Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja

Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial dan Identitas Diri Remaja

Basuki Agus Suparno, Edwi Arief Sosiawan, dan Sigit Tripambudi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Yogyakarta 55281, Telp 0274-487147

e-mail: basuki.agus@gmail.com

Abstract Each of us has self and identity that differentiate one and another. There is no self or

identity properly that can develop without interactions. Experiences, references, and knowledge can be obtained through interactions. However, this research is intended to find out the growth technology existence especially internet and self and identity of students of Senior High School at Caturtunggal, Sleman Yogyakarta. Data gathered method by Focus Group Discussion. There- fore, interpersonal communication plays important role to form the self and identity especially social identity because of interactions caught the communication. The crucial position will be more interesting while technology of communication and information called CMC (Computer- Mediated Communication) influence the ways we communicate and interact. As we know that technology existence define the ways we comunicate. Technology can enlarge and increase the the capacities and capabilities of societal awareness that in turn influence the form of self and social identity. This is to find out how students of Senior High School develop their own self and identity while they use the internet espcially social network sites. The results showed us that students use the CMC to express his feeling, narcistis, and pleasure.

Abstrak Setiap manusia memiliki konsep diri dan identitas yang membedakan dengan manusia lainnya.

Keduanya hanya dapat dikembangkan melalui interkasi; sebab melalui interaksilah semua bentuk pengalaman, rujukan, dan pengetahuan dapat diperoleh. Penelitian ini bertujuan menemukan peran kehadiran teknologi, khususnya internet, dalam membentuk konsep diri dan identitas siswa SMU di Catur Tunggal Depok Sleman. Metode penelitian berupa Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian ini yaitu siswa SMU mengembangkan konsep diri dan identitas ketika mereka menggunakan internet, terutama situs-situs jejaring sosial. Komunikasi interpersonal memainkan peran penting dalam membentuk konsep diri dan identitas, khususnya pada identitas sosial, sebab setiap interaksi pasti melalui proses komunikasi. Permasalahannya menjadi lebih menarik ketika teknologi komunikasi dan informasi mempengaruhi cara berkomunikasi dan berinteraksi. Seperti telah diketahui bahwa kehadiran teknologi telah menentukan cara berkomunikasi. Teknologi dapat memperluas dan meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kesadaran sosial yang akan mempengaruhi bentuk konsep diri dan identitas identitas sosial. Siswa-siswa SMU menggunakan CMC untuk mengekspresikan perasaan, emosi dan hiburan.

Kata kunci : identitas diri, perkembangan manusia, interaksi, Computer-Mediated Communication

86 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

Pendahuluan Hubungan antara teknologi dan masyara- kat saling membentuk dan memberi karakteristik Marshall Mc Luhan (1964) pernah menga- satu sama lain. Sudah sering disinggung bahwa takan bahwa media (baca:teknologi) adalah teknologi merupakan perluasan dari eksitensi perluasan dari eksistensi manusia. Karena disebut manusia. Dengan begitu setiap teknologi baru yang sebagai: the extention of man, maka dengan sen- diciptakan sebenarnya dimaksudkan untuk me- dirinya media dapat dipandang sebagai perluasan ngatasi kepentingan-kepentingan manusia itu dari kepentingan dan kebutuhan manusia. Dalam sendiri. lingkup itu manusia mengembangkan diri melalui

Secara garis besar apa yang dikatakan di berbagai cara yang menentukan tingkat peradaban sini, mengingatkan bahwa bagi masyarakat, dam- (Straubhaar dan LaRose, 2006:14-15). Semua pak dari internet akan baik atau akan buruk, ter- fase peradaban, memberi ciri terhadap teknologi gantung pada satu pertanyaan. Akankah peman- yang telah dihasilkan dan digunakan. Media pada faatan teknologi online sebagai privilige atau akhirnya merupakan sebuah sistem tentang know- sebagai hak? Jika masalah ini hanya dinikmati oleh how yang mengarahkan pengetahuan dan menge- segmen tertentu dari masyarakat, teknologi ja- nalkan seperangkat aturan dan kesempatan baru ringan komunikasi mungkin hanya akan memun- (Sussman, 1997:19).

culkan diskontinuitas dalam spektrum kesempatan Perkembangan teknologi media baru yang intelektualitas masyarakat. mengintegrasikan antara teknologi komputer,

Namun sebaliknya, jika jaringan ko- telekomunikasi dan media, menjadikan setiap munikasi dapat didedikasikan bagi pendidikan individu dapat memanfaatkan setiap waktu. Siapa yang mempertajam visi dari harapan dan semua saja dapat mengakses internet baik pagi, siang, pikiran masyarakat dan dapat responsif terha- sore atau pun malam yang dapat dilakukan di mana dapnya, maka jaringan komunikasi ini dapat saja sepanjang terdapat koneksi. Teknologi itu memberi kemanfaatan bagi kemanusiaan secara memudahkan seseorang untuk mengakses dan umum. Ia akan memberi manfaat bagi metode mendapatkan informasi sekalipun dalam keada- pembelajaran dan pendidikan, pembentukan iden- an di jalan atau berpergian.

titas diri yang berkembang, kemudahan mem- Dengan melihat perubahan-perubahan peroleh informasi, mempercepat pertumbuhan yang terjadi pada teknologi media, jelas di da- ekonomi, berguna bagi praktek politik yang de- lamnya terdapat perubahan-perubahan di be- mokratis, dan bagi peningkatan harkat dan mar- berapa segi dalam perilaku dan industri komu- tabat manusia dalam kebudayaannya secara nikasi. Seperti yang dikatakan John Wicklen yang keseluruhan. dikutip Pavlik (1996), semua mode komunikasi

Keberadaan blog atau pun situs jejaring manusia telah mengalami perubahan visi sejak sosial seperti Facebook, Twitter, MySpace.com, datang dan menyatunya sistem elektronik, yang dan Hi5 adalah bentuk-bentuk penjabaran dari disatukan oleh teknologi komputer dan telekomu- bagaimana jaringan komunikasi (internet) digu- nikasi.

nakan untuk membentuk diri dan mendapatkan Implikasi ini terlihat pada cara bagaimana kepentingan dalam dinamika hubungan-hubungan para pekerja komunikasi melakukan pekerjaan- sosial. Melalui teknologi internet dan Web jutaan nya; mempengaruhi karakteristik isi dan produk orang dapat berinteraksi secara sosial, secara komunikasi; mempengaruhi struktur industri ekonomis atau pun secara politik dalam satu fo- komunikasi dan mempengaruhi karakteristik rum yang sering disebut sebagai cyberspace. Data khalayak media dan masyarakat secara luas. Ber- yang diperlihatkan CheckFacebook. Facebook dasarkan perubahan tersebut, pekerja media pada bulan Januari 2011 lalu misalnya, tercatat seperti jurnalis, praktisi public relations, pengiklan pengguna jejaring sosial ini di seluruh dunia men- atau semua yang menggunakan media baru, da- capai 320 juta lebih di hanya sepuluh negara pat melakukan pekerjaannya lebih efektif, yang pengguna terbesar. Di Indonesia sendiri, pengguna dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan serta Facebook sebagai jejaring sosial hampir mencapai menurunkan biaya.

