Analisis isi pesan dakwah dalam rubrik majalah Hidayah Islam edisi bulan Agustus 2016.

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Sebagai Syarat Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Komunikasi Penyiaran Islam (S.Sos)

Oleh:

RIZAL MUHAMMAD ARIF B71213060

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN AMPEL SURABAYA 2017


(2)

(3)

NIM : B71213060

JUDUL : ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM RUBRIK MAJALAH HIDAYAH ISLAM EDISI BULAN AGUSTUS 2016

Penelitian Skripsi ini telah kami setujui untuk diajukan pada Sidang skripsi Program Studi komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Surabaya, 11 April 2017 Dosen Pembimbing

Lukman Hakim S.Ag M.Si, MA 197308212005011004


(4)

(5)

(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

ABSTRAK

Rizal Muhammad Arif (B71213060): Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Majalah Hidayah Islam edisi bulan Agustus 2016

Kata Kunci: Pesan Dakwah, dan Media Dakwah

Penelitian ini mengkaji pesan dakwah yang tersaji dalam majalah Hidayah Islam edisi bulan Agustus 2016. Secara spesifik penelitian ini akan mengupas jenis pesan dakwah yang disampaikan dalam tulisan atau teks yang terdapat dalam majalah tersebut. Selain itu, penelitian ini juga akan menjawab pertanyaan tentang pesan dakwah yang mendominasi dalam majalah Hidayah Islam edisi bulan agustus 2016.

Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan metode analisis isi kuantitatif deskriptif. Dengan menggunakan unit analisis tematik dan sintaksis, penelitian ini lebih lanjut merumuskan indikator untuk menganalisa isi pesan yang terkandung di dalam teks.

Setelah melakukan penelitian dalam majalah Hidayah Islam edisi bulan agustus 2016, peneliti mendapatkan bahwa teks majalah Hidayah Islam edisi bulan agustus 2016 memuat 3 pesan dakwah yakni pesan dakwah akidah, pesan dakwah syariah, dan pesan dakwah akhlak. Persentase muatan pesan dakwah yang paling dominan yakni pesan dakwah Akhlak sebanyak 42%. Yang diikuti persentase pesan dakwah syariah sebanyak 32% dan pesan dakwah akidah sebanyak 26%. Lebih lanjut peneliti membagi lagi muatan pesan dawah akhlak yang paling dominan yakni pesan habblum minannas (akhlak terhadap manusia) sebanyak 79,9%. Yang diikuti persentase pesan habblum minallah (akhlak terhadap Tuhan) sebanyak 8,5% dan pesan hablum minalalam (akhlak terhadap alam) sebanyak 11,5%

Penelitian ini hanya memfokuskan pada konten pesan dakwah, maka penelitian tentang masalah respon pembaca, efek terhadap pesan dakwah dapat diteliti oleh peneliti berikutnya.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Konseptual ... 9

1. Pesan Dakwah ... 9

2. Majalah ... 11

3. Analisis Isi ... 12

F. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II : KAJIAN TEORITIK I. METODE DAKWAH BIL QOLAM A. Dakwah ... 16

B. Pengertian Dakwah Bil Qolam... 17


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

A. Pesan Dakwah

1. Pengertian Pesan Dakwah ... 22

2. Macam-Macam Pesan Dakwah ... 25

B. Media Masa ... 33

C. Majalah 1. Pengertian Majalah ... 35

2. Jenis Keredaksian Majalah ... 40

III. PENELITIAN TERDAHULU ... 42

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan dan Penelitian ... 44

B. Unit Analisis ... 46

C. Teknik pengumpulan data ... 46

D. Indikator Penelitian ... 48

E. Teknik Analisis Data ... 50

1. Distribusi Frekuensi ... 51

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALIS DATA A. Penyajian Data A.1 Profil Majalah Hidayah Islam ... 52

A.2 Konten Majalah Hidayah Islam Edisi Agustus 2016 ... 55

B. Analisis Data B.1 Penyajian Data Rubrik Majalah Hidayah islam ... 88

B.1.1 Rubrik Hidayah Iman ... 88

B.1.2 Rubrik Hidayah Al-Qur’an ... 90

B.1.3 Rubrik Hidayah Hadist ... 91

B.1.4 Rubrik Hidayah Muslimah ... 92

B.1.5 Rubrik Muhasabah ... 94

B.1.6 Rubrik Hikmah ... 95

B.1.7 Rubrik Hidayah Utama ... 96


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B.1.9 Rubrik Asmara ... 99

B.1.10 Rubrik Perenting Family ... 100

B.1.11 Rubrik keluarga ... 101

B.1.12 Rubrik Dapur Herbal ... 103

B.1.13 Rubrik Siroh ... 104

B.1.14 Rubrik Tersenyum Sejenak ... 105

B.2 Kompilasi Pesan Dakwah ... 106

C. Interpretasi Teoritik ... 112

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 114

B. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 116

BIODATA PENULIS ... 120


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR GAMBAR

4.1 Tampilan Majalah Hidayah Islam ... 53

4.2 Grafik Frekuensi Rubrik Majalah Hidayah Islam ... 107

4.3 Diagram Rubrik Total ... 107

DAFTAR TABEL 3.1 Indikator Penelitian Pesan Dakwah ... 48

4.1 Table Rubrik Hidayah Iman ... 89

4.2 Table Rubrik Hidayah Al-Qur’an ... 91

4.3 Table Rubrik Hidayah Hadist ... 92

4.4 Table Rubrik Hidayah Muslimah ... 93

4.5 Table Rubrik Muhasabah ... 95

4.6 Table Rubrik Hikmah ... 96

4.7 Table Rubrik Hidayah Utama ... 97

4.8 Table Rubrik Hidayah Remaja ... 99

4.9 Table Rubrik Asmara ... 100

4.10 Table Rubrik Perenting Family ... 101

4.11 Table Rubrik Keluarga ... 102

4.12 Table Rubrik Dapur Herbal ... 104

4.13 Table Rubrik Siroh ... 105

4.14 Table Rubrik Tersenyum Sejenak ... 106

4.15 Tabel Kompilasi Pesan Dakwah ... 106

4.16 Tabel Pesan Akhlak Habblum Minallah ... 108

4.17 Tabel Pesan Akhlak Habblum Minannas ... 109


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam merupakan agama dakwah, oleh sebab itu harus di wajib disebarkan ke seluruh umat manusia. Dengan demikian umat Islam bukan hanya untuk diamalkan sebagai kewajiaban melaksanakan semua ajaran Islam dalam kehidupan sehari hari, melainkan mereka juga harus menyampaikan semua ajaran agama Islam atau mendakwah kebenaran ajaran agama Islam setiap tahap orang lain.

Kata dakwah adalah derivasi dari bahasa Arab “ Da’wah ”. Kata kerjanya da’aa yang berarti memanggil, mengundang atau mengajak. Ism

fa’ilnya(red. pelaku) adalah da’i yang berarti pendakwah. Di dalam kamus

al-Munjid fi al-Lughoh wa al-a’lamdisebutkan makna da’i sebagai orang yang memangggil (mengajak) manusia kepada agamanya atau mazhabnya . Merujuk pada Ahmad Warson Munawir dalam Ilmu Dakwah karangan Moh. Ali Aziz,1 kata da’a mempunyai beberapa makna antara lain memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. Dalam al-Quran kata dakwah ditemukan tidak kurang dari 198 kali dengan makna yang berbeda-beda. Dari makna yang berbeda tersebut sebenarnya semuanya tidak terlepas dari unsur aktifitas


(12)

memanggil. Mengajak adalah memanggil seseorang untuk mengikuti kita, berdoa adalah memanggil Tuhan agar mendengarkan dan mengabulkan permohonan kita, mendakwa/menuduh adalah memanggil orang dengan anggapan tidak baik, mengadu adalah memanggil untuk menyampaikan keluh kesah, meminta hampir sama dengan berdoa hanya saja objeknya lebih umum bukan hanya tuhan, mengundang adalah memanggil seseorang untuk menghadiri acara, Malaikat Israfil adalah yang memanggil manusia untuk berkumpul di padang Masyhar dengan tiupan Sangkakala, gelar adalah panggilan atau sebutan bagi seseorang, anak angkat adalah orang yang dipanggil sebagai anak kita walaupun bukan dari keturunan kita. Kata memanggil pun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia meliputi beberapa makna yang diberikan al-Quran yaitu mengajak, meminta, menyeru, mengundang, menyebut dan menamakan. Maka bila digeneralkan makna dakwah adalah memanggil.

Dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid

Qutb memberi batasan dengan “ mengajak” atau “menyeru” kepada orang

lain termasuk Sabil Allah SWT .bukan untuk mengikuti dai atau kelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa berdakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam. Adbulal Badi Shadar membagi dakwah menjadi dua tataran yaitu dakwah fardiyah dan dakwah ummah.

Pada intinya, pemahaman lebih luar pengertian dakwah yang telah di definisikan oleh para ahli tersebut adalah: Pertama, ajakan kejalan


(13)

Allah SWT. Kedua dilaksanakan secara berorganisasi. Ketiga, untuk mempengaruhi Manusia agar masuk Jalan Allah SWT . Keempat sasaran bisa secara Fardiyah atau Jama’ah.

