VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO S

S A B T U ,

2 1

A G U S T U S

2 0 1 0

VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
VIDEO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Saat ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami masalah yang cukup serius
yaitu mutu pembelajaran. Bicara mutu pembelajaran yang langsung berkaitan
yaitu guru dan siswa. Sebenarnya masih banyak yang berkaitan dengan
masalah tersebut yaitu manajemen Sekolah, orangtua, lingkungan sekolah,
Pengawas, Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten, Dinas Pendidikan Provinsi dan
Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional yang bertanggung jawab mengelola
pendidikan secara nasional di dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2004 –
2009, telah menggariskan beberapa arah kebijakan pembangunan pendidikan
nasional, antara lain (1) mengupayakan pemerataan dan perluasan akses

pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, serta (3) penguatan
tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.
Salah satu teknologi komunikasi dan informasi yang mampu menjangkau
masyarakat luas dan sekaligus paling populer adalah media video. Saat ini
sebagian besar masyarakat Indonesia telah memiliki video atau bisa mengakses
informasi dari televisi. Bahkan sebagian besar dari kehidupan manusia tidak
terlepas dari televisi.
Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Pengalaman dari
beberapa negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah
menunjukkan bahwa pendayagunaan video untuk pendidikan telah memetik
manfaat yang tidak kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi
pendidikan, seperti Cina, Malaysia, Australia, Inggris, Amerika, dan banyak lagi
negara lain.
Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya
potensi televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, paling tidak
hal itu ditunjukkan dengan diproduksinya video-video pembelajaran baik untuk
pendidikan formal SD – PT, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal,
serta diselenggarakannya siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI

yaitu sinetron serial Aku Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran

pendidikan di TPI pada tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan
sekarang ini ada Televisi Edukasi (TVE).
Untuk menyediakan video pembelajaran dan menyelenggarakan siaran televisi
pendidikan ini diperlukan sebuah materi siaran berupa rekaman video yang
harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan sasaran, yaitu untuk peserta
pendidikan. Proses pembuatan materi siaran harus memenuhi kaidah tertentu
yaitu dengan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran. Untuk itulah berbagai pihak
termasuk guru, perlu memiliki pengetahuan cara membuat video/siaran
televisi pembelajaran.
B. Pengertian Media Pendidikan
Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari medium.
Batasan mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada
media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan
kegiatan pembelajaran.
Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang
membantu pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses
perubahan dari pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan
meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara
multi-sensori serta dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap
informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan menjadi bervariatif dan secara

luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan
teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan
kegiatan pembelajaran semakin menuntut media yang bervariasi pula.
Proses belajar adalah proses internal dalam diri manusia maka guru bukanlah
merupakan satu-satunya sumber belajar, namun merupakan salah satu
komponen dari sumber belajar. AECT (Associationfor Educational
Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang
dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu:
a. Pesan; didalamnya mencakup kurikulum (GBPP) dan mata pelajaran.
b. Orang; didalamnya mencakup guru, orang tua, tenaga ahli, dan sebagainya.

c. Bahan;merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran,seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,
OHT (over head transparency), program slide,alat peraga dan sebagainya
(biasa disebut software).
d. Alat; yang dimaksud di sini adalah sarana (piranti, hardware) untuk
menyajikan bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup proyektor
OHP, slide, film tape recorder, dan sebagainya.
e. Teknik; yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam
membeikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya

mencakup ceramah,permainan/simulasi, tanya jawab, sosiodrama (roleplay),
dan sebagainya.
f. Latar (setting) atau lingkungan; termasuk didalamnya adalah pengaturan
ruang, pencahayaan, dan sebagainya.
Bahan & alat yang kita kenal sebagai software dan hardware tak lain adalah
media pendidikan. Pertanyaan yang sering muncul pada guru, seberapa
pentingkah media pembelajaran? Kita harus mengetahui dahulu konsep abstrak
dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakekatnya
adalah
proses
komunikasi,penyampaian
pesan
dari
pengajar
ke
penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
komunikasi baik verbal (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini
dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa
dinamakan decoding.
Ada

kalanya
penafsiran
berhasil,
adakalanya
tidak.
Kegagalan/
ketidakberhasilan dalam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau
diamati akan menghambat proses pembelajaran. Kegagalan/ketidakberhasilan
atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau
noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima.
Lantas dimana fungsi media?
1. Kontribusi Media dalam pembelajaran
Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan
media. Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
Secara umum media mempunyai kegunaan:

a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c. menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar.
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
e. memberi rangsangan yang sama,
menimbulkan persepsi yang sama.

mempersamakan

pengalaman

&

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran

dapat ditingkatkan
h. Peran guru berubahan kearah yang positif
Karakteristik dan kemampuan masing-masing media perlu diperhatikan oleh
guru agar mereka dapat memilih media mana yang sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan. Sebagai contoh media kaset audio, merupakan media auditif yang
mengajarkan topik-topik pembelajaran yang bersifat verbal seperti pengucapan
(pronounciation) bahasa asing. Untuk pengajaran bahasa asing media ini
tergolong tepat karena bila secara langsung diberikan tanpa media sering terjadi
ketidaktepatan yang akurat dalam pengucapan pengulangan dan sebagainya.
Pembuatan media kaset audio ini termasuk mudah, hanya membutuhkan alat

perekam dan narasumber yang dapat berbahasa asing, sementara itu
pemanfaatannya menggunakan alat yang sama pula.
2. Klasifikasi & Jenis Media

