Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula Menggunakan Metode Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point (Studi Kasus: CV Gumcode Indonesia)
Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5210-5219 http://j-ptiik.ub.ac.id
Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna
PT GHL Peninsula Menggunakan Metode Advance Use Case Point dan
Revised Use Case Point (Studi Kasus: CV Gumcode Indonesia)
1 2 3 Savira Fahrunisa , Mochamad Chandra Saputra , Admaja Dwi HerlambangProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 3 Email: savirafahrunisa@gmail.com herlambang@ub.ac.id
Abstrak
Di dalam industri pengembangan perangkat lunak, perhitungan estimasi biaya pengembangan perangkat lunak merupakan aktivitas yang penting. Banyak proyek pengembangan perangkat lunak mengalami kegagalan karena tidak terpenuhinya batasan ruang lingkup, biaya dan waktu. CV Gumcode Indonesia mengalami masalah serupa, dimana banyak proyek mengalami keterlambatan dan kelebihan biaya sehingga diperlukan evaluasi terhadap cara estimasi yang dijalankan. Penelitian ini menjelaskan tentang estimasi biaya, waktu dan sumber daya yang dibutuhkan dalam pengembangan dengan mengacu pada
Work Breakdown Structure dan menjadwalkan ke dalam Gantt Chart menggunakan metode Advance
Use Case Point dan Revised Use Case Point. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara
kepada Manajer Proyek dan observasi pada software, yang diolah menghasilkan use case diagram dan
use case scenario . Metode Advance Use Case Point menghasilkan estimasi hours of effort sebesar
2.229,4 jam kerja dengan total biaya Rp 110.558.733,00 dan dikerjakan oleh 26 orang. Metode Revised
Use Case Point menghasilkan estimasi hours of effort sebesar 1.679,8 jam kerja dengan total biaya Rp
83.303.382,00 dan dikerjakan oleh 26 orang. Berdasarkan hasil analisis perbandingan, metode Advance
Use Case Point lebih direkomendasikan karena mencangkup fitur End-User Development yang
dibutuhkan dalam Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula.
Kata kunci: evaluasi, perangkat lunak, estimasi biaya, advance use case point, revised use case point
Abstract
In the software development industry, calculating software development cost estimation was an
important activity. Many software development projects have failed due to inaccessibility limits, cost
and time. CV Gumcode Indonesia was experience in similar problems, where there were many projects
delayed and cost overrun so that an evaluation of how they estimated the cost was performed. This study
described the cost, time and resource estimation needed for development by referring to Work
Breakdown Structure and scheduled it into Gantt Chart using Advance Use Case Point and Revised Use
Case Point methods. Data collection was done by interview technique to Project Manager and
observation on the software, which processed into use case diagram and use case scenario. Advance
Use Case Point method produced an estimation of hours of effort for 2.229,4 working hours with total
cost Rp 110,558,733.00 and worked by 26 people. Revised Use Case Point method produced an
estimation of hours of effort for 1.679.8 hours working with total cost Rp 83.303.382,00 and worked by
26 people. Based on the results of comparison analysis, Advance Use Case Point method was
recommended because it covered the End-User Development features required in the Sistem Reservasi
Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula.Keywords: evaluation, software, cost estimation, advance use case point, revised use case point
perangkat lunak. Suatu proyek dapat disebut 1. berhasil apabila memenuhi triple constraints,
PENDAHULUAN
yaitu ruang lingkup (scope), biaya (cost) dan Berkembangnya teknologi informasi waktu (time) (Schwalbe, 2007). Estimasi biaya mendukung perkembangan sistem informasi di menjadi penting karena menentukan nilai jual berbagai jenis organisasi, sehingga dari proyek dan menghasilkan usaha (effort), memunculkan banyak proyek pengembangan
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
5210 durasi dan biaya yang dibutuhkan selama pengembangan (Tantra, 2012).
Selama ini, CV Gumcode Indonesia menghitung biaya, waktu dan sumber daya manusia yang dibutuhkan dengan cara memperkirakan berdasarkan pengalaman dan teknologi yang digunakan sehingga hasil perhitungan merupakan campuran dari perhitungan dan dugaan. Cara ini bersifat subjektif dan memiliki ketidakpastian yang lebih tinggi karena tidak adanya standar perhitungan yang pasti. Penjadwalan juga masih dalam bentuk timeline sederhana yang kurang detail. Hal ini menyebabkan proyek pengembangan Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna mengalami keterlambatan dan kelebihan biaya.
