Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

LAMPIRAN 1

Statistik Deskriptif


(2)

1. Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas (Y)

39 ,00007 1,21 ,174 ,210

Manajemen Modal Kerja

(X1) 39 ,1 34,5 5,573 6,3129

Likuiditas (X2) 39 ,513 13,87 3,24 3,05

Leverage (X3) 39 ,1 3,0 ,776 ,7009

Corporate Governance (X4) 39 2,0 11,0 5,692 2,3525 Valid N (listwise) 39


(3)

LAMPIRAN 2

Asumsi Klasik


(4)

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972

Manajemen

Modal Kerja (X1) ,002 ,001 ,385 2,870 ,007 ,959 1,043 Likuiditas (X2) ,011 ,012 ,154 ,894 ,378 ,580 1,725 Leverage (X3) ,174 ,049 ,578 3,520 ,001 ,641 1,561 Corporate

Governance (X4) -,004 ,012 -,046 -,331 ,742 ,897 1,115 a. Dependent Variable: Profitabilitas


(5)

3. Uji Autokorekasi

Model Summaryb Mod

el R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1

,642a ,413 ,343 ,17042703

4863812 ,413 5,969 4 34 ,001 1,297

a. Predictors: (Constant), Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Coporate Governance b. Dependent Variable: Profitabilitas


(6)

LAMPIRAN 3

Analisis Regresi Linier

Berganda


(7)

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Manajemen Modal Kerja (X1)

Likuiditas (X2) Leverage (X3) Corporate Governance (X4)

. Enter

a. Dependent Variable: Profitabilitas b. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972

Manajemen Modal

Kerja (X1) ,002 ,001 ,385 2,870 ,007

Likuiditas (X2) ,011 ,012 ,154 ,894 ,378

Leverage (X3) ,174 ,049 ,578 3,520 ,001

Corporate Governance

(X4) -,004 ,012 -,046 -,331 ,742


(8)

LAMPIRAN 4

Pengujian Hipotesis


(9)

1. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972

Manajemen

Modal Kerja ,002 ,001 ,385 2,870 ,007

Likuiditas ,011 ,012 ,154 ,894 ,378

Leverage ,174 ,049 ,578 3,520 ,001

Corporate

Governance -,004 ,012 -,046 -,331 ,742

2. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji ) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,693 4 ,173 5,969 ,001b

Residual ,988 34 ,029

Total 1,681 38

a. Dependent Variable: Profitabilitas

3. Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

,642a ,413 ,343 ,170427034863


(10)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Faisal, 2005. Dasar- Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbitan Universitas Muhammadiyah, Malang

Brigham, Eugene F and Philips R. Daves, 2004.Intermediate Financial Management,Eight Edition, South Western, United States.

Debora, Yessi, 2014. Pengaruh Likuiditas dan Manajemen Modal Kerja terhadap Profitabilitas Perusahaan Industri Tekstil dan Garmen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012, Skripsi, Universitas Sumatera Utara,Medan.

Field, A. 2009. Discovering Statistics Using SPSS. London: Sage. Ghozali, 2005.Pengantar Metode Statistik, Jilid 2, LP3S, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS19, Semarang: Universitas Diponegoro.

Ginting, Maretha Natasia 2013. Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Likuiditasterhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics 4thEdition. New York: Mc Graw Hill.

Husnan, Suad, 1988. Manajemen Keuangan, Edisi kedua, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, Rajawali Pers, Jakarta.

Liana, 2009.Pengunaan MRA dengan Spss untuk Menguji Variabel Moderating terhadapHubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, Semarang


(11)

Manajemen Laba pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Skripsi.UniversitasIslam Indonesia, Yogyakarta

Mann, P.S. and C.J. Lacke. 2011. Introductory Statistics, International Student Version,7th Edition. John Wiley & Sons Inc.

Nugroho, Setyo Budi. 2012. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Studi Kasus PT. Telekomunikas Indonesia, TBK, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Riyanto, A. 2012. Penerapan Analisis Multivariat dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Siagian, Fetty, 2011. Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Stevens, J.P. 2009. Applied Multivariate Statistics For The Social Science, 5thEdition . New York: Routledge.

Subramanyam, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta

Suharyadi, 2009.Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi Kedua, Jakarta

Supranto, J. 2005. Ekonometri, Buku Kesatu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tunggal, Amin Widjaja, 2014. Konsep Dan Studi Kasus Internal Auditing, Harvarindo, Jakarta

Zikmund, 1990.Business Research Methods, Third Edition, The Dryden Press, UnitedStates of America


(12)


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Kausal.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan peneliti adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala rasio dan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs www.idx.co.id. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah informasi keuangan yang berhubungan dengan variabel penelitian yaitu :

a. Informasi mengenai perputaran modal kerja perusahaan b. Informasi mengenai rasio lancar perusahaan

c. Informasi mengenai rasio utang terhadap modal perusahaan d. Informasi mengenai jumlah dewan komisaris perusahaan

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel digunakan untuk menghindari kesalahan dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini, dapat dibagi dalam suatu batasan operasional, antara lain:

a. Variabel independen (X) adalah Manajemen Modal Kerja (X1),Likuiditas (X2), Leverage (X3) dan Corporate Governance (X4)


(14)

3.4 Operasionalisasi Variabel

Variabel Operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian.

3.4.1 Variabel bebas (independent variable)

Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Manajemen Modal Kerja (X1)

Manajemen Modal Kerja bahwamanajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahaan sehari-hari.

Salah Satu cara untuk mengukur tingkat Manajemen modal kerja suatu perusahaan yaitu dengan Rasio perputaran modal kerja yaitu rasio yang menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Variabel Rasio perputaran modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

b. Likuiditas (X2)

Merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

Salah Satu cara untuk mengukur likuiditas adalah Rasio lancar . Rasio Lancar adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih


(15)

secara keseluruhan. Variabel Rasio lancar dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

c. Leverage (X3)

Leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

Salah Satu cara untuk mengukur leverage adalah Debt to Equity Ratio. Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

d. Corporate Governance (X4)

Corporate governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.

Salah Satu cara untuk mengukur Corporate governance adalah dengan Ukuran dewan komisaris. Ukuran Dewan Komisaris Adalah Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris. Variabel Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.


(16)

3.4.2 Variabel terikat (Dependent variable)

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pedapatan investasi. Salah Satu cara untuk mengukur Profitabilitas adalah rasio Return On Asset . Rasio ini dihitung sebagai berikut:

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable dalam penelitian ini dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel

No. Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran A.

1

Variabel Independen Manajemen Modal Kerja (X1)

Manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahaan sehari-hari.

Rasio Perputaran Modal Kerja =

Aset Lancar -Hutang


(17)

2. Likuiditas (X2)

Kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membiayai dan memenuhi

kewajiban (utang) pada saat ditagih.

