ILMU JARH WAT-TA’DIL (Mencatat dan mengadilkan rawi) | Karya Tulis Ilmiah

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

ILMU JARH WAT-TA?DIL (Mencatat dan mengadilkan rawi)
LINK DOWNLOAD [255.50 KB]
ILMU JARH WAT-TA'DIL
(Mencatat dan mengadilkan rawi)
A. TA'RIF
Lafadz ?jarh? menurut para muhadditsin ialah sifat seorang rawi yang dapat mencatat keadilan dan kehafalannya.
Ilmu Jarhi wat-Ta'dil adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang kritikan adanya aib atau memberikan pujian adil kepada
seorang rawi.
Dr. Ajjaj al-Khatib menta'rifkannya sebagai berikut :
?? ????? ???? ???? ?? ????? ?????? ?? ??? ???? ?? ????? ??????
Artinya : Ialah suatu ilmu yang membahas hal ihwal para rawi segi diterima atau ditolak periwayatannya.
B. FAEDAH ILMU JARH WAT-TA'DIL
Faedah ialah untuk menetapkan apakah periwayatan seorang rawi itu dapat diterima atau harus ditolak sama sekali. Apabila seorang
rawi dijarh oleh para ahli sebagai rawi yang cacat, maka periwayatannya harus ditolak dan apabila seorang rawi dipuji sebagai orang
yang adil, niscaya pernyataannya akan diterima, selama syarat-syarat yang lain untuk menerima hadist dipenuhi.
Macam-macam keaiban rawi :
1. Bid'ah (melakukan tindakan tercela, diluar ketentuan syari'at).
2. Mukhalafah (melaini dengan periwayatan orang yang lebih tsiqoh).

3. Ghalat ( banyak kekeliruan dalam periwayatan).
4. Jahalatu'l-Hal (tidak dikenal identitasnya).
5. Da'wa'l-inqitha' (diduga keras sanadnya tidak bersambung).
Jalan-Jalan untuk mengetahui keadilan dan kecacatan rawi dan masalah-masalahnya.
Keadilan rawi dapat diketahui dengan salah satu dari kedua ketetapan berikut :
Pertama, dengan kepopulerannya dikalangan para ahli ilmu bahwa dia terkenal sebagai orang yang adil (bisy-syurah). Seperti : Anas
bin Malik, Sufyan ats-Tyasaury, Syu'bah bin al-Hajjaj, Asy-Syafi'iy, Ahmad dsb.
Kedua, dengan pujian dari seseorang yang adil (tazkiyah), yaitu ditetapkan sebagai seorang rawi yang adil oleh para orang yang adil,
ini dapat dilakukan :
a. seorang rawi yang adil
b. setiap orang yang dapat diterima periwayatannya, baik ia laki-laki maupun perempuan dan orang yang merdeka maupun budak.
Penetapan tentang kecacatan seorang rawi juga dapat ditempuh melalui 2 jalan :
a. berdasarkan berita tentang ketenaran seorang rawi dalam keaiban (fasik atau pendusta).
b. Berdasarkan pentajrihan dari seorang yang adil yang telah mengetahui sebab-sebab dia cacat.
1. Syarat-syarat bagi orang yang menta'dilkan dan men-tarjih-kan
Bagi orang yang men-ta'dil-kan (mu'adil) dan orang yang men-jarh-kan (jarih) diperlukan syarat-syarat. Yakni :
1. Berilmu pengetahuan.
2. Taqwa.
3. Wara' (orang yang selalu menjauhi perbuatan ma'siat, syubhat, dosa-dosa kecil, dan makruhat-makruhat).
4. Jujur.

5. Menjauhi fanatic golongan.
6. Mengetahui sebab-sebab untuk menta'dilkan dan untuk mentarjihkan.
2. dapatkah pen-ta'dil-an dan pentarjihan seseorang tanpa menyebutkan sebab-sebabnya.
I. Men-ta'dil-kan tanpa menyebutkan sebab-sebabnya, diterima. Adapun mentajrihkan tidak diterima.
II. Untuk ta'dil harus disebutkan sebab-sebabnya, tetapi menjarahkan tidak.
III. Untuk kedua-duanya harus dsebutkan sebab-sebabnya.
IV. Untuk kedua-duanya tidak perlu disebutkan sebab-sebabnya.
Pendapat yang pertama adalah pendapat yang banyak dianut oleh para muhadditsin, semisal : Bukhory, Muslim, Abu Dawud, dll.
3. Jumlah orang yang dipandang cukup untuk men-ta'dil-kan dan men-tajrih-kan rawi-rawi.
1. Minimal 2 orang.
2. Cukup seorang saja dalam soal riwayah bukan soal syahadah.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

