PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SH A R E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 BANDAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-A

SMP NEGERI 2 BANDAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh :Indah Harijani

  

Abstrak

Hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 09 dan 10 Mei 2017 di

Kelas VII-A menunjukkan bahwa pembelajaran belum berpusat pada siswa. Hal

tersebut diperkuat dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah Standar Ketuntasan

Minimal. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang

penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

  Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran kooperatif

Think Pair Share dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-A SMP Negeri 2

Bandar. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas. Kegiatan pembelajaran terdiri dari dua siklus. Pengambilan data dilakukan dengan

observasi dan tes formatif. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pola

Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Permukiman Penduduk

Berdasarkan Kondisi Fisik Muka Bumi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pra tindakan nilai rata-rata kelas

sebesar 63,59 dengan 6 siswa tuntas, Siklus I 75,16 dengan 18 siswa tuntas, dan Siklus II

82,19 dengan jumlah siswa tuntas 28 siswa. Nilai rata- rata kelas ini mengalami

peningkatan tiap siklus yaitu sebesar 18,19 % pada Siklus I dan sebesar 9,35% pada

Siklus II.

  Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan sekolah menggalakkan penggunaan

pembelajaran kooperatif model Think Pair Share. Upaya merealisasikannya melalui

sosialisasi penggunaan pembelajaran kooperatif ataupun mengikutsertakan guru-guru

mata pelajaran dalam pelatihan, guru hendaknya menggunakan pembelajaran kooperatif

model Think Pair Share sebagai tindakan kelas pada mata pelajaran IPS Geografi dengan

pembuatan Rancangan Pembelajaran dengan memasukkan tata cara pembelajaran

kooperatif Think Pair Share dalam kegiatan inti yang juga disesuaikan dengan evaluasi

pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya

dalam penelitian maupun penulisan karya ilmiah mereka dalam penerapan pembelajaran

kooperatif Think Pair Share untuk mengukur aspek yang lain.

  Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, Think Pair Share, hasil belajar

Pendahuluan

  Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang dalam

  perubahan

  

menghadapi perkembangan dan yang terjadi dalam kehidupan juga

menyesuaikan kondisi dan kebutuhan seseorang. Pada kenyataannya proses

pembelajaran yang ada di kelas masih didominasi oleh guru. Dalam pembelajaran

yang demikian siswa tidak langsung ikut dalam proses pembelajaran. Siswa

beranggapan materi pelajaran merupakan perangkat yang dihafalkan dan bukan untuk

dipahami, dikembangkan serta diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Pengalaman

  

siswa dalam pembelajaran tidak cukup dengan hanya mendengarkan guru ceramah,

tetapi siswa harus aktif mencari sendiri dan kreatif dalam berdiskusi dengan siswa

yang lain tentang materi pelajaran tersebut.

  Zayadi (2004) juga berpendapat bahwa proses pembelajaran yang menekankan

pada pemahaman konsep-konsep bukan belajar mengalami (dalam Nursyamsu, 2011 :

6). Maka bagaimana mungkin ia dapat belajar secara mandiri sementara mereka sendiri

  terpola pada kondisi belajar yang kurang melibatkan mereka. Strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kondisi yang demikian adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Strategi pembelajaran ini berangkat dari pemikiran getting better together, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang lebih kondusif kepada para siswa untuk memperoleh serta mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat (Solihatin, 2007 : 2).

  Adapun strategi pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran tipe Think-Pair-

  Share (TPS).Model pembelajaran Think- Pair-Share

diharapkan siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam

komunikasi antara satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil. Hal ini sesuai dengan pengertian dari model pembelajaran Think-Pair-

Share itu sendiri, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2002:57) bahwa, “Think- Pair-Share adalah pembelajaran yang memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan

  bekerjasama dengan orang lain.

  Dalam hal ini, guru sangat berperan penting untuk membimbing siswa melakukan diskusi, sehingga terciptanya suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif sederhana yang memiliki prosedur secara eksplisit sehingga model pembelajaran Think-Pair-Share dapat disosialisasikan dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran IPS Geografi di sekolah. Keunggulan lain dari pembelajaran ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas, tipe Think-Pair-Share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain (Lie, 2004:57).

