IMPLEMENTASI METODE BAGI HASIL DENGAN PRINSIP MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN FATWA DSN NO. 15/DSN-MUI/IX/2000

FATWA DSN NO. 15/DSN-MUI/IX/2000 Hermansyah

Prodi PPKn - Institut Pendidikan Indonesia Garut Email : hermansyah@institutpendidikan.ac.id

Masuk: Maret 2018

Penerimaan: April 2018

Publikasi: Juni 2018

ABSTRAK

Saat ini ekonomi syariah sudah mulai dikenal dan berkembang dalam kehidupan sehari- hari khususnya di Indonesia baik di sektor riil maupun di sektor keuangan. Salah satu lembaga keuangan yang berperan besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat adalah lembaga perbankan khususnya perbankan syariah. Landasan operasional bank syariah diatur dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Perkembangan sistem perbankan syariah dalam kerangka Dual Banking System memberikan alternatif lain dalam perbankan yang semakin lengkap bagi masyarakat Indonesia. Salah satu sistem operasional bank syariah adalah sistem bagi hasil. Penerapan sistem bagi hasil kepada shahibul maal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode profit sharing dan revenue sharing. Penelitian ini menggunakan

pendekatan yuridis normatif yang bertujuan untuk menemukan asas-asas hukum positif dan doktrin-doktrin hukum positif, bersifat deskriptif analitis. Tehnik pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan dan studi lapangan, tehnik penentuan sampel secara purposive sampling dan analisa data menggunakan analisis normatif kualitatif. Dari penelitian dapat ditarik kesimpulan pertama dalam hukum ekonomi syariah sistem bagi hasil dengan menggunakan metode profit sharing dan revenue sharing diperbolehkan sesuai dengan prinsip syariah, kedua; aplikasi mudharabah dalam simpanan nasabah pada bank syariah mempunyai dua makna yaitu makna pertama mudharabah sebagai sebuah produk diterapkan dalam penghimpunan dana umumnya bank syariah menggunakan metode revenue sharing dan makna kedua mudharabah sebagai sebuah sistem dimana mudharabah menjadi pedoman umum bagi bank syariah dalam melakukan berbagai transaksi produk perbankan yang tersedia.

Kata kunci : Implementasi Metode Bagi Hasil, Prinsip Mudharabah, Bank Syariah, Fatwa DSN No. 15/DSN-MUI/IX/2000.

ABSTRACT

Today Islamic economy was recognized and growing in daily life, particularly Indonesia, both in real sector and financial sector. One of financial organization which has significant role in satisfying social need is bank, particularly Islamic bank. The

Copyright © 2018, Jurnal Hukum Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakancana Copyright © 2018, Jurnal Hukum Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakancana

Keywords: The Implementation Of Profit Sharing Method, Mudharabah Principle, Islamic Bank, Fatwa DSN No. 15/DSN-MUI/IX/2000.

I. 1 PENDAHULUAN syariah dan akhlak. Menjalin proses Islam adalah agama yang

diatas iman berlandaskan kepada rahmatan lil’alamin, yang menjadi

aqidah, berpedoman syariah dibawah

rahmat bagai semesta alam. Hal ini bimbingan akhlak. Al Qur’an tidak sesuai dengan ajaran yang diturunkan

memuat berbagai aturan yang terperinci oleh Allah SWT, melalui Muhammad

tentang syariah yang dalam sistematika SAW yaitu ajaran Islam, sebagaimana

hukum Islam terbagi menjadi dua dijelaskan dalam QS. Al Anbiya (21):

bidang yaitu bidang ibadah dan 107 :

muamalah.

The foundations of Islamic economics, the parent science of Islamic

Artinya : Banking, are based on the concepts of Dan tiadalah kami mengutus kamu

universal (Muhammad), melainkan untuk menjadi

economic

wellbeing,

brotherhood and justice, equitable rahat bagi semesta alam.

distribution of income, and freedom of Ajaran pokok dalam Islam

1 Tafsir QS:(2) ayat 177 dalam Muhammad

mengandung tiga aspek yang sangat

Sayyid At-Thanthawi, terjemahan Sandi

fundamental yang meliputi aqidah,

Rizky, 1997, At-Tafsir Al-Wasith li Al-Quran Al-Karim, Daar Nahdah Mishr, Cairo, Cet. 1, Terjemah oleh Sandi Rizki.

the individual within the context of Adanya ketentuan dalam Undang- social

Undang No. 10 Tahun 1998 sebagai foundations of Islamic Banking promote

amandemen atas Undang-Undang No. 7

a balanced life between the life here Tahun 1992 tentang Perbankan, yang and Hereafter 2 .

membolehkan bank konvensional untuk Sistem

membuka unit usaha syariah maupun merupakan bagian dari sistem Islam

ekonomi

syariah

office channeling dan dikeluarkannya yang

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 ekonomi agar berjalan dalam aturan

mengatur

masalah-masalah

Syariah, syariah 3 Islam. Perbankan syariah

tentang

Perbankan

instrumen merupakan

menunjukkan

bahwa

ekonomi syariah ini mendapat perhatian implementasi dari ekonomi syariah.

yang memadai dari pelaku ekonomi di Dalam perspektif sistem perbankan 5 tanah air. Hal ini juga merupakan

ruang lingkup perbankan syariah manifestasi dari tanggung jawab negara bersifat universal yaitu meliputi

untuk mewujudkan keadilan sosial, kegiatan usaha komersial (commercial

kesejahteraan umum, dan sebesar-

banking ) dan investasi (investment besarnya untuk kemakmuran rakyat banking 4 ).

dengan mengeluarkan regulasi di bidang perbankan dan perbankan syariah.

