makalah POLIMER

(1)

MAKALAH KIMIA POLIMER

“Klasifikasi Polimer”

Disusun Oleh:

1. Putri Bungsu (RSA1C114010) 2. Rini Alfiahas (RSA1C114011)

3. Ririn Eka Yuliana (RSA1C114012) 4. Aminah (RSA1C114015)

5. Neli Astuti (RSA1C114016) 6. Mardhyati Albanjari (RRA1C114002)

Dosen Pengampu:

Nazaruddin, S.Si, M.Si, Ph.D M. Haris Efendi, S.Pd, M.Si, Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI 2016


(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt karena dengan ridha-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia Polimer pada semester 5 tahun 2016 ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada:


(3)

1. Bapak Nazaruddin, S.Si, M.Si, Ph.D dan M. Haris Efendi, S.Pd, M.Si, Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Polimer Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jambi

2. Rekan-rekan kelas Pendidikan Kimia PGMIPAU dan MANDIRI , REGULER

3. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah memberi dorongan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.

4. Semua pihak yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna penyempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr wb

Jambi, 14 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN...3 2. 1 Pengertian polimer

2. 2.1 Klasifikasi polimer 2. 2.2.1Berdasalkan Asalnya

2.1.1.2. Berdasarkan struktur rantainya 2.1.1.3. Berdasarkan sifat termal


(4)

2.1.1.4. Berdasarkan komposisinya 2.1.1.5. Berdasarkan fasenya

2.1.1.6. Berdasarkan Reaksi Pembentukannya………...

BAB III

PENUTUP………1

3.1Kesimpulan...16 DAFTAR PUSTAKA...17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kita hidup dalam era polimer. Bahan-bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar. Polimer sintesis dikenal mulai tahun 1925, dan setelah hipotesis makromolekul yang dikemukakan oleh Staudinger mendapat hadiah Nobel pada tahun 1955, teknologi polimer mulai berkembang pesat. Beberapa contoh polimer sintesis yang ada dalam kehidupan sehari-hari, antara lain serat-serat tekstil poliester dan nilon, plastik polietilena untuk botol susu, karet untuk ban mobil dan plastik poliuretana untuk jantung buatan.


(5)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama. Kita mungkin tahu polimer yang merupakan suatu golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari maupun dalam industri. Polimer meliputi plastik, karet, serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup, yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat, juga merupakan polimer.

Apakah Anda pernah melihat ibu Anda menggoreng telur dengan menggunakan penggorengan teflon? Bila struktur teflon ditentukan, maka molekul teflon ditemukan mengandung rantai karbon dengan mengikat atom-atom fluorin. Tetra fluoroetena (tetra fluoroetilena) merupakan molekul yang sangat non polar dan relatif kecil ukurannya serta cenderung berupa gas pada suhu kamar.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka dapat di rangkai sebuh rumusan masalah sebagai berikut: 1.2.1 apa saja klasifikasi polimer berdasarkan termoplastik dan termoset

1.2.2 apa saja klasifikasi polimer berdasarkan skema polimerisasi 1.2.3 apa saja klasifikasi polimer berdasarkan struktur polimerisasi

1.3 Tujuan


(6)

1.3.2 Mengetahui klasifikasi polimer berdasarkan skema polimerisasi 1.3.3 Mengetahui klasifikasi polimer berdasarkan struktur polimerisasi

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Polimer

Kata polimer pertama kali digunakan oleh kimiawan Swedia Berzelius pada tahun 1833. Sepanjang abad 19 para ilmuwan bekerja dengan makromolekul tanpa memiliki suatu pengertian yang jelas mengenai strukturnya. Sebenarnya, beberapa polimer alam yang termodifikasi telah dikomersialkan. Polimer berasal dari bahasa Yunani yaitu poly, yang berarti banyak, dan mer, yang berarti bagian atau satuan. Ciri utama polimer yakni mempunyai rantai yang sangat panjang dan memiliki massa molekul yang besar (Stevens, 2001).