Dalam konteks dakwah istilah ‘amar ma’ruf nahy-i munkar

secara lengkap dan populer dipakai adalah yang terekam dalam al-Qur’an, surah Ali Imran, ayat 1042 :

ْْ كتْلو

ْ

ْْكْنم

ْ

ْ ةَمُأ

ْ

ْنوع ْ ي

ْ

ْل

ِ

إ

ْ

ْْي ْلإ

ْ

ْنورمْأيو

ْ

ْفورْع ْلِ

ْ

ْن ْو ْْيو

ْ

ْ ع

ْ

ْركْن ْلإ

ْ

ْ ۚ

ْ

ْكئٰلوُأو

ْ

ْه

ْ

ْنوحلْف ْلإ

“ dan hendaklah ada yang diantara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, menyeru kepada yang mak’uf mencegah yang mungkar; dan mereka orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran [3]:104)

Ayat diatas mengandung beberapa esensi dakwah yaitu,

Pertama, “hendaklah ada di antara kamu sekelompok umat”. Kedua, yang

tugas atau misinya menyeru kepada kebijakan. Ketiga , menyeru kepada

yang ma’ruf mencegah kepada yang munkar. Keempat, merekalah orang-orang yang berjaya. Sementara itu dalam surah Ali Imran , Kalimat yang senada, yakni mengandung dua komponen dan pengertian yaitu : kamu umat yang terbaik yang dilahirkan manusiadan kamu yang menyeru kepada


(14)

yang ma’ruf dan mencegah yang munkar serta beriman kepada Allah SWT. 3

Pada garis besarnya, bentuk dakwah ada tiga, yaitu: dakwah lisan (da’wah bi al-lisan), dakwah tulis (da’wah bi al-qolam) dan dakwah

tindakan (da’wah bi al-hal).

Proses komunikasi merupakan aktifitas yang mendasar bagi manusia sebagai makhluk sosial. Dalam proses komunikasi tersebut mencakup sejumlah komponen atau unsur, salah satu komponen atau unsur tersebut adalah pesan. Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya.4

Pesan-pesan (message) daripada komunikasi ini secara khas adalah bersumber dari al-Qur’an. Mengenai risalah-risalah Allah SWT ini, Moh. Natsir membaginya dalam tiga bagian pokok, yaitu: Pertama. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliq-Nya, hablum minAllah atau mua’am Allah ma’al Khaliq Kedua. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia hamlumminan-nas atau mua’mAllah ma’al khalqi. Ketiga. Mengadakan keseimbangan (tawazun) antara kedua itu, dan mengaktifkan kedua-duanya atau mua’mAllah ma’al

3 Wahyu ilaihi, komunikasi dakwah, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2010), ct 1, Hal. 14-15 4Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya. 2002. Hal: 6.


(15)

Apa yang disampaikan oleh Moh. Natsir itu sebenarnya adalah termasuk tujuan daripada komunikasi dakwah dimana pesan-pesan dakwah hendaknya dapat mencapai sasaran utama dari kesempurnaan hubungan antar manusia (Khalqi) dengan penciptanya (Khaliq) dan mengatur keseimbangan diantara dua hubungan tersebut (tawazun).5

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang ingin dicapai. Namun secara global dapat dikatakan, bahwa materi dakwah dapat di klarifikasikan menjadi 3 hal pokok, yaitu masalah

aqidah, syari’at dan akhlak.

Penggunaan media massa dalam aktivitas berdakwah turut gencar dilakukan oleh berbagai kalangan. Hal ini sebagai langkah menambah efektifitas tercapainya tujuan dari dakwah agar lebih efesien dan efektif. Media massa, khususnya media cetak seperti majalah mengambil peranan penting yang telah disadari subjek dakwah untuk dimanfaatkan dan dikelola guna menunjang aktivitas dakwah yang telah dilakukan sebelumnya baik menggunakan metode dakwah bil-Lisan serta dakwah bil-Hal.

Perkembangan media dakwah berperan dalam mencapai tujuan dari dakwah itu sendiri agar dapat semaksimal mungkin dan seluas-luasnya menyerukan pesan kebajikan. Menyadari pentingnya perkembangan majalah melalui media cetak majalah Hidayah Islam hadir dengan tampilan yang


(16)

berbeda. majalah hidayah islam yang berdiri bukan karena alasan yang idealis melaikan majalah ini berdiri berasaskan profitoriented. Isi dalam majalah ini hanya menyampaikan cerita dari al quran, hadist, dan cerita sahabat nabi yang diolah menjadi bacaan yang ringan untuk para pembaca majalah hidayah islam.

Majalah yang diterbitkan oleh lembaga ash – Shofa yang berpusat di Jalan Pulo Wonokromo Surabaya ini didirikan oleh seorang karyawan yang ingin merubah nasibnya yakni Andi Fauzi. Majalah ini sudah berkembang pesat hingga sekarang yan mempunyai pelanggan hingga mencetak 300 exemplar majalah hidayah islam. karena keistiqomahannya dalam mengupas tentang al-Qur’an, hadist, dan cerita sahabat nabi namun tidak mengenyampingkan hal yang lain

Memberdayakan masyarakat melalui pemberitaan dan informasi. Mengingat kemajuan teknologi informasi melalui media cetak memungkinkan komunikasi menjadi lebih mendalam dan lebih luas. Hal tersebut mempengaruhi jumlah penerima pesan dakwah juga semakin banyak. Menyerukan ajaran agama, menginformasikan tentang Allah SWT, alam beserta lingkungan makhluk-makhlunya maupun tentang hari akhir dan nilai kebajikan. Majalah dengan komitmen jurnalistik Islam di Indonesia telah ada sejak 1915 namun silih berganti ke eksistensianya dikarenakan berbagai faktor internal maupun eksternal seperti sumber daya manusia, keuangan dan juga eksternal yakni otoritas penguasa saat itu. Lain ladang tentu lain belalang begitu pepatah mengatakan, lain zaman lain pula


(17)

tantangan dan cara media dakwah dengan prinsip-prinsip ‘bil- Qalam’ ini untuk tetap bertahan. Eksistensi majalah Hidayah Islam untuk memanajemen diri sebagai media dakwah dari segi redaksional yang diupayakanya, menyentuh Masyarakat sebagai salah satu tujuan bertumbuhnya insan-insan yang taat beragama, cerdas, dan kompetitif dengan segala tantangannya baik. Tentu hal tersebut menuntut kerja ekstra redaksi mengelola majalah mulai dari bidang redaksi yang membutuhkan kekhasan tersendiri dalam karakter penulisannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Apa pesan dakwah dalam Rubrik Majalah Hidayah Islam Edisi bulan Agustus 2016?

C. Tujuan penulisan

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, maka penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan yaitu:

Untuk mengetahui pesan dakwah dalam Rubrik Majalah Hidayah Islam Edisi bulan Agustus 2016?


(18)

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan berguna bagi pendidikan, pimpinan serta perkembangan keilmuan prodi KPI di kosentrasi Jurnalistik dimata semua orang baik bersifat teori maupun praktis:Dengan akan diadakan penelitian ini diharapkan akan berguna bagi pembaca

1. Manfaat Secara Teoritis:

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa ilmu pengetahuan dan pemikiran baru terhadap perkembangan keilmuan di bidang komunikasi khususnya pada Program Studi dan Penyiaran Islam (KPI).

b. Hasil penelitian ini setidaknya dapat menjadi khasanah pengembangan media dakwah melalui majalah bagi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) khususnya pada Konsentrasi Jurnalistik (KJR).

2. Manfaat Secara Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur kepustakaan dalam bidang studi ilmu dakwah khususnya bagi Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

b. Penelitian ini diangkat sebagai pengalaman penulis pribadi di bidang penelitian Media cetak atau Majalah pada pesan dakwah yang terdapat didalamnya, dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi


(19)

masukan serta referensi bagi semua kalangan masyarakat luas khususnya bagi media cetak di Indonesia.

E. Definisi Konseptual

Konsep pada hakikatnya merupakan istilah, yaitu satu kata atau lebih yang menggambarkan suatu gejala atau msyarakat suatu ide (gagasan). Untuk mnedapatkan pemahaman dalam menarik suatu makna dan menghindari kesalah pahaman dalam menarik suatu makna dan persepsi setelah membaca judul penelitian yang telah disajikan.

1. Pesan Dakwah

Dalam konteks penelitian ini pesan-pesan dakwah yang dimaksud adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat pesan dakwah aqidah, pesan dakwah syariah, dan pesan dakwah akhlak.

Dalam ilmu komunikasi pesan dakwah adalah massage, yaitu simbol-simbol. Dalam literatur berbahasa Arab, Pesan dakwah disebut maudlu’ al-da’wah. Istilah ini lebih tepat di

bandingkan istilah “materi dakwah” yang diterjemahkan Bahasa Arab menjadi maadah al-da’wah. Sebutan yang terkahit ini bisa menimbulkan kesalah pahaman logistik dakwah. Istilah pesan

dakwah dipandang lebih tepat menjelaskan, “ isi dakwah berupa

kata, gambar, lukisan dan sebaginya diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan prilaku

mitra dakwah. “ jika dakwah melalui tulisan umpamanya maka


(20)

Pada prinsipnya, pesan apapun bisa di jadikan pesan dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya yaitu

al-Qur’an dan Hadist. Dengan demikian semua pesan yang bertentangan terhadap al-Qur’an dan Hadist tidak dapat disebut sebagai pesan dakwah. Pesan dakwah pada garis besarnya terbagi menjadi dua, yaitu pesan utama ( al-Qur’an dan Hadist ) dan pesan tambahan atau penunjang ( Selain Al-Qur’an dan Hadist ).

1.1Pesan Dakwah Akhlak

Pesan yang meliputi iman kepada Allah SWT., iman kepada Malaikat Allah SWT, iman kepada kitab Allah SWT, iman kepda rasul-rasul Allah SWT, dan Iman Kepada qadla dan qodar.

