Analisis Potensi Retribusi Parkir di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendapatan Asli Daerah
2.1.1 Defenisi Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, pendapatan asli daerah didefinisikan sebagai
pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

Ahmad Yani (2002) juga menyebutkan

bahwa pendapatan asli daerah adalah

penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraaturan perundang-undangan yang
berlaku.

Mardiasmo (2003), Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari
sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.


2.1.2.Jenis- jenis Pendapatan Asli Daerah

Didalam undang-undang Nomor 2004 tentang perimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pada bab V (lima) nomor 1
(satu) disebutkan bahwa pendapatan asli daerah bersumber dari :

Universitas Sumatera Utara

a. Pajak Daerah
Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU Nomor 18
Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah dalam Kurniawan,Panca
(2004), yang dimaksud dengan pajak daerah adalah “iuran wajib yang dilakukan oleh
orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang
dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan
daerah.Jenis-jenis pajak daerah untuk kabupaten/kota menurut Kesit (2003) antara
lain ialah:



Pajak hotel,



Pajak restoran,



Pajak hiburan,



Pajak reklame,



Pajak penerangan jalan,




Pajak pengambilan bahan galian golongan C,



Pajak parkir

Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada
daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang , yang dapat dipaksakan berdasakan
peraturan perundang-undangan yang berlaku , yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah (Erly Suandy,2002)

b. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah pungutan derah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan /atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan . (kesit,2003)Retribusi daerah

Universitas Sumatera Utara

sendiri adalah bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang keberadaan dan
pemungutannya potensial untuk dipupuk dan dikembangkan.Pungutan retribusi

daerah ditentukan oleh jasa pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah dan
yang diperlukan oleh masyarakat.
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah
yang Dipisahkan

Menurut Halim (2004), “Hasil perusahaan milik Daerah dan hasil Pengelolaan
kekayaan milik Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan Daerah yang berasal
dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan”. Menurut Halim (2004), jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan
berikut: ;1) bagian laba Perusahaan milik daerah, 2 ) bagian laba lembaga keuangan
Bank, 3) Bagian laba Lembaga keuangan non bank, 4) bagian laba atas penyertaan
modal / investasi.

d. Lain – Lain PAD yang Sah

Menurut Halim (2004), “pendapatan ini merupakan penerimaan Daerah yang
berasal dari lain-lain milik pemerintah Daerah”. Menurut Halim (2004), jenis
pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut,
1) Hasil penjualan aset Daerah yang tidak dipisahkan,
2) Penerimaan jasa giro,

3) Penerimaan bunga deposito,
4) Denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan,
5) Penerimaan ganti rugi atas kehilangankekayaan Daerah”.

2.2. Objek dan Kriteria Retribusi

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 yang selanjutnya diubah
menjadi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, objek retribusi sendiri terdiri dari Jasa
Umum, Jasa Usaha, Perizinan Tertentu.
a. Retribusi Jasa Umum, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
Kriteria Retribusi Jasa Umum adalah sebagai berikut :
1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retrbusi Jasa Usaha atau
Retribusi Perizinan Tertentu.
2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi.
3. Jasa tersebut memberi manfaat bagi orang pribadi atau badan yang

diharuskan membayar retribusi, di samping itu melayani kepentingan dan
kemanfaatan umum.
4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi dengan kualitas yang baik.
5. Tidak bertentangan dengan kebijakan nasional.
6. Retribusi dapat dipanggul secara efektif dan efisien, serta merupakan
salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.
b. Retribusi Jasa Usaha, adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah
daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
Kriteria Retribusi Jasa Usaha adalah sebagai berikut :
1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau
Retribusi Perizinan Tertentu

Universitas Sumatera Utara

2. Merupakan jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh
swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki atau
dikuasai daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah
Daerah.


c.

Retribusi Perizinan Tertentu, adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah
daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang
dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas
kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga
kelestarian lingkungan.
Kriteria Retribusi Perizinan Tertentu adalah sebagai berikut :
1. Perizinan tersebut merupakan kewenangan pemerintah yang sudah
diserahkan kepada daerah.
2. Diadakan guna melindungi kepentingan umum.
3. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut
dan biaya untuk menanggulangi dampak negara dari pemberian izin
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari retribusi tersebut.

