Brochure CronosERP BoundedZoneIS v1.7

(1)

Powerful | Simple | Economics

Bonded Zone

Inventory System


(2)

- 1 -

C

C

r

r

o

o

n

n

o

o

s

s

ERP

B

B

o

o

n

n

d

d

e

e

d

d

Z

Z

o

o

n

n

e

e

ERP untuk Kawasan Berikat

Thinking the right way of technology

2014 IndoGlobal Solutions. All rights reserved.


(3)

- 2 -

C

RONOS

ERP

(

BO

B

ONNDDEEDD

ZO

Z

ONNEE

IN

I

NVVEENNTTOORRYY

SY

S

YSSTTEEMM

)

CronosERPBonded Zone Inventory System didisain untuk memenuhi kebutuhan

inventory system untuk para Pengusaha Di Kawasan Berikat atau PDKB. Fitur – fitur

dan fungsi CronosERP mencakup keseluruhan proses operasional bisnis Kawasan Berikat, sehingga memberikan Anda kemampuan untuk mengefisiensikan proses bisnis, meningkatkan inovasi bisnis, mengakselerasikan produktifitas dan menikmati kecanggihan investasi teknologi serta mempermudah pembuatan pelaporan bea

cukai berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor PER -

2/BC/2012 yang merupakan pembaruan atas Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai Nomor Per- 57/BC/2011 Tentang Kawasan Berikat.

Dengan CronosERP Bonded Zone Inventory System, anda dapat membuat

Master Production Schedule dalam merencanakan proses manufaktur finished goods

untuk memenuhi kebutuhan sales forecasts anda. Selanjutnya dengan

menggunakan fungsi – fungsi MRP Anda dapat pula menentukan bahan baku (raw

materials) yang dibutuhkan dan kapan akan melakukan pembelian untuk memenuhi jadwal produksi.

CronosERP Bonded Zone Inventory System bukan sekedar reporting tools seperti produk software inventory yang ditawarkan oleh pengembang lain, akan tetapi sistem ERP untuk kawasan berikat yang terintegrasi sebagaimana dianjurkan oleh pemerintah melalui Peraturan Direktur Jenderal Bea Dan Cukai untuk kepentingan pemeriksaan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang mengawasi Kawasan Berikat secara realtime dan/atau online terbatas.

CronosERP Bonded ZoneInventory System memberikan komitmen penuh dalam inovasi dan perkembangan teknologi serta metode terbaru konsep manufaktur. Anda dapat menikmati kenyamanan dalam ber-invenstasi dengan solusi yang kami berikan secara berkelanjutan seiring dengan berkembangnya proses bisnis anda serta perkembangan teknologi.

CronosERPBonded ZoneInventory System– akan selalu membantu bisnis anda dengan pendekatan nilai baru.


(4)

M

ANFAAT

1. Mempercepat pengambilan keputusan

2. Mensinergikan SDM, proses dan informasi dalam meningkatkan produktifitas usaha.

3. Menyatukan karyawan, partner, customer dan supplier dalam mencapai tujuan yang sama.

4. Mendukung eksisting system yang sedang digunakan sehingga produktifitas aplikasi dan investasi teknologi dapat dirasakan.

5. Dukungan teknis serta layanan dengan komitmen tinggi untuk kemajuan industri.

6. Mempermudah pelaporan dan perubahan pelaporan Bea Cukai.

M

ENGAPA

I

NVESTASI

ERP

SEKARANG

?

1. Perencanaan yang lebih matang lebih baik dibandingkan dengan rencana jangka pendek yang sering ditimbulkan karena kepanikan.

2. Dengan solusi terbaru dan implementasi yang lebih cepat akan lebih intuitif dari pada kastemisasi aplikasi yang membutuhkan biaya tinggi.

3. Dengan pembaruan system akan mampu meningkatkan kemampuan dalam menganalisa biaya untuk lebih fokus pada bisnis (business-driven) serta mengurangi resiko.

4. Momentum penggunaan ERP harus segera dilakukan dengan membentuk project team dengan menganalisa semua kegagalan implementasi ERP yang ada.

Mengapa

ERP ?

Mengapa

Sekarang ?


