04. KEMENRISTEKDIKTI SADJUGA UU NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN
HKI
&
KOMERSIALISASI
Kopertis Wilayah IV, 28 Oktober 2016
SADJUGA
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Keunggulan Kekayaaan Alam Indonesia
Sumber: MP3EI, 2013
Basis Ekonomi SDA
4
SDA akan habis
5
Upaya Membangun
Daya Saing Global
Faktor Penentu Daya Saing Global
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index
Indonesia Ranking 41.
Pilar Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 63,
Sub-pilar Partisipasi Pendidikan Tinggi 82,
Sub-pilar Pendidikan Matematik dan sains 53
Sub-pilar Akses Internet di sekolah 43,
Sub-pilar Pengelolaan Pendidikan 49,
Sub-pilar Pelatihan Staf 34.
Partisipasi Pendidikan Tinggi, Kualitas Sistem Pendidikan
Mmatematik dan Sains di Indonesia masih kurang baik.
9
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Ranking
Pendidikan Tinggi
82 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Indonesia memiliki "Bonus Demografi"
Penduduk Indonesia ke-4 terbesar di dunia, dlm 20 tahun
Indonesia memasuki periode bo us de ografi , angka
dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak
produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di
bawah 50%). Dlm periode ini terdapat lebih banyak tenaga kerja
produktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional.
India punya potensi sama, sementara Rusia dan Je-pang
menurun,
Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat
negara lain menghadapi situasi aging population
Periode Bo us De ografi
Bonus Demografi Indonesia
• Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke
4 di dunia. Dependency ratio menurun
sejak 1970 dan akan mencapai tingkat
terendah pada 2020.
• Kondisi negara lain mengalami yang
sebaliknya.
Kesehatan & Pendidikan
yang baik
SDM Unggul
Bonus Demografi
Kesehatan &
Pendidikan yangBuruk
SDM lemah
Bencana Demografi
Global Competitiveness Index
Indonesia Ranking 41.
Pilar Inovasi Ranking 31,
Sub-pilar Kapasitas Inovasi ranking 32,
Sub-pilar Belanja Teknologi Tinggi Pemerintah Ranking 12,
Sub-pilar Paten Internasional Ranking 99.
Indonesia cukup inovatif, tapi
Inovasinya dibeli dari luar.
13
Global Competitiveness Index WEF 2016
Ranking
Perolehan Paten
99 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Pengertian KI
Kekayaan Intelektual (KI) adalah hasil dari olah
pikir otak manusia yang dapat menghasilkan
suatu suatu proses, produk atau jasa yang
berguna bagi manusia.
Pengelompokan KI
Berdasar Pemilik:
Komunal -> Pengetahuan Tradisional, GI
Individual -> 6 Rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI)
Berdasar Sifat Kodifikasi:
Tacit -> Keahlian yg ada di kepala individu
Terkodifikasi -> 8 rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI, GI, HC)
Berdasar Jenis Terkodifikasi:
Hak Cipta (Copyrights)
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)
KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM TRIP’s AGREEMENT*
COPYRIGHTS AND
RELATED RIGHTS
INDUSTRIAL DESIGNS
TRADEMARKS
PATENTS
PROTECTION OF UNDISCLOSED
INFROMATION
GEOGRAPHICAL
INDICATIONS
LAYOUT-DESIGN
(TOPOGRAPHIES) OF
INTEGRATED CIRCUITS
CONTROL OF ANTI-COMPETITIVE
PRACTICES IN CONTRACTUAL
LICENCES
*Indonesia meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7 Tahun 1984, dalam ketentuan tsb diatur aspek
perdagang di bidang HKI atau TRIP’s: Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
Kekayaan Intelektual Komunal
Komunal vs Individual
Hak Cipta
(Copyrights)
Biasanya yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta adalah sastra
dan karya artistik, yang didalamnya termasuk tulisan (buku),
musik, karya seni, dan karya-karya yang berbasis teknologi
(program komputer dan basis data elektronik).
UU 19/2002 mengatur mengenai Hak Cipta.
Prinsipnya bahwa Hak Cipta baik didaftar maupun tidak, tetap
dilindungi, sehingga pendaftarannya hanya merupakan
pencatatan saja.
Jangka waktu pelindungannya adalah 70 thn setelah pemilik
haknya meninggal dunia.
Hak Cipta
(Copyrights)
Film
Musik - lagu
Hak Kekayaan Industri
(Industrial Properti Rights)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Merek
Indikasi Geografis
Desain Industri
Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
Paten
Rahasia Dagang
Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
TM
Contoh Merek
02/26/09
GI
Indikasi Geografis
(Geographycal Indication)
Indikasi geografi merupakan suatu indikasi yang menunjukkan
daerah asal suatu produk
produk.
