TM dan laporan praktikum Kimia Dasar m (1)

Nama

Firman Ichsan

NIM

155100207111012

Kelas

K

Kelompok

K4

BAB V
LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)
A. Pre –Lab
1.


Apakah yang dimaksud dengan larutan penyangga?

Larutan penyangga atau sering disebut larutan buffer adalah larutan yang dapat
mempertahankan pH pada kisarannya apabila terdapat upaya untuk menaikkan atau
menurunkan pH, melalui penambahan air/asam/basa dalam jumlah yang besar. Larutan
penyangga memiliki dua komponen yaitu asam dan basa. Asam akan berperan jika ada
upaya untuk menaikan pH, sedangkan basa akan berperan jika terdapat upaya untuk
menurunkan pH. Asam dan basa disini merupakan pasangan asam dan basa konjugasi
(Partana, 2009).

2.

Jelaskan prinsip , mekanisme & contoh kerja larutan penyangga!

Larutan penyangga asam dalam mempertahankan pH adalah setiap penambahan H + akan
dinetralkan oleh basa konjugasi, setiap penambahan OH- akan dinetralkan oleh asam
lemah, dan setiap pengenceran denga H2Omaka memperbesar jumlah ion H+ dan basa
kojugasi daro ionisasi asam lemah namun penambahan konsentrasi H + menjadi tidak
berarti karena volume larutan juga bertambah.Larutan penyangga basa adalah
mempertahankan adalah setiap penambahan H+ akan dinetralkan oleh oleh basa lemah,

setiap penambahan OH- akan dinetralkan oleh asam konjugasi, dan setiap pengenceran
dengan H2O akan memperbesar jumlah ion OH- menjadi tidak berarti karena volume
larutan juga bertambah (Sutresna, 2007).

3.

Sebutkan 3 jenis larutan penyangga berdasarkan kapasitasnya!

Larutan penyangga salmiak adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah) dengan
NH4OH (garam) (Troy, 2006).
Larutan penyangga asetat adalah larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan asam
asetat (CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).
Larutan penyangga bikarbonat adalah sistem penyangga yang terdiri atas larutan air yang
mengandung dua zat, yaitu asam karbonat (H2CO3) dan garam bikarbonat (NaHCO3).
(Esvandiari, 2009).
4.

Jelaskan prinsip kerja PH meter beserta bagian-bagian alatnya!
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro


kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal
ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen
yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial
elektrokimia dari ion hidrogen atau diistilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Tidak mengukur arus
tetapi hanya mengukur tegangan. Skema elektroda pH meter akan mengukur potensial
listrik antara Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda pembanding dan potassium chloride
(KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta petensial antara larutan dan
elektroda perak. Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda
gelas dapat berubah tergantung sampelnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi
dengan menggunakan larutan yang equivalent yang lainnya untuk menetapkan nilai pH.
Bagian-bagian pH meter


Elektrode kaca berfungsi sebagai salah satu kutub di antara dua elektrode ph
meter yang tercelup ke dalam larutan. Pada ujung elektrode ini terdapat bulbyang
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran ion positif (H+). Pertukaran ion
yang terjadi menyebabkan adanya perbedaan beda potensial di antara dua
elektrode, sehingga pembacaan potensiometer akan menghasilkan positif atau

negatif.



Elektrode referensi berfungsi sebagai kutub lain selain elektrode kaca sehingga
diantara keduanya, yang terendam larutan tertentu, terbentuk rangkaian listrik.

Elektrode ini didesain memiliki nilai potensial yang tetap pada kondisi larutan
apapun.


Thermometer berfungsi sebagai sensor temperatur menjadi satu komponen wajib
pH meter, karena nilai pH sangat dipengaruhi oleh temperatur larutan. Pada pH
larutan 7 (netral), perubahan temperatur tidak berpengaruh terhadap nilai tersebut.
Namun jika larutan bersifat asam atau basa, pembentukan ion sangat dipengaruhi
oleh temperatur.