(5)

CronosERP Bonded Zone Inventory System

CronosERP Bonded Zone Inventory System ... 4

Information Flow CronosERP Bonded Zone Inventory System ... 5

Purchasing ... 6

Logistic ... 7

Invoicing ... 8

Master Inventory ... 9

Requisition and Issuing Material ... 10

Work In Process and Finished Good ... 12

Scrap Management ... 13

Fixed Asset ... 16

Finance

Accounting ... 20

Chart of Account ... 21

Voucher Based Transaction ... 22

Transaction Validation ... 23

Reporting Sevices ... 24

Report Preview ... 25

Fitur CronosERP Bonded Zone Inventory System ... 26

Report Bonded Zone Inventory System ... 28

System Requirement ... 29

Implementation Plan ... 30

Keterangan Lebih Lanjut ... 31

Referensi Pekerjaan ... 32


(6)

Information Flow CronosERP Bonded Zone Inventory System

INVOICING ACCOUNT RECEIVABLE

SALES ORDER PROCESSING

( PRODUCT CONFIGURATION, ORDER ENTRY, SALES MANAGEMENT )

PRODUCTION CAPACITY FILE MASTER PRODUCTION SCHEDULE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING SALES FORECAST FILE PROCESS PLANNING AND PRODUCTION ROUTING FILE CAPACITY REQUIREMENT PLANNING VENDOR COMMUNICATION

(EDI, SHIPPING NOTICE, E-COMMERECE) PURCHASING SYSTEM SCHEDULE RECEIPT BILL OF MATERIALS INVENTORY MANAGEMENT ORDER RELEASE SYSTEM SHOP FLOOR CONTROL ACCOUNT PAYABLE GENERAL LEDGER ORDER ENTRY ELECTRONIC PROCUREMENT SYSTEM HUMAN RESOURCE FILE OVERHEAD RESOURCE FILE MATERIAL MANAGEMENT FILE BC 23 BC 262 BC 27 (MASUK) BC 40 DOKUMEN PABEAN BAHAN PENOLONG PRODUKSI SURAT PERMOHONAN

REALISASI – GATE PEMASUKAN BAHAN BAKU PENGEMAS SURAT PERMOHONAN PEMASUKAN PABEAN BC 3.0 BC 2.6.1 BC 2.7 (KELUAR) DOKUMEN PABEAN

REALISASI – GATE PENGELUARAN HASIL PRODUKSI SISA PRODUKSI Alur Data dan Dokumen Kawasan Berikat


(7)

Purchasing

Relasi terhadap supplier atau vendor dapat dijalin apabila data transaksi terakhir dapat dianalisa dan dimonitor. Dengan menggunakan data pembelian anda dapat menentukan pemilihan supplier/vendor yang sesuai dengan kebutuhan, karena kualitas supplier ditentukan oleh ketepatan dalam memenuhi komitmen order pembelian.

Toleransi pengiriman – dengan memanfaatkan data toleransi pengiriman anda

dapat menilai kinerja supplier yang akan melakukan kalkulasi otomatis berdasarkan saat tanggal order pembelian dibuat sampai barang diterima.

Otomatis Penomoran dan Tanggal Order Pembelian – dengan otomatisasi

penomoran dan tanggal pembuatan Order Pembelian (PO) akan menghindarkan user dari kesalahan pemasukan data.

Transaksi Retur– dengan fasilitas retur Pembelian, data retur dapat direkam untuk

dilakukan pengkoreksian data order pembelian dan inventori. Selanjutnya dapat dilakukan pengiriman kembali kepada supplier.

Distibution

Resource

Planning

Data tanggal penerimaan barang akan terupdate otomatis menjadi toleransi pengiriman oleh supplier


(8)

- 7 -

Logistic

Penerimaan Barang – modul penerimaan barang atau Good Receive mampu

menangani penerimaan secara parsial data order pembelian, yaitu 1 data order pembelian dapat menampung lebih dari 1 nota penerimaan barang, hal ini terjadi apabila supplier melakukan pengiriman tidak sesuai dengan jumlah order pembelian karena masalah ketersediaan barang. Fasilitas data gudang menentukan lokasi penerimaan. Sebagai kelengkapan atas pelaporan pabean Form Good Receive ini di lengkapi dengan data Dokumen Pabean seperti Jenis Dokumen, Nomor dan tanggal dokumen pabean pemasukan ke Kawasan Berikat.

