Peranan Orang Tua dalam Novel Ibuk Karya Iwan Setyawan: Kajian Psikologi Sastra

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Karya sastra merupakan gambaran dari kehidupan manusia. Seluk-beluk
kehidupan manusia yang tercermin dalam karya sastra menjadikan sastra memiliki
nilai yang lebih. Semua fenomena kehidupan dapat terbaca di dalamnya, lewat karya
sastra kita dipertemukan dengan nilai kehidupan serta menampilkan berbagai
kepribadian manusia. Menurut Sumardjo dan Saini (dalam Rokhmansyah, 2014:2)
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan menggunakan bahasa. Salah satu bentuk karya sastra
adalah novel, novel merupakan salah satu hasil karya sastra yang disusun berdasarkan
tulisan dan dimuat pada satu buku yang di dalamnya

menggambarkan situasi

keadaan kehidupan.
Karya sastra selalu menonjolkan tentang kepribadian manusia yang unik dan
dapat mengispirasi setiap penikmat sastra. Kepribadian adalah tentang kelakuan
manusia, kepribadian terbentuk karena adanya peran orang lain di belakangnya.
Seorang anak kecil akan memiliki kepribadian yang baik apabila ada peran orang tua

yang mengayominya. Peranan adalah cara-cara bertindak dari individu sesuai dengan
statusnya (Wiyarti, 2008:120). Peranan keluarga dalam perkembangan sosial anak
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian anak. Keluarga
yang terdiri atas Ayah, Ibu dan anak merupakan satu kelompok sosial yang primer

dalam lingkungan kehidupan, ayah dan ibu (orang tua) memiliki tanggung jawab
yang besar terhadap kehidupan anak. Orang tua menjadi pembentuk relasi terhadap
kehidupan sosial anak, baik dari segi perilaku, pergaulan, kepercayaan, pendidikan
dan lainnya.
Tanggung jawab sebagai orang tua bukan hanya memberikan kasih sayang,
rasa aman, tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial anak, baik kebutuhan primer
maupun kebutuhan sekunder. Salah satu kebutuhan yang diperlukan anak yaitu
pendidikan, selain pendidikan yang didapat dari orang tua, anak juga perlu
mendapatkan pendidikan dari sekolah. Pendidikan merupakan salah satu pengantar
kesuksesan seseorang. Dengan mendapatkan pendidikan seseorang mampu bersaing
baik di dalam masyarakat maupun dalam pekerjaan. Peran orang tua sangat besar
dalam pencapaian pendidikan untuk anak-anaknya, dengan memberikan perhatian,
pengertian serta dukungan baik moral maupun materi dapat dikatakan bahwa orang
tua merupakan pejuang bagi masa depan anak-anaknya. Dengan adanya dorongan
dari orang tua terhadap pendidikan dapat memicu semangat anak. Maka dari itu

peran orang tua sangat penting bagi anggota keluarga, karena keluarga adalah tempat
di mana kita mendapatkan kasih sayang, dukungan, serta perhatian. Dengan
memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua maka akan tercipta suasana yang
harmonis sesama anggota keluarga. Untuk menciptakan suasana yang harmonis orang
tua tentu mempunyai masalah-masalah tersendiri baik dari segi pencapaian ekonomi,
pekerjaan, relasi, sampai pada masalah kejiwaan (batin).

Novel Ibuk karya Iwan Setyawan menggambarkan perjalanan kehidupan
sebuah keluarga yang memiliki cita-cita masa depan yang lebih baik. Berperan
sebagai orang tua yang memiliki harapan agar anak-anaknya mendapatkan masa
depan yang baik dengan cara memperoleh pendidikan yang baik pula, dengan
keadaan kehidupan ekonomi yang terbatas orang tua memegang kunci agar semua
cita-cita keluarga dapat tercapai. Perasaan khawatir meliputi tokoh ibu dan bapak
ketika banyaknya tuntutan kehidupan. Berbagai permasalahan yang muncul ketika
anak-anaknya sedang berada dalam dunia pendidikan dan yang paling utama adalah
situasi ekonomi yang setiap harinya semakin berat. Pengalaman tokoh ibu ketika ia
tidak dapat melanjutkan sekolah karena biaya yang tidak mencukupi, pengalaman itu
menjadikan tokoh ibu agar anak-anaknya tidak mengalami hal yang serupa. Keadaan
yang sama yaitu ekonomi yang kurang, ibu kemudian berusaha menabung dari sisa
uang belanja meski sedikit namun setidaknya dapat membantu keperluan sekolah