3. Cukup seorang saja, baik dalam soal riwayah maupun soal syahadah.

4. Perlawanan antara jarh dan ta'dil
Apabila terdapat ta'arudl antara jarh dan ta'dil pada seorang rawi, yakni sebagian ulama men-ta'dil-kan dan sebagian yang lain
men-tajrih-kan dalam hal ini ada 4 pendapat.
1. Jarh harus didahulukan secara mutlak, walaupun jumlah mu'adil-nya lebih banyak dari pada jarhnya. Sebab bagi jarh mempunyai
kelebihan ilmu yang tidak diketahui oleh mu'adil.
2. Ta'dil harus didahulukan daripada jarh, sebab si Jarh dalam meng-aib-kan si rawi kurang tepat.
3. Bila jumlah mu'adilnya lebih banyak dari pada jumlah jarh, maka yang didahulukan adalah ta'dil. Sebab jumlah yang banyak itu
dapat memperkuat kedudukan.
4. masih tetap dalam keta'arudlan-nya selama belum ditemukan yang me-rajih-kannya.
5. Susunan lafadz-lafadz untuk menta'dilkan dan menjarhkan rawi.
Menurut Ibnu Abi Hatim, Ibnu Shalah, dan Imam Nawawy, lafadz itu disusun menjadi 4 tingkatan, menurut al-Hafidz ad-Dzahaby
dan al-Iraqy menjadi 5 tingkatan, dan Ibnu Hajar menyusunnya menjaid 6 tingkatan.
Pertama : segala sesuatu yang mengandung kelebihan rawi dalam keadilan dengan menggunakan lafadz-lafadz yang berbentuk
af'alut-tafdil atau ungkapan lain yang mengandung pengertian yang sejenis. Misalnya :
?? ?? ????? Orang yang paling Tsiqoh
???? ????? ???? ? ????? Orang yang paling mantap hafalan dan lidahnya
???? ??????? ?? ????? Orang yang paling top keteguhan hati dan lidahnya
??? ??? ????? Orang yang Tsiqoh melebihi orang yang tsiqoh
Kedua : Memperkuat ketsiqohan rawi dengan membubuhi satu sifat dari sifat-sifat yang menunjuk keadilan dan kedlabitannya.
Misal :

??? ??? Orang yang teguh (lagi) teguh
??? ??? Orang yang Tsiqoh (lagi) tsiqoh
??? ??? Orang yang ahli (lagi) petah lidahnya
??? ??? Orang yang teguh (lagi) Tsiqoh
???? ??? Orang yang hafidz (lagi) petah lidahnya
???? ???? Orang yang kuat ingatannya (lagi) meyakinkan ilmunya
Ketiga : Menunjuk keadilan dengan suatu lafadz yang mengandung arti kuat ingatan, Misalnya,
??? Orang yang Teguh (hati dan lidahnya)
???? Orang yang meyakinkan ilmunya
??? Orang yang Tsiqoh
???? Orang yang hafidz (kuat hafalannya)
??? Orang yang petah lidahnya
Keempat : Menunjuk keadilan dan kedlabitan, tetapi dengan lafadz yang tidak mengandung arti kuat ingatan dan adil (tsiqoh),
Misalnya :
???? Orang yang sangat jujur
????? Orang yang dapat memegang amanah
?? ????? Orang yang tidak cacat
Kelima : Menunjuk kejujuran rawi, tetapi tidak terpaham adanya kedlabitan. Misalnya :
???? ????? Orang yang berstatus jujur
??? ?????? Orang yang baik hadistnya

??? ?????? Orang yang bagus hadistnya
???? ?????? Orang yang hadistnya berdekatan dengan hadist lain orang lain tsiqoh.
Keenam : Menunjukkan arti mendekati cacat. Seperti sifat-sifat tersebut di atas yaitu diikuti lafadz Insya Allah, atau lafadz tersebut
di-tasghir-kan (pengecilan arti), atau lafadz itu dikaitkan dengan sesuatu pengharapan. Misalnya :
???? ???? ??? ?? ??? ?? Orang yang diharap Tsiqohnya
???? ????? Orang yang sedikit kesalehannya
???? ????? ????? Orang yang diterima hadistnya.
Tingkatan dan lafadz-lafadz untuk mentajrih rawi-rawi
Pertama : menunjukkan tentang keterlaluan si rawi tentang cacatnya. Misalnya :

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

????? ???? Orang yang paling dusta
???? ????? Orang yang paling bohong
???? ??????? ?? ????? Orang yang paling top kebohongannya

Kedua : Menunjukkan kesangatan cacat dengan menggunakan lafadz berbentuk shighat mubaghoh. Misalnya :
???? Orang yang pembohong
???? Orang yang pendusta
???? Orang yang penipu
Ketiga : Menunjukkan kepada tuduhan dusta, bohong, atau yang lainnya. Misalnya :
???? ???? ?? ???? Orang yang dituduh bohong
?????? ?????? Orang yang dituduh dusta
???? ??? ????? Orang yang perlu diteliti
???? ??? Orang yang gugur
???? ???? ?????? Orang yang tidak hadistnya telah hilang
???? ????? ?????? Orang yang ditinggalkan hadistnya
Keempat : Menunjuk kepada kesangatan lemahnya. Misalnya :
???? ?????? Orang yang dilempar hadistnya
???? ???? Orang yang lemah
???? ?????? ????? Orang yang ditolak hadistnya
Kelima : Menunjuk kepada kelemahan dan kekacauan rawi mengenai hafalannya, misalnya :
???? ?? ???? ?? Orang yang tidak dapat dibuat hujah hadistnya
???? ????? Orang yang tidak dikenal identitasnya
???? ???? ?????? Orang yang mungkar hadistnya
???? ????? ?????? Orang yang kacau hadistnya

