Analisis Peran Persebaran Sumber Daya Al

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan masyarakat yang terdiri dari
berbagai golongan, suku bangsa, ras, agama dan budaya sehingga
menghasilkan kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang
beragam disetiap daerah. Hal tersebut dapat memicu pecahnya persatuan dan
kesatuan bangsa.
Meski banyak perpecahan akibat keragaman kelompok sosial, namun
tidak dapat dipungkiri bahwa persebaran potensi sumber daya alam di
Indonesia tidak merata. Oleh karena itu, harus terjalin hubungan kerjasama
dalam masyarakat tanpa mengedepankan perbedaan untuk saling memenuhi
kebutuhannya.
Hal ini membuktikan bahwa persebaran sumber daya alam memiliki
peran dalam menyatukan bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana persebaran SDA di Indonesia ?
b. Bagaimana kondisi sosial masyarakat di Indonesia dalam kaitannya
c.

dengan persatuan dan kesatuan bangsa ?

Bagaimana peran persebaran SDA di Indonesia dalam mempersatukan
bangsa Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui persebaran sumber daya alam di Indonesia.
b. Mengetahui kondisi sosial masyarakat di Indonesia dalam kaitannya
dengan persatuan dan kesatuan bangsa.

1

c. Mengetahui peran persebaran SDA di Indonesia dalam mempersatukan
bangsa Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
a. Masyarakat dapat membuka diri untuk mejalin hubungan antar kelompok
b.

sosial tanpa memandang perbedaan.
Menyadarkan masyarakat bahwa tidak dapat dipungkiri sesama manusia

c.

d.

akan saling membutuhkan meskipun berbeda latar belakang.
Menumbuhkan rasa sebangsa dan setanah air dalam masyarakat.
Mendorong masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

2

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara
alami dan dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada
umumnya (Barrow M., 2010).
Sumber daya alam digolongkan menjadi sumber daya alam hayati atau
biotik dan sumber daya alam non hayati atau abiotik. Sumber daya alam
hayati adalah sumber daya alam yang dihasilkan dari makhluk hidup yaitu
tumbuhan dan hewan. Contohnya adalah hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, pertambakan dan perikanan. Dan sumber daya alam non hayati
merupakan sumber daya alam yang tidak berasal dari makhluk hidup seperti

minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air dan tanah.
Inovasi teknologi, kemajuan peradaban dan populasi manusia, serta
revolusi industri telah membawa manusia pada era eksploitasi sumber daya
alam. Akibatnya, persediaan sumber daya alam terus berkurang secara
signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. (Wikipedia, 2013)
Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan
manusia, akan tetapi keberadaannya tidak tersebar merata. Beberapa negara
yang memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang berlimpah adalah
Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan negara-negara di Timur
Tengah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki
persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko
sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di
bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan
dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut. (Wikipedia, 2013)

3

B. Kelompok Sosial
Kelompok Sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan
dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan

dan rasa memiliki (Kun Maryati, 2007)
C. Integrasi Nasional
Integrasi Nasional yaitu usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional (Putri Windu, 2012)
D. Asimilasi
Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
Proses asimilasi itu ditandai oleh pengembangan sikap-sikap yang sama, yang
walaupun terkadang bersifat emosional, bertujuan untuk mencapai kesatuan,
atau paling sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi dan tindakan.
Secara matematis proses asimilasi dapat ditulis : Aa + Bb + Cc = Dd yang
berarti bahwa kelompok etnik A, B, dan C karena faktor-faktor pendorong
asimilasi terpenuhi, mengalami peleburan unsur-unsur kebudayaan kelompok
etnik a + b + c menghasilkan kebudayaan baru d, yang sebelumnya tidak ada
dalam kebudayaan A, B, maupun D. (Ardi Harmanu, 2009)
E. Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur
dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan

diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur
kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari
negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan
menggunakan bahasa Jawa. (Wikipedia, 2013)

4

BAB III
PEMBAHASAN
A. Persebaran Sumber Daya Alam Di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan sumber daya
alam terbesar di dunia, baik itu sumber daya alam hayati maupun non hayati.
Hal ini disebabkan bentuk fisik Indonesia yang berupa kepulauan, letak
geografis yang strategis serta sejarah geologis Indonesia.
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah
pulau lebih dari 17.000 dan dua per tiga wilayahnya merupakan lautan.
Dengan luasnya wilayah laut tersebut, tentu Indonesia memiliki potensi
sumber daya yang semakin besar. Selain mengandung minyak, gas, mineral
dan energi laut non-konvesional. Laut juga menghasilkan ikan yang potensi
lestarinya diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun.