Dokumen

pabean

pemasukan ke

Kawasan

Berikat


(9)

- 8 -

Invoicing

Data penagihan menyesuaikan data pengiriman barang sehingga validasi terjamin


(10)

- 9 -

Master Inventory

Fitur – fitur yang terdapat pada modul inventory adalah sebagai berikut:

 Informasi Data Inventori Yang Real Time

 Pemeliharaan data ReOrder Point Stok (ROP)

 Histori penggunaan barang

 Update Stok Opname melalui inventori adjustment

 Substitusi data inventori dan Supplier

 Lead Time Record pengadaan barang

 Auto Generate Requisition

 Retur Management

 Transfer antar warehouse


(11)

- 10 -

Bill of Material

Dengan Bill of Material (BOM) anda dapat melakukan pelacakan (tracking) susunan komponen yang digunakan serta penggunaannya (Qty Per). Dengan kriteria BOM yang berbeda anda dapat mengatur produk – produk jadi (Finished Goods) berdasarkan siklus tahap – tahap pembuatannya.

Informasi BOM dilengkapi dengan biaya penggunaan bahan baku serta urutan biaya tiap – tiap tahap pembuatan yang menyertainya.

Pembuatan Job Order adalah langkah awal dalam memulai proses produksi yang akan mengacu pada Konfigurasi Work Center – Prodoct Costing – Bill of Material.


(12)

- 11 -

Requisition and Issuing Material

Penggunaan material dalam proses produksi diatur dalam 2 modul terpisah yaitu Material Requisition dan Material Issue. Material Requisition adalah permintaan bahan baku oleh bagian produksi kepada bagian gudang berdasarkan Order Produksi yang telah diterbitkan (Released). Selanjutnya bagian gudang akan mengeluarkan barang berdasarkan permintaan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dalam melakukan stage – stage proses produksi.

Permintaan dan pengeluaran barang dapat dilakukan secara parsial sesuai dengan ketersediaan barang atau jumlah yang dibutuhkan, hal ini sebagai internal control dalam penggunaan barang oleh bagian produksi agar tidak terjadi penimbunan barang pada area produksi.

Shop Floor

Control


(13)

- 12 -

Work In Process and Finished Good

Work in Process adalah proses otomatisasi pengeluaran barang dari satu step proses produksi ke step selanjutnya. Sistem akan secara otomatis melakukan posting penggunaan bahan baku apabila proses produksi telah selesai dilakukan. Anda tidak perlu melakukan entry secara manual sehingga hal ini sangat membantu dalam meningkatkan efektifitas kerja.

Secara akunting, sistem akan melakukan penjurnalan otomatis atas penggunaan bahan baku pada area produksi yang selanjutnya akan divalidasi dan dilengkapi oleh bagian akunting pembiayaan untuk menambahkan biaya – biaya lain seperti Upah Pekerja, Overhead Sost, Factory Overhead Control, Harga Pokok Penjualan dan lain

– lain.

Shop Floor

Control


(14)

- 13 -

Scrap Management

Scrap manajemen adalah pengaturan bahan sisa produksi atau barang yang rusak. Setiap barang scrap harus memiliki kode barang yang disesuaikan dengan jenis scrap tersebut seperti scrap yang bersifat solid atau cair (liquid). Selanjutnya

penyimpanan barang scrap disesuaikan dengan kebijakan perusahaan baik disimpan atau dibuang melalui vendor yang ditunjuk.

Kebijakan atas barang – barang scrap yang akan dibuang harus dilengkapi dengan dokumen bea cukai yang disertai dengan informasi Tipe, Nomor dan Tanggal Dokumen.

Scrap

Entry

Disposal


(15)

- 14 -

Scrap Management

Scrap


(16)

- 15 -

Scrap Management

Scrap


(17)

- 16 -

Fixed Asset

Fixed Asset management pada cronos bonded zone digunakan sebagai pencatatan penerimaan, perpindahan dan penghitungan aset serta proses internal lain yang berhubungan dengan keuangan.

Untuk kawasan berikat pelaporan disajikan secara 4 bulanan.

Alur pencatatan fixed asset adalah sebagai berikut

SISTEM SETUP

Setup User dan Company

COMPANY SETUP

Periode Fiscal dan Kode Rekening

REGISTER ASSET

Default Setting, Book Class Record, Nilai Awal

AKUISISI ASSET

Penambahan Aset melalui Purchase Order dan Receive Management RECORD AKTIVITAS ASSET Transfer, Retirement DEPRESIASI Kalkulasi berdasarkan Periode Fiskal dan Metode

depresiasi

INTEGRASI GENERAL LEDGER

Integrasi aktivitas pada general ledger

LAPORAN

Analisa informasi aset, aktivitas

INQUIRY

Review informasi aset melalui inquiry window

FILE MAINTENANCE

STOK OPNAME

Rekonsiliasi aktual aset

TUTUP BUKU / CLOSING

Asset Flow

Record


(18)

- 17 -

Fixed Asset

Asset


(19)

- 18 -

Fixed Asset

Asset

Activity


(20)

- 19 -

Fixed Asset

Asset

Inquiry


(21)

- 20 -

Finance

Accounting

Modul Akunting dari CronosERP didisain dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi dengan menawarkan kemudahan dalam entri data – data keuangan. Fleksibilitas yang dimaksud antara lain adalah kemudahan user dalam mengatur kode rekening (chart of account) adanya fasilitas penjurnalan otomatis yang didasarkan pada konsep voucher based dan lain – lain.

