MAKALAH HAKIKAT KURIKULUM

(1)

MAKALAH

“HAKIKAT KURIKULUM”

Disusun Oleh : Elin Nurparida

Sinta Mutiara

Nurwahyudin

Dedi Ahmad

Ilham

San-San

STAI MUHAMMADIYAH GARUT

2016


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya,maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sehingga makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Makalah ini membahas tentang HAKIKAT KURIKULUM.

Sistematika dalam makalah ini disajikan dalam bentuk sistematika yang telah disesuaikan dengan Dosen yang bersangkutan dengan mata kuliah ini.

Penulis menyadari dengan sangat bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, mohon segala kritik dan saran untuk menjadi perbaikan sehingga bisa menyusun makalah yang lebih baik.

Penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa memenuhi tugas mata kuliah mashalul fiqhliyah dan bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamua’laikum Wr.Wb.

Garut, September 2016


(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar...(i)

Daftar Isi...(ii)

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ...1

C. Tujuan Masalah ...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Kurikulum...2

B. Fungsi Kurikulum...2

C. Karakteristik Kurikulum ...4

D. Tujuan Kurikulum... ...7

E. Peranan Pengembangan Kurikulum... ...8

BAB III PENUTUP...9

Kesimpulan... 9


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah kurikulum secara sederhana diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh/ diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. Dalam dunia pendidikan istilah kurikulum telah dikenal sejak kurang lebih satu abad yang lampau. Dalam kamus Webster lahuri 1856 untuk pertama kalinya digunakan istilah kurikulum. Pada waktu itu kurikulum dipakai dalam bidang olah raga, yaitu suatu alat yang dibawa seorang sejak start sampai finish”. Dalam kurun waktu yang berbeda istilah kurikulum muncul dengan berbagai definisi, misalnya diartikan sebagai mata pelajaran yang harus diambil untuk suatu pendidikan atau training. Kurikulum sama dengan isi buku teks, garis-garis besar program pendidikan (GBPP), pedoman guru, serta alat pelajaran yang diperlukan suatu mata pelajaran.

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa fungsi dari pengembangan kurikulum? b. Bagaimana peranan pengembangan kurikulum?

C. Manfaat

a. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan tentang fungsi pengembangan kurikulum.

b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang peran pengembangan kurikulum.


(5)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hakikat Kurikulum

Sebagai seorang pendidik, tidak asing lagi dengan istilah kurikulum. Kurikulum disusun untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan pendidikan. Penyusunannya dilaksanakan berdasarkan atas dasar kebutuhan belajar anak didik yang diharapkan menjadi penerus pembangunan bangsa di masa datang. Karena itu, kurikulum berubah sesuai dengan kebutuhan. Jadi dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan pedoman utama bagi guru dan bagi pihak yang berkaitan dengan pendidikan.

Hal ini, sejalan dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 yang berbunyi “ kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar”. Atau dengan kata lain, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Tujuan tertentu itu meliputi tujuan pendidikan nasional serta kessesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Dengan demikian, maka jelas bahwa pendidik mengemban tugas sebagai pelaksana operasional dari kurikulum yang berlaku.

B. Fungsi Kurikulum

Kurikulum berfungsi sebagai prefentif, yaitu sebagai alat control agar pendidik tidak menyimpang dalam melaksanakan tugasnya, dan kurikulum dapat pula memberikan arah dalam pengembangan kurikulum itu sendiri.

1. Fungsi Kurikulum Bagi Anak Didik

Keberadaan kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun merupakan suatu kesiapan anak. Anak didik diharapkan mendapat sejumlah pengalaman baru yang dapat dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat memenuhi bekal hidupnya kelak. Kalau kita kaitkan dengan pendidikan islam, pendidikan harus berorientasikan kepada kepentingan peserta didik, dan perlu diberikan pengetahuan untuk pada zamannya kelak. Nabi Muhammad SAW brsabda: “Didiklah anak-anakmu, karena mereka diciptakan untuk menghadapi zaman yang lain dari zamanmu”. Sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diharapkan mampu menawarkan program-program pada anak didik yang akan


(6)

hidup pada zamannya, dengan latar belakang sosio historis dan cultural yang berbeda dengan zaman dimana kedua orangtuanya berada.

2. Fungsi Kurikulum Bagi Pendidik Guru

Guru merupakan pendidik professional, yang mana secara implicit ia telah merelakan dirinya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang ada di pundak orangtua. Para orangtua yang menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti ia telah melimpahkan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru atau pendidik.