  Di samping mempunyai keunggulan, model pembelajaran Think-Pair- Share juga mempunyai kelemahan

  . Kelemahannya adalah: (1) metode pembelajaran Think-Pair-

Share belum banyak diterapkan di sekolah, (2) sangat memerlukan kemampuan dan

ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara

maksimal, (3) menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang

sesuai dengan taraf berfikir anak dan, (4) mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang mendengarkan ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah

  dengan cara

  secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa (Lie : 2004) Demikian pula yang terjadi di SMP Negeri 2 Bandar, berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 09 dan 10 Mei 2017 dikelas VII-A belum menunjukkan adanya pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pembelajaran IPS Geografi yang berlangsung selama ini menggunakan metode ceramah, pemberian tugas dan kerja kelompok. Berdasarkan nilai hasil belajar, rata-rata masih rendah dengan rata-rata kelas yang dicapai hanya 63,59 dari Standar Ketuntasan Minimal 75. Kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran

  

tersebut membuat siswa tidak terbiasa berfikir analisis sehingga menyebabkan

kemampuan analisis siswa menjadi lemah. Berdasarkan penjelasan di atas peneliti

ingin menerapkan pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share pada siswa kelas VII-A

SMP Negeri 2 Bandar untuk meningkatkan hasil belajar karena hasil belajar siswa

masih rendah.

  Metodologi Penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus di SMP Negeri 2 Bandar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar, semester genap tahun ajaran 2016/2017 yang berjumlah 32 orang. Data dalam penelitian ini adalah data daftar nilai mata pelajaran Geografi, untuk mengetahui hasil belajar siswa apakah sudah memenuhi SKM (75) dan KKM (85%) yang ditentukan, data hasil observasi yang terdiri dari lembar observasi dan catatan lapangan yang diperoleh dari observer, data hasil tes dari tiap siklus. Sumber data pada penelitian ini adalah tindakan siswa kelas VII- A SMP Negeri 2 Bandar dalam proses pembelajaran serta nilai tes di akhir siklus.

  Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang berupa nilai hasil belajar. Nilai hasil belajar diperoleh dari hasil evaluasi berupa tes tertulis yang diberikan setiap akhir putaran siklus setelah menerapkan pembelajaran kooperatif model Think pair Share.

  Peningkatan hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran dianalisis dengan membandingkan rata-rata hasil tes yang telah diperoleh pada masing-masing siklus. Data hasil tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan belajar ada dua kategori yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Ketuntasan belajar perseorangan dengan ketentuan, siswa secara individu telah mencapai nilai minimal 75 atau 75% dalam menyelesaikan soal tes.

  Sedangkan distribusi frekuensi hasil belajar dihitung dengan menggunakan rumus Struges seperti tabel.

  

Tabel Penentuan Taraf Keberhasilan Hasil Belajar

  Nilai Klasifikasi Kualifikasi

  85 – 100 A Sangat Baik 70 – 84 B Baik

  55 C Cukup

  • – 69

  40 D Kurang

  • – 54 0 - 39 E Sangat Kurang Penilaian rata-rata kelas ini untuk mengetahui secara keseluruhan dari proses pembelajaran siswa.Peningkatan rata-rata ini dapat terjadi dengan meningkatnya ketuntasan klasikal siswa. Pencarian rata-rata mengunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = rata-rata nilai ∑ X = jumlah nilai keseluruhan n = banyaknya siswa

  Peningkatan hasil belajar dapat diketahui pada penelitian ini dengan membandingkan ketuntasan dan rata-rata skor hasil belajar sebelum tindakan siklus I, siklus II sampai ke siklus berikutnya.

  Data aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi dan catatan lapangan dalam penelitian. Lembar observasi berisi jabaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung. Data ini digunakan sebagai dasar untuk refleksi sehingga ada perbaikan pada siklus selanjutnya.