2 Tawfique Al-Mubarak, Noor Mohammad

hikmah eksplisit yang tampak jelas di

Osmani, 2010, Applications of Maqasid al-

balik

pelarangan riba adalah

Shari’ah and Maslahah in Islamic Banking practices: An analysis, International Seminar

perwujudan persamaan yang adil di

on Islamic Finance in India, 4 - 6 October, Kochi, India. (Unpublished), hlm. 6-7

antara pemilik modal dengan usaha,

3 Veithzal Rivai, Andi Buchari, 2009, Islamic Economics; Ekonomi Syariah Bukan Opsi

serta pemikulan risiko dan akibatnya

Tetapi Solusi, Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 20.

secara berani dan penuh rasa

Achmad Baraba, 1999, Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syariah, Buletin

tanggungjawab. Prinsip keadilan dalam

Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.2 No.3, 1999 hlm. 5 lihat juga Setiawan Budi

Islam ini tidak memihak kepada salah

Utomo, 2011, Kajian

Hukum

Atas

Keabsahan Produk Perbankan Syariah Dikaitkan Dengan Fatwa DSN Dalam Tujuan Negara Keadilan, Disertasi, Fakultas Hukum

5 Ali Hasan, 2010, Marketing Bank Syariah, Unpad, hlm.7.

Bandung, Ghalia Indonesia, hlm. 1.

satu pihak tetapi keduanya berada dari kata Arab al-fatwa atau al-futya dalam posisi yang sama. 6

terhadap Perbankan syariah mempunyai

persoalan hukum Islam. Salah satu begitu

prinsip syariah adalah adanya prinsip memfasilitasi kebutuhan pengusaha dan

bagi hasil yang dalam implementasi nasabah akan sarana pembiayaan.

bank syariah dilakukan berdasarkan Sedangkan 10 perbankan konvensional akad mudharabah dan musyarakah.

hanya mempunyai beberapa variasi

Nurhasanah, pilihan pembiayaan. 7 Sistem ekonomi

Menurut

Neneng

kedalam syariah menggunakan bagi hasil dan

mudharabah

ternasuk

hubungan muamalah yang menyangkut tidak menggunakan sistem bunga, hal

kebendaan dan sudah ada sebelum Nabi ini didasarkan pada ayat-ayat Al-qur'an

Muhammad SAW diangkat menjadi yang mendasarinya. 8

rasul, yang kemudian kebolehannya Prinsip syariah yang dimaksud 11 ditetapkan dalam Islam.

dalam operasional perbankan syariah Berdasarkan latar belakang di atas merupakan prinsip hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa diidentifikasikan sebagai berikut : 1. yang dikeluarkan oleh lembaga yang

10 Umi Karomah Yaumiddin, 2010, Usaha Bagi

memiliki kewenangan dalam penetapan

Hasil Antara Teori Dan Praktek, Bantul,

fatwa di bidang syariah. 9 Fatwa berasal

Kreasi Wacana, hlm. 3. Memberikan definisi bagi hasil adalah sebuah usaha yang dibangun berdasarkan kesepakatan antara

6 Idem, hlm. 17. pemodal dan pengusaha untuk memberikan 7 Dwi Agung Nugroho Arianto, 2011, Peranan

pembagian hasil berdasarkan persentase Al Mudharabah Sebagai Salah Satu Produk

tertentu dari hasil usaha. Kesepakatan ini Perbankan

dilakukan secara adil artinya setiap mutra Mengentaskan Kemiskinan Di Indonesia,

mendapatkan bagi hasil sesuai dengan Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume. 8

kontribusi yang diberikannya baik modal, Nomor. 2, November 2011, hlm. 167.

tenaga dan 8 Muhammad,

keterampilan

maupun

transparan yang berarti bahwa pemodal Syari’ah, Jogjakarta, (UPP) AMP YKPN, hlm.

2002, Manajemen

Bank

dan pengusaha saling mengetahui jumlah 103.

bagi hasil yang diperolehnya dan progres 9 Pasal 1 penjelasan umum angka 12 Undang-

usaha itu sendiri.

undang No. 21 Tahun 2008 tentang 11 Hermansyah, dan Sandi Rizki Febriadi, 2017, Perbankan

26 Implementasi Akad Mudharabah Pada Bank ditegaskan

Syariah Dihubungkan Dengan Pasal 1338 difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia

KUH Perdata, Prosiding SNaPP Sosial, yang dituangkan dalam Peraturan Bank

Ekonomi dan Humaniora, Vol. 7, No.2, Indonesia.

Oktober, hlm. 436.

Bagaimana kesesuaian dan pengaturan dengan penelitian. Peneliti akan metode bagi hasil dengan prinsip

berusaha agar dalam sampel itu terdapat mudharabah pada bank syariah di

dari segala lapisan Indonesia?; 2. Bagaimana implementasi 13 populasi. Tehnik yang digunakan

wakil-wakil

metode bagi hasil dengan prinsip dalam menganalisa data adalah analisis mudharabah 14 pada Bank Syariah di normatif kualitatif.

Indonesia dihubungkan dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor

III. HASIL PENELITIAN DAN

15/DSN-MUI/IX/2000?.

ANALISIS

Ekonomi Islam di Indonesia yang

II. METODE PENELITIAN

lazim dikenal dengan istilah ekonomi Dalam penelitian ini penulis

syariah merupakan bagian integral dari menggunakan

ajaran Islam. Secara garis besar ajaran yuridis normatif, yang bertujuan untuk

metode

pendekatan

Islam dikelompokan ke dalam tiga menemukan asas-asas hukum positif

bagian yaitu aqidah, akhlak dan syariah. dan doktrin-doktrin hukum positif. 12

Dimana aspek syariah dibagi lagi

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis kedalam dua bagian yaitu bidang ibadah Sedangkan tehnik pengumpulan data

dan bidang muamalah. Bidang ibadah menggunakan tehnik studi kepustakaan

menekankan kepada seluruh aspek yang (Library Reseach) dan studi lapangan.

berkaitan dengan penghambaan diri Studi kepustakaan (Library Reseach)

kepada Allah SWT, sedangkan bidang adalah tehnik untuk mendapatkan data

muamalah berkaitan dengan hubungan teoritis guna memperoleh pendapat para

antara manusia dengan sesamanya ahli dan teorinya melalui sumber bacaan

sebagai implementasi dari hablum atau disebut penelitian terhadap data

minannas yaitu hubungan antara sekunder. Pengambilan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah secara purposive sampling yaitu sampel yang

dipilih dengan cermat sehingga relevan

Nasution, 2011, Metode Research, Cetakan ke duabelas, Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 98.

14 Ronny Hanitijo Soemitro, 1988, Metodologi 12 Soerjono

Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, hlm. 10.

