Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Agency
Dalam rangka memahami konsep profitabilitas, maka digunakanlah dasar
persfektif hubungan keagenan. Konsep agency theory menurut Jensen dan
Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah “sebuah kontrak
antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal).” Hubugan kegenan
tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham.
Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai
sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri.
Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masingmasing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah
munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian
yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan
sedangkan

manajer

menginginkan


kepentingannya

diakomodasi

dengan

pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam
menjalankan perusahaan. Maka dari itu mau tidak mau para manajer berusaha
untuk meningkatkan tingkat profitabilitas agar kebutuhan baik para pemegang
saham maupun manajer sama sama terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pedapatan investasi.
Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu menggunakan modal
atau aktiva yang dimilikinya.

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan yaitu:
1) Gross profit margin (GPM)
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan
sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross
profit margin maka semakin baik. Rumus untuk mencari GPM adalah
sebagai berikut:

2) Operating profit margin (OPM).
Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan
sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak.
Rumus untuk mencari OPM adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

3) Net profit margin (NPM).
Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan
perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan
pajak.
d. Return on assets (ROA).

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam
menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.
x 100%
5) Return on investment (ROI)
Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini akan dapat
diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam
kegiatan perusahaannya.

Universitas Sumatera Utara

6) Return on equity (ROE)
Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas
investasi di perusahaan.
x 100%

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan return on asssets (ROA) sebagai
parameter profitabilitas.
2.1.3 Manajemen Modal Kerja
Pengertian manajemen modal kerja adalah “manajemen dari elemen-elemen

aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja
menunjukkan keputusan-keputusan mendasar mengenai target masing-masing
elemen aktiva lancar.” (Martono, 2001 : 71)
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat Manajemen modal kerja
suatu perusahaan yaitu:
1) Perputaran Modal Kerja
manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio
perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni perbandingan antara
penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan
pada suatu periode tertentu. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan
piutang meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari
working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

2) Perputaran Persediaan
PerputaranPersediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan
kembali selama satu periode akuntansi. Dengan demikian, tingkat perputaran
persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi
pada perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai

berikut :
x1

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir
tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran
persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang
dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita dapat menghitung hari
rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun
dengan tingkat perputaran persediaan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai
efisiensi dari persediaan.
3) Perputaran Aset Tetap
rasio perputaran asset tetap menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila
diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya
kemampuan aset tetap menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara


4) Rasio Perputaran Piutang
rasio perputaranpiutang menunjukkkan berapa cepat penagihan
utang”. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang
dilakukan dengan cepat. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan working capital turnover
(WCT) sebagai parameter profitabilitas sebab working capital turnover
menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia
dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan..
2.1.4 Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan “kemampuan
perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban finansialnya pada saat jatuh
tempo dengan mempergunakan aktiva lancar.” (Martono, 2001: 55). Fungsi lain
rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban
kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam
perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas
merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utangutang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk


Universitas Sumatera Utara

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban
(utang) pada saat ditagih. Caranya dengan membandingkan seluruh komponen
yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka
pendek).
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan
yaitu:
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar (Current Ratio) merupakan aktiva lancar perusahaan yang
dibagi dengan kewajiban lancar. Rumus dari current ratio adalah sebagai
berikut:

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau
utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Quick ratio dapat dihitung
dengan formula :


Sebagai parameter dari likuiditas, penulis menggunakan current ratio
(CR). Karena dalam praktiknya, sering kali dipakai bahwa rasio lancar
dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran
yang cukup baik atau memuaskan bagi perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Current ratio yang tinggi juga menunjukkan posisi para kreditor yang baik
karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu
akan dapat dibayar pada waktunya. Rumus dari current ratio adalah sebagai
berikut:

2.1.5 Leverage
Seperti yang diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki
beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah
pinjaman atau modal sendiri.
Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage
ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh
mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang

yang

digunakan

dibandingkan

perusahaan

dengan

untuk

menggunakan

membiayai
modal

kegiatan

sendiri.


