Sistem integumen dan sistem gerak (4)
BAGIAN ANATOMI
SISTEM KULIT (INTEGUMEN)
Fungsi Kulit :
•
Perlindungan mekanik terhadap jaringan yang ada di bawahnya
•
Mencegah kekeringan dan gangguan terhadap keseimbangan air dalam
tubuh
•
Membantu mengatur pemindahan panas antara tubuh dan lingkungan
•
Mencegah masuknya organisme dan materi yang dapat menimbulkan
kerusakan di dalam tubuh
•
Membantu pernafasan, sekresi, ekskresi, indera, pergerakan, dan lain
lain
POLA DASAR KULIT AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA
Pada Avertebrata (Misal Arthropoda, Anelida, Mollusca)
Kulit terdiri atas satu lapisan sel yang disebut epidermis, sedangkan pada
bagian luar tertutup oleh lapisan non seluler yang disebut kutikula (kitin,
kapur) yang disekresikan oleh epidermis.
Kulit Avertebrata
Pada Vertebrata (Tetrapoda)
Kulit terdiri atas dua lapisan yaitu :
a.Lapisan Epidermis
1. Stratum korneum (selsel mati)disusun oleh keratin (tidak
larut dalam air) untuk mengatur masuk dan keluarnya air. Tahan
terhadap bakteridapat mencegah infeksi
2. Lapisan transisional (lapisan tipis)
3. Stratum germinativum (Aktif membelah)
b.Lapisan Dermis (Corium)
1. Pembuluh darah
2. Jaringan Lemak
Kulit Vertebrata
IKAN :
Epidermis ; mempunyai kelenjar mukus
Fungsinya :
1. Sekresi lendir
gasal
Dermis :
Ukuran lebih tipis
Pada sirip mereduksi menjadi membran
2. Sebagai proteksi
3. Membersihkan tubuh
4. Mengurangi hambatan
5. Membantu osmoregulasi
Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan
yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis,
yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar
yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal. Sisik
placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang
di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai
pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari selsel
dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila
dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik
Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa
lapisan, yang berturutturut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi
semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan
noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang.
Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas
tidak terdapat selsel hidup yang menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan
pada jenis ikan Latimeria chalumnae.
Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikanikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar
disebut ganoine yang materialnya berupa garamgaram anorganik, kemudian
lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah
isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan
bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontida
Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masingmasing terdapat
pada golongan ikan berjarijari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan
berjarijari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan
ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duriduri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah
bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan
kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam
dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan
air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian
belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior)
karena bagian posteriornya mengandung butirbutir pigmen (chromatophore).
Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna.
Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior
sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal
perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengahtengah sisik.
6. Sisik cycloid
Sisik ctenoid
7.
AMPHIBI :
•
Epidermis : terdapat kelenjar multiselular: Kelenjar mukus :
Fungsi : respirasi
evaforasi air tubuh
Kelenjar granular : fungsi : sekresi zat bau dan racun
•
Dermis : terdapat rongga limf dan serabut otot
REPTILIA:
Pada beberapa spesies terdapat tipe kelenjar berikut pada kulit:
•
Kelenjar seks
•
Kel. Preanal
•
Kel. Femoral
•
Kelenjar mukus tidak ada.
•
Sisik tanduk tidak berlendir
•
Kulit tipis, sedikit memiliki keratin
•
Hubungan dengan jaringan dibawahnya tidak erat
•
Derivat kulit: bulu, paruh, sisik kaki, tagi, kel. Uropygium
AVES :
Macammacam bulu (gambar bulu):
Plumae : bulu penutup yang memberikan bentuk tubuh
Plumulae : tidak mempunyai rachis
Filoplumae : bulu rambut
Pertumbuhan bulu dimulai penonjolan mesoderm disebut ”papila dermis” yang
ditutupi epidermis/ektoderm (gambar bulu).
