KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN PENGELUARAN NEGARA
PENGELUARAN &
PENERIMAAN NEGARA
A r i s B u d i o n o, S . Ps i , M M
S e ko l a h T i n g g i I l m u E ko n o m i Pa r i w i s at a
I nte r n a s i o n a l ST E I N - JA K A R TA
KEWAJIBAN NEGARA DAN KAITANNYA DENGAN PENGELUARAN NEGARA
• Kewajiban negara dalam rangka menjaga kelangsungan kedaulatan negara (pemerintah) dan meningkatkan kemakmuran
masyarakat, mencakup:
– mempersiapkan, memelihara, dan melaksanakan
keamanan negara – menyediakan dan memelihara fasilitas untuk
kesejahteraan sosial dan perlindungan sosial, termasuk
• fakir miskin • jompo • yatim piatu • masyarakat miskin • pengangguran
– menyediakan dan memelihara fasilitas kesehatan – menyediakan dan memelihara fasilitas pendidikan
MACAM-MACAM PENGELUARAN NEGARA
• Menurut Organisasi – Pemerintah Pusat – Pemerintah Propinsi – Pemerintah Kabupaten/Kota
• Menurut Sifat – Pengeluaran Investasi – Pengeluaran Penciptaan Lapangan Kerja – Pengeluaran Kesejahteraan Rakyat – Pengeluaran Penghematan Masa Depat – Pengeluaran Yang Tidak Produktif
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi: • Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Pemerintah Pusat
• Belanja Pegawai • Belanja Barang • Belanja Modal • Pembayaran Bunga Utang • Subsidi • Belanja Hibah • Bantuan Sosial • Belanja Lain-lain
– Dana yang dialokasikan ke Daerah
• Dana Perimbangan • Dana Otonomi Khusus dan Penyesuaian
PENGELUARAN PEMERINTAH PUSAT
Dalam APBN, pengeluaran Pemerintah Pusat dibedakan menjadi:
• Pengeluaran untuk Pembiayaan
– Pengeluaran untuk Obligasi Pemerintah – Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri – Pembiayaan lain-lain
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi: • Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Operasi, yang terdiri dari
• Belanja Pegawai • Belanja Barang dan jasa • Belanja Pemeliharaan • Belanja perjalanan Dinas • Belanja Pinjaman • Belanja Subsidi • Belanja Hibah • Belanja Bantuan Sosial • Belanja Operasi Lainnya
– Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap • Belanja aset lain-lain • Belanja tak tersangka
PENGELUARAN PEMERINTAH PROPINSI
Dalam APBD Propinsi, pengeluaran negara dibedakan menjadi: • Bagi hasil pendapatan ke kabupaten/kota/desa, terdiri dari
– Bagi hasil pajak ke Kabupaten/Kota – Bagi hasil retribusi ke Kabupaten/Kota – Bagi hasil pendapatan lainnya ke Kabupaten/Kota
• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
– Pembayaran Pokok Pinjaman – Penyertaan modal pemerintah – Belanja investasi Permanen – Pemberian pinjaman jangka panjang
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi: • Pengeluaran untuk Belanja
– Belanja Operasi, yang terdiri dari
• Belanja Pegawai • Belanja Barang dan jasa • Belanja Pemeliharaan • Belanja perjalanan Dinas • Belanja Pinjaman • Belanja Subsidi • Belanja Hibah • Belanja Bantuan Sosial • Belanja Operasi Lainnya
– Belanja Modal, terdiri dari:
• Belanja Aset Tetap • Belanja aset lain-lain
– Belanja tak tersangka
PENGELUARAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
Dalam APBD Kabupaten/Kota, pengeluaran negara dibedakan menjadi: • Bagi hasil pendapatan ke desa/kelurahan, terdiri dari
– Bagi hasil pajak ke Desa/Kelurahan – Bagi hasil retribusi ke Desa/Kelurahan – Bagi hasil pendapatan lainnya ke Desa/Kelurahan
• Pengeluaran untuk Pembiayaan, terdiri dari
– Pembayaran Pokok Pinjaman – Penyertaan modal pemerintah – Pemberian pinjaman kepada BUMD/BUMN/Pemerintah
Pusat/Kepala Daerah otonom Lainnya
JENIS-JENIS PENGELUARAN NEGARA MENURUT SIFATNYA
• PENGELUARAN INVESTASI
– Pengeluaran yang ditujukan untuk menambah kekuatan dan
ketahanan ekonomi di masa datang – Misalnya, pengeluaran untuk pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, satelit, peningkatan kapasitas SDM, dll
• PENGELUARAN PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA – Pengeluaran untuk menciptakan lapangan kerja, serta memicu peningkatan kegiatan perekonomian masyarakat
• PENGELUARAN KESEJAHTERAAN RAKYAT – Pengeluaran yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kesejahteraan masyarakat, atau pengeluaran yang dan membuat
masyarakat menjadi bergembira – Misalnya pengeluaran untuk pembangunan tempat rekreasi,
subsidi, bantuan langsung tunai, bantuan korban bencana, dll
PENERIMAAN NEGARA
• Sumber-sumber Penerimaan Negara • Jenis-jenis Penerimaan Negara
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pajak • Retribusi • Keuntungan BUMN/BUMD • Denda dan Sita • Pencetakan Uang • Pinjaman • Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah • Penyelenggaraan Undian Berhadiah
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pajak
– Pajak merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) terhadap wajib pajak
tertentu berdasarkan undang-undang (pemungutannya dapat dipaksakan) tanpa ada imbalan langsung bagi pembayarnya.
– Jenis pajak di Indonesia:
• Pajak Pusat: • Pajak Daerah:
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
– Jenis pajak di Indonesia: • Pajak Pusat:
– Pajak Penghasilan (PPh) – Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN) – Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM) – Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) – Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) – Bea Meterai – Bea Masuk – Cukai – Pajak Ekspor
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
– Jenis pajak di Indonesia: • Pajak Daerah:
– Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) – Pajak Hotel dan Restoran (PHR) – Pajak Reklame – Pajak Hiburan – Pajak Bahan Bakar
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Retribusi
– Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh pemerintah (pusat/daerah) berdasarkan undang-
undang (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya.