Rasio

3. Leverage (X3)

Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang.

Rasio

4. Corporate Governance (X4)

Sistem yang mengatur, mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan, kreditor, dan masyarakat sekitar.

Ukuran Dewan Komisaris = Jumlah total anggota dewan komisaris.


(18)

B.

1.

Variabel Dependen Profitabilitas (Y)

Rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.

Rasio

Sumber: Diolah Peneliti, 2016

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2013-2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, yaitu mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini, yaitu :

1) Perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yakni 2013-2015

2) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit secara berturut-turut

3) Perusahaan Manufaktur yang mempunyai laba bersih positif selama periode penelitian yakni 2013-2015

4) Perusahaan Manufaktur yang menampilkan data dan informasi yang lengkap terkait dengan variabel-variabel yang dibutuhkan dalam penelitian.


(19)

Daftar populasi dan sampel yang telah melalui proses seleksi dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

Kriteria

Sampel

1 2 3 4

A. Sektor Industri Dasar dan Kimia

1. Semen

1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP     1 2 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk SMBR    X

3 PT Holcim Indonesia Tbk SMCB    X 4 PT Semen Indonesia Tbk SMGR  X X X 5 PT Wijaya Karya Beton Tbk WTON  X X X

2. Keramik, Gelas dan Porselin

6 PT Arwana Citra Mulia Tbk ARNA  X X X

7 PT Asahimas Flat Glass Tbk AMFG     2 8 PT Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI  X X X

9 PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS   X X 10 PT Mulia Industrindo Tbk MLIA  X X X 11 PT Surya Toto Indonesia Tbk TOTO   X X

3. Logam dan Sejenisnya

13 PT. Alakasa Industrindo Tbk ALKA   X X 14 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI  X X X 15 PT Beton Jaya Manunggal Tbk BTON   X X 16 PT Citra Turbindo Tbk CTBN  X X X 17 PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST   X X 18 PT Indal Aluminium Industry Tbk INAI   X X 19 PT Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk JKSW   X X 20 PT Jaya Pari Steel Tbk JPRS   X X 21 PT Krakatau Steel Tbk KRAS   X X 22 PT Lion Metal Works Tbk LION  X X X 23 PT Lionmesh Prima Tbk LMSH  X X X 24 PT Pelangi Indah Canindo Tbk PICO  X X X 25 PT Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL  X X X 26 PT. Sarana Central Bajatama Tbk BAJA   X X 27 PT. Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk ISSP  X X X 28 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS X X X

4. Kimia


(20)

30 PT Budi Acid Jaya Tbk BUDI   X X 31 PT Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA   X X 32 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS  X X X

33 PT Ekadharma International Tbk EKAD     3 34 PT Eterindo Wahanatama Tbk ETWA X X X

35 PT Indo Acitama Tbk SRSN  X X X

36 PT Intan Wijaya International Tbk INCI     4 37 PT Sorini Agro Asia Corprindo Tbk SOBI  X X X 38 PT Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC  X X X

5. Plastik dan Kemasan

39 PT Alam Karya Unggul Tbk AKKU  X X X 40 PT Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI    X 41 PT Asiaplast Industries Tbk APLI  X X X 42 PT Berlina Tbk BRNA  X X X 43 PT Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR    X 44 PT Impack Pratama Industri Tbk IMPC  X X X 45 PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL    X 46 PT. Lotte Chemical Titan Tbk FPNI    X 47 PT Sekawan Intipratama Tbk SIAP  X X X 48 PT Siwani Makmur Tbk SIMA  X X X 49 PT Tunas Alfin Tbk TPFA    X 50 PT Trias Sentosa Tbk TRST    X 51 PT Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS    X

6. Pakan Ternak

52 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN     5 53 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA    X

54 PT Malindo Feedmill Tbk MAIN    X 55 PT Siearad Produce Tbk SIPD    X

7. Kayu dan Pengolahannya

56 SLJ Global Tbk SULI  X X X 57 PT Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT    X

8. Industri Pulp dan Kertas

58 PT Alkindo Naratama Tbk ALDO  X X X 59 PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK  X X X 60 PT Fajar Surya Wisesa Tbk FASW  X X X 61 PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP    X 62 PT. Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI    X 63 PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia

Tbk

KBRI

   X

64 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM    X 65 PT Suparma Tbk SPMA  X X X 66 PT . Toba Pulp Lestari INRU    X

B. Sektor Aneka Industri


(21)

67 PT Grand Kartech Tbk KRAH   X X

2. Automotive

68 PT Astra International Tbk ASII     6 69 PT Astra Otoparts Tbk AUTO X X X

70 PT Indo Kordsa Tbk BRAM  X X X 71 PT Goodyear Indonesia Tbk GDYR  X X X 72 PT Gajah Tunggal Tbk GJTL    X 73 PT Indomobil Sukses International Tbk IMAS    X 74 PT Indospring Tbk INDS    X 75 PT Multi Prima Sejahtera Tbk LPIN  X X X 76 PT Multistrada Arah Sarana Tbk MASA    X 77 PT Nipress Tbk NIPS    X 78 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS  X X X 79 PT Selamat Sempurna Tbk SMSM

 X X X

3. Tekstil

80 PT Apac Citra Centertex Tbk MYTX     7 81 PT Argo Pantes Tbk ARGO  X X X

82 PT Asia Pasific Fibers Tbk POLY    X 83 PT Century Textile Industry Tbk CNTX  X X X 84 PT Eratex Djaya Tbk ERTX    X 85 PT Ever Shine Tex Tbk ESTI  X X X 86 PT Indo Rama Synthetic Tbk INDR  X X X 87 PT. Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT  X X X 88 PT Pan Brothers Tbk PBRX  X X X 89 PT Panasia Indo Resources Tbk HDTX  X X X 90 PT Polychem Indonesia Tbk ADMG  X X X 91 PT Ricky Putra Globalindo Tbk RICY  X X X 92 PT Sri Rejeki Isman Tbk SRIL    X 93 PT Star Petrochem Tbk STAR    X 94 PT Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM  X X X 95 PT Tifico Fiber Indonesia Tbk TFCO  X X X 96 PT Trisula International Tbk TRIS  X X X 95 PT Unitex Tbk UNTX X X X X

4. Sepatu

96 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk BIMA    X 97 PT Sepatu Bata Tbk BATA    X

5. Kabel

98 PT Jembo Cable Company Tbk JECC    X 99 PT Kabelindo Murni Tbk KBLM    X 100 PT KMI Wire and Cable Tbk KBLI  X X X 101 PT Sumi Indo Kabel Tbk IKBI  X X X 102 PT Supreme Cable Manufacturing and

Commerce Tbk

SCCO


(22)