Kekayaan sumber daya alam di Indonesia tidak hanya berasal dari
sumber daya laut saja. Sumber daya alam di Indonesia juga meliputi sumber
daya persawahan, perladangan, tegalan, perkebunan, hutan serta pertenakan.
Dikarenakan letak geografis Indonesia yang sangat strategis, Indonesia
memiliki kondisi iklim serta kondisi lahan yang mendukung sumber daya
alam tersebut.
Semua kekayaan sumber daya alam yang ada di Indonesia tentu tidak
tersebar secara merata. Persebaran sumber daya alam hayati berupa fauna
dapat dijelaskan dengan Garis Wallace-Weber. Garis Wallace-Weber adalah
sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan
Australia. Bagian barat dari garis ini berhubungan dengan spesies Asia
contohnya adalah Harimau, Gajah dan Kera. Di timur kebanyakan
berhubungan dengan spesies Australia contohnya adalah Kangguru, Burung
Merak dan Maleo. Diantara kedua garis tersebut terdapat satwa tipe peralihan
seperti Anoa, Orangutan dan Komodo.

5

Untuk persebaran sumber daya hayati berupa flora, dapat dijelaskan
menurut letak geografis. Menurut letak geografis, persebaran flora dapat

dikelompokkan menjadi 3 yaitu, Indonesia bagian Timur, Tengah dan Barat.
Di Indonesia bagian timur, terdapat flora yang khas yaitu, Eucalyptus, Matoa
dan hutan bakau. Di Indonesia bagian tengah terdapat Eboni, Kayu Besi,
Akasia dan Sagu. Di Indonesia Bagian Barat terdapat Pinus, Ramin, Kemper
dan Mahoni.
Kemudian persebaran sumber daya non hayati berupa hasil tambang
di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.

Minyak Bumi
a. Pulau Jawa : Cepu, Cirebon, dan Wonokromo
b. Pulau Sumatra : Palembang (Sungai Gerong dan Sungai Plaju) dan
Jambi (Dumai)
c. Pulau Kalimantan : Pulau Tarakan, Pulau Bunyu, Kutai dan

2.

3.
4.
5.


Balikpapan
d. Pulai Irian : Sorong
Batu Bara
a. Ombilin dekat Sawahlunto (Sumatera Barat)
b. Bukit asam dekat Tanjung Enim (Palembang)
c. Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah,

Kalimantan

Timur,

Kalimantan Selatan (Pulau Laut/Sebuku)
d. Jambi, Riau, Aceh dan Papua (Irian Jaya)
Tanah Liat
Banyak terdapat di dataran rendah Pulau Jawa dan Sumatra.
Kaolin
Banyak terdapat di daerah sekitar pegunungan di Sumatera.
Gamping (Batu Kapur)
Banyak terdapat di Pegunungan Seribu dan Pegunungan

Kendeng.

6.
7.
8.

9.

Pasir Kuarsa
Banyak terdapat di Banda Aceh, Bagka, Belitung, dan Bengkulu.
Pasir Besi
Banyak terdapat di Pantai Cilacap, Jawa Tengah.
Marmer/Batu Pualam
Banyak terdapat di Trenggalek, Jawa Timur dan daerah Bayat,
Jawa Tengah.
Bauksit

6

Banyak terdapat di Pulau Bintan dan Riau.

10. Timah
Banyak terdapat di Pulau Bangka, Belitung dan Singkep.
11. Nikel
Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti, dan di Kolaka
(Sulawesi Selatan).
12. Tembaga
Terdapat di Tirtomoyo dan Wonogiri (Jawa Tengah), Muara
Sipeng (Sulawesi) dan Tembagapura (Papua/Irian Jaya).
13. Emas dan Perak
a. Tembagapura di Papua (Irian Jaya)
b. Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat
c. Tasikmalaya dan Jampang di Jawa Barat
d. Simau di Bengkulu
e. Logos di Riau
f. Meulaboh di Nanggroe Aceh Darussalam
14. Belerang
Terdapat di kawasan Gunung Talaga Bodas (Garut) dan di kawah
gunung berapi, seperti Dieng (Jawa Tengah).
15. Mangaan
Terdapat di Kliripan (DIY), Pulau Doi (Halmahera), dan Karang