Advance Use Case Point Advance Use Case Point merupakan
UUCP=UAW+UUCW (1) Langkah keempat adalah menghitung
15 Langkah ketiga adalah menghitung Unadjusted Use Case Point (UUCP) yang didapatkan dari Persamaan 1.
10 Complex >= 7 transaksi
5 Average 4 sampai 7 transaksi
Tipe Use Case Deskripsi Bobot Simple 1 sampai 3 transaksi
Tabel 2 Tipe dan Bobot Use Case pada Advance Use Case Point
diperoleh dari klasifikasi kompleksitas use case berdasarkan jumlah transaksi yang dikalikan dengan bobot tiap kategori use case (Sangeetha dkk., 2016). Tabel 2 menjelaskan tentang klasifikasi tipe use case dan bobotnya.
3 Langkah kedua adalah menghitung Unadjusted Use Case Weight (UUCW)
2 Complex Manusia berinteraksi melalui GUI atau web page.
1 Average Sistem lain berinteraksi melalui protokol TCP/IP, HTTP atau SOAP, dan manusia melalui command line.
Tipe Aktor Deskripsi Bobot Simple Sistem lain berinteraksi melalui API atau command prompt.
Tabel 1 Tipe dan Bobot Aktor pada Advance Use Case Point
modifikasi dari metode Use Case Point yang memanfaatkan model End User Development untuk menghasilkan etimasi effort (Srivastava dkk., 2015). Langkah pertama adalah menghitung Unadjusted Actor Weight (UAW) yang merupakan nilai yang diperoleh dari klasifikasi tipe aktor lalu dikalikan dengan bobot dari tiap tipe aktor (Sangeetha dkk., 2016). Aktor yang dipertimbangkan hanya aktor yang terspesialisasi dan bukan subtipe dari aktor lain (Wazlawick, 2014). Tabel 1 menjelaskan tentang klasifikasi tipe aktor dan bobotnya.
Point dan Revised Use Case Point.
Pada penelitian ini, evaluasi proyek dilakukan setelah proyek selesai berupa
menggunakan pembagian lingkup kerja berdasarkan Work Breakdown Structure (WBS) untuk menghasilkan alokasi effort, biaya dan waktu pada setiap aktivitas. Kemudian, untuk merepresentasikan rencana dan kemajuan aktual beberapa task, penjadwalan Gantt Chart dibuat disertai informasi mengenai tanggal mulai dan selesai serta alokasi sumber daya manusia yang dibutuhkan. Penelitian ini akan memberikan informasi kepada manajer proyek mengenai metode yang sesuai untuk mengestimasi waktu, biaya, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengembangkan Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula dengan membandingkan hasil perhitungan dari metode Advance Use Case
Case Point dan Revised Use Case Point dengan
Tujuan penelitian ini yaitu, mengimplementasikan metode Advance Use
memiliki cakupan skalabilitas (Kirmani & Wahid, 2015).
Point dengan variasi tingkat kerumitan dan
metode Use Case Point dan Extended Use Case
Revised Use Case Point adalah perluasan
yang melibatkan fitur End-User Development sehingga kepuasan pengguna meningkat (Srivastava, dkk., 2017), sedangkan metode
Point adalah perluasan metode Use Case Point
bentuk Gantt Chart. Metode Advance Use Case
effort yang mengacu pada work breakdown structure , dan menjadwalkan ke dalam dalam
proyek, biaya dan waktu (Marchewnka, 2003) dengan mengestimasi effort yang kemudian dapat dikonversi menjadi durasi dan biaya menggunakan metode Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point, dengan distribusi
postmortem review yang meninjau ulang lingkup
Technical Complexity Factor (TCF) dan
Environmental Complexity Factor
1,3 T6 Authentication features 1,12 T7 Inbuilt feedback about the correctness
Case Point (UCP) yang diperoleh dari Persamaan 4.
UCP=UUCP*TCF*ECF (4) Langkah selanjutnya, menghitung End User
Development Technical Complexity Factor
(EUD_TCF) dan End User Development Environmental Complexity Factor (EUD_ECF). EUD_TCF merupakan faktor yang mewakili dampak persyaratan penambahan fitur End User
Development pada faktor teknis, terdiri dari 17 faktor dan dihitung menggunakan Persamaan 5.
Tabel 5 menampilkan EUD Technical Factor dan masing-masing bobotnya.
