Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang / over behaviour (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah meningkat kembali (Recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu Tahu ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan


(2)

aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria-kriteria yamg ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan 1. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur (Notoadmojo, 2007). 2. Pendidikan


(3)

baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau masyarakat. Proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan (Notoadmojo, 2007).

Jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan adalah : a. Dasar

Yaitu pendidikan dasar selama 9 tahun. b. SMU

Yaitu sekolah menengah umum selama 3 tahun. c. Perguruan Tinggi

Yaitu pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dari SMU. 3. Sumber Informasi

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmojo, 2007).

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Notoadmojo, 2007).

Menurut Notoadmojo (2007), menyatakan bahwa informasi kesehatan biasanya berasal dari petugas kesehatan maupun media masa. Sumber informasi yang tepat mempunyai peran yang sangat besar dalam meningkatkan pengetahuan individu seseorang.

Sumber informasi dapat diperoleh dari : a. Media cetak (Poster)


(4)

c. Petugas kesehatan (Dokter, Bidan, Perawat).

C. Praktek Klinik Kebidanan

Praktek kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan. Ruang lingkup praktek kebidanan meliputi asuhan mandiri ini berarti bidan melakukan pengawasan, member asuhan dan saran yang diperlukan kepada wanita selama hamil, bersalin dan masa nifas. Praktek kebidanan dilakukan dalam system pelayanan kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter dan spesialis dipusat-pusat rujukan (Suryani, 2002).

Praktek klinik kebidanan II meliputi, ante natal care (ANC) ibu hamil, intra natal

care (INC) ibu melahirkan, ibu nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita.

D. Ante Natal Care (ANC)

Pengertian ante natal care menurut Depkes RI adalah pelayanan yang diberikan oleh ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya. Pelayanan antenatal ini meliputi pemeriksaan kehamilan, upaya koreksi terhadap penyimpangan dan intervensi dasar yang dilakukan (Pantikawati & Saryono, 2010).

1. Tujuan Ant Natal Care (ANC)

Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang anak.

a. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial budaya ibu dan bayi.


(5)

b. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

c. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.

e. Mempersiapkan peranan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pantikawati & Saryono, 2010).

2. Frekuensi dan Tempat Kunjungan Ante Natal Care (ANC) a. Minimal 1 kali pada trimester I (usia kehamilan 0-14 minggu)

1. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa 2. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya

3. Membangun hubungan saling percaya

4. Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi

5. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan sebagainya)

b. Minimal 1 kali pada trimester II (usia kehamilan 14-28 minggu)

1. Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa 2. Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya

3. Membangun hubungan saling percaya


(6)

5. Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan sebagainya)

6. Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

c. Minimal 2 kali pada trimester III (usia kehamilan 28-36 minggu sekali kunjungan)

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa 2) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi

5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan sebagainya)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

7) Deteksi kehamilan ganda

d. Setelah 36 minggu sekali kunjungan

1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa 2) Mencegah masalah, misal : tetanus neonatal, anemia, kebiasaan

tradisional yang berbahaya

3) Membangun hubungan saling percaya

4) Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan menghadapi komplikasi

5) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, seks dan sebagainya)


(7)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

7) Deteksi kehamilan ganda

8) Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS. 3. Standar Ante Natal Care (ANC)

Standar Ante Natal Care meliputi 5T yaitu ukuran berat badan atau tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT dan pemberian tablet zat besi (Pantikawati & Saryono, 2010).

E. Intra Natal Care (INC)

Intra Natal Care atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi

janin dan plasenta, yang dapat hidup kedunia luar dan merupakan kejadian fisioligi yang normal dalam kehidupan (Sumarah, dkk, 2009).

1. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, tetapi ada teori mengatakan sebab mulainya persalinan dikarenakan oleh oksitosin internal yaitu oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjer hipofisis part posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitoksin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai (Sumarah, dkk, 2009).

2. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap, pada kala I seviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong


(8)

keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum (Sumarah, dkk, 2009).

a. Persalinan kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his tidak begitu kuat sehingga ibu masih bisa berjalan-jalan. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan ibu tersebut mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show).lendir bercampur darah ini berasal dari kanalis servikalis karena servik mulai membuka. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena pergeseran ketika servik membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang tebagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase akselerasi dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm 2. Fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam pembukaan begitu cepat dari

pembuakaan 4 cm menjadi 9 cm.

