Morfologi bunga dan rumus buga.doc

LAPORAN PRAKTIKUM
BOTANI DAN SISTEMATIKA TANAMAN
MORFOLOGI BUNGA DAN RUMUS BUNGA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Botani dan Sistematika
Tanaman

Disusun Oleh :
Nama

: Dede Juliansyah

NIM

: 4442141790

Kelas

: 3 C Agroekoteknologi

Kelompok


:3

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAS AGENG TIRTAYASA
2015

i

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
Tuhan Semesta Alam yang dengan kehendaknya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum Botani Sistematika Tanaman yang berjudul
Morfologi Bunga dan Rumus Bunga, untuk memenuhi salah satu tugas dari mata
kuliah Praktikum Botani dan Sistematika Tanaman.
Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Atas tersusunya laporan ini, maka penulis menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu hingga laporan ini
terselesaikan.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Tak ada gading yang tak retak, tak ada yang sempurna.

Serang, Desember 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2

2.1 Morfologi Bunga.................................................................................... 2
2.2 Bagian-bagian Bunga............................................................................. 3
2.3 Rumus Bunga......................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................. 6
3.2 Alat dan Bahan....................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja.............................................................................................. 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 7
4.1 Hasil....................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan............................................................................................ 8
BAB V PENUTUP...............................................................................................11
5.1 Simpulan................................................................................................11
5.2 Saran.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
LAMPIRAN I.......................................................................................................13
LAMPIRAN II.....................................................................................................14

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi bunga...........................................................7

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara
visual, dengan begitu keragaman tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan
diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang
terbentuk, ilmu yang mempelajari klasifikasi serta pemberian nama tumbuhan
adalah taksonomi tumbuhan.
Tumbuhan yang ada dimuka bumi ini banyak sekali jenisnya. Setiap jenis
tumbuhan itu memiliki struktur yang berbeda-beda. Begitu juga dengan organ
tumbuhan, seperti akar, batang, daun dan bunga yang memiliki struktur yang
berbeda-beda.
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena
menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap
ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki
bentuk khas sesuai fungsinya. Bunga merupakan bagian organ yang berbentuk

sangat bervariasi. Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat putik
dan benang sari (kedua sel gamet. Bunga juga dikatakan lengkap jika terdapat
bagian lainnya seperti kepala putik, tangkai putik, bakal buah, kepala sari, tangkai
sari, mahkota, kelopak, dasar bunga dan tangkai bunga.
1.2. Tujuan
1. Agar mahasiswa mampu mengetahui bagian-bagian bunga.
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui dan menghitung rumus bunga.

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Morfologi Bunga
Bunga (flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi

Magnoliophyta atau Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu
benang sari dan putik.
Bunga adalah pucuk yang termodifikasi, disebut demikian karena

menunjukan beberapa perubahan dalam pengaturan apeks pucuk. Bunga dianggap
ranting yang bersumbu pendek dengan daun-daun yang merapat dan memiliki
bentuk khas sesuai fungsinya. Bunga merupakan bagian organ yang berbentuk
sangat bervariasi.
Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat putik dan benang
sari (kedua sel gamet. Bunga juga dikatakan lengkap jika terdapat bagian lainnya
seperti kepala putik, tangkai putik, bakal buah, kepala sari, tangkai sari, mahkota,
kelopak, dasar bunga dan tangkai bunga. (Campbell. 2003)
Bagian-bagian pada suatu bunga lazimnya dibedakan atas:
a.

Bagian-bagian yang bersifat batang atau cabang yaitu:
 Ibu tangkai bunga (pedunculus)
 Tangkai bunga (pedicellus)
 Dasar bunga (receptakulum)

b.

Bagian-bagian yang bersifat seperti daun, yaitu:
 Daun-daun


pelindung

(bractea)

 Daun-daun mahkota atau

 Daun tangkai (bracteola)
 Seludang bunga (spatha)
 Daun-daun

pembalut

(bractea involucralis)
 Kelopak
(epicalyx)

 Daun-daun kelopak (sepal)

tambahan


daun tajuk (petal)
 Daun-daun

tenda

bunga

(tepal)
 Benang-benang

sari

(stamen)
 Daun-daun buah (carpella)

2

Bunga biasanya memiliki dua macam alat kelamin. Alat-alat kelamin itulah
yang sesungguhnya merupakan bagian bunga terpenting. Adanya alat-alat tersebut

dapat dihasilkan alat-alat perkembangbiakan atau calon tumbuhan baru.
Alat-alat kelamin yang terdapat pada masing-masing bunga berbeda-beda,
diantaranya adalah:
a.