Tabel 5 End User Development Technical Complexity Factor
EUD Technical Factor Bobot T1 Creating throw away codes 0,5 T2 Creating reusable codes 1,2 T3 Sharing reusable code 1,4 T4 Easy and understandable code
1 T5 Security features in code for more control by end user
1,3 T8 Testable code 1,2 T9 Tools for analyzing by debugging 1,4 T10
9 =1
Error detection tools 1,2 T11 Online help availability 1,3
T12 Self-efficacy 1,11 T13 Perceived ease of use 1,2 T14 Perceived usefulness
1 T15 Flexible code 1,2 T16 Scalability features 1,25 T17 Ease of maintenance 1,2
EUD_TCF=0,6+(0,01*EUD_TF) (5) EUD_ECF merupakan faktor yang mewakili dampak persyaratan penambahan fitur End User
Development pada faktor lingkungan, terdiri dari
8 faktor dan dihitung menggunakan Persamaan
6. Tabel 6 menampilkan EUD Environmental Factor dan masing-masing bobotnya.
Tabel 6 End User Development Environmental Complexity Factor
EUD Environmental Factor Bobot E1 Content level of EUP 1,4 E2 End User Computing capability 0,25 E3 Ease of use and feedback 1,2 E4 Inbuilt system assistance for EUP 1,25 E5 Training and learning time contrain for end user
1,12 E6 Reliability of end user code 1,2 E7 End user storage constraint 1,02 E8 Risk factors 1,12
) (3) Langkah kelima adalah menghitung Use
ECF = 1,4 + ( -0,03 * ∑
(ECF). TCF merupakan faktor yang mewakili dampak persyaratan non-fungsional pada sistem, terdiri dari 13 faktor dan dihitung menggunakan Persamaan 2. Tabel 3 menampilkan technical factor dan masing-masing bobotnya.
1 T11 Custom Security
Tabel 3 Technical Factor pada Advance Use Case Point
Technical Factor Bobot T1 Distributed System Required
2 T2 Response Time is Important
1 T3 End User Efficiency
1 T4 Complex Internal Processing Required
1 T5 Reusable Code Must be a focus
1 T6 Installation Easy 0,5 T7 Usability 0,5 T8
Cross-Platform Support
2 T9 Easy to Change
1 T10 Highly Concurrent
1 T12 Dependence on Third-Part Code
1 E7 Difficult Programming language -1 E8 Part Time Workers -1
1 T13 User Training
1 TCF = 0,6 + (0,01 * ∑
14 =1 ) (2)
ECF merupakan faktor yang mewakili dampak persyaratan non-fungsional dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan pada sistem, terdiri dari 8 faktor dan dihitung menggunakan Persamaan
3. Tabel
4 menampilkan environmental factor dan masing- masing bobotnya.
Tabel 4 Environmental Factor pada Advance Use Case Point
Environmental Factor Bobot E1 Familiar with Objectory 1,5 E2 Stable requirement
2 E3 Analyst capability 0,5 E4 Application experience 0,5 E5 Object-oriented experience
1 E6 Motivation
EUD_ECF=1,4+(0,03*EUD_EF) (6) Langkah terakhir, menghitung nilai Advance
Tipe Use Case Deskripsi Bobot
(AUCP) yang diperoleh dari
Use Case Point Simple 1 sampai 4 transaksi
5 Persamaan 7.
Average 5 sampai 8 transaksi
10 Complex 9 sampai 15 transaksi
15 AUCP=UCP*EUD_TCF*EUD_ECF (7) Critical >15 transaksi
20 Nilai AUCP selanjutnya harus
Langkah ketiga adalah menghitung dikonversikan ke bentuk hours of effort dengan (UUCP) yang
Unadjusted Use Case Point
cara mengkalikannya dengan 20 man-hours per- didapatkan dari Persamaan 9.
use case sesuai penelitian Karner (1993) seperti pada Persamaan 8.
UUCP=UAW+UUCW (9)
Hours of effort = AUCP * 20 (8)
Langkah keempat adalah menghitung (TCF) dan
Technical Complexity Factor Revised Use Case Point
Environmental Complexity Factor (ECF). TCF Revised Use Case Point merupakan perluasan
memiliki tambahan faktor teknis sehingga terdiri dari metode Use Case Point dan Extended Use dari 14 faktor dan dihitung menggunakan
Case Point yang mengkategorikan lebih lanjut
Persamaan 10. Tabel 9 menampilkan technical aktor, use case, technical factor dan
factor dan masing-masing bobotnya. environmental factor (Kirmani & Wahid, 2015).
Langkah pertama adalah menghitung
Tabel 9 Technical Factor pada Revised Use Unadjusted Actor Weight (UAW) yang Case Point
merupakan nilai yang diperoleh dari klasifikasi
Technical Factor Bobot
tipe aktor lalu dikalikan dengan bobot dari tiap
T1 Distributed System Required
2
tipe aktor (Sangeetha, dkk., 2016). Tabel 7
T2 Response Time is Important
1
menjelaskan tentang klasifikasi tipe aktor dan
T3 End User Efficiency
1 bobotnya. T4 Complex Internal Processing
1 Required Tabel 7 Tipe dan Bobot Aktor pada Revised
T5 Reusable Code Must be a focus
1 T6 Installation Easy 0,5 Use Case Point
T7 Usability 0,5 T8 Cross-Platform Support
2 Tipe Aktor Deskripsi Bobot T9 Easy to Change
1 Simple Sistem lain berinteraksi
1 T10 Highly Concurrent
1 melalui API atau T11 Custom Security 1 command prompt. T12 Dependence on Third-Part Code
1 Average Sistem lain berinteraksi
2 T13 User Training
1 melalui protokol TCP/IP, T14 Scalability
2 HTTP atau SOAP, dan manusia melalui
14 command line. TCF = 0,6 + (0,01 * ) (10)
∑ =1
Complex Manusia berinteraksi
3 melalui GUI atau web
ECF memiliki tambahan faktor lingkungan page. sehingga terdiri dari 9 faktor dan dihitung
Critical Aktor berinteraksi
4
menggunakan Persamaan
11. Tabel
10
melalui modul atau kompleksitasnya sangat menampilkan environmental factor dan masing- tinggi.