1.2Pesan Dakwah Akidah

Pesan yang meliputi ibadah dalam arti khas (thaharah,

shalat, as-shaum, zakat, haji) dan muamalah dalam arti luas (al-qanun al khas/hukum perdata dan qanun

al-‘am/hukum publik). 1.3Pesan Dakwah syariah

Pesan yang meliputi akhlak kepda al-khaliq dan makhluq

( manusia dan non manusia ) 6


(21)

2. Majalah

Pengertian Majalah adalah sebuah media publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikel–artikel dari berbagai penulis. Selain memuat artikel, Majalah juga merupakan publikasi yang berisi cerita pendek, gambar, review, ilustrasi atau fitur lainnya yang mewarnai isi dari majalah. Oleh karena itu, majalah dijadikan salah satu pusat informasi bacaan yang sering dijadikan bahan rujukan oleh para pembaca dalam mencari sesuatu hal yang diinginkannya.

Majalah adalah salah satu jenis dari media massa. Majalah terdiri dari sekumpulan kertas cetakan yang disatukan. Tulisan-tulisan di dalam majalah dibuat bukan oleh Tulisan-tulisan tangan, namun oleh suatu mesin cetak. Tidak ada ketentuan baku dalam penyusunan isi sebuah majalah. Majalah biasanya berisi berbagai macam topik tulisan yang sesuai dengan tujuan dan topik dari majalah yang bersangkutan. Bukan hanya terdapat tulisan, di dalam majalah juga ada gambar-gambar yang bertujuan sebagai ilustrasi dari tulisan dan juga bertujuan untuk membuat isi majalah menjadi cantik dan menarik. Gambar-gambar tersebut bisa berbentuk gambar orang, gambar benda, atau gambar kartun.


(22)

Antara satu tulisan dan tulisan lain dalam majalah tidak mempunyai hubungan cerita secara langsung. Misalkan pada majalah olahraga, tulisan tentang pemain sepakbola tertentu pada satu tulisan tidak berhubungan dengan tulisan lain yang membahas tentang klub sepakbola tertentu. Tulisan-tulisan dalam majalah tidak mempunyai kronologis tertentu, tidak ada awal dan tidak ada akhir. Tidak ada pembuka dan tidak ada penutup. Jadi, majalah hanyalah tempat untuk mengumpulkan tulisan-tulisan tertentu yang mempunyai tema yang sama namun antara tulisan yang satu dengan tulisan yang lain tidak mempunyai hubungan kronologis, masing-masing tulisan berdiri sendiri. Di dalam majalah juga terdapat halaman-halaman iklan, sesuatu yang biasanya tidak terdapat di dalam sebuah buku.7

3. Analisis Isi

Analisi isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Klaus Krippendroff mendefinisikan analisis isi (content analysis) suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan shahih data untuk menghasilkan konteksnya. Sebagai teknik, analisis isi


(23)

(content analysis) harus mencakup prosedur-prosedur khusus untuk memproses data ilmiah.8

Analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.9 Lain halnya dengan Berelson dan Kerlinger, mereka mendefinisikan analisisi sebagai metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Sedangkan menurut Budd, analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganilisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih.10

Analisis isi dalam penelitian ini adalah analisis isi deskriptif yang mana bertujuan untuk menjelaskan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau sebagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik statistik induktif

8Klaus Krippendroff, Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), cet. Ke-2, hal. 15

9Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta; Prenada Media, 2012) . Cetakan ke-6. Hal. 232-233


(24)

untuk untuk menganalisis data penelitian sehinggan dalam penelitian ini menggunakan format deskriptif studi kasus11

F. Sistematika Pembahasan

Skripsi dalam hal pembahasannya mempunyai sistematika yang ditandai atas lima (5) bab dan tiap-tiap bab dibagi kedalam sub-sub yang rinciannya seperti berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis, definisi konseptual dan sistematika pembahasan.

BAB II : KERANGKA TEORITIK

Dalam kajian pustaka ini peneliti mengkaji beberapa hal menyangkut tentang pembahasan teori dalam skripsi ini. adapun yang akan dimaksudkan dalam pembahasan teori ini adalah pengertian dakwah, tujuan dakwah, mediah dakwah, pesan dakwah, pengertian majalah dan penelitian terdahulu.

11 Burhan Bungin, metodologi penelitian kuantitatif edisi kedua, (Jakarta: KENCANA Prenada media grrub, 2005) hal. 44


(25)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang pendekatan dan jenis penelitian, tahapan penelitian, teknik pengumpulan data, unit analisis, dan analisis pesan.

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini merupakan bab inti yang didalamnya berisikan tentang objek penelitian, penyajian data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan uraian tentang kesimpulan dan saran. Dalam bab ini penulis mencoba menyimpulkan permasalahan yang dibahas dalam skripsi serta mengemukakan saran-saran yang dianggap perlu.


(26)

16

KAJIAN TEORITIK

I. METODE DAKWAH BIL QOLAM

A. DAKWAH

Ditinjau dari segi bahasa dakwah berasal dari bahasa arab “da’wah”.

Da’wah mempunyau tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari awal tiga huruf ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, meminta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi dan meratapi. 12

Arti dakwah menurut istilah, Asmuni Syukir mengutip dari Hamzah Yakub bahwa dakwah dalam Islam ialah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasulnya.

Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.13

Disisi lain dakwah juga memiliki arti mengajak kepada kebaikan, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan ajaran serta ketentuan yang digariskan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan perbuatan tercela. Jadi, dakwah dalam pengertian khusus identik dengan amar ma’ruf nahi munkar14

12 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana Media Group, 2009) hal. 6

13 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011) hal. 1 14 Siti Muriah,Metodologi Dakwah Kontemporer (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000) hal. 1


(27)

.pada surat Ali Imran ayat 110.15

ار ْن ْلا ا ع ن ْو ْْتو افورْع ْل اِ نورمْأت اساَنلال ْ جارْخأ َمأ ْْخ ُْْنك

اَّ اِ نونامْؤتو

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah”.

Secara umum, definisi dakwah yang dikemukakan para ahli di atas menunjukkan pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Karena tujuannya, maka kegiatannya juga harus baik.16

B. PENGERTIAN DAKWAH BIL QOLAM

Pengertian dakwah dilihat dari etimologi kata dakwah merupakan “isim masdar”, kata ini berasal dari kata fiíl (kata kerja) daá –yadú, da’watan yang berarti memanggil, mengajak atau menyeru.17 Menurut terminologi (menurut istilah) dakwah adalah suatu kegiatan mengajak baik dalam bentuk tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan dengan sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhui orang lain baik secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang

15Ahmad Tohaputa, Al-Qur’an dan terjemahnya al-bayan 1 (Semarang: CV Asy Syifa’) hal. 164

16 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (edisi Revisi), (Jakarta: Kencana, 2009) hal. 19

17 Slamet Muhaimin Abda.Prinsip Prinsip Metodologi Dakwah. (Surabaya : AL-Ikhlas ,1994),


(28)

dengan tanpa ada paksaan.18 Menurut Asmuni Syukir bahwa dakwah mempunyai pengertian usaha atau proses yang lakukan dengan sadar dan terencana dalam mengajak umat manusia kejalan Allah dengan mentransfoermasikan nilai – nilai ajaran Islam dengan tujuan agar madú mentaati syariat Islam tersebut.19

Pengertian dakwah bil qalam yaitu mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar menurut perintah Allah Swt. lewat seni tulisan. Pengertian dakwah bil qalam menurut Suf Kasman yang mengutip dari Tasfir Departemen Agama RI menyebutkan definisi dakwah bil qalam, adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar menurut perintah Allah Swt. melalui seni tulisan.Penggunaan nama “Kalam” merujuk kepada firman Allah SWT, yang berbunyi





 

Artinya: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis (Q.S. Al-Qolam [68] :1).20

Metode ini telah diaplikasikan pada zaman Rasulullah.Karena, pada saat itu, tradisi tulis menulis sudah berkembang.Terbukti ketika Rasulullah

18HM, Arifin. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar studi, cet II. (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Hal

17.

19Asmuni Syakir, Dasar Dasar strategi dakwah, (Surabaya : AL-Ikhlas ,1994), Hal 21.

20 Departement Agama RI,AL Quran Perkata, tajwid warna Robbani, (Jakarta: Surprise), Hal 565.


(29)

menerima wahyu, beliau langsung memerintahkan kepada para sahabat yang memiliki kemampuan untuk menulis wahyu yang diterimanya. Padahal saat itu secara teknis sulit untuk melakukan tulis-menulis disebabkan belum tersedianya sarana seperti kertas dan alat tulis pena, disamping budaya yang kurang mendukung. Tetapi para sahabat berupaya untuk melakukannya. Begitu juga terhadap hadits Rasulullah, sebagian sahabat yang memiliki kemampuan menulis dengan baik banyak yang menulis hadits, meskipun ada sebagian riwayat yang mengatakan bahwa sahabat dilarang untuk menulis Hadits.21

Seperti yang dikatakan Ali Bi Abi Thalib “Tulisan adalah tamannya para ulama,”. Lewat tulisan-tulisanlah para ulama “mengabadikan” dan menyebarluaskan pandangan-pandangan keislamannya. Dakwah Bil Kalam

yang telah dilakukan para ulama salaf dan cendekiawan muslim terdahulu,

telah melahirkan sejumlah “kitab kuning”. Mungkin, jika tidak dituangkan

dalam tulisan, pendapat para ulama dan mujtahid sulit dipelajar dan diketahui dewasa ini.Metode karya tulis merupakan buah dari keterampilan tangan dalam menyampaikan pesan dakwah. Peradaban dunia akan lenyap dan punah apabila, karya tulis berupa isi dakwah (Dakwah bil Lisan), tidak dipublikasikan. Seperti halnya kita memahami Al-Qura’n, hadits, fikih para madzhab dari tulisan yang dipublikasikan.22

21 Abdul Wachid, WacanaDakwahKontemporer. (Yogyakarta :PustakaPelajar, 2005), Hal 223. 22Moh. Ali Aziz. Ilmu Dakwah. (Jakarta :Kencana, 2012), Hal 374.


