
4Penggunaan modul pembelajaran sebagai salah satu media memiliki
beberapa kelemahan.
Mudhoffir dalam Budiono & Susanto (2006)
kelemahan pengguanan modul dalam proses pembelajaran adalah (1)
Desain yang kaku dan monoton menimbulkan rasa bosan pada siswa. (2)
tidak semua guru dan siswa cocok dengan pembelajaran mandiri. (3)
peyusunnan modul melibatkan suatu tim perecanaan yang kompleks dan
membutuhkan waktu yang laman untuk menyusu modul berkualitas
bagus. (4) guru kesulitan untuk menyusun modul yang berkualitas bagus
karena membutuhkan tim yang kompleks dan perencanaan matang
[ CITATION Bud06 \l 1057 ]. Kelemahan yang ada dalam modul dapat kita
minimalisir apabila dalam pembuatan modul dilakukan dengan kreatif dan
penuh dengan inovasi selain itu tetap mempertahankan kualitas dan mutu
dari isi maupun bahan yang digunakan. Media cetak atau visual sangat
memegang peran penting dalam proses belajar. Gambar representasi,
peta, diagram dan grafik merupakan salah satu contoh dari media visual
[ CITATION Muh10 \l 1057 ]. Siswa akan lebih mudah dalam mempelajari
suatu materi apabila didukung denga media-media tersebut.
5Pemilihan
media yang akan digunakan oleh pendidik tidak
sembarangan begitu saja. Ada beberapa pertimbangan untuk
menggunakan suatu media yang akan digunakan. Tips memilih media
pembelajara yaitu,
(1)Menyesuaikan media pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku
(2)Keterjagkauan dalam pembiayaan
(3)Ketersediaa media di pasaran
(4) Kemudahan memanfaatkan media pembelajaran [ CITATION
Ham09 \l 1057 ].
Seorag pendidik selain mengetahui tips dalam pemilihan media barangkali
perlu juga mengetahui teknik-teknik penggunaan media pembelajaran.
Adapun teknik penggunaan media pembelajaran antara lain:
1. Penggunaan media berdasarkan tempat
a. Penggunaan media di kelas
Media yang digunakan didalam kelas harus sesuai dengan 3 hal
yaitu tujuan, materi, dan strategi pembelajaran. Faktor
terpenting dalam penggunaan media dalam hal ini yakni media
pembelajaran disajikan di ruang kelas sehingga guru dan siswa
dapat berinteraksi langsung.
b. Penggunaa media di luar kelas
Penggunaan media dilakukan oleh siswa sendiri tanpa suruhan
dari guru atau orang tua. Media yang digunakan di luar kelas ini
dikelompokan menjadi dua kelompok utama, yaitu penggunaan
media secara tidak terprogam dan secara terprogam.
1) Penggunaan media secara tidak terprogam
Penggunaan media pembelajara ini bersifat bebas artinya
tidak ada kontrol dari pihak guru, sekolah, maupun orang tua.
Penyebaran media dilakukan oleh pembuat media kepada
masyarakat, biasanya dengan cara diperjual belikan di
pasaran dengan harapan media pembelajaran tersebut efektif
da efesien dalam mencapai tujuan tertentu. Pemakaian media
tergantug dari kebutuhann masing-masing orang dan tidak
menuntut orang agar dapat mecapai tingkat pemahaman
tertentu. Selain itu dalam media secara tidak terprogam ini
orang yang membeli atau mempunyai tidak wajib mengikuti
sebuah tes atau ujia tertentu. Contoh dari penggunaan mdia
secara tidak terprogam ini antara lain kaset bahasa inggris
untuk meingkatkan ketrampilan mendengarkan dalam bahasa
inggris dan siaran di televisi atau radio tentang pendidikan.
2) Penggunaan media secara terprogam
Medi pembelajaran ini digunakan dalam ragkaian kegiatan
pembelajaran yang tersusun secara sistematik atau urut yang
digunakan sesuai dengan kurikulum pada saat mengajar.
Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok yang tiaptiap kelompok mempunyai pemimpin dan tutor. Tujuan
pembelajaran terlebih dahulu dibahas oleh tiap kelompok.
Kemudian mereka dapat belajar dengan media tersebut
secara perorangan ataupun perkelompok. Contoh dari
penggunaan media secara terprogam antara lain siaran radio
di SMA dan pemakaian e-Learing di sekolah Indonesia.