Gambar plumae
MAMALIA :
•
Kulit lebih tebal
•
Turunan kulit pada mamalia
Cakar : unguis dan sub unguis bawah
Telapak: turunan dari cakar
Sisik : pada Polidota Pangolin
Kelenjar : keringat, lemak, mamae, bau
Rambut
Tanduk :
Tanduk jerapah : penonjolan tulang tengkorak
Cula badak
Tanduk sejati : perluasan dari tulang frontalis yang
dibungkus oleh dermal permanen
Penampang melintang kulit mamalia
MANUSIA :
Epidermis :
Stratum corneum (jauh lebih tebal pada telapak
tangan dan kaki dibanding tempat lain)
stratum lucidum
stratum garnulosum
stratum spinosum
stratum germinativum
Dermis :
jaringan ikat
saraf
pembuluh darah
otot, dsb.
Kult manuusia
Derivat kulit : sisik, bulu, rambut, kuku, kelenjar,
Sisik ikan terbuat dari bahan tulang (mesoderm)
Sisik Reptil terbuat dari bahan tanduk (ektoderm)
bulu
rambut stratum corneum
kuku
Embriologi Kulit
Epidermis Ektoderm
Dermis Mesoderm
Anatomi Perbandingan
Protozoa ; hanya satu membaran sel
Coelenterata, Plathyhelminthes, beberapa Molusca ; satu lapisan
epidermis dan satu lapisan kutikula.
Insekta dan Gastropoda ; Epidermis dan chell (eksoskeleton)
Arthropoda darat ; epidermis dan kutikula tipis
Amphioxus ; epidermis terdiri atas satu lapis epitel kolumnar yang
dapat mensekresikan kutikula. Sedangkan dermis berupa jaringan ikat
longgar.
Ikan ; epidermis terdiri atas beberapa lapis sel tanpa stratum corneum,
ada kelenjer mukosa sehingga menyebabkan tubuh ikan licin. Sisik
tertanam pada dermis. Dermis ini tersusun dari jaringan pengikat
longgar/padat.
Amphibia ; epidermiscorneumlapisan transisional
stratum germinativumstratum compactumpembuluh
darahsarafkelenjar.
Reptilia ; epidermisstratum corneum berkembang baik, terdapat
sisik, dermis lapisan superpisiallapisan dalam (jaringan ikat).
Aves ; epidermisstratum corneum: bulu, sisik, dermis
serabut jaringan pengikat.
Mamalia ; kulit relatif tebal terutama dermisnya, startum corneum :
rambut dan kuku.
sel epidermis kelenjar minyak, kel. Keringat, kelenjar sebacea,
mamae gland.
Epidermis terdiferensiasi menjadi stratum germinativum, stratum
granulosum dan stratum corneum.
SISTEM RANGKA
Tubuh manusia mempunyai rangka dalam yang kuat dan kokoh yang
terdiri dari tulang dan rawan. Di samping penyokong strukturstruktur dalam
tubuh juga berfungsi sebagai tuas bagi pergerakanpergerakan tubuh. Tulang
seringkali dianggap sebagai organ tubuh yang tidak dapat berubah.
Fungsi tulang :
•
Menyokong dan memberi bentuk pada tubuh
•
Melindung organorgan vital dan mempertahankan jaringanjaringan
lunak dari pengaruh gravitasi
•
Sebagai basis yang kuat bagi perlekatan otototot
•
Otot2 dilekatkan pada tulang dengan perantaraan tendontendon yang
menembus periosteum (jaringan ikat fibrosa yang melapisi tulang).
•
Sebagai tempat penimbunan
•
Ex; 99% kalsium tubuh terdapat pada tulang, 80 % posfor, 25 % Sodium,
dan mineral lainnya
•
Sebagai pabrik pembentuk sel darah (hematopoiesis)
•
Di dalam sumsum tulang terdapat bermacammacam sel immature, sel
sel darah, dan lemak.