Nunggal (sebelah selatan Tasikmalaya).
16. Fosfat
Terdapat di Cirebon, Gunung Ijen, dan Banyumas.
17. Mika
Terdapat Pulau Peleng, Kepulauan Banggai di Sulawesi.
18. Tras
Terdapat di Pegunungan Muri, Jawa Tengah.
19. Intan
Terdapat di Martapura, Kalimantan Selatan.
20. Asbes
Terdapat di Halmahera, Maluku dan diolah di Gresik, Jawa Timur.
21. Grafit
Terdapat di Payakumbuh dan sekitar Danau Singkarak, Sumatera
Barat.
22. Wolfram
Terdapat di Pulau Singkep (Kepulauan Riau)
23. Platina
Terdapat di Pegunungan Verbeek, Kalimantan.
(sumber: Geografi untuk SMA kelas XI oleh K. Wardiyatmoko dgn penambahan seperlunya)

7

Dari data diatas dapat kita simpulkan bahwa Indonesia memiliki
persebaran sumber daya alam yang tidak merata. Hal ini sesuai dengan
prinsip ilmu Geografi bahwa semua fenomena dibumi ini terjadi secara tidak
merata sehingga menghasilkan bentuk muka bumi yang berbeda-beda pula.

B. Kondisi Sosial Masyarakat di Indonesia Dalam Kaitannya Dengan
Persatuan Dan Kesatuan Bangsa
Indonesia merupakan negara yang luas dengan belasan ribu pulau dan
penduduk yang banyak. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia terdiri atas
beragam golongan, suku bangsa, ras dan agama. Terdapat 5 agama yang
dianut oleh masyarakat Indonesia dan terdapat 4 golongan yang mendiami
Indonesia. Golongan tersebut yaitu golongan Papua Melanesoid, golongan
Negroid, golongan Weddoid, dan golongan Melayu Mongoloid yang
merupakan golongan terbesar. Keempat golongan tersebut meliputi kurang
lebih 8 ras dan terbagi menjadi lebih dari 300 suku bangsa.
Dengan adanya keragaman kelompok sosial tersebut dapat berdampak
positif, karena akan menghasilkan warisan budaya yang beragam disetiap
daerah. Namun dapat juga berdampak negatif, yaitu tingginya tingkat
diferensiasi sosial. Diferensiasi sosial sangat berpotensi merusak persatuan
dan kesatuan bangsa. Dikarenakan hal tersebut merupakan akar dari
primordialisme, etnosentrisme, politik aliran serta proses konsolidasi.
Primordialisme adalah pandangan atau paham yang menunjukan sikap
berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu,
seperti suku, bangsa, ras dan agama. Primordialisme merupakan faktor yang
sangat penting untuk memperkuat ikatan suatu kelompok kebudayaan. Dapat
berdampak negatif karena dapat menghambat asimilasi dan integrasi,
mengurangi

objektivitas

IPTEK

serta

dapat

mengakibatkan

adanya

diskriminasi.
8

Etnosentrime merupakan sikap yang lahir dari adanya primordialisme.
Yaitu sikap yang menggunakan pandangan dan cara hidup dari sudut
pandangnya sebagai tolok ukur untuk menilai kelompok lain. Dan sangat
cenderung menganggap cara hidupnya adalah yang paling baik.
Contoh perilaku sosial primordial adalah membentuk partai politik
berdasarkan paham, ideologi, atau keterikatan pada faktor-faktor seperti suku
bangsa, agama, dan ras. Memberikan prioritas atau perlakuan istimewa
kepada orang-orang yang berasal dari daerah, suku bangsa, agama, atau ras
tertentu. Kemudian contoh perilaku etnosentris adalah menganggap bahwa
hanya pendapat kelompok sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari
luar kelompoknya.
Kedua sikap tersebut sangatlah disayangkan apabila melekat pada
masyarakat Indonesia. Karena sifat yang seperti demikian ini dapat
menimbulkan perpecahan pada bangsa Indonesia yang sejatinya telah menjadi
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dampak negatif yang lebih luas dari
sikap tersebut adalah terhambatnya proses intregasi nasional. Bila suatu
kelompok sosial menganggap kelompok sosial lain lebih rendah, maka akan
menimbulkan konflik yang bisa menjerumus kedalam kasus SARA dan bukan
tidak mungkin keadaan seperti ini juga dapat menimbulkan pertikaian.
Pertikaian akibat primordialitas dan etnosentrisme masih dapat kita
jumpai sampai saat ini. Biasanya terjadi pada antar suku di daerah yang relatif
tertinggal. Contohnya adalah perang antar suku di Wamena pada tanggal 30
Mei 2013 antara Suku Elekma Atas dan Suku Elekma Bawah yang memakan
3 orang korban. Penyebabnya diduga merupakan persoalan lama yang masih
terus dibawa. Kemudian ada juga perang antar penduduk asli Lampung
dengan suku Jawa pada bulan Desember 2010 yang berawal dari pencurian
ayam. Dan karena tingkat rasa kesukuan yang tinggi ini mengakibatkan
penyelesaian masalah melibatkan banyak orang dari suku masing-masing dan
perpecahan menjadi semakin luas.