(30)

Bentuk-bentuk Dakwah Bil Qolam Berbagai macam atau bentuk dakwah

bil qolam dengan variasi yang berbeda-beda, yang dimana ada suatu kriteria pada masing-masing bentuk untuk menuangkan dan penyajian isi dari dakwah sendiri. Dalam metode dakwah bil qolam ada berbagai bentuk, diantaranya:

1. Melalui tulisan.

Di dalam bentuk tulisan ini adalah metode berdakwah dengan bil

qolam paling mendasar, dimana para penulis (‘ulama, kyai, dan para

pengarang kitab) menyajikan dalam bentuk seperti kitab kuning dan berbagai kitab karangan untuk dipelajari dan di kaji oleh para pelajar, santri maupun yang lainya. Mengingat wahyu yang diturunkan kepada

Rosulullah yang memerintahkan untuk “bacalah” maka diadakanya

suatu perintah untuk menulis sesuatu tentang islam dan hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran supaya dapat di baca para khalayak yang luas.

2. Melalui media cetak.

Penyajian dakwah bil qolam menjadi berkembang dan menjadi suatu karangan yang tetap sehingga dalam karangan yang pertama hanya berbentuk tulisan yang hanya dipelajari dalam kajian, dalam media cetak ini sudah disajikan dengan bahasa dan kemasan yang mudah untuk dipahami. Seperti halnya koran, majalah, tabloid, benner, pamflet, stiker dan kaos yang mengandung unsur Islam sehingga dapat diterima dengan mudah kepada pembacanya.


(31)

Dakwah bil qolam merupakan metode dakwah yang mempunyai keefektifan dalam penyampaian untuk para khalayak luas. Para jurnalistik mendisain dengan sedemikian sehingga para pembaca suatu majalah, surat kabar, ataupun karya tulis lainnya dapat dimasuki unsur-unsur islam ataupun dakwah yang berupa tulisan. Memang semua cara atau metode yang digunakan untuk berdakwah pasti ada kekurangan, maka dari itu dakwah bil qolam melengkapi metode dakwah yang lainnya seperti dakwah bil lisan da dakwah bil hal. Dalam penyampaian dakwah pun tidak semua harus mempunyai nama di khalayak luas terlebih dahulu, yang terpenting adalah isi pesan yang telah di paparkan dalam suatu dakwah.

Keunggulannya yaitu : Materi dapat mengena langsung dan dapat di

kenang oleh mad’u, seandainya lupa bisa di lihat dan di pelajari lagi materi dakwahnya, dan dapat di pelajari dan di hafal. Kelemahannya yaitu : Mengeluarkan biaya besar, tidak semua orang bisa membaca, karena sasaran dakwah tidak hanya pada anak remaja dan dewasa, anak kecil dan orang tua pun menjadi sasaran dakwah, dan tidak sedikit orang yang malas membaca, mereka lebih senang mendengarkan dan melihat.

Apapun dinamikanya, dakwah dengan tulisan masih menjadi tantangan

buat para da’i, tulisan dianggap menjadi metode dan media yang lebih kuat bertahan dibandingkan dakwah dengan lisan. Bukan berarti dakwah dengan lisan harus ditinggalkan, namun sebaliknya, kita tinggal melangkah satu langkah untuk menulis konsep dakwah kita yang akan disampaikan dengan lisan ke dalam sebuah tulisan.


(32)

II. PESAN DAKWAH MELALUI MAJALAH A. PESAN DAKWAH

1. Pengertian Pesan Dakwah

Dalam ilmu komunikasi pesan dakwah adlah massage, yaitu simbol-simbol. Dalam literatur bahasa Arab, pesan dakwah disebut maudlu’ al

-da’wah. Isatilah ini lebih tepat dibanding dengan istilah “materi dakwah”

yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab menjadi maaddah al-da’wah

sebutan yang terakhir ini menimbulkan kesalah pahaman tentang logistik dakwah

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator.23 Namun ada juga yang mengartikan pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.24

Pesan disampaikan dalam bentuk simbol, baik verbal (lisan) atau non-verbal (non-lisan). Simbol lisan adalah kata-kata, sedangkan simbol nonverbal adalah apa yang anda sampaikan dengan nada suara atau gerak fisik (gestures) seperti gerak mata, ekspresi wajah, menggapaikan tangan, memainkan jari-jemari atau sikap badan (postures) dan penampilan (appearance), atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan warna.25

23 A.W. Widjaja, Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat), (Jakarta: Bumi Akasara,

1993) hal. 14.

24 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal. 97. 25 M.S. Hidajat, Public Speaking dan Teknik Presentasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006) hal.


(33)

Sedangkan dakwah secara bahasa adalah ajakan atau seruan. Secara istilah dakwah merupakan proses penyampaian pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.26 Namun ada juga yang mengartikan bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan untuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam.27

Dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 disebutkan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia ke Allah SWT. dengan cara yang bijaksana, nasehat yang baik serta berdebat dengan cara yang baik pula.

َن

ِا سْحأ اِ اَِل اِ ْمهْلاداجو ا ن سحْلا ا ظاعْو ْلاو ا ْْاحْل اِ كا بر ا يابس َِا عْدا

يادتْه ْل اِ َْعأ وهو ا اِيابس ْ ع َ ض ْ اب َْع أ وه كَبر

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125)28

Dari berbagai macam pengertian dakwah tersebut, pada dasarnya mencerminkan hal-hal berikut:

26 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997) hal. 31.

27 Andy Dermawan, Metodologi Ilmu Dakwah, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 2002)

hal. 24.


(34)

a. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diselenggarakan dengan sadar dan terencana.

b. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia ke jalan Allah SWT, memperbaiki situasi yang lebih baik.

c. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia ataupun di akhirat.29

Pesan dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad‟u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah

dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.30 Lain halnya dengan Toto Tasmara, beliau berpendapat bahwa pesan dakwah ialah semua pernyataan yang bersumberkan al-Qur’an dan Sunnah baik tertulis maupun lisan dengan pesan-pesan (risalah) tersebut.31

Sedangkan Moh. Ali Aziz dalam bukunya Ilmu Dakwah, menyatakan bahwa pesan dakwah merupakan isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan sebagainya yang diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah.32 Dari sini dapat disimpulkan bahwa pesan dakwah adalah segala bentuk simbol-simbol yang berupa kata, gambar, dan sebagainya yang berlandaskan pada al-Qur’an dan Sunnah dan diharapkan dapat memberikan pemahaman bahkan perubahan dari sikap atau perilaku yang negatif ke sikap atau

29 Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal. 30 M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 24. 31 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), hal. 43. 32 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 318.


(35)

perilaku yang positif pada diri mitra dakwah. Lebih lanjut Moh. Ali Aziz membagi pesan dakwah menjadi 3 macam yakni pesan dakwah akidah, pesan dakwah syariah, dan pesan dakwah akhlak33

2. Macam-macam Pesan Dakwah

a. Masalah Keimanan (Akidah)

Akidah berasal bahasa Arab „aqidah yang bentuk jamaknya adalah “ aqa “id berarti kepercayaan atau keyakinan.34

Oleh karena itu akidah merupakan pondasi utama bagi setiap muslim. Akidah inilah yang menjadi dasar untuk memberikan arah bagi hidup dan kehidupan seorang muslim. Akidah dalam Islam bersifat i‟tiqad batiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman, Hal ini seperti yang disabdakan Rasulullah SAW:35“…Bahwasanya engkau percaya

kepada Allah, malaikat-malaikat- Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau percaya adanya kepada qadar Allah SWT. yang baik maupun buruk…”. (HR. Muslim).36 Penjabaran dari rukun iman sendiri meliputi :

33 Ibid, hal. 332

34 Pengantar Studi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: UIN

Sunan Ampel Press, 2013), hal. 57.

