Index of /ProdukHukum/kehutanan

3uletln Pen

C

SK

Maya ~mbinaii, ~ k i .
lr. Hermita Wahyuni
Desi Intanhggraeni. S.Hut
Ardyanto Nugroho, S.Hut
Dian Nugraha, S.Hut

I

Alamat Redaksi :
Gedung Manggala Wanabhakti
Blok I Lantai 10
JI. Gatot Subroto, Jakarta.
Telp (021) 5720352
Fax. (021) 5705087.
Telex : 48228 PRX IA


ditulis oleh para auditor, Bahkan, mungkin akan
ada tulisan-tulisan yang akan kami terima dari
Anda pembaca setia Bulletin ini
pihak lain.
Untuk perbaikan ma
Bulletin ini, pada pd
melampirkan kuesioner untuk menjaring

masukan dari para pembaca.Apabilatelah diisi
n n diserahk: mbali keredaksi.
I
3 kasi
'9-

DIPATAHUN 2006
INSPEKTORAT JENDERAL
DEPARTEMEN KEHUTANAN

-


.
d i s m n i r a s i dsn penyebdu-n

m e 4 Infoma( dl antsra pan a

db.

.

pllktld, pansma4 dm

~~ipihakyonp~laismuwyapanpawesandanpembi-.

R

W s p e t a n p a ~ a n y a n g d i l ; e m u b b n d * a m b u M n l n i , bukanmaupaLanpendap81d.npanawanyaw

snraWlllnspeaon.


.

.

.

.

.- . .

o*u*.Sy'md&my*

Meninpkaaan Psran Audi(ol
cw:lt.&8-Um.m

EukapengwmmMitor~
an:tMH+uu.

-w


cw:*.Ro.hni,U(

b
--y

psrumvgnsasaran

18

W
1%
22
,

$&+%??;

$>;q
,:>+*:,

,


.
. ...

..

24

.a
PBmmfaalan GPS unMc menperoleh Bukli a
urn*,- ~nggaranEida-Y4utanan
sudah- &
'h

an:*tash%ml..w.

Credit Title :
Lay out design : Ardymto Nugroho S.Hut dun Dim N u p h a S.Hut
Photo
: Zainal Arifin S.Hut, TNUK,Saptri Djoko,A. Md.


.

lnspektorat Jenderal Departemen Kehutanan sebagai lnstitusi pengawasan
intern Departemen Kehutanan mengemban tugas pokok dan fungsi pokok dan
fungsi yang tercermin pada visi pengawasan yang telah ditetapkannya. Visi
dimaksud adalah "Menjadi Pernbina dan Pengawasan dalarn pengawal
pembangunan kehutanan menuju hutan yang lestari untuk kesejahteraan
rakyat".
, Sat& satu upaya- yang dilakswqkan qFeb @q&tar;it" Jenderai aabm

. .,

4

pencapaian visi dimaksud, adalaR m e n i n g k a8..t ~k@jgs5umberdaya
Manusia
'
.
a

:
yang diantaranya dilakukan melalui penerbitan "Buletin Pengawasan".
Buletin Pengawasan sebagai media informasi pengawasan kehutanan
diharapkan dapat menjadi wadah dalam menunjang pengembangan profesi
auditor melalui penyajian tulisan, khususnya yang berkaitan dengan bidang
pengawasan. Selain itu Buletin Pengawasanjuga dapat berperan sebagai wahana
penyampaian idelpendapat serta peningkatan motivasi kerja dan
profesionalisme bagi para auditor maupun pejabat struktur dan non struktural
dalam rangka peningkatan kinerja lnspektorat Jenderal.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada lnspektur Jenderal yang telah
memberikan arahan dan dorongan sehingga Buletin Pengawasan dapat
diterbitkan. Ucapan senada juga disampaikan kepada Tim Redaksi yang telah
berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikan edisi pertama ini.
Semoga buletin bermanfaat bagi seluruh pembacanya.
s

Ir. Agus Mulyono, M.Kom

I
SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL

Ir &us M u l y o ~M
. Kwn.

BAOLAN
PROGRAM DAN
PEWORAN
lr. Sli Sulawati

BAGLAN ANAUSIS
LAPORAN M I L
PENGAWASAN
Ir Havb Husaili, MM.

