METODE mix methods fix

MIX METHODS
MATA KULLIAH : METODA PENELITIAN ARSITEKTUR
DOSEN : Ir. IRINA MILDAWANI , MT., PhD.

KELOMPOK 3 (3TB06)
1. EARLY RETNO

22315101

2. MARTINA SARMAULI

24315049

3. ROSIANA DEWI

26315275

TEKNIK ARSIKTERTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
2017/2018


 Definisi

mix methods

Penelitian mix methods, yaitu satu langkah penelitian dengan
menggabungkan dua bentuk pendekatan dalam penelitian, yaitu kuantitatif
dan kualitatif

 Jenis-Jenis Mixed Method
1.  Model Sequential (Kombinasi Berurutan)


Sequential Explanatory Design (Model Urutan Pembuktian)



Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)




Sequential Transformative Strategy

2. Model Concurrent (Kombinasi Campuran)


Concurrent

Triangulation

Strategy (Campuran

Kualitatif

dan

Kuantitatif secara Berimbang)


Concurrent


Embedded

Strategy (Campuran

Kedua Memperkuat Metode Pertama)


Concurrent Transformative Strategy

Penguatan/Metode

 PENGUMPULAN DATA DAN ALAISIS DATA

• Sequental Explanatory Design (Model Urutan
Pembuktan)







Sequential Exploratory Strategy (Model Urutan Penemuan)
Sequential Transformative Strategy
Concurrent Triangulation Strategy (Campuran Kualitatif dan
Kuantitatif secara Berimbang)
Concurrent Embedded Strategy (Campuran
Penguatan/Metode Kedua Memperkuat Metode Pertama)
Concurrent Transformative Strategy
 TUJUAN DARI PENELITIAN





Tujuan dari Mixed Method yaitu berisi tujuan penelitian
secara keseluruhan, informasi mengenai unsur penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif, dan alasan atau
rasionalisasi mencampur dua unsur tersebut guna meneliti
suatu isu atau masalah penelitian. 
Untuk mengeksplorasi suatu pandangan partisipan

(kualitatif) untuk selanjutnya dianalsis berdasarkan sampel
yang luas (kuantitatif).
Untuk mengungkap hak-hak dan kecenderungankecenderungan dari suatu kelompok atau individu-individu
yang tertindas.

BATASAN ATAU RUANG LINGKUP PENELITIAN
1. Waktu (timing)
2. Bobot (weighting)
3. Pencampuran (mixing)
4. Teorisasi (theorizing)

Creswell (2008)
CARA MENENTUKAN RESPONDEN ATAU SAMPEL DARI SUATU POPULASI


Ukuran sampel yang ideal dalam penelitian mixed methods ditentukan oleh aturan
kualitatif dan kuantitatif yang menganut prinsip keseimbangan dengan cara
memilah jenis data apa yang akan diperoleh melalui aturan kualitatif, dan apa yang
akan diperoleh melalui aturan kuantitatif sesuai dengan tujuan penelitian.
• Secara kuantitatif ukuran sampel ditentukan terlebih dahulu menggunakan formula

yang tepat.
• Selanjutnya secara kualitatif ukuran sampel tersebut dikonsultasikan dengan jumlah
wawancara dan observasi yang dibutuhkan oleh jenis penelitian yang dimaksud.

Penelitian menggunakan metode penelitian gabungan (mixed methods)
Tolak ukur :
Penentuan indeks arsitektur hijau pada kampung adat yaitu mengadopsi pengukuran sistem rating
GREENSHIP dari GBCI yang dimodifikasi berdasarkan kebutuhan yang terkait pada aspek
penelitaian .

C
O
N
T
O
H
K
A
S
U

S

Data dan Sumber Data
• Data tentang indeks : obsevasi langsung dan melalui metode wawancara.
• Data mengenai karakteristik : dokumentasi tertulis dan gambar dan juga
observasi lapangan.
Lokasi dan Objek Penelitian
• Lokasi Penelitian : Kampung Naga di Tasikmalaya dan Kampung Dukuh di
Garut
Objek Penelitian : Objek penelitian ini adalah cara mengelola lingkungan
bangunan pada Arsitektur tradisional.
Teknik Analisis
• Analisis Kuantitatif : Pengkategorisasian tingkat tinggi rendahnya asitektur hijau
akan menggunakan parameter penelitian yang mengadopsi sistem rating GBCI.
Analisis Kualitatif : mengkaji konfirmasi dengan teori dan ahli

Penentuan nilai indeks arsitektur hijau pada lingkungan kampung adat pada
penelitian ini menggunkan persamaan seperti di bawah ini :
Tingkat Kehijauan : Nilai Indeks Pada Kampung


X 100%

Tingkat Kehijauan : presentase aspek x pada kampung adat X 100%
presentase standar aspek x

Nilai Indeks Standar
> 75 % = Sangat Baik
50% - 75 % = Baik
25% - 50% = Cukup Baik
< 24 % = Kurang Baik

Tingkat kehijauan pada aspek =
> 75 % = Sangat Baik
50% - 74 % = Baik
25% - 49% = Cukup
< 24 % = Kurang

KESIMPULAN :
Kampung Naga dan Kampung Dukuh sebagai perwujudan arsitektur vernakuler Sunda. Cara hidup
masyarakat mempengaruhi pengaruh pada arsitektur. Masyarakat hidup dengan alam sehingga pola

dan cara hidup mereka memperlakukan lingkungan dengan cara sederhana atau tradisional. Seperti
memanfaatkan air, menggunakan energi serta mengelola limbah.
Kesimpulan terkait konsep pada arsitektur hijau pada lingkungan bangunan di Kampung Naga dan
Kampung Dukuh :
 Masyarakat menjaga pasokan air bersih untuk konsumsi, terdapat aturan yang mengkeramatkan
daerah resapan air yang terdapat sumber mata air yang mereka gunkan untuk kebutuhan seharihari. Adanya aturan tersebut demi menjaga kualitas serta kuantitas sumber air.
 Masyarakat hemat dalam penggunaan air. Proses daur ulang air pada kampung tersebut berjalan
secara sederhana, tetapi tidak menyebakan terjadinya pencemaran lingkungan.
 Kebutuhan penerangan atau pencahayaan hanya di berikan seperlunya sesuai denganv kebutuhan.
 Pengolahan limbah atau sampah pada kedua kampung tersebut masih ditangani secara sederhana,
yaitu dengan cara dibakar.