KLASIFIKASI

JENIS MEDIA

Media yang tidak

diproyeksikan

Realia, model, bahan grafis, display

Media yang diproyeksikan

OHT, Slide, Opaque

Media audio

Audio K aset, Audio V ission, aktive Audio
Vission

Media video

Video

Media berbasis komputer

Computer A ssisted I nstructional

( Pembelajaran Berbasis Komputer)

Multimedia kit

Perangkat praktikum

Dari berbagai jenis media tersebut, pada kesempatan ini khusus akan dibahas
media video/televisi. Media video/televisi biasa disebut audio visual, artinya
media ini merupakan gabungan antara suara dan gambar.
3. Karakteristik Media Video/Televisi Pembelajaran
Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak
berbeda dengan media televisi. Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan
sumber. Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada
pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat

disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua
media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a. Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b. Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas

karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak
(bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub)
dan lain sebagainya.
c. Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga
panen.
d. Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).
Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan
kekurangan.
• Kelebihan
- Dapat menstimulir efek gerak
- Dapat diberi suara maupun warna
- Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
- Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
- Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya
(video) control pada pengguna.
• Kekurangan
- Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
- Memerlukan tenaga listrik
- Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
- Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi)  kontrol pada pengelola.

- Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif
melalui telepon/sms).
- Dan lain sebagainya.
4. Prosedur Pengembangan Media Video Pembelajaran

Saat ini banyak kita temukan media video pembelajaran. Pembuatan media ini
tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan semangat untuk berkarya.
Hampir setiap orang dapat membuat media video pembelajaran, yang
membedakan yaitu kualitas dan kebermanfaatan dari hasilnya. Untuk membuat
media video pembelajaran secara umum ada tiga tahap yaitu:
a. Praproduksi
Tahap praproduksi melalui tahap yang panjang dan menentukan
keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan
dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Tahap ini meliputi:
Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan
Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIMV)
Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JMV)
Penyusunan Naskah
Pengkajian Naskah
Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang
telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga
naskah tersebut laik produksi.
b. Produksi
Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan
Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis
naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi:
Rembuk Naskah
Penentuan Tim Produksi
Casting (Pencarian Pemain)
Hunting (Pencarian Lokasi Shooting)
Cru Metting (Rapat Tim Produksi)

Pengambilan Gambar
Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan gambar dan suara dari
lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.
c. Pascaproduksi
Setelah sekumpulan gambar dan suara diterima oleh editor, maka langkah
selanjutnya yaitu tahap pemilihan gambar dan suara yang terbaik. Gambar
dan suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini cukup
panjang, yaitu meliputi:
Editing (Penggabungan dan Pemilihan Gambar)
Mixing (Pengisian Musik)
Preview
Ujicoba
Revisi
Distribusi/Penyiaran
Hasil akhir dari kegiatan ini yaitu sebuah media video pembelajaran yang
siap dimanfaatkan oleh siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas.
SIMPULAN
Di dalam proses pembelajaran kadang guru sulit menjelaskan suatu konsep yang
abstrak atau jauh dari kehidupan siswa. Saat itulah guru memerlukan media.
Terdapat banyak jelas media, pengelompokkan jenis-jenis media lebih didasarkan
pada pemanfaatannya (indera) dan peralatan yang dipakai untuk membuat dan
menyajikan. Untuk memilih media mana yang tepat untuk menyajikan materi
pembelajaran perlu mengetahui karakteristik materi yang akan disajikan disesuaikan
dengan jenis medianya.
Media video merupakan media yang akrab di sekitar siswa dan guru. Media video pembelajaran
mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk dimanfaatkan di kelas.

Untuk membuat media video pembelajaran tidaklah terlalu sulit, yang penting ada kemauan dan
semangat untuk berkarya. Untuk menghasilkan media video pembelajaran melalui beberapa
tahap yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
- Agnes, Elisabeth, 1999. Format Program TV/Video, Pustekkom, Depdiknas.
- Bittner, John R., 1991. Broadcasting and Telecommunication, third edition,
Prentice-Hall.
- Comber, Peter & Tiffin, John, 1978. TV Production for Educational, Focus
Press, London.
- Hancokck, Alan, 1976. Producing for Educational Mass Media, Unesco
Press Paris.
Diposkan oleh EDUCATIONAL TECHNOLOGY FOR TEACHER di 01.44
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Reaksi:
Link ke posting ini
Buat sebuah Link

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

PENGARUH DOSIS LIMBAH MEDIA JAMUR TIRAM DAN KONSENTRASI LARUTAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) ABITONIK TERHADAP SEMAI KAYU MANIS [Cinnamomum camphora (l,) J. Presi]

12 141 2

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

EFEKTIVITAS PENGAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI MEDIA LAGU BAGI SISWA PROGRAM EARLY LEARNERS DI EF ENGLISH FIRST NUSANTARA JEMBER

10 152 10

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18