Setiap pH meter selalu membutuhkan penguat voltase atau dikenal

dengan amplifier. Voltase yang dihasilkan oleh dua elektrode pH meter terlalu
rendah yakni hanya sekitar 60 mV untuk setiap tingkatan nilai pH.

Mikroprosesor pada pH meter berfungsi untuk menterjemahkan nilai voltase yang dikirim
oleh amplifier menjadi nilai pH. Perhitungan kompensasi nilai temperatur larutan terukur,
juga dihitung oleh mikroprosesor ini (Chang 2006).
5.

Jelaskan prinsip kerja kertas lakmus!

Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada larutan
asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada
larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru) (Syariffudin.2013).

B. TINJAUAN PUSTAKA
1.Pengertian dan prinsip larutan buffer

Berdasarkan Teori Asam-Basa Arrhenius, larutan yang mengandung campuran
asam lemah dan garam yang anionnya senama dengan asam lemah tersebut akan

membentuk larutan penyangga. Demikian juga jika larutan mengandung campuran basa
lemah dan garam yang kationnya senama dengan basa lemah akan membentuk larutan
penyangga. Berdasarkan Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry, larutan yang mengandung
campuran dari pasangan asam lemah dan basa konjugasi atau basa lemah dan asam
konjugasinya akan membentuk larutan penyangga. Prinsip larutan penyangga berdasarkan
teori asam basa Arrhenius terbatas hanya untuk campuran asam lemah dan garamnya atau
basa lemah dan garamnya, sedangkan prinsip berdasarkan Bronsted-Lowry lebih umum,
selain asam lemah dan garamnya, juga mencakup campuran garam dan garam (Sunarya,
2010).
2. Rumus perhitungan pH buffer asam dan basa
Campuran asam lemah dengan garamnya (basa konjugasi)
[H+] = Ka x

mol asam
mol garam

atau

pH = pKa – log


mol asam
mol garam

Campuran basa lemah dengan garamnya (asam konjugasinya)
[H+] = Kb x

mol asam
mol garam

atau

pH = pKb – log

mol asam
mol garam

(Komarudin, 2010).
3. Jenis buffer
 Larutan penyangga (buffer) salmiak adalah campuran dari larutan NH3 (basa lemah)



dengan NH4OH (garam) (Troy, 2006).
Larutan penyangga (buffer) asetat adalah larutan yang dibuat dengan cara mencampurkan
asam asetat (CH3COOH) ke dalam larutan garamnya (CH3COONa) (Watson, 2012).

C. TINJAUAN BAHAN
1. HCl
Asam Klorida, HCl atau yang dikenal juga sebagai asam muriatik, sangatlah beracun,
korosif dan cairan berbahaya yang bereaksi dengan sebagian besar logam untuk

menghasilkan ledakkan gas hidrogen yang dapat menyebabkan kebakaran dan iritasi
di mata dan membran mukosa (Craig, 2004).
2. NaOH
Natrium Hidroksida, atau yang dikenal juga sebagai soda api atau soda gosok
berwarna putih, kuat dan padatannya mudah mencair di dalam air, alkohol, etanol dan
gliserol (Craig, 2004).
3. NaCl
Natrium klorida adalah senyawa ionik sederhana berbentuk padatan rapuh dengan titik
leleh 8010C (Sutresna, 2007).
4. CH3COONa

Garam natrium asetat terionisasi sempurna membentuk ion Na+ dan ion CH3COO-.
Persamaan reaksi sebagai berikut.
CH3COONa (aq) ↔ Na+ + CH3COO- (aq)

(Sunarya, 2010).

5. CH3COOH
Asam asetat adalah asam lemah dan dalam larutan terionisasi sebagian membentuk
kesetimbangan:
CH3COOH(aq) ↔ CH3COO- (aq) + H+ (aq)

(Sunarya, 2010).

6. NH3
Ammonium, NH3, termasuk ke dalam elektrolit lemah yang mana jenis zat terlarutnya
berupa senyawa kovalen polar terurai sebagian, sangat mudah terurai dan lebih ringan
daripada udara (Craig, 2004).
7. NH4Cl
Garam ini terbentuk dari hasil reaksi netralisasi antara NH3 dan HCl dan di dalam air
terionisasi sempurna menghasilkan ion NH4+ dan Cl-.