???? ? ?? Orang yang banyak menduga-duga
Keenam : menyifati rawi dengan sifat-sifat yang menunjuk kelemahannya, tetapi sifat itu berdekatan dengan adil, misalnya :
??? ????? Orang yang didlaifkan hadistnya
???? ???? ??? Orang yang diperbincangkan
???? ??? ??? Orang yang disingkiri
???? ??? Orang yang lunak
???? ??? ?? ????? Orang yang tidak dapat digunakan hujjah hadistnya
???? ????? ????? Orang yang tidak kuat
C. KITAB-KITAB ILMU JARH WAT-TA'DIL
1. Ma'rifatur rijal. Karya Yahya Ibni Ma'in.
2. Ad-Dlu'afa'. Karya Imam Muhammad bin Ismail al-Bukhory
3. At-Tsiqat. Karya Abu Hatim bin Hibban al-Butsy
4. Al-Jarhu wat Ta'dil karya Abdur Rahman bin Abi Hatim Ar-Razy
5. Mizanul I'tidal karya Imam Syamsudin Muhammad adz-Dzahaby
6. Lisanul-Mizan karya al-Hafidz ibnu Hajar al-Asqalany
KITAB HADIST ENAM DAN KATEGORINYA
(NAMA-NAMA KITAB HADIST DAN KATEGORINYA)
A. KITAB-KITAB INDUK YANG ENAM (KUTUB AS-SITTAH)
Berkat keuletan dan keseriusan para Ulama' pada masa tersebut, maka bermunculanlah kitab-kitab hadist yang hanya memuat
hadist-hadist shohih. Kitab-kiab tersebut pada perkembangannya kemudian disebut dengan Kutub al-Sittah (Kitab Induk yang

Enam) (Ranuwijaya, 1988 : 71)
Ulama pertama yang berhasil menyusun kjitab tersebut ialah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah, yang
terkenal dengan Imam Bukhori (194-252 H) dengan kitabnya al-Jami' ash-Shohih. Kemudian Abu al-Husain ibnu al-Hajjaj
al-Qusyairy yang dikenal dengan Imam Muslim (204-261 H), dengan kitabnya al-Jami' ash-Shahih.
Usaha yang sama dilakukan pula oleh Abu Daud Sulaiman bin Asy'ari bin Ishak as-Sijistani (202-275 H), Abu Isa Muhammad bin
Isa bn Surah at-Tirmidzi (200-279 H), Abu Abdu ar-Rahman bin Suaid Ibnu Bahr an-Nasa'I (215-312 H), dan Abu Abdillah Ibnu
Yazid Ibnu Majjah (207-273 H.) (Mudasir, 1999 : 109-110). Hasil karya keempat Ulama' ini dikenal dengan kitab ?SUNAN? yang

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

menurut para Ulama', kwalitasnya dibawah karya Bukhori dan Muslim (Suparta, 2002 : 903).
Secara lengkap kitab-kitab yang enam diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Al-Jami' Ash-Shahih susunan Imam al-Bukhori
2. Al-Jami' Ash-Shahih susunan Imam Muslim
3. As-Sunan susunan Abu Daud

4. As-Sunan susunan at-Tirmidzi
5. As-Sunan susunan an-Nasa'i
6. As-Sunan susunan Ibnu Majjah
Menurut sebagian ulama' urutan di atas menunjukkan urutan kualitas masing-masing, namun sebagian lainnya, tidak selalu baku,
sebab ada yang mempersoalkan apakah urutan pertama itu kaya al-Bukhori atau al-Muslim. Begitu juga halnya dengan urutan yang
lainnya. (Ranuwijaya, 1988 : 71)
Lima urutan pertama di atas oleh ulama' mutaakhirin disebut al-Ushul Khamsah atau al-Kutub Khamsah. Sebagian ulama'
mutaakharin, yaitu Abu Fadli bin Thahir menggolongkan pula ke dalamnya sebuah kitab induk lagi, sehingga terkenallah di dalam
masyarakat al-Kutubus-Sittah (Kitab Enam). Beliau memasukkan sunan Ibnu Majjah menjadi induk yang keenam. (Shiddiqie, 1997 :
83). Pendapat ini diikuti oleh Abdul Ghani al-Masduqi, al-Mizzi, kemudian al-Hafidz Ibnu Hajar dan al-Khazraj.
Sebagian lain yakni Razin dan Ibnu al-'Atsir memandang bahwa kitab al-Muwatha' Imam Malik lebih pantas menduduki keenam
(akan tetapi bagi kelompok yang tidak sependapat, tidak memasukkan al-Muwatha' ini sebagai kitab hadist, tetapi kitab fiqih), bukan
sunan Ibnu Majjah. Ada juga ulama' yang lain yang memasukkan al-Sunan atau al-Musnad susunan al-Darimy sebagai kitab yang
keenam, juga kitab al-Muntaqa susunan al-Jurud. (Suparta, 2002 : 252)
Keenam kitab yang terdiri dari dua kitab shahih dan empat kitab sunan yang dimaksud di atas adalah :
1. Imam Bukhori (194-256 H / 810-870 M)
a. Riwayat Singkatnya
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah, adalah ulama' hadist yang sangat
masyhur, kelahiran Bukhara suatu kota di Uzbekistan, yang merupakan simpang jalan antara Rusia, Persia, Hindia dan Tiongkok.
Beliau lebih dikenal dengan Bukhori (putra daerah Bukhara), beliau di lahirkan setelah sholat Jum'at, tanggal 13 Syawal 194 H ( 21