(7)

Polimer merupakan rangkaian molekul panjang yang tersusun dari pengulangan kesatuan molekul yang kecil dan sederhana. Molekul kecil dan sederhana penyusun polimer disebut dengan monomer. Polimer dengan massa molekul yang besar disebut dengan polimer tinggi. Polimer tinggi terdapat di alam seperti pati, selulosa, protein, dan kitosan serta yang dapat disintesis di laboratorium misalnya : polivinil klorida, polivinil alkohol, poliasam laktat, polimetil metakrilat, polietilena. Plastik merupakan salah satu contoh polimer tinggi karena memiliki massa molekul yang besar yaitu di atas 10.000 (Oktaviana, 2002).

2.1.1. Klasifikasi Polimer 2.1.1.1. Berdasarkan asalnya

Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer buatan. Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, seperti amilum, selulosa, kapas, karet, wol, dan sutra. Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik.

a) Polimer Alam

Polimer alam adalah polimer yang terjadi melalui proses alami. Contoh polimer alam anorganik seperti tanah liat, pasir, sol-gel, silika, siloksan. Sedangkan contoh polimer organik alam adalah karet alam dan selulosa yang berasal dari tumbuhan, wol dan sutera yang berasal dari hewan serta asbes yang berasal dari mineral.


(8)

Laboratorium bukan satu-satunya tempat mensintesis polimer. Sel- sel kehidupan juga merupakan pabrik polimer yang efisien. Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis. menggambarkan kesamaan antara pemintalan dari laba-laba dan pemintalan secara industri.

Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba. Amati Gambar 6 yang 13

Karet merupakan polimer alam yang terpenting dan dipakai secara luas. Bentuk utama dari karet alam, terdiri dari 97% cis-1,4-poliisoprena, dikenal sebagai hevea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon (hevea brasiliensis) yang tumbuh liar. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32 – 35% karet dan sekitar 5% senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.


(9)

b) Polimer Sintetik

Polimer sintetik adalah polimer yang dibuat melalui reaksi kimia sepeti karet fiber, nilon, poliester, polisterena, polietilen.

Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari. Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100 tahun. Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa mengenal polimer sintesis ini? Pada musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa membawa jas hujan yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan siang tanpa kantong plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai seragam olahraga yang terbuat dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik sintesis. Banyak polimer telah membantu kita dalam menyumbang kehidupan kita. 2.1.1.2. Berdasarkan struktur rantainya, polimer dapat dibagi menjadi tiga jenis struktur yaitu :

a) Polimer Rantai Lurus

Jika pengulangan kesatuan berulang itu lurus (seperti rantai) maka molekulmolekul polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer.

b) Polimer Bercabang

Beberapa rantai lurus atau bercabang dapat bergabung melalui sambungan silang membentuk polimer bersambung silang.

c) Polimer Tiga Dimensi atau Polimer Jaringan

Jika sambungan silang terjadi beberapa arah, maka terbentuk polimer sambungsilang tiga dimensi yang sering disebut polimer jaringan.


(10)

2.1.1.3. Berdasarkan sifat termal polimer

Plastik adalah salah satu bentuk polimer yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa plastik memiliki sifat-sifat khusus, antara lain lebih mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai. Proses melunak dan mengeras ini dapat terjadi berulang kali. Sifat ini dijelaskan sebagai sifat termoplastik. Bahan-bahan yang bersifat termoplastik mudah untuk diolah kembali karena setiap kali dipanaskan, bahan-bahan tersebut dapat dituangkan ke dalam cetakan yang berbeda untuk membuat produk plastik yang baru. Polietilen (PE) dan polivinilklorida (PVC) merupakan contoh jenis polimer ini.

Sedangkan beberapa plastik lainnya mempunyai sifat-sifat tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai. Polimer seperti ini disusun secara permanen dalam bentuk pertama kali mereka dicetak, disebut polimer termosetting. Plastik-plastik termosetting biasanya bersifat keras karena mereka mempunyai ikatan-ikatan silang. Plastik termoset menjadi lebih keras ketika dipanaskan karena panas itu menyebabkan ikatan-ikatan silang lebih mudah terbentuk. Bakelit, poli(melanin formaldehida) dan poli (urea formaldehida) adalah contoh polimer ini. Sekalipun polimer-polimer termoseting lebih sulit untuk dipakai ulang daripada termoplastik, namun polimer tersebut lebih tahan lama. Polimer ini banyak digunakan untuk membuat alat-alat rumah tangga yang tahan panas seperti cangkir. Perbedaan sifat-sifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan pada


