Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2018

BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Masalah Kependudukan
Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional
yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah
pokok yang terkait satu sama lainnya, yaitu:
1. Jumlah penduduk yang tinggi.
2. Tingkat pertumbuhan yang tinggi.
3. Penyebaran penduduk yang tidak merata.
4. Komposisi penduduk yang timpang.
5. Masalah mobilitas penduduk.
Paket masalah kependudukan ini telah menjadi induk dari berbagai masalah
lain. Apabila tidak segera ditanggulangi tidak mustahil akan mendatangkan efek yang
lebih parah lagi dan dapat melumpuhkan pembangunan nasional.

2.2 Pengertian Dasar Kependudukan
Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu diketahui untuk mendukung
tulisan ini dan merupakan bahan acuan dalam mengembangkan aplikasi yang ada.
2.2.1 Penduduk
Penduduk adalah semua orang berdomisili di wilayah Republik Indonesia selama

enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tapi
bertujuan untuk menetap.
7
Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan dinyatakan dalam presentase.
Jumlah penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu:
1. Fertilitas
Kelahiran atau fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Maksudnya lahir hidup (live birth)
menurut UN dan WHO adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan
lamanya didalam kandungan, dimana sibayi menunjukan tanda-tanda kehidupan,
misal bernafas, ada denyut jantungnya atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan
otot. Apabila pada waktu lahir tidak ada tanda kehidupan disebut lahir mati (still
birth).
Disamping dengan istilah fertilitas ada juga istilah fekunditas (fecundity)
sebagai pentujuk kepada kemampuan fisiologis dan biologis seorang perempuan

untuk melahirkan anak yang lahir hidup. Seorang perempuan yang secara biologis
subur (fecund) tidak selalu melahirkan anak misalnya dia mengatur kelahiran dengan
abstinensi atau menggunakan alat-alat kontrasepsi. Kemampuan biologis seseorang
perempuan untuk melahirkan sangat sulit diukur. Ahli demografi hanya
menggunakan pengukuran terhadap kelahiran hidup (live brith). Pengukuran fertilitas
lebih kompleks dibanding pengukuran mortalitas, karena perempuan hanya
meninggal satu kali tetapi melahirkan lebih dari satu bayi. Disamping itu seseorang

8
Universitas Sumatera Utara

yang meninggal pada hari dan waktu tertentu berarti mulai saat itu orang tersebut
tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya seorang perempuan yang
melahirkan seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari perempuan tersebut
menurun.
Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melahirkan melibatkan dua orang
(suami istri), sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja. Masalah lain
yang dapat dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan
mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak
mendapatkan pasangan atau berumah tangga. Juga ada dari mereka yang bercerai

atau

menjanda.

Memperhatikan

masalah-masalah

tersebut,

terdapat

variasi

pengukuran fertilitas yang dapat diterapkan dan masing-masing mempunyai
keuntungan dan kelemahan. Dengan perbedaan antara keadaan kelahiran dan
kematian memungkinkan untuk melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu
pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif.
Usaha penurunan kelahiran diimplementasikan dengan program Keluarga
Berencana (KB). Program Keluarga Berencana mula-mula dilaksanakan di pulau

Jawa dan Bali dengan alasan bahwa kedua pulau ini menghadapi masalah demografi
yang serius yang perlu mendapatkan penyelesaian dengan segera. Tujuan program
Keluarga Berencana tidak hanya menurunkan jumlah anak yang dilahirkan, tetapi
merupakan upaya utama untuk ikut mewujudkan kelurga sejahtera. Menurut Undangundang Nomor 10 Tahun 1992, keluarga berencana telah mendapatkan defenisi yang
baru dan semakin luas yaitu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

9
Universitas Sumatera Utara

masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas penduduk oleh
Dr. Davis dan Dr. Blake (1956) dalam tulisanya berjudul The Social Structure Of
Fertility: An analytical Framework, menyatakan bahwa faktor-faktor sosial
mempengaruhi fertilitas melalui variabel antara.

Faktor
Sosial


Variabel
Antara

Fertilitas

Gambar 2.1 Skema dari faktor sosial yang mempengarui fertilitas lewat variabel.

Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses
reproduksi seorang perempuan usia subur melalui tahap yaitu hubungan kelamin,
konsepsi, kehamilan dan kelahiran.
2. Mortalitas
Mortalitas atau kematiaan adalah salah satu dari tiga komponen demografi yang
berpengaruh terhadap struktur dan jumlah penduduk. Tinggi rendahnya tingkat
mortalitas penduduk suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk
tetapi juga merupakan barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan masyarakat
di daerah tersebut. Mortalitas adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran baru.

10
Universitas Sumatera Utara


Dengan demikian keadaan selalu mati selalu di dahului keadaan hidup, sedangkan
hidup selalu di dahului dengan lahir hidup (live brith).
3. Mobilitas
Mobilitas penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikal dan
mobilitas horizontal. Mobilitas penduduk vertikal ini sering disebut dengan
perubahan status dan salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan.
Misalnya seseorang yang mula-mula bekerja dalam sektor pertaniaan sekarang
bekerja dalam sektor non pertanian. Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas
geografis adalah gerak penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah
lain dengan periode tertentu. Mobilitas penduduk dapat pula dibagi menjadi dua yaitu
penduduk yang permanen atau migrasi dan mobiltas penduduk non permanen. Jadi
migrasi adalah perpindahan penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju batas
wilayah lain melampaui batas politik atau negara ataupun batas administratif atau
batas bagian dalam suatu negara dengan tujuan menetap.
Menurut Everett S. Lee ada empat faktor yang menyebabkan orang
mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan.
3. Faktor-faktor yang menghambat.