35 Jalālud-Din As-Sayūti, Ad-Dībāj Fī Sărh Muslim Ben Al-Hajjāj, (Lebanon: Dar kotob

Al-Ilmiyah, 2006), hal. 89


(36)

1. Iman Kepada Allah SWT.

Iman kepada Allah SWT. ini memiliki kategori seperti halnya: Percaya adanya Allah SWT. sebagai tuhan semesta alam, memasrahkan hati kepada Allah SWT., dari firman-firman Allah SWT. dapat dipahami bahwa orang yang beriman kepada Allah SWT. akan mendapat ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa tidak dapat dengan dilimpahkan materi, melainkan dengan keimanan yang muncul dari kalbu secara

ikhlas.37 Maksud iman kepada Allah SWT. kita wajib mempercayai keesaan Zat, sifat dan af’al-Nya Allah SWT. artinya hanya Allah SWT. saja yang patut dan berhak di sembah38

2. Iman kepada Malaikat.

Rukun iman yang kedua adalah iman kepada Malaikat-malaikta Allah SWT. Malaikat ialah suatu ghaib ciptaan Allah SWT. yang terbuat dari Nur (cahaya). Mengenai fisik dan bentuk rupanya, manusia tidak ada yang mengetahui. Hanya Allah SWT. sang pencipta yang mengetahui. Malaikat tidak mempunyai hawa nafsu, melainkan hanya memiliki akal sehingga mereka terpelihara dari kesalahan dan dosa. Beriman kepada Malaikat berarti percaya bahwa Allah SWT. telah

37 Zainuddin,Ilmu Tauhid Lengkap,(Jakarta: PT Rineka CPTA,1991),hal. 77


(37)

menciptakan mahkluk ghaib yang dinamakan Malaikat yang sifat serta pekerjaannya berlainan dengan manusia, dan hidup di alam yang lain pula (alam ghaib)

3. Iman kepada Kitab-kitab.

Iman kepada kitab Allah SWT. berarti kita wajib pula meyakini bahwa sesungguhnya Allah SWT. telah menurunkan beberapa Kitab kepada para Nabi-Nya. Adapun jumlahnya hanya Allah SWT. yang mengetahui. Tujuan Allah SWT. Menurunkan kitab-kitab itu yakni agar digunakan sebagai pedoman hidup bagi seluruh manusia menuju jalan hidup yang benar dan diridhai Allah SWT.39

4. Iman Kepada Rasulallah.

Beriman kepada Rasul merupakan rukun iman yang ke empat. Yang mempunyai Tujuan dan maksud untuk mempercayai Bahwa Allah SWT telah mengutus para Rasul-Nya untuk membawa syiar agama dan membimbing umat pada jalan yang lurus dan dirihdai Allah SWT.

5. Iman kepada hari Kiamat

Setiap Mukmin wajib percaya atau iman dengan sebenar-benarnya bahwa hari akhir pasti akan tiba. Hanya saja, kapan terjadinya tiada seorang pun yang mengetahuinya. Bahkan


(38)

Rasulullah SAW dan Malaikat Jibril sekalipun tidak mengetahui.

6. Iman Kepada Qadha dan Qadhar.

Adapun Qadha dan Qadhar yang dalam al-Qur’an dan dianggap mempunyai hubungan erat dengan perbuatan manusia serta sikapnya dalam hidup ini, tentu tiada lain suatu peraturan umum yang berlaku dalam alam ini, antara sesuatu tindakan dengan konsekuensinya berhubungan dengan kausalitas. dan diantara hukum-hukum tetap (sunnah) itu terdapat kebebasan manusia memilih perbuatan, tanpa paksaan dan tekanan.

b. Masalah Keislaman (Syariah)

Syariah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan/hukum Allah SWT. guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW: 40

“…Islam ialah bahwasanya engkau bersaksi bahwa sesungguhnya

tidak ada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah SWT., dan engkau mendirikan shalat,

40 Jalālud-Din As-Sayūti, Ad-Dībāj Fī Sărh Muslim Ben Al-Hajjāj, (Lebanon: Dar kotob


(39)

memberikan zakat, engkau berpuasa pada bulan Ramadhan, dan engkau menjalankan haji ke Baitullah bila engkau mampu

menjalankannya…”. (HR. Muslim).41

Hadits tersebut mencerminkan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah syariah bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah, akan tetapi masalah-masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia diperlukan juga. Seperti hukum jual-beli, berumah-tangga, berteberumah-tangga, warisan, kepemimpinan dan amal-amal saleh lainnya. Demikian juga larangan-larangan Allah seperti minum minuman keras, berzina, mencuri dan sebagainya termasuk pula dalam materi dakwah (nahianil munkar).42

Di dalam studi fiqh, pembahasan bagian ibadah ini biasanya meliputi: Thaharah, shalat, zakat, shaum, dan haji dengan hal-hal lain yang secara langsung berhubungan dengan keilmuannya. Sedang sebagian muamalah biasanya meliputi: hukum niaga, hukum wajib, munakahat, hukum pidana, hukum tata negara, hukum internasioal, hukum acara, dan lain-lain. Pada dasarnya, syariah menebar nilai keadilan diantara manusia, membuat sistem huban yang baik antara

41 Imam Namawi, Hadits Arba‟in dan Terjemahan, (Solo: Kuala Pustaka, 2004), hal. 4-5.

42


(40)

kepentingan individual dan sosial. Pada secara garis besar, syari’ah juga

dapat di kelompokkan sebagai berikut :

1. Ibadah (dalam arti khas) meliputi:

a. Thaharah

b. Sholat c. zakat

d. Shaum(puasa) e. Haji

2. Muamalah (dalam arti luas) meliputi: a. Al-Qununul Khas (hukum perdata) b. Muamalah (hukum niaga)

c. Munakahat (hukum nikah) d. Waratsah (hukum waris)

e. Al-Qununul’am (hukum publik)

f. Hinayah (hukum pidana) g. Khalifah (hukum negara)

h. Jihad (hukum perang dan damai)

c. Masalah Budi Pekerti (Akhlak)

Ditinjau dari segi bahasa, kata akhlak berasal dari bahasa Arab

akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku.43 Dari segi istilah, akhlak merupakan

43

Pengantar Studi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2013), hal. 65.


(41)

suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan hukum Islam, disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan yang timbul itu tidak baik, maka dinamakan akhlak yang buruk.44 Adapun akhlak terdiri dari akhlak terhadap khaliq dan akhlak terhadap makhluk (manusia maupun bukan manusia).

Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keIslaman, akan tetapi akhlak sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman.

Pengertian mengenai akhlak sangat lah luas, secara garis besar rungan lingkup akhlak dapat di definisikan menjadi tiga kelompok45 yakni:

1. Akhlak terhadap Allah SWT.

Seperti halnya kita menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Mencintai Allah SWT dan

44

Penyusun Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve, 1997), hal. 102.


(42)

mensyukuri segala nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT. Mengakui keagungan Allah SWT. Mengakui rahmat Allah SWT dalam segala hal serta tidak memiliki ras putus asa. Menerima segala keputusan Allah SWT dengan bersikap sabar.

2. Akhlak terhadap manusia

Seperti halnya dengan menjalin sikap menjaga silaturahim, saling menghormati dan menghargai, saling membantu,saling mensehati. Tidak menyakiti orang lain dalam segala hal, tidak bersikap sombong terhadap yang lain, dan mengedepankan sikap maaf jika terjadi perselisihan. 3. Akhlak terhadap lingkungan

Seperti halnya menjaga kelestarian alam, karena alam juga mahkluk Allah SWT yang berhak hidup seperti manusia. Alam memberi kelestarian kepada manusia oleh sebab itu manusia harus menjaga kelestarian alam.

B. MEDIA MASSA

Secara Epistemologi Media Massa adalah berasal dari istilah bahasa inggris. Media massa merupakan Singkatan dari mass media of communication atau media of mass communication. Media massa adalah

“komunikasi dengan menggunakan sarana atau peralatan yang dapat menjangkau massa sebanyak-banyaknya dan area yang seluas- luasnya”


(43)

Ketika media ini adalah teknologi yang membawa pesan kepada sejumlah orang – seperti surat kabar yang membawa kata-kata yang tercetak serta radio yang membawa suara, musik, dan berita kita bisa menyebutnya dengan sebutan media massa.46

Menurut Daniel McQuail media adalah lokasi (atau forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pemembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. Media juga bisa menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif ; media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang di baurkan dengan berita dan hiburan. Jadi bisa dikatakan bahwa media massa adalah sumber kekuatan – alat kontrol, menejemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat di dayagunakan sebagai pengganti atau sumber daya lainnya47

Media massa juga memiliki bebrapa fungsi yang di antaranya48 :

46 Baran Stenly J., Pengantar Komunikasi Massa melek media dan budaya (jakrta:erlangga, 2012)

hal 7

47 McQuail Denis, teori komunikasi massa edsi kedua, Erlangga (jakarta : PT gelora Aksara

Pratama 1987) Hal. 3


(44)

1. Informasi

Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam masyarakat dan dunia Menunjukkan, hubungan kekuasaan, Memudahkan inovasi adaptasi dan kemajuan.

2. Korelasi

Menjelaskan, menafsirkan, mengomentari makna peristiwa dan informasi, menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan, melakukan sosialisasi, mengkoordinasikan beberapa kegiatan, membentuk kesepakatan, menentukan urutan prioritas dan memberikan status relaif.

3. Kesinambungan

Mengekspresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta perkembangan budaya baru, meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.

4. Hiburan

Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi, meredakan ketegangan sosial.

5. Mobilisasi

Mengkampenyakan tujuan masyarakat dalam bidang politik, pembangunan, ekonomi, pekerjaan dan agama.


(45)

1. Media Massa Cetak (Printed Media)

Media massadicetak dalam lembaran kertas. . Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan feature. Dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi :

(a) koran atau surat kabar (b) tabloid

(c) majalah (d) buku

(e) newsletter dan (f) buletin

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)

Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia)

Yakni media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web)

C. MAJALAH

1. Pengertian Majalah

Majalah sebagai media cetak yang memiliki kelebihan tersendiri tentunya dapat menunjang aktivitas dakwah, hal ini dikarenakan majalah merupakan media cetak yang memiliki ciri tertentu sesuai


(46)

karakteristiknya. Media ini diterbitkan secara berkala sesuai periode yang di tentukan oleh penerbit ini menjadi ageneral storehouse atau gudang ragam informasi yang disajikan lebih mendalam namun tetap sesuai dengan karakter majalah tersebut49

Memanfaatkan berbagai kolom atau rubrik yang ada dalam

majalah, Da’i dapat menyebar luaskan pesan dakwahnya. Hal ini

dikarenakan berdakwah melalui media jauh lebih efektif dan efisien, terutama bagi khalayak umum (mad’u) yang sibuk seperti saat ini. Karena mad’u yang sibuk tidak mungkin mengikuti ceramah dari da’i secara langsung maka dari itu majalah sangatlah diperlukan sehingga semua pesan dakwah dapat tersampaikan sampai ke seluruh pelosok bumi50.