Adapun fungsi kurikulum bagi guru atau pendidik adalah:

 Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar pada anak didik.

 Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak didik dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. Dengan adanya kurikulum sudah tentu tugas guru sebagai pengajar dan pendidik akan lebih terarah. Pendidik adalah salah satu faktor yang sangat menntukan dalam proses pendidikan, dan merupakan salah satu kompenen yang berinteraksi secara aktif dalam pendidikan.

3. Fungsi Kurikulum Bagi Kepala Sekolah / Pembina Sekolah

a) Kepala sekolah merupakan administrator dan supervisor yang mempunyai tanggung jawab terhadap kurikulum. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan para Pembina sekolah lainnya adalah: Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervise yakni memperbaiki situasi belajar

b) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervise dalam menciptakan situasi belajar anak kea rah yang lebih baik.

c) Sebagai pedoman dalam memberikan kepada guru atau pendidi k agar dapat memperbaiki situasi belajar

d) Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan kurikulum pada masa datang.

e) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar-mengajar.

4. Fungsi Kurikulum Bagi Orang Tua

Kurikulum bagi orangtua, mempunyai fungsi agar orangtua dapat berpastisipasi membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.Bantuan yang dimaksud dapat berupa konsultasi langsung dengan sekolah/guru mengenai masalah yang menyangkut anak-anak mereka. Adapun bantuan berupa materi dari


(7)

orangtua anak melalui Bp-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orangtua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka. Dengan demikian partisipasi orangtua inipun tidak kalah penting dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah. Meskipun orangtua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah agar diajarkan dengan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi pribadinya, orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.

Namun tidak berarti tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total menjadi tanggung jawab guru dan sekolah. Sebenarnya keberhasilan tersebut merupakan suatu sistem kerjasama berdasarkan fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah, dan guru.Oleh karena itu, pemahaman orangtua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.

C. Karakter Kurikulum

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran.

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal.

2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. 3.Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapijuga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Sedangkan menurut E Mulyasa dalam bukunya yang berjudul "Kurikulum Berbasis Kompetensi" menerangkan bahwa sedikitnya ada enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu:

1. Sistem belajar dengan modul

Modul disini adalah suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, sedangkan yang dimaksud pengajaran modul disini adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul, misalnya seorang guru menggunakan metode tradisional, akan tetapi juga menggunakan modul baik itu sebagian ataupun secara keseluruhan.Tujuan dari pengajaran ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu dan fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

2. Mengunakan keseluruhan sumber belajar

Mengunakan sumber belajar secara maksimal sangat dibutuhkan agar dalam proses belajar mengajar tidak terjadi kevakuman, bukan hanya guru yang aktif tatapi keaktifan peserta didik lebih diutamakan, selain itu untuk melengkapi, memelihara dan memperkaya khazanah belajar, sumber belajar juga dapat


(8)

meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun peserta didik.

3. Pengalaman lapangan

Dalam KBK lebih menekankan pada pengalaman lapangan yang dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam pengembangan program, aktifitas dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini sangat penting karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan, selain itupengalaman lapangan ini dapat mengakrabkan antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan adanya keakraban tersebut dapat menambah kekuatan dan minat peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dan terlindunginya guru terhadap rasa tidak senang peserta didik.

4. Strategi belajar individual personal

Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik (bakat, minat dan kemapuan). Dalam strategi ini tidak hanyasekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup respon-respon terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan pertumbuhan psikososial peserta didik.

5. Kemudahan belajar

Kemudahan belajar disini diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual dengan pengalaman pembelajaran dan pembelajaran secara tim. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai media komunikasi yang dapat didayagunakan secara optimal untuk memberikan kemudahan dalam belajar untuk mencapai atau menguasai kompetensi tertentu.

6. Belajar tuntas (Mastery learning)

Strategi belajar tuntas ini dikembangkan oleh Bloom (1968), strategibelajar ini maksudnya adalah dikuasainya seluruh materi pelajaran oleh peserta didik (penguasaan secara penuh), kembali pada tujuan akhir guru mengajar adalah agar seluruh bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik, bukan hanya oleh sebagian orang saja yang diberikan angka tertinggi.Dari sini jelas bahwa belajar tuntas harus diterapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

D. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai baerikut:

a. Tujuan Nasional

Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia


(9)

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional dengan penjabaran sebagai berikut:

b. Tujuan Intitusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.

c. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.

d. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.