Struktur Tulang;
•
Tulang keras karena : adanya penimbunan garamgaram mineral di
dalam matriks dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium
fosfat (Ca3(PO4)2. Kekuatan tulang sangat dipengaruhi oleh serabut
serabut kolagen yang disebut ossein (+ 95 % dari matrik organik, 5 %
lainnya adalah substansi dasar yang homogen t/d mukoprotein dalam
suatu larutan cair). Struktur mikroskopik menunjukkan adanya Sistem
Havers pada tulang dengan lamela silendris konsentris mengelilingi
kanal (saluran) sentral (kanal havers).
•
Osteosit terdapat di dalam lakuna (rongga kecil)
•
Saluransaluran Havers saling berhubungan satu sama lain lewat saluran
Volkmann
Berdasarkan ukuran dan bentuk tulang dapat dibedakan 4 kelompok:
•
Tulang Panjang
Terdapat pada ektremitas (anggota gerak), tersusun atas batang tulang
dengan ujungujung seperti tombol. Jaringan tulang kompakta (padat) terdapat
pada bagian diafisis dan jaringan tulang spongiosa terdapat pada bagian
epifisis. Diafisis berbentuk silinder yang sebagian besar tersusun atas tulang
kampakta dan lapisan paling dalam disusun oleh tulang spongiosa. Bagian
dalam diafisis terdapat rongga besar yang disebut kavitas medularis, berisi
sumsum tulang.
Tulang diselubungi oleh membran selaput padat berwarna putih yang
disebut periosteum. Pada periosteum terdapat pembuluh darah, pembuluh limf
dan saraf. Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat osteoblast (selsel
pembentuk tulang).
•
Tulang Pendek
Tersusun atas tulang spongiosa (pada bagian dalam) yang dikelilingi
selapis tulang kompakta, bentuk seperti kubus, misalnya tulang karpal pada
pergelangan tangan dan tulang tarsal pada pergelangan kaki
•
Tulang Pipih
Terdiri atas dua lempeng tulang kompakta menyelubungi satu lapisan
tulang spongiosa yang terdesak diantaranya. Misalnya kosta, skapula, sternum,
dan tulangtulang kranium.
•
Tulang Irreguler
Struktur sama dengan tulang pendek, yaitu tulang spongiosa yang
terjepit dalam lempeng tipis tulang kompakta. Ex. Vertebra, osikula pada
telinga.
Komposisi Kimia Tulang Berdasarkan Berat
Substansi
Persentase
1.
Air
8 %
2.
Molekul organik
20 %
3.
Kolagen
1819 %
4.
Proteoglikan
SISTEM KULIT (INTEGUMEN)
Fungsi Kulit :
•
Perlindungan mekanik terhadap jaringan yang ada di bawahnya
•
Mencegah kekeringan dan gangguan terhadap keseimbangan air dalam
tubuh
•
Membantu mengatur pemindahan panas antara tubuh dan lingkungan
•
Mencegah masuknya organisme dan materi yang dapat menimbulkan
kerusakan di dalam tubuh
•
Membantu pernafasan, sekresi, ekskresi, indera, pergerakan, dan lain
lain
POLA DASAR KULIT AVERTEBRATA DAN VERTEBRATA
Pada Avertebrata (Misal Arthropoda, Anelida, Mollusca)
Kulit terdiri atas satu lapisan sel yang disebut epidermis, sedangkan pada
bagian luar tertutup oleh lapisan non seluler yang disebut kutikula (kitin,
kapur) yang disekresikan oleh epidermis.