Juli 810 M).(Saputra, 2002 : 237). Imam Bukhori wafat pada hari jum'at malam sabtu selesai sholat Isya' tepat Idul Fitri 1 Syawal
256 H (31 Agustus 870 M). (Saputra, 2002 : 240).
b. Kitab Shahih al-Bukhori
Ishaq Ibnu Ruwaih salah seorang guru Imam al-Bukhori pernah berwasiat kepadanya, ?Hendaklah engkau menyusun sebuah kitab
yang khusus berisi sunah rasul yang shahih?. Wasiat keinginan gurunya inilah yang mendorong dan mengilhami Imam Bukhori
untuk menyusun sebuah kitab yang berbeda dari kitab-kitab yang disusun oleh ulama' sebelumnya. Untuk kitab susunannya ia beri
judul, ?al-Jami' al-Musnad al-Mukhtashar min umuri Rasulillaahi saw. Wasunanih wa ayyaamih (Syuhbah, 1996 : 57, dalam Abror,
2003 : 198).
Dengan usaha kerasnya dalam mengumpulkan dan meneliti hadist guna memastikan keshahihannya, akhirnya tersusunlah sebuah
kitab hadist sebagaimana yang kita kenal saat ini. Usaha ini tergambar dalam sebuah pernyataannya, ?aku menyusun kitab-Jami'
al-Musnad al-Mukhtashar min umuri Rasulillaahi saw. Wasunanih wa ayyaamih adalah hasil seleksi dari 600.000 buah hadist
selama 16 tahun. (Syuhbah, 1996 : 58, dalam Abror, 2003 : 199)
Kitab Hadist karya al-Bukhori disusun dengan memakai sistematika membagi beberapa judul tertentu dengan istilah kitab berjumlah
97 kitab dibagi menjadi beberapa sub judul dengan istilah bab berjumlah 4550 bab. Menurut Hasbi asy-Syidiqy babnya berjumlah
3521 (Shiddiqy, 1981 : 208-211). Dimulai dengan bab bad'u al-wahy kemudian disusul kitab al-iman, kitab al-ilmu, kitab al-wad'u
dan seterusnya dengan jumlah hadist keseluruhan 7275 buah hadist termasuk yang terulang atau sebanyak 4000 hadist tanpa
pengulangan (menurut perhitungan Ibnu Salah, dikutib oleh Abdul Muhsin Ibnu Hammad al-?Abad). Perlu untuk diketahui, ada
sejumlah kitab yang tidak memuat bab, ada pula sejumlah bab yang berisi banyak hadist tetapi ada pula sejumlah bab yang hanya
berisi beberapa hadist saja, bahkan ada pula yang hanya berisi ayat-ayat al-Qur'an tanpa disertai hadist, bahkan ada pula yang
kosong tanpa isi. (Syuhbah, 1996 : 66, dalam Abror, 2003 : 200)

2. Imam Muslim (204-261 H./ 820-875 M.)
a. Riwayat Singkatnya
Nama lengkap Imam Muslim adalah Abu al-Husain ibnu al-Hajjaj al-Qusyairy. Beliau dinisbatkan kepada Naisabury, karena beliau
adalah putera kelahiran Naisabur pada tahun 204 H (875 M). Yakni kota kecil di Iran bagian timur laut.
Beliau juga dinisbatkan kepada nenek moyangnya Qusyai ibnu Ka'ab ibnu Rabi'ah ibnu Sha'sha'ah suatu keluarga bangsawan yang

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 4/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

besar (Suparta, 2002 : 240). Imam Muslim wafat pada hari Ahad bulan Rajab 261 H (875 M). Dan dikebumikan pada hari Senin di
Naisabur (Suparta, 2002 : 241).
b. Kitab Shahih Muslim
Judul aslinya : al-Musnan al-Shahih al-Mukhtashar min al-Sunan bi Naqli al-'Adli'an Rasul Allah. Para ulama' menyebut kitab
shahih ini sebagai kitab yang belum pernah didapati sebelum dan sesudahnya dari segi tertib susunannya, sistematis isinya, tidak
bertukar-tukar dan tidak berlebih dan tidak berkurang sanadnya. Secara global kitab ini tidak ada bandingannya di dalam ketelitian
menggunakan isnad. (Suparta, 2002 : 241)
Untuk mengetahui isi dan sistematika Shahih Muslim secara rinci di bawah ini dikemukakan tabelnya. Informasi yang disajikan
dalam tabel adalah tentang nama-nama kitab (dalam pengertian bagian), jumlah bab, dan hadist dalam tiap-tiap bab (Nurhadi, 2003 :
214)
No Nama Kitab Jumlah
Bab Hadist
1 ????? 8 85
2 ??????? 97 280
3 ??????? 34 111
4 ????? 33 126
5 ?????? 52 285
6 ?????????? ??? ?????? 56 316
7 *???? ????????? ?????? 56 312
8 ?????? 19 73
9 ??????? 5 22
10 ???????? 5 17
11 ?????? 5 29
12 ??????? 37 108
13 ?????? 56 177
14 ?????? 40 222
15 ???????? 4 10
16 ???? 97 522
17 ?????? 24 110
* Dalam kitab (bagian) ini terdapat bab ?????? ? ?????? ??? ????? ??
18 ?????? 19 32
19 ?????? 9 134
20 ?????? 1 20
21 ????? 7 26
22 ?????? 21 123
23 ??????? 31 143
24 ??????? 5 21
25 ?????? 4 32
26 ?????? 6 22
27 ????? 5 13
28 ??????? 13 59
29 ??????? ? ????????? ??????? ? ?????? 11 29
30 ?????? 11 46
31 ??????? 11 21
32 ?????? 6 19
33 ?????? ? ????? 51 150
34 ??????? 56 185
35 ????? ? ??????? ??????? ?? ??????? 12 60
36 ??????? 8 45
37 ??????? 35 188

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 5/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