Agar

usahanya

jika

perbandingan

penggunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, kita dapat menggunakan rasio
leverage.
Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering
digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas
antara lain :
1) Debt to asset ratio
Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan
untukmengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva

Universitas Sumatera Utara


Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai berikut
:

2) Debt to equity ratio
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna
untuk mengetahui dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
perusahaan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko
keuangan perusahaan tersebut. Rumus dari debt to equity ratio adalah sebagai
berikut:

3) Long term debt to equity ratio
Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa
bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka
panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari Long Term
Debt to Equity Ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang
jangka panjang dan modal sendiri, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

4) Time interest earned
Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Jumlah kali
perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan
dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak
mampu membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari Time
Interest Earned dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut:

Atau

5) Fix charged coverage
Fixed Charge Coverage (FCC) merupakan rasioyang dilakukan apabila
perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva
berdasarkan kontrak sewa. Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage
(FCC) adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to equity ratio (DER)
sebagai parameter dari rasio leverage. Karena bagi perusahaan, semakin tinggi
rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan dan mempengaruhi
profitabilitas perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Corporate Governance
Corporate governance adalah “seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern
lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata
lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perushaan.” ( FCGI, 2001)
Penerapan Corporate Governance yang baik memberikan manfaat sebagai berikut
3.4 perbaikan dalam komunikasi
3.5 minimisasi potensial benturan
3.6 fokus pada strategi-strategi utama
3.7 peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi
3.8 kesinambungan manfaat
3.9 promosi citra korporat
3.10 peningkatan kepuasan pelanggan
3.11 perolehan kepercayaan investor
kegunaan dari Corporate Governance yang baik adalah:
a.
b.
c.
d.
e.

lebih mudah memperoleh modal
biaya modal (Cost of capital) yang lebih rendah
memperbaiki kinerja usaha
mempengaruhi harga saham
memperbaiki kinerja ekonomi.

Unsur-unsur yang penting dalam corporate governance yang baik terdiri atas:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

komisaris
pemegang saham
direksi
komite audit
sekretaris perusahaan
manajer dan karyawan
auditor eksternal
auditor internal
stakeholder lainnya (pemerintah, kreditor, dan lain-lain)

Universitas Sumatera Utara

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ukuran dewan komisaris sebagai
parameter corporate governance. Menurut UU No. 1/1995 tentang Perseroan
Terbatas menganut two board system, yaitu direksi dan komisaris. Ini merupakan
system yang dianut dari continental, Belanda. Ada direksi sebagai pengurus dan
komisaris

sebagai

pengawas.

Sedangkan

di

Amerika

menganut

single

boardsystem yang disebut Board of Directors.
Board of Directors (di Indonesia Dewan Komisaris) merupakan faktor
sentral dalam corporate governance karena hukum perseroan menempatkan
tanggung jawab legal atas urusan suatu perusahaan kepada Board of Directors.
Board of Directors secara legal bertanggung jawab untuk menetapkan sasaran
korporat, mengembangkan kebijakan yang luas, dan memilih personel tingkat atas
untuk melaksanakan sasaran dan kebijakan tersebut.
Ukuran dewan komisaris pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah
seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan
maupun dari eksternal perusahaan sampel.
UDK = Jumlah total anggota dewan komisaris

2.2 Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada
sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain
terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian
dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat
mendukung

penelitian

ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu

No

1

2

Nama
Peneliti
Terdahulu
Debora
(2014)

Ginting
(2013)

Variabel Penelitian

Variabel
Independen:
Liquidity,
working
capital
turnover,
inventory turnover

Secara parsial
likuiditas berpengaruh
terhadap
profitabilitas,
sedangkan
perputaran modal kerja dan perputaran
persediaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas pada tingkat
kepercayaan
95%. Namun
secara
Variabel Dependen : simultan, likuiditas, perputaran modal
Profitabilitas
kerja dan perputaran persediaan tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas pada tingkat kepercayaan
95%

Variabel
Independen:
Manajemen
Modal kerja
Likuiditas
Variabel
Dependen:
Profitabilitas

3

Nugroho
(2012)

Hasil penelitian

1. Manajemen modal kerja tidak
memiliki pengaruh positif secara
:
parsial terhadap profitabilitas
2. Likuiditas
berpengaruh terhadap
dan
profitabilitas
3. Manajemen modal kerja dan
likuiditas secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas

Variabel
1.
Independen:
Working
capital
turnover
Current ratio
Total debt to total
2.
capital asset.