103 PT Voksel Electric Tbk VOKS  X X X

6. Elektronik

104 PT Sat Nusa Persada Tbk PTSN  X X X

C. Sektor Industri Barang Konsumsi

1. Makanan dan Minuman

105 Davonas Abadi Tbk DAVO X X X X 106 PT Delta Djakarta Tbk DLTA    X 107 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP    X

108 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF     8 109 PT Mayora Indah Tbk MYOR    X

110 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI  X X X

111 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI     9 112 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN  X X X

113 PT Sekar Bumi Tbk SKBM    X 114 PT Sekar Laut Tbk SKLT  X X X

115 PT Siantar Top Tbk STTP  X X X 116 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA  X X X 117 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO  X X X 118 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company Tbk

ULTJ

   X

119 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA

   X

2. Rokok

120 PT Bentoel International Investama Tbk RMBA  X X X

121 PT Gudang Garam Tbk GGRM     10 122 PT Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP    X

123 PT Wismilak Inti Makmur Tbk WIIM  X X X

3. Farmasi

124 PT Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA    X 125 PT Indofarma (Persero) Tbk INAF  X X X 126 PT Industri Jamu & Farmasi Sido

Muncul Tbk

SIDO

   X

127 PT Kalbe Farma Tbk KLBF     11 128 PT Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF    X

129 PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk SCPI    X 130 PT Merck Indonesia Tbk MERK    X 131 PT Pyridam Farma Tbk PYFA    X 132 PT Taisho Pharmaceutical Indonesia

Tbk

SQBB

 X X X

133 PT Tempo Scan Pasific Tbk TSPC    X

4. Kosmetik

134 Akasha Wira Internasional ADES   X


(23)

Sumber: IDX 2013-2015 (data diolah oleh peneliti)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 data perusahaan manufaktur dengan 3 tahun penelitian sehingga total sampel penelitian berjumlah 39.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu peneliti melakukan pengumpulan data sekunder atau data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yaitu internet melalui situs Bursa Efek Indonesia dengan melihat laporan keuangan yang diterbitkan setiap tahunnya baik dalam media cetak maupun data yang di download dari internet melalui www.idx.com.

3.8.Metode Analisis Data

Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, dan pengujian hipotesis.

3.8.1 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang 136 PT Martina Berto Tbk MBTO   X X 137 PT Mustika Ratu Tbk MRAT   X X

138 PT Unilever Indonesia Tbk UNVR     13

5. Peralatan Rumah Tangga

139 PT Chitose International Tbk CINT X X X 140 PT Kedaung Indah Can Tbk KICI  X X X 141 PT Langgeng Makmur Industry Tbk LMPI  X X X


(24)

pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias. Maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normaliitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal.Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal.Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal.Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya adalah:

1. jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,

2. jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi


(25)

normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis: H0 : data residual berdistribusi normal,

Ha : data residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006: 91), “uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.” Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel- variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:

1. Koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi. variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai VIF tidak lebih dari sepuluh dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan


(26)

pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2006:125) “Model regresi yang baik

adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas.” Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat

dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:

1) titik-titik data menyebar di atas, di bawah atau di sekitar angka nol, 2) titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,

3) penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,

4) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali (2006:99) “Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series”. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteriauntuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:

1. nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif, 2. nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negative.


(27)

3.8.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untukmenganalisis besarnya hubungan dan pengaruh variabel independen yang jumlahnya lebih dari dua. Analisis ini menggunakan teknik analisis statistik SPSS dengan metode analisis regresi berganda dengan model persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2 X2 b3 X3 + b4 X4 + e Dimana:

Y = Return on Assets / ROA X1 = Manajemen Modal Kejra X2 = Likuiditas

X3 = Leverage

X4 = Corporate Governance

a = Konstanta

b =Koefisien regresi e = Standard Error

3.8.3 Pengujian Hipotesis

a. Uji t (Uji Secara Parsial)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.

Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :

- H0 diterima bila ttabel >thitung, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya


(28)

variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

- Ha diterima bila thitung> ttabel, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya

apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

b. Uji F (Uji Secara Serentak)

Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:

- Terima H0 (tolak Ha) bila Fhitung ≤ Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai

signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat. - Tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung> Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai

signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat

c. Pengujian Koefisien Determinan (R2 )

Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran non

negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah ( . Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.


(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistic yang menggunakan persamaan regresi linier berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoftexcel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasikdan regresi linier berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi23. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan,diperoleh 13 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel dalam penelitian dan diamati selama periode 2013-2015 adalah sebagai berikut

Tabel 4.1

Perusahaan Sampel Penelitian

No. Kode Nama Perusahaan

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk

3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 6 ASII PT. Astra International Tbk.

7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.


(30)

10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk.

12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.

Sumber : Data diolah, 2016

4.2. Diskripsi Variabel Bebas (Independen Veriabel)]

4.2.1 Manajemen Modal Kerja (X1)

manajemen modal kerja adalah “manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja menunjukkan keputusan-keputusan mendasar mengenai target masing-masing elemen aktiva lancar.” (Martono, 2001 : 71)

manajemen modal kerja meliputi kebijakan modal kerja dan penggunaannya pada operasional perusahaan sehari-hari.

Salah Satu cara untuk mengukur tingkat Manajemen modal kerja suatu perusahaan yaitu dengan Rasio perputaran modal kerja yaitu rasio yang menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja. Variabel Rasio perputaran modal kerja dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Rasio perputaran modal kerja pada perusahaan Manufaktur yang menjadi sempel.

Rasio Perputaran Modal Kerja = Penjualan


(31)

Tabel 4.2

Daftar Sampel Manajemen Modal Kerja (X1)

No. Kode Nama Perusahaan

2013 2014 2015

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 1,33 1,56 1,70 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 34,46 16,68 5,21 3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 3,88 5,95 2,60 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 2,14 1,97 2,09 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,95 5,26 4,77 6 ASII PT. Astra International Tbk. 8,17 6,23 4,37 7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 1,03 1,37 1,42 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 3,20 3,11 2,60 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,05 3,47 3,62 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 18,66 3,87 5,34 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 3,82 4,42 3,80 12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 3,29 3,03 2,80 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 12,03 13,65 10,41

4.2.2 Likuiditas (X2)

Likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih.

Salah Satu cara untuk mengukur likuiditas adalah Rasio lancar . Rasio Lancar adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.

Variabel Rasio lancar dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(32)

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Rasio perputaran modal kerja pada perusahaan Manufaktur yang menjadi sempel.

Tabel 4.3

Daftar Sampel Likuiditas (X2)

No. Kode Nama Perusahaan

2013 2014 2015

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 6,15 4,93 4,89 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 1,14 1,37 2,05 3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 3,57 1,80 4,99 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 4,18 5,68 4,65 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 3,79 2,24 2,11 6 ASII PT. Astra International Tbk. 1,24 1,31 1,38 7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 13,87 12,86 9,68 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 2,33 2,33 3,57 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1,67 1,81 1,71 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,98 0,51 0,58 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 1,72 1,62 1,77 12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 2,84 3,40 3,70 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0,70 0,71 0,65

4.2.3 Leverage (X3)

Leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri.