Kulit Avertebrata
Pada Vertebrata (Tetrapoda)
Kulit terdiri atas dua lapisan yaitu :
a.Lapisan Epidermis
1. Stratum korneum (selsel mati)disusun oleh keratin (tidak
larut dalam air) untuk mengatur masuk dan keluarnya air. Tahan
terhadap bakteridapat mencegah infeksi
2. Lapisan transisional (lapisan tipis)
3. Stratum germinativum (Aktif membelah)
b.Lapisan Dermis (Corium)
1. Pembuluh darah
2. Jaringan Lemak
Kulit Vertebrata
IKAN :
Epidermis ; mempunyai kelenjar mukus
Fungsinya :
1. Sekresi lendir
gasal
Dermis :
Ukuran lebih tipis
Pada sirip mereduksi menjadi membran
2. Sebagai proteksi
3. Membersihkan tubuh
4. Mengurangi hambatan
5. Membantu osmoregulasi
Sisik merupakan derivat dari lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan
yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis,
yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
Sisik Placoid
Jenis sisik ini karakteristik bagi golongan ikan bertulang rawan
(Chondrichthyes). Bentuk sisik tersebut menyerupai bunga mawar dengan dasar
yang bulat atau bujur sangkar. Sisik macam ini terdiri dari keping basal. Sisik
placoid dibangunkan oleh dentine sehinnga sering disebut dermal denticle yang
di dalamnya terdapat rongga pulpa. Pertumbuhan dari sisik placoid menyerupai
pertumbuhan gigi, yaitu dimulai dengan adanya pengelompokan dari selsel
dermis yang seterusnya akan tumbuh menjadi lebih nyata membentuk papila
dermis yang mendesak epidermis yang ada di sebelah permukaan. Gigi ikan hiu
merupakan derivate dari sisik
Sisik Cosmoid
Sisik ini hanya ditemukan pada ikan fosil dan ikan primitive yang sudah punah
dari kelompok Crossopterygii dan Dipnoi. Sisik ikan ini terdiri dari beberapa
lapisan, yang berturutturut dari luar adalah vitrodentine, yang dilapisi
semacam enamel, kemudian cosmine yang merupakan lapisan terkuat dan
noncellular, terakhir isopedine yang materialnya terdiri dari substansi tulang.
Pertumbuhan sisik ini hanya pada bagian bawah, sedangkan pada bagian atas
tidak terdapat selsel hidup yang menutup permukaan. Tipe sisik ini ditemukan
pada jenis ikan Latimeria chalumnae.
Sisik Ganoid
Jenis sisik ini dimiliki oleh ikanikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus
(Chondrostei). Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yakni lapisan terluar
disebut ganoine yang materialnya berupa garamgaram anorganik, kemudian
lapisan berikutnya dalah cosmine, dan lapisan yang paling dalam adalah
isopedine. Pertumbuhan sisik ini dari bagian bawah dan bagian atas. Ikan
bersisik type ini adalah antara lain, Polypterus, Lepisostidae, Acipenceridae dan
Polyodontida
Sisik Cycloid dan Ctenoid
Sisik ini ditemukan pada golongan ikan teleostei, yang masingmasing terdapat
pada golongan ikan berjarijari lemah (Malacoptrerygii) dan golongan ikan
berjarijari keras (Acanthopterygii). Perbedaan antara sisik cycloid dengan
ctenoid hanya meliputi adanya sejumlah duriduri halus yang disebut ctenii
beberapa baris di bagian posteriornya. Pertumbuhan pada tipe sisik ini adalah
bagian atas dan bawah, tidak mengandung dentine atau enamel dan
kepipihannya sudah tereduksi menjadi lebih tipis, fleksibel dan transparan.
Penempelannya secara tertanam ke dalam sebuah kantung kecil di dalam
dermis dengan susunan seperti genting yang dapat mengurangi gesekan dengan
air sehingga dapat berenang lebih cepat. Sisik yang terlihat adalah bagian
belakang (posterior) yang berwarna lebih gelap daripada bagian depan (anterior)
karena bagian posteriornya mengandung butirbutir pigmen (chromatophore).
Bagian anterior (terutama pada bagian tubuh) transparan dan tidak berwarna.
Perbedaan antara tipe sisik cycloid dengan ctenoid adalah pada bagian posterior
sisik ctenoid dilengkapi dengan ctenii (gerigi kecil). Focus merupakan titik awal
perkembangan sisik dan biasanya berkedudukan di tengahtengah sisik.