9

Contoh dari akibat primordialisme dan etnosentrisme yang cukup
besar di Indonesia adalah pertikaian antara Suku Madura dengan Suku Dayak
yang terjadi pada tahun 1996. Banyak terjadi perbedaan pemahaman antara
suku Dayak dengan Suku Madura yang kemudian menjadi inti dari pertikaian
tersebut. Seperti perbedaan budaya yang menjadi alasan mendasar ketika
perang antar suku terjadi. Masalahnya sangat sederhana, tetapi ketika sudah
berkaitan dengan kebudayaan, maka hal tersebut juga berkaitan dengan
kebiasaan.
Contohnya permasalahan senjata tajam. Bagi suku Dayak, senjata
tajam sangat dilarang keras dibawa ketempat umum. Orang yang membawa
senjata tajam kerumah orang lain, walaupun bermaksud bertamu, dianggap
sebagai ancaman atau ajakan berduel. Lain halnya dengan budaya suku
Madura yang biasa menyelipkan senjata tajam kemana-mana dan dianggap
biasa ditanah kelahirannya.
Adapula adat suku Dayak membolehkan pinjam meminjam tanah
tanpa pamrih. Hanya dengan kepercayaan lisan, orang Madura diperbolehkan
menggarap tanah orang Dayak. Namun, persoalan timbul saat tanah tersebut
diminta kembali. Seringkali orang Madura menolak mengembalikan tanah
pinjaman tersebut dengan alasan merekalah yang telah menggarap selama ini.
Dalam hukum adat Dayak, hal ini disebut balang semaya (ingkar janji) yang
harus dibalas dengan kekerasan.
Perang antar suku Dayak dan Madura pun tidak dapat dihindarkan
lagi. Yang paling bahaya, dalam tradisi masyarakat Dayak, ikrar perdamaian
harus bersifat abadi. Pelanggaran akan dianggap sebagai pelecehan adat
sekaligus pernyataan permusuhan. Sementara orang Madura telah beberapa
kali melanggar ikrar perdamaian.
Demikian hanyalah sedikit contoh dari pertikaian antar suku yang
terjadi di Indonesia. Hal ini menjadi suatu yang wajar di Indonesia mengingat

10

banyaknya suku yang mendiami Indonesia dan masih banyak yang relatif
tertinggal oleh perkembangan jaman.

C. Peran Persebaran SDA di Indonesia Dalam Mempersatukan Bangsa
Indonesia
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Indonesia memiliki
persebaran sumber daya alam yang tidak merata baik itu sumber daya alam
hayati maupun hasil tambang. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan sumber
daya alam tertentu di suatu wilayah. Kelangkaan adalah kondisi dimana kita
tidak mempunyai sumber daya yang cukup untuk memenuhi atau memuaskan
semua kebutuhan kita.
Contohnya pada akhir Desember 2012 hingga awal Januari 2013
Sumatra Barat mengalami kekurang pasokan beras. Akibatnya, Badan Urusan
Logistik (Bulog) Divisi Regional Sumatra Barat harus mendatangkan beras
dari daerah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sebanyak 12.000 ton. Bahkan
stok beras sebanyak 14.000 ton yang tersimpan di gudang Bulog Sumatra
Barat pada saat itu berasal dari Jawa Tengah yang masuk pada awal
Desember 2012.
Dari contoh diatas dapat kita lihat bahwa akibat persebaran sumber
daya alam yang tidak merata akan menimbulkan saling ketergantungan antar
wilayah untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing. Tentu hal ini
memiliki dampak positif, karena dapat membuka interaksi antar wilayah yang
berbeda latar belakang baik suku bangsa, ras dan sebagainya. Dan hal tersebut
dapat menimbulkan rasa keterikatan sebagai saudara sebangsa dan setanah
air.
Selain itu, akan terjalin hubungan yang positif dimana mereka harus
menghilangkan ego karena perbedaan latar belakang mereka. Dengan
demikian