40 juta penggunanya.

Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial...

87 Sebagai gambaran yang agak lebih leng- rumah, di telpon, di mall atau di pojok-pojok ja-

kap dan komprehensif tentang komunitas semacam lan. Apakah interaksi di dalam dunia maya akan ini, pernah diungkapkan oleh Howard Rheingold dengan sendirinya menggantikan komunikasi in- (1999). Berikut kutipan pandangannya:

terpersonal dalam level face to face communi- People in virtual communities use word on cation? Atas dasar pertanyaan-pertanyaan itu, screen to exchange pleasantries and argue, cukup menarik apa yang dikemukakan Barry engage in intellectual discourse, conduct Wellman (2001) ketika ia mengajukan sejumlah commerce, exchange knowledge, share isu penting terkait dengan tren perkembangan dunia emotional support, makes plans, brain- maya dan jejaring sosial yang muncul. Pertama, storms, gossip, feud, fall in love, find friend apakah komunitas tersebut saling berhubungan and lose them, play games, flirt, create a dan jaringan komunitas itu benar-benar ada serta little high art and lot of idle talk

dapat terus berkembang.

Praktis di dalam fase ini kita menyaksikan Kedua, konsep offline dan online perlu jutaan orang di dunia, memiliki akun untuk be- ditegaskan. Sebab, banyak hubungan dalam dunia berapa situs jejaring sosial. Melalui situs itu, mereka maya itu, tidak pernah ada, kecuali hanya ketika menjalin komunikasi dengan orang-orang yang mereka dalam keadaan online. Tetapi, banyak pernah atau belum pernah dikenal sebelumnya, pula hubungan di dalam dunia maya tersebut mengekspresikan perasaan dan pikirannya, atau merupakan sebuah substitusi karena mereka tidak mengggunakannya untuk kepentingan-kepentingan dapat melakukan komunikasi dalam bentuk face yang lain. Ini seakan-akan menemukan bentuk lain to face communication. dalam berkomunitas dari sebuah komunitas yang

Ketiga, apakah hubungan dalam dunia belum pernah terdefinisikan sebelumnya.

maya dalam situs jejaring sosial adalah sebaik Dengan pengertian semacam itu, kebe- dalam hubungan tatap muka secara langsung di radaan teknologi memperluas keberadaan ko- mana orang dapat melihat, mendengar, membau, munitas jaringan yang ada. Hal yang sama dapat menyentuh yang umumnya memiliki konteks dicermati dari keberadaan akun-akun yang ada, yang lebih utuh dan jelas dibandingkan dengan dalam situs jejaring sosial. Mereka dapat menya- hubungan dalam situs jejaring sosial. Untuk ke- takan apa saja di dalam perilaku komunikasi me- pentingan pembentukan konsep diri dan identitas reka. Seseorang ingin menambahkan jaringan de- sosial, permasalahan ini sering muncul. Bentuk ngan orang lain, ia akan mencari kemungkinan- komunikasi langsung lebih relevan dipakai untuk kemungkinannya. Di dalamnya mereka dapat meng- membentuk konsep dan identitas diri dibandingkan eksrepsikan kebiasaan, prinsip hidup, cinta, seks, dengan pemakaian teknologi. Komunikasi yang hobi, perasaan, ideologi, gerakan, dan seterusnya.

pro sosial dan anti sosial menjadi sangat penting Dengan kenyataan ini, perkembangan di dalam isu semacam ini. konektivitas individu dengan individu atau

Interaksi dalam bingkai komunikasi inter- seseorang dengan seseorang, lebih dipengaruhi personal selalu berada di dalam konteks yang oleh perkembangan teknologi komunikasi dari relatif utuh. Dalam bingkai komunikasi interper- pada teknologi transportasi. Dengan kekuatan sonal tersebut ada empat tipe konteks yang komputer yang semakin meningkat dan digunakan bekerja di dalam komunikasi langsung interper- untuk memprioritaskan dan memperluas interaksi- sonal. Pertama, relationship contexts yang men- interaksi manusia, maka pertanyaan krusialnya cakup harapan yang bersifat mutual di dalam adalah apakah kekuatan semacam itu, yakni ko- keanggotaan kelompok. Kedua, episode context munikasi dalam sebuah jaringan individu dengan yang merupakan sebuah kejadian atau peristiwa. individu secara virtual itu, sebagai sesuatu yang Di dalam bingkai komunikasi interpersonal, semua buruk atau pun sesuatu yang baik.

partisipan komunikasi berada di dalam kejadian Apakah komunitas yang sebenarnya itu bersama. Ketiga, self-concept context yang dapat ditemukan dalam dunia maya atau cyber- mencakup pengertian dan kepekaan seseorang space baik secara keseluruhan atau sebagian, di terhadap gambaran dan citra diri yang diajak

88 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

berkomunikasi. Keempat, archetype context yang SMU melihat konsep diri dan identitas mereka merupakan gambaran umum terhadap kebenaran. secara umum. Kedua, meneliti bagaimana

Dengan mencermati hal-hal tersebut, hubungan perkembangan dan proses pembentukan komunikasi berbasis komputer, seperti situs konsep diri dan identitas mereka sebagai proses jejaring sosial, tidak sepenuhnya berjalan sesuai sosial dikaitkan dengan keberadaannya situs dalam bingkai komunikasi langsung secara inter- jejaring sosial. Kedua aspek ini sangat penting personal. Tetapi pula, komunikasi berbasis kom- untuk melihat segala kemungkinan relasi-relasi puter melalui situs jejaring sosial itu, juga tidak sosial yang terjadi antara situs jejaring sosial yang sepenuhnya meninggalkan semua aspek kon- berbasis penggunaan internet dengan pembentukan tekstual di dalam bingkai komunikasi langsung in- konsep diri. Sedangkan pada sisi lain, mereka terpersonal ini.

berada pada siklus perkembangan psikologis Masalah yang lain terdapat permasalahan sosiologis yang bersifat transisional yang fase otensitas dan kemanfaatan dari bentuk komuni- yang mau meninggalkan fase perkembangan anak- kasi jaringan virtual. Oleh karena itu sangat pen- anak menuju fase yang lebih matang dan dewasa. ting untuk membedakan, mana hubungan yang

Berdasarkan paparan di atas, maka ru- berdasarkan pada CMC (Computer Mediated musan masalah penelitian ini dapat dirumukan Communication) dan mana komunikasi online sebagai berikut; (a) Bagaimana proses pemben- yang hanya merupakan sebuah bentuk interaksi. tukan konsep dan identitas diri di kalangan siswa Seringkali, otensitas dan kehandalan terhadap apa SMU di wilayah Kelurahan Catur Tunggal Kabu- yang disampaikan tidak dapat dipertanggung- paten Sleman Yogyakarta? (b) Bagaimana cara jawabkan.