(11)

a) Polimer Termoplastik

Polimer ini mempunyai sifat fleksibel, dapat melunak bila dipanaskan dan kaku (mengeras) bila didinginkan. Contoh: polietilen (PE), polipropilen (PP), polivinil klorida (PVC), nilon, dan poliester.

b) Polimer Termoset

Polimer jenis ini mempunyai berat molekul yang ringgi, tidak melunak, dan sukar Larut. Contoh : polimetan sebagai bahan pengemas dan melamin formaldehida (formika).

2.1.1.4. Berdasarkan komposisinya polimer terdiri dari dua jenis yaitu: a) Homopolimer

Polimer yang disusun oleh satu jenis monomer dan merupakan polimer yang paling sederhana.

Homopolimer merupakan polimer yang terdiri dari satu macam monomer, dengan struktur polimer. . . – A – A – A – A – A – A –. . . Salah satu contoh pembentukan homopolimer dari polivinil klorida adalah sebagai berikut.

vinil klorida polivinil klorida

b) Heteropolimer (kopolimer)

Kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer. Contoh: polimer SBS (polimer stirena-butadiena-stirena)


(12)

Polimer yang terbuat dari dua atau lebih monomer. Terdapat beberapa jenis kopolimer yaitu:

1) Kopolimer acak yaitu sejumlah kesatuan berulang yang berbeda tersusun secara acak pada rantai polimer. Strukturnya: . . . – A – B – A – A – B – B – A – A –. . . .

2) Kopolimer berselang-seling yaitu beberapa kesatuan berulang yang berbeda berselang-seling dalam rantai polimer. Strukturnya:. . . – A – B – A – B – A – B – A – B – . . .

3) Kopolimer cangkuk/graf/tempel yaitu kelompok satu macam kesatuan berulang tercangkuk pada polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang.

Strukturnya: . . . – A – A – A – A – B – B – B – B – A – A – A – A –. . .

4) Kopolimer tempel/grafit, yaitu kopolimer yang mempunyai satu macam kesatuan berulang menempel pada polimer tulang punggung lurus yang mengandung hanya satu macam kesatuan berulang dari satu jenis monomer. Strukturnya


(13)

2.1.1.5. Berdasarkan fasenya, polimer terdiri dari dua jenis yaitu: a) Kristalin

Susunan antara rantai yang satu dengan rantai yang lain adalah teratur dan mempunyai titik leleh (melting point).

b) Amorf

Susunan antara rantai yang satu dengan yang lain orientasinya acak dan mempunyai temperatur transisi gelas (Billmeyer, 1984).

2.1.1.6. Berdasarkan Reaksi Pembentukannya

Apakah Anda pernah berpikir mengenai banyaknya perbedaan dari jenis-jenis polimer yang dibentuk? Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer bereaksi untuk membentuk rantai yang besar. Dua jenis utama dari reaksi polimerisasi adalah polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan selama berlangsungnya proses polimerisasi.

1. Polimerisasi Adisi

Polimerisasi ini melibatkan reaksi rantai dan dapat berupa radikal bebas atau beberapa ion yang menghasilkan polimer yang memiliki atom sama seperti monomer dalam gugus ulangnya. Polimer ini melibatkan reaksi adisi dari monomer yang memiliki ikatan rangkap. Contoh polimer ini yakni polietilen, polipropilen, polivinil klorida, dan lain-lain.

Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen, disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar 7 yang menunjukkan bahwa monomer etilena mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan rangkap dua.


(14)

Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 7, yang dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomer-monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekul-molekul kecil seperti H2O atau NH3. Contoh lain dari polimer adisi diilustrasikan pada Gambar 8.


(15)

Gambar 8

Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.

Suatu film plastik yang tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.

Lelehan polietilen yang mempunyai massa jenis rendah dapat dibentuk menjadi suatu film. Plastik ini digu- nakan untuk pembungkus dan me - nyimpan makanan.