– Contoh, pelayanan medis di rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah,
pembayaran uang sekolah, dll
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Keuntungan BUMN/BUMD
– Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang diperoleh BUMN.
– Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah
sebagai pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Denda dan Sita
– Pemerintah berhak memungut denda atau menyita asset milik masyarakat, apabila masyarakat
(individu/kelompok/organisasi) diketahui telah melanggar peraturan pemerintah
– Misalnya: denda pelanggaran lalulintas, denda ketentuan peraturan perpajakan, penyitaan barang-
barang illegal, penyitaan jaminan atas hutang yang tidak tertagih, dll
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pencetakan Uang
– Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit anggaran, apabila tidak
ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah. – Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus
dilakukan dengan cermat, agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Pinjaman
– Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan
negara, yang dilakukan apabila terjadi defisit anggaran. – Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar
kembali, berikut dengan bunganya. – Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar negeri
– Sumber pinjaman bisa berasal pemerintah, institusi perbankan, institusi non bank, maupun individu
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah
– Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh pemerintah dari individu, institusi, atau pemerintah – Sumbangan, hadiah, dan hibah dapat diperoleh dari dalam
maupun luar negeri – Tidak ada kewajiban pemerintah untuk mengembalikan sumbangan, hadiah, atau hibah. – Sumbangan, hadiah, dan hibah bukan penerimaan
pemerintah yang dapat dipastikan perolehannya. Tergantung kerelaan dari pihak yang memberi sumbangan,
hadiah, atau hibah
SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA
• Penyelenggaraan Undian Berhadiah
– Pemerintah dapat menyelenggarakan undian berhadiah dengan menunjuk suatu institusi tertentu sebagai
penyelenggara – Jumlah yang diterima pemerintah adalah selisih dari
penerimaan uang undian dikurangi dengan biaya operasi dan besarnya hadiah yang dibagikan.
– Banyak negara menyelenggarakan undian berhadiah, seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Jerman,
Indonesia (pernah).
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Berdasarkan institusi yang menanganinya, penerimaan negara dibedakan menjadi:
– Penerimaan Pemerintah Pusat – Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi – Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Penerimaan Pemerintah Pusat
– Penerimaan Negara dan Hibah
• Penerimaan Dalam Negeri
– Penerimaan perpajakan – Penerimaan bukan pajak (PNBP) – Bagian laba BUMN – Lain-lain penerimaan yang sah
– Penerimaan Pembiayaan
• Pinjaman sektor Perbankan • Pinjaman luar negeri • Penjualan Obligasi Pemerintah • Privatisasi BUMN • Penjualan aset pemerintah
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi
– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:
• Pajak Daerah • Retribusi Daerah • Bagian laba BUMD • PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah,
pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.
– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:
• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB • Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Perseorangan/Pribadi • Bagian daerah dari Sumber daya alam
• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum • Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Penerimaan Pemerintah Daerah Propinsi
– Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:
• Pinjaman dari Pemerintah Pusat • Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya • Pinjaman dari BUMN/BUMD • Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank • Pinjaman dari Luar Negeri • Penjualan Aset Daerah • Penerbitan Obligasi Daerah
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
– Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:
• Pajak Daerah • Retribusi Daerah • Bagian laba BUMD • PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah,
pendapatan dana darurat, dan lain-lain pendapatan.
– Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:
• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB • Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Perseorangan/Pribadi • Bagian daerah dari Sumber daya alam
• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum • Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA
• Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
– Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:
• Pinjaman dari Pemerintah Pusat • Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom Lainnya • Pinjaman dari BUMN/BUMD • Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank • Pinjaman dari Luar Negeri • Penjualan Aset Daerah • Penerbitan Obligasi Daerah
PUNGUTAN
Pungutan adalah peralihan kekayaan dari sektor swasta ke sektor publik, berdasarkan undang-undang untuk membiayai pengeluaran negara baik yang rutin maupun untuk pembangunan. Macam-macam pungutan: Pajak: tanpa ada jasa timbal (tanpa kontraprestasi)
secara langsung Retribusi: ada jasa timbal ( ada kontraprestasi) secara langsung, misal: pembayaran fasilitas yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti parkir dan perizinan
Sumbangan: ada jasa timbal (ada kontraprestasi)
kepada sekelompok orang.
DEFINISI PAJAK
Prof. Dr. Rochmat Soemitro: Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara
berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dr. Soeparman Soemahamidjaja: Pajak adalah iuran wajib, berupa uang dan barang,
yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma- norma hukum, guna menutup biaya produksi barang- barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
DEFINISI PAJAK
UU No 28 tahun 2007:
Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak:
1. Ada masyarakat
2. Berdasarkan undang-undang
3. Ada pemungut pajaknya
4. Ada wajib pajaknya
5. Ada obyek pajaknya
SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK
Syarat pemungutan pajak: Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-
undang (Syarat Yuridis) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat
Ekonomis) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial) Sistem pemungutan pajak harus sederhana (Syarat
Sederhana)
FUNGSI PAJAK
Fungsi pajak: Fungsi budgetair (anggaran)
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
Fungsi regulair (mengatur) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Misalnya, pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras. Misalnya lagi, tarif pajak untuk ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.
SYARAT UU PAJAK
Menurut Adam Smith, agar pemungutan pajak dinilai adil harus dipenuhi empat syarat:
• Equality: dalam keadaan yang sama, wajib pajak harus
dikenakan pajak yang sama pula. Contoh: PPh dikenakan terhadap PKP yang sudah diperhitungkan PTKP. PTKP ini tidak sama bagi setiap wajib pajak.
• Certainty: peraturan yang dibuat harus jelas, tegas dan tidak mengandung arti ganda agar tidak memberi peluang untuk
ditafsir lain. • Convenience of payment: pajak hendaknya dipungut pada
saat yang paling baik bagi para wajib pajak, misalnya saat menerima gaji setiap bulan.
• Efficiency: biaya pemungutan harus lebih rendah dibanding
dengan pemasukan pajaknya.