6. Sisik cycloid
Sisik ctenoid
7.
AMPHIBI :
•
Epidermis : terdapat kelenjar multiselular: Kelenjar mukus :
Fungsi : respirasi
evaforasi air tubuh
Kelenjar granular : fungsi : sekresi zat bau dan racun
•
Dermis : terdapat rongga limf dan serabut otot
REPTILIA:
Pada beberapa spesies terdapat tipe kelenjar berikut pada kulit:
•
Kelenjar seks
•
Kel. Preanal
•
Kel. Femoral
•
Kelenjar mukus tidak ada.
•
Sisik tanduk tidak berlendir
•
Kulit tipis, sedikit memiliki keratin
•
Hubungan dengan jaringan dibawahnya tidak erat
•
Derivat kulit: bulu, paruh, sisik kaki, tagi, kel. Uropygium
AVES :
Macammacam bulu (gambar bulu):
Plumae : bulu penutup yang memberikan bentuk tubuh
Plumulae : tidak mempunyai rachis
Filoplumae : bulu rambut
Pertumbuhan bulu dimulai penonjolan mesoderm disebut ”papila dermis” yang
ditutupi epidermis/ektoderm (gambar bulu).
Gambar plumae
MAMALIA :
•
Kulit lebih tebal
•
Turunan kulit pada mamalia
Cakar : unguis dan sub unguis bawah
Telapak: turunan dari cakar
Sisik : pada Polidota Pangolin
Kelenjar : keringat, lemak, mamae, bau
Rambut
Tanduk :
Tanduk jerapah : penonjolan tulang tengkorak
Cula badak
Tanduk sejati : perluasan dari tulang frontalis yang
dibungkus oleh dermal permanen
Penampang melintang kulit mamalia
MANUSIA :
Epidermis :
Stratum corneum (jauh lebih tebal pada telapak
tangan dan kaki dibanding tempat lain)
stratum lucidum
stratum garnulosum
stratum spinosum
stratum germinativum
Dermis :
jaringan ikat
saraf
pembuluh darah
otot, dsb.
Kult manuusia
Derivat kulit : sisik, bulu, rambut, kuku, kelenjar,
Sisik ikan terbuat dari bahan tulang (mesoderm)
Sisik Reptil terbuat dari bahan tanduk (ektoderm)
bulu
rambut stratum corneum
kuku
Embriologi Kulit
Epidermis Ektoderm
Dermis Mesoderm
Anatomi Perbandingan
Protozoa ; hanya satu membaran sel
Coelenterata, Plathyhelminthes, beberapa Molusca ; satu lapisan
epidermis dan satu lapisan kutikula.
Insekta dan Gastropoda ; Epidermis dan chell (eksoskeleton)
Arthropoda darat ; epidermis dan kutikula tipis
Amphioxus ; epidermis terdiri atas satu lapis epitel kolumnar yang
dapat mensekresikan kutikula. Sedangkan dermis berupa jaringan ikat
longgar.
Ikan ; epidermis terdiri atas beberapa lapis sel tanpa stratum corneum,
ada kelenjer mukosa sehingga menyebabkan tubuh ikan licin. Sisik
tertanam pada dermis. Dermis ini tersusun dari jaringan pengikat
longgar/padat.
Amphibia ; epidermiscorneumlapisan transisional
stratum germinativumstratum compactumpembuluh
darahsarafkelenjar.
Reptilia ; epidermisstratum corneum berkembang baik, terdapat
sisik, dermis lapisan superpisiallapisan dalam (jaringan ikat).
Aves ; epidermisstratum corneum: bulu, sisik, dermis
serabut jaringan pengikat.
Mamalia ; kulit relatif tebal terutama dermisnya, startum corneum :
rambut dan kuku.
sel epidermis kelenjar minyak, kel. Keringat, kelenjar sebacea,
mamae gland.