SUBBAG DATA
DAN PEWORAN
Ir k d y Wahyu
Kslyanbo, MM.

W L A N UMUM


sit
SUBBAGMISIS
WOWNM I L
PEWWASAN I
Maya Ambimn, SP..M.Si

Ir. M u d i o . MM.

-

RAGLAN
PEMANTAUAN
TlNDAK W U T
lr. Nuniahiadi, M.SI

-

SUsBI\GMISIS
LI\PM(I\N M I L
PENGAWASAN I1

lr AbubakarAssagaf

--

SUBWLAN
EMANTAUAN
TINDAK LANJUT I
Ir
Sarjuningtyas

SUBBAGLAN
PEMANTAUAN
TINDAK W U T I1
t Hemita Wahyuni

FUNGSlONAl LAINNYA

-

-


SuBeAGW
TATA
PERSURATAN
DAN
KEWOMI
ha.TeUy
Ru-ty
SUBBAGW
T(uMAH

TANGGADAN
KEPEWAIAN
Dm. HBrms"
J w hm
i

"

1. Peraturan lnspektur Jenderal Nomor

3. Peraturan lnspektur

P.241111-Sek.212005 tentang Pedoman

P.261111-Sek-112006 tanggal 21 Maret 2006

Pengenaan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri

tentang K r i t e r i a dan Standar

Sipil Lingkup Departemen Kehutanan.

Pengawasan. Standarisasi hari pengawasan

Peraturan yang diterbitkan pada 28 Juli

dirnaksudkan agar pelaksanaan pengawasan

2005 ini menjadi pedoman bagi para Auditor

menjadi efisien dan efektif. Selain itu standar

lnspektorat Jenderal Departemen

tersebut juga dipakai sebagai acuan dalam

Kehutanan dalam pengenaan hukuman

penyusunan pembiayaan dan pelaksanaan

disiplin PNS lingkup Departemen Kehutanan

kegiatan.

Hari

atas pelanggaran terhadap Peraturan
Pemerintah Nomor 30Tahun 1980.

4. Peraturan lnspektur Jenderal Nomor
1927.1 1111-Sekl2006 tanggal 31 Maret 2006

2. Keputusan lnspektur Jenderal Departemen
WwBanan Momor SK.

tentang *Pedoman -~e[aksana& Satuan

34111~~5ek-212005 h n g a w a s Intern lingkup l n s p e k t o r a t .

&
:

tanggal 31 Oktober 2005 tentang Pedoman

,
an penerbitan peraturan @i
-.-

Pelaksanaan Jabatan Fungsional Audit&"

an pengawasan intern lingkup

Inspektorat Jenderal Departernen Kehutanan.

lnspektorat Jenderal Departemen iwutanan

Keputusan i n i merupakarprevisi afas

terlaksana secara obyektif dan berdampak

pl

"

~'

Keputusan lnspektur Jeiykral Departewn

pwitif guna tercapainya efektifitas d ~ n

IcehutananNomor KER09/111-Sekl2004tanggal

efisiensi dalam pelaksanaan tugas-tuia~

25 Mei 2004.

pemerintahand i bidang pengawasan.

BANYAK DIANGAN-ANGAN

tentang hal-ha1 atau suatu tindakan yang
harus dilakukan oleh auditan (objek yang
d i a u d i t ) t e r u t a m a dalam rangka
menghilangkan sebab (penyebab) terjadinya
penyimpangan. Oleh karena itu, bagaimana
mencari dan menetapkan sebab (penyebab)
penyimpangan dalam audit menjadi sangat
penting. Untuk maksud itulah tulisan ini
penulis sajikan.

ketiaklancaran pelayanan kepada masyarakat
atauPun kegagalandari suatu kegiatan.
Keluarandarisuatuauditberupalaporanhasil
audit (LHA). Secara normatif, LHA harus
mengungkapkan enam unsurlelemen temuan,
yaitu : (1) knteria yang harus dipenuhil
dicapai, (2) kondisi atau kenyataan yang
terjadi, (3) penyimpangan antara kondisi
dibandingkan dengan kreteria, (4) sebab
(penyebab) terjadinya penyimpangan, (5)

