Formulasi Ekstrak Bunga Lawang (Illicium verum Hook.f.) Sebagai Sediaan Obat Kumur dan Uji Aktivitas Antibakteri

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Bunga lawang (Illicium verum. Hook.f.)

Gambar 1. Simplisia kering bunga lawang

Gambar 2. Serbuk simplisia bunga lawang

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Perhitungan pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia bunga
lawang (Illicium verum Hook.f.)

I. Perhitungan penetapan kadar air simplisia
No

Berat sampel (gram)

Volume air (ml)


1

5,0020

0,2

2

5,0017

0,2

3

5,0020

0,2
i


% Kadar air =

1. % Kadar air =

,

,

= 3,99%
2. % Kadar air =

3. % Kadar air

,

,

g

g


x

%

x 100%

x 100%

= 3,99%
=

,

,

= 3,99%

% Kadar air rata-rata


g

=

,

g

x 100%

%+ ,

%+ ,

%

= 3,99%

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3 (lanjutan)

II. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam air

No

Berat sampel (gram)

Berat sari (gram)

1

5,0020

0,2276

2

5,0015


0,2279

3

5,0024

0,2292

i

% Kadar sari larut dalam air =

1. % Kadar sari larut dalam air =

,

g

,


x

%

g

g

x

x

%

9 g
g

x

x


%

,

,

= 22,78%
3. % Kadar sari larut dalam air =

,
,

= 22,90%

% Kadar sari larut dalam air rata-rata =

x

x


g

= 22,75%
2. % Kadar sari larut dalam air =

x

,

%+

,

%+

%

,


%

= 22,81%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3 (lanjutan)

III. Perhitungan penetapan kadar sari larut dalam etanol

No

Berat sampel (gram)

Berat sari (gram)

1

5,0034


0,2372

2

5,0031

0,2353

3

5,0030

0,2359
i

% Kadar sari larut dalam etanol=
1. % Kadar sari larut dalam etanol =

3. % Kadar sari larut dalam etanol =

x

%

,
,

7 g
g

x

x

%

,
,

g
g

x

x

%

9g
g

x

x

%

= 23,70%
2. % Kadar sari larut dalam etanol =

x

= 23,51%

,
,

% Kadar sari larut dalam etanol rata-rata =

,

%+

= 23,57%
,

%+

,

%

= 23,59%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3 (lanjutan)

IV. Perhitungan penetapan kadar abu total

No

Berat sampel (gram)

Berat abu (gram)

1

2,0015

0,0772

2

2,0013

0,0731

3

2,0015

0,0779

x

% Kadar abu total =
1. % Kadar abu total =

,

g

,

= 3,85%
2. % Kadar abu total

3. % Kadar abu total =

x

g

,

% Kadar abu total rata-rata

,

g

,

x

g

=

%

,

=

,

%

g

x

g

= 3,65%

%

%

= 3,89%
%+ ,

%+ ,

%

= 3,79%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3 (lanjutan)

V. Perhitungan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam

No

Berat sampel (gram)

Berat abu tidak larut asam
(gram)

1

2,0015

0,0141

2

2,0013

0,0141

3

2,0015

0,0139
i

% Kadar abu tidak larut asam =
1. % Kadar abu tidak larut asam

2. % Kadar abu tidak larut asam =

3. % Kadar abu tidak larut asam

=

,

,

,

g

g

,

x

%

%

= 0,69%

%

%+ ,

%+ ,

g

,

%

= 0,70%
g

,

% Kadar abu tidak larut asam rata-rata =

x

= 0,70%
g

,

=

g

x

x

%

= 0,69%

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Bagan penelitian
Bunga lawang
Dicuci dari pengotor sampai
bersih, ditiriskan dan dikeringkan
Simplisia
jin

Dihaluskan
Serbuk simplisia
Dimaserasi selama 5 hari dengan
hitam
etanol 80%

Dienap tuang
Ampas
Dimaserasi selama 2 hari
Dienaptuang

Maserat

Ampas

ji j
Dirotary evaporator (± 40OC)
O
Difreeze dryer (-40 C)
Ekstrak etanol

Ditambah DMSO dan terbentuk
ekstrak etanol dengan konsentrasi
300, 200, 100, 90, 80, 70, 60, 50,
40, 30, 20 dan 10 mg/ml
Diuji aktivitas antibakterinya
Diukur daerah hambatan
Konsentrasi ekstrak efektif 90, 100 dan 200 mg/ml
Ditambah tween 80,
peppermint oil, aquadest

sakarin,

Sediaan obat kumur konsentrasi 9, 10 dan 20%

Diuji aktivitas antibakteri
(hari ke-1 dan hari ke-28)

Evaluasi sediaan (pH dan stabilitas fisik)
(minggu ke-0, 1, 2, 3 dan 4)

