Peran Pemasaran dalam Perusahaan dan Mas

Peran Pemasaran dalam Perusahaan dan
Masyarakat
Sumber : http://massofa.wordpress.com/
Pengertian Pemasaran
Peran manajer pemasaran dalam perusahaan berkaitan dengan jenjang manajerialnya, yakni
jenjang korporet, jenjang unit bisnis strategik, dan jenjang operasional atau fungsional.
Perusahaan yang berharap dapat berhasil perlu memfokuskan pada pemasaran. Filosofi seperti
ini, disebut Konsep Pemasaran sangat membantu perusahaan mencapai tujuannya dengan
mengutamakan kepuasan konsumen melalui koordinasi dan integrasi antara bidang pemasaran
dengan bidang kegiatan lainnya. Manajer pemasaran harus bekerja dengan banyak bidang lain
dalam perusahaan yang satu sama lain saling bergantung dan mendukung dalam pencapaian
tujuan perusahaan.
Kegiatan-kegiatan pemasaran juga perlu dikoordinasikan dengan faktor-faktor lingkungan yang
sebagian besar berada di luar kontrol perusahaan. Ini berarti bahwa perusahaan perlu lebih
banyak mengarahkan karyawan melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran yang etis atau tidak
bertentangan dengan norma lingkungan, dan produk-produknya memang aman sebelum
diluncurkan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, keputusan tentang produk diintegrasikan
dengan keputusan-keputusan menyangkut harga, distribusi, dan promosi. Keempat instrumen
pemasaran tersebut, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Keempat instrumen pemasaran
tersebut, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi, dikenal dengan istilah bauran pemasaran.


PROSES MANAJEMEN PEMASARAN DAN STRATEGI PEMASARAN
Tugas-tugas Manajemen Pemasaran
Proses manajemen pemasaran dibahas menurut tahaptahapnya yang bermula dari penganalisisan
pasar sampai dengan pengendalian pemasaran. Secara spesifik strategi dan perumusan strategi
pemasaran diuraikan untuk memperjelas langkah-langkah penting yang harus dilakukan oleh
seorang manajer pemasaran.

SEGMENTASI PASAR, PENENTUAN SASARAN PASAR, DAN PEMOSISIAN
Pasar dan Penggolongannya

Segmentasi pasar merupakan upaya untuk mengidentifikasi kelompok konsumen dengan cara
mengelompokkan konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang kebutuhan dan keinginannya
serupa. Pengelompokan yang dilakukan dapat menggunakan basis yang berbeda, seperti faktor
demografis, geografis, faktor demografis pribadi, faktor psikografis dan keperilakuan. Konsep
tentang segmentasi pasar berkaitan dengan pembedaan produk dalam hal kesamaan pasar
sasarannya meskipun fokus kedua konsep tersebut berbeda.
Upaya untuk mensegmentasikan pasar akan menciptakan kelompok-kelompok pasar yang
memiliki karakteristik berbeda. Upaya tersebut harus diikuti dengan upaya untuk menentukan
pasar sasaran di antara segmen-segmen pasar yang telah diidentifikasi. Untuk itu, lima
persyaratan harus dipenuhi, yaitu bahwa segmen pasar tersebut dapat diukur, dapat dimasuki,

cukup besar, dapat dibedakan, dan dapat ditindaklanjuti. Adapun strategi yang dapat ditempuh
untuk menentukan pasar sasaran adalah undifferentiated marketing, differentiated marketing dan
concentrated marketing. Tiga macam pola preferensi pasar dapat dijadikan ancangan untuk
memposisikan produk-produk perusahaan ke pasar sasaran yang diinginkan. Strategi yang
ditempuh dalam pemosisian produk ini antara lain adalah strategi pemosisian kembali dan
strategi perluasan merek.