Indikasi geografi tercakup dalam Undang-undang Merek.
Contohnya
Jeruk Garut
Ubi Cilembu
Apel Malang
Salak Bali
Indikasi Geografis
(Geographycal Indication)
Desain Industri
(Industrial Design)
Disain merupakan penampilan dari suatu produk.
Jangka waktu perlindungan untuk desain industri 10
thn dan tidak dapat diperpanjang.
Diatur dg UU 31/2000 tentang Desain Industri.
Contoh Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
Rahasia Dagang
(Trade Secret)
Rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui
oleh umum di bidang teknologi, dan/atau bisnis,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
dagang.
Diatur dg UU 30/2000 tt Rahasia Dagang.
Tidak perlu pendaftaran.
Contoh :
Formula parfum.
Formula minuman Coca Cola
Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
3 hal penting yg hrs diperhatikan:
Varitas alami, tak ada hak eksklusive
Varitas buatan hasil rekayasa, ada hak eksklusif
Didaftarkan di Pusat PVT Deptan
Contoh: Padi Ciherang, Tomat Buah, Cabe
Paten
(Patent)
Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir
manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi,
dan teknologi.
Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan
patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi
invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang
memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat
diterapkan dalam industri.
Diatur dg UU 14/2001 tt Perlindungan Paten:
paten biasa adalah 20 thn
paten sederhana 10 thn
masing-masing tidak dapat diperpanjang.
Satu Produk, Banyak KI
Merek Dagang
Disain Industri
Hak Cipta
Tata Letak Sirkit
Paten
Rahasia Dagang?
02/26/09
Kasus HKI
Pembajakan oleh Pihak Luar Negeri
Batik,
Tari Pendet,
Wayang,
Reog oleh luar negeri
Pembajakan oleh pihak Indonesia:
Perangkat Lunak Komputer
Film, lagu
Barang bermerek terkenal: IKEA, Cap Kaki
Tiga
Kasus HKI
Nichia Corporation membayar
Kepada Inventor RP 84 M
Untuk Paten Laser Biru yang
memungkinkan lampu LED
berwarna putih.
The 2014 Nobel Prize for Physics "for the invention
of efficient blue light-emitting diodes
Prof. Shuji Nakamura
Mengapa RI Mematuhi HKI?
Indonesia Negara Terbuka, Anggota:
• WTO (World Trade Organization)
• TRIPs (Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights) th 1997
• APEC
Ratifikasinya konvensi-konvensi
internasional di bidang Hak Kekayaan
Intelektual
Permasalahan Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah dari Indonesia sangat
rendah dibandingkan dengan negaranegara ASEAN.
ARTIKEL INDONESIA TERINDEKS SCOPUS
23.414/ 2015
11.632/ 2015
6.280/ 2015
2.091/ 2015
Tren Meningkat Jumlah Publikasi Internasional
Perguruan Tinggi
Publikasi Ilmiah Internasional Perguruan Tinggi
9000
8000
7000
Jumlah
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
PTS
PTN
2010
246
1395
2011
303
1748
Sumber: http://simlitabmas.dikti.go.id/kinerja
2012
590
2518
2013
955
3505
2014
1368
5097
2015
1921
6177
56
Fasilitasi Publikasi Ilmiah
Insentif Artikel
Terbit di Jurnal
Internasional (100)
50 Insentif
Buku
100
Bimbingan
Penulisan
Buku
300 Pelatihan
Penulisan
Artikel
1 Peta
Publikasi
Perguruan
Tinggi
Publikasi
Nasional
Publikasi
Internasi
onal
Pelatihan
Penulisan Artikel
Internasional (400)
Penyelenggaraan
Konferensi
Internasional di
Indonesia (19)
Mengikuti Konferensi
Internasional di LN (225)
Permasalahan Jurnal Ilmiah
229
250
Indonesia
200
Malaysia
Singapore
150
108 113
100
50
00
1
00
2
00
4
3
1
010
2
1
010
6
4
2
010
9
4
3
050
80 78 72
70
55
45
42
36 36 31
29
19 13
17 16
15
16 13
16 13
14
12
701 12
710 10
5
406 10
3
1
1
1
01
0
Thailand
Philippines
Cambodia
Brunei
Vietnam
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Country
2011
2015
Malaysia
46
79
Thailand
26
26
Philippines
13
22
Indonesia
8
20
Jurnal Terindex Scopus
Jurnal Terindex DOAJ
TERINDEX
DOAJ
TERINDEX
200
Scopus
20
Perubahan Paradigma Tatakelola Jurnal Ilmiah
Media Cetak
Media Elektronik
Paradigma Lama
Akreditasi Cetak
Paradigma Baru
Akreditasi elektronik
Fasilitasi Jurnal Ilmiah
Bantuan
Internasionalisasi
Jurnal Ilmiah (25)
(700) Pelatihan
Penggunaan
OJS
(269)
Akreditasi
Jurnal Ilmiah
(1) Perbaikan
Sistem
Akreditasi
(50) Bantuan
Tata Kelola
Jurmnal
Internasional
Jurnal
Nasional
Jurnal
Internasi
onal
Workshop
Internasionalisasi
Jurnal Ilmiah (43)
Langganan basis
data e-Jurnal (4)
Sosialisasi, Monitoring,
Evaluasi e-Journal
(900)
Kekayaaan Intelektual Dunia Didominasi Asia
Sumber: WIPO 2012
PERMASALAHAN PATEN
a. PCT/1 juta penduduk yaitu
ranking 106 dari 144.