masing bobotnya. Langkah kedua adalah menghitung
Unadjusted Use Case Weight (UUCW)
diperoleh dari klasifikasi kompleksitas use case
Tabel 10 Environmental Factor pada Revised
berdasarkan jumlah transaksi yang dikalikan
Use Case Point
dengan bobot tiap kategori use case (Sangeetha
Environmental Factor Bobot
dkk., 2016). Tabel 8 menjelaskan tentang
E1 Familiar with Objectory 1,5 klasifikasi tipe use case dan bobotnya. E2 Stable requirement
2 E3 Analyst capability 0,5 Tabel 8 Tipe dan Bobot Use Case pada Revised
E4 Application experience 0,5 Use Case Point
E5 Object-oriented experience
1 E6 Motivation
1 E7 Difficult Programming language -1 E8 Part Time Workers -1 E9 Project Methodology
1 ECF = 1,4 + ( -0,03 *
3. HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada manajer proyek terkait kebutuhan, fungsi serta fitur yang terdapat di dalam sistem dan observasi langsung pada Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Peninsula, peneliti mengidentifikasi 5 aktor dan menyusun 23 use case.
Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point.
akan mendukung perhitungan pada metode
Life Cycle pada saat menjalankan fase Execute Project di level ketiga. Penggunaan pedoman ini
alokasi effort yang tepat, CV Gumcode dapat menggunakan Pedoman Distribusi Effort sesuai teori Saleh (2011) yang menggunakan kelompok aktivitas Software Development dan On-Going
Analysis, Design, Implementation , serta Maintenance dan Support. Untuk menghasilkan
keempat adalah sub-fase SDLC, yaitu Planning,
Development Life Cycle (SDCL), dan level
ketiga terdiri dari aktivitas Software
Execute Project Plan dan Close Project, level
level, yaitu level pertama nama sistem, level kedua terdiri dari aktivitas Project Life Cycle (PLC), yaitu Define Project Goal, Plan Project,
Breakdown Structure (WBS) yang terdiri dari 4
CV Gumcode Indonesia menjalankan Work
dianalisis. Berdasarkan hasil analisis perbandingan tersebut, dapat diambil kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya.
∑
Revised Use Case Point dibandingkan dan
Metodologi penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah, studi pustaka, penentuan jenis penelitian, penyusunan instrumen penelitian, pengujian kelayakan instrumen penelitian, penentuan responden, pengumpulan data, pengolahan data, penjadwalan proyek, analisis hasil perbandingan dan menarik kesimpulan. Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik wawancara kepada manajer proyek di CV Gumcode Indonesia. Studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkait masalah yang ditemukan. Studi pustaka yang digunakan berupa jurnal internasional, buku-buku, dan penelitian terdahulu yang membahas tentang manajemen proyek, estimasi biaya perangkat lunak, distribusi effort, metode advance use case point dan revised use case point. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif berdasarkan metode pengumpulan data yang dilakukan, kemudian menyusun instrumen penelitian sebagai pedoman untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian kemudian direpresentasikan ke dalam pertanyaan wawancara dan lembar penilaian. Instrumen penelitian yang telah lolos uji kelayakan ditujukan kepada responden. Responden pada penelitian ini adalah manajer proyek dan analis sistem. Selain kedua instrumen penelitian di atas, dilakukan juga observasi pada perangkat lunak. Data yang telah dikumpulkan akan diolah menghasilkan estimasi effort , waktu, biaya dan sumber daya manusia. Penjadwalan proyek bertujuan untuk memberikan infomasi mengenai rencana dan kemajuan proyek dalam bentuk gantt chart. Hasil dari metode Advance Use Case Point dan dan Environmental Complexity Factor (ECF). Hasilnya diperoleh nilai TCF sebesar 0,89 dan ECF sebesar 0,8.