Bunga banci atau berkelamin dua (hermaphroditus), yaitu bunga, yang

padanya terdapat benang sari (alat kelamin jantan) maupun putik (alat kelamin
betina). Bunga ini seringkali dinamakan pula bunga sempurna atau bunga
lengkap, karena biasanya pun jelas mempunyai hiasan bunga yang terdiri atas
kelopak dan mahkota, misalnya bunga terung (solanum melongena L).
b.

Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), jika pada bunga hanya terdapat

salah satu dari kedua macam alat kelaminnya. Berdasarkan alat kelamin yang ada
padanya dapat dibedakan lagi dalam:
· Bunga jantan (flos masculus), jika pada bunga hanya terdapat benang sari
tanpa putik, misalnya bunga jagung yang terdapat di bagian atas tumbuhan.
· Bunga betina (flos femineus), yaitu bunga yang tidak mempunyai benag

sari, melainkan hanya putik saja, misalnya bunga jagung yang tersusun
dalam tongkolnya.
c.

Bunga mandul atau tidak berkelamin, jika pada bunga tidak terdapat baik

benang sari maupun putik, misalnya bunga pinggir (bunga pita) pada bunga
matahari (helianthus annuus ).
2.2. Bagian-bagian Bunga
Bunga pada umumnya mempunyai bagian-bagian berikut:
a.

Tangkai bunga (pedicellus), yaitu bagian bunga yang masih jelas bersifat

batang, padanya seringkali terdapat daun-daun peralihan, yaitu bagian-bagian
yang menyerupai daun, berwarna hijau, yang seakan-akan merupakan peralihan
dari daun biasa ke bunga.
b.

Dasar bunga (receptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar,


dengan ruas-ruas yang amat pendek. Sehingga daun-daun yang telah mengalami
metamorfosis menjadi bagian-bagian bunga yang duduk amat rapat satu sama lain,
bahkan biasanya lalu tampak duduk dalam satu lingkaran.

3

c.

Hiasan bunga (perianthium), yaitu bagian bunga yang merupakan

penjelmaan daun yang masih tampak berbentuk lembaran dengan tulang-tulang
atau urat-urat yang masih jelas. Biasanya hiasan bunga dapat dibedakan dalam
dua bagian yang masing-masing duduk dalam satu lingkaran. Jadi bagian bagian
hiasan itu umumnya tersusun dalam dua lingkaran:
 Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar,
biasanya berwarna hijau, dan sewaktu bunga masih kuncup merupakan
selubungnya, yang melingdungi kuncup tadi terhadap pengaruh-pengaruh
dari luar. Kelopak terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala). Daun-daun
kelopak pada bunga dapat berlekatan satu sama lain, dapat pula terpisahpisah.
 Tajuk bunga atau mahkota bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang
terdapat pada lingkaran dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi. Warna
bagian inilah yang lazimnya merupakan warna bunga. Mahkota bunga
terdiri atas sejumlah daun mahkota (petala), yang seperti halnya dengan
daun-daun kelopak dapat berlekatan atau tidak.
d..

Alat-alat kelamin jantan (androcium): bagian ini sesungguhnya juga

merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari. Pada bunga benagbenang sarinya dapat pula bebas atau berdekatan. Ada yang tersusun dalam satu
lingkaran ada pula yang dalam dua lingkaran. Bahwa bagian ini merupakan
penjelmaan daun. Masih dapat terlihat misalnya pada bunga tasbih (Canna hybrid
Hort). Yang benag sari nya yang mandul berbentuk lembaran-lembaran
menyerupai daun-daun mahkota.
e.

Alat-alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian

yang biasanya disebut putik, juga putik terdiri atas metamorfosis daun yang
disebut daun buah. Pada bunga dapat ditemukan satu atau beberapa putik, dan
setiap putik dapat terdiri atas beberapa daun buah, tetapi dapat pula hanya terdiri
atas satu daun buah. Kalau ada beberapa daun buah, maka biasanya semuanya
akan tersusun sebagai lingkaran bagian-bagian bunga terakhir.

4

2.3

Rumus Bunga
Dalam bunga, ada juga yang disebut dengan rumus bunga. Rumus bunga

dapat diartikan ebagai susuanan yang terdapat pada bunga yang dapat dinyatakan
dalam beberapa lambang ataupun angka. Dengan adanya keterangan lambang dan
angka tersebut dapat menunjukan mengenai sifat bunga dan bagian-bagian bunga.
Rumus bunga dinyatakan dalam:
1.

Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K

2.

Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C

3.

Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan

4.

Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.

Jika antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan, untuk
menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium).
Penulisan rumus bunga, dibelakang huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka
yang dapat menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan
angka diberikan tanda koma (,).
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya di tambahkan simetri yaitu (*)
untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu.
Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga.Untuk bunga banci
dipakai lambang (☿), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan bunga betina
dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak,
tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk
mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (diatas atau di
bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik sesuai kedudukannya. (Kimball,
1999).