TEORI PEMBENARAN PAJAK
Teori untuk pembenaran pemungutan pajak:
1. Teori Asuransi
2. Teori Kepentingan
3. Teori Daya Pikul
4. Teori Bakti
5. Teori Asas Daya Beli
TEORI PEMBENARAN PAJAK
Teori Asuransi
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu rakyat harus membayar pajak yang diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut.
Teori Kepentingan
Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan (misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin tinggi pajak yang harus dibayar.
TEORI PEMBENARAN PAJAK
Teori Daya Pikul
Beban pajak untuk semua orang harus sana beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Untuk mengukur daya pikul dapat digunakan 2 pendekatan, yaitu:
– Unsur obyektif, dengan melihat besarnya penghasilan atau kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
– Unsur subyektif, dengan memperhatikan besarnya
kebutuhan material yang harus dipenuhi.
Tuan B Penghasilan/bulan
Tuan A
Rp2 juta Status
Rp2 juta
bujangan Secara obyektif PPh untuk tuan A sama besar dengan tuan B,
menikah 3 anak
karena mempunyai penghasilan yang sama besarnya. Secara subyektif PPh untuk tuan A lebih kecil dari pada tuan B, karena kebutuhan material yang harus dipenuhi tuan A lebih besar.
TEORI PEMBENARAN PAJAK
Teori Bakti (kewajiban pajak mutlak)
Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban.
Teori Asas Daya Beli
Memungut pajak berarti menarik daya beli dari rumah tangga masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya negara akan menyalurkannya kembali ke masyarakat dalam bentuk pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian kepentingan seluruh masyarakat lebih diutamakan.
PENGELOMPOKAN PAJAK
Pengelompokan pajak MENURUT GOLONGAN:
Pajak langsung (contoh PPh) Secara ekonomis, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Secara yuridis, pemungutannya periodik
Pajak tidak langsung (contoh PPN) Secara ekonomis, yaitu pajak yang pembayarannya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang atau pihak lain. Secara yuridis, pemungutannya secara insidental
PENGELOMPOKAN PAJAK
Pengelompokan pajak MENURUT SIFAT:
Pajak subyektif Pajak yang berpangkal atau berdasarkan
subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri wajib pajak (contoh PPh).
Pajak obyektif
Pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak (contoh PPN dan PPnBM).
PENGELOMPOKAN PAJAK
Pengelompokan pajak MENURUT LEMBAGA PEMUNGUT:
Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (contoh PPh, PPN, PPnBM, Bea Meterai).
Pajak Daerah Pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terdiri atas pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota (contoh Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerangan Jalan).
HUKUM PAJAK
Hukum pajak adalah suatu kumpulan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara pemerintah sebagai pemungut pajak dan rakyat sebagai pembayar pajak (Rochmat Soemitro).
Kedudukan hukum pajak: 1. Hukum Perdata (mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya) 2. Hukum Publik (mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya: Hukum Tata Negara, Humum Tata Usaha Negara atau Hukum Administrasi Negara, Humum Pidana, Hukum Pajak)
Hukum pajak menganut paham imperatif, yakni pelaksanaannya tidak dapat ditunda, berbeda dengan hukum pidana yang menganut paham oportunitas, yakni pelaksanaanya dapat ditunda setelah ada keputusan lain.
HUKUM PAJAK
Hukum pajak material Memuat norma-norma yang menerangkan
keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (obyek pajak), siapa yang dikenai pajak (subyek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dengan wajib pajak. Contoh UU PPh.
Hukum pajak formal Memuat bentuk atau tata cara untuk mewujudkan
hukum pajak material menjadi kenyataan. Contoh Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.
HUKUM PAJAK INTERNASIONAL
Hukum yang melingkupi seluruh warga di dunia. Hukum Pajak dari masing-masing negara yang harus
ditaati oleh warga di negaranya masing-masing. Jika masing-masing negara telah memiliki hukum pajak, itulah hukum pajak internasional - traktat Pajak
Tujuan traktat pajak adalah untuk menghindari pemungutan pajak berganda (dilakukan secara unilateral, bilateral, atau multilateral).
PERLAWANAN PAJAK
Perlawanan terhadap pajak dapat berupa: Perlawanan pasif Perlawanan aktif
PERLAWANAN PASIF Masyarakat enggan membayar pajak. Hal ini dapat disebabkan oleh:
– Perkembangan intelektual dan moral masyarakat. – Sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami
masyarakat. – Sistem pengendalian tidak dapat dilakukan atau
dilaksanakan dengan baik.
PERLAWANAN PAJAK
PERLAWANAN AKTIF Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan
yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak
Bentuknya antara lain: Tax avoidance, usaha meringankan beban pajak
dengan tidak melanggar undang-undang (minimalisasi pajak secara legal).
Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-undang (menggelapkan pajak atau manipulasi pajak).
TARIF PAJAK
Ada beberapa tarif pajak: Tarif Tetap. Tarif pajak yang besarnya tidak berubah
walaupun jumlah yang dijadikan dasar perhitungan berubah. Contoh: bea meterai untuk cek dan bilyet giro Rp3.000.
Tarif Proporsional. Tarif pajak yang persentase
pemungutannya tetap. Contoh: tarif PPN sebesar 10%. Tarif Progresif. Tarif yang persentase pajaknya meningkat.
Contoh: tarif PPh atas badan 5% atas PKP sampai dengan Rp50.000.000 15% atas PKP di atas Rp50.000.000 s.d. Rp250.000.000
25% atas PKP di atas Rp250.000.000 s.d. Rp500.000.000 35% atas PKP di atas Rp500.000.000
TARIF PAJAK
Tarif Degresif. Tarif yang persentase pajaknya menurun.