Kunci kemudahan penggunaan modul akunting CronosERP karena semua validasi data diatur dalam menu konfigurasi yang telah ditentukan diawal saat inisialisasi aplikasi akunting. Menu Konfigurasi ini sangat menentukan alur data keuangan yang menjadi tulang punggung implementasi ERP, karena didalamnya memuat informasi tentang konfigurasi :

1. Neraca / Rugi laba

2. Cash Flow / Perubahan Modal 3. Format Chart of Account 4. Relasi Rekening

5. Default entri jurnal

6. Konfirgurasi Biaya dan Harga Pokok Penjualan

Intelligent

Setup


(22)

- 21 -

Chart of Account

Kode Perkiraan atau Chart of Account disajikan dalam tampilan yang informatif yang memberikan kemudahan user dalam memonitor perbandingan nilai transaksi berjalan dengan anggaran yang telah ditentukan per periode transaksi.

Finance

Accounting


(23)

- 22 -

Voucher Based Transaction

Dalam melakukan transaksi pengeluaran dan penerimaan uang user dapat memanfaatkan voucher form untuk transaksi pembelian maupun penjualan. Form Voucher ini mempermudah user dalam penjurnalan karena penjurnalan dilakukan oleh sistem secara otomatis. Dengan melakukan validasi transaksi voucher maka user tidak perlu lagi melakukan jurnal secara manual.

Finance

Accounting


(24)

- 23 -

Transaction Validation

Validasi Transaksi adalah muara terakhir untuk melakukan pengecekan semua

transaksi dalam periode berjalan, jurnal otomatis yang dibuat oleh sistem dapat dilihat pada gambar dibawah. Diperlukan user dengan skill akunting untuk melakukan otorisasi atas semua transaksi. Selanjutnya apabila pengecekan telah selesai user dapat melakukan proses tutup buku dengan menekan tombol CLOSING seperti pada gambar dibawah.

Finance

Accounting


(25)

- 24 -

Reporting Sevices

Dengan fasilitas reporting Service anda dapat melakukan penambahan dan perubahan atas kebutuhan laporan yang diinginkan. Model reporting services pada CronosERP didisain menggunakan Object Oriented Model sehingga akan meningkatkan kemampuan user dalam mengolah data – data pelaporan.

Adapun keunggulan Reporting Services CronosERP adalah :

1. Laporan yang dihasilkan dapat diekspor dalam berbagai format seperti Excel, PDF, Text, XML, HTML dan RTF.

2. Penambahan laporan baru melalui fitur Report Configuration.

3. Pekerjaan teknis penambahan dapat dilakukan user sehingga mengurangi ketergantungan secara teknis pada konsultan dan sangat cost effective.


(26)

- 25 -

Report Preview


(27)

- 26 -

Fitur CronosERP Bonded Zone Inventory System

I N V E N T O R Y

MA S T E R Item Card

Item Categories Item Group Vendor Master

Warehouse Configuration

P R O C U R E M E N T

TR A N S A C T I O N Purchase Request

Purchase Order Purchase Return

L O G I S T I C

RE C E I V I N G TR A N S A C T I O N Good Received Received From Vendor

OU T G O I N G TR A N S A C T I O N FG Shipment Shipment Sub-Con

UT I L I T Y Inventory Adjustment

Inventory Movement Import Physical Count Reminder Minimum Stock

P R O D U C T I O N

MA S T E R Workcenter

Routing Resource Bill of Material Engineering Change

SH O P FL O O R Job Order

Material Issue WIP WIP Return Production Release

S C R A P P R O C E S S

MA S T E R Master Item Scrap

Warehouse Configuration

RE C E I V I N G TR A N S A C T I O N Scrap Disposal Document Scrap Incoming Transaction

OU T G O I N G TR A N S A C T I O N Scrap Outgoing Notification Packing List Invoice Scrap Delivery Transaction