pandang siswa SMU di dalam memahami pe- Kelima, untuk tetap menjaga anonimitas manfaatan teknologi informasi dan komunikasi di dan kebebasan dalam memilih, banyak diantara dalam kehidupannya? (c) Bagaimana computer pengguna komunikasi online ini tidak ingin dan mediated communication melalui situs jajaring selalu dalam keadaan tersambung. Kita menge- sosial digunakan sebagai media pembentuk kon- tahui terdapat teknologi yang dapat mencegah sep dan identitas diri di kalangan siswa SMU di email yang tidak dikehendaki (spams), peng- wilayah Kelurahan Catur Tunggal Kabupaten gunaan akun email dari pihak yang tidak ber- Sleman Yogyakarta? tanggung jawab dari orang yang bukan pemilik- nya. Dengan demikian, sebagian besar dari ke- Landasan Konseptual dan Teori manfaatan perkembangan media baru, di dalam- nya ada sebagian lain yang membuat kita gusar

Seperti yang telah diuraikan bahwa dua terhadap nilai dan pemanfaatannya.

permasalahan ini terkait dengan dugaan-dugaan Dengan semakin besarnya penetrasi ko- krusial yang melihat relasi kedua aspek tersebut, neksi internet, jelas pemanfaatan layanan jejaring yakni pemanfaatan teknologi informasi dan sosial misalnya seperti Facebook, Yahoo Messen- komunikasi situs jejaring sosial dengan pem- ger, Twitter, dan MySpace tidak dapat dipungkiri bentukan konsep diri dan identitas diri di kalang- turut memberi andil terhadap perubahan bahkan an siswa SMU. Apakah hubungan di dalam dunia revolusi terhadap cara bagaimana manusia ber- maya tersebut merupakan sebuah substitusi atau interaksi satu sama lainhya. Pada tingkatan terten- sesuatu yang primer dan utama. Pertanyaan ini tu, pemanfaataan ini dapat menimbulkan keter- memperjelas apakah ketika mereka online hanya gantungan sosial, di dasarkan pada fungsi dan untuk melakukan substitusi bukan untuk meng- kegunaannya.

gantikannya (replace) karena mereka berhu- Dalan konteks pembahasan semacam ini bungan dengan orang-orang yang memang per- dan dalam kaitannya dengan pemanfaataannya di nah dikenalnya dan dalam kenyataan masih me- kalangan siswa SMU, aspek perkembangan dan mungkinkan untuk berhubungan secara langsung. pembentukan identitas diri, menjadi sangat penting

Segi lain adalah memperjelas apakah untuk diteliti. Pertama, meneliti bagaimana siswa hubungan dalam situs jejaring sosial adalah sebaik

89 dalam hubungan tatap muka secara langsung di melainkan melalui organisasi sikap-sikap sosial dari

Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial...

mana orang dapat melihat, mendengar, membau, kelompok sosial yang dimiliki secara keseluruhan. menyentuh yang umumnya memiliki konteks yang

Cooley (1983:182) mengatakan bahwa lebih utuh dan jelas. Segi-segi ini merupakan aspek asal usul sosial tentang konsep diri berasal dari kunci di dalam melihat pembentukan konsep diri pertukaran sosial dengan orang lain. Tidak ada dan identitas sosial dalam kaitannya dengan “aku” tanpa adanya korelasi dengan yang lain, pemanfaatan situs jejaring sosial.

yakni “anda”, “dia” atau pun “mereka”. Manusia Dengan perkataan lain apakah bentuk boleh melakukan perjalanan ke mana-mana dalam komunikasi langsung lebih relevan dipakai untuk mengetahui objek-objek dan mengalaminya. Ia membentuk konsep dan identitas diri dibandingkan melakukan ekstraksi pengetahuan dan mem- dengan pemakaian teknologi. Komunikasi yang bentuknya atau ia memenangkan sebuah penga- pro sosial dan anti sosial menjadi sangat penting laman dan memiliki objek-objek tersebut. di dalam isu semacam ini. Sedangkan permasa-

Namun seperti apa yang dikatakan Buber lahan teknologi komunikasi menjadi topik-topik (1958:5) “ the world” tidak disajikan manusia di yang mempunyai keterjalinan yang kuat dengan dalam pengalaman diri sendirinya saja. Semua itu bentuk komunikasi yang pro sosial atau yang anti menghadirkan dirinya hanya dengan “the world” sosial.

yang menyusunnya terdiri dari “it”, “he”, “she” dan Dalam penelitian ini hal penting yang akan “it” kembali. Dengan perkataan lain, tidak ada saya dilihat adalah pada pembentukan konsep diri dan kecuali dihadapkan dengan anda. Tidak ada saya identitias diri di kalangan siswa SMU di wilayah kecuali dihadapkan dengan kita, dia, mereka dan Kelurahan Catur Tunggal, Kabupaten Sleman anda. Kesayaan tidak akan mungkin terbentuk Yogyakarta. Konsep diri (self) merupakan cara kecuali di dalam relasi dengan orang di luar diri seseorang di dalam melihat dirinya yang dibentuk kita. melalui interaksi (Blummer, 1969). Cara seseorang

Sekalipun untuk hal yang agak berbeda, di dalam mendefinisikan dirinya itu dibentuk melalui konsep diri mungkin dapat diibaratkan sebagai interaksi. Dengan perkataan lain, untuk mengetahui relasi pencerminan. Semacam relasi pencerminan siapa diri kita ditentukan oleh cara orang lain (mirror relation) bagi Gadamer dan dalam istilah melihat diri kita (looking glass of self). Sedang- Cooley sebagai looking glass self, yang meru- kan identitas (diri) diartikan sebagai gambaran pakan cara misterius yang merefleksikan kedua individu terhadap konsep diri sebagai hasil dari medium adalah sama, tetapi lebih mempresen- relasi budaya dan relasi sosial yang terbentuk dari tasikan dari apa yang direfleksikan atau sebuah keanggotaan kelompok, relasi interpersonal dan penampilan dari apa yang dicerminkan (Gadamer, merupakan implikasi dari refleksi konsep diri.