b. Pendafaran di dirjen HKI
didominasi oleh paten asing.
c. HKI yang diaplikasikan belum
dinilai dampak ekonominya.
Ranking
Perolehan Paten
99 dari 138
8000
7000
6000
Jmlh
5000
4000
3000
2000
1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Domestik 233
Asing
285
283
388
423
500
535
614
678
762
677
4181 4426 4921 4796 4173 5097 5357 6184 7021 7937 5009
Skema Program Peningkatan Paten
Penguatan Sentra KI (20)
Valuasi
Teknologi
15 Teknologi
Pelatihan
Penulisan Draft (400)
paten
PROGRAM
PATEN
Pendaftaran Paten:
Raih KI Non Per Ti (20)
Uber KI Per Ti (250)
Fasilitasi Konsultasi
dgn Pemeriksa Paten (100)
Sumber: Ristekdikti, 2016
66
UU 13/2016 tt Paten
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB,173 PASAL)
I.
KETENTUAN UMUM
II. LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN
III. PERMOHONAN PATEN
IV. PENGUMUMN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
V.
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN
VI. KOMISI BANDING PATEN DAN PERMOHONAN BANDING
VII. PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB, 173 PASAL)
VIII.
PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH
PATEN SEDERHANA
IX.
DOKUMENTASI DAN PELAYANANINFORMASI PATEN
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
BIAYA
PENGHAPUSAN PATEN
PENYELESAIAN SENGKETA
PENETAPAN SEMENTARAPENGADILAN
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB, 173 PASAL)
XV.
PENYIDIKAN
XVI.
XVII.
KETENTUAN PIDANA
XVIII.
KETENTUAN LAIN-LAIN
XIX.
XX.
PERBUATAN YANG DILARANG
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
1. Perluasan objek pelindungan Paten Sederhana
(prinsip dasar: pelindungan bersifat teritorial)
Pasal 3 ayat (2)
Paten sederhana diberikan untuk setiap Invensi baru
atau pengembangan dari produk atau proses yang
telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
2. Publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional
Pasal 6 ayat (1) huruf (c)
Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6
(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:
c. diumumkan oleh Inventornya dalam:
1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi,
tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau
2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian
di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
3. Inventor ASN/PNS: sebagai Pemegang Paten, mendapatkan Imbalan
dan Royalti, dan dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.
(Pasal 13)
1. Pemegang Paten dalam hubungan dinas adalah instansi pemerintah dan
Inventor, kecuali diperjanjikan lain.
2. Setelah Paten dikomersialkan, Inventor mendapatkan Imbalan.
3. Dalam hal instansi pemerintah sebagai Pemegang Paten tidak dapat
melaksanakan Patennya, Inventor atas persetujuan Pemegang Paten
dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.
4. Selain Pemegang Paten, Inventor memperoleh Royalti dari pihak ketiga.
5. Ketentuan ini tidak menghapuskan hak Inventor untuk tetap dicantumkan
namanya dalam sertifikat paten.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
4. Pengangkatan Expert/Ahli sebagai Pemeriksa Paten
Pasal 53
1) Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh Pemeriksa.
2) Menteri dapat meminta bantuan ahli dan/atau menggunakan
fasilitas yang diperlukan dari instansi lain untuk keperluan
pemeriksaan substantif.
3) Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
5. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan
substantif
Pasal 57
Paten, paling lama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak tanggal pengajuan
permohonan substantif
Pasal 124 ayat (1)
Paten sederhana, paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Tanggal
Penerimaan Permohonan
6. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan
Tinggi dan Litbang Pemerintah,
Pasal 126 ayat (4)
pembebasan dan pengurangan biaya pemeliharaan Paten.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
7.
Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing)
Pasal 24 ayat (4)
Permohonan dapat diajukan baik secara elektronik
maupun non- elektronik.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
8.
Mekanisme Paralel Impor dan Bolar Provision
Pasal 167
Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Bab XVII dan gugatan perdata atas:
(2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di
Indonesia dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
berakhirnya pelindungan Paten dengan tujuan untuk
proses perizinan kemudian melakukan pemasaran
setelah pelindungan Paten tersebut berakhir.
Peraturan Menteri Keuangan 72/2014
FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN
I. Tarif Imbalan Paten
Tarif Imbalan tertentu tertinggi adalah 40% sampai dengan sebesar
Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah) pertama dan selanjutnya
dengan persentase menurun dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai Sampai 100 jt
Nilai 100 jt – 500 jt
Nilai 500 jt – 1 M
: 40%
: 30%
: 20%
Nilai Lebih dari 1 M :10%
Contoh Penghitungan Imbalan Atas 1 Paten, 1 Inventor
Paten Z pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xx
sebesar Rpl.250.000.000,-. Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar
80%. Dasar penghitungan Imbalan sebesar:
Penghitungan Imbalan:
DPI
= Rpl.250.000.000,- × 80%
= Rpl.000.000.000,-
Lapisan DPI (Rp)
1
s.d 100.000.000,Lebih dari
100.000.000,- s.d.
500.000.000,Lebih dari
500.000.000,- s.d.
1.000.000.000,Lebih dari
1.000.000.000,-
Penghitungan DPI (Rp)
2
100.000.000,- – 0,00
500.000.000,- –
100.000.000,-
Nilai DPI (Rp)
3
100.000.000,400.000.000,-
Tarif
4
40%
30%
Penghitungan
5=3×4
40.000.000,120.000.000,-
1.000.000.000,- –
500.000.000,-
500.000.000,-
20%
100.000.000,-
0
10%
0
1.000.000.000,- –
1.000.000.000,Total
l.000.000.000,-
Imbalan yang diberikan kepada Inventor sebesar Rp260.000.000,-.
260.000.000,-
02/26/09
Hak Cipta
Hak Paten
Design
Sirkuit Terpadu
Dari Ide Ke Profit
Merek
Rhs Dagang
Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah
Invensi
Inovasi
Difusi
Diperkenalkan ke pasar
22%
Sukses
secara
ekonomis
60%
18%
Kegagalan
Teknis
Berhenti karena
potensi kesuksesan
ekonominya kecil
60%
40%
8.8%
dari seluruh
projek
Kegagalan
secara
ekonomis
83
Sumber: Bahan Kuliah DR. M Tasrif, ITB, 2013
Tingkat Keberhasilan Komersial
Penelitian dan Pengembangan
84
Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah
Sumber: Crowd Crux, http://www.crowdcrux.com/
Kesuksesan Senyawa Calon Obat Hingga
Disetujui
5000
250
1
5
Disetujui
Regulator
Skrining
Pengujian
Praklinis
Pengujian
Klinis
Sumber: Hine & Kapeleris, 2006, Innovation And Entrepreneurship In Biotechnology, An International Perspective.
Inovasi Melewati Jalan Sulit
Catatan Penutup:
TERIMA KASIH
89
&
KOMERSIALISASI
Kopertis Wilayah IV, 28 Oktober 2016
SADJUGA
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Keunggulan Kekayaaan Alam Indonesia
Sumber: MP3EI, 2013
Basis Ekonomi SDA
4
SDA akan habis
5
Upaya Membangun
Daya Saing Global
Faktor Penentu Daya Saing Global
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Sumber: World Economic Forum, 2016
Global Competitiveness Index
Indonesia Ranking 41.
Pilar Pendidikan Tinggi dan Pelatihan 63,
Sub-pilar Partisipasi Pendidikan Tinggi 82,
Sub-pilar Pendidikan Matematik dan sains 53
Sub-pilar Akses Internet di sekolah 43,
Sub-pilar Pengelolaan Pendidikan 49,
Sub-pilar Pelatihan Staf 34.
Partisipasi Pendidikan Tinggi, Kualitas Sistem Pendidikan
Mmatematik dan Sains di Indonesia masih kurang baik.
9
Global Competitiveness Index WEF 2016-2017
Ranking
Pendidikan Tinggi
82 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Indonesia memiliki "Bonus Demografi"
Penduduk Indonesia ke-4 terbesar di dunia, dlm 20 tahun
Indonesia memasuki periode bo us de ografi , angka
dependency ratio (indeks perbandingan antara usia tidak
produktif dibagi usia produktif) mencapai angka minimal (di
bawah 50%). Dlm periode ini terdapat lebih banyak tenaga kerja
produktif untuk mendorong peningkatan produktivitas nasional.