Beberapa Pengertian dalarnAudit
Audit adalah kegiatan untuk menilai dengan
cara membandingkan antara keadaan
sebenarnya, baik di bidang keuangan maupun
dalam bidang teknis operasional dalam suatu
auditan. Temuan audit berpangkal dari
perbandingan kondisi (apa yang yang
sebenarnya ada) dengan kriteria (apa yang
seharusnya ada), mengungkap akibat yang
ditimbulkan dari perbedaan kondisi dan
kriteria tersebut serta mencari sebab
(penyebabnya).
Kondisi adalah gambaran tentang situasi yang
ads, yakni realita yang ads da" suatu
pelaksanaan kegiatan atau hasil kegiatan yang
mencakup apa, siapa, kapan, di mana dan
bagaimana.Sedangkankriteriaadabeberapa
pengertian yang dapat dijadikan rujukan
dalam audit, yaitu berupa ukuran atau
patokan yang menjadi dasar penilaian atau
pencapaian sesuatu. Kriteria dapat pula
berupa standar atau ketentuan yang
seharusnya ditaati di dalam mengggunakan
sumberdaya secara ekonomis dan

akibat penyimpangan tersebut, dan (6)
rekomendasi lsaran tindakperbaikan.
Penentuan Sebab (Penyebab)
Materi penyebab merupakah ha1 penting
ditinjau dari tujuan audit, yaitu untuk
menghasilkan rekomendasilsaran tindak ke
arah perbaikan di masa mendatang. Dalam
Modul Audit Operasional disebutkan, bahwa
pada dasarnya m a t e r i penyebab
mengungkapkan tentang mengapa terjadi
ketidaksesuaian antara kondisi dengan
kriteria, Yaitu mengungkapkan mengaPa :
terjadi kondisi yang tidak memuaskan; ha1
Yang seharusnya dilaksanakan tidak
d i l a k s a n a k a n a t a u mengaPa Yang
dilaksanakan k e l i r u l m e n ~ i m ~ a n g ;
~engendalian manalemen Yang dici~takan
tidak tePat7 tidak lengka~, terlambat
pelaksanaannya atau tidak diikuti. Kunci
A
Penting untuk menentukan penyebab yaitu
menelusuri berbagai rangkaian kejadian
YanS saling berhubungan atau A
t e r k a i t SamPai k i t ;

suatu tingkat bahwa kita dapat memberikan
rekomendasi yang akan memperbaiki
masalahlpenyimpanganyang ditemukan.
Cara Mencari Akar Sebab (Penvebab)
Dari pengalaman prakGk,
menentukan
penyebab ini sering kali mengalami kesulitan
sehinsga W a d i kelemahan-kelemahan.

PohonMasalah
k n ~ e b a bmasalah rendahn~a Pefientase
hidup TUL tersebut dapat ditelusuri dengan
menggunakan pohon masalah seperti
disajikan dalam bagan kiri bawah.
pets sebab (,-ausa,Map,

knyebab rendahnva Dersentase (%, hidu
tanaman &pat dipetakan =perti gambar 1

habitat dan musim tertentu.
0 m b . r I . Pd. Srbsb

.,

;-

..**. *. ,.

DiagramTulang lkan (~ishbone)
Uqtuk penelusuri sebab (penyeba
dapat dialakuka
dari suatu m a ~ l a h

4.

5.

1 Mengapa terjadi

1 Mengapa terjadi

gangguan temak
penggembalaan

I Karena terjadi penggembalaan

I Karena rnanajemen pengarnanan

Peliharalah enam hal, nlscaya akan
mendapatkan kebahagiaan yang sejati :
1. Berbicara yang benar
2. Tidak mengingkari janji
3. Tidak mengkhianati janji
4. Senantiasa memalingkan pandangan dari sesuatu yang dilaran
5. Menjaga kesucian/kemaluan
6.Menahan tangan dari mengganggu orang lain.