Tarif ini kebalikan dari tarif progresif. Contoh:
15% atas PKP sampai dengan Rp50.000.000 10% atas PKP di atas Rp50.000.000 s.d. Rp100.000.000 5% atas PKP di atas Rp100.000.000
Tarif Bentham. Sekilas kelihatannya sebagai tarif proporsional dengan suatu persentase tetap. Contoh: tarif 5% dikenakan atas penghasilan yang melebihi batas minimum Rp25.000.000
Rp100.000.000 Rp75.000.000 5% x Rp75.000.000 Rp150.000.000 Rp125.000.000
5% x Rp125.000.000
KETENTUAN PERUNDANGAN
UU No. 28 tahun 2007: Ketentuan Umum dan Tatacara
Perpajakan (KUP). UU No. 36 tahun 2008 : Pajak Penghasilan (PPh) UU No. 42 tahun 2009: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) UU No 12 tahun 1994: Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) UU No 20 tahun 2000 : Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTP) UU No 13 tahun 1985: Bea Materai UU No 28 tahun 2009: Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
INFLASI
PENGANTAR
Inflasi adalah “kenaikan harga barang atau jasa –dimana, daya beli uang menurun” (kebalikannya:
deflasi ) Perubahan harga mempengaruhi
jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dari sejumlah uang yang sama
1. Pengertian Inflasi dan Deflasi
• Inflasi adalah Proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu lama atau • Keadaan yang menyatakan nilai uang menurun
• Deflasi adalah Proses menurunnya harga-harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka
waktu lama atau • Keadaan yang menyatakan nilai uang meningkat
2. Jenis Inflasi Contoh: defisitnya anggaran, bencana
Inflasi berasal
dalam Negeri Asal
timbulnya
Inflasi
Inflasi berasal
Kenaikan harga minyak dunia, Biaya produksi di
dari luar
luar negeri dan tarif impor tinggi
negeri Inflasi
Kenaikan harga beberapa barang tertentu
tertutup cakupan
pengaruh
Inflasi
Kenaikan harga secara keseluruhan
kenaikan
Terbuka
Jenis Inflasi
harga
Inflasi yang tak
Inflasi yang sangat hebat dan terjadi kenaikan harga
terkendali
secara terus menerus
Inflasi Ringan
10%-30% setahun
tidaknya Inflasi
Inflasi Berat
30%-100% setahun
Inflasi tidak >100% setahun terkendali
PENYEBAB INFLASI
• Permintaan yang lebih besar daripada supply (tarikan permintaan)
• Kenaikan bahan baku maupun biaya produksi (desakan biaya)
• Tekanan permintaan + dorongan ongkos (inflasi struktural)
• Peredaran uang kartal yang tak terkendali • Kekacauan politik dan ekonomi • Tuntutan kenaikan upah
4. Sebab Timbulnya Inflasi
1.Tarikan permintaan (Demand pull inflation)
• Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa yang menyebabkan terjadinya
kenaikan Harga
Keterangan: E2 P = Price (harga)
P2
E1 Q= Quantity (Jumlah Barang)
P1
D2 E = Equilibrium (keseimbangan
D1 pasar)
Q1 Q2
Lanjutan
2. Cost Push Inflation
• disebabkan oleh kenaikan biaya-biaya produksi yaitu bahan baku dan upah atau gaji.
E2 P = Price (harga)
P2
Q= Quantity (Jumlah
P1
E1 Barang)
E = Equilibrium
(keseimbangan pasar)
Q2 Q1
3. Teori-teori Infasi
a. Teori Kuantitas (Irving Fisher)
Inflasi diakibatkan oleh dua faktor, yaitu
1. jumlah uang yang beredar;
2. psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.
b. Teori Keynes
Inflasi terjadi karena:
1. keinginan masyarakat untuk hidup di luar
batas kemampuan ekonominya;
2. adanya perebutan rezeki antarkelompok
Lanjutan teori Inflasi
c. Teori Strukturalis
Penyebab inflasi ialah:
1. kekakuan (ketidakelastisan)
penerimaan ekspor;
2. kekakuan (ketidakelastisan) penawaran bahan makanan.
5. Cara Mengatasi Inflasi
Kebijakan Bank Sentral untuk
Politik Diskonto (discount policy)
Menaikan atau menurunkan suku
Bunga
Kebijakan untuk membeli atau
Politik Pasar Terbuka
(open market policy)
Menjual surat berharga
Kebijakan
Moneter
Pengawasan kredit
Seleksi pemberian kredit secara ketat
secara selektif.
Politik Menaikkan atau menurunkan
Politik Persediaan Kas (cash
ratio policy)
cadangan kas dari Bank
Solution
pengaturan pengeluaran
Kebijakan pemerintah (APBN) Fiskal
peningkatan tarif/pajak.
Keterangan:
1. Peningkatan produksi.
Yang dibold dan dimiringkan
Kebijakan
adalah cara yang dipilih
Non
2. Kebijakan upah.
pemerintah untuk
Moneter
mengatasi inflasi
3. Pengawasan harga.
6. a. Dampak Inflasi
1. Bagi pemilik pendapatan tetap Pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap
dirugikan Pemilik pendapatan tidak tetap bisa diuntungkan
2. Bagi para penabung Penabung dirugikan karena nilai uang semakin menurun
3. Bagi debitur(Peminjam uang) Bagi debitur, inflasi dan kreditur(pemberi
menguntungkan karena saat pinjaman)
pembayaran utang, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Bagi kreditur, mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan saat peminjaman.
Lanjutan
4. Bagi produsen Bagi pengusaha besar, inflasi dapat
menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bagi pengusaha kecil, naiknya biaya produksi dapat merugikan sehingga enggan untuk meneruskan produksinya
5. Bagi perekonomian 1. Investasi berkurang.
2. Mendorong tingkat bunga.
nasional
3. Mendorong penanam modal yang
bersifat spekulatif. 4. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan datang
5. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
PRICE INDEX
Untuk mengukur perubahan level harga historis dari komoditi tertentu perlu dihitung
price index Price index adalah suatu perbandingan antara
harga dari beberapa komoditi atau jasa pada beberapa titik waktu dengan harga pada beberapa titik waktu sebelumnya (base year)
PRICE INDEX
PRICE INDEX
Contoh Base year, 1967 (price index 1967 =100) Commodity price = $1.46 per pound
Commodity price = $5.74 per pound
$5.74 per pound
price index = (100) = 393.2
1993 $1.46 per pound Nilai index menunjukkan bahwa harga pada
1993 adalah 3,932 lebih besar daripada harga pada 1967
PRICE INDEX
Seorang menginvestasikan uang $100 pada saat ini dengan perkiraan pendapatan tahunan sebesar 15%. Akhir tahun kelima jumlah uang tersebut menjadi :
F /P, 15, 5
Saat ini harga sebuah ban mobil $100, dan mengalami kenaikan sebesar 10% per tahun. Pada akhir tahun kelima ban yang sama akan berharga :
F /P, 10, 5
PRICE INDEX
Orang tersebut akan tertipu jika mengabaikan perubahan harga. Uang pada akhir tahun kelima setelah investasi tidak dapat untuk membeli 2 ban tetapi hanya 1.25 ban.
