Tindak Pidana Penelantaran Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 467k Pid.Sus 2013)

ii

ABSTRAK
Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum. 1
Dr. M. Ekaputra, SH, M.Hum. 2
Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum. 3
Fitriani, SH 4
Tindak pidana penelantaran rumah tangga merupakan bentuk kekerasan
keempat di dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga, Undang-undang PKDRT tidak memberikan
kualifikasi yang sistematis mengenai perbuatan yang dikategorikan sebagai
perbuatan penelantaran. Pada saat ini semua kekerasan dalam rumah tangga
diselesaikan sampai ke tingkat Pengadilan dan pidana penjara dianggap pidana
yang paling efektif dalam upaya mengatasi terjadinya tindak pidana. Menurut
Pasal 49 UU PKDRT terhadap pelaku dijatuhi pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun atau denda paling banyak Rp. 15.000.000.00 (lima belas juta rupiah).
Apabila terhadap pelaku penelantaran dijatuhkan pidana penjara maka akan
sangat bertentangan dengan ketentuan Pasal 4 huruf d UU PKDRT.
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah perbuatan apa
saja yang dikategorikan sebagai perbuatan penelantaran rumah tangga, jenis
pidana apa yang tepat dijatuhkan kepada pelaku

dan bagaimana
pertanggungjawaban pidana terhadap pelaku penelantaran rumah tangga menurut
putusan Mahkamah Agung No. 467K/Pid.Sus/2013. Dalam penelitian ini
mengunakan jenis penelitian yuridis normatif dan sifatnya deskriptif analisis
dengan mengunakan bahan-bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang akan
dianalisis secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perbuatan penelantaran rumah tangga
terdiri dari tidak memberikan kehidupan kepada keluarga yaitu perbuatan tidak
memberikan nafkah dan kebutuhan anak, tidak memberikan perawatan yaitu
kewajiban keluarga untuk merawat keluarganya yang sakit, tidak memberikan
pemeliharaan berupa kewajiban keluarga untuk memelihara keluarganya yang
tidak dapat memelihara dirinya sendiri dan penelantaran ekonomi yaitu melarang
korban bekerja, tidak memenuhi haknya, mengambil tanpa sepengetahuan dan
tanpa persetujuan korban, merampas dan atau memanipulasi harta benda korban.
Penjatuhan pidana penjara atau denda kepada pelaku tindak pidana penelantaran
rumah tangga dinilai belum tepat oleh masyarakat karena hukuman penjara atau
denda belum memberikan manfaat bagi korban, hukuman yang tepat dijatuhkan
kepada pelaku yaitu hukuman ganti rugi. Penjatuhan pidana penjara selama 1
(satu) tahun oleh hakim judex juris dinilai belum tepat, hakim dalam menjatuhkan
sanksi pidana penjara tidak mempertimbangkan fakta-fakta yang terdapat dalam

persidangan dan tidak mempertimbangkan ketentuan Pasal 4 Huruf d Undangundang PKDRT.
Kata kunci: Tindak Pidana, Penelantaran, Kekerasan Dalam Rumah Tangga
1

Ketua Komisi Pembimbing.
Dosen Pembimbing Kedua.
3
Dosen Pembimbing Ketiga.
4
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara.
2

i
Universitas Sumatera Utara

iii

ABSTRACT
Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum. 1
Dr. M. Ekaputra, SH, M.Hum. 2

Dr. Chairul Bariah, SH, M.Hum. 3
Fitriani, SH 4
Criminal cat on neglecting a family is the fourth violence in Law No.
3/2004 on the Abolition of Violence in Household. Law on PKDRT (violence in
household) does not provide systematic qualification about an action which is
categorized as the act of neglecting. Today, all types of violence in household is
settled in Court and imprisonment is considered the moist effective way to cope
with the incidence of criminal act. According to Article 49 of UU PKDRT, the
perpetrator is sentenced to 3 (three) years or fined Rp. 15,000,000 (five million
rupiahs) and this contrary to the provision in Article 4, point d of UU PKDRT.
The formulas of the problem in the research were as follows: what action
which was categorized an act of neglecting a family, what type of criminal law
which was appropriate to impose on the perpetrator, how about the criminal
responsibility of a person who neglect his family according to the Ruling of the
Supreme Court no. 467K/Pid.Sus/2013. The research used judicial normative and
descriptive analytic methods, using primary, secondary, and tertiary legalk
materials and analyzed qualitatively.
The result of the research showed that criminal act of neglecting a family
included not provide life for the family such as not supporting his children
financially and not taking care of the family, especially when the family members

were sick, not taking responsibility for the family members like economic neglect
prohibiting them to get jobs, not fulfilling his obligation like taking something
without the knowledge and the approval of the owner, and taking by force and/or
manipulating the family members’ property. Imprisonment or fine is not
appropriate imposed on the perpetrator who has neglected his family since it does
not mean anything for the victim. He has to compensate the loss. One year
imprisonment charged by judex juris judge is considered not appropriate; it seems
that the judge did not consider the facts found in the hearing and Article 4, point d
of Law of PKDRT
Keywords: Criminal Act, Neglecting, Violence in Household

1

Chairperson of Supervisors
Second Supervisor
3
Third Supervisor
4
Student of Masters in Law University of Sumatera Utara.
2


ii
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Mengenai Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga

0 9 31

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN PADA PEMBANTU RUMAH TANGGA (PRT) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2 16 40

Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga - [PERATURAN]

0 11 19

SKRIPSI IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PROSES PERADILAN

0 3 13

PERBANDINGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN FISIK DAN PSIKIS TERHADAP ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN HUKUM PIDANA ISLAM.

0 0 12

Tindak Pidana Penelantaran Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 467k Pid.Sus 2013)

0 0 12

Tindak Pidana Penelantaran Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 467k Pid.Sus 2013)

0 0 39

Tindak Pidana Penelantaran Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 467k Pid.Sus 2013)

0 2 39

Tindak Pidana Penelantaran Rumah Tangga Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 467k Pid.Sus 2013)

0 0 7

Implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga di Kota Batam

0 0 16