Salah Satu cara untuk mengukur leverage adalah Debt to Equity Ratio. Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(33)

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Debt to Equity Ratio pada perusahaan Manufaktur yang menjadi sempel.

Tabel 4.4

Daftar Sampel Leverage (X3)

No. Kode Nama Perusahaan

2013 2014 2015

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,16 0,17 0,16 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 1,32 1,23 1,28 3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 0,24 0,44 0,21 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 0,28 0,23 0,26 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0,58 0,91 0,97 6 ASII PT. Astra International Tbk. 1,02 0,96 0,94 7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 0,08 0,08 0,10 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 0,45 0,51 0,33 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,10 1,08 1,13 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,80 3,03 1,74 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 0,73 0,75 0,67 12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0,33 0,27 0,25 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 2,14 2,11 2,26

4.2.4 Corporate Governance (X4)

Corporate governance sistem yang mengatur,mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai saham, sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stakeholders, karyawan,kreditor, dan masyarakat sekitar.

Salah Satu cara untuk mengukurCorporate governance adalah dengan Ukuran dewan komisaris. Ukuran Dewan Komisaris Adalah Jumlah Seluruh Anggota Dewan Komisaris. Variabel Ukuran dewan komisaris dalam penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Ukuran dewan komisaris pada perusahaan Manufaktur yang menjadi sempel.


(34)

Tabel 4.5

Daftar SampelCorporate Governance (X4)

No. Kode Nama Perusahaan

2013 2014 2015

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 7 7 7 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 3 3 3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 6 6 5 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 6 6 6 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 6 6 6 6 ASII PT. Astra International Tbk. 10 11 11 7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 3 3 3 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 2 2 2 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 8 8 8 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 8 8 7 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 3 4 4 12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 6 6 7 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 5 5 5

4.3 Diskripsi Variabel Terikat (Dependen Veriabel) 4.3.1 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pedapatan investasi. Salah Satu cara untuk mengukur Profitabilitas adalah rasio Return On Asset . Variabel Return On Asset. Dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(35)

Pada tabel dibawah ini dapat digambarkan Return On Asset pada perusahaan Manufaktur yang menjadi sempel.

Tabel 4.6

Daftar Sampel Profitabilitas (Y)

No. Kode Nama Perusahaan

2013 2014 2015

1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 0,19 0,18 0,16 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 0,09 0,09 0,10 3 EKAD PT. Ekadharma International Tbk 0,11 0,09 0,26 4 INCI PT. Intan Wijaya International Tbk 0,10 0,12 0,01 5 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0,16 0,08 0,07 6 ASII PT. Astra International Tbk. 0,10 0,09 0,06 7 MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk 0,08 0,07 0,10 8 POLY PT. Asia Pasifik Investasi Tbk 0,11 0,10 0,12 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0,04 0,05 0,04 10 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 0,66 0,36 0,24 11 GGRM PT. Gudang Garam Tbk. 0,09 0,09 0,10 12 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0,19 0,17 0,15 13 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0,40 0,40 1,21

4.4 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi, dari variabel Manajemen Modal Kerja (X1), Likuiditas (X2), Leverage (X3) , Corporate Governance (X4) dan Profitabilitas (Y).


(36)

Tabel 4.7 Statistik Deskritif dari Manajemen Modal Kerja(X1), Likuiditas(X2), Leverage(X3) , Corporate Governance (X4) dan

Profitabilitas (Y). Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Profitabilitas (Y) 39 ,00007 1,21 ,174 ,210 Manajemen Modal

Kerja(X1) 39 ,1 34,5 5,573 6,3129 Likuiditas (X2) 39 ,513 13,87 3,24 3,05 Leverage (X3) 39 ,1 3,0 ,776 ,7009 Corporate Governance

(X4) 39 2,0 11,0 5,692 2,3525 Valid N (listwise) 39

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui :

1. Nilai Profitabiltas (Y) minimum adalah 0,00007 dan profitabilitas maksimum 1,212. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari profitabilitas adalah 0,17 dan 0,21.

2. Nilai Manajemen Modal Kerja (X1) minimum adalah 0,1 dan Manajemen Modal Kerja maksimum 34,5. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari manajemen modal kerja adalah 5,573 dan 6,312.

3. Nilai Likuiditas (X2) minimum adalah 0,51 dan Likuiditas maksimum 13,87. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari likuiditas adalah 3,24 dan 3,05.

4. Nilai Leverage (X3) minimum adalah 0,1 dan Leverage maksimum 3. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari leverage adalah 0,77 dan 0,7.


(37)

5. Nilai Corporate Governance (Y) minimum adalah 2 dan Corporate Governance maksimum 11. Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Corporate Governance adalah 5,69 dan 2,35.

4.5 Uji Asumsi Klasik

4.5.1 Uji Asumsi Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel terikat dan variabel bebas terdistribusi secara normal. Jika data instrument penelitian terdistribusi secara normal maka telah memenuhi model regresi yang baik. Untuk menguji normalitas data penelitian ini menggunakan Normal Probability Plot yang membandingkan data distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Grafik Normal Probability Plot yang berdistribusi normal menunjukkan pola atau titik – titik menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti garis diagonal.

Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot


(38)

Gambar 4.2

Histogram Normal P-P Plot

4.5.2 Uji Multikolinearitas

Suatu model regresi yang baik selain data terdistribusi secara normal juga tidak mengalami Multikolinearitas. Multikolinearitas merupakan korelasi antara

satu variabel

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF 1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972

Manajemen Modal Kerja(X1)

,002 ,001 ,385 2,870 ,007 ,959 1,043 Likuiditas (X2) ,011 ,012 ,154 ,894 ,378 ,580 1,725 Leverage (X3) ,174 ,049 ,578 3,520 ,001 ,641 1,561 Corporate

Governance (X4)

-,004 ,012 -,046 -,331 ,742 ,897 1,115 a. Dependent Variable: Profitabilitas


(39)

bebas dengan variabel bebas lainnya. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflasing Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas bebas yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Model regresi yang bebas multikolinearitas adalah yang mempunyai VIF <10 dan nilai tolerance > 0,1. Tabel berikut menyajikan hasil uji multikolinearitas.

Tabel 4.8 UjiMultikolinearitas

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai VIF setiap variabel dibawah 10 dan nilai tolerance setiap variabel lebih besar dari 0,1 sehingga tidak terdapat hubungan atau korelasi antara satu variabel bebas dengan variabel bebas lainnya. Dari tabel diatas dapat dinyatakan bahwa data penelitian tidak mengalami multikolinearitas sehingga model regresi yang ada layak dipakai dalam memprediksi profitabilitas.