Soekanto,

1986, Pengantar

Indonesia, Semarang, hlm. 98.

manusia dengan manusia

merupakan perintah dari Allah SWT. 17 mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Sistem ekonomi syariah atau

1. Ekonomi syariah merupakan ekonomi Islam merupakan bagian dari

bagian dari sistem syariah secara sistem Islam yang mengatur masalah-

keyakinan masalah ekonomi agar berjalan dalam

keseluruhan

dan

merupakan satu bagian saja dari aturan syariah Islam. Pengertian sistem

sistem syariah. Oleh sebab itu ekonomi

syariah keseluruhan yang menentukan langkah-

dengan akidah serta syariat langkah ekonomi bagi semua unit

menyebabkan kegiatan ekonomi ekonomi yang ada dalam suatu

dalam syariah berbeda dengan masyarakat atas dasar prinsip-prinsip

aktivitas ekonomi yang diciptakan tertentu dan untuk mencapai tujuan

manusia.

tertentu.

2. Ekonomi syariah merealisasikan Pengertian ekonomi sebagai suatu

keseimbangan antara kepentingan sistem mencakup tiga komponen pokok

individu dan masyarakat, hal ini

yang harus dimiliki yaitu : 16 sesuai dengan cita-cita ekonomi

1. Prinsip dasar atau sistem nilai syariah yaitu untuk merealisasikan yang melandasi segala kegiatan

kekayaan dan kesejahteraan hidup ekonomi yang dilaksanakan oleh

dan keuntungan umum bagi setiap unit ekonomi;

2. Adanya tujuan atau cita-cita yang menciptakan persaingan dan hendak dicapai;

3. Adanya patokan yang menyeluruh mementingkan diri sendiri. yang mengatur operasi unit-unit

Terkandung dua aspek yang yang ada.

saling berhubungan dalam praktek perbankan syariah yaitu aspek syariah

15 Hamid Arfin, 2007, Hukum Ekonomi Islam

dan aspek komersial atau aspek bisnis.

(Ekonomi Syariah) Indonesia, Makasar,

Penerapan aspek syariah secara murni

Ghalia Indonesia, hlm. 36. 16 Veithzal Rivai, Andi Buchari, 2009, Islamic

Economics; Ekonomi Syariah Bukan Opsi 17 Hulwati, 2006, Ekonomi Islam, Padang, Tetapi Solusi, Bumi Aksara, Jakarta, hlm. 20.

Ciputat Press, Jakarta, hlm. 11-12.

untuk saat ini sepertinya belum bisa terciptanya kegiatan kemasyarakatan dilaksanakan karena para pelaku

yang bertumpu pada keadilan dan perbankan syariah masih banyak yang 18 kemanfaatan. Hal ini sebagaimana

mempergunakan tata cara ekonomi dikatakan oleh A. Zaki Yamani, bahwa perbankan yang menyerupai sistem

salah satu pokok dari tujuan syari'at perbankan secara konvensional. Di sisi

Islam adalah untuk merealisasikan lain apabila pelaksanaan perbankan

kemaslahatan manusia yang bertumpu syariah hanya memperhatikan aspek 19 pada nilai-nilai keadilan sosial.

bisnis saja tanpa memperhatikan aspek Agar penerapan ekonomi syariah syariah sama saja dengan melakukan

sesuai dengan apa yang diharapkan praktek perbankan secara konvensional

yaitu adanya ketertiban dan keteraturan dengan kemasan akad syariah atau

dalam melakukan kegiatan ekonomi, dengan kata lain hanya ganti

maka perlu satu aturan atau kaidah menggunakan baju syariah.

yang mengatur tentang perekonomian Asas-asas tersebut di atas

secara menyeluruh yaitu harus adanya diwujudkan dalam konsep bagi hasil

kaidah hukum.

yang dilaksanakan oleh operasional Menurut Purwosucipto, dalam perbankan syariah yang sesuai dengan

hukum positif di Indonesia hukum mekanisme ekonomi Islam dan berbeda

diartikan sebagai keseluruhan norma dengan mekanisme dalam sistem

yang oleh penguasa negara atau perbankan

penguasa masyarakat yang berwenang menggunakan instrumen bunga. Prinsip

konvensional

yang

menetapkan hukum dinyatakan atau keadilan dalam Islam ini tidak memihak

dianggap sebagai peraturan yang kepada salah satu pihak melainkan

18 Mia Amalia, 2016, Analisis Terhadap Tindak

keduanya berada pada posisi yang

Pidana Prostitusi Dihubungkan Dengan

seimbang. Prinsip keadilan termasuk

Etika Moral Serta Upaya Penanggulangan Dikawasan Cisarua Kampung Arab, Jurnal

kedalam salah satu tujuan dari hukum

Hukum Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakancana, Vol. 2, No. 2,

Islam atau maqasid syariah, hal ini

Edisi Desember, hlm. 869.

sejalan dengan apa yang dikatakan oleh

Walim, 2017, Prinsi, Asas dan Kaidah Hukum Waris Islam Adil Gender, Jurnal

N.E. Algra dan H.C.J.G. Jansen,

Mimbar Justitia Fakultas Hukum Universitas Suryakencana, Vol. 3, No. 1, Edisi Juni, hlm.

sasaran dari negara hukum adalah sasaran dari negara hukum adalah

untuk mengadakan suatu tata yang Dengan memperhatikan nilai dikehendaki oleh penguasa tersebut. 20

ibadah dalam bidang muamalah dan Sementara menurut Toto Tohir

juga kaidah hukum yang ditetapkan Suriaatmadja, hukum Islam di

dalam syariat berarti semua jenis Indonesia selain yang berlaku karena

muamalah yang dilakukan oleh seorang peraturan

perundang-undangan muslim dengan muslim yang lainnya mengatur atau menunjuk kaidah hukum

merupakan pengabdian diri, ibadah Islam, terdapat juga hukum Islam yang

kepada Allah SWT. dan senantiasa berlaku karena kebutuhan masyarakat.

mempunyai keyakinan bahwa Allah Walaupun

SWT. senantiasa mengawasi setiap perundang-undangan, kebutuhan nyata 23 gerak langkahnya.

masyarakat sering pula menjadikan Implikasinya semua aktivitas suatu kaidah hukum Islam berlaku

keduniaan yang dilakukan mesti dengan sendirinya, seperti perserikatan

yaitu mudharabah/musyarakah, gadai sebagaimana firman Allah SWT. dalam serta hipotek. 21

Al-Quran surat Al-Qashas ayat (77) Berkaitan

dengan

kegiatan

yang berbunyi :

ekonomi khususnya ekonomi syariah maka hukum ekonomi syariah adalah seperangkat aturan atau norma yang menjadi pedoman baik oleh perorangan atau badan hukum dalam melaksanakan

“Dan carilah harta kekayaan yang kegiatan ekonomi yang bersifat privat

telah dikaruniakan Allah kepadamu untuk tujuan pahala dan kebahagiaan hari akhirat dan janganlah engkau melupakan keperluanmu didunia dan berbuat baiklah kepada hamba-hamba

20 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Op. Cit., hlm

Allah, sebagaimana Allah telah berbuat

baik kepadamu. Dan janganlah kamu

Toto T Suriaatmadja, 2004, Kontribusi Hukum Islam Dalam Pembentukan Hukum Nasional Menuju Masyarakat Madani,

22 Idem, hlm. 356.

Jurnal Syiar Madani, Vol. 6, No. 1, hlm. 48.