PERAN AUDITOR
Oleh : Agus Mulyono*

&

eberdayaan internal auditor (pengawas internal) pada tatanan manajemen organisasi
epartemen sangat diperlukan, karena ketidakberdayaan pengawas internal akan
sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
organisasi. Untuk i t u pengawas internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian agar dapat memainkan perannya mendukung upaya-upaya manajemen, terutama
dalam ha1 peningkatan : (1) ketepatan waktu dan kualitas keandalan pertanggungjawahn
pengelolaan organisasi, (2) pernenuhan terwujudnya kehematan, efisiensi dan efektifitas
,1
k
'*P z
pengelolaan organisasi.
Pengawasan internal merupakan suatu penilaian
yans sistematis dan obyektif oleh .pensawas
.
internal guna menentukan, antara Lain apakah :
(1) basil pelaksanaansesuai dengan rencana dan
dapat dipercaya, (2) sumber days digunakan
secara efektif dan efisien, (3) ketaatan terhadap
prosedurlkebijakan internal dan eksternal
dapat dipenuhi, (4) resiko organisasi
diidentifikasidan diminimalkan.

1. Watchdog, fungsi lnspekto

pengecekan dan pengujian atas
petaksanaan kinerja; dan
2. Agent of change, fungsi I n s s a t
dapat bertindak sebagai k

dan sekaligus dapat mempertanggungjawabkannya
. (accountability)
.
..

i . i

2. Kompeten
Seorangauditor harus
kompetensi
:.,
keahlian di bidangnya. O,eh
kuat,
karenanya peningkatan kualitas Auditor
,
terus dikembangkan melalui pemahaman tugas
dan profesionalisme,
diklat
(pengawasan,
dan pendukung), serta fowm
g, isku?idan seminar.

yang

a,-

ETIKA PENGAWASAN
AUDE!@ORINSPEKTORAT JENDERAl
DEPAR'EEMEN KEHUTANAN
Oleh : Ir. Haviz Husaini, MM*), Maya Ambinari, SP.,MSi.**)

uditor sebagai Aparat Pengawas Fungsional Pemerintah dalam
menjalankan tugasnya wajib mentaati aturan yang berkaitan dengan
statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil serta harus senantiasa berupaya
untuk meningkatkan kualitas kinerjanya. Untuk itu diperlukan adanya Etika
Pengawasan yang menjadi pedoman Auditor dalam berperilaku agar segala
sesuatunya berjalan dengan tertib dun lancar.

ETIKA PENGAWASAN

semua pengguna jasa audit memahami rial-na~
yang berkaitan dengan auditing. Oleh karena
itu, perlu adanya pengaturan mengenai
kinerja Auditor termasuk yang berkaitan
perilaku Auditor dalam melaksanakan
tugasnya.
Nilai moral minimal yang harus dipenuhi
oleh Auditor pada dasarnya adalah Akhlak,
Amal, Ahli, Akur, Aman, Sopan, berpengalaman, berinisiatif, teliti, sederhana,
jujur, loyal, menyeru kebaikan dan mencegah
kemungkaran. Nilai-nilai moral tersebut
kemudiandijabarkan dalam Etika Pengawasan
yang menjadi acuan bagi Auditor dalam
berinteraksi dengan organisasi tempat
kerjanya, baik dengan sesama Auditor, dengan
pihak yang diaudit maupun dengan pihakpihak terkait lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1988), etika adalah norma dan asas yang
diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan ukuran tingkah laku yang
membedakan antara salah atau benar, buruk
atau baik.
Etika pengawasan bagi Auditor
lnspektorat Jenderal Departemen Kehutanan
terdiri atas :

Auditor sebagai suatu profesi harus
menjaga mutu hasil auditnya agar dapat
dipercayai masyarakat. Pada umumnya tidak

1. Etika berkaitan dengan organisasi
2. Etika dalam berinteraksi dengan
Auditor.

PENDAHULUAN

Pengawasan sebagai salah satu fungsi
managemen harus mampu memberikan
kontribusi dalam mendukung kelancaran
tugas pemerintahan dan pembangunan
nasional. Pengawasan harus mampu
mencegah terjadinya penyimpangan,
pemborosan, penyelewengan, dan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan
tugas organisasi.
Pengawasan atas pelaksanaan kegiatan,
fungsi, dan program pembangunan kehutanan
semakin hari semakin kompleks baik dari segi
pengelolaan keuangan, administrasi, maupun
manajemen pelaksanaannya. Untuk itu,
diperlukan aparat pengawasan, yaitu Auditor,
yang semakin professional dan bertanggung
jawabdalam menjalankan tugasnya.
lnspektorat Jenderal Departemen
Kehutanan melalui Surat Keputusan Inspektur Jenderal Nomor SK.221111-Sekl2004
tanggal 25 Oktober 2004 telah menerbitkan
Pedoman Etika Auditor guna menjadi acuan
bagiAuditordalam berperilaku.

