makalah etika dan mal administrasi negar

Bab 1
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Masalah etika dalam proses administrasi negara memiliki posisi
yang sangat penting dalam proses administrasi negara. Pertimbanganpertimbangan etika sama sekali bukan merupakan langkah mundur,
tetapi justru merupakan upaya untuk menemukan pranata-pranata
pembangunan yang berwatak dan bermoral serta untuk mendapatkan
bentuk interaksi yang ideal antara aparat negara dengan setiap negara.
Akhir-akhir ini sangat banyak aparat melakukan penyelewengan
terhadap kebijakan-kebijakan publik atau negara-negara yang hancur
karena pemerintahan yang korup dan juga masalah-masalah etika.
Mengingat pentingnya etika dalam proses administrasi negara untuk itu
kami membuat makalah ini dengan judul “ Etika dan Mal Administrasi
Negara”.

1

B.

TUJUAN
a. Mengetahui pengertian Etika dan Maladministrasi

b. Memahami etika yang ada di dalam administrasi negara
c. Mengetahui berbagai macam maladministrasi
d. Mengetahui upaya yang dapat mencegah maladministrasi
C. Manfaat Penulisan
1. Diharapkan pembaca dapat menerapkan etika administrasi negara
2. Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca

BAB II
PEMBAHASAN
1. ETIKA ADMINISTRASI NEGARA
A. Pengertian

1

Etika berasal dari bahasa yunani “ethos”, yang artinya kebiasaan
atau watak. Robert C. Solomon(1987) mengatakan bahwa etika merujuk
pada dua hal. Pertama, etika berkenaan dengan disiplin ilmu yang
mempelajari nilai-nilai yang dianut oleh manusia beserta pembenaran
nya dan dalam hal ini etika merupakan salah satu cabang filsafat. Kedua,
etika merupakan pokok permasalahan didalam disiplin ilmu itu sendiri

yaitu nilai-nilai hidup dan hukum-hukum yang mengatur tingkah laku
manusia.
Etika menurut BERTENS (1977) “seperangkat nilai-nilai normanorma moral yang menjadi pegangan dari seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.Sedangkan DARWIN (1999)
mengartikan etika adalah prinsip-prinsip moral yang disepakati bersama
oleh suatu kesatuan masyarakat,yang menuntun perilaku individu dalam
berhubungan dengan individu lain masyarakat.Selanjutnya Darwin
(1999) juga mengartikan Etika birokrasi(administrasi Negara) adalah
sebagai seperangkat nilai yang menjadi acuan atau penuntun bagi
tindakan manusia dalam organisasi.Dengan mengacu kedua pendapat
tersebut,etika fungsi yaitu, pertama, sebagai
pedoman,acuan,referensi,bagi administrasi Negara(birokrasi public)
dalam menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dalam
birokrasi sebagai standar penilaian sebagai standar penilaian apakah
sifat,perilaku,dan tindakan birokrasi public dinilai baik,buruk,terpuji,dan
tidak tercela.seperangkat nilai dalam etika birokrasi yang dapat
digunakan sebagai acuan,penuntun dan pedoman dalam menjalankan
tugas dan kewenangan antara lain,efisiensi,membedakan milik pribadi
dengan milik kantor,impersonal,merytal
system,responsible,accountable,dan responsiveness

Dalam persoalan yang sama william K. Frankena (1982)
mengemukakan bahwa etika (ethics) merupakan salah satu cabang
filsafat yang mencakup filsafat moral atau pembenaran-pembenaran
filosofis (philosophical judgements). Sebagai suatu falsafah, etika
berkenaan dengan moralitas beserta persoalan-persoalan dan
pembenaran-pembenaran nya. Moralitas juga merupakan salah satu
instrumen kemasyarakatan apabila suatu kelompok sosial menghendaki
adanya penuntun tindakan (action guide) untuk segala pola tingkah laku
1

yang disebut bermoral. Oleh karena itu, moralitas akan serupa dengan
hukum disatu pihak dan konvensi atau etiket( etiquette) di lain pihak.
H. De Vos (1987) mengatakan bahwa etika adalah ilmu tentang
kesusilaan atau moral. Etika lebih banyak dikaitkan dengan prinsipprinsip moral yang menjadi landasan bertindak seseorang yang
mempunyai profesi tertentu. Istilah –istilah seperti Etika kedokteran,
Etika Jurnalistik, Etika hukum, kesemuanya menunjukan pengertian
adanya asas moral dalam profesi. Tetapi moral lebih tertuju pada
perbuatan orang secara individu. Berikut dijabarkan etika/prinsip-prinsip
administrasi Negara:
o