23 Hulwati, Op Cit, hlm. 19.

berbuat kerusakan di muka bumi, diwajibkan untuk saling membantu dan sesungguhnya Allah tidak suka kepada

sesamanya, orang- orang yang berbuat kerusakan.”

menolong

antar

sebagaimana disebutkan dalam Al- Ayat tersebut menegaskan supaya

Quran surat Al-Maidah ayat (2), yang harta yang diberikan Allah SWT kepada

berbunyi :

kita supaya diberikan kepada orang- orang yang memang membutuhkan dan janganlah melakukan sesuatu yang

.....dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan

merusak masyarakat. Keistimewaan dari jangan tolong menolong dalam berbuat

ajaran yang terkandung

dalam

dosa dan pelanggaran...

muamalah adalah : 24 Kaidah umum dalam mencari

1. Berdasarkan kepada gambaran nafkah adalah bahwa Islam tidak

kehidupan yang jelas; memperbolehkan para penganutnya

2. Memberi kesejahteraan

dan

mendapatkan harta dengan cara keadilan kepada semua pihak

mencari yang terlibat dalam perdagangan;

penyelesaian dalam persoalan ini maka

3. Menegaskan konsep perkongsian para ahli ekonomi khususnya ekonomi

untung dan rugi dan juga syariah mencoba mengembangkan

penagihan pendapatan

dan

sistem keuangan syariah yaitu sistem kekayaan kepada semua lapisan

keuangan tanpa bunga dan berbasis bagi masyarakat;

hasil mudharabah.

4. Tasawwur keimanan yang jelas Sistem ini akan dapat memberikan

kemaslahatan yang selaras dengan kelangsungan

dapat mengawal bentuk aktivitas

penyelesaian

dan

terhadap masyarakat terutama sekali hidup manusia yang berakhlak

bagi 26 umat Islam. Mudharabah dan bermartabat.

termasuk kedalam salah satu maqashid Hakekat dari kehidupan manusia

syariat yaitu kemaslahatan yang adalah adanya saling ketergantungan

jalbiyyah yaitu dan saling membutuhkan satu dengan

meliputi

aspek

yang lainnya. Untuk itu seorang muslim

25 Yusuf Qardhawi, 2007, Halal Haram Dalam Islam, Era Intermedia, hlm. 210.

Idem, hlm. 20. 26 Hulwati, Op. Cit., hlm. 62.

mendorong untuk mengembangkan agar penerapan sistem bagi hasil. Meskipun lebih baik produktif dapat bermanfaat

demikian dalam prakteknya mekanisme bagi yang membutuhkan dan aspek

memainkan salbiyyah yaitu menjaga agar tidak

operasional investasi dana bank menimbulkan

peranannya sangat lemah hal ini menimbulkan hal yang negatif. 27

kemufsadatan

atau

dikarenakan standar moral yang lemah, Menurut Izzudin bin Abd al-

ketidak efektifan model pembiayaan Salam di dalam kitabnya Qawa’id al -

bagi hasil, berkaitan dengan para Ahkam

pengusaha, segi biaya, segi teknis, menyatakan bahwa seluruh syariah itu

fi Mushalih

al-Anam ,

kurang menariknya sistem bagi hasil adalah maslahat baik dengan cara

dalam aktivitas bisnis dan permasalahan menolak mafsadah atau dengan meraih 29 efisiensi.

maslahat. 28 Kaidah

mudharabah menyatakan: Apabila di antara yang

dalam maslahat itu banyak dan harus

kesepakatan

atas nisbah

pembagian hasil usaha harus disepakati dilakukan salah satunya pada waktu

oleh para pihak yang mengadakan

yang sama, maka lebih baik pilih yang kontrak. Tingkat pembagian tersebut paling maslahat.

harus berdasarkan kepada rasio Akad mudharabah diperbolehkan

prosentase dan bukan dengan jumlah dalam hukum Islam karena bertujuan

nominal yang sudah ditentukan. untuk saling membantu antara pemilik

Shahibul maal dalam hal ini nasabah modal dan seseorang yang ahli dalam

pemilik dana simpanan pada bank melakukan usaha. Berdasarkan teori

syariah hanya akan menanggung perbankan syariah kontemporer prinsip

kerugian sebesar dana yang sudah mudharabah dijadikan sebagai alternatif

27 Wawancara dengan Rachmat Syafei, Ketua Bidang Syariah Majelis Ulama Indonesia 29 Muhammad,

Manajemen Jawa Barat, tanggal 2 Januari 2012, pukul

Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah, 15.45-16.15 WIB.

RajaGrafindo, Jakarta, hlm. 47. Lihat juga 28 Izzudin bin ‘Abd al-Salam, 2006, Qawa’id al-

Akuntansi Ahkam fi Mashalih al-Anam, (t.t.:Dar al-Jail),

Perbankan Syariah, Graha Ilmu, Yogyakarta, Juz I, hlm.11 dalam H.A. Djazuli, Kaidah-

hlm. 45-49. Bandingkan dengan Muhammad Kaidah Fiqih, Kencana Prenada Media

Yusuf, Wiroso, 2011, Bisnis Syariah, Mitra Group, Jakarta, hlm. 27.