PERILAKU KONSUMEN
Perilaku Konsumen: Deskripsi dan Model
Pemahaman perilaku konsumen baik konsumen akhir maupun pembeli industrial adalah sangat
penting bagi pemasar. Keputusan konsumen dalam pembeliannya ditempuh melalui suatu proses,
mulai dari pengenalan masalah, pencarian informasi, pengevaluasi alternatif, pengambilan
keputusan beli, sampai pada evaluasi pasca beli. Proses keputusan tersebut dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor, baik yang ada pada diri konsumen, seperti persepsi, pembelajaran, sikap
dan keyakinan, motivasi, kepribadian, pengalaman, dan konsep diri, maupun faktor-faktor yang
berasal dari lingkungan, seperti budaya, sub-budaya, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga,
faktor situasional, nilai, norma, dan peran sosial, serta bauran pemasaran. Proses keputusan
tersebut didasarkan pada sifat-sifat konsumen yang rasional.
Dalam pasar industrial, keputusan pembeliannya diambil juga melalui suatu proses, yaitu
(1) mengenali masalah (kebutuhan),

(2) menentukan karakteristik produk dan jumlah yang diperlukan,
(3) mendeskripsikan spesifikasi produk dengan tepat dan kebutuhan kritisnya,
(4) mencari dan menentukan kualifikasi sumber-sumber yang potensial,
(5) menerima dan menganalisis usulan,
(6) mengevaluasi usulan dan menyeleksi pemasok
(7) memilih dan melakukan pemesanan, dan

(8) mengadakan umpan-balik kinerja dan evaluasi.
Sedangkan situasi pembeliannya dapat digolongkan ke dalam tiga macam, yaitu: pembelian
tugas baru, pembelian ulang, dan pembelian ulang langsung. Setiap pembeli industrial
mempunyai pilihan pendekatan dalam pembeliannya, di antaranya adalah inspeksi, penyampelan,
deskripsi, dan kontrak dengan negosiasi.
Motif utama dalam pembahasan perilaku beli konsumen maupun industrial adalah memahami
proses keputusan tersebut, di samping perusahaan harus mempunyai posisi yang baik untuk
memberikan informasi yang tepat kepada konsumen yang tepat pada waktu yang tepat. Model
perilaku konsumen tersebut sangat membantu untuk mengarahkan kegiatan pemasaran agar
dapat melayani konsumen maupun pembeli industrial secara lebih baik.

PENGELOLAAN PRODUK DAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Pengertian dan Penggolongan Produk

Pengelolaan produk yang ada didasarkan pada dikotomi arti produk, yaitu produk konsumen dan
produk industrial, serta memfokuskan pada strateginya. Bagaimanapun juga konsep tentang
bauran pemasaran yang pernah diuraikan di bab terdahulu dikaitkan dalam pengelolaan produk
ini. Ekspansi dan kontraksi bauran produk, baik dari sisi lini produk maupun sisi jenis produk,
menjadi bagian dari pengelolaan produk yang ada agar menciptakan efisiensi penawaran kepada
konsumen.
Pengembangan produk baru telah diuraikan sebagai aktivitas yang seharusnya dilakukan oleh
perusahaan secara terus-menerus. Ini disebabkan oleh adanya daur hidup produk dari saat produk
itu diperkenalkan sampai pada saat produk itu tidak ada lagi di pasaran karena sudah tidak
diminati konsumen. Pengembangan produk baru ini akan menjaga eksistensi produk perusahaan
di pasaran. Tahap-tahap yang perlu dilalui dalam pengembangan produk baru adalah tahap
pencarian dan penyaringan ide tentang produk baru, tahap analisis bisnis, tahap pengembangan
dan pengujian, tahap pengujian pemasaran, serta tahap komersialisasi.

DAUR HIDUP PRODUK
Peranan Daur Hidup Produk dalam Strategi Pemasaran
Daur hidup produk dapat memberikan indikasi tentang perkembangan suatu produk yang dapat
diterima oleh konsumen. Ukuran yang menunjukkan perkembangan tersebut adalah tingkat
penjualan produk, di samping juga tingkat keuntungan. Daur hidup produk yang dapat dilalui


oleh suatu produk secara normal meliputi empat tahap, yaitu tahap perkenalan, tahap
pertumbuhan, tahap kedewasaan, dan tahap penurunan.
Atas dasar kondisi pada masing-masing tahap tersebut perusahaan dapat menyusun strategi
pemasaran yang sesuai. Perbedaan setiap tahap dalam daur hidup produk itu memerlukan strategi
pemasaran yang berbeda pula. Strategi pemasaran yang dikembangkan didasarkan pada variabel
bauran pemasaran dengan penekanan khusus pada salah satu variabel tertentu. Pada tahap
perkenalan lebih diutamakan promosi, pada tahap pertumbuhan lebih diutamakan distribusi, pada
tahap kedewasaan lebih diutamakan harga, dan pada tahap penurunan lebih diutamakan
pengurangan biaya.