Epidermis terdiferensiasi menjadi stratum germinativum, stratum
granulosum dan stratum corneum.
SISTEM RANGKA
Tubuh manusia mempunyai rangka dalam yang kuat dan kokoh yang
terdiri dari tulang dan rawan. Di samping penyokong strukturstruktur dalam
tubuh juga berfungsi sebagai tuas bagi pergerakanpergerakan tubuh. Tulang
seringkali dianggap sebagai organ tubuh yang tidak dapat berubah.
Fungsi tulang :
•
Menyokong dan memberi bentuk pada tubuh
•
Melindung organorgan vital dan mempertahankan jaringanjaringan
lunak dari pengaruh gravitasi
•
Sebagai basis yang kuat bagi perlekatan otototot
•
Otot2 dilekatkan pada tulang dengan perantaraan tendontendon yang
menembus periosteum (jaringan ikat fibrosa yang melapisi tulang).
•
Sebagai tempat penimbunan
•
Ex; 99% kalsium tubuh terdapat pada tulang, 80 % posfor, 25 % Sodium,
dan mineral lainnya
•
Sebagai pabrik pembentuk sel darah (hematopoiesis)
•
Di dalam sumsum tulang terdapat bermacammacam sel immature, sel
sel darah, dan lemak.
Struktur Tulang;
•
Tulang keras karena : adanya penimbunan garamgaram mineral di
dalam matriks dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) dan kalsium
fosfat (Ca3(PO4)2. Kekuatan tulang sangat dipengaruhi oleh serabut
serabut kolagen yang disebut ossein (+ 95 % dari matrik organik, 5 %
lainnya adalah substansi dasar yang homogen t/d mukoprotein dalam
suatu larutan cair). Struktur mikroskopik menunjukkan adanya Sistem
Havers pada tulang dengan lamela silendris konsentris mengelilingi
kanal (saluran) sentral (kanal havers).
•
Osteosit terdapat di dalam lakuna (rongga kecil)
•
Saluransaluran Havers saling berhubungan satu sama lain lewat saluran
Volkmann
Berdasarkan ukuran dan bentuk tulang dapat dibedakan 4 kelompok:
•
Tulang Panjang
Terdapat pada ektremitas (anggota gerak), tersusun atas batang tulang
dengan ujungujung seperti tombol. Jaringan tulang kompakta (padat) terdapat
pada bagian diafisis dan jaringan tulang spongiosa terdapat pada bagian
epifisis. Diafisis berbentuk silinder yang sebagian besar tersusun atas tulang
kampakta dan lapisan paling dalam disusun oleh tulang spongiosa. Bagian
dalam diafisis terdapat rongga besar yang disebut kavitas medularis, berisi
sumsum tulang.
Tulang diselubungi oleh membran selaput padat berwarna putih yang
disebut periosteum. Pada periosteum terdapat pembuluh darah, pembuluh limf
dan saraf. Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat osteoblast (selsel
pembentuk tulang).
•
Tulang Pendek
Tersusun atas tulang spongiosa (pada bagian dalam) yang dikelilingi
selapis tulang kompakta, bentuk seperti kubus, misalnya tulang karpal pada
pergelangan tangan dan tulang tarsal pada pergelangan kaki
•
Tulang Pipih
Terdiri atas dua lempeng tulang kompakta menyelubungi satu lapisan
tulang spongiosa yang terdesak diantaranya. Misalnya kosta, skapula, sternum,
dan tulangtulang kranium.
•
Tulang Irreguler
Struktur sama dengan tulang pendek, yaitu tulang spongiosa yang
terjepit dalam lempeng tipis tulang kompakta. Ex. Vertebra, osikula pada
telinga.
Komposisi Kimia Tulang Berdasarkan Berat
Substansi
Persentase
1.
Air
8 %
2.
Molekul organik
20 %
3.
Kolagen
1819 %
4.
Proteoglikan