4.5.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin-Watson. Berikut hasil berdasarkan uji Durbin-Watson.

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson

Model

Durbin-Watson 1 1,297


(40)

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan sebagai berikut.

“The size of the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however, values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

Berdasarkan Tabel 4.9, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,297. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, yakni 1 <1,297< 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi yang tinggi pada residual.

4.5.4 Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.(Ghozali, 2013). Ghozali (2013) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(41)

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.2, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini dianalisis dengan model regresi linear berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Corporate Governance terhadap Profitabilitas dengan model dasar sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2 X2 b3 X3 + b4 X4 + e Dimana:

Y = Profitabilitas

X1 = Manajemen Modal Kejra X2 = Likuiditas

X3 = Leverage

X4 = Corporate Governance


(42)

b =Koefisien regresi e = Standard Error

Tabel 4.10 Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut.

Y = 0,004 + 0,002X1 + 0,011 X2 0,174X3-0,004 X4 + e

1. Manajemen Modal Kerja (X1) menunjukkan nilai koefisien sebesar0,002 dengan tingkat signifikansi 0,07 lebih besar dari 0,05 (5%) artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profibilitas.

2. Likuiditas (X2) menunjukkan nilai koefisien sebesar0,011 dengan tingkat signifikansi 0,378 lebih besar dari 0,05 (5%) artinya dapat disimpulkan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972 Manajemen Modal

Kerja(X1) ,002 ,001 ,385 2,870 ,007 Likuiditas (X2) ,011 ,012 ,154 ,894 ,378 Leverage (X3) ,174 ,049 ,578 3,520 ,001 Corporate

Governance (X4) -,004 ,012 -,046 -,331 ,742 a. Dependent Variable: Profitabilitas


(43)

bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profibilitas.

3. Leverage (X3) menunjukkan nilai koefisien sebesar0,174 dengan tingkat signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05 (5%) artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien positif dan berpengaruh signifikan terhadap Profibilitas.

4. Corporate Governance (X4) menunjukkan nilai koefisien sebesar-0,004 dengan tingkat signifikansi 0,742 lebih besar dari 0,05 (5%) artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ini memiliki pengaruh koefisien negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Profibilitas.

4.7 Pengujian Hipotesis

4.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing – masing variabel independen yaitu Motivasi, pengalaman kerja, kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap variabel dependen yaitu Profibilitas. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel dengan tingkat signifikasi 5%.

Kriteria pengujian yang digunakan adalah

1. jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak dan 2. jika t hitung < t tabel (n-k-1) maka Ho diterima.

Nilai t tabel dengan df = n – k – 1 = 39-4-1= 34 maka nilai t tabel diperoleh sebesar 1,69


(44)

Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (Taraf signifikansi α = 5%). Adapun Kriteria pengujian yang digunakan adalah Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak dan jika p value > 0,05 maka Ho diterima. Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa koefisien regresi, nilai t dan signifikansi secara parsial adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11 Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,004 ,111 ,036 ,972 Manajeme

n Modal Kerja

,002 ,001 ,385 2,870 ,007 Likuiditas ,011 ,012 ,154 ,894 ,378 Leverage ,174 ,049 ,578 3,520 ,001 Corporate

Governanc e

-,004 ,012 -,046 -,331 ,742 a. Dependent Variable: Profibilitas

Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) dari tabel 4.11 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Nilai thitung variable Manajemen Modal Kerja (X1) diperoleh sebesar 2,870

> 1,69 sehingga dapat dinyatakan bahwa Manajemen modal kerja berpengaruh terhadap Profibilitas (Y) tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansi variable Manajemen Modal Kerja 0,07> 0,05 Maka dari hasil penelitian diatas Ho ditolak.


(45)

2. Nilai thitung variable Likuiditas (X2) diperoleh sebesar 0,894 <1,69

sehingga dapat dinyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap Profibilitas (Y) Maka dari hasil penelitian diatas Ho diterima.

3. Nilai thitung variable Leverage diperoleh sebesar 3,520 > 1,69 sehingga

dapat dinyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap Profibilitas (Y) dan berpengaruh secara signifikan karena tingkat signifikansi Leverage 0,01 > 0,05 Maka dari hasil penelitian diatas Hoditolak.

4. Nilai thitung variable Corporate Governance (X4) diperoleh sebesar -0,331 <

1,69 sehingga dapat dinyatakan bahwa Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Profibilitas (Y) Maka dari hasil penelitian diatas Hoditerima.

4.7.2 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )

Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variable-variabel independen (bebas) terhadap variable dependen (terikat).

Kriteria pengujian yang digunakan adalah :

1. Jika F hitung > F tabel (n-k-1) maka Ho ditolak maka secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh terhadap nilai variabel (Y).

2. Jika F hitung < F tabel (n-k-1) maka Ho diterima maka secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh terhadap nilai variabel (Y).


(46)

Untuk melihat variabel independen berpengaruh secara signifikan dapat dilihat dengan signifikansi setiap variabel independen dengan taraf signifikansi 5 % atau 0,05.

1. Jika signifikansi > 0,05 maka pengaruh variabel independen tidak signifikan dan

2. jika signifikansi < 0,05 maka pengaruh variabel independen signifikan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai F dan signifikansi secara simultan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji Pengaruh Simultan dengan Uji

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression ,693 4 ,173 5,969 ,001b

Residual ,988 34 ,029 Total 1,681 38

a. Dependent Variable: Profitabilitas

Berdasarkan nilai Ftabel sebesar 2,65 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%

dan tingkat segnifikan 0,05, df 1= jumlah variable – 1 = 5 -1 = 4 dan df 2 (n-k-1) atau 39-4-1 = 34, hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 2,65.

Pada tabel 4.12 nilai F hitung >F tabel (5,969 > 2,65) maka Ho ditolak artinya Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Corporate Governnace secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profibilitas dengan tingkat signifikansi sebesar 0,01< 0,05.


(47)

4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (฀2) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.

Tabel 4.13 Koefisien Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1

,642a ,413 ,343 ,1704270348 812

Berdasarkan Tabel 4.13 nilai koefisien determinasi ฀2 terletak pada kolom Adjusted R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar ฀2 =0,343. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage dan Corporate Governance secara simultan mempengaruhi variabel Profibilitas sebesar 34,3%, sisanya sebesar 65,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

4.8.1 Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Dari hasil pengujian secara parsial, variabel manajemen modal kerja yang diukur dengan Working Capital Turnover (WCT) / perputaran modal kerja menunjukkan hasil bahwa nilai thitung2,870 > 1,69 sehingga dapat dinyatakan

bahwa Manajemen modal kerja berpengaruh terhadap Profibilitas tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansi variable Manajemen Modal Kerja 0,07 > 0,05.