Life Cycle meliput aktivitas Project Management, Configuration Management, Documentation, Training dan Support, serta Evaluation dan Testing.
serta Acceptance dan Deployment. On-Going
Design, Implementation, Integration Testing
meliputi aktivitas Requirement, Specification,
Going Life Cycle . Software Development
Nilai hours of effort pada kedua metode didistribusikan ke dalam dua kelompok aktivitas sesuai Pedoman Distribusi Effort dari Saleh (2011), yaitu Software Development dan On-
Hours of effort = Re-UCP * 20 (13)
use case sesuai penelitian Karner (1993) seperti pada Persamaan 13.
Re-UCP = UUCP*TCF*ECF (12) Nilai Re-UCP selanjutnya harus dikonversikan ke bentuk hours of effort dengan cara mengkalikannya dengan 20 man-hours per-
Use Case Point (Re-UCP) yang diperoleh dari Persamaan 12.
) (11) Langkah terakhir, menghitung nilai Revised
9 =1
2. METODOLOGI
Menghitung nilai Use Case Point (UCP) dengan cara mengkalikan UUCP, TCF dan ECF, sehingga menghasilkan nilai sebesar 106,8 Use
. Kemudian, analis sistem yang
Case Point
menjadi perantara pertama saat penggalian kebutuhan pada pengguna melakukan penilaian pada lembar penilaian End-User Development
Technical Complexity Factor (EUD_TCF) dan End-User Development Environmental Complexity Factor (EUD_ECF), dan hasilnya
nilai EUD_TCF diperoleh sebesar 0,71 serta nilai EUD_ECF diperoleh sebesar 1,47.
Slenajutnya, menghitung nilai Advance Use
Case Point dengan cara mengkalikan UCP,
EUD_TCF dan EUD_ECF, sehingga menghasilkan nilai sebesar 111,47 Use Case
Point. Nilai ini dikonversikan ke dalam hours of effort dengan cara mengkalikannya dengan 20 person-hours per-UCP sesuai teori Karner
(1993), menghasilkan hours of effort sebesar 2.229,4 jam kerja. Hours of effort ini kemudian disistribusikan ke seluruh aktivitas pada WBS.
Tabel 12 menampilkan distribusi effort dan alokasi sumber daya manusia (SDM) pada
Gambar 1 Use Case Diagram aktivitas Software Development Phased.
Pada metode Advance Use Case Point,
Tabel 12 Alokasi SDM dan Waktu fase
langkah pertama menentukan nilai Unadjusted
Software Development pada AUCP Actor Weight (UAW). Terdapat 3 aktor yang
dipertimbangkan. Aktor tersebut terdiri dari
% Effort Per customer , vendor, dan admin yang dikategorikan
Aktivitas Effo (person % Jam son
tipe aktor complex , dan tawk.to yang
rt -hours) Requirement 7,5 167,21 15 27,89
6
dikategorikan tipe aktor simple, sehingga
Specification 7,5 167,21 15 27,89
6 menghasilkan nilai UAW sebesar 10. Design 10 222,94 20 37,19
6 Menentukan nilai Unadjusted Use Case Implementati 10 222,94 20 37,19
6 Weight (UUCW) dengan menjumlahkan hasil on
perkalian jumlah use case pada setiap tipe use
Integration 7,5 167,21 15 27,89
6 case dengan masing-masing bobotnya. Tabel 11 Testing
Acceptance & menampilkan hasil analisis UUCW.
7,5 167,21 15 27,89
6 Deployment 185,9 Tabel 11 Nilai Unadjusted Use Case Weight Total
50 1.114,7 100
36
3 Tipe Use Jumlah Jumlah Use Bobot
Case Use Case Case * Bobot Kolom %Effort merupakan konstanta Simple
5
18
90 mutlak distribusi effort pada setiap aktivitas. Average
10
5
50 Effort adalah hasil perkalian hours of effort Complex
15
dengan %Effort. Persentase (%) adalah
Total UUCW 140
persentase waktu yang dibutuhkan pada aktivitas tersebut mengacu pada waktu fase Project Nilai UAW dan UUCW dijumlahkan
Management yang dihitung dengan cara
menghasilkan nilai Unadjusted Use Case Point membagi %Effort dengan total %Effort * 100. (UUCP) sebesar 150. Selanjutnya, manajer
Jam merupakan hasil perkalian persentase (%) proyek melakukan penilaian pada lembar dengan total Effort (person-hours) di fase penilaian Technical Complexity Factor (TCF)
Project 8,3
, dan person adalah jumlah
Project Management Project 185, Manageme
4 125.000 23.241.495 manager
93
alokasi SDM yang diperoleh dari pembagian
nt % Configurati Effort dengan Jam. Tabel 13 menampilkan
4,1 on Software 92,7
distribusi effort dan alokasi sumber daya
6 31.250 2.898.220 Manageme engineer
4 %
manusia (SDM) pada aktivitas On-Going Life
nt 8,3 Cycle Activies .