38 ?????? ? ?????? 35 127
39 ?????? 10 45
40 ?????? 41 155
41 ??? ?????? ?????? 4 26
42 ??????? ?? ????? ? ????? 5 21
43 ????? 1 10
44 ????? 4 23
45 ??????? 36 174
46 ????? ??????? ??????? ???? ???? 60 232
47 ?????????? ? ?????? 51 166
48 ????? 8 34
49 ????? 6 16
50 *????? ? ?????? ? ?????? ? ????????? 27 101
51 ?????? 11 60
52 ??? ????????? ? ??????? 1 83
53 ??? ??????? ? ????? ? ????? 19 76
54 ????? ? ??? ?????? ? ????? 18 101
55 ????? ?????? ?????? 28 143
56 ?????? ??????? 20 75
57 ??????? 8 34
* Pada akhir kitab ini terdapat kitab?????? akan tetapi tidak dibuat satu nomor tersendiri.
Kitab ini disusun dalam rentang waktu yang sangat leluasa, susunannya sangat sistematis dan pengulangan hadistnya relative sedikit.
Namun demikian, dalam kitab inipun terdapat beberapa hadist yang dikritik. Kritik yang muncul terutama bukan aspek sanadnya
tetapi tertuju pada matannya, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pemahaman atau pemaknaan (Nurhadi, 2003 : 223)
3. Imam Abu Dawud (202-275 H./ 817-889 M)
a. Riwayat Singkatnya
Nama lengkapnya : Imam Abu Dawud Sulaiman Ibnu al-Asy'ats Ibnu Ishaq al-Sijistany. Bliau dinisbatkan kepada tempat
kelahirannya, yaitu Sisjistan ( terletak antara Iran dan Afghanistan). Beliau dilahirkan di kota tersebut pada tahun 202 H / 817 M.
(Suparta, 2002 : 243). Abu Dawud meninggal pada hari Jum'at 15 Syawal 278 H./ 889 M di Bashra (Suparta, 2002 : 246)
b. Sunan Abu Dawud
Abu Dawud menyusun kitab yang khusus memuat sunnah dan hadist hukum. Dalam kitab ini beliau tidak hanya memuat hadist
shahih saja sebagaimana Bukhari dan Muslim, tetapi juga memasukkan hadist hasan dan dla'if, maka beliau menjelaskan kelemahan
dari hadist tersebut.
Sunan Abu Dawud ini (pemberian judul Sunan, biasanya bahwa buku tersebut diberi judul berpatokan pada subyek umum, seperti
Thaharah, Shalat, zakat dsb. Yang berkaitan dengan petunjuk dan praktek Nabi dan opini sahabat biasanya tidak dicantumkan dalam
sunan tersebut. Oleh sebab itu. Kitab-kitab sunan tidak memuat hadist-hadist yang berkaitan dengan masalah moralitas, sejarah,
zuhud, dsb) merupakan karyanya yang terbesar. Beliau mengaku telah mendengar hadist Rasulullah SAW. sebanyak 500.000 buah.
Dari jumlah itu beliau seleksi dan ditulis dalam kitab sunannya sebanyak 4800 buah. Beliau cukup puas dengan satu atau dua hadist
dalam setiap bab. Beliau menulis menulis surat kepada ulama' Mekkah. ?Saya tidak menulis/ membukukan lebih dari satu atau dua
hadist shahih dalam setiap bab walaupun masih ditemukan sejumlah hadist shahih lainnya yang juga berkaitan dengan masalah yang
sama. Kalau semua hadist diambil sana-sini maka jumlahnya akan menjadi banyak, dan saya lihat hal itu akan menyulitkan. Satu
atau dua hadist akan terasa lebih memudahkan.? Beliau juga pernah mengatakan, ?Saya tidak meletakkan sebuah hadist yang telah
disepakati oleh orang banyak yang telah ditinggalkannya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya shahih, semi shahih
(yushibhu), mendekati shahih (yuqarrabuhu), dan jika dalam kitab saya tersebut terdapat hadist yang wahnun syadidun (sangat
lemah) saya jelaskan.?
?Adapun yang kami beri penjelasan sedikitpun, maka hadist tersebut bernilai shahih dan sebagian dari hadist yang shahih ini ada
yang lebih shahih dari pada yang lain.? Tetapi terhadap hadist-hadist yang terlewatkan tidak diberi catatan, para ulama' memasukkan
ke dalam kategori hadist yang lemah. Kenapa Abu Dawud membukukan sejumlah hadist lemah dalam sunannya ? Menurut Abu
Dawud sebuah hadist yang lemah, jika tidak terlalu lemah, adalam lebih baik bila dibandingkan dengan pendapat para Ulama' itu
sendiri. Oleh karena itu, beliau tetap membukukan hadist lemah tersebut sebagai ganti opini hukum dari pada ulama' terdahulu

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 6/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