(48)

Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oleh Nugroho (2013), Ginting (2013),Debora (2014) dan M. Naufal Afif (2015) yang menunjukkan hasil Manajemen modal kerja tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

4.8.2 Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Dari hasil pengujian secara parsial, variabel Likuiditas diukur dengan current ratio menunjukkan hasil bahwa nilai thitung0,894 < 1,69 sehingga dapat

dinyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap Profibilitas.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2012) dan M. Naufal Afif(2015) yang menunjukkan hasil likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dan hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitan dari Ginting (2013) dan Debora (2014) yang menunjukkan hasil likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.

4.8.3 Leverage Terhadap Profitabilitas

Dari hasil pengujian secara parsial, variabel Likuiditas diukur dengan debt to equity ratio (DER) menunjukkan hasil nilai thitung3,520 > 1,69 sehingga dapat

dinyatakan bahwa Leverage berpengaruh terhadap Profibilitasdan berpengaruh secara signifikan karena tingkat signifikansi Leverage 0,01 > 0,05.

Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Naufal Afif (2015) yang menunjukkan hasil Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap porfitabilitas dan juga penelitain yang dilakukan oleh Nugroho (2012) leverage tidak berpengaruh signifikan


(49)

terhadap Profitabilitas yakni nilai thitung 1,286 < 12,076. Perbedaan kesimpulan

dengan hasil penelitian Nugroho (2012) disebabkan pengukuran variabel independen leverage berbeda dengan penulis dimana Nugroho (2012) menggunakan debt to asset ratio sedangkan penulis menggunakan debt to equity ratio dalam mengukur rasio leverage.

4.8.4 Corporate Governance Terhadap Profitabilitas

Dari hasil pengujian secara parsial, variabel Corporate Governance yang diukur dengan ukuran dewan komisarismenunjukkan hasil -0,331 < 1,69 sehingga dapat dinyatakan bahwa Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Profibilitas.

Hasil penelitian ini juga bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Naufal Afif (2015) yang menunjukkan hasil Corporate governnace berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan mengacu pada perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan dengan objek penelitian perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamata 2013-2015 dengan menggunakan 13 perusahaan sebagai sampel penelitian.

2. Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian maka

diperoleh jawaban dari rumusan masalah yaitu manajemen modal kerja, likuiditas, leverage dan corporate governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Hasil pengujian hipotesis berdasarkan uji signifikansi parsial

diketahui bahwa :

a. Manajemen modal kerja berpengaruh terhadap Profibilitas tetapi tidak signifikan karena tingkat signifikansi variable Manajemen Modal Kerja 0,07 > 0,05.


(51)

b. likuiditas tidak berpengaruh terhadap Profibilitas.

c. Leverage berpengaruh terhadap Profibilitas dan berpengaruh secara signifikan karena tingkat signifikansi Leverage 0,01 > 0,05.

d. Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Profibilitas.

4. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar �2 = 0,343. Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas secara simultan mempengaruhi variabel Profitabilitas sebesar 34,3%, sisanya sebesar 65,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

5.2Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah :

1. Sampel penelitian terbatas pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak dapat menggambarkan secara umum semua jenis perusahaan di Indonesia.

2. Periode penelitian hanya tiga tahun, sehingga belum cukup lama untuk menentukan profitabilitas dalam jangka panjang.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil analisis penelitian dan keterbatasan


(52)

1. Hendaknya perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia lebih memperjelas mengenai pembuatan dan peng-input-an data pada laporan keuangan, sehingga para shareholders, mahasiswa, dan peneliti tidak mengalami kesusahan dalam melakukan penelitian.

2. Hendaknya Bursa Efek Indonesia menetapkan standar umum yang berlaku dalam penggunaan satuan didalam laporan keuangan bagi setiap perusahaan, mulai dari mata uang, susunan yang tersistematis, dan grafik yang informatif, tetapi tidak mengesampingkan keakuratan dan kelengkapan data.

3. Sebaiknya peneliti memperluas sampel perusahaan sehingga dapat menggambarkan secara umum semua jenis perusahaan di Indonesia. 4. Sebaiknya tahun penelitian ditambah untuk memperluas


(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agency

Dalam rangka memahami konsep profitabilitas, maka digunakanlah dasar persfektif hubungan keagenan. Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah “sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham (principal).” Hubugan kegenan tersebut terkadang menimbulkan masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar mementingkan kepentingan diri sendiri.

Pemegang saham dan manajer memiliki tujuan yang berbeda dan masing- masing menginginkan tujuan mereka terpenuhi. Akibat yang terjadi adalah munculnya konflik kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar–besarnya atas kinerjanya dalam menjalankan perusahaan. Maka dari itu mau tidak mau para manajer berusaha untuk meningkatkan tingkat profitabilitas agar kebutuhan baik para pemegang saham maupun manajer sama sama terpenuhi.


(54)

2.1.2 Profitabilitas

Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pedapatan investasi. Dikatakan perusahaan rentabilitasnya baik apabila mampu menggunakan modal atau aktiva yang dimilikinya.

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan yaitu:

1) Gross profit margin (GPM)

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan. Semakin tinggi gross profit margin maka semakin baik. Rumus untuk mencari GPM adalah sebagai berikut:

2) Operating profit margin (OPM).

Pengukuran ini adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak. Rumus untuk mencari OPM adalah sebagai berikut:


(55)

3) Net profit margin (NPM).

Pengukuran ini adalah ukuran untuk mengukur persentase keuntungan perusahaan setelah dikurangi semua biaya dari pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

d. Return on assets (ROA).

Pengukuran ini adalah ukuran keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia.

x 100%

5) Return on investment (ROI)

Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan perusahaannya.


(56)

6) Return on equity (ROE)

Pengukuran ini adalah ukuran pengembalian yang diperoleh pemilik atas investasi di perusahaan.

x 100%

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan return on asssets (ROA) sebagai parameter profitabilitas.

2.1.3 Manajemen Modal Kerja

Pengertian manajemen modal kerja adalah “manajemen dari elemen-elemen aktiva lancar dan elemen-elemen hutang lancar. Kebijakan modal kerja menunjukkan keputusan-keputusan mendasar mengenai target masing-masing elemen aktiva lancar.” (Martono, 2001 : 71)

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat Manajemen modal kerja suatu perusahaan yaitu:

1) Perputaran Modal Kerja

manajemen penggunaan modal kerja dapat diuji dengan menggunakan rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), yakni perbandingan antara penjualan dengan jumlah keseluruhan aset lancar yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Bila volume penjualan naik, investasi persediaan dan piutang meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Formulasi dari working capital turnover (WCT) adalah sebagai berikut:


(57)

2) Perputaran Persediaan

PerputaranPersediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan. Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut :

x 1

Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi kas atau piutang dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita dapat menghitung hari rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai efisiensi dari persediaan.