UT I L I T Y Adjustment

Scrap Movement Physical Count


(28)

- 27 -

Fitur CronosERP Bonded Zone Inventory System

F I X E D A S S E T

MA S T E R Master Asset

Category List Owner Quarter Setup

TR A N S A C T I O N Purchase

Received Asset Transfer Retirement Adjustment

UT I L I T Y Import Physical Count

Import Register Asset Depreciation Inquiry Asset Inquiry Asset Movement Exported Inquiry

C O N F I G U R A T I O N

FI N A N C E Chart of Account

Currency Setup Currency Exchange Period Transaction Setup Tax Tariff Transaction Validation Transaction Closing

WA R E H O U S E Setup Warehouse

Bin Type Bin Location Bin Content

CU S T O M S Master Customs Document

AP P L I C A T I O N Report Configuraton

User Authentication License Agreement Application Configuration Transaction Series Setup Transaction Number Setup


(29)

- 28 -

Report Bonded Zone Inventory System

L I S T R E P O R T

P A B E A N / C U S T O M S  Laporan Pemasukan Barang Per Dokumen

Pabean

 Laporan Pengeluaran Barang Per Dokumen Pabean

 Laporan Posisi Barang Dalam Proses (WIP)

 Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Bahan Baku & Penolong

 Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Jadi

 Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Sisa Dan Scrap

 Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Mesin Dan Peralatan Perkantoran

L O G I S T I C WIP Report

WIP Return Report Reminder Minimum Stok Laporan Stok Opname (Excel) Laporan Stok Opname Daftar Stok

Rekap Penerimaan Barang Buku Besar Gudang Kartu Persediaan Kartu Stok

Laporan Mutasi Barang Penerimaan Barang

S C R A P Incoming Scrap Disposal Transaction

Outgoing Scrap Disposal Transaction Invoice Packing List (Import) Invoice Packing List (Local)

F I X E D A S S E T List of Asset

Asset Inquiry Report Moving Asset Report Detail Asset Register Report FA Stok Take Report (Excel) Adjustment Report


(30)

- 29 -

System Requirement

H

ARDWARE

Specification Qty

SERVER

1. Intel® Xeon® Processor Quad Core Min 2.0

GHz 1

2. 4 GB ECC Memory 1

3. Harddisk 500 GB SATA 10,000 rpm

HOTSWAPPABLE ( Mirroring System ) 2

4. DVD IDE (ATAPI) drive 1

5. Integrated 10/100/1000 Ethernet 1

6. UPS 2200 VA 1

WORKSTATION - CLIENT

1. Processor – Core i3

2. Memory 4 GB

3. Harddisk 120 GB

S

OFTWARE

Specification SERVER

1. Microsoft Windows Server Enterprise / Standard /

Essential Business Server 2008/2012

2. Microsoft SQL Server Enterprise / Standard 2008/2012

WORKSTATION - CLIENT

1. Windows XP SP3, Windows 7

2. Microsoft Office System 2003/2007/2010

N

ETWORK

I

NFRASTRUCTURE

Specification

1. LAN (Local Area Network) dengan NIC dan Switch 10 /

100 /1000 Mbps

2. WAN (Wide Area Network) dengan bandwidth minimal


(31)

- 30 -

Implementation Plan

Presentation

Order & Project Initiation

Deployment

Software Installation & Master Data Entry Implementation

& Trainning Maintenance &

Support

CronosERP akan diimplementasikan pada anda dalam 6 tahap:

1. Presentasi solusi dari CronosERP.

2. Kontrak Penggunaan Aplikasi CronosERP dan Kastemisasi sesuai kebutuhan

spesific dari perusahaan anda dalam hal Sistem Informasi Perpajakan.

3. Persetujuan dari Klien atas kastemisasi CronosERP.

4. Instalasi software CronosERP dan kesepakatan jumlah lisensi user klien serta

migrasi sistem atau entry data master.

5. Implementasi dan Pelatihan penggunaan CronosERP dengan acuan User

Acceptance Test dari User. Melakukan Trial-Run Period based Transaction data.

6. Maintenance dan Support (dampingan teknis IT) dalam permasalahan keseharian

berkaitan dengan solusi CronosERP seperti konfigurasi disain pelaporan, perubahan business rule merubah disain komponen aplikasi serta Backup & Recvoery Management. Pada Tahap ini Update aplikasi dengan komponen terbaru akan dilakukan oleh konsultan dalam mendukung perubahan teknologi.