Quality Software 185, 4 50.000 9.296.598
Assurance QA
93 % Tabel 13 Alokasi SDM dan Waktu fase On-
4,1 Documenta System 92,7
6 43.750 4.057.508 Going Activity pada AUCP tion analyst
4 % 4,1
Aktivitas % Effort Jam Person Training & Software 92,7
6 31.250 2.898.220 Effort (person- Support engineer
4 % hours)
20, Evaluation Test 464,
Project 8,34 185,93 185,93
1 84 50.000 23.230.348
& Testing anlayst
61 Management %
Configuration 4,16 92,74 92,74
1 SubTotal 65.622.389 Total 110.558.733
Management Quality 8,34 185,93 185,93
1 Assurance
Alokasi sumber daya manusia tergantung
4,16 92,74 92,74
1 Documentation
pada peran dan waktu kerja pada saat
4,16 92,74 92,74
1 Training & menjadwalkan proyek ke bentuk gantt chart.
Support
Hasilnya diperoleh alokasi pengembang
Evaluation & 20,84 464,61 464,61
3 Testing sebanyak 26 orang.
Total 50 1.114,7 1.114,7
6 Pada metode Revised Use Case Point,
langkah pertama menentukan nilai Unadjusted Waktu yang dibutuhkan untuk
Actor Weight (UAW). Terdapat 3 aktor yang
mengembangkan sistem mengacu pada aktivitas dipertimbangkan. Aktor tersebut terdiri dari
Project Management karena aktivitas ini customer , vendor, dan admin yang masuk tipe
berjalan selama proyek berlangsung, yaitu aktor complex, dan tawk.to yang masuk tipe selama 185,93 jam. Perhitungan total biaya aktor simple, sehingga menghasilkan nilai UAW membutuhkan Pedoman Distribusi Effort dari sebesar 10. Menentukan nilai Unadjusted Use penelitian Saleh (2011) yang membagi effort ke
Case Weight (UUCW) dengan menjumlahkan
dalam kelompok aktivitas Software hasil perkalian jumlah use case pada setiap tipe
Development dan On-Going Life Cycle, serta use case dengan masing-masing bobotnya. Tabel Indonesia Salary Guide 2017 dari Kelly Service 15 menampilkan hasil analisis UUCW.
Inc. Distribusi hours of effort dan biaya tiap aktivitas ditampilkan pada Tabel 14.
Tabel 15 Nilai Unadjusted Use Case Point Tipe Use Jumlah Jumlah Use
Tabel 14 Perhitungan Total Biaya pada Bobot
Case Use Case Case * Bobot Advance Use Case Point
Simple
5 22 110 Average
10
1
10 Hou Gaji %
Kelompok rs of Per Complex
15 Peran Eff Total (Rp) Aktivitas effor Jam
Critical
20 ort t (Rp)
Total UUCW 120 Software Development Phased Requireme System 7,5 167,
43.750 7.315.219 nt analyst %
21 Nilai UAW dan UUCW dijumlahkan Spesificatio System 7,5 167,
menghasilkan nilai Unadjusted Use Case Point
43.750 7.315.219 n analyst %
21
(UUCP) sebesar 130. Selanjutnya, manajer
System 10 222, Design 43.750 9.753.625 analyst %
94
proyek melakukan penilaian pada lembar
Implementa Software 10 222,
penilaian Technical Complexity Factor (TCF)
31.250 6.966.875 tion engineer %
94 dan Environmental Complexity Factor (ECF).
Integration Test 7,5 167, 50.000 8.360.250
Testing analyst %
21 Hasilnya diperoleh nilai TCF sebesar 0,91 dan Acceptance ECF sebesar 0,71. and Software 7,5 167,
31.250 5.225.156
Langkah selanjutnya adalah menghitung
Deploymen engineer %
21 t
nilai Revised Use Case Point (UCP) dengan cara
SubTotal 44.936.344
mengkalikan UUCP, TCF dan ECF, sehingga
On-Going Life Cycle Activities
Evaluation &
menghasilkan nilai sebesar 83,99 Use Case
20,84 116,99 69,88
3 Testing Point . Nilai ini dikonversikan ke dalam hours of
Total 50 350,07 116,69
6 effort dengan cara mengkalikannya dengan 20
per-UCP sesuai teori Karner
person-hours
Waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan (1993), menghasilkan hours of effort sebesar sistem mengacu pada aktivitas Project 1.679,8 jam kerja. Hours of effort ini kemudian
Management karena aktivitas ini berjalan selama disistribusikan ke seluruh aktivitas pada WBS.