akan

menyebabkan

berkurangnya

primordialisme

dan

etnosentrisme. Ketika primordialisme dan etnosentrisme terkikis, maka
semakin eratlah persatuan dan kesatuan bangsa.
Sekarang kita bayangkan jika sumber daya alam merata di setiap
wilayah. Maka masing-masing kelompok akan merasa bahwa mereka tidak

11

saling membutuhkan satu sama lain. Ini dapat mengakibatkan minimnya
komunikasi sebagai satu bangsa. Satu kelompok dengan kelompok lain tidak
akan mau saling mengenal dan ego karena perbedaan latar belakang akan
mengakibatkan perpecahan bangsa.
Dampak lain dari tidak meratanya sumber daya alam adalah
munculnya budaya merantau. Jika kita lihat realita saat ini, banyak sumber
daya alam di daerah tertentu yang di kelola oleh orang yang tidak berasal dari
daerah itu sendiri. Seperti pengelolaan barang tambang di Papua oleh PT.
Freeport Indonesia. Dikutip dari tabloidjubi.com, bahwa dari 11.000
karyawan hanya 20% karyawan PT. Freeport yang merupakan orang asli
Papua dan 80% nya merupakan orang non-Papua. Hal ini dikerenakan orang
asli Papua dianggap masih belum berkembang dan tidak mampu untuk
bekerja.
Demikian merupakan sebagian dari jumlah perantau di Papua. Dengan
banyaknyak perantau yang berdatangan ke Papua dapat berakibat adanya
akulturasi budaya maupun asimilasi. Adanya akulturasi maupun asimilasi
budaya ini memiliki dampak yang positif bagi persatuan dan kesatuan bangsa.
Karena tentu primordialisme dan etnosentrisme akan terkikis sehingga timbul
kerukunan dalam masyarakat Indonesia. Dari uraian diatas dapat kita lihat
bahwa persebaran SDA yang tidak merata memiliki banyak dampak yang
positif bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

12

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa :
1. Persebaran sumber daya alam di Indonesia tidak merata
2. Kondisi sosial masyarakat di Indonesia sangat mudah terpecah belah
3.

karena keragaman golongan, suku bangsa, ras dan agama
Persebaran sumber daya alam berperan besar dalam mempersatukan
bangsa Indonesia, karena :
a. Adanya saling ketergantungan antara individu maupun kelompok
sosial.
b. Dapat mengikis primordialisme dan etnosentrisme.
c. Munculnya budaya merantau sehingga menimbulkan akulturasi
budaya maupun asimilasi.

B. Saran
1. Dalam pembahasan mengenai kondisi sosial masyarakat, dalam
memaparkan konflik akibat primordialisme dan etnosentrisme hendaknya
tidak hanya memberikan pertikaian antar suku tetapi juga konflik akibat
perbedaan keyakinan dan lain sebagainya.

13

DAFTAR PUSTAKA
Tika. (dkk.). (2006). Geografi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Bumi Aksara.
Wardiyatmoko. (2006). Geografi SMA Jilid 2 untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Maryati, Kun dan Juju Suryawati. (2007). Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI
Standar Isi 2006. Jakarta: Esis
Wikipedia.

(2013).

Sumber

Daya

Alam.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam

Diakses
pada

dari

tanggal

21

September
Wikipedia.

(2013).

Geografi

Indonesia.

Diakses

http://ms.m.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia

pada

dari

tanggal

22

September 2013.
Cijolang. (2012). Jenis-Jenis Sumber Daya Alam. Diakses dari
http://ajatcoolsudrajat.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-sumberdaya-alam_1605.html pada tanggal 21 September 2013.
Anomim.
(2010).
Sumber
Daya
Alam.
Diakses
http://www.indonesia.go.id/in/potensi-daerah/sumber-daya-alam
tanggal 21 September 2013.
Zon.