(32)

- 31 -

Keterangan Lebih Lanjut

Head Office

Jalan Tegal Parang Utara III No. 33 Mampang Prapatan

Jakarta Selatan 12790

Telp : 021- 799 1109 Fax : 021- 7918 8443

Email : marketing@cronoserp.com Web : www.CronosERP.com

Contact

Abdullah Soedarmo

email : soedarmo@cronoserp.com HP : 0815 11 431 401

Ahmad Rudy Budiarto

email : rbudiarto@cronoserp.com HP : 081-555640478 / 081-252557693

Skype : rbudiarto


(33)

- 32 -

Referensi Pekerjaan

January 2014

PT. Mattel Indonesia – Cikarang – Jawa Barat

Enterprise Resource Planning for Bonded Zone

Implementasi Solusi Kawasan Berikat : Purchasing, Logistic, Scrap Process, Fixed Asset Management, Production.


(34)

33

-Lampiran Laporan Pabean

 PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 2 /BC/2012

 PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 57/BC/2011 TENTANG KAWASAN BERIKAT

Laporan Pemasukan Barang Per Dokumen Pabean

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : diisi dengan nama perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat

 Nomor (2) : diisi dengan periode pelaporan, misal 1 januari 2012 s.d 30 april 2012.

 Nomor (3) : diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : diisi dengan jenis dokumen contoh BC 2.3, BC 4.0, BC 2.7, BC 2.6.2, dll.

 Nomor (5) : diisi dengan nomor dokumen pabean pemasukan ke Kawasa Berikat

 Nomor (6) : diisi dengan tanggal dokumen pabean pemasukan ke Kawasan Berikat

 Nomor (7) : diisi dengan nomor bukti atau dokumen internal perusahaan yang membuktikan bahwa barang telah diterima di dalam Kawasan Berikat

 Nomor (8) : diisi dengan tanggal bukti atau dokumen internal perusahaan yang menunjukan saat diterimanya barang di dalam Kawasan Berikat

 Nomor (9) : diisi dengan nama pemasok atau supplier dalam hal barang tersebut dibeli atau diisi dengan nama pengirim dalam hal barang tersebut diterima selain dalam rangka dibeli sebagai contoh dalam rangka subkontrak.

 Nomor (10) : diisi dengan kode barang internal yang dipergunakan sehari-hari oleh perusahaan.

 Nomor (11) : diisi dengan nama barang yang dimasukkan ke dalam Kawasan Berikat (nama barang sesuai dengan nama yang dipergunakan sehari-hari oleh perusahaan).

 Nomor (12) : diisi dengan Satuan Barang yang dimasukan ke kawasan berikat

 Nomor (13) : Diisi dengan Jumlah Barang yang dimasukan ke Kawasan Berikat

 Nomor (14) : Diisi dengan Nilai perolehan Barang atau nilai lain yang diakui oleh Perusahaan (jika ada).


(35)

34

-Laporan Pengeluaran Barang Per Dokumen Pabean

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : diisi dengan nama perusahaan penerima fasilitas Kawasan Berikat.

 Nomor (2) : diisi dengan periode pelaporan, misal 1 januari 2012 s.d 30 april 2012.

 Nomor (3) : diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : diisi dengan jenis dokumen contoh BC 3.0, BC 4.1, BC 2.7.1, BC 2.6.1, BC 2.5 dll.

 Nomor (5) : diisi dengan nomor dokumen pabean pengeluaran ke Kawasa Berikat.

 Nomor (6) : diisi dengan tanggal dokumen pabean pengeluaran ke Kawasan Berikat.

 Nomor (7) : diisi dengan nomor bukti atau dokumen internal perusahaan yang membuktikan bahwa barang telah dikeluarkan dari Kawasan Berikat.

 Nomor (8) : diisi dengan tanggal bukti atau dokumen internal perusahaan yang menunjukan saat dikeluarkannya barang dari Kawasan Berikat.

 Nomor (9) : diisi dengan nama Pembeli atau Buyer dalam hal barang tersebut dijual atau diisi dengan nama penerima dalam hal barang tersebut dikirim dalam rangka selain dijual sebagai contoh dalam rangka subkontrak.

 Nomor (10) : diisi dengan kode barang internal yang dipergunakan sehari-hari oleh perusahaan

 Nomor (11) : diisi dengan nama barang yang dimasukkan ke dalam Kawasan Berikat (nama barang sesuai dengan nama yang dipergunakan sehari-hari oleh perusahaan).