proyek berlangsung, yaitu selama 140,1 jam. Tabel 16 menampilkan distribusi effort dan
Perhitungan total biaya membutuhkan Pedoman alokasi sumber daya manusia (SDM) pada Distribusi Effort dari penelitian Saleh (2011) aktivitas Software Development Phased. yang membagi effort ke dalam kelompok aktivitas Software Development dan On-Going
Tabel 16 Alokasi SDM dan Waktu fase Life Cycle , serta Indonesia Salary Guide 2017 Software Development pada Re-UCP
dari Kelly Service Inc. Distribusi hours of effort dan biaya tiap aktivitas ditampilkan pada Tabel
% Effort Per Aktivitas Effo (person- % Jam 18. son rt hours)
7,5 125,99 15 21,01
6 Requirement Tabel 18 Perhitungan Total Biaya pada Revised
7,5 125,99 15 21,01
6 Specification Use Case Point
Design 10 167,98 20 28,02
6 Implementati 10 167,98 20 28,02
6 Hou Gaji % on rs of
Kelompok Per Peran Eff Total (Rp) Integration
Aktivitas effor Jam 7,5 125,99 15 21,01
6 ort
Testing t (Rp)
Acceptance & Software Development Phased
7,5 125,99 15 21,01
6 Requireme System 7,5 167, Deployment
43.750 7.315.219 nt analyst %
21 Total 50 839,9 100 140,1
36 Spesificatio System 7,5 167, 43.750 7.315.219 n analyst %
21 Kolom %Effort merupakan konstanta System 10 222, Design 43.750 9.753.625 analyst %
94 mutlak distribusi effort pada setiap aktivitas.
Implementa Software 10 222, 31.250 6.966.875
Effort adalah hasil perkalian hours of effort tion engineer %
94
dengan effort. Persentase (%) adalah persentase Integration Test 7,5 167,
50.000 8.360.250 Testing analyst %
21
waktu yang dibutuhkan pada aktivitas tersebut
Acceptance
mengacu pada waktu fase Project Management
and Software 7,5 167, 31.250 5.225.156
Deploymen engineer %
21
yang dihitung dengan cara membagi %Effort
t
dengan total %Effort * 100. Jam merupakan
SubTotal 44.936.344
hasil perkalian persentase (%) dengan total
On-Going Life Cycle Activities Project 8,3 Effort (person-hours) di fase Project
Project 185, Manageme 4 125.000 23.241.495
Management , dan person adalah jumlah alokasi manager
93 nt %
SDM yang diperoleh dari pembagian Effort
Configurati 4,1 on Software 92,7
dengan Jam. Tabel 17 menampilkan distribusi
6 31.250 2.898.220 Manageme engineer
4 effort dan alokasi sumber daya manusia (SDM)
% nt pada aktivitas On-Going Life Cycle Activies.
8,3 Quality Software 185,
4 50.000 9.296.598 Assurance QA
93 % Tabel 17 Alokasi SDM dan Waktu fase On-
4,1 Documenta System 92,7
Going Activity pada Re-UCP 6 43.750 4.057.508 tion analyst
4 % 4,1
Effort Training & Software 92,7
% 6 31.250 2.898.220
Aktivitas (person- Jam Person Support engineer
4 Effort % hours)
20, Project
Evaluation Test 464, 8,34 140,1 140,1
1 84 50.000 23.230.348 Management & Testing anlayst
61 % Configuration
SubTotal 65.622.389 4,16 69,88 69,88
1 Management Total 110.558.733
Quality 8,34 140,1 140,1
1 Assurance
Menghitung alokasi sumber daya manusia
Documentation 4,16 69,88 69,88
1
tergantung pada peran dan waktu kerja pada saat
Training & 4,16 69,88 69,88
1 Support menjadwalkan proyek ke bentuk gantt chart. Hasilnya diperoleh alokasi pengembang sebanyak 26 orang.
4. PEMBAHASAN
Gantt Chart pada metode Revised Use Case Point menghasilkan 6 work package, 13 task dan 6 milestone pada aktivitas Software Development dengan durasi 140,1 jam,
Project Life Cycle , yaitu Define Project Goal, Plan Project, Execute Project Plan
dan Close Project, level ketiga terdiri dari aktivitas Software Development dan On-
Going Life Cycle, dan level keempat teridi
dari sub-aktivitas dari aktivitas Software Development dan On-Going Life Cycle.