Perkembangan diri dengan demikian Di dalam gagasan tentang konsep diri, ditentukan oleh proses tersebut, yakni proses in- terdapat tiga unsur prinsipil. Pertama, gambaran teraksi simbolik dengan orang lain secara kese- penampilan diri terhadap orang lain. Kedua, gam- luruhan. Konsep diri ini yang pada gilirannya me- baran diri atas penilaian dan evaluasi terhadap ngubah individu menjadi aktor yang spesifik dan penampilan itu. Ketiga, semacam perasaan diri unik yang mentransformasikan hubungan-hu- terhadap penampilan itu. Dengan demikian jelas, bungan terhadap realitas yang dihadapinya dan bahwa konsep diri bukan merupakan struktur memberikan karakter pada tindakan yang unik melain proses. Jika konsep diri dipandang sebagai (Blumer, 1969:62).

struktur, maka konsep diri tidak memiliki arti Mead (1962:158) kemudian mengga- karena gagal menjelaskan proses reflektif yang risbawahi dua tahap perkembangan konsep diri dapat menghasilkan dan membentuk konsep di- yakni pertama dibentuk melalui pengorganisasian ri tersebut (Blumer, 1962:62-63). sikap-sikap tertentu dari orang lain terhadap dirinya

Pandangan-pandangan ini pada umumnya dan terhadap orang lain. Kedua, konsep diri tidak meletakkan interaksi secara interpersonal sebagai hanya dibentuk melalui seperti tahap pertama, penentu di dalam pembentukan konsep diri (self)

90 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

dan identitas seseorang. Oleh karena itu, konsep senang belaka, sedangkan pada sisi lain, teknologi diri dan identitas diri lebih dipandang sebagai hasil ini juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dari konstruksi sosial yang merupakan hasil atau dan kebutuhan yang lebih serius, mandiri dan produk dari interaksi sosial dalam bentuknya bertanggung jawab yang merupakan fase per- mengambil pola-pola komunikasi interpersonal. kembangan siklus kehidupan bagi orang dewasa. Dengan demikian sangat wajar, bila di dalam

Asumsi penting dalam penelitian ini pembentukan konsep diri dan identitas seseorang menegaskan bahwa CMC (Computer-Mediated ditentukan oleh orang-orang yang signifikan di Communication) merupakan bentuk komunikasi sekitar dirinya (significant others) seperti ke- yang sangat berbeda dengan bentuk komunikasi luarga atau peer group.

yang lain seperti komunikasi interpersonal, Hubungan yang terbentuk antara individu komunikasi kelompok, organisasi dan komunikasi satu dengan individu yang lain bersifat resiprokal. massa. Seperti yang dikatakan Andrew F. Wood Dari posisi ini Mead membicarakan konsep sig- dan Matthew J. Smith (2005: 4) bahwa CMC nificant symbols yang merupakan sistem simbol merupakan sebuah integrasi teknologi komputer yang dihayati bersama. Di dalam sistem interaksi dengan kehidupan sehari-hari. Di dalamnya yang demikian, memungkinkan adanya pengaruh seringkali terjadi adanya batas-batas yang samar individu satu terhadap individu yang lain Di dalam antara bentuk komunikasi yang bermediasi dan hubungan ini terdapat orang-orang yang memang bentuk komunikasi yang imediasi. sangat berpengaruh (significant others) terhadap

Sementara Ben H. Bagdikian (2004: 56) orang lain. Konsep diri muncul dari proses sosial, sempat menuliskan pula bahwa teknologi internet yakni orang-orang lain mendefinisikan seseorang yang merupakan pilar utama dalam bentuk CMC, untuk dirinya. Ia tidak hanya belajar makna dan posisinya masih ambigu apakah sebagai media ekspresi baru tetapi sekaligus ia mengetahui dan massa ataukah tidak. Pada satu sisi, internet tidak memahami sesuai dengan situasi yang dihadapi terkontrol secara terpusat di dalam memutuskan (Littlejohn and Domenici, 2007:28).

apa yang akan disebarkan kepada kepentingan Penelitian terhadap siswa SMU umum. Namun pada sisi lain, bentuk komunikasi berdasarkan pada pertimbangan kenyataan life CMC ini mendemonstrasikan efek-efek massa di span of development yang secara konseptual pun dalam pemberitaannya, informasi umum dan berdasarkan kriteria yang berbeda-beda. Namun, dampaknya bagi penduduk yang begitu luas. perbedaan-perbedaan yang ada menunjukkan

Masing-masing kategori komunikasi yang bahwa pada fase siswa SMU di kisaran usia 14- telah disebutkan itu seperti komunikasi interper-

19 tahun terdapat fase krusial yang menghu- sonal, komunikasi kelompok dan komunikasi bungkan dua fase penting yakni anak-anak dan massa mempunyai karakteristik masing-masing kedewasaan. Fase ini dengan demikian merupakan yang menjelaskan posisi distingtif dari setiap fase transisi yang membedakan ciri yang belum kategori tersebut. Misalnya komunikasi interper- sepenuhnya meninggalkan fase anak-anak tetapi sonal mempunyai jarak intimasi yang lebih dekat juga belum sepenuhnya memasuki fase dewasa.

bila dibandingkan dengan komunikasi kelompok. Pemanfaatan teknologi seperti teknologi Sebuah definisi awal tentang komunikasi massa komunikasi dalam situs jejaring sosial sendiri menyebutkan bila komunikasi massa ini meru- membutuhkan tingkat kematangan tertentu. Ar- pakan komunikasi yang terdiri dari insitusi dan tinya, pemanfaatan teknologi informasi dan ko- teknik-teknik yang dilakukan oleh sekelompok munikasi mengandung dua sisi sekaligus, yakni orang tertentu yang menjalankan piranti-piranti dipakai untuk hal-hal positif, rasional dan penuh teknologi seperti radio, televisi, koran, film yang pertimbangan ataukah pemanfaatannya digunakan isinya disebarluaskan secara luas, heterogen dan tanpa arah dan tujuan. Pada satu sisi teknologi khalayak yang tersebar (McQuail, 2000: 13). Ada komunikasi dan informasi dapat memenuhi hasrat pula yang mengartikannya sebagai komunikasi bagi kebutuhan dan keperluan anak-anak yang yang dilakukan dengan media massa (one to hanya diorientasikan pada permainan dan senang- many) dengan feedback yang sangat terbatas.

91 Metode Penelitian

Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial...

yang terus bergerak menuju suatu fase tertentu. Bagi mereka, konsep dan identitas diri ini bergerak

Pendekatan penelitian ini dilakukan de- dari kepribadian yang bercirikan sifat-sifat anak, ngan pendekatan kualitatif–interpretif yang melihat menuju suatu fase kedewasaan. Sementara berbagai perspektif, pandangan dan pemikiran hubungan antara sifat anak-anak dan kedewasaan tentang realitas sosial. Salah satu problem yang datang silih berganti dalam pola interaksi yang menimbulkan kesalahpahaman terhadap peneli- berbeda-beda. Perubahan itu sebagai sesuatu yang tian kualitatif terletak pada kata kualitatif itu sen- pasti terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Di diri yang terabstraksi tinggi. Penelitian kualitatif sini pengalaman merupakan pelajaran yang dapat ini, sesuai dengan prinsip epistemologisnya, lazim dipakai untuk menentukan sesuatu sebagai yang menelaah dan meneliti sesuatu sebagai satuan layak dan tidak layak. pengamatannya berada di dalam lingkungan