3) Perputaran Aset Tetap

rasio perputaran asset tetap menunjukkan berapa kali nilai aset berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya kemampuan aset tetap menciptakan penjualan tinggi. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:


(58)

4) Rasio Perputaran Piutang

rasio perputaranpiutang menunjukkkan berapa cepat penagihan utang”. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan working capital turnover

(WCT) sebagai parameter profitabilitas sebab working capital turnover menunjukkan seberapa efektifnya pemanfaatan modal kerja yang tersedia dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan..

2.1.4 Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan “kemampuan perusahaan untuk membayar atau melunasi kewajiban finansialnya pada saat jatuh tempo dengan mempergunakan aktiva lancar.” (Martono, 2001: 55). Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Atau dengan kata lain, rasio likuiditas merupakan yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utang (kewajiban) jangka pendeknya yang jatuh tempo, atau rasio untuk


(59)

mengetahui kemampuan perusahaan dalam membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih. Caranya dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek).

Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan yaitu:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar (Current Ratio) merupakan aktiva lancar perusahaan yang dibagi dengan kewajiban lancar. Rumus dari current ratio adalah sebagai berikut:

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Quick ratio dapat dihitung dengan formula :

Sebagai parameter dari likuiditas, penulis menggunakan current ratio

(CR). Karena dalam praktiknya, sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi perusahaan.


(60)

Current ratio yang tinggi juga menunjukkan posisi para kreditor yang baik karena terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Rumus dari currentratio adalah sebagai berikut:

2.1.5Leverage

Seperti yang diketahui, dalam mendanai usahanya, perusahaan memiliki beberapa sumber dana. Sumber-sumber dana yang dapat diperoleh adalah pinjaman atau modal sendiri.

Keputusan untuk memilih menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman haruslah digunakan beberapa perhitungan yang matang. Dalam hal ini leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Agar perbandingan penggunaan kedua rasio ini dapat terlihat jelas, kita dapat menggunakan rasio leverage.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan. Adapun jenis-jenis rasio yang ada dalam rasio solvabilitas antara lain :

1) Debt to asset ratio

Debt to asset ratio merupakan rasio utang yang digunakan untukmengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva


(61)

Rumusan untuk mencari debt to asset ratio dapat digunakan sebagai berikut :

2) Debt to equity ratio

Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan tersebut. Rumus dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

3) Long term debt to equity ratio

Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumusan untuk mencari Long Term Debt to Equity Ratio adalah dengan menggunakan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal sendiri, yaitu:


(62)

4) Time interest earned

Merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Jumlah kali perolehan bunga merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana pendapatan dapat menurun tanpa membuat perusahaan merasa malu karena tidak mampu membayar biaya bunga tahunannya. Rumus untuk mencari Time Interest Earned dapat digunakan dengan dua cara sebagai berikut:

Atau

5) Fix charged coverage

Fixed Charge Coverage (FCC) merupakan rasioyang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa. Rumus untuk mencari Fixed Charged Coverage (FCC) adalah sebagai berikut:

Dalam penelitian ini penulis menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai parameter dari rasio leverage. Karena bagi perusahaan, semakin tinggi rasio ini akan semakin tinggi resiko keuangan perusahaan dan mempengaruhi profitabilitas perusahaan tersebut.


(63)

2.1.6 Corporate Governance

Corporate governance adalah “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perushaan.” ( FCGI, 2001) Penerapan Corporate Governance yang baik memberikan manfaat sebagai berikut

3.4 perbaikan dalam komunikasi 3.5 minimisasi potensial benturan 3.6 fokus pada strategi-strategi utama

3.7 peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi 3.8 kesinambungan manfaat

3.9 promosi citra korporat

3.10 peningkatan kepuasan pelanggan 3.11 perolehan kepercayaan investor kegunaan dari Corporate Governance yang baik adalah:

a. lebih mudah memperoleh modal

b. biaya modal (Cost of capital) yang lebih rendah c. memperbaiki kinerja usaha

d. mempengaruhi harga saham e. memperbaiki kinerja ekonomi.

Unsur-unsur yang penting dalam corporate governance yang baik terdiri atas: a. komisaris

b. pemegang saham c. direksi

d. komite audit

e. sekretaris perusahaan f. manajer dan karyawan g. auditor eksternal h. auditor internal


(64)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ukuran dewan komisaris sebagai parameter corporate governance. Menurut UU No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas menganut two board system, yaitu direksi dan komisaris. Ini merupakan system yang dianut dari continental, Belanda. Ada direksi sebagai pengurus dan komisaris sebagai pengawas. Sedangkan di Amerika menganut single boardsystem yang disebut Board of Directors.

Board of Directors (di Indonesia Dewan Komisaris) merupakan faktor sentral dalam corporate governance karena hukum perseroan menempatkan tanggung jawab legal atas urusan suatu perusahaan kepada Board of Directors. Board of Directors secara legal bertanggung jawab untuk menetapkan sasaran korporat, mengembangkan kebijakan yang luas, dan memilih personel tingkat atas untuk melaksanakan sasaran dan kebijakan tersebut.

Ukuran dewan komisaris pada penelitian ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh anggota dewan komisaris, baik yang berasal dari internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan sampel.

UDK = Jumlah total anggota dewan komisaris

2.2 Review Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan objek penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung penelitian ini.


(65)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

Nama

No Peneliti Variabel Penelitian Hasil penelitian

Terdahulu

1 Debora Variabel Secara parsial likuiditas berpengaruh (2014) Independen: terhadap profitabilitas, sedangkan Liquidity, working perputaran modal kerja dan perputaran capital turnover, persediaan tidak berpengaruh signifikan inventory turnover terhadap profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%. Namun secara Variabel Dependen : simultan, likuiditas, perputaran modal Profitabilitas kerja dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat kepercayaan

95%

2 Ginting 1. Manajemen modal kerja tidak (2013) Variabel memiliki pengaruh positif secara Independen: : parsial terhadap profitabilitas

Manajemen 2. Likuiditas berpengaruh terhadap Modal kerja dan profitabilitas

Likuiditas 3. Manajemen modal kerja dan likuiditas secara bersama-sama Variabel berpengaruh signifikan terhadap Dependen: profitabilitas

Profitabilitas

3 Nugroho Variabel 1. Secara parsial Working Capital (2012) Independen: Turnover, Current Ratio, dan Debt Working capital to Total Capital Asset tidak turnover berpengaruh signifikan terhadap Current ratio ROA.

Total debt to total 2. Secara Simultan Working Capital capital asset. Turnover, Current Ratio, dan Debt to Total capital asset tidak Variabel berpengaruh terhadap ROA. Dependen :

Profitability

(ROA)


(66)

Debora (2014) yang menganalisis pengaruh likuiditas dan manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran modal kerja dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%. Namun secara simultan, likuiditas dan, perputaran modal kerja, dan perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada tingkat kepercayaan 95%.