(Suparta, 2002 : 244-245)
Imam Ghazali memandang cukup, bahwa kitab Sunan Abu Dawud ini dibuat pegangan bagi para mujtahid (Suparta, 2002 : 246)
Abu Dawud membagi sunannya dalam beberapa kitab dan setiap kitab dibagi menjadi beberapa bab. Jumlah kitab sebanyak 35 buah,
diantaranya ada tiga kitab yang tidak terbagi ke dalam bab-bab, sedangkan jumlah babnya sebanyak 1871. Syarah atas Sunan Abu
Dawud :
a. Samsul Haq Azimabadi, menulis Syarah awm al-Ma'bud Syarah Sunan Abi Dawud,
b. Khalil Ahmad Anshari (w. 1346 H) menulis kitab Syarah Tahdzib Abi Dawud yang diedit oleh Ahmad Syakir dengan
teman-temannya sebanyak 8 jilid (Suparta, 2002 : 246)
4. Imam al-Tirmidzi (200-276 H./ 824-892 M)
a. Riwayat Hidupnya
Imam Al-Tirmidzi nama lengkapnya Abu Muhammad Isa bin Isa bin Tussah bin Musa bin Dhahran al-Salami al-Tirmid (Ahmad
Muhammad Syaker, karena air beliau mengalami kebutaan di masa tuanya). Beliau adalah seorang muhaddits yang dilahirkan di
kota Turmudz, sebuah kota kecil di pinggir utara sungai Amuderiya, sebelah utara Iran. Beliau dilahirkan di kota tersebut pada bulan
Dzulhijjah 200 H./ 824 M. Muhammad Musthafa ?Azhami dan Musthafa al-Siba'I menulis kelahiran al-Tirmidzi tahun 209 H.
(Suparta, 2002 : 246). Setelah melakukan perjalanan panjang untuk belajar dan berdiskusi serta mengarang, sebagai seorang tuna
netra Imam Turmudzi wafat di Tirmidz pada malam Senin tanggal 13 Rajab 279 H./ 829 M, (Suparta, 2002 : 247)
b. Karya beliau yang terkenal adalah Al-Jami' atau Sunan Al-Tirmidzi
Penulisan kitab ini diselesaikan pada tanggal 10 Dzulhijjah 270 H. Disebut kitab al-Jami' karena kitab ini memuat hadist-hadist yang
berkaitan dengan siyar (hokum internasional), adab (perilaku social), tafsir, aqidah (keyakinan), fitan, ahkam (hokum dengan
berbagai jenisnya), al-Asyrath wa al-Manaqib (biografi Nabi dan para sahabat tertentu). (Suparta, 2002 : 247)
Secara sistematik kitab al-Jami' al-Shahih (Sunan al-Turmudzi) secara garis besar dapat dilihat dari masing-masing juznya sebagai
berikut. (Sutarmadji, 1998 : 218-221).
Juz kesatu dibagi menjadi 2 bab, yakni bab al-Thaharah dan bab al-Shalah. Dari bab ini dibagi menjadi sub-sub bab :
1. Bab al-Thaharah terdiri dari 112 bab dan 148 hadist
2. Bab al-Shalah terdiri dari 62 bab dan 89 hadist.
Juz kedua dibagi menjadi bab Shalah sebagi lanjutan dari juz kesatu, terdiri dari atas 156 bab dan 195 hadist :
1. Bab Witir terdiri atas 22 bab dan 35 hadist.
2. Bab al-Jum'ah terdiri atas 29 bab dan 41 hadist
3. Bab ?Idain terdiri atas 9 bab dan 12 hadist
4. Bab al-Safar terdiri atas 44 bab dan 72 hadist.
Juz pertama dan kedua ini di-tahqih dan di-ta'liq oleh Ahmad Muhammad Syakir. Ahmad Muhammad Syakir membagi juz menjadi
abwab, yang disamakan dengan kitab yang pentahqih dan penta'liq berikutnya. Dari abwab itu dibagi menjadi semacam sub abwab,
tetapi tidak diberi nama judulnya, hanya sejumlah hadist yang ada relevannya dikelompokkan, sesudah abwab barulah dibagi
menjadi bab diberi judul, sedangkan sub abwab tidak menggunakan judul.
Juz ketiga di-tahqih dan di-ta'liq oleh Muhammad Fu'ad Abd. Al-Baqi'. oleh Muhammad Fu'ad Abd. Al-Baqi' juz dibagi menjadi
menjadi kitab, dirinci lagi menjadi bab. Dalam juz ini dibagi menjadi sembilan kitab meliputi :
1. Kitab Zakat, terdiri atas 38 bab dan 73 hadist.
2. Kitab Shiyam, terdiri atas 83 bab dan 126 hadist.
3. Kitab Hajj, terdiri atas 116 bab dan 15 hadist.
4. Kitab Janazah, terdiri atas 76 bab dan 144 hadist.
5. Kitab Nikah, terdiri atas 43 bab dan 65 hadist.
6. Kitab Radha', terdiri atas 19 bab dan 26 hadist.
7. Kitab Thalaq dan Li'an, terdiri atas 23 bab dan 30 hadist.
8. Kitab Buyu', terdiri atas 76 bab dan 58 hadist.
9. Kitab Shiyam, terdiri atas 42 bab dan 58 hadist.
Juz keempat di-tahqih dan di-ta'liq oleh Ibrahim ?Adwah ?Aud. Juz keempat ini terdiri dari :
1. Kitab al-Diyat, terdiri atas 23 bab dan 36 hadist.
2. Kitab al-Hudud, terdiri atas 30 bab dan 40 hadist.
3. Kitab al-Shaid, terdiri atas 7 bab dan 7 hadist.
4. Kitab al-Zabaih, terdiri atas 1 bab dan 1 hadist.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 7/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