Ketika mempertimbangkan time value of money , maka harus juga memper- timbangkan pengaruh perubahan harga & pengaruh daya pendapatan- nya (earning power)
Pengertian Indeks Harga
Yaitu Perbandingan perubahan harga tahun tertentu (given year) dengan tahun dasar (based year).
Jenis-jenis Indeks Harga
1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang
menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja konsumen
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh produsen pada waktu tertentu,
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh
petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani baik untuk biaya hidup maupun untuk biaya proses produksi.
Ciri-ciri Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai standar perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada data yang relevan. 3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel, bukan populasi. 4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu yang kondisi ekonominya stabil. 5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara membagi
harga tahun yang akan dihitung indeksnya dengan harga tahun dasar dikali 100%
Metode penghitungan Indeks Harga
1. Metode penghitungan indeks harga tidak tertimbang
Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana: Pn X 100% Po
Keterangan: Pn = Jumlah harga pada tahun tertentu Po = Jumlah harga pada tahun dasar
Contoh soal Indeks Harga Tidak
Tertimbang
Jenis Barang
Harga tahun 2009 (Po)
Harga tahun 2010 (Pn)
Tas
Rp200.000 Sepatu
Rp150.000
Rp250.000 Pakaian
Po = Rp450.000
Pn = Rp600.000
Indeks harga tidak tertimbang = Pn X 100%
Po = Rp600.000 X 100% = 133,33% Rp450.000
Lanjutan
2. Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
a. Metode Laspeyres • adalah metode penghitungan angka indeks
yang ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas/jumlah barang pada tahun dasar (Qo)
• Rumus = Pn.Qo X 100%
Po.Qo
Lanjutan Metode penghitungan indeks harga
tertimbang
b. Metode Paasche atau GNP Deflator
• adalah metode penghitungan angka indeks yang ditimbang
dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas pada tahun tertentu (Qn)
• Rumus = Pn.Qn X 100%
Po.Qn
Contoh soal Indeks Harga
Tertimbang
• Indeks Harga Laspeyres
Jenis
Harga (ribuan rupiah)
Barang
Kuantitas th 2010 = Qo
Po.Qo Pn.Qn
Indeks harga Laspeyres
= Pn.QoX 100% Po.Qo = 212 X 100% = 159,40% 133
Contoh Soal Indeks Harga Paasche/GNP Deflator
Jenis Barang
Harga (ribuan Rp)
Kuantitas
Po.Qn
Pn.Qn
Tahun 2011 = Qn
Indeks harga Paasche
= Pn.QnX 100% Po.Qn = 235 X 100% = 159,40% 150
1. Hitung Indeks harga tidak tertimbang Latihan Soal Indeks Harga
a. Jenis Barang Harga tahun 2010 Harga tahun 2011
Harga tahun 2010 b. Harga tahun 2011
Jenis Barang
Po =………….
Pn = …………..
12. Hitung Indeks Harga Tertimbang(Laspeyres)!
Pn.Qo Barang
Jenis Harga (ribuan Rp)
Kuantitas th
Po.Qo
Po.Qo =…………. Pn.Qo =………..
Pn.Qo Barang
Jenis Harga (ribuan Rp)
Kuantitas th
Po.Qo
Po.Qo =…………. Pn.Qo =………..
12. 1 Hitung Indeks Harga Paasche/GNP deflator!
Pn.Qn Barang
Jenis Harga (ribuan Rp)
Kuantitas th
Po.Qn
Po.Qo =………….
Pn.Qo =………
Barang 12.2 Hitung Indeks Harga Paasche/GNP Deflator! 2011 (Qn)
Jenis Harga (ribuan Rp)
Kuantitas th
Po.Qn
Pn.Qn
Po.Qn =……….
Pn.Qn =………
Indeks Harga Konsumen di Indonesia
• Mulai Juni 2008, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2007=100 dan mencakup 66 kota yang terdiri dari 33 ibukota
propinsi dan 33 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK sebelumnya menggunakan tahun dasar 2002=100 dan hanya mencakup 45 kota.
• Mencakup antara 284 - 441 barang dan jasa yang dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran yaitu:
1. bahan makanan; 2. makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; 3. perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; 4. sandang; 5. kesehatan; 6. pendidikan, rekreasi dan olah raga; dan 7. transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
• Indeks Harga Konsumen Indonesia dihitung dengan
mengembangkan rumus Laspeyres. Dalam penghitungan rata-rata harga barang dan jasa, ukuran yang digunakan adalah mean (rata-rata), tetapi untuk beberapa barang/jasa yang musiman, digunakan geometri.
TINGKAT INFLASI
Menghitung tingkat inflasi
CPI t +1 CPI t Annual inflation rate for year t +1 =
CPI t
dimana CPI adalah index of consumer prices
pada akhir tahun t Contoh:
Annual inflation rate untuk 1980
CPI 1980 CPI 1979
= 0.135 atau 13.5% per tahun
TINGKAT INFLASI
Perkiraan tingkat inflasi didasarkan atas:
Kecenderungan rate sebelumnya Prediksi kondisi ekonomi Judgment Elemen-elemen peramalan ekonomi
yang lain
TINGKAT INFLASI
Ekspektasi tingkat inflasi dapat dilakukan dengan 2 cara :
1. Individual annual inflation rate
Tingkat inflasi dihitung pada tiap-tiap
tahun Cara ini time consuming dan biasanya
tidak lebih akurat dibandingkan dengan tingkat gabungan tunggalnya
TINGKAT INFLASI
2. Average annual inflation rate
Tingkat inflasi tahunan rata-rata (gabungan)
Digunakan untuk investasi dengan proyeksi umur yang panjang
Tingkat inflasi ini ditentukan dengan persamaan:
CPI t 1 f CPI t n
dimana f adalah average annual inflation rate
TINGKAT INFLASI
Contoh Berapa average inflation rate dari akhir tahun
1966 sampai dengan akhir tahun 1980 (14 tahun)?