STRATEGI PENETAPAN HARGA
Harga: Pengertian dan Penetapannya
Pengertian harga adalah sangat penting dan menjadi titik awal bahasan ini. Kemudian diuraikan
berbagai faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan suatu tingkat harga. Faktorfaktor tersebut meliputi
(1) kondisi perekonomian,
(2) penawaran dan permintaan,
(3) elastisitas permintaan,
(4) persaingan,
(5) biaya,
(6) tujuan manajer, dan

(7) pengawasan pemerintah. Besarnya pengaruh masing-masing faktor tidak selalu sama,
bergantung pada kondisi yang sedang berlaku.
Setelah berbagai faktor dipertimbangkan maka harga dapat ditentukan melalui suatu proses yang
terdiri atas sembilan tahap, yaitu:
(1) menentukan tujuan penetapan harga,
(2) memperkirakan permintaan untuk barang tersebut dan elastisitas harganya,
(3) mengantisipasi reaksi dalam persaingan,
(4) menentukan pangsa pasar yang dapat diharapkan,
(5) memilih strategi harga untuk mencapai pasar sasaran,
(6) mempertimbangkan kebijakan pemasaran perusahaan,
(7) memilih metode penghitungan harga,
(8) menetapkan tingkat harga, dan
(9) menyesuaikan struktur harga terhadap variasi dalam permintaan dan biaya di masing-masing
segmen pasar. Berbagai contoh diberikan untuk memperjelas bahasan yang dimaksud.

Di bagian akhir bab ini dibahas ditambahkan dua bahasan praktis dengan contohnya, yaitu: (1)
penentuan harga dasar dan laba yang diharapkan, dan (2) penetapan harga dasar dalam kondisi
yang tidak pasti. Ini dimaksudkan, khususnya butir ke dua, untuk memberikan gambaran bahwa
tidak semua kondisi yang dihadapi selalu bersifat pasti. Oleh karena itu, penetapan harga dalam
berbagai alternatif tingkat harga perlu dilakukan untuk memudahkan dalam pengambilan

keputusan.

STRATEGI DISTRIBUSI
Pengertian Saluran Distribusi
Alasan-alasan yang menguntungkan untuk digunakannya perantara dalam saluran distribusi
mendorong produsen untuk mengembangkan saluran distribusi tidak langsung, meskipun saluran
distribusi langsung juga diperlukan dalam kondisi tertentu.
Perantara yang digunakan dalam saluran distribusi dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
perantara pedagang dan perantara agen. Masing-masing golongan dapat dibedakan lagi, yaitu
perantara pedagang mencakup pedagang besar dan pengecer, sedangkan perantara agen
mencakup agen penunjang dan agen pelengkap. Digunakan atau tidak digunakannya perantara
tersebut telah memberikan berbagai pilihan alternatif distribusi, yaitu saluran distribusi untuk
barang konsumen, baik saluran panjang atau tidak langsung maupun saluran pendek atau saluran
langsung, dan saluran distribusi untuk barang industrial yang juga dapat berupa saluran panjang
atau tidak langsung maupun saluran pendek atau langsung.
Dalam pemilihan saluran distribusi, produsen perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti
pertimbangan pasar, pertimbangan barang, pertimbangan perusahaan, dan pertimbangan
perantara. Sedangkan untuk menentukan banyaknya penyalur, produsen mempunyai tiga
alternatif pilihan, yaitu distribusi intensif dengan banyak penyalur pada tingkat pengecer,
distribusi selektif dengan sedikit penyalur, dan distribusi eksklusif dengan satu penyalur yang

langsung melayani pelanggan. Jika produsen sudah menentukan untuk menggunakan penyalur
maka diperlukan pemilihan dan pengendalian saluran distribusi dengan mempertimbangkan
biayanya.
Penentuan saluran distribusi bukanlah keputusan yang sederhana karena banyak hal yang harus
dipertimbangkan. Oleh karena itu, model keputusan distribusi dan strategi distribusi perlu
dirumuskan secara cermat. Dalam buku ini dijelaskan adanya lima alternatif strategi distribusi
untuk produk baru. Untuk menentukan alternatif mana yang dianggap terbaik, dapatlah
digunakan penghitungan secara kuantitatif, yaitu dengan menggunakan metode nilai faktor
tertimbang.