Polivinilasetat merupakan plastik yang lain yang dibuat melalui reaksi polimerisasi adisi. Bila dicampur dengan gula, pewangi, gliseroll (untuk pelunak), dan unsur-unsur penyusun lainnya, maka akan menjadi permen karet

Lelehan polietilen yang mempunyai massa jenis rendah dapat dibentuk menjadi suatu film. Plastik ini digu- nakan untuk pembungkus dan me - nyimpan makanan.

Tahap reaksi polimeriasi adisi:

Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:


(16)

a) Inisiasi

Pembentukan pusat aktif hasil peruraian suatu inisiator. Peruraian suatu inisiator dapat dilakukan menggunakan panas, sinar UV, dan sinar gamma (radiasi).

Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai

berikut:

b) Propagasi (perambatan)

Tahapan dimana pusat aktif bereaksi dengan monomer secara adisi kontinyu (berlanjut).

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C pada polimer polietilena.

c) Terminasi (pengakhiran)

Tahapan dimana pusat aktif dinonaktifkan pada tahap akhir. Penonaktifan ini dapat dilakukan dengan menggandengkan radikal atau kombinasi dan disporposionasi yang melibatkan


(17)

transfer suatu atom dari satu ujung rantai ke ujung rantai lainnya. Berikut contoh reaksi polimer adisi pada Gambar 1.

2. Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang terjadi antara dua molekul bergugus fungsi banyak yang menghasilkan molekul besar dengan disertai pelepasan molekul kecil seperti air melalui reaksi kondensasi. Contoh reaksi polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Ciri-ciri polimerisasi kondensasi:

1. Berlangsung secara bertahap melalui reaksi antara pasangan-pasangan gugus fungsi ujung. 2. Berat molekul polimer bertambah secara bertahap.

3. Kereaktifan suatu gugus fungsi dalam bentuk polimernya sama dengan dalam bentuknya sewaktu dalam bentuk monomer.

4. Dapat membentuk struktur cincin, bergantung pada keluwesan gugus yang terlibat dan ukuran cincin yang terbentuk.

5. Dapat membentuk polimer bercabang atau sambung silang apabila gugus fungsi kedua monomer lebih dari dua.


(18)

6. Dalam tahap tertentu terbentuknya struktur jaringan, maka terjadi perubahan sifat polimer yang mendadak misalnya campuran reaksi berubah dari cairan menjadi bentuk gel.

7. Derajat polimerisasi dikendalikan dengan variasi waktu dan suhu.

8. Penghentian polimeriasi kondensasi dapat dilakukan dengan penambahan penghenti ujung seperti asam etanoat, penambahan salah satu monomer berlebih dan penambahan pada suhu tertentu.


(19)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

1. Polimer merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil (monomer). Reaksi penggabungan dari monomer menjadi polimer disebut reaksi polimerisasi. Polimer umumnya diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok antara lain atas dasar jenis monomer, asal, sifat thermal, dan reaksi pembentukannya.

2. Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer merupakan polimer yang tersusun dari satu macam monomer, sedangkan kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer.

3. Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.

4. Berdasarkan sifat thermalnya, polimer dibedakan atas polimer termoseting yaitu polimer tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai, dan polimer termoplastik yang bersifat mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai.

5. Berdasarkan reaksi pembentukkannya, polimer dibedakan atas polimer adisi dan polimer kondensasi.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New York The McGraw Hill Companies, Inc.

Kelter, Paul B. , Carr, James D. , and Scott, Andrew. 2003. Chemistry A World of Choices. Boston: Mc Graw Hill.


(1)

Gambar 8

Polietilen dan polivinil asetat adalah contoh polimer yang dibuat melalui polimerisasi adisi.

Suatu film plastik yang tipis terbuat dari monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.

Lelehan polietilen yang mempunyai massa jenis rendah dapat dibentuk menjadi suatu film. Plastik ini digu- nakan untuk pembungkus dan me - nyimpan makanan.

Polivinilasetat merupakan plastik yang lain yang dibuat melalui reaksi polimerisasi adisi. Bila dicampur dengan gula, pewangi, gliseroll (untuk pelunak), dan unsur-unsur penyusun lainnya, maka akan menjadi permen karet

Lelehan polietilen yang mempunyai massa jenis rendah dapat dibentuk menjadi suatu film. Plastik ini digu- nakan untuk pembungkus dan me - nyimpan makanan.