Di dalam perubahan itu sendiri tidak se- alamiahnya (Denzin and Lincoln, 1994: 3), tidak muanya atau selalu terjadi secara drastis. Pengem- dikontrol atau dikendalikan dengan perlakukan bangan dan perubahan tentang konsep dan tertentu sebagaimana di dalam penelitian eks- identitas diri berjalan sesuai dengan pengalaman- perimen misalnya.

pangalaman yang telah dicapainya. Sesuatu yang Penelitian kualitatif interpretif berusaha baik diperoleh dari pemahaman subjektif dan menafsirkan berbagai data yang diperoleh dari evaluasi dari orang lain. Dengan perkataan lain, beragam sumber data penelitian yang berbeda- interaksi dengan orang lain, melakukan tindakan beda. Dalam posisi ini, realitas merupakan sesuatu tertentu dan memahami akibat dari tindakan yang bersifat multifacet dan hadir dalam pikiran mampu memberi perubahan terhadap konsep dan dan tindakan seseorang atau di dalam data yang identitas diri yang dimiliki. merupakan tindakan-tindakan. Seperti yang

Adakalanya mereka menampilkan sikap dikatakan Katherine Miller (2002: 84-85) bahwa dan watak yang menunjukkan kedewasaannya, pendekatan kualitatif interpretif merupakan namun pada konteks dan situasi yang lain, masih pendekatan yang dilakukan untuk memahami dan menunjukkan sifat kekanak-kanaknya. Pada mempersepsi dunia sosial sebagai pengalaman kenyataannya, melepaskan sifat-sifat kekanak- manusia secara keseluruhan.

kanakan ini sebagai sesuatu yang tidak mudah, Di dalam penelitian ini melibatkan empat yakni suka bermain-main, kemanjaan, sangat SMU di kalurahan Catur Tunggal Depok Sleman, bergantung pada orang lain, dan belum mampu yaitu SMUN 1 Depok, SMU GAMA, SMU Co- mengambil keputusan bagi diri sendiri. Sementara lombo dan SMU De Britto. Masing-masing SMU untuk menjadi dewasa pun tidak sepenuhnya diwakili dengan satu kelompok FGD (Focus diketahui. Sebagai gambaran pemikiran tentang Group Discussion) yang setiap kelompok terdiri perubahan-perubahan ini terlihat pada apa yang dari 12 siswa SMU. Hanya di SMU de Britto sa- mereka nyatakan: ja, keanggotan diskusi ini (FGD) semuanya adalah

“Kalo pemikiran anak kecil kan cenderung laki-laki. Sedangkan kelompok diskusi di luar

satu langkah ke depan, kalo lebih dewasa sekolah itu, terdiri dari siswa (laki-laki) dan siswa

kan bisa mikir jeleknya gimana, akibatnya ( perempuan). Masing-masing kelompok berasal

juga” (FGD, SMU GAMA). dari kelas yang baur baik dari kelas X, XII dan

Ini kan proses menuju kedewasaan. Ada XII.

tahap-tahap yang harus dilalui, anak-anak menjadi proses dewasa gitu... ada beberapa

Hasil Penelitian dan Pembahasan perubahan yang terjadi, tapi tidak setiap perubahan itu harus drastis gitu...(FGD,

Siswa SMU : Konsep dan Identitas Diri

SMU Colombo)

Mereka mengerti bahwa konsep dan Pemahaman tentang konsep dan identitas identitas diri memiliki unsur-unsur yang mudah diri siswa SMU (Kelurahan: Condongtunggal) berubah, tetapi pada saat bersamaan mereka dipandang sebagai proses yang bersifat kontinum mengerti pula, tidak semua unsur di dalam konsep

92 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

dan identitas diri seseorang berubah. Terdapat apa. introspeksi diri itu juga perlu (FGD, SMU konsep dan identitas diri yang konstan, yang sulit

Colombo).

berubah, yang terinternalisasi, sebagai bentuk Apa yang mereka yakini ini menjadi pilar keyakinan dan kepercayaan terhadap diri mereka setidak-tidaknya terhadap apa yang pantas dan yang kuat dan kokoh. Dalam pandangan mereka, tidak pantas di dalam menjalin pergaulan dan setiap orang memiliki identitas dan konsep diri menjalani kehidupna bermasyarakat. Oleh karena yang unik dan berbeda-beda.

itu, pada tingkat-tingkat tertentu, kepribadian dan Kepribadian tu sebenarnya suatu hal yang sulit identitas diri dapat bersifat tertutup dan pada sisi diungkapkan ya Pak. Karena kepribadian lain sifatnya terbuka. Setiap diri mempunyai derajat sebenarnya berasal dari kita sendiri dan mung- keterbukaan dan ketertutupan yang berbeda-beda. kin lebih banyak kita tahu tu dari kita sendiri. Mereka menjelaskan bahwa untuk mengetahui diri Jadi, orang lain hanya akan menilai apa yang dan identitas dirinya berangkat dari dua hal. kita lakukan dan menganggap yang kita la- Pertama dari apa yang disukai dan apa yang tidak kukan adalah kepribadian kita. Tapi sebe- disukai. Kedua, dari penilaian orang lain. narnya belum tentu apa yang kita lakukan

Bila dicermati lebih jauh, kedua hal tersebut adalah kepribadian kita. Kadang-kadang semuanya berdasarkan pada penilaian evaluatif. karena di dalam kehidupan ini kita ada pola Gambaran tentang hal ini seperti terlihat dari ucapan adaptasi namanya, menyesuaikan dengan mereka sebagai berikut; lingkungan dan sepertinya kita melakukan hal

Ya..pandangan dari orang lain mungkin sangat ini, tapi sebenarnya kepribadian kita tidak

berpengaruh ya dengan apa nanti kita ketahui seperti itu. Jadi sebagai penilai (FGD, SMU

dari sikap yang kita lakukan. Mungkin kadang Negeri I Depok).

kita berpikiran kalo kita dah baik, kalo kita Keberbedaan ini menjadi faktor yang

dah bener, kalo kita dah sempurna. Itu dari menjelaskan sikap-sikap dan sifat-sifat yang lain.

kita. Tapi pasti, tetep pandangan dari orang Dalam pandangan mereka, pada setiap orang

lain, itu paling penting buat ngenalin diri sendiri biasanya mempunyai kepribadian tersendiri yang

untuk memahami kekurangan diri sendiri. dengan kepribadian itu akan memunculkan

Nanti dari pandangan orang-orang itu, nanti “kecantikan terdalam” dari kepribadian yang

kita kumpulin, kita introspeksi diri.. (FGD, dimiliki. Intinya dalam konteks ini adalah menjadi