STRATEGI PROMOSI DAN PERIKLANAN
Pengertian Komunikasi Pemasaran
Bab Sembilan atau terakhir buku ini telah menguraikan pokok bahasan tentang strategi promosi
dan periklanan. Komunikasi pemasaran menjadi topik awal bahasan mengingat perannya sebagai
dasar bagi kegiatan-kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan-kegiatan
promosi itu, disebut juga bauran promosi, meliputi periklanan, penjualan tatap muka, promosi
penjualan, hubungan masyarakat, publisitas, dan pemasaran langsung. Dari ke enam kegiatan
tersebut, bahasan yang terbanyak ditujukan pada kegiatan periklanan mengingat penggunaannya
yang sangat luas di samping adanya keterbatasan ruang dalam buku ini.
Rencana promosi, kemudian diadopsi untuk rencana periklanan, juga dibahas, meliputi delapan

tahap, yaitu: (1) penentuan tujuan promosi,
(2) pengidentifikasian pasar sasaran,
(3) penyusunan anggaran,
(4) pemilihan pesan,
(5) penentuan bauran promosi,
(6) pemilihan bauran media,
(7) pengukuran efektivitas, dan
(8) pengendalian dan pemodifikasian kampanye promosi. Beberapa tahap, khususnya tahap
penyusunan anggaran dan tahap pemilihan media dibahas secara lebih ditail disertai contoh
penerapan dengan menggunakan model kuantitatif seperti linear programming.
Kerangka AIDA dan Model Hierarki Pengaruh dapat dijadikan acuan untuk mengidentifikasi
seberapa efektif suatu kampanye promosi atau periklanan itu dapat dicapai; pada akhirnya
bermuara dalam bentuk pendorongan atau pembangkitan pembelian oleh konsumen. Konsumen
akhir atau konsumen perdagangan seperti pengecer, akan menentukan strategi promosi yang
dilakukan oleh perusahaan, apakah strategi menarik atau strategi mendorong.

BAB 1
Pendahuluan
Dalam era perdagangan bebas dunia abad 21 terjadi iklim kompetisi yang tinggi di segala bidang
yang menuntut perusahaan untuk berkerja dengan lebih efektif dan efesien. Tingkat kompetisi


yang tinggi menuntut pula suatu organisasi mengoptimalkan sumber daya manusia yang
dimilikinya , hal ini disebabkan oleh pengaruh yang kuat dari sumber daya manusia terhadap
efektivitas dan efisiensi organisasi .karyawan sebagai sumber daya manusia merupaka kunci
keberasilan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan mendorong organisasi
kea rah pencapaian tujuan.
Berbagai masalah yang berhubungan dengan pengelolahan sumber daya manusia dalam
organisasi antara lain sebagai berikut :
· Memperkerjakan karyawan yang tidak sesuai dengan tuntutan perkerjaan.
· Mengalami perputaran karyawan ( labor turnover ) yang tinggi.
· Karyawan tidak berkerja kontribusi yg terbaik / kurang termotivasi.
· Diskriminasi karyawan
· Kondisi lingkungan kerja yang tidak aman / melanggar undang-undang keselamatan kerja.
· Ketidakadilan dalam pemberian gaji, promosi, dan praktik tenaga kerja.
· Kurangnya pelatihan dan pengembangan karyawan.
Oleh karena itu , manajemen sumber daya manusia memiliki arti penting sebagai salah satu
fungsi manajemen selain fungsi manajemen pemasaran, keuangan, dan produksi, di mana
manajemen sumber daya manusia meliputi usaha-usaha/ aktifitas-aktifitas suatu organisasi dalam
mengelolah sumber daya manusia yang dimilikinya secara umum dimulai dari proses pengadaan
karyawan, penempatan, pengelolahan, pemeliharaan, pemutusan hubungan kerja, hingga