NH3 (aq)
+ HCl(aq) ==> NaCl(aq) + H2O(l)
Basa lemah
asam kuat
Netral
NH4Cl(aq) ==> NH4+(aq) + Cl-(aq)
(Komarudin, 2010).
D. DIAGRAM ALIR
Kalibrasi pH meter

Disiapkan pH meter dan larutan pH 7,00; pH 4,01 dan 9,21

Dihidupkan alat

Dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dicelupkan dalam larutan pH 7


Dipilih mode kalibrasi

Ditunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH stabil

Diangkat dan dibilas elektroda dengan aquades

Dikeringkan dengan tisu

Dilakukan hal yang sama untuk larutan pH 4,01 kemudian larutan pH 9,21

Hasil

Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M

Disiapkan 70 ml larutan NaCl 0,1 M

Diukur pH nya
Diambil @20 ml pada 3 gelas beker

Beker I

Beker II

20 ml larutan NaCl 0,1 M

20 ml larutan NaCl 0,1 M

10 ml larutan HCl
0,01 M

Dicampur

10 ml larutan NaOH
0,01 M

Beker III
20 ml larutan NaCl 0,1 M
20 ml larutan
Aquades

Dicampur
Di ukur pH-nya

Hasil

Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M dan CH3COONa 0,1 M
35 ml CH3COOH 0,1 M + 35 ml CH3COONa 0,1 M

Dicampur

Dicampur

70 ml larutan campuran

Diukur pH nya

Diambil 20 ml pada gelas buffer

Beker I

Beker II

20 ml larutan NaCI 0,1 M

Dicampur

Beker III

20 ml larutan NaCI 0,1 M

20 ml larutan NaCI 0,1 M

10 ml larutan

10 ml larutan

20 ml

HCI 0,01 M

NaOH 0,01 M

Larutan
aquadess

Dicampur

Diukur pH nya

Hasil
2.3 larutan buffer NH3 0,1 M dan NH4CI 0,1 M
35 ml NH3 0,1 M + 35 ml NH4CI 0,1 M

Dicampur

Dicampur

70 ml larutan campuran

Diukur pH nya

Diambil 20 ml pada gelas buffer

Beker I

Beker II

20 ml larutan NaCI 0,1 M

Dicampur

Beker III

20 ml larutan NaCI 0,1 M

20 ml larutan NaCI 0,1 M

10 ml larutan

10 ml larutan

20 ml

HCI 0,01 M

NaOH 0,01 M

Larutan
aquadess

Dicampur

Dicampur

Diukur pH nya

Hasil
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004. Handbook of Corrosion Data. New York: ASM
International
Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia
Partana, Crys F dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2. Jakarta : Pusat Perbukuan
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama
Syariffudin. 2013. Inti Sari Kimia. Tangerang : Scientific Press
Troy, David B. 2006. Remington. Philadelphia : Wolters Kluwer Health
Watson, David G. 2012. Pharmaceutical Analysis. USA: Elsevier Health Sciences