SMU Negeri I Depok). diri sendiri (be yourself). Karena itu, menjadi diri

Jadi, sebenarnya pengetahuan seseorang sendiri seharusnya tidak harus canggung dan tidak terhadap orang lain, tidak akan mencapai batas terombang-ambing oleh tren yang ada. Dalam yang total dan sempurna serta utuh sedemikian pandangan mereka, justru menjadi diri sendiri rupa. Kecenderungan, di dalam kepribadian dan membawa pada sikap percaya pada diri sendiri identitas diri, terdapat proteksi dari pemiliknya. Apa dan bangga terhadap apa yang dimilikinya tanpa yang disajikan tidak sepenuhnya mencerminkan harus memikirkan orang lain seperti apa.

kepribadian dan identitas diri. Di dalam menyajikan Pada setiap orang itu biasanya punya ke- diri seseorang, dapat menyajikan dua bentuk pribadian tersendiri.. yang dia itu bisa me- konsep dan identitas diri, yakni konsep diri yang munculkan apa ya..inner beautynya dia. privat dan konsep diri yang bersifat publik. Apa Intinya be yourself aja lah gitu. Gak usah yang disajikan kepada orang lain merupakan canggung ama..jadi diri sendiri gitu lo..gak konsep dan identitas diri yang publik, sedangkan usah ikut trend setter yang sekarang itu kayak konsep dan identitas diri yang bersifat privat apa. Menjadi diri sendiri itu biasanya di- cenderung tidak disajikan secara terbuka. pandang orang itu waah...dia itu karismatik,

Kalo sama temen kan bisa lebih plong gitu dia itu bisa percaya diri, dia itu bangga dengan

lo...kayak curhat-curhat gitu..jadi... kadang apa yang dia punya tanpa harus memikirkan

ama orang tua kadang canggung mau cerita orang lain itu seperti apa. Mungkin dia gak

apa. Kalo temen itu lebih bebas cerita gitu sadar dia punya kelebihan apa gitu, seperti

(FGD, SMU Negeri I Depok).

93 Apa saja bisa diomongkan..tapi kalo kita

Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial...

bandel itu kita dimarahi. Dimarahin kita mulai memilih teman juga gak sembarangan teman

belajar untuk takut, mulai belajar untuk marah, ...harus yang bener-bener.. harus yang

itu dimulai dari orangtua, sikap dari orangtua. klop..kita juga memiliki kan..kalo mau curhat-

Karena orangtua itu interaksinya sangat sering curhat gitu gak asal curhat aja, liat dulu

sekali. Lalu ketika kita dewasa kita diajari oleh temannya bisa jaga gak...bisa gak jaga rahasia

orang-orang yang dekat, misalnya guru, bahwa itu.. jadi ada teman...tapi temen juga harus

marah itu sebenarnya tidak boleh karena bisa yang klop gitu..(FGD, SMU Colombo).

menyakiti hati seseorang. Lalu kita mulai Dalam pandangan mereka, terdapat hal-

belajar, belajar, belajar lebih jauh, belajar lagi, hal yang prinsip di dalam diri seseorang yang mu-

pemikiran kita mulai berubah. O o.. kita kalo dah berubah. Perubahan-perubahan itu ditentukan

marah akan seperti ini, ada hal-hal yang dapat, oleh begitu banyak faktor yang berasal dari orang

kita dapatkan, oranglain dapatkan, mungkin lain, teman, anggota keluarga, lingkungan dan diri

orang lain sakit hati. Pemikiran kita dari waktu sendiri. Konsep dan identitas diri sangat mungkin

ke waktu akan berubah. Jadi kita tidak akan berubah ketika sesaorang menemukan kemam-

tetap seperti ini (FGD, SMU Colombo). puan-kemampuan diri, menemukan hal-hal yang

Penggambaran penting lainnya tentang baru, pengetahuan dan pengalaman baru sehingga proses pembentukan konsep dan identitas diri ia mengidentifikasikan diri dengan kemampuan dan siswa SMA ini adalah metamorfosis. Setiap fase ketrampilan yang dikuasainya.

dari suatu periode waktu tertentu seseorang Dengan berjalannya waktu, interaksi yang mengalami tingkat kematangan konsep dan iden- dilakukan dengan banyak orang yang berbeda- titas diri. Perubahan ini dipahami sebagai given beda, memungkinkan terjadi perubahan terhadap suatu fase yang harus dilalui. Metamorfosis ini pemahaman dan kepribadian. Setiap individu mencakup proses tranformasi dan penyerapan mempunyai kepribadian dan identitas diri yang terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial dari unik. Pola hubungan dan interaksi di antara individu orang di luar diri yang memperlihatkan orang-orang diyakini menghasilkan hubungan yang unik pula. yang berbeda seperti orang tua atau teman yang Masing-masing pada gilirannya akan mempunyai menciptakan tingkat kepercayaan tertentu. penilaian dan pengevaluasian terhadap interaksi

Walau sedemikian kompleks penjelasan dan hubungan yang terjadi. Evaluasi ini yang mereka tentang konsep dan identitas diri yang kemudian menentukan tingkat keberlanjutan memperlihatkan unsur-unsur penting di dalam hubungan satu dengan yang lain. Sungguh pun proses pembentukan konsep dan identitas diri di begitu mobilitas seseorang yakni perpindahan kalangan siswa SMU, pada titik tertentu, mereka tempat tinggal, lingkungan baru, budaya baru, mengartikulasikan secara menarik dan akurat dapat menjadi faktor yang menjadikan sesaorang tentang siapa mereka berdasarkan ciri individu melakukan adaptasi terhadap lingkungannya yang melekat pada diri dan ciri dari keanggaotaan sehingga ia melakukan perubahan terhadap apa sosial di mana mereka berada. yang belum dilakukan sebelumnya.

Pertanyaan fundamental yang diajukan Emosi sebagai perasaan senang, suka, kepada mereka; Siapa anda? Bagaimana anda marah, gembira, sedih dan bentuk-bentuk emosi menggambarkan siapa anda? Bagaimana anda lainnya sebenarnya merupakan akibat dari penilaian mengetahui siapa anda, membuat para siswa SMU di dalam interaksi yang mereka lakukan. Penilaian- di dalam subyek penelitian ini, mencari jawaban- penilaian ini sendiri seringkali disesuaikan dengan jawaban yang bersifat instrumentalis. Misalnya kecocokan subjektif diri terhadap orang lain. Ke- dengan menjawab nama, kelahiran, anak dari tidakcocokan dapat menimbulkan kemarahan, siapa dan berasal dari mana. Bagi mereka sulit kebencian, atau kekecewaan. Sebaliknya penilaian untuk melukiskan secara sederhana tentang siapa yang cocok dapat menimbulkan perasaan gembira, mereka kecuali menjelaskan berdasarkan ciri-ciri suka, bahagia, kepuasan dan sebagainya.

fisik dan proses interaksi secara sosiologis dan Kalo saya menilai diri saya tuh pertama dari psikologis. Di samping itu mereka menjelaskannya sikap orang tua saya. Sejak kecil kalo kita berdasarkan bagian dari keanggotaan sosial.