3. Fase deselerasi dimana pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi ini menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif.

Keadaan tersebut dapat dijumpai baik pada primi gravida maupun multigravida, akan tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih


(9)

pendek. Berdasarkan kurve Fridman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam.

b. Kala II (Pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kali ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul maka menimbulkan rasa mengeden. Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar, kemudian perineum menonjol dan menjadi lebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengeden maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi. c. Kala III (Pelepasan Uri)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

d. Kala IV (Observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.


(10)

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah : a. Tingkat kesadaran penderita

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernapasan c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

F. Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Arisulstyawati, 2009).

Adapun asuhan masa nifas yang diberikan kepada ibu adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi 2. Mencegah diagnose dini dan pengobatan komplikasi pada ibu 3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila mana perlu

4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus 5. Imunisasi terhadap tetanus

6. Mendorong pelaksaan metode yang sehat tentang pemberian makanan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium

intermedikal, dan remote puerperium. Perhatikan penjelasan berikut.


(11)

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah

diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedikal

Puerperium intermedikal merupakan masa kepulihan secara menyeluruh

alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu. 3. Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsug selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

G. Bayi Baru Lahir, Bayi Dan Balita

Menurut Muslihatum (2010), Bayi baru lahir adalah usia bayi semenjak usia 0 sampai 28 hari atau satu bulan. Hari sesudah bayi lahir sangat penting oleh karena keadaannya hari itu menentukan perkembangan selanjutnya.

Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru diluar uterus, sedangkan masa bayi pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu umur 1-4 bulan pertumbuhan berat badan 700-1000 gram bila didukung dengan kebutuhan gizi, umur 4-8 bulan pertumbuhan berat badan dua kali lipat berat badan bayi dan umur 8-12 bulan pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan lahir pada usia satu tahun, dan masa anak balita 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik.

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Pernafasan


(12)

pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Perlindungan yang perlu diberikan kepada bayi baru lahir adalah menjaga agar kebutuhan utama kehidupannya yaitu bernafas dan sirkulasi darah tidak terganggu, mencegah hilangnya suhu atau pun kebutuhan oksigen yang meningkat.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah :

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat

Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti agar menjaga luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. 2. Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi.

3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat.

a. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Beberpa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, suhu terlalu panas atau lebih dari 38%C atau terlalu dingin atau kurang dari 36%C.


(1)

6) Kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi gejala preklamsia, pantau TD, evaluasi edema, proteinuria)

7) Deteksi kehamilan ganda

8) Deteksi kelainan letak atau kondisi yang memerlukan persalinan di RS.

3. Standar Ante Natal Care (ANC)

Standar Ante Natal Care meliputi 5T yaitu ukuran berat badan atau tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT dan pemberian tablet zat besi (Pantikawati & Saryono, 2010).

E. Intra Natal Care (INC)

Intra Natal Care atau persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan plasenta, yang dapat hidup kedunia luar dan merupakan kejadian fisioligi yang normal dalam kehidupan (Sumarah, dkk, 2009).

1. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan

Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, tetapi ada teori mengatakan sebab mulainya persalinan dikarenakan oleh oksitosin internal yaitu oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjer hipofisis part posterior. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitoksin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dimulai (Sumarah, dkk, 2009).

2. Tahapan Persalinan

Persalinan dibagi menjadi 4 tahap, pada kala I seviks membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala


(2)

keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala urie, plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi perdarahan post partum (Sumarah, dkk, 2009).

a. Persalinan kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his tidak begitu kuat sehingga ibu masih bisa berjalan-jalan. Klinis dapat dinyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan ibu tersebut mengeluarkan lendir bercampur darah (bloody show).lendir bercampur darah ini berasal dari kanalis servikalis karena servik mulai membuka. Sedangkan darah berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena pergeseran ketika servik membuka. Proses ini berlangsung kurang lebih 18-24 jam, yang tebagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif dibagi menjadi 3 fase yaitu :

1. Fase akselerasi dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm 2. Fase dilatasi maksimal yakni dalam waktu 2 jam pembukaan begitu cepat dari

pembuakaan 4 cm menjadi 9 cm.

3. Fase deselerasi dimana pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm. Kontraksi ini menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif.