Tentu saja dalam setiap keberhasilan dakwah terdapat penyesuaian dalam setiap metode dakwah, media serta strategi yang digunakan. Namun keberadaan media seperti majalah, memberikan

pengaruh terhadap kalangan mad’u yangmembutuhkan pendekatan

dakwah melalui media seperti ini.

Majalah (magazine) adalah penerbitan berkala yang berisi

artikel, cerita, dan sebagainya. Kata “magazine” berasal dari Bahasa Perancis “magasin” yang berarti gudang atau ruang tempat

menyimpan sesuatu. Majalah pertama kali diperkenalkan di negara

49 Suf Kasman,

Jurnalisme Universal (Bandung: Teraju, 2004), hal. 196


(47)

tersebut pada abad ke-17. Karakteristik majalah yang dikenal pada masa itu adalah variasi tulisannya. Kini majalah dapat dibedakan dari koran dan buku berdasarkan format, ragam isi, dan target khalayak yang lebih spesifik

Menurut Oemar Seno Adji, “majalah adalah alat komunikasi yang bersifat umum dan terbit secara teratur, yang berfungsi sebagai penyebar luasan informasi dan sarana perjuangan untuk mencapai cita-cita pembangunan51”. Saat ini majalah menjadi salah satu media yang cukup diminati sebagai saluran penghubung ide dengan nilai-nilai kebajikan untuk umat karena dianggap memiliki peran dalam proses keberhasilan dakwah. Selain itu, majalah menyajikan informasi dari berbagai aspek kehidupan sesuai karakteristik pembaca dan disisi lain sebagai santapan rohaniah dan alat menghimpun aspirasi dari masyarakat, guna memberi informasi, hiburan dan sarana edukasi.

Melalui kesesuaian karakter majalah dengan pembaca yang homogen dari instansi yang sama, media tersebut dinilai lebih efektif karena menyesuaikan dengan kebutuhan, kepentingan, keinginan informasi, apakah yang diinginkan sehingga manfaat juga dampaknya mampu lebih dirasakan.52 Majalah merupakan salah satu bentuk lain dari media massa yang tentu idealnya memiliki fungsi

51 A Hamzah,

Delik-delik pers Indonesia(Jakarta:Media Sarana, 2008),hal.37 52 Oemi Abdurahman, Dasar-dasar public speaking (Bandung:2000) hal. 188


(48)

sama seperti media komunikasi massa lainnya, yakni53 : a. Fungsi Menyiarkan informasi (to inform)

Menyampaikan informasi merupakan fungsi utama dari pers dengan adanya aktualisasi informasi yang diberikan, maka majalah sangat berpeluang untuk menjadi penambah wawasan para pembacanya. Kebutuhan khalayak dalam berlangganan majalah karena informasi mengenai berbagai hal seperti peristiwa, gagasan maupun ide orang lain dan lain sebagainya membuat pembaca lebih cerdasdari tidak tahu menjadi tahu ataupun dari tahu berkembang menjadi lebih tahu dan paham.

b. Fungsi mendidik (to educate)

Fungsi kedua dari pers ialah mendidik. Sebagai sarana pendidikan media masa (mass education) majalah memuat tulisan yang mengandung pengetahuan, pendidikan yang disampaikan dapat secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau segala hal yang mengandung aspek pendidikan.

c. Fungsi Menghibur (to entertain)

Selain memuat artikel, majalah juga memberikan beberapa rubrik yang isinya merupakansajian hiburan.

53 Onong Uchajana Effendy,

Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik (Bandung : Remaja Rosdakarya 2009), hal. 15


(49)

Fungsi menghibur ini terlihat dari adanya muatan cerita-cerita pendek, cerita-cerita bersambung, cerita-cerita bergambar atau bahkan berita-berita yang mengandung minat insani (human interest) dimana materi yang disampaikan tidaklah seperti masalah pada lembar artikel-artikel inti.

d. Fungsi Mempengaruhi (to influence)

Melalui adanya proses menerima informasi dan dengan adanya teori umpan balik (feed back) maka dapat diketahui bahwa tujuan akhir dari pemberitaan majalah adalah adanya pengaruh yang signifikan dari para pembacanya terhadap berita-berita (artikel) yang disajikan. Pengaruh tersebut dapat berbentuk penerimaan, pengadopsian, atau meniru perilaku, ide, tindakan, atau informasi yang telah disampaikan. Berdasar pada fungsi yang dimiliki oleh majalah di atas, maka dapat diketahui bahwa peranan majalah adalah untuk melakukan suatu perubahan yang signifikan di dalam kehidupan masyarakat melalui fungsi-fungsi yang ada pada majalah.


(50)

2. Jenis dan Isi Keredaksian Majalah

Ada banyak jenis majalah jika dikategorikan berdasarkan pangsa pasarnya. Namun, secara garis besar majalah terbagi ke dalam empat jenis, yaitu:54

a. Mass Magazine

Mass magazine mempunyai peran besar dan berusaha menjembatani khalayak dari berbagai latar belakang melalui isinya yang bersifat umum.

b. News Magazine

News magazine memiliki jumlah pembaca banyak dan mereka memiliki ketertarikan terhadap isu-isu kontemporer. c. Class Magazine

Class magazine secara harfiah dapat diartikan sebagai majalah berkelas. Kualitas majalah dan kontennya ditujukan bagi pembaca yang berpendidikan tinggi dan tertarik pada urusan publik serta sastra. Meskipun jumlah pembacanya tidak terlalu banyak, majalah jenis ini mempunyai pengaruh kuat karena menghadirkan opini dari para pemimpin atau penguasa. d. Specialized Magazine

Seperti namanya, specialized magazine menyajikan konten spesifik untuk pembaca yang spesifik pula. Beberapa

54 Stanley J. Baran,Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya(Jakarta: Erlangga,


(51)

majalah jenis ini sudah terkenal dan memiliki peran yang cukup besar, sedangkan beberapa majalah lain kurang

Sedangkan menyangkut isi keredaksian majalah bahwasanya terdiri dari beberapa rubrik, yakni :

a. Rubrik Informasi

1) Perihal keluarga (pertunangan, perkawinan, kelahiran, kematian)

2) Kesejahteraan (koperasi, fasilitas dari organisasi, kredit rumah)

3) Pengumuman pemimpin organisasi 4) Peraturan

5) Surat Keputusan 6) Pergantian pemimpin 7) Kepindahan pegawai

8) Peraturan (rapat kerja, perantara, kontrofersi, dll) b. Rubrik Edukasi

1) Tajuk rencana

2) Artikel (Pengetahuan, Keterampilan, Keagamaan, dll) 3) Kutipan pendapat tokoh (Keahlian, Kemasyarakatan,

Keagamaan). c. Rubrik Rekreasi 1) Cerita pendek 2) Anekdot


(52)

3) Pojok atau sentilan

4) Kisah minat (human interest)55

III. PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Kajian penelitian terdahulu dimaksudkan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, sejauh eksplorasi peneliti, belum ada penelitian yang membahas penelitian dengan judul. “ ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM RUBRIK MAJALAH HIDAYAH ISLAM EDISI BULAN AGUSTUS 2016 “ Namun, ada beberapa yang membahas

tentang “strategi dakwah”, penelitian-penelitian tersebut diantaranya:

1. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Tausiyah Pada Republika Online oleh Muhamad Syarifuddin, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Penelitian tersebut meneliti tentang website atau situs yang ada di internet, namun berbeda pada penelitian ini yang diteliti adalah Sebuah majalah, sehingga sama-sama meneliti sebuah pesan dakwah dan menggunakan analisi isi.

2. Muatan Dakwah Dalam Tayangan Video Clip Adzan Maghrib Di Stasiun Televisi Indosiar (Episode April 2011) oleh Desy Dwi Anita Sari, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya, 2014.


(53)

Penelitian tersebut meneliti tentang video clip, berbeda dengan penelitian ini yang meneliti sebuah majalah. Penelitian tersebut menggunakan analisis isi kualitatif, sehingga berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan analisis isi kuantitatif

3. Muatan Dakwah Dalam Website Uin Sunan Ampel Surabaya Kolom Uinsa Pada Bulan Mei 2016 oleh M. Anton Sujarwo mahasiswa Fakultas Dakwah UIN Sunan Ampel Surabaya, 2010 Peneliti tersebut menggunakan analisis isi sama dengan peneliti ini namun perbedaannya pada media yang di gunakan dan peneliti tersebut hanya menggunakan unit analisis sintaksis saja sedangkan peneliti ini menggunakan analisi sintaksis tematik dan fisik. 4. Pesan Dakwah Dalam Film (Analisis Isi Film My Name Is Khan)

oleh Ahmad Hidayatullah, mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010.

Penelitian tersebut meneliti tentang film, berbeda dengan penelitian ini yang meneliti tentang sebuah majalah. Sama-sama menggunakan analisis isi kuantitatif dan unit analisis yang digunakan sama. Penelitian tersebut menggunakan unit analisis tematik, sedangkan penelitian ini menggunakan unit analisis tematik, sintaksis, dan fisik.


(54)

44

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analisis isi deskriptif. Analisis isi deskrptif adalah Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringka dengan kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.