3. Etikadalam berinteraksi dengan pihak yang
Diaudit
4. Etika dalam berinteraksi dengan pihakPihak lain yang terkaitlmasyarakat
Luas.

Etika Berkaitan Dengan Organisasi
1. Wajib mentaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang
dipercayakan kepadanya dengan Penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung

Wajib menjelaskan kepada pihak lain yang
terlibat dalam pemeriksaan untuk
menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh.
3. Apabila ada pihak lain yang meminta
pendapat mengenai suatu masalah yang
sedang diperiksa oleh Auditor lain,
Auditor tidak boleh memberikan
pandanganlsaran tanpa berkonsultasi

2.

4.

dengan Auditor yang menangani masalah
tersebut.
Dalam pergaulan perlu dipegA;n;i.

1. Pemantauan

Pemantauan pelaksanaan E t i k a
Pengawasan dilakukan oleh atasan dari

:
*,

Pengawasan oleh masyarakat dapat
Dilakukan melalui pengaduan secara lisan
maupun tertulis kepada lnspektur Jenderal.
Fmgaduan hendaknya disertai identitas
Audrtor pelaku pelanggaran, &enis
pelanggaran, tempat, dan waktu kejadian.
Pengaduan melalui surat dapat dikirim
melalui PO BOX 1001Jakarta.

*)

*')

Kepala Bagian Analisis iaporan Hasil
Pengawasan, ~ekretariat lnspektorat
Jenderal Departemen Kehutanan
Kepala Sub Bagian Analisis Laporan Hasil
Pengawasan I, Sekretariat lnspektorat
Jenderal DepartemenKehutanan.
-

.,.~.. . !

v .;,.y4.
. . . .' * ' s... .,; ';
"
': , ;$:$

. .:.*.r:y-..

,CI'.,'
,
.* "
... ... v:.

&#

,..3

WASKAT SEJATI
Oleh : Ir. Rosihan Indrawanto, MM*
Yulia NP, S. Hut**

E?

ngawasan melekat atau disingkat menjadi waskat, adalah akronim
yang sudah tidak asing lagi di telinga auditor. Dalam setiap tugas
pemeriksaan, rangkaian dua kata sakti ini selalu dikaitkan dengan delapan
sendi system pengendalian manajemen. Sebagai contoh, bagaimana waskat
terhadap pencatatan dokumen yang dilakukan seorang staf. Di internal
lnspektorat Jenderal Departemen Kehutanan pun, waskat diterapkan dengan
cara seksama. Contohnya mulai dari review penyusunan Laporan HasilAudit
secara berjenjang, sampai kepada terbentuknya Sistem Pengendalian
Internal dan Dewan PertimbanganAudit

tt*
/ Diakui,b- &am

-famerapan sehari-hari,
banyak terjadi kelemahan dalam pelaksanaan
waskat berupa penyimpangan, baik karena
ketidak sengajaan atau disengaja. Di mata
pimpinan, kedua sebab terjadinya kelemahan

cgr&brjh,

Y-

.* * &bahwa
Wi
di setiaplpun&
,

"

eh si ~etaku
~ m p apads
i

lan-amalan baikammqrc)usi& Buku
sedangkan
but /(it& jli&n.
.&. .,
di pundak kiri manusia ada maliikit"Af%'~a'ng

melekat dj"@sarkan
. ..

dalam mencatat amalan amalan baik' dan
buruk manusia, qdak perlu diragukan lagi.
Mobilitas kedua malaikat ini sangat tinggi.

ada malaikat 1a.b yanq mencatat rapi
an yang mencatat

manusia, mulai da4 Nabi Adam AS sampai

C"* -4

i,.