94 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

Temuan ini menjelaskan arti penting karakteristik yang dimilikinya, mampu mengubah konsep dan identitas diri. Pertama, definisi konsep kepribadian seseorang, betapapun kokohnya dan identitas diri ditentukan oleh oleh pandangan kepribadian, konsep dan identitas diri yang telah subjektif. Kedua, definisi konsep dan identitas diri terbentuk sekalipun misalnya. Ketiga, masing- ditentukan oleh cara pandang orang lain terhadap masing posisi antara konsep dan identitas diri yang dirinya yang tentu saja ini lebih objektif atau bila dikaitkan dengan teknologi komunikasi, akan sa- tidak dikatakan objektif lebih berdasarkan pada ling mempengaruhi di dalam menentukan arah pandangan inter-subjektif. Pemahaman subjektif pemanfaatannya. Dengan perkataan lain, apakah dan pemahaman interaktif ini memberi basis bagi teknologi komunikasi akan membawa pada pe- pengembangan konsep dan identitas diri pada siswa ngembangan kualitas konsep dan identitas diri SMU yang diteliti.

siswa SMU ataukah justru kepribadian yang te- Ketika dibandingkan penilaian mereka lah terbentuk itu akan tergerus oleh arus utama di tentang siswa laki-laki dan siswa perempuan, dalam karakteristik dari teknologi komunikasi ini mereka menyatakan bahwa di dalam usianya yang yang dominan dengan hiburan, permainan dan berkisar antara 13-15 tahun, laki-laki umumnya pelarian (eskapis). lebih kekanak-kanakan dibandingkan dengan perempuan yang lebih dewasa. Oleh karena itu, Siswa SMU: Perkenalan dengan Internet di dalam pergaulan dan obrolan-obrolan mereka, perempuan mempunyai kedewasaan tertentu se-

Ada gejala penting dalam pertemuan per- hingga menjadikan laki-laki bila berteman dengan tama kali mereka dengan internet. Tidak semua perempuan keliatan lebih kekanak-kanakan dan siswa SMU mengenal pertama dan menggunakan manja.

internet diperoleh dari pendidikan formal. Pada Di dalam FGD, terdapat temuan yang kesempatan-kesempatan tertentu, bahkan menarik ketika dalam konfigurasi dan struktur perkenalan mereka dengan internet, berlangsung pembentukan konsep dan identitas diri ini, dika- secara pervasif, melalui permainan-permainan itkan dengan pemanfaatan teknologi informasi game online secara adiktif yang kemudian ber- khususnya internet, yang tidak dapat dilepaskan kembang pada keinginantahuan terhadap kom- dari fase-fase penting, dalam perkembangan puter dan internet. Perkenalan mereka untuk per- kepribadian, konsep dan identitas diri tersebut. tama kalinya dengan internet ini sangat terbuka Perkenalan pertama para siswa SMU dengan dari beberapa arah dan jalur, yakni; (a) Mereka teknologi khususnya internet sedikit banyak yang mengenalnya dari anggota keluarga. Ini pun menentukan sejarah dan tingkat keterlibatan bermacam-macam. Misalnya dari kakak mereka mereka di dalam menggunakannya, meman- yang telah kuliah dan secara langsung atau tidak faatkanya atau bahkan menyalahgunakannya. langsung merangsang mereka untuk ikut-ikutan Sekalis aspek ini menjelaskan bahwa sejarah pan- atau diajari menggunakan internet. Ini ditopang jang mereka menggunakan internet memberi sum- dengan ketersediaan jaringan dan koneksi di bangan terhadap sikap dan kedewasaan mereka rumah. Kesempatan lain adalah diajari oleh orang di dalam menggunakan teknologi itu sendiri.

tuanya yang memang karena pekerjaan tertentu Seperti diketahui bahwa setiap teknologi berhubungan dengan komputer atau internet; mempersyaratkan pengetahuan baru untuk (b) Mereka yang mengenal internet karena diajak mengoperasionalkannya. Teknologi memper- teman yang telah mengenal dan mengetahui internet syarakan tentang know how yang pada gilirannya sebelumnya. Umumnya mereka menerapkan dan menentukan seseorang menguasai atau tidak menyampaikan pengetahuan ini kepada temannya terhadap teknologi tersebut. Asumsi yang dapat melalui warung internet (warnet) dengan mene- dikembangkan di dalam penelitian ini adalah: rapkannya secara langsung di sana; (c) Mereka Pertama, kematangan kepribadaian, konsep dan yang mengenalnya melalui jalur pendidikan formal identitas diri, akan memberi sumbangan penting sewaktu di SMP melalui mata pelajaran TIK dan menentukan arah pemanfaatan teknologi (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Penge- komunikasi. Kedua, teknologi komunikasi dengan tahuan ini mendorong mereka untuk bersinggung-

95 an dan mengetahuinya lebih mendalam dan men-

detil Ada analogi yang mereka berikan bahwa perkenalan mereka dengan internet diibaratkan ada setan dan ada malaikat. Pada satu sisi, pengenalan internet yang disampaikan oleh para guru untuk kepentingan-kepentingan yang positif merupakan bisikan yang disampaikan oleh malaikat. Se- dangkan pada sisi lain, ajakan teman-teman untuk mengakses hal-hal yang tidak baik, dinilai sebagai bisikan-bisikan yang membawa pemanfaatan teknologi internet ke arah yang tidak baik. Ini pemahaman yang terbuka yang menjelaskan bahwa keberadaan teknologi, apakah diman- faatkan untuk hal yang baik atau pun yang negatif ditentukan oleh pilihan yang tersedia. Namun demikian, semua mempunyai dorongan dan bu- jukan yang ditentukan oleh kematangan kepri- badian dan konsep diri yang dimiliki.

Kalo saya kenal internet itu, kalo digambarkan dari malaikat dan dari setan pak. Dari pihak malaikat itu yang dari pihak Guru, karena pihak Guru itu mengajarkan internet itu untuk hal-hal yang positif pak. Kelas 1 SMP itu yang dicari yang baik. Tapi yang namanya teman itu, sulit untuk disaring..teman-teman itu berubah menjadi setan-setan bagi diri saya pak. Dia mempengaruhi saya untuk...yang pertamanya tuh dari visual ya pak, ya saya gak mau munafik. Waktu itu kelas 2 SMP, baru saya kenal yang namanya pornografi. Pertama ya dari HP, ya saya biasa saja melihat pornografi itu, lalu tiba-tiba muncul..sifat gimana ya pak. Pornografi itu kan bikin ke- canduan ya pak. Pengendalian saya ya berku- rang sekali, lalu mulai dari saat itu, saya meng- gunakan internet untuk hal-hal yang negatif pak (FGD, SMU Negeri I Depok).