Wacana Media, Jakarta, hlm. 92-93.

mudharib yaitu bank syariah hanya kelalainnya, tetapi apabila yang terjadi menanggung risiko atas kegagalan

adalah mis magement, maka bank harus pengelolaan dana mudharabah saja dan

bertanggung jawab penuh atas kerugian tidak harus bertanggungjawab untuk

tersebut. Biaya yang dikeluarkan dalam mengembalikan dana tersebut.

pengelolaan dana nasabah menjadi Dalam hal ini bank syariah

tanggung jawab bank syariah yang bertindak sebagai mudharib atau

diambil dari nisbah keuntungan yang pengelola dana, sedangkan nasabah

menjadi haknya. Disamping itu bank bertindak sebagai shahibul mal atau

syariah tidak diperkenankan untuk pemilik dana. Bank syariah dalam

mengurangi nisbah keuntungan nasabah kapasitasnya

penabung tanpa persetujuan dari mempunyai kuasa untuk melakukan

sebagai

mudharib ,

nasabah yang bersangkutan. Apabila berbagai macam usaha yang tidak

mudharib dalam hal ini bank syariah bertentangan dengan prinsip syariah

melakukan pelanggaran atas setiap serta mengembangkannya termasuk

kesepakatan terhadap akad mudharabah melakukan akad mudharabah dengan

maka kerugian yang timbul harus

pihak lain. Namun disisi lain bank menjadi tanggungjawab mudharib. syariah juga memiliki sifat sebagai

Kerjasama mudharabah dapat seorang wali amanah yang berarti bank

juga dikatakan sebagai akad yang harus berhati-hati serta bijaksana dan

membatasi manajemen shahibul maal mempunyai itikad dan bertanggung

dalam proyek dan sebaliknya mudharib jawab atas segala sesuatu yang timbul

mempunyai pertanggung jawaban yang akibat kesalahan atau kelalainnya. Dari

luas dalam pengelolaan dana. Setiap hasil pengelolaan dana mudharabah,

tindakan mudharib yang sesuai dengan bank syariah akan memberikan bagi

isi dalam akad mudharabah dan tidak hasil kepada pemilik dana sesuai

dalam dengan nisbah yang telah disepakati

melakukan

kesalahan

penggunaan dan pengaturan modal yang dalam akad pembukaan rekening.

diserahkan kepadanya menjadikan Dalam mengelola dana tersebut

shahibul maal harus menanggung bank tidak bertanggung jawab terhadap

kerugian apabila proyek usahanya kerugian yang bukan disebabkan kerugian apabila proyek usahanya kerugian yang bukan disebabkan

terdapat pada pasal dan ayat tersebut di 2008 yang mencantumkan konsep

transaksi mudharabah sebagai istilah teknis

landasan perbankan syariah adalah Pasal 1 ayat

mudharabah

merupakan

yuridis perbankan syariah dalam (21), (22), (24), (25) huruf a, Pasal 19

melakukan kegiatan usaha, baik ayat (1) huruf b,c,i, Pasal 19 ayat (2)

kegiatan penghimpunan dana maupun huruf b,c,i, Pasal 21 huruf c. Empat ayat

pembiayaan. dalam

menyalurkan

menyangkut mudharabah sebagai dasar akad

simpanan berupa deposito dan tabungan simpanan

dan investasi berupa sementara penyaluran dana berupa tabungan, giro, deposito dan dasar

penyaluran pembiayaan bagi hasil. dalam akad pembiayaan. Keempat ayat

Secara umum substansi ketentuan dalam Pasal 1 di spesifikasikan oleh

deposito dan tabungan mudharabah Pasal 19 dan Pasal 21. Pasal 19 ayat (1)

sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah huruf b tentang penghimpunan dana

Nasional (DSN-MUI) dan ketentuan

bagi Bank Umum Syariah (BUS), Pasal yang terdapat dalam Pasal 5 ayat (3)

Indonesia No. penyaluran pembiayaan bagi bank

21 ayat (1) huruf c dan i tentang

Peraturan

Bank

akad umum syariah, Pasal 19 ayat (2) huruf b

7/46/PBI/2005

tentang

penghimpunan dan penyaluran dana tentang penghimpunan dana oleh unit

bagi bank yang melaksanakan kegiatan usaha syariah dan Pasal 21 huruf a

usaha berdasarkan prinsip syariah, Pasal angka 2 dan huruf b angka 1 dan huruf c

3 huruf (a) Peraturan Bank Indonesia yang

No. 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan penghimpunan

masing-masing

tentang

kegiatan pembiayaan dan menempatkan dana

syariah dalam

penghimpunan dana dan penyaluran bank pada bank syariah lain bagi BPRS.

dana serta pelayanan jasa bank syariah dan Surat Edaran Bank Indonesia No.

10/14/DPbs tanggal 17 Maret 2008

Muhammad, Idem, hlm. 36. Bandingkan dengan M. Syafi’i Antonio, 2001, Bank

tidak jauh berbeda. Ketentuan yang

Syariah; Dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta, hlm. 97.

terdapat dalam Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia, baik tersebut meliputi masalah posisi pemilik untuk

tabungan mudharabah Fatwa dana, pengelola dana, aturan dan tata No. 2/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1

cara pengelolaan dana, transaksi April 2000 tentang Tabungan maupun

pembagian keuntungan, penarikan dana deposito mudharabah Fatwa No.

oleh pemilik dana dan biaya 3/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April

operasional.

2000 tentang Deposito sama-sama

dapat memuat enam ketentuan yang berisi

Ketentuan

tersebut

disimpulkan sebagai berikut :

sama, tetapi yang membedakan hanya

1. Dalam tabungan dan deposito dari sisi nomor fatwa saja. 31 Sementara

pemilik dana isi dari ketentuan umum mudharabah

mudharabah

bertindak sebagai nasabah atau untuk

shahibul mal, sementara bank sebagaimana fatwa DSN MUI, PBI dan

bertindak sebagai pengelola dana SEBI semuanya sesuai ketentuan Pasal

atau mudharib dan dana yang

26 ayat (1), (2) dan (3) Undang-Undang disetorkan ke bank syariah secara No. 21 Tahun 2008. 32 Ketentuan

penuh serta dinyatakan dalam

jumlah nominal;

31 Ketentuan umum tabungan dan deposito mudharabah: 1) dalam transaksi ini nasabah

2. Pembuatan transaksi dilakukan

bertindak sebagai shahibul maal atau

berdasarkan kepada kesepakatan

pemilik dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana, 2) Dalam

antara pihak nasabah dan pihak

kapasitasnya sebagai mudharib bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang

bank syariah yang meliputi

tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan mengembangkannya termasuk

batasan atau tanpa batasan

di

dalamnya mudharabah dengan pihak lain,

pengelolaan seperti jenis atau

3) Modal harus dinyatakan

dengan

jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan

macacm usaha yang dimintakan

piutang, 4) Pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam

akad

pembukaan

rekening, 5) Bank sebagai mudharib 19, Pasal 20 dan Pasal 21 dan/atau produk menutup biaya

operasional tabungan dan jasa syariah, wajib tunduk kepada dengan menggunakan nisbah keuntungan

prinsip syariah, ayat (2) menyatakan prinsip yang menjadi haknya, 6) Bank tidak

syariah sebagaimana dimaksud pada ayat diperkenankan

(1) difatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia keuntungan nasabah tanpa persetujuan

mengurangi

nisbah

menyatakan fatwa yang bersangkutan.