'. .

j sijfllin diserahkan, kembali ke pemiliknya
mazing-masing melilui tangan kiri. Di riwayat
hadits yang lain, diuraikan bahwa untuk
rnengantar kedua malaikat naik turun ke pintu
. .
la&t
ke tujuh, setiap insan muslim
puasa Senin Kamis.
*.:.:
..,,
L
. **
L * , , "
.d "
* Ka Sub Bagian ~emantauan~indakLanj'ut,ll
:, :
'

#

~

ng sudah ada ?
Apakah auditan dapat memperoleh klanfikasi
dari hasiltinjauan tenebut?

I

1

Seringkali orang tidak menyukai nasehat
karena cara penyampaiannya yang kurang tepat
dan kurang berkenan di hati penerimanya.
Nasihat di hadapan orang lain sama saja
Dengan membongkar aib orang yang dinasihati
(Ulama)

%,*>*>

'+.
.

~

,$%ran h a w mngandung kemungkinan
l~ntukdam$ diwpa5, hfndarf sswan y a w

Meskipun maran ftu Irwm =&UP k w h ,

kmh$ang p l u dipertimhngkan rneliputi

rubahan-perubdhasi. k m h a t unttftm

per u~

hamun s a s a m y m g ~k hams dkup tuwes,

b w n - ~ ~ ~d.aLam
~ g ~pr~~ yh e~b fn Wd~i, ~ p u ~ ~ . sas
dame te):~ ~ s

ekonaml, reial, pdT& dash teltrib

sumherdaya manusfa, sumber dana y a w
tersedfa dan kemampuan Cnovatif teknis.

a

yng

atau oportunistir.

"Membedkanmotivdsi".

SaaM yang tepat rnamptr mengidentifikasi
>&metyang masu k akat, rnemperhitungkan
p~vgalarnan praktis dan pelbagai
;%"tiUal@stian dan mernberllcan peluang bagi

I. , I

'M@gqke[itqn y n g log&, bjrmndar pads

,

. Iml

-I

lmengenai s u m b e r m mmusia yang

'Papat diterimaolehsemuo anggota '"

Sasaraf~Yang diterima

yang teiibat merupakan sasa
arrqgota seringkali bewitah

semua %!Pta\

I'I

Riasanya sasaran Hng terlalu berat dan

krada di luar jangkuan kemampuananggota
Mdak rhemberikarr m o t i v a s i untiuk
pe"pin~q~ s e d a n ~ h YaW terkpu:

1,

budahpun mhjadi tidak'menantang. ~ n t u k
agresif, setingkat lebih tinggi dad raw-rats

yang dapat dicapai dan rnenyangkut
kepentfngan sernua anggota, memitiki daya

.eAunaye~uep qelunj y!eq )!aeI!auny

ueSueqwaSuad ynaun 3ee)ueuJaq e S o u a ~

.,,UDJDSDS JDJUD UDJ,)!D~JJ)JN,

.!ede~!pynaun !e)!uJaq aeSues uep e S ~ e q ~ a q
Suer( Wensas UesnunJ ueyednJau UeJeseS
,,

,

~

I..

eAuunun Sulsew-Su!seu eyamu ueeuesyelad

. , , l ! S ~ $ ~ p ~ ~ 3 ~ l q ! Y ~ a!euaSua~
g~
er(ue~0SSuee~g'@!l!lu!~

#l
~

welepuau uep yeAueq q!qal

.!el!u!p-uep

,

dn!p '!~@%~lb
"^

SueA y!uaJ
uep )!au!&sqns u e n q ~ a W e 4'!ses!leJauasapJaa
,

.

*e

.)

aeSues-SgeA !ses!ueho uelep In$! Su!dwes!a

e w a u ynpn .

!

>

i

a. SLP sederajat
b. SLA sederajat
c. Akaderni ID3
d.S1
e. 52
f.53
g. lainnya, sebutkan......
3. Usia pernbaca adalah
c. 31 -40 tahun
a. 20 tahun ke bawah b. 21-30 tahun
e. 51 tahun ke atas
d. 41 -50 tahun
4. Profesi pembaca adalah
a. PNS Departemen Kehutanan
b. PNS Non Departernen Kehutanan

I

I

I

I

1

i

adalah
a. Cukup rnemadai
i
b. Belurn rnernadai, untuk
(-) Untuk kualitas kertas
(-) Untuk separasai garnbar
8. Menurut pernbaca segala jenis artikel dan rn&l tulisan lainnya adalah
a. Sesuai narna bulletin maka ar