 Nomor (12) : diisi dengan Satuan Barang yang dimasukan ke kawasan berikat.

 Nomor (13) : Diisi dengan Jumlah Barang yang dimasukan ke Kawasan Berikat

 Nomor (14) : Diisi dengan Nilai penyerahan atau penjualan Barang atau nilai lain yang diakui oleh Perusahaan (jika ada).


(36)

35

Laporan Posisi Barang Dalam Proses (WIP)

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : diisi dengan nama perusahaan.

 Nomor (2) : diisi dengan tanggal posisi stock WIP misalnya 30 april 2012 atau 31 desember 2012

 Nomor (3) : diisi dengan nomor urut

 Nomor (4) : diisi dengan kode barang yang dipergunakan oleh internal perusahaan

 Nomor (5) : diisi dengan nama barang yang dipergunakan dalam operasional sehari-hari perusahaan

 Nomor (6) : diisi dengan satuan barang

 Nomor (7) : diisi dengan jumlah


(37)

36

-Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Bahan Baku & Penolong

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan

pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan pertanggungjawaban sebelumnya

dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan barang yang masuk ke Kawasan Berikat berdasarkan tanggal riil pemasukan ke Kawasan Berikat (bukan berdasarkantanggal dokumen pabean).

 Nomor (10) : Diisi dengan jumlah pengeluaran dari gudang bahan baku (pengeluaran untuk produksi ke Kawasan Berikat lain, ke tempat lain dalam daerah pabean, dan/atau ekspor) berdasarkan tanggal riil pengeluaran (bukan berdasarkantanggal dokumen pabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31 januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan dikurangi pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment)


(38)

37

- Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan fisik baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada KOlom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh – 25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan nol; diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(39)

38

-Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Jadi

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang jadi yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan pertanggungjawaban sebelumnya

dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka

kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan barang jadi ke gudang barang jadi setelah proses produksi.

 Nomor (10) : Diisi dengan jumlah pengeluaran barang jadi yang keluar berdasarkan tanggal riil pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31 januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan dikurangi pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment).


(40)

39

- Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan fisik baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh – 25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan nol; diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(41)

40

-Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Sisa Dan Scrap

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan pertanggungjawaban sebelumnya dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan barang Sisa dan Scrap ke gudang barang Sisa dan Scrap.Sisa dan Scrap bisa berasal dari proses produksi atau kegiatan lain yang menjadikan barang tersebut sebagai sisa dan scrap

 Nomor (10) : : Diisi dengan jumlah pengeluaran barang Sisa dan Scrap yang keluar berdasarkan tanggal riil pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumenpabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angk contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31 januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan dikurangi pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment)

 Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan fisik baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama


(42)

41

-dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDK maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikatatau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh – 25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angk pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan nol; diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(43)

- 42 -

Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Mesin Dan Peralatan Perkantoran

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya.

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang jadi yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan Pertanggungjawaban sebelumnya dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan Mesin dan Peralatan ke Kawasan Berikat Berdasarkan tanggal riil pemasukan (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (10) : Diisi dengan jumlah pengeluaran Mesin dan Peralatan yang keluar berdasarkan tanggal riil pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumenpabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31 januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan dikurangi pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment)

 Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan fisik baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut


(44)

43

-Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldoakhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh – 25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan nol;diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(1)

38

-Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Jadi

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB

dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau

PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan

tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang jadi yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari

saldo akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan pertanggungjawaban sebelumnya

dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka

kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan barang jadi ke gudang barang jadi setelah proses

produksi.

 Nomor (10) : Diisi dengan jumlah pengeluaran barang jadi yang keluar berdasarkan tanggal riil

pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan

Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31

januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan


(2)

39

- Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan

fisik baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha

Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir

Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan

antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian

(Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh –

25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan

nol; diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(3)

40

-Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Barang Sisa Dan Scrap

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB

dalam kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau

PDKB dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan

tahun ini diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo

akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan pertanggungjawaban sebelumnya dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan barang Sisa dan Scrap ke gudang barang Sisa dan

Scrap.Sisa dan Scrap bisa berasal dari proses produksi atau kegiatan lain yang menjadikan barang tersebut sebagai sisa dan scrap

 Nomor (10) : : Diisi dengan jumlah pengeluaran barang Sisa dan Scrap yang keluar berdasarkan

tanggal riil pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan

Berikat dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angk contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31

januari 2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan

dikurangi pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment)

 Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan


(4)

41

-dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDK maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikatatau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha

Kawasan Berikat atau PDKB maupun bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai. Apabila pada periode tersebut Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir

Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian

(Adjustment) lebih kecil dari nol maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh –

25; apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angk pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan

nol; diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.