E. Peranan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum bagi program pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social melaksanakan oprerasinya, paling tidak dapat ditentukan 3 jenis kurikulum :


(10)

Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentramisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini bagi generasi muda.

b. Peranan Kritis dan evaluative

Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan.

c. Peranan Aktif

Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu.kepada siswa perlu disesuaikan dengan masa sekarang.


(11)

BAB III KESIMPULAN

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil.

Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah jelas bahwa kurikulum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum menyangkut semua aspek-aspek yang terlibat dalam system pendidikan, dimana semua terkait dan saling melengkapi.

DAFTAR PUSTAKA www.google.com

http://fijrakembar.wordpress.com/category http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com


(12)

(1)

orangtua anak melalui Bp-3. Dengan membaca dan memahami kurikulum sekolah, para orangtua dapat mengetahui pengalaman belajar yang diperlukan anak-anak mereka. Dengan demikian partisipasi orangtua inipun tidak kalah penting dalam menyukseskan proses belajar mengajar di sekolah. Meskipun orangtua telah menyerahkan anak-anak mereka kepada sekolah agar diajarkan dengan ilmu pengetahuan dan dididik menjadi orang yang bermanfaat bagi pribadinya, orangtua, keluarga, masyarakat, bangsa, dan agama.

Namun tidak berarti tanggung jawab kesuksesan anaknya secara total menjadi tanggung jawab guru dan sekolah. Sebenarnya keberhasilan tersebut merupakan suatu sistem kerjasama berdasarkan fungsi masing-masing, yakni orangtua, sekolah, dan guru.Oleh karena itu, pemahaman orangtua mengenai kurikulum merupakan hal yang mutlak.

C. Karakter Kurikulum

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi antara lain mencakup seleksi kompetensi yang sesuai spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan kesuksesan pencapaian kompetensi dan pengembangan sistem pembelajaran.

Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa KBK memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.Menekankan pada ketercapaian kompetensi peserta didik baik secara individual maupun klasikal.

2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. 3.Pencapaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapijuga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

5.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Sedangkan menurut E Mulyasa dalam bukunya yang berjudul "Kurikulum Berbasis Kompetensi" menerangkan bahwa sedikitnya ada enam karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu:

1. Sistem belajar dengan modul

Modul disini adalah suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, sedangkan yang dimaksud pengajaran modul disini adalah pengajaran yang sebagian atau seluruhnya didasarkan atas modul, misalnya seorang guru menggunakan metode tradisional, akan tetapi juga menggunakan modul baik itu sebagian ataupun secara keseluruhan.Tujuan dari pengajaran ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah, baik waktu dan fasilitas maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

2. Mengunakan keseluruhan sumber belajar

Mengunakan sumber belajar secara maksimal sangat dibutuhkan agar dalam proses belajar mengajar tidak terjadi kevakuman, bukan hanya guru yang aktif tatapi keaktifan peserta didik lebih diutamakan, selain itu untuk melengkapi, memelihara dan memperkaya khazanah belajar, sumber belajar juga dapat


(2)

meningkatkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, yang sangat menguntungkan baik bagi guru maupun peserta didik.

3. Pengalaman lapangan

Dalam KBK lebih menekankan pada pengalaman lapangan yang dapat secara sistematis melibatkan masyarakat dalam pengembangan program, aktifitas dan evaluasi pembelajaran. Keterlibatan ini sangat penting karena masyarakat adalah pemakai dari produk pendidikan, selain itupengalaman lapangan ini dapat mengakrabkan antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, karena dengan adanya keakraban tersebut dapat menambah kekuatan dan minat peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran dan terlindunginya guru terhadap rasa tidak senang peserta didik.

4. Strategi belajar individual personal

Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik, sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan keunikan peserta didik (bakat, minat dan kemapuan). Dalam strategi ini tidak hanyasekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif peserta didik, tetapi mencakup respon-respon terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan pertumbuhan psikososial peserta didik.

5. Kemudahan belajar

Kemudahan belajar disini diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual dengan pengalaman pembelajaran dan pembelajaran secara tim. Hal tersebut dilakukan melalui berbagai media komunikasi yang dapat didayagunakan secara optimal untuk memberikan kemudahan dalam belajar untuk mencapai atau menguasai kompetensi tertentu.