4. Gantt Chart pada metode Advance Use
Case Point menghasilkan 6 work package,
13 task dan 6 milestone pada aktivitas
Software Development dengan durasi
185,93 jam, biaya Rp 44.936.344,00 dan pengembang 26 orang. Di aktivitas On-
Going Life Cycle menghasilkan 6 work package , 14 task dan 6 milestone dengan
durasi 185,93 jam, biaya Rp 65.622.389,00 dan pengembang 8 orang.
biaya Rp 33.858.469,00 dan pengembang 26 orang. Di aktivitas On-Going Life Cycle menghasilkan 6 work package, 14 task dan 6 milestone dengan durasi 140,1 jam, biaya Rp 49.444.913,00 dan pengembang 8 orang 5. Perbandingan hasil estimasi waktu diurutkan dari cepat ke lambat adalah hasil metode Revised Use Case Point, Advance
Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point yang terdiri dari 4 level, yaitu
Use Case Point dan CV Gumcode
Indonesia. Perbandingan hasil estimasi biaya diurutkan dari tinggi ke rendah adalah hasil metode Advance Use Case, Revised
Use Case Point dan CV Gumcode
Indonesia. Perbandingan hasil estimasi sumber daya manusia pada metode Advance
Use Case Point dan Revised Use Case Point
menghasilkan 26 orang, lebih banyak daripada CV Gumcode Indonesia yang hanya 5 orang.
6. DAFTAR PUSTAKA K ., Sangeetha & Dalal, P., 2016.
“Software
Sizing with Use Case Point ”. India:
Shrinthji Institute of Technology and Engineering. Karner, G. 1993.
”Resource Estimation for Objectory Project”. Objective Systems
level pertama nama sistem yang dikembangkan, level kedua terdiri dari fase
pada metode
Perbandingan hasil perhitungan dari metode
Salary Guide 2017 dari Kelly Service Inc., serta jumlah staf 26 orang dan telah terspesialisasi.
Advance Use Case Point dan Revised Use Case Point dengan CV Gumcode Indonesia bertujuan
untuk mengetahui faktor yang menyebabkan perbedaan pada hasil dan dampaknya, sehingga dapat digunakan sebagai informasi dalam menentukan metode yang lebih baik untuk menghitung estimasi waktu, biaya dan SDM di masa mendatang. Tabel 19 menampilkan hasil perhitungan dari masing-masing metode.
Tabel 19 Perbandingan Hasil Estimasi Waktu,
Biaya dan Sumber Daya Manusia
CV Gumcode Indonesia Advance Use Case Point
(AUCP) Revised Use Case Point (Re-UCP)
± Rp 40.000.000,00 Rp 110.558.733,00
Rp 83.303.382,00
Alokasi biaya hasil metode AUCP dan Re- UCP lebih tinggi daripada CV Gumcode Indonesia karena keduanya menggunakan kelompok aktivitas Software Development dan
On-Going Life Cycle Activity yang sebelumnya
belum dilakukan, standar gaji sesuai Indonesia
Nilai distribusi effort pada AUCP lebih besar daripada Re-UCP karena adanya fitur tambahan
Work Breakdown Structure
End-User Development dan menggunakan TCF
sejumlah 13 faktor, serta ECF sejumlah 8 faktor, sedangkan nilai distribusi effort pada Re-UCP lebih kecil daripada AUCP karena adanya pengklasifikasian aktor dan use case ke dalam kategori yang lebih luas dan menggunakan TCF sejumlah 14 faktor, serta ECF sejumlah 9 faktor.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Perhitungan menggunakan metode Advance
Use Case Point menghasilkan estimasi
alokasi waktu selama 185,92 jam, dan alokasi biaya sebesar Rp110.558.733,00.
2. Perhitungan menggunakan metode Revised
Use Case Point menghasilkan estimasi
alokasi waktu selama 140,1 jam dan alokasi biaya sebesar Rp83.303.382,00.
3. Pembagian lingkup kerja pada Sistem Reservasi Online Gedung Serbaguna PT GHL Pensinsula menggunakan pendekatan
SF AB. Kelly Service. 2017.
“Indonesia Employment Salary Outlook and Salary Guide
“An Introduction to
“Object-Oriented
Journal of Software Engineering and Application Vol.6, No.2. [e-journal]. Tantra, R. 2012. Manajemen Proyek Sistem Informasi . Yogyakarta: Penerbit Andi. Wazlawick, P.S. 2013.
Methodology: AUCP ”. International
“Evaluation of Project Estimation
Minneapolis: Schwalbe Publishing. Srivastava, A., Singh, S.K. & Abbas, S.Q., 2017.
Project Management, Fifth Edition ”.
Schwalbe, Kathy. 2015.
”. Indonesia: Kelly Service Inc.
Medium to Large Software Development Projects ”. [pdf]. Internasional Journal of Computers(I).
“Effort and Cost Allocation in
International Journal of Advanced Computer Science and Application. Marchewka, J. 2003. Information Technology Project Management. Holoben; NJ Wiley. Saleh, K., 2011.,
Use Case Point (Re-UCP) Model for Software Effort Estimation ”.
“Revised
Kirmani M. M. & Wahid, A., 2015.