4. Faktor-faktor pribadi.

11
Universitas Sumatera Utara

2.2.3 Susunan Penduduk
Data penduduk yang didapat dari hasil registrasi, sensus penduduk dan survey
semuanya masih belum teratur sehingga sulit untuk dibaca apalagi diinterpretasikan
untuk keperluan maka data tersebut perlu disederhanakan. Meyederhanakan data ke
dalam bentuk yang lebih muda dibaca dan diinterpretasikan disebut dengan
menganalisa data. Dalam proses ini seringkali

digunakan statistik untuk

menyerderhanakan data tersebut.
Membagi penduduk atas kelompok-kelompok tertentu atau dapat pula
dikatakan atas komposisi penduduk tertentu merupakan salah satu dari bentuk analisis
penduduk. Komposisi penduduk menggambarkan susunan penduduk yang dibuat
berdasarkan pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik-karakteristik yang
sama. Bermacam-macam komposisi penduduk dapat digolongkan berdasarkan umur,

jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, lapangan pekerjaan, bahasa,
agama dan lainnya.
2.2.4 Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut
umur dan jenis kelamin. Kedua variabel ini sangat mempengaruhi pertumbuhan
penduduk di masa yang akan dating. Misalnya dalam suatu negara terdapat penduduk
berumur (50 tahun keatas) lebih banyak maka diharapkan negara tersebut mempunyai
angka kelahiran rendah. Demikian pula ketidakseimbangan jumlah penduduk lakilaki dan perempuan bias mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya angka
pertumbuhan.

12
Universitas Sumatera Utara

Ketidakseimbangan itu akan mempengaruhi pula keadaan sosial, ekonomi dan
keluarga. Komposisi penduduk umur tua dagambarkan dalam piramida penduduk
yang dapat dicerminkan apakah negara tersebut mempunyai cirri penduduk berusia
muda dan berusia tua.
Sedangkan penduduk berusia muda dapat dipakai sebagai ukuran perbandingan antara
banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas)
dengan banyaknya usia produktif (16 tahun sampai 64 tahun).

2.2.5 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk merupakan indikator dari pada tekanan penduduk di suatu
daerah. Kepadatan penduduk di suatu daerah dibandingkan dengan luas tanah yang
ditempati dinyatakan dengan luas tanah yang ditempati dinyatakan dengan banyaknya
penduduk perkilometer persegi.
Kepadatan penduduk dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

KP =

x 100%
Jumlah penduduk yang digunakan sebagai pembilang dapat berupa jumlah

seluruh penduduk di wilayah tersebut atau bagian-bagian penduduk tertentu seperti
penduduk daerah perdesaan atau penduduk yang bekerja di sektor pertaniaan,
sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian
atau luas daerah perdesaan.

13
Universitas Sumatera Utara


Kepadatan penduduk disuatu wilayah dapat dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
1. Kepadatan penduduk kasar atau sering pula disebut dengan kepadatan penduduk
aritmatika.
2. Kepadatan penduduk fisiologis.
3. Kepadatan penduduk agraris.
4. Kepadatan penduduk ekonomi

2.3 Proyeksi
Proyeksi

adalah

perhitungan

untuk

meramalkan

atau


untuk

mengetahui

perkembangan di masa yang akan datang dengan menggunakan beberapa asumsi
berdasarkan atas data tahun dasar. Proyeksi pertumbuhan penduduk adalah
perhitungan yang menunjukan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang
akan datang. Proyeksi penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja untuk
diperkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan
pembangunan sangat

membutuhkan data

penduduk tidak saja

pada

saat

merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut
proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk
untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari
komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu, kelahiran, kematian dan migrasi
penduduk. Ketiga kelompok inilah yang menemukan besarnya jumlah penduduk dan
struktur penduduk yang akan datang.

14
Universitas Sumatera Utara

Untuk menentukan asumsi kelahiran, kematian dan perpindahan dimasa yang
akan datang diperlukan data yang akan menggambarkan keadaan dimana komponen
dan hubungan antara satu komponen dengan komponen lain serta target yang akan
dicapai di masa yang akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu
direvisi karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran,
kematian dan perpindahan penduduk yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi
dengan kenyataan.
Angka pertumbuhan penduduk menunjukan angka rata-rata pertambahan
penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu dan biasanya dinyatakan daalm
persen (%). Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan penduduk digunakan proyeksi
pertumbuhan penduduk digunakan proyeksi pertumbuhan penduduk Eksponensial.
Pertumbuhan penduduk berlangsung secara terus-menerus (continuous).
Ukuran proyeksi penduduk secara eksponensial ini lebih tepat mengingat dalam
kenyataan pertumbuhan penduduk juga berlangsung secara terus-menerus yang dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai beriku:

= .
dimana:
= Jumlah penduduk pada n tahun
= Jumlah penduduk pada tahun
e = Angka eksponensial (2,718282)
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
t = Periode waktu dalam tahun

15
Universitas Sumatera Utara

Rasio adalah perbandingan dua perangkat yang dinyatakan dalam satuan
tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio adalah perbandingan dikalikan dengan 100%.
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyakanya penduduk lakilaki dibagi dengan banyaknya penduduk perempuan per 100%. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:

S =

x 100%

16
Universitas Sumatera Utara