Sedangkan pendekatan dalam studi ini adalah analisis isi text media. Menurut Riceour mengajukan suatu definisi yang menyatakan bahwa teks adalah wacana ( berarti lisan ) yang mengklarifikasikan ke dalam bentuk

tulisan. Dengan demikian jelas bahwa teks adalah “ fiksasi atau pelembagaan

sebuah peristiwa wacana dalam bentuk tulisan dengan teks. Apabila tulisan adalah bahasa lisan yang diklarifikasi dalam bentuk tulisan maka teks adalah wacana (lisan) yang diklarifikasi dalam bentuk teks

Teks juga diartikan sebagai “seperangakat tanda yang ditarnsmisikan dari

pengirimke penerima melalui medium tertentu dengan kode-kode tertentu pihak penerima yang menerima tanda-tanda tersebut sebagai teks segera mencoba menafsirkan berdasarkan kode-kode yang tepa dan telah tersedia Sementara itu teks juga di pertentangakn dengan karya (work). Dalam hal ni sebuah karya dianggap berkebalikan dengan sifatnya yang menyederhanakan suatu entitas, tertutup dan mencakup diri sendiri walaupun demikian


(55)

pembendaan antara teks dan karya ini bukan lah suatu yang kaku, melainkan sekedar penekanan dan nuansasebuah teks pada dasrnya tidak dapat dilepaskan sama sekali dari teks lain. Sebuah karya sastra misalnya baru mendapatkan maknanya yang hakiki dalam kontras dengan karya sebelumnya

Seturut dengan hal tersebut, maka jenis analisis isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi kuantitatif dengan menggambarkan pesan dakwah yang nampak dalam Majalah Hidayah Islam edisi bulan agustus 2016 dengan cara meringkas atau menyusun data yang diperoleh dari penelitian yang didasarkan pada distribusi nilai variabel dan frekuensi pesan dakwah yang terdapat pada nilai variabel tersebut. Adapun alasan memilih analisis isi kuantitatif, karena peneliti ini ingiin mengetahui muatan atau pesan dakwah yang tampak dalam Majalah, dengan cara menghitung frekuensi dan presentase masing-masing kategori pesan dakwah yang ada dalam Rubrik pada Majalah. Prinsip analisis isi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 56

1. Prinsip sistematik

maksudnya adalah perlakuan yang sama pad semua isi yang dianalisis. Periset tidak menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan minatnya, tetapi keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.

56Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta;Prenada Media, 2012) .Cetakan ke-6. Hal. 233


(56)

2. Prinsip obyektif

hasil analisis tergantung pada prosedur riset bukan pada orangnya. Kategori yang sam bila digunakan untuk isi yang sam dengan prosedur yang sama, maka hasilnya akan sama.

3. Prinsip kuantitatif

dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk menggambarkan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif

4. Prinsip isi nyata

maksudnya yang diriseta atau yang dianalisis adalah isi yang tampak (tersurat) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara nanti hasil akir dari analisis nanti menunjukkan adanaya sesuatu yang tersembunyi. Hail itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.

B. Unit Analisis

Unit analisis merupakan apa yang diobservasi, dicatat dan dianggap sebagai data, memisahkan menurut batas-batasnya dan mengidentifikasi untuk analisis berikutnya.57 Dalam penelitian ini menggunakan unit tematik dan

sintaksis dengan satuan ukurannya adalah Semua Rubrik yang ada dalam Majalah Hidayah Islam Edisi Bulan Agustus tahun 2016

57Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu


(57)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data.58Dalam pengumpulan data tersebut merupakan prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya riset. Jika kegiatan pengumpulan data ini tidak dirancang dengan baik atau bila salah dalam pengumpulan data maka data yang diperoleh pun tidak sesuai dengan permasalahan penelitian.59 Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni pengumpulan data dengan menelaah catatan-catatan atau dokumen-dokumen pada sumber data serta pengamatan langsung pada obyek penelitian. Salah satunya melalui pengumpulan dokumen kita dapat memudahkan dalam penelitian pada Majalah Hidayah Islam Edisi Bulan Agustus tahun 2016 untuk penyimpanan terlebih dahulu.

2. Observasi

Observasi yang dimaksud yakni teknik penelitian menggunakan dengan cara mengadakan secara langsung melalui media yang bersangkutan. Dalam hal ini, akan dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung

58Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta;Prenada Media, 2012) . Cetakan ke-6. Hal. 95


(58)

terhadap objek penelitian yaitu pesan-pesan dakwah dalam Majalah Hidayah Islam Edisi Bulan Agustus tahun 2016

D. Indikator Penelitian

Penyusunan data dalam penelitian ini memerlukan salah satu cara dengan mengelompokkan beberapa ciri yang membedakan dalam pesasn dakwah. Karena di dalam Penyusunan isi pesan dakwah meliputi 3 bagian yakni pemilahan pesan dakwah Akidah, Syariah, dan Akhalak.

Tabel 3.1

Indikator Penelitian Pesan Dakwah

No Variabel Indikator Item

1 Akidah

1. Iman kepada Allah Swt.

1. Percaya Allah Swt. Sebagai tuhan semesta alam.

2. Memasrahkan diri kepada Allah Swt. 2. Iman kepada

malaikat-Nya

1. Percaya kepada malaikat-malaikat sebagai utusan Allah Swt.

3. Iman kepada kitab-kitab-Nya

1. Percaya bahwa al-Qur’an adalah kitab paling benar yang diturunkan Allah Swt. 2. Al-Qur’an sebagai

pedoman hidup manusia yang benar


(59)

4. Iman kepada rasul-rasul-Nya

1. Keyakinan bahwa rasul adalah utusan Allah Swt. untuk menyiarkan agama islam

2. Keyakinan bahwa nabi Muhammad Saw Merupakan rasul utusan Allah Swt.

3. Rasul merupakan pembimbing umat islam yang di

Menunjukan jalan yang lurus dan diridhai Allah Swt.

5. Iman kepada hari akhir

1. Keyakinan setiap muslim bahwa hari akhir (kiamat) adalah hal yang pasti terjadi. 6. Iman kepada

qadha-qadhar

1. Keyakinan terhadap ketentuan Allah Swt.

2 Syariah

1. Ibadah

1. Thaharah 2. Sholat 3. Zakat

4. Shaum (Puasa) 5. Haji

2. Muamalah

1. Al-Qanunal Khas (hukum Perdata) 2. Muamalah (hukum

niaga)

3. Munakahat ( hukum nikah)

4. Waratsah (hukum waris)

5. Al-Qanunu’am (hukum publik)

6. Hinayah (hukum pidana)

7. Khalifah (hukum negara)

8. Jihad (hukum perang dan damai)

3 Akhlak 1. Akhlak terhadap

Allah Swt.

1. Qonaah kepada Allah Swt.

2. Istiqomah

3. Menjahui larangan Allah Swt.

4. Menjalankan semua wajib dan sunah yang


(60)

diperintahkan Allah Swt.

2. Akhlak terhadap manusia

1. Terhadap diri sendiri 2. Terhadap tetangga 3. Terhadap masyarakat 4. Terhadap umat

beragama lainnya 3. Akhlak terhadap

lingkungan (bukan manusia)

1. Terhadap tumbuhan 2. Terhadap Hewan

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu metode yang biasa digunakan untuk menganalisa data, atau dengan kata lain merupakan kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitati, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemebrian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).60

Tahap editing, peneliti menyeleksi data dengan cara membaca dan mengamati setiap rubrik Majalah Hidayah Islam Edisi Bulan Agustus tahun 2016

1. Tahap coding, setelah menyeleksi setiap rubrik yang ada dalam Majalah Hidayah Islam Edisi Bulan Agustus tahun 2016 yang mengandung

60Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), hal. 182


(61)

pesan dakwah. Selanjutnya data yang diperoleh tersebut dimasukkan dalam lembar koding yang telah dibuat. Sebelum menganalisa data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan uji reliabilitas dan uji validitas.

2. Tahap tabulating, pada tahap yang ke dua ini peneliti akan menginterpretasikan data-data yang telah terkumpul dengan menggunakan distribusi rekuensi. Sehingga akan diketahui frekuensi dan presentase pesan dakwah apa saja yang terdapat dalam majalah hidayah islam edisi bulan agustus tahun 2016

3. Tahap Interpretasi data, di tahap terakhir ini peneliti akan melakuakan pemahaman data lebih eksentif dan mendalam terhadap rubrik yang ada pada majalah hidayah islam edsi bulan agustus tahun 2016

Dalam penggunaan perhitungan statistik, peneliti menggunakan statistik, yaitu:

1. Distribusi Frekuensi

Pada teknik analisis yang terakhir ini, peneliti menggunakan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi merupakan pembagian data ke dalam beberapa kelompok dan dinyatakan atau diukur dalam persentase. Dengan cara ini dapat diketahui jumlahnya yaitu ditunjukkan oleh nilai persentase yang tertinggi dan demikian sebaliknya.61


(62)

Selain itu, kegunaan lain dari distribusi frekuensi adalah membantu peneliti untuk mengetahui bagaiman distribusi frekuensi dari data penelitian. Alat analisis ini digunakan deng tujuan untuk mengetahui frekuensi masing-masing. Selanjutnya dideskripsikan dengan menggunakan grafik Histogram dan Serabi62

� = ��� × %

Keterangan :

N = Keseluruhan hasil pesan dakwah

fx = Kemunculan (frekuensi) pesan dakwah

62Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif edisi kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), hal. 182


(63)

53

A. Penyajian Data

1. Profil Majalah Hidayah Islam

Gambar 4.1

Tampilan Majalah Hidayah Islam

Majalah Hidayah Islam berawal dari sebuah pemikiran dari seorang karyawan perusahaan grafika yang berposisi di bagian marketing yang bernama Andi Fauzi. Atas dasar pemikiran yang ingin merubah nasib dia ingin merubahnya dengan mendirikan sebuah majalah yakni Hidayah Islam.