97 . 2 1 f 246 . 8
f 6 . 9 % per tahun
future inflation rate sulit diprediksikan secara
akurat
TINGKAT INFLASI
Keputusan apakah menggunakan individual
annual inflation rate atau average annual rate tergantung pada judgment yang biasanya mempertimbangkan antara lain:
Situasi Sensitivitas terhadap perubahan tingkat inflasi Tingkat akurasi yang diinginkan Informasi yang tersedia untuk meramalkan
tingkat inflasi (yang paling menentukan)
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Proses tukar menukar atau jual beli barang atau jasa antar satu negara dengan yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan bersama dengan tujuan mendapat keuntungan. Tiap negara mempunyai keunggulan SDA,SDM ,IPTEK , SOSBUD ,
Ekonomi
2 keunggulan tiap negara
• Absolut : kemampuan memproduksi barang / jasa
yang tidak dapat diproduksi negara lain karena faktor alam.( Adam smith )
• Komparatif
: dapat produksi barang dan jasa
dengan biaya produksi yang lebih murah dari negara lain . ( David Ricardo )
Faktor penyebab timbulnya perdagangan Internasional
Faktor – faktor perdagangan antar negara
Sumber daya
Sumber daya
Sosial budaya
UPAH DAN
HARGA
SELERA
BIAYA
BARANG
KONSUMEN
PRODUKSI
Mamfaat perdagangan Internasional
1. Memenuhi kebutuhan dalam negri
2. Menciptakan spesialisasi produk
3. Meningkatkan produksi → memperluas pemasaran → memenuhi permintaan
4. Meningkatkan hubungan persahabatan antar negara
Mamfaat perdagangan Internasional
5. Mendorong kemajuan iptek → menghasilkan barang kualitas bagus .
6.Mendorong pertumbuhan ekonomi →pemerataan pendapatan , menyerap tenaga kerja , stabilitas ekonomi .
7.Menambah devisa : export ( barang jasa dan bea masuk ( impor) .
Hambatan perdagangan
Internasional
1. Harga import lebih murah → produk dalam negri tidak laku ( lebih mahal )
2. Adanya politik dumping (kebijakan menjual produk di luar negri lebih murah)
3. Biaya produksi dinegara asal relatif lebih murah
Hambatan perdagangan Internasional
4. Bea masuk yang tinggi.
5. Kuota export dan impor
6. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
7. Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Macam – macam
perdagangan internasional
Komoditas export indonesia ke berbagai negara : ke negara Jepang ,
Amerika ,Eropa, Asean , australia . ( hasil tambang , hasil hutan, hasil tanaman budidaya ,hasil perikanan
laut , hasil peternakan , garment , pesawat terbang ) Komoditas import indonesia : dari negara Jepang , Amerika ,Eropa,
Asean , australia .
Barang konsumsi : sandang , pangan ,barang mewah Bahan baku : bahan kertas koran , kapas dll Barang barang modal : berbagai mesin untuk dipabrik,
Komoditas Ekspor
Komoditas Impor
Kebijakan pemerintah dalam
ekspor
Menyederhanakan prosedur. Mengadakan perjanjian dagang dengan
negara lain .
Promosi produk indonesia di negara lain. Menurunkan pajak ekspor Memberikan subsidi kepada eksportir Menambah sarana dan prasarana untuk
ekspor.
Kebijakan pemerintah dalam
import
Menaikan pajak import
Melarang impor barang tertentu (embargo )
Memberikan kuota dll
Neraca perdagangan
Dibagi 3 Neraca perdagangan : aktif , pasif , seimbang. Neraca perdagangan indonesia
( Dalam jumah US $ )
Saldo Surplus atau depisit
1996 - 1997
NERACA PEMBAYARAN
Mencatat devisa keluar masuk dalam suatu negara dalam I
tahun. Dengan alasan : 1. Sebagai pembukuan mengenai anggararan alat pembayaran
luar negri ( Devisa ) 2. Dapat melihat pengaruh adanya transaksi luar negri terhadap
pendapatan nasional negara tsb . 3. Melihat informasi yang berkaitan dengan perdagangan luar
negri .
Alat alat pembayaran luar
negri
Wesel asing: surat perintah kepada Bank untuk membayar
sejumlah uang kepada orang yang ditunjuk.
Letter of credit ( L/C ) : Surat pernyataan tertulis dari bank atas
permintaan dari nasabah ( importir ) untuk menyediakan sejumlah uang bagi kepentingan pihak ke3 ( eksportir ) sebagai penerima .
Pihak – pihak yang berperan dalam
penyelesaian pembayaran L/C
1. Opener ( importir ) yang membuka L/C 2. Opening Bank /issuer , bank yang mengeluarkan atau
memberikan persetujuan L/C 3. Beneficiary / akreeditee ( eksportir yang menyetujui pembayaran dengan cara L/C) 4. Advising bank / convening bank,(bank yang berada dinegara eksportir yang mau menjamin pembayaran L/C yang dikeluarkan oleh opening bank )
General Agreement on Trade and Tariff (GATT) dan Word Trade Organization (WTO)
Merupakan organisasi internasional mengenai persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan yang didirikan berdasarkan Havana Charter pada tahun 1948.
Tujuan dari organisasi ini adalah meningkatkan arus
perdagangan internasional (perdagangan bebas)
Organisation of Petrol Exporting Countries
(OPEC)
Organisasi ini didirikan pada tahun 1960 oleh negara-
negara pengekspor minyak untuk mengatur pemasaran minyak bumi dengan cara menetapkan harga yang seragam.
Anggota OPEC antara lain Iirak, Iran, Uni Emirat Arab,
Qatar, Libia, Nigeria, Venezuela, dan Indonesia.