2.3 Prinsip dan Sasaran Penetapan Tarif Retribusi dan Jenis-Jenis Retribusi
a. Retribusi Jasa Umum, berdasarkan kebijakan daerah dengan mempertimbangkan
biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, dan aspek
keadilan.

b. Retribusi Jasa Usaha, berdasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang
layak sebagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusaha swasta sejenis
yang beroperasi secara efisien dan berorientasi pada harga pasar.

Universitas Sumatera Utara

c. Retribusi Perizinan Tertentu, berdasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau
seluruh biaya penyelengaraan pemberian izin yang bersangkutan.

Selain 3 jenis retribusi di atas, dapat pula diterapkan jenis retribusi yang lainnya
yang sesuai dengan kewenangan otonomi dan memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan, dan harus ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk memperoleh
gambaran jenis-jenis Retribusi apa saja yang diatur di dalamnya, dapat dilihat pada
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah yang
menjelaskan adanya jenis-jenis retribusi sebagaimana dimaksud di atas, yaitu sebagai
berikut Retribusi untuk kabupaten/kota dapat dibagi menjadi 2, yakni:


Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai kewenangan masing- daerah,
terdiri dari: 10 jenis retribusi jasa umum, 4 jenis retribusi perizinan tertentu,




Retribusi untuk kabupaten/kota ditetapkan sesuai jasa/pelayanan yang diberikan
oleh masing-masing daerah, terdiri dari: 13 jenis retribusi jasa usaha.(Kesit,2003).

Jenis pendapatan retribusi untuk kabupaten/kota meliputi objek pendapatan berikut:


Retribusi pelayanan kesehatan,



Retribusi pelayanan persampahan/kebersihan,



Retribusi pergantian biaya cetak KTP,




Retribusi pergantian cetak akta catatan sipil,



Retribusi pelayanan pemakaman,



Retribusi pelayanan pengabuan mayat,



Retribusi pelayanan parkir ditepi jalan umum,



Retribusi pelayanan pasar,




Retribusi pengujian kendraan bermotor,



Retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran,

Universitas Sumatera Utara



Retribusi penggantian biaya cetak peta,



Retribusi pengujian kapal perikanan,



Retribusi pemakaian kekayaan daerah,



Retribusi jasa usaha pasar grosir atau pertokoan,



Retribusi jasa usaha tempat pelelangan,



Retribusi jasa usaha terminal,



Retribusi jasa usaha tempat khusus parkir,



Retribusi jasa usaha tempat penginapan/pesanggrahan/villa,



Retribusi jasa usaha penyedotan kakus,



Retribusi jasa usaha rumah potong hewan,



Retribusi jasa usaha pelayaran pelabuhan kapal,



Retribusi jasa usaha tempat rekreasi dan olah raga,



Retribusi jasa usaha penyebrangan diatas air,



Retribusi jasa usaha pengolahan limbah cair,



Retribusi jasa usaha penjualan produksi usaha daerah,



Retribusi izin mendirikan bangunan,



Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol,



Retribusi izin gangguan,



Retribusi izin trayek.

2.4

Retribusi Parkir
Retribusi parkir tepi jalan umum termasuk kedalam jenis retribusi

umum.Retribusi jasa umum adalah jasa yang telah disediakan atau diberikan oleh
pemerintah daerah.karena jalan menyangkut kepentingan umum. Penetapan jalan
umum sebagai tempat parkir mengacu kepada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku (Siahaan,2005;5)

Universitas Sumatera Utara

Retribusi parkir merupakan salah satu komponen dalam pendapatan asli
daerah.sehingga perlu adanya penghitungan terhadap potensi parkir.Ini dilakukan
supaya penerimaan pendapatan asli daerah yang berasal dari retribusi parkir dapat
ditingkatkan secara maksimal agar dapat melakukan peranan yang

lebih

besar.Pemerintah juga dapat mengetahui potensi yang didapat dari retribusi parkir.
Penghitungan potensi retribusi parkir dapat dilakukan dengan langkah langkah
sebagai berikut:
1. Melakukan

pendataan

terhadap

titik-titik

parkir,kemudian

mengklasifikasikan titik parkir berdasarkan tingkat keramaian
2. Melakukan pendataan terhadap tempat tempat retribusi parkir meliputi :
luas area parkir ,jumlah kendaraan
3. Melakukan penjumlahan disetiap pengklasifikasian titik parkir kemudian
mencari selisih diantara potensi retribusi parkir dan realisasi penerimaan
tahun berlangsung .