Hasil

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Bagan uji aktivitas antibakteri
Stok kultur
Diambil 1 ose
Disuspensikan ke dalam 10 ml media
Nutrient Broth
Dihomogenkan
hingga
diperoleh
kekeruhan yang sama dengan kekeruhan
standar Mc. Farland
Suspensi bakteri
1,5 x 108 CFU/ml
Dipipet 0,1 ml masukkan kedalam tabung
reaksi, ditambahkan 9,9 ml media
Nutrient Broth
Dihomogenkan
Suspensi bakteri
1,5 x 106 CFU/ml
Dipipet 0,1 ml masukkan kedalam
cawan petri, ditambahkan 20 ml media
Nutrient Agar
Dihomogenkan,
biarkan
hingga memadat
Media padat
Diletakkan cakram kertas yang telah
direndam larutan uji dengan berbagai
konsentrasi
Diinkubasi pada suhu 36-37OC selama
18-24 jam
Diukur diameter daerah hambatan
disekitar
cakram
kertas
dengan
menggunakan jangka sorong
Hasil

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Hasil uji aktivitas antibakteri EBL
I. Hasil diameter daerah hambatan
Diameter daerah hambatan (mm) terhadap bakteri
Konsentrasi
Staphylococcus aureus
ekstrak etanol
mg/ml
I
II
III
Rata-rata
300
200
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Blanko
Konsentrasi
ekstrak etanol
mg/ml

18,4
15,8
13,9
14,3
13,5
12,4
11,5
10,9
10,4
9,7
8,1
-

18,4
15,7
14,6
14,3
13,4
12,4
11,4
10,9
10,4
9,8
8,3
-

17,7
16,3
14,6
14,3
13,4
12,7
11,5
10,9
10,6
9,7
8,3
-

18,17
15,93
14,37
14,3
13,37
12,5
11,47
10,9
10,47
9,73
8,23
-

Diameter daerah hambatan (mm) terhadap bakteri
Streptococcus mutans
I

300
17,1
200
15,4
100
14,2
90
14,1
80
13,1
70
12,2
60
11,2
50
10,6
40
10,2
30
9,3
20
10
Blanko
Keterangan: - = tidak ada hambatan

II

III

rata-rata

16,8
15,4
14,2
14,1
13
12,2
11,1
10,6
10,2
9,5
-

17,1
15,6
14,4
14,2
13,1
12,2
11,2
10,7
10,2
9,5
-

17
15,47
14,27
14,13
13,07
12,2
11,17
10,63
10,2
9,43
-

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 (lanjutan)
II. Daerah hambatan EBL
a. Terhadap Staphylococcus aureus

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 (lanjutan)
b. Terhadap Streptococcus mutans

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Sediaan obat kumur EBL

A

B

C

Keterangan: A, B, C berturut-turut mengandung ekstrak bunga lawang dengan
konsentrasi 9, 10 dan 20%.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Hasil uji aktivitas antibakteri SOK EBL

I. Hasil diameter daerah hambatan SOK

Sediaan
FI
F II
F III
Blanko

Diameter daerah hambatan (mm) terhadap bakteri
Streptococcus mutans
I
II
III
rata-rata
14,2
14,1
14,2
14,17
14,2
14,2
14,3
14,23
15,5
15,5
15,6
15,53
-

Diameter daerah hambatan (mm) terhadap bakteri
Sediaan
Staphylococcus aureus
I
II
III
rata-rata
FI
14,3
14,3
14,4
14,3
F II
14,4
14,4
14,6
14,47
F III
15,9
15,9
16,1
15,97
Blanko
Keterangan: F = formula I, II dan III yang mengandung EBL dengan
konsentrasi 9, 10 dan 20%; - = tidak ada hambatan

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8 (lanjutan)

II. Daerah hambatan SOK EBL
a. Terhadap Staphylococcus aureus.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8 (lanjutan)
b. Terhadap Streptococcus mutans.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. Hasil orientasi formula SOK EBL

I. Hasil orientasi pemakaian Tween 80 pada formula SOK EBL
Bahan
OR I
OR II
OR III
Ekstrak bunga lawang
20%
20%
20%
(Illicium verum Hook.f)
Tween 80
8%
10%
12%
Sakarin
0,1%
0,1%
0,1%
Peppermint oil
0,2%
0,2%
0,2%
Air suling ad
50 ml
50 ml
50 ml
Larutan
Larutan
Larutan
Hasil
keruh
keruh
jernih
Keterangan: OR= orientasi formula, I, II dan III SOK yang masing-masing
mengandung 20% EBL dengan konsentrasi tween 80 berturutturut adalah 8, 10 dan 12%.
Cara Pembuatan:
Dimasukkan EBL ke dalam lumpang, ditambahkan Tween 80 dan gerus
hingga homogen, lalu ditambahkan sebagian akuades steril sedikit demi sedikit
hingga semua ekstrak larut sempurna, lalu ditambahkan sakarin dan
homogenkan. Larutan dimasukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi 50 ml.
Kemudian ke dalam botol ditambahkan peppermint oil dan dicukupkan
volumenya dengan akuades steril hingga tanda batas (Akarina, 2011).

II. Hasil uji aktivitas antibakteri Listerin R dan Obat Kumur Betadin R terhadap
bakteri SA dan SM
Diameter daerah hambatan (mm)*
Sediaan

Staphylococcus
aureus
ListerinR
13,7
R
Obat Kumur Betadin
12,1
Keterangan: *= hasil rata-rata tiga kali pengukuran

Streptococcus
mutans
13,3
11,3

Universitas Sumatera Utara