hubungan industrial.
untuk mencapai tujuan tersebut , maka studi tentang manajemen sumber daya manusia akan
menunjukan bagaimana seharusnya suatu organisasi memperoleh, menggunakan,
mengembangkan, mengevaluasi, dan memelihara karyawannya dalam kuantitas dan kualitas
yang tepat.
Pengertian MSDM
Para ahli manajemen sumber daya manusia memberikan berbagai macam definisi mengenai
pengertian manajemen sumber daya manusia, manajemen personalia dan adminisrtrasi
personalia, yaitu sebagai berikut :
· “ Human resource management encompasses those activities designed in to provide for and
coordinate the human resources of organization. “ ( Lyoyd L. Byars & Leslie Rue, 2000: 3 )
· “ Personal / human resources management is the set of activities in all organizations intended to
influence the effectiveness of human resources and organizations. “ (WilliamF.Glueck,1982:11)
· “ Human resources management is clearly toward to the adoption of human resources approach,
through with organizations benefit in two significant ways : an increase in organizational
effectiveness and the satisfaction of each enployee’s needs. The human resources approach is
relatively new management of people. “( Michael R.Carrel, Norbert F. Elbert, & Robert D.
Hatfield,1995:8 )
Manajemen SDM didefinisikan sebagai suatu strategi dalam menerapkan fungsi-fungsi
manajemen yaitu : planning, organizing, leading, & controlling, dalam setiap aktivitas / fungsi
operasional SDM mulai dari proses penarikan, seleksi, pelatihan, dan pengembangan, penepatan
yang meliputi promosi, demosi, & transfer, penilaian kinerja,pemberian kompensasi, hubungan
industrial, hingga pemutusan hubungan kerja, yang ditujukan bagi peningakatan kontribusi
produktif dari SDM organisasi terhadap pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efesiien.
Perbedaan manajemen SDM, manajemen Personalia dan Administrasi Personalia.
Terdapat pebedaan yang mendasar anatara manajemen SDM (human resource management)

denagan manajemen personalia /kepegawaian (personnel management). Perbedaan tersebut
menggambarkan adanya peranan yang penting yang dimainkan oleh SDM dalam suatu organisasi
yang menuntut pengolahan SDM yang semakin efektif sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan professionalisme dalam bidang Manajem Personalia dan Manajemen SDM.
· Manajemen SDM sebagai suatu strategi untukn mengelola orang-orang dalam suatu organisasi
guna mencapai tujuan bisnis serta mekanisme pengintergrasian dalam strategi organisasi.
· Manajemen Personalia lebih menekankan pada manajemen system dan prosedur personalia
· Administrasi personalia lebih menekankan pada implementasi sistim dan prosedur personalia
dalam organisasi.
Perubahan perhatian dalam perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Cara organisasi / perusahaan dalam mengelola sumber daya manusiantelah berubah secara
dramatis sepanjang abad 20. Pada awal abad ke 20, Frederick W. Taylor membantu praktik
manajemen. Dilatih sebagai seorang insinyur, Taylor menekankan pentingnya mengembangkan
skema analitas untuk memilih,melatih,menilai,dan memberikan penghargaan kepada karyawan
produksi untuk tujuan motivasi mereka, mengendalikan prilaku mereka, serta memperbaiki
produkvitas. Selama 25 tahun kedua,focus perhatian berubah menjadi pengakuan terhadap
pentingnya pengaruh kelompok kerja terhadap karyawan. Elton Mayo dari penelitiannya pada
pabrik Hawthorne berkonsentrasi pada perbaikan kinerja individual dengan melakukan
percobaan mengubah komposisi kelompok dan skema insentif, selain kondisi lingkunganya
seperti penagturan fisik dan pencahayaan. Pengetahuan kelompok terhadap induvidu meningkat
selama kurun waktu 1930-1940-an . perkembangan selama tahun 1950-1960-an, praktik yang
berkembang ke sektor swasta. selama tahun 1970, istilah manajemen SDM muncul
menggantikan istilah manajemen personalia.istilah baru ini mencerminkan sudut baru yang lebih
luas yang memasukan isu seperti kesehatan dan keselamatan lebih jauh lagi, manajemen SDM
telah diakui sebagai sumber keunggulan kompotitif.
Maksud dan tujuan manajemen SDM
Meningkatkan kontibusi yang produktif dari karyawan kepada organisasi melalui tanggung
jawab srategis, etis, dan social. Maksud ini menuntun proses pembelajaran dan praktik
manajemen SDM dalam organisasi serta menggambarkan usaha-usaha yg berhubungan dengan
SDM dari manajer pelaksana dan menunjukan bagaimana profesionalisme karyawan mendukung
usaha tersebut.
Departemen SDM pada intinya berada dalam suatu organisasi untuk mendukung para manajer
dan karyawan dalam melaksanakan strategi-strategi organisasi. Departemen SDM menyediakan
3 bentuk bantuan kepada manajer pelaksana ( operating manajer ) yaitu berupa perlayanan
khusus ( specific services), saran / nasihat (advice) dan koordinasi (coordination)
Tujuan manajemen SDM
1. Tujuan organisasional : ditujukan untuk dapat mengenali keberadaan manajemen SDM dalam
memberikan kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi.
2. Tujuan fungsional : untuk mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi.
3. Tujuan social : untuk secara etis dan social merespon terhadap kebutuhan dan tantangan
masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negative terhadap organisasi.
4. Tujuan personal : untuk membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuantujuan dapat mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi.