anak-anaknya.
Tokoh ibu (Ngatinah) mempunyai tekad agar kelima anaknya memiliki masa
depan yang cerah, sedangkan tokoh bapak (Sim) selalu berusaha agar biaya untuk
pendidikan dan keberlangsungan hidup keluarganya dapat terpenuhi. Kedua tokoh
yaitu ibu dan bapak memiliki peran tersendiri namun mempunyai tujuan yang sama.
Semua perjuangan tokoh ibu (Ngatinah) dan bapak (Sim) tidak sia-sia, kelima
anaknya dapat menikmati kesuksesan berkat kedua orang tuanya yang tidak pernah
berhenti berusaha.

Peranan tokoh Ibu dalam novel Ibuk karya Iwan Setyawan ini yaitu
memberikan kasih sayang, merawat, mendidik, membimbing, serta mengarahkan
anak-anaknya agar memiliki sikap yang baik, bertanggung jawab, disiplin, sabar serta
santun terhadap sesamanya. Seperti pada teks di bawah ini:
“Dengan menggendong Mira, Ibuk memandikan anak perempuan
nomor empatnya, Rini, yang baru masuk TK. Seperti kakak-kakaknya,
Ibu memulaskan bedak untuk Rini. Rambutnya dikuncir dua.
Sepatunya yang baru masih bau toko. Yuk makan nasi goreng dulu,
ujar Ibuk sembari menyusui Mira”. (Ibuk, 2012:41-42).
Sedangkan tokoh Bapak berperan sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggung jawab menafkahi anak dan istrinya yang bekerja sebagai sopir angkot

seperti pada teks di bawah ini;
“Pukul 10 pagi Bapak kembali ke rumah. Tak seperti biasanya. Nah, ini
segera ke sekolah Bayek. Bayar uang buku dan minta rapornya, kata
Bapak. Ia menyerahkan beberapa lembar lima ratusan dan seribuan
yang dikumpulkan sejak pagi. Setelah mencium pipi Mira Bapak segera
kembali ke angkot. Ada penumpang menunggu di mobil, katanya
terburu-buru”. (Ibuk, 2012: 69).
Sebagai seorang sopir angkot tokoh bapak (Sim) memiliki penghasilan yang
kecil, namun hal itu tidak menyurutkan semangat bapak (Sim) untuk terus bekerja.
Menyadari bahwa penghasilan bapak tidak mencukupi semua kebutuhan keluarga ibu
(Ngatinah) berusaha keras untuk mengatur keuangan sebaik mungkin seperti pada
teks di bawah ini;
“Yang penting, pastiin ada uang buat makan besok ya, Pak!” kata Ibuk
selalu memastikan. Dari uang belanja ini, Ibuk berusaha menyisakan
sebagian untuk membayar SPP dan keperluan sekolah”. (Ibuk,
2012:46).

Kebesaran hati dan semangat yang tidak pernah padam dari kedua orang tua
ini sehingga dapat menghantarkan kelima anaknya ke masa depan yang lebih baik,
serta tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai seorang bapak maupun sebagai

seorang ibu. Hal ini sangat mengispirasi banyak orang untuk melihat bagaimana
sebuah keluarga yang hidup dengan keterbatasan tetapi dengan doa, usaha dan kerja
keras dapat mewujudkan cita-cita yang selama ini terpendam di dalam hati. Dengan
alasan di atas penulis sangat tertarik untuk mengkaji “Peranan orang tua dalam novel
Ibuk karya Iwan Setyawan.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah penelitian ini adalah
bagaimanakah peranan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya dalam novel
Ibuk karya Iwan Setyawan?
1.3 Batasan Masalah
Sebuah penelitian harus memiliki batasan masalah agar penelitian tersebut
dapat terarah dan tidak mencakup terlalu luas sehingga menimbulkan presepsi yang
salah. Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada objek bapak dan ibu yang
berjuang agar anak-anaknya memperoleh pendidikan yang baik dalam novel Ibuk
karya Iwan Setyawan.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peranan orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya dalam novel Ibuk karya Iwan
setyawan.


1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para pembaca
untuk memahami bagaimana peranan orang tua dalam novel Ibuk karya Iwan
Setyawan.
2. Manfaat Praktis
1.

Hasil penelitian ini dapat membantu pembaca untuk memahami novel
Ibuk karya Iwan Setyawan.

2. Penelitian ini juga dapat menambah bahan referensi dalam kajian
psikologi sastra.