Pengertian Skizofrenia ( Schizophrenia )

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:37:25 2017 / +0000 GMT

Pengertian Skizofrenia ( Schizophrenia )
LINK DOWNLOAD [34.26 KB]
Pengertian Skizofrenia ( Schizophrenia )
Pengertian Skizofrenia ( Schizophrenia ) adalah gangguan yang terjadi pada fungsi otak. Menurut Nancy Andreasen (2008)
dalam Broken Brain, The Biological Revolution in Psychiatry, bahwa bukti-bukti terkini tentang serangan Skizofrenia (
Schizophrenia ) merupakan suatu hal yang melibatkan banyak sekali faktor. Faktor-faktor itu meliputi perubahan struktur fisik otak,
perubahan struktur kimia otak, dan faktor genetik (Yosep, 2010).
Melinda Herman (2008) yang dikutip dalam buku (Direja, 2011), mendefinisikan Skizofrenia ( Schizophrenia ) sebagai penyakit
neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Neurological disease that effects
a persons perception, thinking, language, emotion, and social behavior)
Skizofrenia ( Schizophrenia ) merupakan bentuk psikosa yang sering dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala. Meskipun demikian
pengetahuan kita tentang sebab-musabab dan patogennya sangat kurang (Maramis 2004).
Etiologi Skizofrenia ( Schizophrenia )
Menurut Marimis (2004) dikatakan bahwa penyebab Skizofrenia ( Schizophrenia ) ada 7 berikut paparan ketujuh penyebab
Skizofrenia ( Schizophrenia ) yaitu:

Keturunan
Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara tiri 0,9-1,8 %,bagi saudara kandung 7-15 %, bagi anak

dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan kembar satu telur
61-86 %

Endokrin
Teori ini dikemukakan berhubungan dengan sering timbulnya Skizofrenia ( Schizophrenia ) pada waktu pubertas, waktu kehamilan
atau puerperium dan waktu klimakterium, tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

Metabolisme
Teori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) tampak pucat, tidak sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu
makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini
masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

Susunan saraf pusat
Penyebab Skizofrenia ( Schizophrenia ) diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada di ensefalon atau kortek otak, tetapi kelainan
patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan precipitati atau merupakan artefak pada waktu membuat sediaan.

Teori Adolf Meyer :
Skizofrenia ( Schizophrenia ) tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat ditemukan kelainan
patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit
badaniah dapat mempengaruhi timbulnya Skizofrenia ( Schizophrenia ) . Menurut Meyer Skizofrenia ( Schizophrenia ) merupakan

suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama-kelamaan orang tersebut

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:37:25 2017 / +0000 GMT

menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

Teori Sigmund Freud
Skizofrenia ( Schizophrenia ) terdapat (1) kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun precipi (2) super
ego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisme dan (3)
kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin

Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia ( Schizophrenia ) menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah-belah, adanya
keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan. Bleuler membagi gejala Skizofrenia ( Schizophrenia )
menjadi 2 (dua) kelompok yaitu gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme) gejala

sekunder (waham, halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain).
Proses Terjadinya Skizofrenia ( Schizophrenia )
Di dalam otak terdapat milyaran sambungan sel. Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskanmaupun menerima pesan
dari sambungan sel yang lain. Sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang disebut neurotransmitter yang membawa pesan
dari ujung sambungan sel yang satu ke sambungan sel yang lain. Di dalam otak yang terserang Skizofrenia ( Schizophrenia ) ,
terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Bagi keluarga dengan penderita schizoprenia di dalamnya, akan mengerti dengan jelas apa yang dialami penderita schizoprenia
dengan membandingkan otak dengan telepon. Pada orang normal, sistem switch pada otak bekerja dengan normal. Sinyal-sinyal
persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa ada gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran, dan
akhirnya melakukan tindakan sesuai kebutuhan saat itu. Pada otak klien schizophrenia, sinyal-sinyal yang dikirim mengalami
gangguan sehingga tidak berhasil mencapai sambungan sel yang dituju.
Skizofrenia ( Schizophrenia ) terbentuk secara bertahap dimana keluarga maupun klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak
beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi Skizofrenia (
Schizophrenia ) yang tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-lahan ini bisa saja menjadi schizophrenia
acute. Periode Skizofrenia ( Schizophrenia ) akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi halusinasi, penyesatan
pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir.
Kadang kala Skizofrenia ( Schizophrenia ) menyerang secara tiba-tiba. Perubahan perilaku yang sangat dramatis terjadi dalam
beberapa hari atau minggu. Serangan yang mendadak selalu memicu terjadinya periode akut secara tepat. Beberapa penderita
mengalami gangguan seumur hidup, tapi banyak juga bisa kembali hidup secara normal dalam periode akut tersebut. Kebanyakan
didapati bahwa mereka dikucilkan, menderita depresi yang hebat, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana layaknya orang normal dan

lingkungannya. Dalam beberapa kasus, serangan dapat meningkat menjadi apa yang disebut Skizofrenia ( Schizophrenia ) kronis.
Klien menjadi buas, kehilangan karakter sebagai manusia dalam kehidupan sosial, tidak memiliki motivasi sama sekali, dan tidak
memiliki kepekaaan tentang perasaannya sendiri (Yosep, 2010).
Tanda gejala Skizofrenia ( Schizophrenia )
Secara umuml gejala serangan Skizofrenia ( Schizophrenia ) dibagi menjadi 2 (dua), yaitu gejala positif dan gejala negatif (Yosep,
2010) :