Tahap reaksi polimeriasi adisi:

Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu:


(2)

a) Inisiasi

Pembentukan pusat aktif hasil peruraian suatu inisiator. Peruraian suatu inisiator dapat dilakukan menggunakan panas, sinar UV, dan sinar gamma (radiasi).

Sebagai contoh mekanisme polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R’, dan molekul monomer dinyatakan dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:

b) Propagasi (perambatan)

Tahapan dimana pusat aktif bereaksi dengan monomer secara adisi kontinyu (berlanjut).

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C – C pada polimer polietilena.

c) Terminasi (pengakhiran)

Tahapan dimana pusat aktif dinonaktifkan pada tahap akhir. Penonaktifan ini dapat dilakukan dengan menggandengkan radikal atau kombinasi dan disporposionasi yang melibatkan


(3)

transfer suatu atom dari satu ujung rantai ke ujung rantai lainnya. Berikut contoh reaksi polimer adisi pada Gambar 1.

2. Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi kondensasi adalah reaksi yang terjadi antara dua molekul bergugus fungsi banyak yang menghasilkan molekul besar dengan disertai pelepasan molekul kecil seperti air melalui reaksi kondensasi. Contoh reaksi polimerisasi kondensasi dapat dilihat pada Gambar 2.

Ciri-ciri polimerisasi kondensasi:

1. Berlangsung secara bertahap melalui reaksi antara pasangan-pasangan gugus fungsi ujung. 2. Berat molekul polimer bertambah secara bertahap.

3. Kereaktifan suatu gugus fungsi dalam bentuk polimernya sama dengan dalam bentuknya sewaktu dalam bentuk monomer.

4. Dapat membentuk struktur cincin, bergantung pada keluwesan gugus yang terlibat dan ukuran cincin yang terbentuk.

5. Dapat membentuk polimer bercabang atau sambung silang apabila gugus fungsi kedua monomer lebih dari dua.


(4)

6. Dalam tahap tertentu terbentuknya struktur jaringan, maka terjadi perubahan sifat polimer yang mendadak misalnya campuran reaksi berubah dari cairan menjadi bentuk gel.

7. Derajat polimerisasi dikendalikan dengan variasi waktu dan suhu.

8. Penghentian polimeriasi kondensasi dapat dilakukan dengan penambahan penghenti ujung seperti asam etanoat, penambahan salah satu monomer berlebih dan penambahan pada suhu tertentu.


(5)

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan

1. Polimer merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil (monomer). Reaksi penggabungan dari monomer menjadi polimer disebut reaksi polimerisasi. Polimer umumnya diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok antara lain atas dasar jenis monomer, asal, sifat thermal, dan reaksi pembentukannya.

2. Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer dan kopolimer. Homopolimer merupakan polimer yang tersusun dari satu macam monomer, sedangkan kopolimer merupakan polimer yang tersusun dari dua macam atau lebih monomer.

3. Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer sintesis.

4. Berdasarkan sifat thermalnya, polimer dibedakan atas polimer termoseting yaitu polimer tidak dapat larut dalam pelarut apapun, tidak meleleh jika dipanaskan, lebih tahan terhadap asam dan basa, jika dipanaskan akan rusak dan tidak dapat kembali seperti semula dan struktur molekulnya mempunyai ikatan silang antar rantai, dan polimer termoplastik yang bersifat mudah larut pada pelarut yang sesuai, pada suhu tinggi akan lunak, tetapi akan mengeras kembali jika didinginkan dan struktur molekulnya linier atau bercabang tanpa ikatan silang antar rantai.

5. Berdasarkan reaksi pembentukkannya, polimer dibedakan atas polimer adisi dan polimer kondensasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Goldberg, David E. 2004. Fundamentals of Chemistry. Fourth Edition. New York The McGraw Hill Companies, Inc.

Kelter, Paul B. , Carr, James D. , and Scott, Andrew. 2003. Chemistry A World of Choices.

Boston: Mc Graw Hill.