Pendekatan konsep manajemen membantu para manajer dan para ahli manajemen
mempertahankan fungsi SDM dengan segala aktivitasnya, pendekatan tersebut meliputi :
1. Pendekatan SRATEGIS
Manajemen SDM harus memberikan kontribusi kepada keberasilan strategi organisasi. Jika
aktifitas para manajer dan departemen SDM tidak mendukung pada pencapaian tujuan strategis
organisasi, maka sumber daya manusia tidak dimanfaatkan secara efektif.
2. Pendekatan SDM
Manajemen SDM merupkan manusia. Martabat dan kepentingan hidup manusia hendaknya tidak
diabaikan demi kesejahteraan.hanya melalui perhatian yang hati-hati terhadap kebutuhan
karyawan dapat membuat organisasi tumbuh dan berkembang kea rah keberhasilan.
3. Pendekatan MANAJEMEN
Manajemen SDM merupakan tanggung jawab manajer.keberadaan departemen SDM adalah
melayani para manajer dan karyawan melalui keahlian yang dimilikinya. Dalam basil analisis
akhir, kinerja dan kehidupan kerja setiap karyawan merupaka tanggung jawab ganda (dual
responsibility) dari setiap peyelia karyawan (supervisor) dan departemen SDM.
4. Pendekatan SISTIM
Merupakan suatu sub sistim dari sistim yang lebih besar yaitu organisasi , serta di evaluasi
kontribusinya terhadap organisasi.
5. Pendekatan REAKTIF-PROAKTIF
Manajemen reaktif ( reactive human resource management ) terjadi ketika pengambilan
keputusan merespon masalah sumber daya manusia. Serta manajemen proaktif ( proactive human
resource management ) terjadi ketika masalah sumber daya manusia diantisipasi dan dilakukan
tindakan perbaikan / korektif sebelum permasalahan tersebut timbul ke permukaan .
Rangkuman :
Manajemen SDM memiliki arti penting bagi keberasilan organisasi , dimana pengolalahan
sumber daya manusia tidak hanya menjadi tanggung jawab departemen SDM tetapi juga seluruh
manajer, ahli/ professional SDM dan karyawan dalam bentuk kemitraan. Manajemen SDM
didefisinikan sebgai suatu strategi dalam menerapkan fungsi manajemen yaitu
planing,organizing,leading,&controlling, dalam setiap aktivitas operasional SDM mulai proses
penarikan,seleksi,pelatiahan, dan pengembangan, penempatan yang meliputi
promosi,demosi,&transfer,penilaian kinerja,pemberian kompensasi,hubungan industrial hingga
pemutusan hubungan kerja.yg ditunjukan bagi kontibusi tujuan organisasi secara efktif &
efesien.