India punya potensi sama, sementara Rusia dan Je-pang
menurun,
Bonus Demografi ini harus dimanfaatkan secara maksimal di saat
negara lain menghadapi situasi aging population
Periode Bo us De ografi
Bonus Demografi Indonesia
• Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke
4 di dunia. Dependency ratio menurun
sejak 1970 dan akan mencapai tingkat
terendah pada 2020.
• Kondisi negara lain mengalami yang
sebaliknya.
Kesehatan & Pendidikan
yang baik
SDM Unggul
Bonus Demografi
Kesehatan &
Pendidikan yangBuruk
SDM lemah
Bencana Demografi
Global Competitiveness Index
Indonesia Ranking 41.
Pilar Inovasi Ranking 31,
Sub-pilar Kapasitas Inovasi ranking 32,
Sub-pilar Belanja Teknologi Tinggi Pemerintah Ranking 12,
Sub-pilar Paten Internasional Ranking 99.
Indonesia cukup inovatif, tapi
Inovasinya dibeli dari luar.
13
Global Competitiveness Index WEF 2016
Ranking
Perolehan Paten
99 dari 138
Sumber: World Economic Forum, 2016
Pengertian KI
Kekayaan Intelektual (KI) adalah hasil dari olah
pikir otak manusia yang dapat menghasilkan
suatu suatu proses, produk atau jasa yang
berguna bagi manusia.
Pengelompokan KI
Berdasar Pemilik:
Komunal -> Pengetahuan Tradisional, GI
Individual -> 6 Rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI)
Berdasar Sifat Kodifikasi:
Tacit -> Keahlian yg ada di kepala individu
Terkodifikasi -> 8 rezim (M, P, PVT, DI, RD, TLSI, GI, HC)
Berdasar Jenis Terkodifikasi:
Hak Cipta (Copyrights)
Hak Kekayaan Industri (Industrial Property Rights)
KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM TRIP’s AGREEMENT*
COPYRIGHTS AND
RELATED RIGHTS
INDUSTRIAL DESIGNS
TRADEMARKS
PATENTS
PROTECTION OF UNDISCLOSED
INFROMATION
GEOGRAPHICAL
INDICATIONS
LAYOUT-DESIGN
(TOPOGRAPHIES) OF
INTEGRATED CIRCUITS
CONTROL OF ANTI-COMPETITIVE
PRACTICES IN CONTRACTUAL
LICENCES
*Indonesia meratifikasi WTO melalui UU Nomor 7 Tahun 1984, dalam ketentuan tsb diatur aspek
perdagang di bidang HKI atau TRIP’s: Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
Kekayaan Intelektual Komunal
Komunal vs Individual
Hak Cipta
(Copyrights)
Biasanya yang termasuk dalam lingkup Hak Cipta adalah sastra
dan karya artistik, yang didalamnya termasuk tulisan (buku),
musik, karya seni, dan karya-karya yang berbasis teknologi
(program komputer dan basis data elektronik).
UU 19/2002 mengatur mengenai Hak Cipta.
Prinsipnya bahwa Hak Cipta baik didaftar maupun tidak, tetap
dilindungi, sehingga pendaftarannya hanya merupakan
pencatatan saja.
Jangka waktu pelindungannya adalah 70 thn setelah pemilik
haknya meninggal dunia.
Hak Cipta
(Copyrights)
Film
Musik - lagu
Hak Kekayaan Industri
(Industrial Properti Rights)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Merek
Indikasi Geografis
Desain Industri
Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
Paten
Rahasia Dagang
Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
TM
Contoh Merek
02/26/09
GI
Indikasi Geografis
(Geographycal Indication)
Indikasi geografi merupakan suatu indikasi yang menunjukkan
daerah asal suatu produk
produk.
Indikasi geografi tercakup dalam Undang-undang Merek.
Contohnya
Jeruk Garut
Ubi Cilembu
Apel Malang
Salak Bali
Indikasi Geografis
(Geographycal Indication)
Desain Industri
(Industrial Design)
Disain merupakan penampilan dari suatu produk.
Jangka waktu perlindungan untuk desain industri 10
thn dan tidak dapat diperpanjang.
Diatur dg UU 31/2000 tentang Desain Industri.
Contoh Desain Tata Letak Sirkit Terpadu
Rahasia Dagang
(Trade Secret)
Rahasia dagang merupakan informasi yang tidak diketahui
oleh umum di bidang teknologi, dan/atau bisnis,
mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan
usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
dagang.