5

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan hari Rabu, 2 Desember 2015 pukul 14:30 s/d 16:10
WIB, bertempat di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis menulis
seperti pensil, penghapus, cutter atau pisau, dan kertas HVS.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah Bunga Adenium (Adenium
arabicum), Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga Pukul Empat (Mirabilis
jalapa), Bunga Alamanda (Allamanda chataricha), Bunga Kertas (Bougainivillea
sp.).
3.3

Cara Kerja
Cara kerja dalam pengamatan kali ini adalah :
1. Bunga yang telah dibawa, diamati
2. Bunga yang telah dibawa, digambar di kertas HVS
3. Diberikan keterangan pada setiap bagian dan rumus perhitungan bunga

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengamatan morfologi bunga
Non No
1

Nama Bunga

Gambar

Keterangan

Bunga Adenium

Bagian-bagiannya:

(Adenium

-Mahkota bunga
6

-Benang sari
-Tangkai sari
-Kepala sari
- ♂C(5) A-

arabicum)

2

Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga
-Kelopak bunga
-Dasar bunga
Bunga Sepatu

-Tangkai bunga

(Hibiscus

-Benang sari

rosasinensis)

-Putik
-Kepala putik
-Tangkai putik
-Kepala sari
- ☿ * K(5) C(5) A5 A- G.
Bagian-bagiannya:

3

-Mahkota bunga
-Benang sari
Bunga

Pukul

-Tangkai sari

Empat

-Kepala sari

(Mirabilis

-Ovule

jalapa)

-Tangkai bunga
-Kelopak
-Bakal biji

4

Bunga

-♂* C(4) ABagian-bagiannya:

Alamanda

-Mahkota bunga

(Allamanda

-Kelpoak bunga

chataricha)

-Benang sari
-Putik

7

-Tangkai putik
-Tangkai bunga
-Kepala sari
-Ovule
-Dasar bunga
-Tangkai sari
- ☿ * K(5) C(5) A5 A- G.
5

Bagian-bagiannya:
-Mahkota bunga
Bunga Kertas

-Kepala putik

(Bougainivillea

-Kepala sari

sp.)

-Tangkai bunga
- ☿ C(5) A5 A- G

4.2

Pembahasan
Dari praktikum Morfologi Bunga dan Rumus Bunga yang telah kami

lakukan, bunga yang telah dibawa untuk diamati morfologinya adalah Bunga
Adenium (Adenium arabicum), Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinensis), Bunga
Pukul Empat (Mirabilis jalapa), Bunga Alamanda (Allamanda chataricha), Bunga
Kertas (Bougainivillea sp.).
Bunga (flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi
Magnoliophyta atau Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu
benang sari dan putik.
Bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis) Biji dari bunga sepatu terdapat di
dalam buah berbentuk kapsul berbilik lima. Bunga berbentuk terompet dengan
diameter bunga sekitar 5 cm. hingga 20 cm. Putik (pistilum) menjulur ke luar dari
dasar bunga. Bunga bisa mekar menghadap ke atas, ke bawah, atau menghadap ke
samping. Pada umumnya, tanaman bersifat steril dan tidak menghasilkan buah.
Bunga terdiri dari 5 helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak
tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota
bunga terdiri dari 5 lembar atau lebih jika merupakan hibrida. Tangkai putik
8

berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Dalam penulisan rumus bunga. Jumlah putik pada bunga sepatu ini
sebanyak lima . Dan jumlah benang sarinya tak terhingga. Dan jumlah kelopak
bunga sepatu sebanyak lima kelopak bunga. Bunga sepatu juga termasuk kedalam
bunga yang bersimetri banyak. Sehingga penulisan rumus bunga sepatu
berdasarkan pengamatan yang dilakukan dinyatakan Rumus bunga sepatu adalah
☿ * K(5) C(5) A5 A- G .
Bougainvillea spectabilis yang lebih dikenal dengan sebutan kembang
kertas, Bunga bogenville termasuk bunga majemuk, payung 3-15 bunga. Bunga
beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.
Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm. taju bunga 5-8, berbentuk paku,
berambut halus.
Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang.
Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi
rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima. Pada buka keratas tidak
bisa dibedakan mana antara kelompak bunga dan mahkota bunganya sendiri.
Dalam penulisan rumus bunga, Jumlah putik bunga pada bunga kertas adalah
lima. Sedangkan jumlah kelopak bunganya sebanyak lima. Bunga kertas juga
sama seperti bunga sepatu termasuk kedalam bunga yang bersimetri banyak.
Sehingga dalam penulisan rumus bunga pada bunga kertas adalah ☿*C(5) A5 A- G
.
Adenium Obesum di Indonesia dikenal dengan kamboja jepang, bunga
adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan aneka ragam warna
sesuai dengan jenis (varietasnya) masing-masing. Dalam penulisan rumus bunga
jumlah kelopak bunga pada bunga adenium sebanyak lima kelopak bunga. Dan
jumlah benang sari pada bunga adenium tak terhingga. Sama seperti bunga sepatu
dan bunga kertas, bunga adenium termasuk kedalam bunga yang bersimetri
banyak. Sehingga dalam penulisan rumus bunganya adalah ♂C(5) ABunga Alamanda (Allamanda chataricha), bunga Alamanda merupakan
bunga yang berjenis kelamin banci karena dalam 1 bunga terdapat dua alat
kelamin (hermaphrodit) yaitu putik dan benang sari. Bunga ini memiliki 5 kelopak
yang bebas satu sama lain dan terletak dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ada 5