Pembagian tugas pekerjaan atau spesialis.Ini merupakan upaya
yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan efisiensi dalam
menggunakan tenaga kerja.
o
Harus ada kaitan atau hubungan antara wewenang dan tanggung
jawab.
o
Disiplin,berarti sikap dan perilaku yang selalu sesuai dengan
ketentuan norma-norma yang berlaku tetapi juga dengan nilainilai(tujuan)yang ingin di capai.
o
Kesatuan komando(perintah),dengan kesatuan komando akan
tercapai kesatuan bahasa,kesatuan arah dan kesatuan tujuan karena
seorang pegawai menerima perintah dari seorang atasannya.
o
Setiap kelompok dari kegiatan-kegiatan yang tujuannya sama harus
mempunyai satu pimpinan dan kesatuan arah tujuan yang sama.
o
Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadiatau
golongan.Ini harus tegas-tegas dinyatakan oleh diri sendiri apabila
menghadapi dua kepentingan yang berlawanan.

o
Pemberian ganjaran sebagai balas jasa,sebagai alat motivasi dan
pendorong.
o
Sentralisasi,penugasan wewenang yang dimiliki.
o
Jenjang hierarki:tingkat wewenang yang dimiliki.
o
Ketertiban
o
Pelaksanaan yang adil pada semua pihak.
o
Stabilitas jabatan karyawan.
o
Daya prakarsa,terutama prakarsa dalam mencapai langkah-langkah
yang tepat dan jitu dalam mencapai tujuan.

1

o


Semangat persatuan dalam korp.

B. Permasalahan Etika Sosial
Dari aspek susunan nya manusia dibedakan menjadi dua komponen
yaitu jiwa dan raga. Menurut Aristoteles, jiwa manusia terdiri dari cipta,
rasa dan karsa, sedangkan raga terdiri dari zat mati, zat tumbuhan dan zat
hewani. Menurut kedudukan nya manusia dapat berdiri sebagai makhluk
Tuhan. Dilihat dari aspek sifatnya, dibedakan sebagai berikut.
1. Makhluk Individu
Manusia memiliki sifat individu terutama bila dilihat dari
kenyataan bahwa ia memiliki karakter kepribadian serta
memiliki pendirian. Sigmund freud mengatakan bahwa
didalam diri setiap manusia terdapat ego yang akan
mewarnai karakter dan perilaku manusia sebagai makhluk
individu.
2. Makhluk Sosial
Sifat sosial terutama terlihat dari adanya keinginan
manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya,
berkomunikasi, dan berbagi rasa dengan orang lain.

Aristoteles mengatakan bahwa manusia adalah zoon
politicon, makhluk yang senantiasa ingin hidup
berkelompok. Pendapat senada mengatakan manusia
adalah homo politicus.
Dari pembedaan diatas muncul pemilahan sifat manusia yang tercakup
dalam pengertian egoisme dan altruisme. Egoisme merujuk pada
kecendrungan manusia untuk mementingkan diri sendiri dari pada peduli
atas hukum dan kewajibannya. Sebaliknya altruisme berkenaan dengan
ciri manusia untuk berbuat demi kepentingan orang lain.
Tujuan etika adalah memberitahukan bagaimana kita dapat menolong
manusia di dalam kebutuhannya yang riil yang secara susila dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai tujuan ini, pemahaman akan
etika sosial tidak hanya mengharuskan pendalaman tentang normanorma sosial yang berlaku tetapi juga tentang kebutuhan- kebutuhan
manusia serta apa saja yang mendorong timbulnya kebutuhan tadi. Etika
1

sosial lebih banyak mengundang perdebatan karena masalah-masalah
yang ada didalamnya lebih mudah menimbulkan beragam pandangan
dibandingkan dengan etika individual. Norma-norma dalam etika sosial
harus selalu diterapkan pada keadaan konkret.

Persoalan etika sosial menyeruak karena kompleksnya masyarakat
modren berbarengan dengan globalisasi masalah-masalah sosial, politik,
ekonomi, dan budaya.