6. Belajar tuntas (Mastery learning)

Strategi belajar tuntas ini dikembangkan oleh Bloom (1968), strategibelajar ini maksudnya adalah dikuasainya seluruh materi pelajaran oleh peserta didik (penguasaan secara penuh), kembali pada tujuan akhir guru mengajar adalah agar seluruh bahan yang disampaikan dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik, bukan hanya oleh sebagian orang saja yang diberikan angka tertinggi.Dari sini jelas bahwa belajar tuntas harus diterapkan sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan.

D. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum pada dasarnya merupakan tujuan setiap program pendidikan yang diberikan kepada anak didik, Karena kurikulum merupakan alat antuk mencapai tujuan, maka kurikulum harus dijabarkan dari tujuan umum pendidikan. Dalam sistem pendidikan di Indonesia tujuan pendidikan bersumber kepada falsafah Bangsa Indonesia. Di Indonesia ada 4 tujuan utama yang secara hirarki sebagai baerikut:

a. Tujuan Nasional

Dalam Undang-undang No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia


(3)

seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan asmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dari tujuan nasional kemudian dijabarkan ke dalam tujuan insitusional/ lembaga, tujuan kurikuler, sampai kepada tujuan insfruksional dengan penjabaran sebagai berikut:

b. Tujuan Intitusional

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, umpamanya MI. MTs, MA, SD, SMP, SMA, dan sebagainya. Artinya apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan tersebut, Sebagai contoh, kemampuan apa yang harus dimiliki anak didik setelah menamatkan lembaga pendidikan iersebut. Sebagai contoh, kemampuan apa yang diharapkan dimiliki oleh anak yang tamat MI, MTs, atau Madrasah Aliyah. Rumusan tujuan institusional harus merupakan penjabaran dan tujuan umum (riasional), harus memiliki kesinambungan antara satu jenjang pendidikan tinggi dengan jenjang Iainnya (MI, MTs, dan MA sampal ke IAIN/ perguruan tinggi). Tujuan institusional juga harus memperhatikan fungsi dan karakter dari lembaga pendidikannya, seperti lembaga pendidikan umum, pendidikan guru dan sebagainya.

c. Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah penjabaran dan tujuan kelembagaan pendidikan (tujuan institusiorial). Tujuan kurikuler adalah tujuan di bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencerminkan hakikat keilmuan yang ada di dalamnya. Secara oerasional adalah rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran atau bidang studi tersebut.

d. Tujuan Instruksional

Tujuan instruksional dijabarkan dari tujuan kurikuler. Tujuan ini adalah tujuan yang langsung dihadapkan kepada anak didik sebab hrus dicapai oIeh mereka setelah menempuh proses belajar-mengajar. Oleh karena itu tujuan instruksional dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar-mengajar. Ada dua jenis tujuan institusional, yaitu tujuan instruksional umum (TIU) dan tujuan instruksional khusus (TIK). Perbedaan kedua tujuan tersebut terletak dalam hal kemampuan yang diharapkan dikuasai anak didik. Pada TIU sifatnya lebih luas dan mendalam, sedangkan TIK lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Dengan demikian TIK harus lebih operasional dan mudah dilakukan pengukuran.

E. Peranan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum bagi program pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social melaksanakan oprerasinya, paling tidak dapat ditentukan 3 jenis kurikulum :


(4)

Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentramisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini bagi generasi muda.

b. Peranan Kritis dan evaluative

Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan.

c. Peranan Aktif

Peranan ini dilatar belakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Sehingga pewarisan dan nilai-nilai budaya masa lalu.kepada siswa perlu disesuaikan dengan masa sekarang.


(5)

BAB III KESIMPULAN

Pemahaman kurikulum yang didasarkan pada permikiran atau filsafat pendidikan klasik yang menganggap kurikulum adalah program pendidikan yang diberikan secara direncanakan di sekolah.Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil.

Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan). Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Sudah jelas bahwa kurikulum mempunyai fungsi dan peranan yang sangat penting dalam maju mundurnya pendidikan yang dilaksanakan, karena dalam fungsi dan peran kurikulum menyangkut semua aspek-aspek yang terlibat dalam system pendidikan, dimana semua terkait dan saling melengkapi.

DAFTAR PUSTAKA www.google.com

http://fijrakembar.wordpress.com/category http://duniainformatikaindonesia.blogspot.com


(6)