  Paparan Data dan Temuan

  Pada siklus I diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh melalui tes belajar di akhir siklus I. Adapun distribusi frekuensi hasil belajar siklus I tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel Hasil Belajar Siklus I Siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar

  Rentang Nilai f fk % Kualifikasi 85 – 100 13 13 40,625 Sangat Baik 70 – 84

  8

  21

  25 Baik

  55

  8

  29

  25 Cukup

  • – 69

  40

  3 32 9,375 Kurang

  • – 54 0 - 39

  32 Sangat Kurang Jumlah 32 100

  Dari tabel data hasil belajar siswa kelas VII-A di atas, menurut standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh SMP yaitu

Negeri 2 Bandar ≥75 terdapat 11 siswa yang

  masih tergolong dalam kualifikasi nilai cukup dan kurang karena memperoleh nilai dibawah

  75. Sedangkan dapat diketahui ada 21 siswa yang memperoleh nilai lebih dari 75 terdistribusi pada kualifikasi baik sampai dengan sangat baik. Pada tabel juga menunjukkan bahwa terdapat 65,625% siswa yang dapat dianggap tuntas. Siswa yang dianggap tuntas adalah siswa yang memperoleh nilai ≥70. Sedangkan 34,375% siswa belum tuntas dengan distribusi 25% siswa dengan kualifikasi nilai cukup dan 9,375% siswa dengan kualifikasi nilai kurang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar di Kelas VII-A SMP masih

Negeri 2 Bandar

  membutuhkan perbaikan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar tercapai kualifikasi nilai yang diinginkan. Pada siklus II diperoleh data tentang hasil belajar siswa. Data tersebut diperoleh melalui tes belajar di akhir siklus II. Adapun distribusi frekuensi hasil belajar siklus II tercantum pada tabel berikut ini.

  Tabel Hasil Belajar Siklus II Siswa Kelas VII -A SMP Negeri 2 Bandar Rentang Nilai f fk % Kualifikasi

  85

  11 9 34,375 Sangat Baik

  • – 100

  70

  17 26 53,125 Baik

  • – 84 55 – 69

  4 30 12,5 Cukup 40 – 54

  30 Kurang 0 - 39

  30 Sangat Kurang Jumlah 32 100

  Dari tabel data hasil belajar siswa kelas VII-A di atas, menurut standar ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh SMP Negeri 2 Bandar yaitu ≥75 terdapat 4 siswa tidak tuntas yang terdistribusi pada kualifikasi cukup. Sedangkan diketahui ada 28 siswa dinyatakan tuntas yang terdistribusi pada kualifikasi nilai baik sampai dengan sangat baik. Pada juga menunjukkan bahwa terdapat 87,5% siswa yang dapat dianggap tuntas. Siswa yang dianggap tuntas adalah siswa yang memperoleh nilai

  ≥70. Sedangkan 12,5% siswa belum tuntas dengan kualifikasi nilai cukup. Prosentase siswa yang dianggap tuntas menunjukkan bahwa hasil belajar di Kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar sudah mencapai pada kualifikasi nilai Baik.

  Hasil belajar dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

  

Think Pair Share diperoleh melalui tes. Nilai tes ini digunakan untuk membandingkan

besarnya peningkatan hasil belajar pada kegiatan pra tindakan, siklus I, dan siklus II.

  Berdasarkan data yang diperoleh dapat disusun perolehan hasil belajar dalam tabel berikut ini.

  

Tabel Nilai Hasil Belajar Kelas VII-A Pra Tindakan, Siklus I dan II

  Pra Tindakan Siklus I Siklus II Rentang Nilai Kualifikasi f % f % f %

  85 Sangat Baik 13 40,625 11 34,375

  • – 100

  70 Baik

10 31,25

  8

  25 17 53,125

  • – 84

  55 Cukup

17 53,125

  8

  25 4 12,5

  • – 69

  40 Kurang 5 15,625 3 9,375

  • – 54 0 - 39 Sangat Kurang

  Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ada peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan minimum dengan kualifikasi cukup sampai dengan sangat baik. Dengan distribusi pada pra tindakan terdapat hanya 10 siswa yang memperoleh kualifikasi baik kemudian meningkat menjadi 21 siswa yang memperoleh kualifikasi baik sampai dengan sangat baik pada

  Siklus I. Kemudian pada Siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas 70 juga meningkat menjadi 28 siswa dengan kualifikasi nilai baik sampai dengan sangat baik. Peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan minimum menyebabkan adanya peningkatan rata-rata pada hasil belajar siswa Kelas VII-A SMP

  

Negeri 2 Bandar . Perhitungan nilai rata-rata kelas dilakukan dengan penjumlahan nilai yang

  diperoleh seluruh siswa, kemudian dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata kelas. Peningkatan nilai rata-rata kelas dapat diketahui dengan membandingkan nilai rata-rata kelas pra tindakan dengan nilai rata-rata kelas siklus I dan nilai rata-rata kelas siklus I dengan nilai rata-rata siklus II. Berdasarkan data yang diperoleh nilai rata-rata siswa kelas VII-A disajikan dalam tabel berikut.