Diatur dg UU 30/2000 tt Rahasia Dagang.
Tidak perlu pendaftaran.
Contoh :
Formula parfum.
Formula minuman Coca Cola
Perlindungan Varitas Tanaman (PVT)
3 hal penting yg hrs diperhatikan:
Varitas alami, tak ada hak eksklusive
Varitas buatan hasil rekayasa, ada hak eksklusif
Didaftarkan di Pusat PVT Deptan
Contoh: Padi Ciherang, Tomat Buah, Cabe
Paten
(Patent)
Paten merupakan pelindungan terhadap olah pikir
manusia yang berkaitan dengan inovasi, invensi,
dan teknologi.
Paten dikelompokkan menjadi paten sederhana dan
patenbiasa, dimana paten biasa akan melindungi
invensi atas suatu produk, alat, atau proses yang
memenuhi kebaruan, langkah inventif dan dapat
diterapkan dalam industri.
Diatur dg UU 14/2001 tt Perlindungan Paten:
paten biasa adalah 20 thn
paten sederhana 10 thn
masing-masing tidak dapat diperpanjang.
Satu Produk, Banyak KI
Merek Dagang
Disain Industri
Hak Cipta
Tata Letak Sirkit
Paten
Rahasia Dagang?
02/26/09
Kasus HKI
Pembajakan oleh Pihak Luar Negeri
Batik,
Tari Pendet,
Wayang,
Reog oleh luar negeri
Pembajakan oleh pihak Indonesia:
Perangkat Lunak Komputer
Film, lagu
Barang bermerek terkenal: IKEA, Cap Kaki
Tiga
Kasus HKI
Nichia Corporation membayar
Kepada Inventor RP 84 M
Untuk Paten Laser Biru yang
memungkinkan lampu LED
berwarna putih.
The 2014 Nobel Prize for Physics "for the invention
of efficient blue light-emitting diodes
Prof. Shuji Nakamura
Mengapa RI Mematuhi HKI?
Indonesia Negara Terbuka, Anggota:
• WTO (World Trade Organization)
• TRIPs (Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights) th 1997
• APEC
Ratifikasinya konvensi-konvensi
internasional di bidang Hak Kekayaan
Intelektual
Permasalahan Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah dari Indonesia sangat
rendah dibandingkan dengan negaranegara ASEAN.
ARTIKEL INDONESIA TERINDEKS SCOPUS
23.414/ 2015
11.632/ 2015
6.280/ 2015
2.091/ 2015
Tren Meningkat Jumlah Publikasi Internasional
Perguruan Tinggi
Publikasi Ilmiah Internasional Perguruan Tinggi
9000
8000
7000
Jumlah
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
PTS
PTN
2010
246
1395
2011
303
1748
Sumber: http://simlitabmas.dikti.go.id/kinerja
2012
590
2518
2013
955
3505
2014
1368
5097
2015
1921
6177
56
Fasilitasi Publikasi Ilmiah
Insentif Artikel
Terbit di Jurnal
Internasional (100)
50 Insentif
Buku
100
Bimbingan
Penulisan
Buku
300 Pelatihan
Penulisan
Artikel
1 Peta
Publikasi
Perguruan
Tinggi
Publikasi
Nasional
Publikasi
Internasi
onal
Pelatihan
Penulisan Artikel
Internasional (400)
Penyelenggaraan
Konferensi
Internasional di
Indonesia (19)
Mengikuti Konferensi
Internasional di LN (225)
Permasalahan Jurnal Ilmiah
229
250
Indonesia
200
Malaysia
Singapore
150
108 113
100
50
00
1
00
2
00
4
3
1
010
2
1
010
6
4
2
010
9
4
3
050
80 78 72
70
55
45
42
36 36 31
29
19 13
17 16
15
16 13
16 13
14
12
701 12
710 10
5
406 10
3
1
1
1
01
0
Thailand
Philippines
Cambodia
Brunei
Vietnam
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Country
2011
2015
Malaysia
46
79
Thailand
26
26
Philippines
13
22
Indonesia
8
20
Jurnal Terindex Scopus
Jurnal Terindex DOAJ
TERINDEX
DOAJ
TERINDEX
200
Scopus
20
Perubahan Paradigma Tatakelola Jurnal Ilmiah
Media Cetak
Media Elektronik
Paradigma Lama
Akreditasi Cetak
Paradigma Baru
Akreditasi elektronik
Fasilitasi Jurnal Ilmiah
Bantuan
Internasionalisasi
Jurnal Ilmiah (25)
(700) Pelatihan
Penggunaan
OJS
(269)
Akreditasi
Jurnal Ilmiah
(1) Perbaikan
Sistem
Akreditasi
(50) Bantuan
Tata Kelola
Jurmnal
Internasional
Jurnal
Nasional
Jurnal
Internasi
onal
Workshop
Internasionalisasi
Jurnal Ilmiah (43)
Langganan basis
data e-Jurnal (4)
Sosialisasi, Monitoring,
Evaluasi e-Journal
(900)
Kekayaaan Intelektual Dunia Didominasi Asia
Sumber: WIPO 2012
PERMASALAHAN PATEN
a. PCT/1 juta penduduk yaitu
ranking 106 dari 144.