Ginting (2013) juga meneliti pengaruh manajemen modal kerja dan likuditas terhadap profitabilitas pada industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajemen modal kerja tidak memiliki pengaruh positif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.

Nugroho (2012) juga meneliti pengaruh Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, TBK. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Secara parsial WCT, CR, dan Debt to Total Capital Asset tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Secara Simultan WCT, CR, dan Debt to Total capital asset tidak berpengaruh terhadap ROA.


(67)

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1. Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, terlihat bahwa hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah hubungan kausatif (sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah ditentukan yaitu manajemen modal kerja yang diproksikan dengan working capital turnover (X1), likuiditas

yang diproksikan dengan current ratio (X2), leverage yang diproksikan dengan

debt to equity ratio (X3), corporate governance yang diproksikan dengan ukuran

dewan komisaris (X4) akan mempengaruhi variabel dependen profitabilitas (ROA) (Y).

Aktiva lancar adalah aktiva yang bisa dirubah menjadi kas dalam jangka Manajemen Modal Kerja

(X1)

Likuiditas (X2)

Leverage (X3)

Corporate Governance (X4)

Profitabilitas (y)


(68)

waktu, normalnya satu tahun. Manajemen modal kerja dimaksudkan sebagai pengelolaan aktiva-aktiva tersebut. Tujuan manajemen modal kerja lainnya adalah mengelola aset lancar dan utang lancar sehingga diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat profitabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Working Capital Turnover sebagai parameter manajemen modal kerja. Semakin besar perputaran modal kerja, semakin tinggi tingkat profitabilitas. Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa manajemen modal kerja berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam perusahaan (likuiditas perusahaan). Semakin tinggi tingkat likuiditas maka ada kemungkinan profitabilitas juga meningkat. Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

Leverage ratio (rasio solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Semakin tinggi jumlah utang maka semakin menurun tingkat profitabilitas. Sebab, semakin banyak utang yang dipakai dalam operasi perusahaan, semakin sedikit kemungkinan perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan tersebut.


(69)

Oleh karena itu, dapat dirumuskan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.

Corporate Governance yang baik diakui membantu mengebalkan perusahaan dari kondisi-kondisi yang tidak menguntungkan dan juga telah terbukti meningkatkan kinerja korporat sampai 30% di atas rate of return yang normal. Dapat disimpulkan bahwa dengan dilakukannya praktik corporate governance, kinerja korporat akan meningkat yang berarti bahwa tingkat profitabilitas juga akan meningkat. Oleh karena itu, dapat dirumuskan corporate governance berpengaruh positif terhadap profitabilitas.

2.3.2Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta kerangka konseptual yang telah diuraikan maka hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

H1 = Manajemen Modal Kerja berpengaruh terhadap Profitabilitas H2 = Likuiditas berpengaruh terhadap Profitabilitas

H3 = Leverage berpengaruh terhadap Profitabilitas

H4 = Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas

H5= Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas.


(1)

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si,AK. Dan Ibu Dra. Nurzaimah, M.M, AK. selaku Dosen Penguji dan Pembanding yang selalu memberikan masukan atas penulisan skripsi ini.

6. Bapak Jemprinos dan Ibu Sri Rahayu. , dua orangtua hebat yang telah melahirkan dan membesarkan penulis serta selalu mendoakan, mendukung dan memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Serta teman-teman baik mahasiswa departemen S1 Akuntansi Ekstensi, Mhd. Ade firman, Rahmad Darmawan, Fransiska, Bg Aji, Bg Azuardi, Bg Fauzi, Kak Vira, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, dengan ikhlas memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

Medan, Januari 2017


(2)

DAFTAR ISI PERNYATAAN...i ABSTRAK...ii ABSTRACT...iii KATA PENGANTAR...v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...8

2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Teori Agency ... 8

2.1.2 Profitabilitas ... 9

2.1.3 Manajemen Modal Kerja...11

2.1.4 Likuiditas ... 13

2.1.5 Leverage ... 15

2.1.5 Corporate Governance... 18

2.2 Review Penelitian Terdahulu ... 19

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 22

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 22

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...25

3.1 Jenis Penelitian... 25

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.3 Batasan Operasional... 25

3.4 Operasional Variabel ... 26

3.4.1 Variabel Bebas…...26

3.4.2 Variabel Terikat………28

3.5 Skala Pengukuran variabel ... 28

3.6 Populasi Dan Sampel ... 30

3.7 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.8 Metode Analisis Data………35

3.8.1 Uji Asumsi Klasik………35

3.8.2 Analisis regresi linier berganda ... 39

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...41

4.1 Data Penelitian ... 41

4.2 DiskripsiVariabel Bebas ... 42


(3)

4.2.3 Leverage………. ... 44

4.2.4 Corporate Governance ………. ... 45

4.3 Diskripsi Variabel Terikat ... 46

4.3.1 Profitabilitas ... 46

4.4 Analisis Statistik Deskriptif..………47

4.5 Uji Asumsi Klasik………49

4.5.1 Uji Asumsi Normalitas………49

4.5.2 Uji Multikolinearitas………...50

4.5.3 Uji Autokorelasi………..51

4.5.4 Uji Heteroskedastisitas………...52

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda………..53

4.7 Pengujian Hipotesis………55

4.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Parsial……….55

4.7.2 Uji Signifikan Pengaruh Simultan………57

4.7.3 Analisis Koefisien Determinasi……….58

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian……….59

4.8.1 Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas………….59

4.8.2 Likuiditas Terhadap Profitabilitas……….59

4.8.3 Leverage Terhadap Profitabilitas………..60

4.8.4 Corporate Governance Terhadap Profitabilitas………60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(4)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... .20

3.1 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran Variabel... 28

3.2 Daftar Populasi Dan Sampel Penelitian... 31

4.1 Perusahaan Sampel Dan Penelitian ... .41

4.2 Daftar Sampel Manajemen Modal Kerja (X1)... . ...43

4.3 Daftar Sampel Likuiditas (X2)... .44

4.4 Daftar Sampel Leverage (X3) ... .45

4.5 Daftar Sampel Corporate Governance (X4) ... .46

4.6 Daftar Sampel Profitabilitas (Y) ... .47

4.7 Statistik Deskriptif Dari Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, Corporate Governance dan profitabilitas ... .48

4.9 Uji Autokorelasi Dengan Uji Durbin-Watson ... .51

4.10 Analisis Regresi Linier Berganda ... .54

4.11 Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)...56

4.12 Uji Pengaruh Simultan Dengan Uji F...58


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 22

4.1 Grafik Normal P-P Plot ... 49

4.2 Histogram Normal P-P Plot ... 50


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 69

Lampiran 2 ... 70

Lampiran 3 ... 71


Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 90 103

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 92 161

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 17

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 42