(5)

- 42 -

Laporan Pertanggungjawaban Mutasi Mesin Dan Peralatan Perkantoran

PETUNJUK PENGISIAN:

 Nomor (1) : Diisi dengan nama Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB.

 Nomor (2) : Diisi dengan periode pelaporan misal 1 januari 2012 s.d 31 januari 2012.

 Nomor (3) : Diisi dengan nomor urut.

 Nomor (4) : Diisi dengan kode barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dalam

kegiatan operasional.

 Nomor (5) : Diisi dengan nama barang yang dipergunakan Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB

dalam kegiatan operasional.

 Nomor (6) : Diisi dengan satuan barang.

 Nomor (7) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun contoh 1 januari 2012. Tanggal, bulan dan tahun ini

diperoleh dari tanggal, bulan dan tahun pada kolom saldo akhir (stock opname) laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya.

 Nomor (8) : Diisi dengan jumlah barang jadi yang merupakan saldo awal. Saldo ini berasal dari saldo

akhir bulan dari laporan pertanggungjawaban sebelumnya (dalam hal tidak dilakukan pencacahan /stock opname). Dalam hal pada laporan Pertanggungjawaban sebelumnya dilakukan pencacahan baik oleh perusahaan sendiri atau bersama sama dengan pejabat bea dan cukai maka kolom ini diisi dengan jumlah barang hasil pencacahan (stock opname) tersebut.

 Nomor (9) : Diisi dengan jumlah pemasukan Mesin dan Peralatan ke Kawasan Berikat Berdasarkan

tanggal riil pemasukan (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (10) : Diisi dengan jumlah pengeluaran Mesin dan Peralatan yang keluar berdasarkan tanggal

riil pengeluaran (bukan berdasarkan tanggal dokumen pabean).

 Nomor (11) : Diisi dengan jumlah penyesuaian yang diakui sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat

dalam hal hasil pencacahan fisik yang Dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB terdapat selisih antara saldo akhir dengan hasil pencacahan (stock opname) yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB: apabila saldo akhir lebih besar dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh -10; apabila saldo akhir lebih kecil dari hasil stock opname maka pada kolom ini ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda +) contoh 10.

 Nomor (12) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun terakhir dari periode laporan contoh 31 januari

2012.

 Nomor (13) : Diisi dengan angka hasil perhitungan saldo awal ditambah dengan pemasukan dikurangi

pengeluaran ditambah penyesuaian (adjustment)

 Nomor (14) : Diisi dengan tanggal bulan dan tahun saldo barang berdasarkan hasil pencacahan fisik

baik yang dilakukan sendiri oleh pengusaha Kawasan Berikat maupun bersama-sama dengan Pejabat Bea dan Cukai apabila dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan sendiri tersebut, apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan tanggal bulan dan tahun saat pencacahan bersama.

 Nomor (15) : Diisi dengan angka hasil pencacahan baik yang dilakukan sendiri oleh Pengusaha Kawasan


(6)

43

-Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB sesuai standar operating prosedurnya tidak melakukan pencacahan fisik maka kolom ini "tidak diisi". Apabila pada periode tersebut dilakukan pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB maka diisi dengan angka hasil pencacahan sendiri oleh Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB. Apabila dilakukan pencacahan bersama antara Pengusaha Kawasan Berikat atau PDKB dan Pejabat Bea dan Cukai maka diisi dengan angka hasil pencacahan bersama dengan Pejabat Bea dan Cukai.

 Nomor (16) : Diisi dengan angka hasil pengurangan antara stock opname dengan saldoakhir Ditambah

dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment): apabila hasil pengurangan antara stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih kecil dari nol

maka angka ditulis dengan tanda minus didepan angka contoh – 25; apabila hasil pengurangan antara

stock opname dengan saldo akhir Ditambah dengan angka pada Kolom Penyesuaian (Adjustment) lebih besar dari nol maka angka ditulis dengan angka biasa (tanpa tanda plus) contoh 25.

 Nomor (17) : a. diisi dengan "sesuai" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) sama dengan nol;diisi dengan "selisih kurang" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) kurang dari nol; diisi dengan "selisih lebih" apabila angka pada Kolom Selisih (Kolom 16) lebih dari nol.