Majalah ini diterbitkan pada tahun 2000 oleh lembaga Ash-Sofa yang ber\tempatkan di Jl. Pulo Wonokromo no 279. Disinilah saudara Andi Fauzi Dan rekan-rekannya memulai kehidupan barunya dengaan bekerja menjadi seorang redaktur sekaligus pendiri majalah yakni Majalah


(64)

Hidayah Islam. Majalah ini berdiri bukan karena atas pemikiran yang idealis tetapi majalah ini berdiri berdasarkan pemikiran Profit Oriented Kata Andi Fauzi. Majalah Hidayah Islam ini tidak berfokus dalam organisasi apapun.

Tidak terputus dengan pemikiran Profit Oriented Andi Fauzi dan rekan-rekannya tetap memberikan majalah tersebut dengan unsur sesuai dengan motto pada majalah yakni, “Penerang Hati Penguat Iman” yang mana majalah ini tidak membahas tentang Siasah, Ijtimah, Ihktisodi tetapi majalah ini hanya berisi tentang cerita-cerita yang diambil dari al-Qur’an dan Hadist ataupun siroh Sahabat Nabi yang kemudian diolah menjadi sebuah bacaan yang ringan untuk para pembacanya yang mana para penulis mengusahakan para pembacanya untuk meneteskan air mata.

Majalah Hidayah Islam ini terbit terbit setiap dua Bulan sekali yang mana pada edisi pertama hingga edisi ke enam Belum mendapatkan keuntungan tetapi atas kerja keras dan keihklasan di edisi Ke tujuh barulah dapat menutup biaya percetakan. Dimajalah hidayah islam ini tidak bisa di temui di kios-kios penjual majalah karena majalah ini menggunakan konsep penjualan berlangganan dengan biaya satu majalah untuk pulau jawa Rp. 8.000,- Luar Jawa Rp. 9.000,- Papua Rp. 10.000,- . Segmentasi Penjualan majalah ini adalah para pegawai negeri ataupun swasta pegawai mall dan kantor-kantor.


(65)

Majalah ini memiliki bentuk fisik yang beda dengan majalah yang lain, bentuk yang seukuran dengan A5 dan tidak terlalu tebal untuk memepermudah pembaca majalah agar bisa membaca dimanapun dan kapanpun. Dalam majalah ini selalu membawakan rubrik-rubrik yang sama di setiap edisinya yang mana terdiri dari rubrik hidayah iman, rubrik hidayah Hadist, rubrik hidayah muslimah, rubrik muhasabah, rubrik hikmah, rubrik hidayah utama, rubrik hidayah remaja, rubrik asmara, rubrik parenting family, rubrik keluarga, rubrik dapur herbal, rubrik shiroh dan rubrik senyum sejenak. Didalam amajalh ini juga terdapat selembaran kirim doa yang mana nanti para pelanggan majalah dapat menitipkan doa yang nanti akan di bacakan oleh anak-anak pondok pesantren yang sudah di cover oleh majalah untuk mendoakan nama-nama yang sudah di tuliskan oleh para pelanggan yang berada di selembaran tersebut.

SUSUNAN REDAKSI MAJALAH HIDAYAH ISLAM

Penanggung Jawab : Abu Husam

Penasehat : Ustad Ali Tamam

Pimpinan Redaksi : Andi Fauzi

Bendahara maaliyah : Ustadzah M. Kalisah

Staff Redaksi : -Ummu Arina

-Bintubni Thohir -Salman


(1)

114 BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dari uraian dan analisis yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pesan dakwah yang terdapat dalam rubrik majalah Hidayah Islam edisi Agustus 2016, antara lain:

a. Pesan dakwah tentang masalah keimanan (Akidah) b. Pesan dakwah tentang keislaman (Syariah)

c. Pesan dakwah tentang masalah budi pekerti (Akhlak)

2. Masing-masing kategori pesan dakwah di atas sebanyak 398 kata dengan persentase 42,1% (akhlak); 302 kata dengan persentase 31,8% (syariah); 247 kata dengan persentase 26,1% (akidah). dilanjut lebih rinci pesan dakwah akhlak dibagi menjadi 3 antara lain :

a. Pesan dakwah akhlak terhadap Allah SWT ( Tuhan ) b. Pesan dakwah akhlak terhadap manusia

c. Pesan dakwah akhlak terhadap alam

Pesan dakwah akhlak dalam rubrik majalah Hidayah Islam sebanyak 294 kata dengan persentase 79,9% (akhlak kepada manusia); 50 kata dengan persentase 8,5 % (akhlak kepada Tuhan); 47 kata dengan persentase 11,5 % (akhlak kepada alam)


(2)

115

Dari hasil analisis data dengan menggunakan distribusi frekuensi tersebut, ditemukan pesan dakwah yang sering muncul atau dominan dalam rubrik majalah Hidayah Islam edisi Agustus 2016 adalah pesan dakwah kategori Akhlak terhadap manusia, dengan indikator yang muncul meliputi indikator Akhlak terhadap Allah SWT, Akhlak terhadap manusia, dan akhlak terhadap alam. Kategori ini mendominasi karena secara umum pada rubrik majalah Hidayah Islam edisi Agustus 2016

B. SARAN

1. Bagi pihak majalah, setidaknya pihak majalah tidak menekankan habblum

minannas saja melainkan penekanan habblum ninallah juga lebih tekankan

lagi.

2. Bagi pihak majalah, penyebaran majalah harus diperluas lagi. Mungkin dengan cara memperbanyak mendatangi instansi agar lebih banyak member majalah Hidayah Islam.

3. Bagi akademisi, peneliti menyampaikan bahwa dalam upaya penyusunan penelitian ini tidak lantas selesai tanpa cela, oleh karena itu peneliti mengharap pada akademisi dapat lebih menyempurnakan hasil melalui saran dan masukan.


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

116

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A, Partanto, Paus. Dan Dahlan. Al-Barri. M. Kamus Ilmiah Populer surabaya: Arloka

Abda Slamet Muhaimin. 1994 Prinsip – Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya : AL-Ikhlas

Abdurahman, Oemi. 2000 Dasar-dasar public speaking Bandung

Al-Da’wah, Al-Karim ‘Abd. Ushul Beirut: Muassasah al-Risalah

Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Arifin, HM. 1997 Psikologi Dakwah Suatu Pengantar studi, cet II. Jakarta: Bulan Bintang,

As-Sayūti, Jalālud-Din. 2006 Ad-Dībāj Fī Sărh Muslim Ben Al-Hajjāj Lebanon:

Dar Al-kotob Al-Ilmiyah

Aziz, Moh. Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group. Azwar, Saifuddin. 1997 Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah jakarta: Logos Wacana

Ilmu.

Bungin, Burhan. 2001 Metodologi Penelitian Sosial, Surabaya: Airlangga University Press

Bungin, Burhan. 2005 metodologi penelitian kuantitatif edisi kedua. Jakarta: KENCANA Prenada media group


(4)

117

Denis, McQuail. 1987. Teori Komunikasi Massa Edsi Kedua. Erlangga jakarta : PT gelora Aksara Pratama.

Departement Agama RI, tt AL – Quran Perkata, tajwid warna Robbani. Jakarta: Surprise

Dermawan, Andy. 2002 Metodologi Ilmu Dakwah. Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam.

Effendy, Onong, Uchajana. 2003. Kamus Komunikasi. Bandung : Mandar maju Effendy,Onong, Uchajana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik Bandung :

Remaja Rosdakarya.

Effendy,Onong, Uchjana. 2002. Dinamika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Eriyanto, 2011. Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu

Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Hamzah, A. 2008. Delik-delik pers Indonesia. Jakarta:Media Sarana.

Hidajat, M.S. 2006 Public Speaking dan Teknik Presentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah Bandung: PT. Remaja Rosdakarya J. Baran, Stanley. 2012. Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya.

Jakarta: Erlangga

Kasman, Suf. 2004. Jurnalisme Universal Bandung: Teraju.

Krippendroff, Klaus. 1993 Analisis Isi: Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kriyantono, Rachmat. 2012. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Cetakan ke-6. Jakarta; Prenada Media,


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

118

Mu’in ,Ta’ib, Tahir, Abdul. 1997. Ilmu Kalam. Jakarta:Widjaya.

Mufid,Muhammad. 2000. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran Jakarta: Kencana. Munir, M. dan Ilaihi, Wahyu. 2006 Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana. Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta: Mitra Pustaka Namawi, Imam. 2004. Hadits Arba‟in dan Terjemahan. Solo: Kuala Pustaka Pengantar Studi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya. 2013. Pengantar Studi Islam.

Surabaya: UIN Sunan Ampel Press

Penyusun Ensiklopedi Islam. 1997 Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve

Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: Raja Grafindo Persada Stenly, J Baran. 2012 Pengantar Komunikasi Massa melek media dan budaya

jakrta:erlangga

Suparmoko, M. 1995. Metode Penelitian Praktis. Yogyakarta: BPFE. Syakir, Asmuni. 1994 Dasar – Dasar strategi dakwa., Surabaya : AL-Ikhlas Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam Surabaya: Al-Ikhlas. Tasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama.

Tohaputa, Ahmad, 2001 Al-Qur’an dan terjemahnya al-bayan 1 Semarang: CV Asy Syifa’

Wachid, Abdul. 2005 WacanaDakwahKontemporer. Yogyakarta :PustakaPelajar,

Widjaja, A.W. 1993. Komunikasi (Komunikasi dan Hubungan Masyarakat).

Jakarta: Bumi Akasara


(6)

119

INTERNET