5. Kitab al-Ahkam dan al-Wa'id, terdiri atas 6 bab dan 10 hadist.
6. Kitab Al-Dhahi, terdiri atas 24 bab dan 30 hadist.
7. Kitab al-Siyar, terdiri atas 48 bab dan 70 hadist.
8. Kitab Keutamaan Jihad, terdiri atas 26 bab dan 50 hadist.
9. Kitab al-Jihad, terdiri atas 39 bab dan 49 hadist.
10. Kitab al-Libas, terdiri atas 45 bab dan 67 hadist.
11. Kitab al-At'imah, terdiri atas 48 bab dan 72 hadist.
12. Kitab al-Asyribah, terdiri atas 21 bab dan 34 hadist.
13. Kitab Birr wa al-Shilah, terdiri atas 87 bab dan 138 hadist.
14. Kitab al-Thib, terdiri atas 35 bab dan 33 hadist.
15. Kitab al-Fara'idh, terdiri atas 23 bab dan 25 hadist.
16. Kitab al-Washaya, terdiri atas 7 bab dan 8 hadist.
17. Kitab al-Wala' wa al-Hibbah, terdiri atas 7 bab dan 7 hadist.
18. Kitab al-Fitan, terdiri atas 79 bab dan 111 hadist.
19. Kitab al-Ru'ya, terdiri atas 10 bab dan 16 hadist.
20. Kitab al-Syahadah, terdiri atas 4 bab dan 7 hadist.
21. Kitab al-Zuhud, terdiri atas 64 bab dan 110 hadist.
22. Kitab Sifat al-Qiyamah, al-Raqa'iq dan al-Wara' terdiri atas 60 bab dan 110 hadist.
23. Kitab Sifat al-Jannah, terdiri atas 27 bab dan 45 hadist.
24. Kitab Jahannam, terdiri atas 38 bab dan 73 hadist.
Juz kelima terdiri dari 10 pembahasan, ditambah satu bahasan tentang ila' dan di-tahliq oleh Ibrahim ?Adwah ?Aud, yaitu :
1. Kitab al-Imam, terdiri atas 18 bab dan 31 hadist.
2. Kitab al-?Ilm, terdiri atas 19 bab dan 31 hadist.
3. Kitab Isti'zan, terdiri atas 34 bab dan 43 hadist.
4. Kitab al-Adab, terdiri atas 75 bab dan 115 hadist.
5. Kitab al-Nisa', terdiri atas 7 bab dan 11 hadist.
6. Fadla'il al-Qur'an, terdiri atas 25 bab dan 41 hadist.
7. Kitab al-Qira'at, terdiri atas 13 bab dan 18 hadist.
8. Kitab Tafsir al-Qur'an, terdiri atas 95 bab dan 158 hadist.
9. Kitab al-Da'waat, terdiri atas 133 bab dan 189 hadist.
10. Kitab al-Manaqib, terdiri atas 75 bab dan 133 hadist.
11. Kitab al-?Ila', dijelaskan panjang lebar pada beberapa sub-bab.
Kitab al-Jami' al-Shalih atau Sunan Tirmidzi ditulis al-Tirmidzi pada abad ke-3 H, yakni periode ?penyempurnaan dan pemilahan?.
Kitab al-Tirmidzi ini memuat seluruh hadist kecuali sangat dhaif dan munkar. Satu spesifikasi kitab al-Tirmidzi adalah adanya
penjelasan tentang kwalitas dan keadaan hadistnya. Melalui Kitab al-Jami' al-Shalih ini pula al-Tirmidzi memperkenalkan istilah
hadist hasan, yang sebelumnya hanya dikenal istilah hadist shahih dan dha'if. Kriteria itu dengan konsisten diaplikasikan al-Tirmidzi
dalam kitabnya tersebut. (Suryadi, 2003 : 259)
5. Imam Nasa'I (215-303 H./ 835 M)
a.Riwayat Hidupnya
Nama lengkapnya adalah Imam Ahmad ibnu Syu'aib ibnu Ali ibnu Sinan ibnu Bahr ibnu al-Khurasani al-Nasa'i. Nama beliau
dinisbatkan kepada kota tempat beliau dilahirkan. Beliau lahir pada tahun 215 H. di kota Nasa'I yang masih termasuk wilayah
Khurasan (Suparta, 2002 : 247-248), Beliau wafat pada hari Senin 13 Shafar 303 H./ 915 M di al-Ramlah. Menurut satu pendapat
beliau meninggal di Makkah, yakni saat beliau mendapat cobaan di Damsyik beliau meminta supaya di bawa ke Makkah, sampai
beliau wafat dan kemudian dimakamkan disuatu tempat antara Shafa dan Marwa. (Suparta, 2002 : 249)
b. Kitab Sunan Nasa'i
Imam Nasa'I sangat selektif dalam menetapkan sebuah criteria seorang rawi, beliau berhasil menyusun sebuah kitab yang cukup
berharga dan sangat ?besar? diberi nama Sunan al-Kubra. Karena di dalamnya beliau mengadakan pemisahan antara hadist dha'if,
hasan dan shahih, maka beliau akhirnya mengarang sebuah kitab diberi nama al-Mujtaba' yang merupakan hasil seleksi dari kitab
al-Kubra, dan isinya hanya terdiri dari hadist shahih saja. Kitab al-Mujtaba' inilah yang akhirnya kita kenal dengan sekarang dengan
nama Sunan al-Nasa'i. (Afdawaiza', 2003 : 273)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 8/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