(2012).

Bulog

Sumbar

Tambah

Pasokan

Beras.

Diakses

dari
pada

dari

http://m.antarsumbar.com/?dt=1&id=262396 pada tanggal 21 September
2013.
Kwan, Sendria. (2012). Primordialisme Suku dan Agama (Sosialisme) –
pengertian,

alasan,

jenis.

Diakses

dari

http://sendria.blogspot.com/2012/10/primordialisme-suku-dan-agamasosialisme.html?m=1 pada tanggal 21 September 2013.
Dina, Hany. (2013). Primordialisme Melahirkan Etnosentrisme. Diakses dari
http://hanydina.blogspot.com/2013/02/primordialisme-melahirkanetnosentrisme.html?m=1 pada tanggal 21 September 2013.

14

Wulansari,

Nureka.

(2012).

Tugas

Sekolah.

Diakses

dari

http://nurekaw.blogspot.com/2012/05/masyarakat-multikulturalmasyarakat.html?m=1 pada tanggal 21 September 2013.
Arnaz, Farouk. (2013). Perang Antar Suku Pecah di Wamena, Tiga Orang Tewas.
Diakses dari http://m.berita satu.com/nusantara/116801-perang-antarsuku-pecah-di-wamena-tiga-orang-tewas.html

pada

tanggal

22

September 2013.
Suyatno, Primadhani Dyah Larasati. (2011). Golongan Ras yang Ada di
Indonesia.

Diakses

dari

http://primadhanidls.blog.com/2011/05/07/golongan-ras-yang-ada-diindonesia/ pada tanggal 21 September 2013.
Herydotus.

(2012).

Ras

Manusia

di

Indonesia.

http://herydotus.wordpress.com/2012/03/01/ras

Diakses

dari

-manusia-di-indonesia/

pada tanggal 21 September 2013.
Olivia,

Virgi.

(2012).

Suku

Bangsa

Indonesia.

Diakses

dari

http://virgiolivia.blogspot.com/ pada tanggal 21 September 2013.
Saragih, Azhar. (2013). Masyarakat Multikultural di Indonesia., pengertian,
karakteristik,

ciri,

dan

faktor

penyebab.

Diakses

dari

http://khairulazharsaragih.blogspot.com/2013/01/masyarakatmultikultural-di-Indonesia.html?m=1 pada tanggal 21 September 2013.
Me. (2011). Primordialisme, Dalam Masyarakat Multikultural. Diakses dari
http://catatansmaku.blogspot.com/2011/08/primordialisme-dalammasyarakat.html?m=1 pada tanggal 21 September 2013.
Suprapto, Hadi dan Arie Dwi Budiawati. (2013). Ini Wilayah Penghasil Beras
Terbesar

2012.

Diakses

dari

http://us.m.news.viva.co.id/news/read/379317-ini-wilayah-penghasilberas-terbesar-2012 pada tanggal 21 September 2013.

15

Wikipedia.

(2013).

Kelangkaan.

Diakses

dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kelangkaan pada tanggal 21 September
2013.
Lestari, Putri Windu. (2012). Integrasi Nasional. Diakses dari http://putri
windu.wordpress.com/2012/04/29/integrasi-nasional/ pada tanggal 22
September 2013.
Mambor, Victor. (2010). Suara Tongoi di Nemangkawi. Diakses dari http://tabloid
judi.com/z/index.php/2012-10-23-00-07-55/jubi-utama/9344-suaratongoi-di-nemakawi pada tanggal 23 September 2013.
Wikipedia.

(2013).

Akulturasi.

Diakses

dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi pada tanggal 24 September 2013.
Harmanu,

Ardi.

(2009).

Asimilasi.

Diakses

dari

http://asimilasi-

sosiologi.blogspot.com/2009/11/asimilasi-adalah-pembauran-dua.html
pada tanggal 24 September 2013.
Suprapto, Hadi dan Iwan Kurniawan (2013). 5 Provinsi Penghasil Beras
Terbanyak. Diakses dari http://us.m.news.viva.co.id/news/read/332635lima-provinsi-penghasil-beras-tertinggi pada tanggal 21 September 2013.

16

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63