b. Pendafaran di dirjen HKI
didominasi oleh paten asing.
c. HKI yang diaplikasikan belum
dinilai dampak ekonominya.
Ranking
Perolehan Paten
99 dari 138
8000
7000
6000
Jmlh
5000
4000
3000
2000
1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Domestik 233
Asing
285
283
388
423
500
535
614
678
762
677
4181 4426 4921 4796 4173 5097 5357 6184 7021 7937 5009
Skema Program Peningkatan Paten
Penguatan Sentra KI (20)
Valuasi
Teknologi
15 Teknologi
Pelatihan
Penulisan Draft (400)
paten
PROGRAM
PATEN
Pendaftaran Paten:
Raih KI Non Per Ti (20)
Uber KI Per Ti (250)
Fasilitasi Konsultasi
dgn Pemeriksa Paten (100)
Sumber: Ristekdikti, 2016
66
UU 13/2016 tt Paten
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB,173 PASAL)
I.
KETENTUAN UMUM
II. LINGKUP PERLINDUNGAN PATEN
III. PERMOHONAN PATEN
IV. PENGUMUMN DAN PEMERIKSAAN SUBSTANTIF
V.
PERSETUJUAN ATAU PENOLAKAN PERMOHONAN
VI. KOMISI BANDING PATEN DAN PERMOHONAN BANDING
VII. PENGALIHAN HAK, LISENSI, DAN PATEN SEBAGAI OBJEK JAMINAN FIDUSIA
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB, 173 PASAL)
VIII.
PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH
PATEN SEDERHANA
IX.
DOKUMENTASI DAN PELAYANANINFORMASI PATEN
X.
XI.
XII.
XIII.
XIV.
BIAYA
PENGHAPUSAN PATEN
PENYELESAIAN SENGKETA
PENETAPAN SEMENTARAPENGADILAN
UNDANG-UNDANG 13 TAHUN 2016
(20 BAB, 173 PASAL)
XV.
PENYIDIKAN
XVI.
XVII.
KETENTUAN PIDANA
XVIII.
KETENTUAN LAIN-LAIN
XIX.
XX.
PERBUATAN YANG DILARANG
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
1. Perluasan objek pelindungan Paten Sederhana
(prinsip dasar: pelindungan bersifat teritorial)
Pasal 3 ayat (2)
Paten sederhana diberikan untuk setiap Invensi baru
atau pengembangan dari produk atau proses yang
telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
2. Publikasi di Perguruan Tinggi atau lembaga ilmiah nasional
Pasal 6 ayat (1) huruf (c)
Invensi tidak dianggap telah diumumkan jika dalam waktu paling lama 6
(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaan, Invensi telah:
c. diumumkan oleh Inventornya dalam:
1. sidang ilmiah dalam bentuk ujian dan/atau tahap ujian skripsi,
tesis, disertasi, atau karya ilmiah lain; dan/atau
2. forum ilmiah lain dalam rangka pembahasan hasil penelitian
di lembaga pendidikan atau lembaga penelitian
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
3. Inventor ASN/PNS: sebagai Pemegang Paten, mendapatkan Imbalan
dan Royalti, dan dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.
(Pasal 13)
1. Pemegang Paten dalam hubungan dinas adalah instansi pemerintah dan
Inventor, kecuali diperjanjikan lain.
2. Setelah Paten dikomersialkan, Inventor mendapatkan Imbalan.
3. Dalam hal instansi pemerintah sebagai Pemegang Paten tidak dapat
melaksanakan Patennya, Inventor atas persetujuan Pemegang Paten
dapat melaksanakan Paten dengan pihak ketiga.
4. Selain Pemegang Paten, Inventor memperoleh Royalti dari pihak ketiga.
5. Ketentuan ini tidak menghapuskan hak Inventor untuk tetap dicantumkan
namanya dalam sertifikat paten.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
4. Pengangkatan Expert/Ahli sebagai Pemeriksa Paten
Pasal 53
1) Pemeriksaan substantif dilaksanakan oleh Pemeriksa.