E. Hasil dan Pembahasan
1. Tulislah data hasil praktikum pada tabel berikut ini
No

Jenis
Buffer

Larutan

pH awal

Penambahan
Asam/Basa

pH akhir

1

2

3

Garam

Buffer
Asetat

Buffer
Salmiak

NaCl 0,1 M

pH
meter
5,69

CH3COOH 4,06
0,1 M +
NaCH3COO
0,1 M
NH3 0,1 M 10,98
+
NH4Cl
0,1 M

Lakmus

Larutan

Tidak
berubah
warna
(Netral)
m
m
b
b

HCl
0,01 M

Biru

Merah

Jumlah
(ml)
10 ml

pH
meter
2,49

Lakmus

NaOH
0,01 M

10 ml

10,47

Aquades

20 ml

6,13

HCl
0,01 M
NaOH
0.01 M
Aquades
HCl
0,01 M
NaOH
0,01 M
Aquades

30 ml

3,72

Netral
m
m
b
b
Netral
m
m
b
b
Netral
m
m
b
b
Merah

30 ml

4,30

Merah

40 ml
30 ml

4,08
9,77

Merah
Biru

30 ml

11,00

Biru

40 ml

10,52

Biru

2. Apakah yang terjadi saat larutan penyangga ditambahkan sedikit asam atau basa?
Jelaskan!
pH larutan penyangga tidak akan berubah atau tetap mempertahankan pH-nya. Hal
ini sesuai prinsip kerja larutan penyangga, yaitu ketika ion Hidrogen (H +) ditambahkan
pada larutan penyangga, ion tersebut akan ternetralisasi oleh basa di dalam larutan
penyangga. Begitu juga Ion hidroksida (OH-) akan ternetralisasi oleh asam.
3. Jelaskan bagaimana cara kerja kalibrasi dan pengukuran pH larutan NaCl menggunakan
pH meter!
Awal untuk menggunaka pH meter adalah hidupkan terlebih dahulu pH meter
yang akan digunakan, dan panaskan hingga 20 menit., pertama pilih “Cal” untuk
mengkalibrasikan, kemudian pilih “pH” untuk mengukur pHnya, setelah itu cuci
elektroda menggunakan aquades. Siapkan larutan yang akan diukur pHnya, misalnya
larutan NaCl. Bersihkan probel dengan menggunakan aquades dan di keringkan
menggunakan tissue dengan arah yang sama, lalu siapkan larutan NaCl yang ada di gelas
beker, masukkan probel kedalam larutan NaCl tersebut jangan terlalu dalam, hanya
dimasukkan sebagian saja. Kemudian masukkan magnet kedalam gelar beker, lalu pilih

“pH” dan tunggu hingga ada tulisan “Measuring Stable” dan berhenti. Jika sudah ada
tulisan seperti itu dan magnetnya berhenti berputar, maka pengukuran pH sudah selesai.
4. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja pengukuran sifat suatu larutan menggunakan kertas
lakmus!
Prinsip kerja pengukuran pH menggunakan kertas lakmus adalah :


Lakmus merah akan berubah warna menjadi biru bila dicelupkan kedalam larutan
basa. Dan akan tetap berwarna merah bila dicelupkan ke larutan asam atau netral.



Lakmus biru akan berubah warna menjadi merah bila dicelupkan kedalam larutan
asam. Dan akan tetap berwarna merah bila dicelupkan ke larutan basa atau netral.

5. Jelaskan contoh penggunaan larutan penyangga pada bidang teknologi pertanian!
(minimal 2)


Menjaga Keseimbangan pH Tanaman

Metode penanaman dengan media selain tanah, biasanya dikerjakan dalam kamar kaca
dengan menggunakan mendium air yang berisi zat hara. Disebut dengan hidroponik.
Setiap tanaman memiliki pH tertentu agar dapat tumbuh dengan baik. Oleh karena itu
dibutuhkan larutan penyangga agar pH dapat dijaga.


Larutan Penyangga untuk Obat-obatan

Asam asetilsalisilat merupakan komponen utama dari tablet aspirin, merupakan obat
penghilang rasa nyeri. Adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan perubahan pH pada
perut. Perubahan pH ini mengakibatkan pembentukan hormon. Untuk merangsang
penggumpalan darah.
6. Sebanyak 50 mL larutan NH3 0,1 M (Kb = 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan NH4Cl
0,5 M. Hitunglah pH larutan tersebut!
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
NH3 =

M

0,1 =

nNH 3
Volume larutan
nNH 3
0,05

NH4Cl =

M

nNH 4 Cl
Volume larutan

0,5 M =

nNH 3
0,1

nNH3 = 0,005 = 5 x 10-3

nNH4Cl = 0,05 = 5 x 10-2

Kedua, mencari [OH-] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
mol basa lemah
[OH-] = Kb x
garam
0,005
= 10-5 x
0,05
-6
= 10
pOH = log[OH-]
= log[10-6]
= 6, maka pH = pKw – pOH
pH = 14 – 6
pH = 8
7. Tentukan pH larutan penyangga yang dibuat dengan mencampurkan 50 mL larutan
CH3COOH 0,1 M dengan 50 mL larutan NaCH3COO 0,1 M. (KaCH3COOH =1,8 × 10-5)
Pertama, mencari mol dari masing-masing larutan dengan menggunakan rumus molaritas,
CH3COOH =