Adapun sistematika penyusunannya dengan lengkap dapat disebutkan sebagai berikut : (Afdawaiza', 2003 : 274)
No Nama Kitab Juz Hlm. No Nama kitab Juz Hlm
1 Al-Muqaddimah I 3 4 Al-Haidl I 147
2 Al-Thaharah I 12 5 Al-Ghusl wa al-Tayamum I 162
3 Al-Miyah I 141 6 Al-Shalah I 178
7 Al-Mawaqif I 198 24 Al-Nikah VI 44
8 Al-Adzan II 3 25 Al-Thalaq VI 112
9 Al-Masajid II 26 26 Al-Khail VI 178
10 Al-Qiblah II 47 27 Al-Ahbas VI 190
11 Al-Imamah II 58 28 Al-Washaya VI 198
12 Al-Jum'ah III 71 29 al-Nahl VI 216
13 Tafsir al-Shalah fi al-Safar III 95 30 Al-Hibah VI 226
14 al-Kusuf III 101 31 Al-Ruqaba' VI 228
15 Al-Istisqa' III 125 32 Al-?Umra VI 228
16 Shalat al-Kusuf III 136 33 Al-Aiman wa al-Nudzur wa al-Muzara'ah VII 3
17 Shalat al-?Idain III 146 34 ?Asyrah al-Nisa' VII 58
18 Qiyam al-Lail wa tathawu' al-Nahr III 161 35 Tahrir al-Dam VII 70
19 Al-Janaiz IV 3 36 Qism al-Faj VII 117
20 Al-Shiyam IV 97 37 Al-Ba'iah VII 124
21 Al-Zakah V 3 38 Al-Aqiqah VIII 145
22 Manasik al-Hajj V 83 39 Al-Far'a wa al-?Athirah VII 147
23 Al-Jihad VI 3 40 Al-Shaid wa al-Zaba' ibnu Hajr al-Asqalani VII 158
41 Al-Dahaya VII 186 44 Qath'u al-Sariq VIII 57
42 Al-Buyu' VII 212 45 Al-Aiman wa al-Syara' VIII 86
43 Al-Qasamah VIII 3 46 - - Kitab hadist Sunan al-Nasa'I ditulis dengan menggunakan metode al-Sunan yaitu metode penulisan hadist yang sistematikanya
mengikuti bab-bab yang ada dalam kitab fiqih (Afdawazi'a, 2003 : 227)
6. Imam Ibnu Majjah (209-272 H./ 824-887 M)
a. Riwayat Hidupnya
Ibnu Majjah adalah nama nenek moyangnya yang berasal dari kota Qazwain, salah satu kota di Iran. Nama lengkap imam ahli hadist
yang terkenal dengan sebutan neneknya ialah Abu Abdillah ibnu Yazid ibnu Majjah. Beliau lahir pada tahun 207 H./ 824 M
(Suparta, 2002 : 249)
Ibnu Majjah wafat pada hari Senin, 21 Ramadhan 273 H./ 887 M. (Suparta, 2002 : 251)
b. Sunan Ibnu Majjah
Sunan ini merupakan salah satu sunan yang empat. Dalam sunan ini banyak terdapat hadist dhaif, bahkan tidak sedikit hadist yang
mungkar. Kitab Ibnu Majjah berisi 4341 buah hadist, dan sebanyak 3002 telah dibukukan oleh pengarang kitab Al-Ushul al-Sittah
lainnya, baik seluruhnya ataupun sebagian. Jadi 1339 hadist diriwayatkan oleh Ibnu Majjah sendiri dengan rincian se bagai berikut :
1) 428 buah hadist adalah hadist shahih.
2) 199 buah hadist adalah hadist hasan.
3) 613 buah hadist adalah hadist lemah isnad.
4) 99 buah adalah hadist mungkar dan makdzub.
Bila al-Tirmidzi dan Abu dawud meriwayatkan hadist lemah selalu diberi keterangan/ catatan dalam kitab mereka, lain halnya
dengan Ibnu Majjah, beliau tidak memberikan komentar apapun. Bahkan untuk hadist yang dustapun, beliau hanya mengambil sikap
diam (Suparta, 2002 : 250)
Kitab Sunan ini disusun secara baik dan indah menurut sistematika fiqih. Beliau memulai sunan ini dengan bab mengikuti Sunnah
Rasullullah SAW. Dalam bab ini beliau membahas hadist yang menunjukkan segi keutamaan, kewajiban, untuk mengikutinya dan
mengamalkannya.
Terlepas setuju atau tidak setuju, yang jelas derajat sunan Ibnu Majjah lebih rendah dari Kutub al-Khomsah dan merupakan kitab
sunan yang paling banyak mengandung hadist dhaif. Oleh sebab itu, sebaiknya tidak menjadikan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu
Majjah sebagai dalil, kecuali setelah mengkajinya terlebih dahulu. Bila ternyata hadist tersebut shahih atau hasan, maka boleh

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 9/10 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 6:54:55 2017 / +0000 GMT

dijadikan pegangan, jika dhaif hadist tersebut tidak boleh dijadikan pegangan.
Sunan Ibnu majjah ini mempunyai sisi kelebihan yaitu tidak banyak mengalami pengulangan dan ia terbaik dari penyusunan judul
per judul dan sub judul. Hal ini diakui banyak ulama'. (Suparta, 2002 : 251)
C. PENUTUP
Kitab Hadist yang enam terdiri dari dua (2) shahih dan 4 (empat) sunan. Yaitu :
1) al-Jami' al-Shahih susunan Imam al-Bukhori
2) al-Jami' al-Shahih susunan Imam Muslim
3) Al-Sunan susunan Abu Dawud
4) Al-Sunan susunan Al-Tirmidzi
5) Al-Sunan susunan an-Nasa'i
Kelima kitab di atas, biasanya disebut dengan Al-Kutub al-Khomsah dan kemudian ada sebagian ulama' memasukkan kitab hadist
yang keenam, sehingga menjadi al-Kutub al-Sittah. Untuk kitab yang keenam ini para Ulama' berbeda pendapat.
Abdul Fadli ibnu Thahir yang mengelompokkan Sunan Ibnu Majjah menjadi kitab pokok yang enam ini, yang diikuti oleh Abdul
Ghani al-Muqsidi, al-Mizzi, kemudian al-Hafidl Ibnu Hajar dan al-Khazra'I, sedangkan Razin dan Ibnu al-?Atsir memandang bahwa
kitab al-Muwatha' Imam Malik lebih pantas menduduki pokok keenam, bukan sunan Ibnu Majjah. Ada juga Ulama' lain yang
memasukkan al-Sunan atau Musnad susunan al-Darimy sebagai kitab yang keenam, juga kitab susunan al-Jarud (Suparta, 2003 :
251-252)

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 10/10 |