Saat ini pengendalian harga ditempuh dengan cara
menetapkan jatah produksi atau quota produksi.
International Tin Council (ITC)
Merupakan organisasi yang terdiri dari para produsen
dan konsumen timah. Produsen timah di ataranya adalah Malaysia, Indonesia,
Australia, Bolivia, Zaire, dan Nigeria. Sedangkan negara- negara konsumen terdiri dari 22 negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan lain-lain.
Organisasi ini mencoba untuk menstabilkan harga,
penawaran dan permintaan timah dunia.
International Bank for Recontruction and Development (IBRD).
IBRD atau Bank Dunia, yaitu lembaga ini didirikan pada
tanggal 27 Desember 1945 dan berkedudukan di Washington, USA.
Indonesia menjadi anggota IBRD tahun 1954. Tujuan dibentuk IBRD adalah memberikan pinjaman
dengan bunga relatif murah kepada berbagai negara untuk mendorong pembangunan ekonomi, namun tetap berdasarkan profit oriented.
United Nations Development Program
(UNDP)
pembangunan PBB adalah badan PBB yang memberikan sumbangan untuk membiayai program-program pembangunan terutama bagi negara-negara
yang
sedang
berkembang.
International Monetary Fund (IMF)
IMF atau Dana Moneter Internasional didirikan tanggal 27
September 1945.
Tujuan pokok IMF adalah ingin meningkatkan bisnis
internasional guna meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat di negara anggota.
United Nation Conference on Trade and Development (UNCTAD)
Merupakan suatu organisasi yang didirikan PBB tahun 1964, dengan tujuan meningkatkan kerjasama perdagangan dan pembangunan di antara kelompok Negara-negara industri maju dan negara-negara yang sedang berkembang.
United Nations Industrial Development Organization (UNIDO).
UNIDO atau Organisasi Pembangunan Internasional PBB
didirikan pada tanggal 24 Juli 1967 dan berkedudukan di Wina, Austria.
Tujuan utama dari lembaga ini adalah untuk meningkatkan
pembangunan di bidang industri bagi negara-negara yang sedang berkembang.
International Development Association (IDA)
IDA
dengan Organisasi Pembangunan Internasional PBB yang didirikan untuk tujuan memberikan pinjaman kepada negara-negara yang sedang berkembang, dengan bunga yang relatif murah jika dibanding dengan IBRD.
dikenal
Food and Agriculture Organization (FAO)
• Merupakan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yang
didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 dan berkedudukan di Roma, Italia. Organisasi
• tersebut bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan mutu
persediaan pangan, dan membantu negara-negara yang kekurangan pangan.
International Labor Organization (ILO).
Merupakan Organisasi Perburuhan Internasional PBB yang
didirikan pada tanggal 11 April 1949 dan berkedudukan di Jenewa, Swis.
Tujuan dari organisasi ini adalah untuk memperjuangkan
nasib dan hak-hak kaum buruh
International Finance Coorperation (IFC).
IFC atau Kerja sama Keuangan Internasional didirikan di
Washington tanggal 24 Juli 1956.
Tujuannya
kepada pengusahapengusaha swasta dan membantu pengalihan investasi luar negeri ke negara-negara yang sedang berkembang.
memberikan
penjaman
DAMPAK KERJA SAMA EKONOMI REGIONAL DAN
INTERNASIONAL
1. Kerjasama untuk memperlancar perdagangan regional dan internasional
2. Bentuk kerja sama pengaturan perdagangan komoditi.
3. Bentuk kerja sama berbagai bidang
PERMINTAAN
Permintaan (demand) adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu
HUKUM PERMINTAAN
Semakin rendah tingkat harga suatu barang akan semakin banyak barang tersebut yang diminta, dan sebaliknya. Semakin tinggi tingkat harga suatu barang, akan semakin sedikit permintaan barang tersebut (cateris paribus)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
SUATU BARANG
a. Harga barang (Px) b. Harga barang yang berhubungan (Py)
- Barang substitusi - Barang komplementer
c. Pendapatan konsumen (Y) d. Selera (taste = t) e. Jumlah penduduk (Pop)
Fungsi Permintaan Qd
f (Px, Py, Y, t, Pop)
DAFTAR PERMINTAAN BARANG
Harga (Rupiah) Permintaan (Unit)
60
1000
50
2000
40
3000
30
4000
20
5000
PENAWARAN Penawaran (supply) adalah
jumlah barang dan jasa yang dijual pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat tertentu
HUKUM PENAWARAN
Menyatakan semakin tinggi tingkat harga suatu barang akan semakin banyak jumlah barang yang ditawarkan , dengan anggapan cateris paribus
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN
a. Harga barang yang bersangkutan (Px)
b. Harga barang lain (Py) - barang substitusi - barang komplementer
c. Kemajuan teknologi (Tek)
d. Biaya produksi (C)
Fungsi Permintaan Qs
f (Px, Py, Tek, C)
DAFTAR PERMINTAAN BARANG
Harga (Rupiah) Permintaan (Unit)
60
1000
50
2000
40
3000
30
4000
20
5000
HARGA KESEIMBANGAN PEMBENTUKAN HARGA PASAR
Pasar menurut ilmu ekonoi adalah
tempat bertemunya antara
penawaran dan permintaan suatu
barang dan jasa
KESEIMBANGAN PASAR
Kesepakatan antara permintaan dan penawaran. Apabila terjadi ketidakstabilan harga maupun jumlah / keseimbangan yaitu
atau penawaran menurut mekanisme pasar akan
kelebihan
permintaan
harga keseimbangan (bisa keseimbangan baru atau keseimbangan semula)
mendorong
kembali
PROSES TERBENTUKNYA HARGA
PASAR
Harga pasar terjadi karena interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran
Daftar jumlah barang yang diminta dan
ditawarkan
Harga Permintaan Penawaran (Rp)
(Rp)
(Rp)
S 60 Kebutuhan penawaran
50 Surplus konsumen
40 Surplus produsen
Kelebihan permintaan
10 DQ
Teori Nilai Guna
• Pengertian Utility
1. Total utility
2. Marginal utility by units
3. Marginal utility by total • Teori Nilai Guna Kardinal berserta aspeknya
• Teori Nilai Guna Ordinal & aspeknya
Utility (kepuasan)
• Dalam pengertian IE, Utility adalah kepuasan (satisfaction) • Ukuran kepuasan bisa menggunakan standar kardinal (numerik)
maupun ordinal (peringkat) • Utility tidak berlaku untuk produk yang bersifat “super
additivisme (yaitu suatu produk yang semakin banyak dikonsumsi justru memberikan “nilai tambah” atas kepuasan misal alkohol berkadar tinggi, napsa, narkoba dan sejenisnya.