2) Menteri dapat meminta bantuan ahli dan/atau menggunakan
fasilitas yang diperlukan dari instansi lain untuk keperluan
pemeriksaan substantif.
3) Ahli diangkat dan diberhentikan oleh Menteri.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
5. Percepatan/Pengurangan waktu penyelesaian pemeriksaan
substantif
Pasal 57
Paten, paling lama 30 (tiga puluh) bulan terhitung sejak tanggal pengajuan
permohonan substantif
Pasal 124 ayat (1)
Paten sederhana, paling lama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Tanggal
Penerimaan Permohonan
6. Pengecualian pembayaran biaya tahunan Paten bagi Perguruan
Tinggi dan Litbang Pemerintah,
Pasal 126 ayat (4)
pembebasan dan pengurangan biaya pemeliharaan Paten.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
7.
Pemanfaatan sistem elektronik Kekayaan Intelektual (e-filing)
Pasal 24 ayat (4)
Permohonan dapat diajukan baik secara elektronik
maupun non- elektronik.
RINGKASAN PENGATURAN
SUBSTANSI BARU UU 13/2016 tt PATEN
8.
Mekanisme Paralel Impor dan Bolar Provision
Pasal 167
Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud
dalam Bab XVII dan gugatan perdata atas:
(2) produksi produk farmasi yang dilindungi Paten di
Indonesia dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sebelum
berakhirnya pelindungan Paten dengan tujuan untuk
proses perizinan kemudian melakukan pemasaran
setelah pelindungan Paten tersebut berakhir.
Peraturan Menteri Keuangan 72/2014
FORMULA PENGHITUNGAN IMBALAN ATAS PNBP ROYALTI PATEN
I. Tarif Imbalan Paten
Tarif Imbalan tertentu tertinggi adalah 40% sampai dengan sebesar
Rpl00.000.000,00 (seratus juta rupiah) pertama dan selanjutnya
dengan persentase menurun dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai Sampai 100 jt
Nilai 100 jt – 500 jt
Nilai 500 jt – 1 M
: 40%
: 30%
: 20%
Nilai Lebih dari 1 M :10%
Contoh Penghitungan Imbalan Atas 1 Paten, 1 Inventor
Paten Z pada Satker Litbang A menghasilkan nilai kumulatif PNBP Royalti pada tahun 20xx
sebesar Rpl.250.000.000,-. Persetujuan penggunaan atas PNBP pada Satker Litbang A sebesar
80%. Dasar penghitungan Imbalan sebesar:
Penghitungan Imbalan:
DPI
= Rpl.250.000.000,- × 80%
= Rpl.000.000.000,-
Lapisan DPI (Rp)
1
s.d 100.000.000,Lebih dari
100.000.000,- s.d.
500.000.000,Lebih dari
500.000.000,- s.d.
1.000.000.000,Lebih dari
1.000.000.000,-
Penghitungan DPI (Rp)
2
100.000.000,- – 0,00
500.000.000,- –
100.000.000,-
Nilai DPI (Rp)
3
100.000.000,400.000.000,-
Tarif
4
40%
30%
Penghitungan
5=3×4
40.000.000,120.000.000,-
1.000.000.000,- –
500.000.000,-
500.000.000,-
20%
100.000.000,-
0
10%
0
1.000.000.000,- –
1.000.000.000,Total
l.000.000.000,-
Imbalan yang diberikan kepada Inventor sebesar Rp260.000.000,-.
260.000.000,-
02/26/09
Hak Cipta
Hak Paten
Design
Sirkuit Terpadu
Dari Ide Ke Profit
Merek
Rhs Dagang
Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah
Invensi
Inovasi
Difusi
Diperkenalkan ke pasar
22%
Sukses
secara
ekonomis
60%
18%
Kegagalan
Teknis
Berhenti karena
potensi kesuksesan
ekonominya kecil
60%
40%
8.8%
dari seluruh
projek
Kegagalan
secara
ekonomis
83
Sumber: Bahan Kuliah DR. M Tasrif, ITB, 2013
Tingkat Keberhasilan Komersial
Penelitian dan Pengembangan
84
Tingkat Keberhasilan Inovasi Rendah
Sumber: Crowd Crux, http://www.crowdcrux.com/
Kesuksesan Senyawa Calon Obat Hingga
Disetujui
5000
250
1
5
Disetujui
Regulator
Skrining
Pengujian
Praklinis
Pengujian
Klinis
Sumber: Hine & Kapeleris, 2006, Innovation And Entrepreneurship In Biotechnology, An International Perspective.
Inovasi Melewati Jalan Sulit
Catatan Penutup:
TERIMA KASIH
89