2.5

Potensi Pendapatan
a. Pengertian Potensi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) diterbitkan
oleh Balai Pustaka yang dimaksud dengan potensi adalah kemampuan yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya.
b.

Potensi Pendapatan Retribusi Parkir Taksiran pendapatan retribusi parkir yang
diperoleh per hari dapat dihitung dengan mengalikan volume parkir yang terjadi
dengan tarif yang berlaku. Sedangkan untuk lokasi yang mengenakan tarif
progresif, perhitungan taksiran pendapatan retribusi parkir per hari dilakukan

Universitas Sumatera Utara

dengan cara mengalikan tarif parkir yang berlaku tiap jamnya dengan jumlah
kendaraan parkir dengan durasi tertentu.

2.6 Kerangka konseptual
Adanya Otonomi Daerah mengharuskan suatu pemerintahan daerah memiliki
pendapatan / penerimaan yang berasal dari daerahnya sendiri .salah satu yang menjadi
sumber penerimaan daerah adalah melalui retribusi. Retribusi merupakan suatu sumber
penerimaan bagi pemerintah daerah.setiap penerimaan dari retribusi bagi pemerintah daerah
diharapkan penerimaannya dapat optimal ,sesuai dengan target dan potensi yang telah
ditetapkan, karena retribusi berpengaruh terhadap pembangunan daerah yang dilakukan
secara bertahap yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan atau taraf hidup
masyarakat.
Retribusi yang dipungut oleh pemerintah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari
sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan undang-undang.
Pendapatan Asli daerah bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah.Dimana
dalam penelitian akan membahas retribusi daerah, retribusi daerah adalah pungutan daerah
sebagai pemabayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan
diberikan oleh pemerintah daearh untuk kepentingan pribadi atau badan. Salah satu sumber
retribusi daerah adalah retribusi parkir. Perparkiran adalah bagian dari sub sistem lalu lintas
angkutan jalan , penyelenggaraan nya dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dibidang perparkiran ,penataan lingkungan ,
ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas.

Universitas Sumatera Utara

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi daerah khususnya retribusi parkir
ditepi jalan umum maka Pemerintah Kota Medan membuat peraturan daerah nomor 7 tahun
2002 dimana didalamnya termasuk secara pelaksanaan pemungutan retribusi parkir di tepi
jalan umum yang merupakan pedoman untuk melaksanakan peraturan tersebut perlu
mendapat dukungan dari pihak yang terkait seperti Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
parkir yang bertugas mengelolah tempat parkir pemerintah daerah, serta membina dan
mengawasi perparkiran lainnya dikota Medan, juru parkir serta masyarakat untuk wajib
retribusi parkir sehingga pelaksanaan pemungutan retribusi parkir tepi jalan umum dapat
berjalan dengan baik dan juga dapat mencapai target penerimaan atau realisasi dari
penerimaan retribusi parkir tepi jalan umum sebagaimana yang direncanakan .
Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa retribusi daerah ini memiliki kemampuan
asli daerah utuk memudahkan bagi pemerintah daerah dalam

melakukan pembangunan

diberbagai sektor didalamnya.berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat dijelaskan dalam
suatu skema kerangka pemikiran sebagai berikut.

Universitas Sumatera Utara

OTONOMI DAERAH

PENDAPATAN ASLI DAERAH

PAJAK DAERAH

RETRIBUSI DAERAH

JASA UMUM

JASA USAHA

PERIZINAN

RETRIBUSI PARKIR
(PERDA NO.7 TAHUN 2002)
Gambar 2.1
KERANGKA KONSEPTUAL

Universitas Sumatera Utara