M

0,1 =

nCH 3 COOH
Volume larutan
nCH 3 COOH
0,05

nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3

CH3COONa =

nCH 3 COONa
Volume larutan

0,1 M =

nCH 3 COONa
0,05

M

nCH3COOH = 0,005 = 5 x 10-3

Kedua, mencari [H+] dari campuran tersebut dengan menggunakan rumus,
mol asamlemah
[H+] = Ka x
garam
0,005
= 1,8 x 10-5 x
0,005
-5
= 1,8 x 10
pH
= log[H+]
= log[1,8 x 10-5]
= 5 – log1,8

F. ANALISA PROSEDUR
a. Alat dan Bahan serta Fungsinya
No.

Alat dan Bahan

1

Aquades

2

Bulb

3
4

CH3COOH 0,1 M
CH3COONa 0,1 M

Keterangan
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker III
larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.
Digunakan untuk menghisap larutan. Penggunanya di
pasang di ujung pipet ukur.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer asetat.
Alat ini bukan alat pengukur (walaupun terdapat skala,

5

Gelas beker 100 ml dan 250 ml

namun ralatnya cukup besar). Digunakan untuk tempat
larutan dan dapat juga untuk memanaskan larutan kimia.
Untuk menguapkan solven/pelarut atau untuk memekatkan.
Digunakan untuk mengukur volume zat kimia dalam
bentuk cair. Alat ini mempunyai skala, tersedia bermacam-

6

Gelas ukur

macam ukuran. Tidak boleh digunakan untuk mengukur
larutan/pelarut dalam kondisi panas. Perhatikan meniscus

7

HCl 0,01 M

8

NaCl 0,1 M

9

NaOH 0,01 M

10
11
12

NH3 0,1 M
NH4Cl 0,1 M
Kertas lakmus

13

Pipet tetes

14

Pengaduk gelas

15

pH meter

pada saat pembacaan skala.
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas I larutan
buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer NaCl.
Bahan yang akan ditambahkan ke dalam gelas beker II
larutan buffer NaCl, buffer asetat dan buffer salmiak.
Bahan utama dalam pembuatan larutan buffer salmiak.
Indikator pH universal.
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan
ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi
karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan
kecil.
Digunakan untuk mengaduk larutan, campuran, atau
mendekantir (memisahkan larutan dari padatan).
Indikator pH modern yang mengukur pH dari suatu cairan
melalui probe/elektrode yang terhubung ke meteran
elektronik dan menampilkan pH
Pipet ini memiliki skala, digunakan untuk mengambil

16

Pipet ukur 1 ml dan 10 ml

larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulb atau karet
penghisap untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan
mulut.

b. Langkah Kerja
Kalibrasi pH meter
Yang pertama dilakukan adalah menyiapkan pH meter dan larutan pH 7,00;
pH4,01 dan pH 9,21. Selanjutnya menghidupkan alat, lalu membilas elektrode
denganmenggunakan aquades, setelah itu mengeringkan dengan menggunakan tisu, pada
saatmengeringkan, gerakan tisu harus satu arah, mencelupkan elektrode dalam larutan
pH7 dan dipilih mode kalibrasi, menunggu selama 1-2 menit sampai pembacaan pH
stabil, diangkat dan dibilas elektrode dengan menggunakan aquades, mengeringkan
dengan menggunakan tisu, tujuan dari di keringkan dengan tisu agar tidak mempengaruhi
pengukuran pH. Melakukan kegiatan yang sama untuk larutan dengan pH4,01 dan pH
9,21.
Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer
1. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer NaCl 0,1 M
Pertama mengambil larutan NaCl 0,1 M sebanyak 70 ml menggunakan pipet
ukur, pipet ukur berfungsi untuk mengukur latutan yang akan dicampurkan. Kemudian
diukur pH-nya menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu,
selanjutnya 70 ml larutan NaCl 0,1 M dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan
masing-masing gelas beker berisi 20 ml larutan NaCl 0,1 M. Gelas beker berfungsi
sebagai tempat untuk mencampurkan larutan. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,1 M
sebanyak 10ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk supaya terhomogenisasi,
selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter. Gelas beker II ditambahkan
NaOH 0,1M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk supaya
terhomogenisasi, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter. Gelas beker
III ditambahkan Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkandengan cara diaduk
supaya terhomogenisasi. Saat melakukan pengadukan usahakan pengaduk jangan
sampai berbenturan dengan dinding gelas beker. Selanjutnya pH larutan di ukur
menggunakan pH meter. Setelah pengukuran selesai catat hasil pengukuran di lembar
data hasil praktikum.
2. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Asetat (CH 3COOH 0,1 M +
CH3COONa 0,1 M)