Gejala Positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu menginterpretasikan dan merespon pesan atau
rangsangan yang datang. Klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebenarnya
tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada tubuhnya. Auditory hallucination, gejala yang biasanya timbul, yaitu
klien merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara
itu menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:37:25 2017 / +0000 GMT


Penyesatan pikiran (delusi) adalah kepercayaan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu yang kadang berlawanan dengan
keyakinan. Misalnya, pada penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) , lampu trafik di jalan raya yang berwarna merah-kuning-hijau,
berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa sedang diamat-amati, diintai, atau hendak diserang.
Kegagalan berpikir mengarah kepada masalah dimana klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) tidak mampu memproses dan mengatur
pikirannya. Kebanyakan klien tidak mampu memahami hubungan antara kenyataan dan logika. Karena klien Skizofrenia (
Schizophrenia ) tidak mampu mengatur pikirannya membuat mereka berbicara secara serampangan dan tidak bisa ditangkap secara
logika. Ketidakmampuan mengendalikan emosi dan perasaan. Hasilnya, kadang penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) tertawa
atau berbicara sendiri dengan keras tanpa memedulikan sekelilingnya.
Semua itu membuat penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) tidak bisa memahami siapa dirinya, tidak berpakaian, dan tidak bisa
mengerti apa itu manusia. Dia juga tidak bisa mengerti kapan dia lahir, dimana dia berada, dan sebagainya.

Gejala negatif
Klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan minat dalam hidup yang membuat
klien menjadi orang yang malas. Karena klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) hanya memiliki energi yang sedikit, mereka tidak bisa
melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi klien Skizofrenia ( Schizophrenia )
menjadi datar. Klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun gerakan tangannya,
seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini tidak berarti bahwa klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) tidak bisa merasakan
perasaan apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi tidak bisa mengekspresikan perasaan
mereka.

Depresi yang tidak mengenal perasaan ingin ditolong dan berharap, selalu menjadi bagian dari hidup klien Skizofrenia (
Schizophrenia ) . Mereka tidak merasa memiliki perilaku yang menyimpang, tidak bisa membina hubungan relasi dengan orang lain,
dan tidak mengenal cinta. Perasaan depresi adalah sesuatu yang sangat menyakitkan. Di samping itu, perubahan otak secara biologis
juga memberi andil dalam depresi. Depresi yang berkelanjutan akan membuat klien Skizofrenia ( Schizophrenia ) menarik diri dari
lingkungannya. Mereka selalu merasa aman bila sendirian. Dalam beberapa kasus, Skizofrenia ( Schizophrenia ) menyerang
manusia usia muda antara 15 hingga 30 tahun, tetapi serangan kebanyakan terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Skizofrenia (
Schizophrenia ) bisa menyerang siapa saja tanpa mengenal jenis kelamin, ras, maupun tingkat sosial ekonomi. Diperkirakan
penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) sebanyak 1% dari jumlah manusia yang ada di bumi.
Pengobatan Skizofrenia ( Schizophrenia )
Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang alami kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental
(Maramis, 2004).

Farmakologi
Neuropletika dengan dosis efektif rendah lebih bermanfaat pada penderita Skizofrenia ( Schizophrenia ) menahun. Dengan fenotiaze
biasanya waham dengan halusinasi hilang dalam jangka waktu 2-3 minggu. Neuropletika diberikan dalam jangka waktu yang tidak
ditentukan lamanya dengan dosis naik turun sesuai keadaan klien. Hasil lebih baik kalau neuropletika diberikan 2 tahun pertama dari
penyakit.

Terapi elektro konvulsi
Seperti juga dengan terapi konvusi yang lain, cara bekerja elektro konvulsi belum diketahui dengan jelas. Dapat dikatakan bahwa

terapi konvulsi dapat memperpendek serangan Skizofrenia ( Schizophrenia ) dan mempermudah kontak dengan penderita. Akan
tetapi tidak dapat mencegah yang akan datang.

Psikoterapi dan rehabilitasi

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/4 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 3:37:25 2017 / +0000 GMT

Psikoterapi dalam bentuk psikoanalisa tidak membawa hasil yang diharapkan, bahkan ada yang berpendapat tidak boleh dilakukan
pada penderita dengan Skizofrenia ( Schizophrenia ) karena justru dapat menambah isolasi otisme. Yang dapat membantu penderita
ialah psikoterapi suportif individual atau kelompok, serta bimbingan yang praktis dengan maksud untuk mengembalikan penderita
ke masyarakat.

Terapi koma insulin
Meskipun pengobatan ini tidak khusus, bila diberikan pada pemulaan penyakit, hasilnya memuaskan. Persentasi kesembuhan lebih
besar bila dimulai dalam waktu 6 bulan sesudah penderita ini jatuh sakit. Terapi koma insulin memberi hasil yang tidak baik pada

katatonia dan Skizofrenia ( Schizophrenia ) paranoid.

Labotomi Prefrontal
Dapat dilakukan bila terapi lain secara intensif tidak berhasil kira-kira 5 tahun dan bila penderita sangat mengganggu lingkungannya.
Referensi
Nancy C.Andreasen ( 1984) The Broken Brain: The Biological Revolution in Psychiatry. Harper & Row
Direja, Ade Herman S (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Nuha Medika
Yosep, Iyus (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.
Maramis,W,F (2004). Catatan ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya ; Airlangga Universitas press

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/4 |