Keadaan tersebut dapat dijumpai baik pada primi gravida maupun multigravida, akan tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi terjadi lebih


(3)

pendek. Berdasarkan kurve Fridman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam.

b. Kala II (Pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his menjadi kuat dan cepat, kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi yang normal pada kali ini kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, maka pada saat his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul maka menimbulkan rasa mengeden. Wanita merasa adanya tekanan pada rektum dan seperti akan buang air besar, kemudian perineum menonjol dan menjadi lebar dengan membukanya anus. Labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva pada saat ada his. Jika dasar panggul sudah berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his. Dengan kekuatan his dan mengeden maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dagu melewati perineum. Setelah his istirahat sebentar, maka his akan mulai lagi untuk mengeluarkan anggota badan bayi. c. Kala III (Pelepasan Uri)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.

d. Kala IV (Observasi)

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan


(4)

Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah : a. Tingkat kesadaran penderita

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernapasan c. Kontraksi uterus

d. Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

F. Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Arisulstyawati, 2009).

Adapun asuhan masa nifas yang diberikan kepada ibu adalah : 1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan bayi 2. Mencegah diagnose dini dan pengobatan komplikasi pada ibu 3. Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila mana perlu

4. Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus 5. Imunisasi terhadap tetanus

6. Mendorong pelaksaan metode yang sehat tentang pemberian makanan anak, serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium intermedikal, dan remote puerperium. Perhatikan penjelasan berikut.


(5)

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium intermedikal

Puerperium intermedikal merupakan masa kepulihan secara menyeluruh alat-alat genetalia, yang lamanya sekitar 6-8 minggu.

3. Remote puerperium

Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna dapat berlangsug selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan.

G. Bayi Baru Lahir, Bayi Dan Balita

Menurut Muslihatum (2010), Bayi baru lahir adalah usia bayi semenjak usia 0 sampai 28 hari atau satu bulan. Hari sesudah bayi lahir sangat penting oleh karena keadaannya hari itu menentukan perkembangan selanjutnya.

Masa neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru diluar uterus, sedangkan masa bayi pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dikelompokkan menjadi tiga tahap, yaitu umur 1-4 bulan pertumbuhan berat badan 700-1000 gram bila didukung dengan kebutuhan gizi, umur 4-8 bulan pertumbuhan berat badan dua kali lipat berat badan bayi dan umur 8-12 bulan pertumbuhan berat badan mencapai tiga kali berat badan lahir pada usia satu tahun, dan masa anak balita 1-2 tahun pada masa ini terjadi beberapa perlambatan dalam pertumbuhan fisik.


(6)

pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Perlindungan yang perlu diberikan kepada bayi baru lahir adalah menjaga agar kebutuhan utama kehidupannya yaitu bernafas dan sirkulasi darah tidak terganggu, mencegah hilangnya suhu atau pun kebutuhan oksigen yang meningkat.

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi pada bayi baru lahir adalah :

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat

Upaya ini dilakukan dengan cara merawat tali pusat yang berarti agar menjaga luka tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. 2. Pencegahan infeksi pada kulit

Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi.

3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah lahir dengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air hangat.

a. Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi lebih dini untuk segera dilakukan penanganan agar tidak mengancam nyawa bayi. Beberpa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut antara lain pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit, suhu terlalu panas atau lebih dari 38%C atau terlalu dingin atau kurang dari 36%C.


Dokumen yang terkait

Hubungan Lahan Praktek Dan Bimbingan Klinik Terhadap Pencapaian Kemampuan Mahasiswa Pada Praktek Klinik II Di Akademi Kebidanan Sehat Medan Tahun 2007/2008

9 139 56

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Mahasiswa Tingkat III Dalam Matakuliah Praktek Klinik Kebidanan Di Akademi kebidanan Agatha Pematangsiantar Tahun 2008

1 53 62

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 40 69

PENGARUH MOTIVASI, PRESTASI DAN KONSEP DIRI TERHADAP KESIAPAN PRAKTEK KLINIK KEBIDANAN BAGI MAHASISWA TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN PAMENANG PARE KABUPATEN KEDIRI

0 6 92

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT AKHIR DENGAN SIKAP MAHASISWA DALAM MENJALANKAN TUGAS DAN KEWENANGAN BIDAN.

0 1 13

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 0 10

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 0 4

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 0 1

Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Intara Natal Care Mahasiswa Dalam Menjalankan Praktek Klinik Kebidanan II Di Akademi Kebidanan Senior Medan Tahun 2013

0 0 22