• Utility memiliki titik stationer(batas tertinggi atau terendah dari suatu kepuasan)
Total dan Marginal Utility
• Total Utility (TU) adalah keseluruhan kepuasan yang “dirasakan”(didapat) oleh konsumen
untuk semua konsumsinya • Marginal Utility by unit (MUbu) adalah
tambahan kepuasan konsumen setiap ia menambah 1 unit input kepuasan
• Marginal utility by total (MUbt) adalah tambahan kepuasan setiap menambah unit
input
Utility dalam kurva
Total Utility
MU=0
Um
7 Pada periode 1-4
Penambahan
9 3 kuantitas kon- sumsi menambah
nilai kepuasan hingga periode 5
TU =0 . (di Um)
Bila diteruskan Maka kepuasan nya menjadi negatif/
tidak berguna +
Qm
Quantity
Teorema Kepuasan konsumsi
• The law of diminishing marginal utility : bila jumlah konsumsi barang semakin bertambah
maka kepuasan marginalnya akan semakin menurun (Leon Walras & Stanley Jevons)
• Teorema kepuasan yang menurun ini mirip
dengan hukum Gossen I (tapi tidak berlaku untuk konsumsi “madat”)
• Menurut Gossen, supaya tidak terjadi diminishing, maka harus ada variasi konsumsi
(hukum Gossen II)
Nilai Guna Kardinal (TNGK)
• Pada dasarnya inti dari teori kepuasan konsumsi untuk
1 macam barang adalah NGK. • NGK bersifat subjektif dan dapat berbanding lurus
dengan tingkat harga atau berbanding terbalik dengan tingkat harga
• Yang pasti harga yang dibayarkan oleh konsumen sama besarnya dengan tambahan kepuasan
konsumsinya MUx = Px
Asumsi NGK
• Daya guna diukur dalam satuan uang • Daya guna marginal dari uang tetap • Additivitas, nilai guna total adalah
keseluruhan konsumsi • Daya guna bersifat independent
• Periode konsumsi berdekatan dan dalam jumlah yang sama
Optimalisasi NGK
• Jelas bahwa nilai kepuasan optimum untuk konsumsi 1 macam barang hanya tercapai bila
tambahan kepuasan setiap menambah 1 unit input sama dengan harga yang dibayarkannya, atau : MUx = Px untuk barang x, untuk barang y MUy=Py.
• Karena kepuasannya tidak didasarkan pada kombinasi konsumsi dan jumlah anggaran, maka
kepuasan hanya berasal dari tingkat pendapatan, di mana R = P.Q.
NGK dan Hukum Permintaan
Bila misalkan R = PQ, maka besarnya kepuasan konsumen Adalah bila U = R, dengan demikian U = PQ, dengan begitu
p1
MU = U/ Q = P MR = R/ Q = P = U/QAU.
jadi dalam kasus ini : MR = MU = P, artinya besarnya
p2
tambahan kepuasan sama dengan besarnya tambahan pendapatan = rata-rata kepuasan dan itu sama dengan tingkat harga yang berlaku. Pada gambar ini :
p3
U1 = R1 = p1.q1, U2 = R2 = p2.q2, U3 = R3 = p3.q3, U4 = R4 = p4.q4
dan U5 = R5 = p5.q5
p4 p5
Demand curve
Qd 0 q1 q2 q3 q4 q5
Nilai Guna Ordinal(NGO)
• Nilai kepuasan yang disusun berdasarkan peringkat • Kepuasan didapat dari nilai optimum anggaran sesuai
dengan tingkat kepuasan • Komoditi konsumsi sebagai penunjang kepuasan terdiri
atas 2 macam yang saling dikombinasikan • Kepuasan konsumen dipetakan oleh kurva Indifferent.
• Kepuasan yang paling optimum dari continuum kepuasan adalah kombinasi konsumsi yang
bersinggungan dengan salah satu titik anggaran • Ukuran kepuasan relatif objektif (karena didasrkan pada
anggaran yang paling rasional) dengan satuan util
Asumsi TNGO
• Asas rasionalitas (konsumen memberdayakan anggarannya untuk mengoptimalkan kepuasan)
• Konveksitas yaitu bentuk kurva indifferent harus bersifat kontinyu (asas kontinuum), di mana
kurvanya tidak terputus-putus • Nilai guna/kepuasan tergantung dari jumlah barang
yang dikonsumsi • Transitivitas yaitu akan menjatuhkan pada pilihan
terbaik dari sekian banyak pilihan sesuai dengan kemampuan anggaran yang dimilikinya.
Optimalisasi NGO
• Nilai kepuasan berdasarkan kombinasi 2 macam barang
• Kepuasan tertinggi bila terpenuhi syarat :
MUx/Px = MUy/Py = 1
• Kombinasi konsumsi dari macam-macam anggaran
dapat menghasilkan kepuasan yang sama. Semakin besar anggaran tentu saja akan semakin tinggi kepuasan yang bisa diperoleh
• Kurva indifferent yang paling baik dalam pengukuran optimalisasi kepuasan adalah yang berslope negatif,
karena lebih efisien. • Nilai kepuasan dalam satu kurva bersifat psikologis
<< CLOSING>>
• TNGK menjelaskan kepuasan konsumen secara teoritis dengan pendekatan subjektif
• TNGO menjelaskan kepuasan konsumen secara teoritis dengan pendekatan relatif
objektif • Teori Nilai Guna bermanfaat untuk
menjelaskan mengapa konsumen selalu terpuaskan dengan berapapun kepemilikan uang atau dana