9

lembar yang saling berlekatan dan tersusun dalam 1 lingkaran. Mahkota bunga ini
berbentuk membulat beraturan. Benang sari jumlahnya 5 buah dan saling
berlekatan. Mahkota bunga dan benang sarinya saling berlekatan dengan putik
berjumlah satu buah. Bunga ini bersimetri banyak (polysimetris). Bunga ini
tumbuh pada ujung cabang. Setiap tangkai bunga terdapat lebih dari 2 bunga.
Bunga Alamanda ini berwarna kuning cerah.
Dalam penulisan rumus bunga, bunga alamanda termasuk bunga banci yang
memiliki simetri banyak, kelopak bunga terdiri atas 1 lingkaran berjumlah 5,
Mahkota bunga berjumlah 5 serta benang sari berjumlah 5 saling berlekatan dan
putik berjumlah 1. Sehingga dalam penulisan rumus bunganya adalah ☿ * K(5) C(5)
A5 A- G.
Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa), bunga pukul empat termasuk bunga
jantan, bagian-bagiannya antara lain Mahkota bunga , Benang sari, Tangkai sari,
Kepala sari, Ovule, Tangkai bunga, Kelopak , dan Bakal biji. Dalam penulisan
rumus bunga pukul 4, karena dalam satu bunga hanya terdapat benang sari. Bunga
ini memiliki 4 kelopak yang berlekatan, dengan jumlah benang saari yang tak
terhingga, sehingga penulisan rumusnya adalah ♂* C(4) A-

BAB V
PENUTUP
5.1

Simpulan
Bunga (flos) adalah alat reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga divisi

Magnoliophyta atau Angiospermae. Pada bunga terdapat organ reproduksi, yaitu
benang sari dan putik . Bunga dikatakan sempurna jika dalam satu bunga terdapat
putik dan benang sari (kedua sel gamet. Bunga juga dikatakan lengkap jika
terdapat bagian lainnya seperti kepala putik, tangkai putik, bakal buah, kepala sari,
tangkai sari, mahkota, kelopak, dasar bunga dan tangkai bunga. Rumus bunga
dinyatakan dalam Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K, Mahkota atau

10

tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C, Benang sari (androecium) dinyatakan
dengan huruf A, dan Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G. simetri yaitu
(*) untuk untuk bunga bersimetri banyak, dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri
satu. Untuk bunga banci dipakai lambang (☿), untuk bunga jantan dipakai
lambang (♂), dan bunga betina dipakai lambang (♀).
5.2

Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah agar asisten

laboratorium menjelaskan terlebih dahulu tentang praktikum yang akan dilakukan,
sehingga para praktikan tidak bingung mengenai praktikum yang sedang
dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2003. Biologi. Jakarta Erlangga.
Djiwoseputro. 1980 .Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gajah Mada Universitas Press:
Yogyakarta.
Frank B Salisbury dan Cleon W Ross. 1991. Fisiologi Tumbuhan jilid 3. Institut
Tehknologi Bandung : Bandung
Kimball J.W. 1988. Biologi. Gramedia Press: Jakarta.
Ratnasari, Juwita, SP. 2007. GALERI TANAMAN HIAS BUNGA. Bogor : Penebar
Swadaya

11

Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press : Yogyakarta
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cet. 13. Gadjah Mada
University Press : Yogyakarta.
Kahar, S.A. (2008). Effects of photoperiod on growth and flowering of
Chrysanthemum morifolium Ramat cv. Reagan Sunny. J. Trop. Agric. and
Fd. Sc. 36(2): 1-8.
Purnobasuki, Hery. 2014.Variasi Morfologi Bunga pada Beberapa Varietas
Chrysanthemum morifolium Ramat. NATURAL B, Vol. 2, No. 3.

LAMPIRAN 1

Gambar 1. Bunga

Gambar 2. Bunga

Gambar 3. Bunga

Adenium

Bougenville

Sepatu

12

Gambar 4. Bunga

Gambar 5. Bunga

Alamanda

Pukul Empat

13