Pertama mengambil larutan CH3COOH 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan
CH3COONa 0,1 M sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu
mencampurnya di dalam gelas beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan
indikator pH universal berupa kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran
tersebut dibagi ke dalam 3 gelas beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker
terisi 20 ml larutan campuran. Gelas beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10
ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk supaya terhomogenisasi secara sempurna,
selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH meter dan indikator pH universal.
Gelas beker II ditambahkan NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan
cara diaduk supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur
menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker III ditambahkan
Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk supaya
terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH
meter dan indikator pH universal. Setelah pengukuran selesai catat hasil pengukuran
di lembar data hasil praktikum.
3. Pembuatan dan Pengujian Larutan Buffer Salmiak (NH3 0,1 M + NH4Cl 0,1 M)
Pertama mengambil larutan NH3 0,1 M sebanyak 35 ml dan larutan NH 4Cl 0,1 M
sebanyak 35 ml menggunakan gelas ukur, setelah itu mencampurnya di dalam gelas
beker 250 ml dengan cara diaduk, lalu diukur pH-nya menggunakan pH meter yang
telah dikalibrasi terlebih dahulu dan menggunakan indikator pH universal berupa
kertas lakmus, selanjutnya 70 ml larutan campuran tersebut dibagi ke dalam 3 gelas
beker 100 ml dengan masing-masing gelas beker terisi 20 ml larutan campuran. Gelas
beker I ditambahkan HCl 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara
diaduk supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur
menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker II ditambahkan
NaOH 0,01 M sebanyak 10 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk membentuk
supaya terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur
menggunakan pH meter dan indikator pH universal. Gelas beker III ditambahkan
Aquades sebanyak 20 ml, lalu dicampurkan dengan cara diaduk supaya
terhomogenisasi secara sempurna, selanjutnya pH larutan di ukur menggunakan pH
meter dan indikator pH universal. Setelah pengukuran selesai catat hasil pengukuran
di lembar data hasil praktikum.