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 32 Pasal 26 ayat (1) menyatakan kegiatan

Peraturan Bank usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal

dituangkan

dalam

Indonesia.

pembagian keuntungan dan waktu menggunakan bagi hasil dalam bentuk penarikan dana; 33 mudharabah dan musyarakah.

3. Bank syariah tidak diperkenankan Penerapan prinsip bagi hasil mengurangi bagian keuntungan

dalam praktek bank syariah setidaknya nasabah atau shahibul mal tanpa

membawa dampak yang positif serta adanya persetujuan dari nasabah

memberikan perlindungan masyarakat yang bersangkutan.

khususnya terhadap pemilik dana yang

4. Bank syariah diberikan wewenang menyimpan dananya di bank syariah. untuk

Hal ini dapat dilihat dengan adanya administrasi kepada nasabah

menerapkan

biaya

sistem pembagian usaha atas simpanan berupa biaya yang terkait

nasabah dengan menggunakan metode langsung dengan pengelolaan

net revenue sharing atau metode profit rekening seperti biaya materai,

sharing . Konsep yang diterapkan dalam cetak laporan transaksi dan saldo

praktek bank syariah sangatlah berbeda rekening ataupun biaya penutupan

apabila dibandingkan dengan praktek rekening.

yang berlaku pada bank konvensional

yang menggunakan parameter bunga pendanaan yang disediakan oleh satu

Pembiayaan

merupakan

sebagai bentuk imbalan atas simpanan pihak untuk pihak lain guna mendukung

nasabahnya.

investasi baik yang dilakukan oleh Dari uraian penulis dapat sendiri

bahwa senantiasa berkaitan dengan aktivitas

mudharabah yang dipahami oleh umat bisnis yaitu sebuah aktivitas yang

Islam sekarang ini mempunyai dua mengarah kepada peningkatan nilai

makna yaitu :

tambah melalui proses penyerahan jasa,

1. Mudharabah sebagai sebuah perdagangan atau pengolahan barang

produk.

produksi. Dalam perspektif Undang- Makna yang terkadung dalam Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

konteks mudharabah sebagai sebuah Perbankan Syariah pembiayaan adalah

produk diterapkan dalam beberapa jenis penyediaan dana atau tagihan yang

33 Atang Abd. Hakim, 2011, Fiqih Perbankan

merupakan sebuah transaksi dengan

Syariah, Refika Aditama, Bandung, hlm. 219.

pelayanan yang disediakan oleh bank berbagai transaksi produk perbankan syariah.

yang tersedia. Dengan sistem ini bank mudharabah diterapkan dalam produk

akan membagi keuntungan dengan para penghimpunan dana dan penyaluran

pengguna jasanya dan para investornya. dana atau pembiayaan. Produk

Pada posisi ini mudharabah secara tepat penghimpunan dana ini meliputi

dipahami sebagai pengganti dari sistem tabungan mudharabah dan deposito

bunga.

mudharabah. Sementara penyaluran Mudharabah menurut istilah dana dalam bentuk pembiayaan dengan

diartikan sebagai pemilik harta atau sistem mudharabah dan musyarakah.

modal menyerahkan modal kepada Produk penghimpunan dana di atur

pengusaha untuk berdagang dengan dalam Fatwa MUI-DSN No. 50/DSN-

modal tersebut dan laba dibagi di antara MUI/III/2006,

keduanya berdasarkan persyaratan yang mudharabah musytarakah yaitu salah

tentang

akad

disepakati. Apabila rugi hal itu satu bentuk akad mudharabah dimana

ditanggung oleh pemilik modal dan bank syariah turut menyertakan

pengusaha tidak bertanggungjawab atas

modalnya dalam kerjasama investasi, kerugian tersebut. Kerugian pengusaha diperlukan karena mengandung unsur

hanyalah dari segi kesungguhan dan kemudahan dalam pengelolaannya serta

tidak akan dapat memberikan manfaat yang lebih 34 mendapatkan imbalan.

pekerjaannya

yang

bagi para pihak. Sedangkan pembiayan Penggunaan metode net revenue mudharabah diatur dalam Fatwa

sharing terhadap bagi hasil atas Majelis Ulama Indonesia Dewan

simpanan nasabah pada bank syariah, Syariah Nasional

apabila dihubungkan dengan praktek MUI/IV/2000.

Nomor 7/DSN-

perbankan di masa Rasulullah dan

2. Mudharabah sebagai sebuah sahabat sangatlah bertentangan, karena sistem.

pada masa itu yang dipergunakan Dalam konteks ini mudharabah

adalah metode profit sharing atau bagi merupakan sebuah sistem dimana

untung.

mudharabah menjadi pedoman umum

34 Rachmat Syafei, 2000, Fiqih Muamalah,

bagi bank syariah dalam melakukan

Pustaka Setia, Bandung, hlm. 224.

Apabila kita kaitkan dengan bunyi berfungsi sebagai mitra baik dalam Fatwa DSN diatas kemaslahatan pada

simpanan nasabah maupun dengan saat ini, maka ini bisa diartikan sebagai

peminjam dana. Dalam hubungan suatu hal yang darurat yaitu apabila

dengan penyimpan dana (simpanan dipaksakan untuk menerapkan metode

nasabah) bank bertindak sebagai profit

mudharib atau pengelola sedangkan terpuruknya bank syariah. Hal ini bisa

masyarakat pemilik dana bertindak kita kaji berdasarkan kaidah fiqih

sebagai shahibu maal . Sementara sebagai berikut :

masyarakat “ Tidak ada keharaman beserta darurat

hubungannya

dengan

peminjam bank bertindak sebagai dan tidak ada kemakruhan bersama

masyarakat kebutuhan.”