C. Etika Administrasi Dalam Praktik
a. Asas-asas Umum Birokrasi Pemerintahan yang Baik
1.

Prinsip Demokrasi
Tujuan rakyat dalam membentuk negara ialah untuk
dipergunakan sebagai sarana guna mencapai cita-cita yang
lebih tinggi yang semua itu terkandung dalam tujuan negara.
Pilar utama prinsip demokrasi ialah asas kedaulatan rakyat.
Asas kedaulatan rakyat memasyarakatkan bahwa rakyatlah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan
negara, rakyat yang menentukan kehendak negara dan rakyat
yang akan menentukan pula bagaimana pula bagaimana
berbuatnya. Pada tataran makro, sistem pemerintahan
demokratis suatu negara dapat disolongkan ke dalam tiga
macam bentuk, yakni :


1) Sistem parlementer
Yaitu hubungan antara lembaga perwakilan dan lembaga
yang menjalankan kekuasaan eksekutif dapat saling
memengaruhi.
2) Sistem pemisahan kekuasaan
Ajaran trias Politica merupakan landasan pokok dalam
sistem pemisahan kekuasaan. Kekuasaan eksekutif

1

dijalankan oleh presiden yang dipilih rakyat baik secara
langsung maupun secara perwakilan. Lembaga
perwakilan mempunyai dibidang legislatif yaitu
merumuskan perundang-undangan. Jika ada perselisihan
antara lembaga eksekutif dengan legislatif, lembaga
yudikatif yang akan memutuskan.
3) Sistem referendum.
Referenum secara harfiah berarti pemungutan suara
secara klangsung oleh rakyat untuk menentukan

pendapat umum rakyat

2. Keadilan Sosial dan Pemerataan
3. Mengusahakan kesejahteraan Umum

2.MAL ADMINISTRASI NEGARA
Istilah maladministrasi diambil dari bahasa Inggris
”maladministration” yang diartikan: Tata usaha buruk; Pemerintahan
buruk.
Kata administrasi berasal dari bahasa latin ”administrare” yang
berarti to mange, devirasinya antara lain menjadi ”administratio” yang
mengandung makna bersturing atau Pemerintah.
Pengertian maladministrasi secara umum adalah perilaku yang tidak
wajar, termasuk penundaan pemberian pelayanan; tidak sopan dan
kurang peduli terhadap masalah yang menimpa seseorang yang
disebabkan oleh perbuatan penyalahgunaan kekuasaan; penggunaan
kekuasaan secara semena-mena atau kekuasaan yang digunakan untuk
perbuatan yang tidak wajar, tidak adil, intimidatif atau diskriminatif dan
tidak patut didasarkan seluruhnya atau sebagian atas ketentuan undangundang atau fakta, tidak masuk akal atau berdasarkan tindakan yang


1

tidak baralasan (unreasonable), tidak adil (unjust), menekan
(oppressive), improrer dan diskriminatif.
Sadjijono mengartikan maladministrasi adalah suatu tindakan atau
perilaku administrasi oleh penyelenggara administrasi negara (pejabat
publik) dalam proses pemberian pelayanan umum yang menyimpang dan
bertentangan dengan kaidah atau norma hukum yang berlaku atau
melakukan penyalahgunaan wewenang (detournement de pouvoir) yang
atas tindakan tersebut menimbulkan kerugian dan ketidakadilan bagi
masyarakat, dengan kata lain melakukan kesalahan dalam
penyelenggaraan administrasi.
Berikut ini 20 (dua puluh) subtansi permasalahan yang dapat
diklasifikasikan sebagai suatu tindakan maladministrasi, yaitu:
1. Penundaan Berlarut
Secara berkali-kali menunda atau mengulur-ulur waktu dengan alasan
yang tidak dapat dipertanggung-jawabkan, sehingga proses administrasi
yang sedang dikerjakan menjadi tidak tepat waktu sebagaimana
ditentukan (secara patut) dan mengakibatkan tidak adanya kepastian
dalam pemberian pelayanan umum.
2. Tidak Menangani
Sama sekali tidak melakukan tindakan yang semestinya wajib dilakukan
(menjadi kewajibannya) dalam rangka memberikan pelayanan umum
kepada masyarakat.
3. Persekongkolan
Beberapa pejabat publik yang bersekutu dan turut serta melakukan
kejahatan, kecurangan, melawan hukum dalam memberikan pelayanan
umum kepada masyarakat.
4. Pemalsuan
Perbuatan meniru suatu secara tidak sah atau melawan hukum untuk
kepentingan menguntungkan diri sendiri, orang lain dan/atau kelompok.