2. Variasi Penggunaan Media
Variasi penggunaan media dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok
yakni,
a. Media yang digunakan oleh perorangan
Media dengan cara penggunaan perorangan ini biasanya
dilengkapi petunjuk yang jelas agar mudah dipahami oleh orang
yang menggunakanya.
b. Media yang digunakan secara berkelompok
Media ini dirancang untuk penggunaa secara kelompok bisa
terdiri atas kelompok kecil (2 sampai 8 orang) maupun kelompok
besar (4 sampai 90 orang). Buku petunjuk pada media ini juga
tersedia. Media yang digunakan secara berkelompok harus
memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Suara
Suara pada media pembelajaran harus cukup keras agar
semua orang dalam kelompok bisa mendengarnya.
2. Gambar
Gambar yang tersedia dalam media harus cukup besar agar
terlihat oleh semua orang dalam kelompok.
3. Amplifier dan proyektor
Kedua alat tersebut harus ada agar biasa memperkeras usra
dan memperbesar gambar [ CITATION Dar10 \l 1057 ].
Penjelasan diatas merupakan teknik-teknik secara umum untuk
memilih media yang tepat dengan situasi dan kondisi suatu pembelajaran.
Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang
penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain
itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu
dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan
kebutuhan masing-masing.
6Beberapa
literatur menjelaskan bahwa kelemahan dari modul
sebagai media pembelajaran yaitu :
1. Proses pembuatanya memakannn waktu yang lama
2. Bahan cetakan yang tebal bisa saja mematikan minat siswa
3. Modul akann cepat rusak apabila kertas yag digunakan berkualitas
rendah [ CITATION Sul13 \l 1057 ]
Modul adalah salah satu jenis media yang digunakan untuk perorangan.
Modul yang terdapat disekolah biasanya bersifat konvensional dan
mempunyai bentuk dua dimensi. Isi dari modul yaitu pokok-pokok materi
pelajaran [ CITATION Sar14 \l 1057 ]. Kelemahan-kelemahan yang ada
pada modul dapat kita atasi dengan menerapkan prinsip-prinsip
penyusunan modul. Nana Sujana dalam Budiono & Susanto (2006)
mengemukakan mengenai prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Bahasa modul harus menarik dan merangsang siswa untuk berfikir
2. Informasi materi pelajara dilengkapi gambar-gambar
3. Modul memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan
dengan tujuan
4. Waktu untuk mengerjakan modul berkisar 4-8 jam pelajaran
5. Modul disesuaikan dengan tingkat kemampuan peserta didik
[ CITATION Bud06 \l 1057 ].
7Pembelajaran
merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, skills dan nilai-nilai
positif dengan memanfaatkan suatu sumber untuk belajar. Pembelajaran
yang terjadi melibatkan 2 pihak yaitu guru dan siswa yang dapat
berkomunikasi sehingga pesan atau informasi yang diberikan dapat
tersampaikan sehingga terjadi proses belajar. Seorang guru dapat
memanfaatkan media pembelajaran dalam kegiatan belajar dikelas.
Modul merupakan media pembelajaran yang mana terdiri dari suatu
paket materi yang disusun sedemikian rupa untuk siswa agar tercapai
tujuan pembelajaran.
Media bahan cetak khususnya modul merupakan media yang
penggunaanya dapat digunakan didalam maupun diluar ruangan. Selain
itu pemakaian modul digunakan secara perorangan. Jadi setiap individu
dapat menerima pesan dari modul tersebut tergatung minat dan
kebutuhan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, F., Zulhendra & Jaya, P., 2014. PENGARUH PENGGUNAAN MODUL
PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DIVISIONS. 7-11.
Budiono, E. & Susanto, H., 2006. PENYUSUNAN DAN PENGGUNAAN
MODUL. Jurnal Pend. Fisika Indonesia, 4: p.80.
Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Pertama ed. Yogyakarta: Gava
Media.
Hamsa, 2009. Optimalisasi Penggunaan Media Pembelajaran. [Online]
Available at: http://alief-hamsa.blogspot.com/2009_10_01_archive.html
[Accessed 05 Maret 2015].
Muhson, A., 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
informasi. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, VII: 1-10.
Sari, R.A., Saputro, S. & S, A.N.C., 2014. Pengembangan Modul
Pembelajaran Kimia Berbasis Blog untuk Materi Struktur Atom dan Sistem
Periodik Unsur SMA KELAS XI. Jurnal Pendidikan Kimia, 3: 7-15.
Sulistyani, N.H.D., Jamzuri & Rahardjo, D.T., 2013. Perbedaan Hasil Belajar
Siswa Antara Menggunakan Media Pocket Book dan Tanpa Pocket Book
pada Materi Kinematika Gerak Melingkar Kelas X. Jurnal Pendidikan Fisika,
1: p.164.
Sungkono, 2014. Pemilihan dan Penggunaan Media dalam Proses
Pembelajaran. Oktober. 1-8.
Susilana, R. & Riyana, C., 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana
Prima.