shahibul

maal dan

peminjam dana sebagai mudharib . Kaidah ini menjadikan hal-hal

Dalam penghimpunan dana dengan yang tadinya makruh tetapi karena

menggunakan prinsip mudharabah dibutuhkan oleh manusia, maka

mutlaqah , kedudukan bank syariah hilanglah kemakruhan itu untuk

sebagai shahibul maal (pemilik dana)

sementara waktu selama keadaan sedangkan sebagai pengelola dana darurat dan kebutuhan itu masih

(mudharib) adalah debitur. Sedangkan berlaku. Kaidah fiqih yang lainnya

yang dimaksud dengan mudharabah yaitu : “Menolak kerusakan harus

muqayyadah adalah pemilik dana didahulukan

(shahibul maal) membatasi/memberi kemaslahatan”. Kandungan kaidah fiqih 35 syarat kepada mudharib (pengelola).

daripada

menarik

ini menjelaskan bahwa jika terjadi

penghimpunan dana perlawanan antara kerusakan dan

Dalam

mudharabah kemaslahatan pada suatu perbuatan,

dengan

prinsip

muqayyadah ini kedudukan bank mengandung

syariah hanya sebagai agen saja karena kemaslahatan maka segi larangannya

kerusakan

dan

pemilik dana (shahibul maal) adalah yang harus didahulukan.

nasabah. Kenyataannya di lapangan

Menurut Muhammad Syafi’i

Antonio, 35 berdasarkan prinsip Muhammad Syafi’i Antonio, 2001, Bank

Syariah;Dari Teori Ke Praktik, Gema Insani,

mudharabah bank syariah akan

Jakarta, hlm. 137.

penerapan sistem bagi hasil oleh bank usaha dengan pembagian hasil (net syariah atas simpanan masyarakat

revenue sharing), maka semua beban secara umum menggunakan metode

yang dikeluarkan oleh bank syariah bagi hasil secara revenue sharing belum

menjadi tanggungan bank syariah ada yang menggunakan metode bagi

sendiri sehingga tidak diperhitungkan hasil secara pembagian laba (profit

dalam unsur distribusi hasil usaha. sharing ).

Apabila bank syariah mempergunakan Norafifah, which states that the rate of

prinsip pembagian untung (profit profit-sharing savings positive effect on

sharing) maka bank syariah harus dapat the amount of savings deposits in

membedakan dengan jelas, transparan Islamic banks. 36

dan adil terhadap beban-beban yang Gambar. 1. Perbedaan prinsip antara

yang merupakan pengurang dari sistem bagi hasil

dana revenue sharing 37 dan profit sharing

pendapatan

pengelolaan

mudharabah (yang disebut dengan beban dana mudharabah) dan beban- beban yang merupakan pengeluaran

bank syariah. Semua beban dana mudharabah tersebut termasuk beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi

Penggunaan metode net revenue sharing maupun metode profit sharing Apabila

dalam pembagian hasil usaha terhadap mempergunakan prinsip distribusi hasil

bank

syariah

simpanan nasabah mudharabah pada

bank syariah diperbolehkan. Bahwa

Iim Hilman, 2016, The Factors Affecting Mudharabah Deposits of Sharia Banking in

untuk kemaslahatan saat ini maka bank

Indonesia, International Journal of Business and Management Invention, Vol. 5, Issue 8,

syariah dalam melakukan perhitungan

Ed. Agustus, hlm. 65.

Rizal Yahya, Aji Erlangga Martawireja, Ahim 38 Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana dan Abdurahim 2009, Akuntansi Perbankan

Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, Syariah; Teori dan Praktik Komtemporer,

Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, Salemba Empat, Jakarta, hlm. 372.

hlm. 128.

untuk pembagian hasil usaha sebaiknya pola pikir kapitalisme yang selalu menggunakan metode revenue sharing,

simpanan tetapi dengan beberapa

mengukur

setiap

dananya di bank dengan ukuran diantaranya adalah sebagai berikut:

catatan

uang.

1. Bahwa saat ini kemaslahatan itu terlihat jelas bersifat dinamis

IV. PENUTUP

dengan demikian maka penetapan

A. Kesimpulan

pertimbangan kemaslahatan untuk Dalam Fatwa Dewan Syariah saat ini harus ada batasan yang

Nasional Majelis Ulama Indonesia jelas sampai kapan atau sampai

Nomor 15 Tahun 2000 tanggal 16 berapa lama kemaslahatan itu

September 2000 tentang Prinsip masih bisa diterapkan. Tentunya

Distribusi Hasil Usaha Dalam Lembaga penetapan adanya batasan ini

Keuangan Syariah, disebutkan bahwa harus melalui perubahan fatwa,

pembagian hasil usaha di antara para karena sesuai dengan kaidah fiqih

pihak (mitra) dalam suatu bentuk usaha yang menyatakan berubah dan

kerjasama dengan prinsip mudharabah,

berbedanya fatwa sesuai dengan boleh didasarkan pada prinsip bagi perubahan

untung (profit sharing) dan boleh pula perubahan sosial, niat dan adat

tempat,

masa,

didasarkan pada prinsip bagi hasil (net kebiasaan; 39

revenue sharing ). Profit sharing adalah

2. Bahwa untuk

metode bagi hasil yang basis pertumbuhan dan perkembangan

mendorong

perhitungannya adalah dari profit yang bank syariah maka metode yang

diterima oleh bank. Sedangkan yang tepat adalah revenue sharing. Hal

dimaksud dengan net revenue sharing ini dapat ditelaah dari sisi

adalah metode bagi hasil yang basis penghimpunan dana pihak ketiga,

perhitungannya adalah pendapatan yang notabene masyarakat di

bank.

Indonesia khususnya

Implementasi metode bagi hasil mayoritas masih terjerat dengan

secara

prinsip

apabila dihubungkan dengan Fatwa Dewan

mudharabah

39 Idem, hlm. 18.

Syariah Nasional Nomor. 15/DSN-

MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil usaha terhadap simpanan nasabah hasil usaha pada bank syariah di

pada bank syariah di Indonesia. Indonesia, yang dipergunakan adalah metode net revenue sharing pada saat

DAFTAR ISI

bank syariah berperan

sebagai

A. Buku

mudharib dan nasabah investor sebagai Ali Hasan, 2010, Marketing Bank

Indonesia, shaibul maal , sedangkan pada saat bank

syariah sebagai shahibul maal metode Atang Abd. Hakim, 2011, Fiqih

yang dipergunakan adalah profit

Refika sharing.

Perbankan

Syariah ,

Aditama, Bandung.