G. ANALISA HASIL
1. Kalibrasi pH meter
Mengkalibrasi pH meter yakni sebelumnya sudah memanaskan pH meter selama
20 menit.kalibrasi dilakukan bertujuan untuk menetralkan sebelum pengujian larutan.
Dalam proses pengkalibrasian pH meter menghasilkan pH dari larutan yang akan
diujikan. Nilai – nilai pH tersebut bermacam – macam, dari yang bersifat asam, basa, dan
netral. Hal ini sesuai dengan teori yang ada di literatur, yaitu pengukuran pH dapat
dilakukan dengan menggunakan pH meter, karena pH meter dapat berfungsi sebagai
pengukur pH dari suatu larutan (Kristiani, 2010).
2. Pengujian Larutan buffer NaCl 0,1 M
Menurut data hasil praktikum, dalam pengujian larutan Buffer NaCl 0,1 M pada
keadaan awalnya netral, maka kertas lakmus yang diujikan tidak berubah warna.
Kemudian ditambahkan HCl 0,01 M atau NaOH 0,01 atau aquades. Saat ditambahkan
HCl 0,01 M, larutan tersebut menjadi asam yang ditandai dengan merahnya warna kertas
lakmus yang diujikan. Jika ditambahkan NaOH 0,01 M, larutan tersebut menjadi basa
yang ditandai dengan birunya warna kertas lakmus yang diujikan. Saat ditambahkan
aquades, larutan tersebut tetap netral dan warna lakmus tidak berubah.
Hasil ini sesuai dengan yang ada di literatur yaitu bahwa jenis larutan ini adalah
jenis buffer garam yang bersifat netral, jika ditambahkan HCl 0,01 bersifat asam, jika
ditambahkan NaOh bersifat basa, dan jika ditambahkan aquades bersifat netral
(Alexander, 2011).
3. Pengujian Larutan Buffer CH3COOH 0,1 M &CH3COONa 0,1 M
Dalam pengujian larutan buffer CH3COOH 0,1 M &CH3COONa 0,1 M pada
keadaan awalnya adalah asam, kertas lakmus yang diujikan berubah menjadi warna
merah. Tetapi jika ditambahkan HCl 0,01 atau NaOH 0,01 M atau aquades. Saat
ditambahkan HCl 0,01 M, larutan tersebut menjadi tetap asam ditandai dengan merahnya
warna kertas lakmus yang diujikan. Jika ditambahkan NaOH 0,01 M, larutan tersebut
menjadi sedikit asam ditandai dengan warna kertas lakmus yang berwarna merah
kebiruan. Dan saat ditambahkan aquades, larutan tersebut tetap asam dan warna lakmus
berubah menjadi merah.

Hasil ini sesuai dengan yang ada di literatur bahwa jenis larutan ini adalah jenis
larutan buffer asetat yang bersifat asam dan campuran antara asam asetat dan natrium
asetat (Alexander, 2011).
H. KESIMPULAN
Sifat dari larutan penyangga adalah pH larutan yang hanya berubah sedikit pada
penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang
dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugasinya ataupun oleh basa
lemah dengan asam konjugasinya. Dalam membuat larutan buffer harus diperhatikan
bahan – bahan yang akan digunakan, untuk membuat buffer asetat, diperlukan 35 ml
CH3COOH 0,1 M + 35 ml CH3COONa 0,1 M, untuk membuat buffer salmiak,
diperlukan 35 ml NH3 0,1 M + 35 ml NH4Cl 0,1 M. Dalam percobaan yang dilakukan
oleh kelompok praktikan, percobaan pertama terdapat kesalahan yaitu berupa kekeliruan
pengambilan konsentrasi bahan yang akan ditambahkan sehingga mengakibatkan
terjadinya perubahan pH yang drastis sehingga tidak sesuai dengan prinsip dari larutan
penyangga itu sendiri. pH meter adalah alat ukur pH modern yang menggunakan katode
untuk mengukur pH yang terhubung ke neteran elektronik dan menampilkan Ph.

DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Craig, Bruce D, David S. Anderson. 2004. Handbook of Corrosion Data. New York: ASM
International
Esvandiari. 2009. KIMIA. Jakarta: PT. Niaga Swadaya
Komarudin, Omang. 2010. Ringkasan Lengkap Kimia. Jakarta: Cmedia
Partana, Crys F dan Antuni Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia 2. Jakarta : Pusat Perbukuan
Sunarya, Yayan. 2010. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama
Sutresna, Nana. 2007. KIMIA. Bandung: PT. Grafindo Media Pratama
Syariffudin. 2013. Inti Sari Kimia. Tangerang : Scientific Press
Troy, David B. 2006. Remington. Philadelphia : Wolters Kluwer Health
Watson, David G. 2012. Pharmaceutical Analysis. USA: Elsevier Health Sciences

DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Alexander, Wiro 2011. Buffer dan Kapasitas Buffer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Iswanto, Heri. 2011. Keasaman dan Kapasitas Penyangga. Jakarta: Erlangga
Kristiani, Elizabeth. 2010. Kimia Dasar Buffer. Semarang: Garsindo

Tanggal

Nilai

Paraf
Asisten