Variabel
Dependen :
Profitability
(ROA)
Sumber : Hasil Olahan Peneliti, 2016

Secara parsial Working Capital
Turnover, Current Ratio, dan Debt
to Total Capital Asset tidak
berpengaruh signifikan
terhadap
ROA.
Secara Simultan Working Capital
Turnover, Current Ratio, dan Debt
to Total capital asset tidak
berpengaruh terhadap ROA.

Universitas Sumatera Utara

Debora (2014) yang menganalisis pengaruh likuiditas dan manajemen modal
kerja terhadap profitabilitas perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
secara parsial likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran
modal kerja dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%. Namun secara simultan, likuiditas
dan, perputaran modal kerja, dan perputaran persediaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%.
Ginting (2013) juga meneliti pengaruh manajemen modal kerja dan likuditas
terhadap profitabilitas pada industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen modal
kerja tidak memiliki pengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas,
sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.
Nugroho (2012) juga meneliti pengaruh Pengaruh Efisiensi Modal Kerja,
Likuiditas,

dan

Solvabilitas

terhadap

Profitabilitas

Studi

Kasus

PT.

Telekomunikasi Indonesia, TBK. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
Secara parsial WCT, CR, dan Debt to Total Capital Asset tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA. Secara Simultan WCT, CR, dan Debt to Total capital
asset tidak berpengaruh terhadap ROA.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
2.3.1. Kerangka Konseptual

Manajemen Modal Kerja

H1

(X1)

Likuiditas

Leverage

(X2)

(X3)

Corporate Governance

H2

H3

Profitabilitas
(y)

H4

(X4)
H5
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, terlihat bahwa hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab
akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu manajemen
modal kerja yang diproksikan dengan working capital turnover (X1), likuiditas
yang diproksikan dengan current ratio (X2), leverage yang diproksikan dengan
debt to equity ratio (X3), corporate governance yang diproksikan dengan ukuran
dewan komisaris (X4) akan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas
(ROA) (Y).
Aktiva lancar adalah aktiva yang bisa dirubah menjadi kas dalam jangka

Universitas Sumatera Utara

waktu, normalnya satu tahun. Manajemen modal kerja dimaksudkan sebagai
pengelolaan aktiva-aktiva tersebut. Tujuan manajemen modal kerja lainnya adalah
mengelola aset lancar dan utang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang
layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan Working Capital Turnover sebagai parameter manajemen
modal kerja. Semakin besar perputaran modal kerja, semakin tinggi tingkat
profitabilitas. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa manajemen modal kerja
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio
likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak
luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas
perusahaan). Semakin tinggi tingkat likuiditas maka ada kemungkinan
profitabilitas juga meningkat. Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa likuiditas
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan
usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Semakin tinggi
jumlah utang maka semakin menurun tingkat profitabilitas. Sebab, semakin
banyak utang yang dipakai dalam operasi perusahaan, semakin sedikit
kemungkinan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas.
Corporate

Governance

yang

baik

diakui

membantu

mengebalkan

perusahaan dari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan dan juga telah
terbukti meningkatkan kinerja korporat sampai 30% di atas rate of return yang
normal. Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya praktik corporate
governance, kinerja korporat akan meningkat yang berarti bahwa tingkat
profitabilitas juga akan meningkat. Oleh karena itu, dapat dirumuskan corporate
governance berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
2.3.2 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini
sebagai berikut:
H1 = Manajemen Modal Kerja berpengaruh terhadap Profitabilitas
H2 = Likuiditas berpengaruh terhadap Profitabilitas
H3 = Leverage berpengaruh terhadap Profitabilitas
H4 = Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas
H5= Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Corporate Governance
berpengaruh terhadap Profitabilitas.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 90 103

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 92 161

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 6 91

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 42