  Tabel Peningkatan Hasil Belajar Kelas Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II Rata-rata

Tindakan Rata-rata Nilai Peningkatan Prosentase

Peningkatan

  Pra Tindakan 63,59 0% Siklus I 75,16 11,57 18,19% Siklus II 82,19 7,03 9,35%

  Pada tabel menunjukkan bahwa terjadi kenaikan nilai rata-rata kelas siswa sebelum dan setelah tindakan. Pada pra tindakan nilai rata-rata kelas sebesar 63,59, siklus I sebesar 75,16, dan siklus II sebesar 82,19. Rata-rata kelas ini mengalami peningkatan tiap siklus yaitu sebesar 18,19% pada siklus I dan sebesar 9,35% pada siklus II. Meskipun selisih nilai rata- rata tidak mengalami peningkatan yang besar namun kualifikasi nilai ikut mengalami peningkatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif Think

  

Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya peningkatan hasil

belajar pada setiap tindakan dapat dilihat pada gambar berikut.

  

Gambar Peningkatan Hasil Belajar Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Adapun temuan penelitian yang diperoleh dari penerapan pembelajaran

kooperatif model Think Pair Share adalah sebagai berikut. Hasil belajar IPS Geografi

siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar meningkat dengan penerapan pembelajaran

Think Pair Share .

  Pembahasan

  Penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII-A . Hal ini dikarenakan penerapan

  SMP Negeri 2 Bandar

  pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII-A yang masih bersifat berpusat pada guru

  

(teacher centered) , menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan komunikatif. Hal

  ini dapat menghambat usaha siswa, khususnya siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar dalam mengoptimalkan hasil belajar IPS Geografi, padahal perlu diketahui IPS Geografi memiliki kontribusi yang besar dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki para siswa. Jika penerapan model pembelajaran untuk IPS Geografi hanya menggunakan model ceramah sebagai model utama, maka proses belajar akan terasa membosankan bagi siswa karena terasa monoton. Kondisi atau suasana pembelajaran dalam kelas akan sangat mempengaruhi hasil belajar, minat belajar dan daya tarik siswa dalam mengikuti pelajaran.

  Kenyataan pembelajaran IPS Geografi yang seperti ini menunjukkan bahwa pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok sangatlah penting sehingga akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan tercapainya tujuan belajar siswa kelas VII-A

SMP Negeri 2 Bandar khususnya pada pelajaran IPS Geografi

  Upaya peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajaran secara kooperatif atau cooperative learning dengan model Think Pair Share. Belajar dalam kelompok dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif, maupun konatif. Pada Siklus I peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif Think Pair Share dalam kelas dengan menggunakan media power point dalam menyampaikan materi penggunaan lahan.

  Peningkatan hasil belajar pada Siklus I masih tergolong kurang terlihat signifikan sehingga peneliti melakukan perbaikan pada Siklus I sebagai acuan dilaksanakannya Siklus

  II. Masih banyak siswa yang belum mencapai nilai diatas SKM atau dalam kriteria cukup sampai dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi, adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. a.

  Setiap individu mempunyai daya serap yang berbeda dalam menerima materi saat proses pembelajaran berlangsung.

  b.

  Ketidaknyamanan dalam pembentukan kelompok.

  c.

  Hasil belajar akan optimal apabila ada motivasi yang tepat dengan minat siswa.

  d.

  Siswa kurang berinteraksi dalam proses pembelajaran, khususnya saat diskusi kelompok..

  e.