B. Saran

Hamid Arfin, 2007, Hukum Ekonomi

Syariah) Sehubungan dengan sifat fatwa

Islam

(Ekonomi

Indonesia , Ghalia Indonesia, yang dinamis yaitu berubah sesuai

Makasar.

dengan situasi dan kondisi, maka Fatwa Hulwati, 2006, Ekonomi Islam, Ciputat MUI-DSN No. 15/MUI-DNS/2002

Press, Jakarta.

tentang metode net revenue sharing dan Izzudin bin Abd al-Salam, 2006, metode profit sharing, menurut penulis

Qawa’id al -Ahkam fi Mashalih al- Anam , (t.t.:Daral-Jail), Juz I,

harus diamandemen

hlm.11 dalam H.A. Djazuli, penerapan kemaslahatan untuk saat

dikarenakan

Kaidah-Kaidah Fiqih , Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

sudah saatnya dipertegas dimana pembelakuan atau pengertian untuk

M. Syafi’i Antonio, 2001, Bank Syariah; Dari Teori ke Praktik ,

kemaslahatan saat ini harus dibatasi

Jakarta, Gema Insani.

sampai kapan fatwa tersebut berlaku. Muhammad Yusuf, Wiroso, 2011, Dalam implementasi metode bagi

Bisnis Syariah , Jakarta, Mitra hasil dengan prinsip mudharabah untuk

Wacana Media.

memberikan rasa keadilan maka harus Muhammad, 2002, Manajemen Bank diupayakan

semaksimal mungkin Syari’ah , (UPP) AMP YKPN, Jogjakarta.

mengaplikasikan metode profit sharing khususnya dalam sistem pembagian

Muhammad,

Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah , RajaGrafindo, Jakarta.

Osmad Muthaher, 2012, Akuntansi Melaksanakan Kegiatan Usaha Perbankan Syariah , Yogyakarta,

Berdasarkan Prinsip Syariah. Graha Ilmu.

Indonesia No. Rachmat

Peraturan

Bank

tentang Muamalah , Bandung, Pustaka

pelaksanaan prinsip syariah dalam Setia.

kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan

Rizal Yahya, Aji Erlangga, Ahim

jasa bank syariah.

Abdurahim, 2009, Akuntansi Perbankan Syariah; Teori dan

Surat Edaran Bank Indonesia No. Praktik Komtemporer , Salemba

10/14/DPbs, tentang Pelaksanaan Empat, Jakarta.

Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan

Dana dan Umi Karomah Yaumiddin, 2010, Usaha

Penyaluran Dana serta Pelayanan Bagi Hasil Antara Teori Dan

Jasa Bank Syariah tanggal 17 Praktek , Kreasi Wacana, Bantul.

Maret 2008.

Veithzal Rivai, Andi Buchari, 2009,

2/DSN-MUI/IV/2000 Islamic Economics; Ekonomi

Fatwa

No.

tanggal 1 April 2000 tentang Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi ,

Tabungan Mudharabah.

Bumi Aksara, Jakarta.

3/DSN-MUI/IV/2000

Wiroso, 2005, Penghimpunan Dana tanggal 1 April 2000 tentang dan Distribusi Hasil Usaha

Deposito Mudharabah.

Bank Syariah , PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

7/DSN- MUI/IV/2000, Tentang Akad Yusuf Qardhawi, 2007, Halal Haram

Dalam Islam , Era Intermedia. Fatwa DSN No.15/DSN-MUI/IX/2000

B. Peraturan

Perundang-

tentang Prinsip Distribusi Hasil

Usaha Dalam Lembaga Keuangan Undang-Undang Dasar 1945.

Undangan

Syariah.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, Fatwa MUI-DSN No. 50/DSN- Tentang Perbankan Syariah.

tentang akad mudharabah musytarakah Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

MUI/III/2006,

C. Jurnal, Makalah, Internet dan Lain-lain.

Peraturan Bank

Achmad Baraba, 1999, Prinsip Dasar 7/46/PBI/2005, tentang Akad

Indonesia

No.

Operasional Perbankan Syariah, Penghimpunan Dan Penyaluran

Buletin Ekonomi Moneter dan Dana

Perbankan , Vol. 2 No. 3.

Dwi Agung Nugroho Arianto, 2011, Suryakancana, Vol. 2, No. 2, Peranan Al Mudharabah Sebagai

Edisi Desember.

Salah Satu Produk Perbankan Syariah

Toto T Suriaatmadja, 2004, Kontribusi Mengentaskan Kemiskinan Di

Dalam

Upaya

Dalam Indonesia, Jurnal Ekonomi &

Hukum

Islam

Pembentukan Hukum Nasional Pendidikan, Volume. 8 Nomor. 2,

Menuju Masyarakat Madani , Edisi November.

Jurnal Syiar Madani, Vol. 6, No.

1.

Hermansyah, Sandi Rizki Febriadi, 2017,

Setiawan Budi Utomo, 2011, Kajian Mudharabah Pada Bank Syariah

Implementasi

Akad

Hukum Atas Keabsahan Produk Dihubungkan Dengan Pasal 1338

Perbankan Syariah Dikaitkan KUH Perdata, Prosiding SNaPP

Dengan Fatwa DSN Dalam Sosial, Ekonomi dan Humaniora,

Keadilan , Vol 7, No.2, Oktober.

Tujuan

Negara

Disertasi, Fakultas Hukum Unpad. Iim Hilman, 2016, The Factors

Noor Affecting Mudharabah Deposits of

Tawfique

Al-Mubarak,

2010, Sharia Banking in Indonesia,

Mohammad

Osmani,

Applications of Maqasid al- International Journal of Business

Shari’ah and Maslahah in Islamic and Management Invention, Vol.

Banking practices: An analysis ,

62

5, Issue. 8, Ed. Agustus. International Seminar on Islamic

Finance in India, Kochi, India, Mia Amalia, 2016, Analisis Terhadap

October.

Tindak Pidana

Prostitusi

Dihubungkan

Walim, 2017, Prinsi, Asas dan Kaidah Moral

Dengan Etika

Hukum Waris Islam Adil Gender , Penanggulangan

Serta

Upaya

Jurnal Mimbar Justitia Fakultas Cisarua Kampung Arab , Jurnal

Dikawasan

Universitas Hukum Mimbar Justitia Fakultas

Hukum

Suryakancana, Vol. 3, No. 1, Hukum

Universitas

Edisi Juni.