1

5. Diluar Kompetensi : Memutuskan sesuatu yang bukan menjadi
wewenangnya.
6. Tidak Kompeten :Tidak mampu atau tidak cakap dalam memutuskan
sesuatu.
7. Penyalahgunaan Wewenang : Menggunakan wewenang (hak dan
kekuasaan untuk bertindak) untuk keperluan yang tidak sepatutnya.
8. Bertindak Sewenang-wenang : Menggunakan wewenang (hak dan
kekuasaan untuk bertindak) melebihi apa yang sepatutnya dilakukan
sehingga tindakan dimaksud bertentangan dengan ketentuan.
9. Permintaan Imbalan Uang/Korupsi
9a. Meminta imbalan uang dan sebagainya atas pekerjaan yang sudah
semestinya dilakukan (secara cuma-cuma) karena merupakan tanggung
jawabnya.
9b. Menggelapkan uang negara, perusahaan (negara), dan sebagainya
untuk kepentingan pribadi atau orang lain.
10. Kolusi dan Nepotisme
Melakukan tindakan tertentu untuk mengutamakan sanak famili sendiri
tanpa kreteria objektif dan tidak dapat dipertanggung jawabkan (tidak
akuntable), baik dalam memperoleh pelayanan maupun untuk dapat
duduk dalam jabatan atau posisi di lingkungan pemerintahan.

11. Penyimpangan Prosedur
Tidak mematuhi tahapan kegiatan yang telah ditentukan dan secara
patut.
12. Melalaikan Kewajiban : Tindakan kurang hati-hati dan tidak
mengindahkan apa yang semestinya menjadi tanggungjawabnya.
13. Bertindak Tidak Layak / Tidak Patut

1

Melakukan sesuatu yang tidak wajar, tidak patut, dan tidak pantas
sehingga masyarakat tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana
mestinya.
14. Penggelapan Barang Bukti
Menggunakan barang, uang dan sebagainya secara tidak sah yang
merupakan alat bukti suatu perkara.
15. Penguasaan Tanpa Hak : Memiliki sesuatu yang bukan milik atau
kepunyaannya secara melawan hak.
16. Bertindak Tidak Adil
Melakukan tindakan memihak, melebihi atau mengurangi dari yang
sewajarnya.
17. Intervensi
Melakukan campur tangan terhadap kegiatan yang bukan menjadi tugas
dan kewenangannya.
18. Nyata-nyata Berpihak
Bertindak berat sebelah dan lebih mementingkan salah satu pihak tanpa
memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku.
19. Pelanggaran Undang-Undang
Melakukan tindakan menyalahi atau tidak mematuhi ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
20. Perbuatan Melawan Hukum
Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku
dan kepatutan.
Penyelesaian Maladministrasi
Upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan akibat hukum
dari maladministrasi adalah dengan cara menegakkan aturan

1

sebagaimana yang secara tegas ada, yang merupakan pelanggaran
peraturan perundang-undangan ya tentu menegakkan semua aturan yang
ada, sedangkan yang melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik
tentu menegakkan kode etik dan atau sumpah jabatan yang diucapkan
ketika pegawai tersebut akan memangku jabatan.
Terhadap oknum pejabat publik yang terbukti bersalah melakukan
tindakan maladministrasi dikenakan tindakan disiplin dan/atau sanksi
administrasi (hukuman disiplin), bahkan mungkin diajukan ke
Pengadilan yang berwenang, apabila tindakan maladministrasi tersebut
mengandung aspek yuridis lain.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa,
Etika administrasi negara merupakan prinsip yang harus di pegang
teguh oleh para administrator sebagai pelayan masyarakat.
1

Sedangkan Mal administrasi negara adalah penyalahgunaan
kekuasaan administrasi yang menyebabkan salah satu pihak rugi.

2. Kritik dan saran
Demikian pembahasan dari makalah kami.Kami berharap semoga
pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermamfaat
bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya.
Sekian dan Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA
Robert C. Salamon, etika:suatu pengantar,Erlangga Jakarta, 1987
William K. Frankena, Ethics,prentice-Hall, New Delhi,1982
H. De Vos, pengantar Etika, Tiara wacana, Yogyakarta, 1987
Joniarto,Demokrasi dan sistem pemerintahan negara,Bina Aksara,1984

1

1