Media juga mempengaruhi perbedaan hasil belajar

  Hasil belajar siswa Kelas VII-A pada Siklus I dijadikan acuan untuk perbaikan pada pelaksanaan tindakan selanjutnya. Sehingga pada Siklus II hasil belajar siswa Kelas VII-A semakin meningkat dibandingkan dengan Siklus I. Hal ini juga dapat dilihat tidak hanya dari segi hasil belajar saja tapi juga hasil jawaban diskusi yang juga mengalami peningkatan analisis pemahaman materi dan nilai skor dari Siklus I.

  Suatu model pembelajaran kooperatif yang dapat mengupayakan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran kooperatif Think Pair Share. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif Think Pair Share telah menunjukkan suatu peningkatan dari hasil belajar siswa Pra Tindakan sampai dengan Siklus II. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam hal ini peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif Think Pair

  

Share pada tindakan Siklus I sudah baik hanya kurang dalam manajemen waktu saat

  pembelajaran. Demikian pula hasil observasi terhadap aktivitas peneliti dalam menerapkan pembelajaran kooperatif Think Pair Share pada tindakan Siklus II ini sudah sangat baik dan sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan hal ini menunjukkan bahwa kegiatan peneliti dalam mengelola pembelajaran pada IPS Geografi dengan pembelajaran kooperatif Think Pair Share sudah sangat baik.

  Kesimpulan

  Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas VII-A SMP Negeri 2 Bandar . Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat pada peningkatan nilai hasil belajar siswa pada siklus I dengan nilai rata-rata 75,16 dan pada siklus II menjadi 82,19.

  Saran Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat diberikan peneliti adalah.

  1. Sekolah menggalakkan penggunaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share melalui sosialisasi penggunaan pembelajaran kooperatif.

  2. Guru hendaknya menggunakan pembelajaran kooperatif model Think Pair 3.

  Share sebagai tindakan kelas pada mata pelajaran IPS Geografi.

  4. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya dalam penelitian maupun penulisan karya ilmiah mereka dalam penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair

  Share untuk mengukur aspek yang lain.

  Daftar Pustaka

  Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Lie, Anita. 2004.

  Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

  Nursyamsu. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair

  Share (Tps) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Rumus Dan Fungsi Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII.B Semester II di MTs Al-Musyawarah Lembang Bandung). Skripsi tidak diterbitkan. (Online: , diakses 13 Maret 2017.

  Solihatin, Entin. 2007. Cooperative Learning (Analisis Model Pembelajaran IPS). Jakarta: Bumi Aksara.

Dokumen yang terkait

PENGHAPUSAN REMISI BAGI KORUPTOR DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN

0 0 22

518 MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK SEBESAR- BESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT Kuswandi Dosen Fakultas Hukum Universitas Suryakancana ABSTRAK - MODEL PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM UNTUK SEBESARBESARNYA KEMAKMURAN RAKYAT

0 0 14

840 KEJAHATAN AKUNTANSI DALAM KAITANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

0 0 21

PEMBATASAN KEWENANGAN HAKIM UNTUK TIDAK MELAKUKAN SITA JAMINAN ATAS SAHAM DIKAITKAN DENGAN BUKU PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERDATA UMUM Tumpal Napitupulu

0 0 20

KEBIJAKAN HUKUM TERHADAP PELAKSANAAN PENGAMPUNAN PAJAK (TAX AMNESTY) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT BANGSA INDONESIA Mia Amalia

0 1 18

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DALAM MENINGKATKAN INVESTASI DAN PERTUMBUHAN UMKM

0 0 16

IMPLEMENTASI METODE BAGI HASIL DENGAN PRINSIP MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN FATWA DSN NO. 15/DSN-MUI/IX/2000

0 0 21

KADAR PROTEIN, KADAR KALSIUM, DAN KESUKAAN TERHADAP CITA RASA CHICKEN NUGGET HASIL SUBSTITUSI TERIGU DENGAN MOCAF DAN PENAMBAHAN TEPUNG TULANG RAWAN PROTEIN TOTAL, CALCIUM, AND LIKES TO TASTE OF CHICKEN NUGGET FROM THE SUBSTITUTION WHEAT FLOUR WITH ‘MOCAF

0 1 8

PERANCANGAN TEKNIK DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN PAJAK ATAS HARTA WAJIB PAJAK YANG MENGIKUTI PROGRAM PENGAMPUNAN PAJAK SESUAI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2016

0 0 19

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 12