Pemahaman mereka yang diperoleh melalui jalur formal itu seperti melalui pelajaran TIK di sekolah tidak sepenuhnya menjadikan mereka dengan sendirinya mengetahui internet. Pelajaran ini memang mendorong keingintahuan mereka terhadap internet, tetapi implementasi dan upaya untuk mencoba internet ini dilakukan di warnet- warnet yang disertai dengan teman-teman mereka yang telah menguasainya. Pelajaran di sekolah juga tidak menentukan arah pemanfaatan bagi mereka untuk hal-hal yang positif. Melalui seorang teman,

mereka mengenal dan berkenalan dengan internet, mengenal Yahoo, Google, wikipedia, game, gam- bar, situs jejaring sosial browsing, download dan sebagainya.

Perkenalan pertama yang lain yang cukup menarik, dipicu oleh adanya berbagai bentuk game yang ada di internet. Sebagai wataknya pada masa anak-anak pada kisaran waktu SD dan SMP, game yang mereka cari di dalam komputer dan jaringan internet itu menuntun mereka untuk mengenal internet lebih jauh. Ada pula perkenalan pertama dan mengetahui internet berasal dari suadara atau kakak yang sudah kuliah dan oleh orang tuanya di rumah yang di dalamnya terdapat fasilitas jaringan dan koneksi internet. Karena kakak sering menggunakannya, menimbulkan ketertarikan dan mencoba ikut menggunakannya. Lama kelamaan ia dapat mengoperasikan dan memanfaatkan internet itu.

Ketertarikan umum mereka terhadap permainan-permainan itu menuntun mereka mengetahui tentang Yahoo, Google, dan Wikipedia misalnya. Lebih dari itu, ketertarikan-ketertarikan ini pada gilirannya mengakibatkan sebagian dari mereka ada ketagihan dan dorongan-dorongan yang sulit melepaskan diri kalau dalam sehari saja mereka tidak mengakses game-game, mengunduh musik, film, gambar-gambar tertentu sampai mengakses situs-situs yang dikategorikan sebagai situs yang berbau pornografi.

Menurut mereka, keberanian untuk mem- buka situs-situs yang berbau pornografi, didorong keingintahuan yang besar, yang dibujuk atau diberitahu oleh teman-teman yang pernah melihat dan mengaksesnya. Semua kelompok di dalam penelitian ini secara terbuka mengatakan pernah mengaksesnya. Dalam pandangan mereka, pe- nasaran dan keingintahuan terhadap hal-hal tabu, mendorog mereka untuk mengetahuinya. Dalam perkembangannya, ada diantara mereka yang mampu menahan diri dan tidak terjerumus ke dalam pemakaian yang adiktif, namun sebagian dari mereka ada pula yang kecanduan atau ketagihan. Artinya, dorongan untuk tetap dan mengulangi membuka tersebut tetap besar.

Tiap orang beda-beda.. ada yang sampe keterusan.. ya sampe dibilang hal itu tabu. Padahal sebenarnya kan itu baik gitu bagi pendidikan kita...tapi ada orang-orang yang

Suparno, Sosiawan, dan Tripambudi, Computer Mediated Communication Situs Jejaring Sosial...

96 Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, Januari-April 2012, halaman 85-102

menyalahgunakannya malah kelebihan. Itu kan yang dimainkannya itu. Pengakuan terhadap hanya ada di dunia maya...tapi sampe di dunia kondisi-kondisi adiktif ini seperti tampak dalam nyata ternyata ikut-ikutan. Jadi bisa dibilang kutipan berikut; ya ada positifnya dan negatifnya. Tapi

Sudah terjerumus sesudah 1 tahun itu, trus..itu kebanyakan yang dilakuin yang banyak

pernah dapet peringatan dari kakak. Itu kan negatifnya. Makanya di lndonesia, ngomongin

ketahuan kakak, trus diperingati. Ya mungkin gitu adalah hal tabu, karena dari negatifnya

tobat pak kelas 1 SMA itu. Mungkin langsung terlalu besar dampaknya. Yang negatif banyak

ini pak, mungkin berubah sejak mengetahui disorot dari pada yang positifnya (FGD, SMU

kalo itu gak baik, dari teman-teman, kalo itu Colombo).

gak baik (FGD, SMU Negeri I Depok). Dalam fase-fase ini seperti yang telah

Data yang lain menyebutkan bahwa diuraikan sebelumnya, terjadi perubahan- perkenalan dengan internet digunakan untuk perubahan genitalis yang diiikuti oleh perubahan- mensinkronkan dengan kegemarannya yakni perubahan fisik. Identifikasi terhadap apa yang melihat musik dan mendapatkan lagu. Oleh karena terjadi pada mereka, lingkup yang dinilai tabu, dan itu, internet ia gunakan untuk mendownload lagu dorongan dari lingkungan yang kuat serta faktor- dan musik. Namun dalam perkembangannya, pe- faktor hormonal, dapat menempatkan internet manfaatan ini terus berkembang, sesuai dengan sebagai jalan untuk mengetahui apa yang sesung- kepentingan-kepentingan yang lebih substansial. guhnya terjadi. Tetapi tanpa pemahaman dan Pergeseran-pergeseran ini ia katakan sebagai pengetahuan yang benar terhadap persoalan- sesuatu yang hampir-hampir tidak ia rasakan. persoalan semacam ini memang sangat terbuka

Secara keseluruhan, teknologi informasi kemungkinannya, mereka menjadi tidak terkon- dan komunikasi ini dipahami sebagai piranti trol di dalam pemanfaatannya. Pengulangan yang yang perlu dipergunakan secara bertanggung- mempunyai intensitas tinggi dapat menciptakan jawab. Kesadaran bahwa teknologi ini memba- adiksi tinggi dan kegelisahan tertentu.

wa perubahan perilaku, pola interaksi secara per- Seiring dengan perkembangan waktu dan sonal dan pribadi, keterasingan dan kecanduan usia yang berjalan, kebutuhan-kebutuhan yang menjelaskan hubungan kesadaran tentang kon- lebih jelas membawa mereka pada perubahan- sep, identitas diri dan kepribadian mereka dengan perubahan tertentu di dalam memanfaatkan tekno- karakteristik teknologi itu sendiri. Temuan ini jus- logi internet. Bahkan ada salah satu dari mereka tru mempertegas beberapa asumsi yang telah diu- mengatakan bahwa rasanya ia selalu ingin mem- raikan pada bab awal dalam hasil penelitian ini. buka internet untuk mengetahui informasi, bahan Pertama, teknologi di samping mempunyai segi dan materi yang ia ingin ketahui. Menurutnya ada teknis, tetapi juga mengandung segi sosiologis, teknologi yang begitu baik dan orang yang begitu antropoligis dan politis. Kedua, pemanfaatan baik, bila ia ingin mengetahui sesuatu, di dalamnya teknologi ditentukan oleh kematangan kepribadian ada keterangan-keterangan yang menjelaskannya seseorang. Sedangkan kematangan kepribadian dan memberikan bahan yang ia cari.

seseorang ditentukan oleh kontruksi konsep dan Gejala ini menunjukkan level dan peru- identitas diri. bahan terhadap kematangan terhadap peman-