LAPORAN LENGKAP EKONOMI SDH dan LINGKUNG

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Hasil hutan merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang beragam yang
didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu
dan hasil hutan tidak kentara seperti perlindungan tanah, pelestarian sumberdaya
air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa hutan,
kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya yang mempunyai
potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat bermanfaat
bagi masyarakat.
Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah
sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih. Hal tersebut
disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai
manfaat SDH secara komperehensif. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut
perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini.
Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari
suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia
Kecamatan Labuan sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Donggala yang
memiliki berbagai sumber daya alam yang besar salah satunya berupa sumberdaya
hasil kayu dan non kayu. Berdasarkan sumber daya alam yang ada, setiap sumber
daya alam di tiap-tiap daerah memiliki potensi ekonomi yang berbeda untuk

mengelolah sumber daya alam di tiap daerah.

1

Dalam rangka mengetahui nilai potensi ekonomi sumber daya hutan di daerah,
maka sangatlah tepat untuk melakukan identifikasi nilai ekonomi dan peran
ekonomi dalam meningkatkan produktifitas sumber daya hutan didesa Labuan
Kunguma.
1.2 Tujuan dan kegunaan
Tujuan dan kegunaan dari praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan ini yaitu
1. Mengetahui jenis-jenis potensi ekonomi sumber daya hutan dan jasa
lingkungan yang terdapat di desa Labuan Kunguma.
2. Mengetahui daya tarik potensi sumber daya hutan yang dimiliki oleh kawasan
hutan produksi desa Labuan Kunguma.
3. Mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat berdasarkan potensi sumber
daya hutan di sekitar kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma.
4. Mengetahui kendala yang dhadapi dalam pengelolaan sumber daya hutan
5. Mengetahui pengembangan potensi sumber daya hutan dan jasa lingkungan
yang sangat berpotensi di kawasan hutan desa Labuan Kunguma.


2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peranan sumber daya hutan dalam Pembangunan Ekonomi.
Beberapa peranan sumberdaya hutan dalam menggerakkan perekonomian
suatu negara atau wilayah/daerah berikut ini. (Syamsu A, dkk, 2009)
1) Peranan Sumber daya Hutan sebagai Penghasil Devisa
Peranan sumber daya hutan sebagai penghasil devisa sangat penting untuk
perbaikan ekonomi makro dan perdagangan global. Peranan hasil hutan selalu
lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama pada negara yang baru
berkembang dan berbasis pada sumber daya, karena hutan pada awal
perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya eksploitasinya
rendah. Meskipun berada terjadi penurunan kinerja untuk industri kehutanan
tertentu, secara umum sektor kehutanan periode sepuluh tahun terakhir (1995 2004) telah berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan devisa.
(Syamsu A, dkk, 2009)
2) Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi Lainnya
Sebagai penggerak sektor ekonomi lainnya, maka hasil hutan memberi
dukungan modal bagi pembangunan infrastruktur industri dalam negeri dan untuk
penyediaan teknologi yang berasal dari impor. Dukungan lainnya adalah banyak

kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu tebangan untuk mendorong
kegiatan perkebunan, sebagai hasil konversi hutan. Produk hasil hutan , baik
berupa kayu maupun bukan kayu, adalah merupakan bahan baku industri, yang

3

mendorong berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan dan pemasaran).
(Wirakusumah, S. 2003)

Analisis keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah pada dasarnya
melihat dampak terhadap output akibat sektor-sektor ekonomi saling pengaruh
mempengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung. Mekanismenya terlaksana
dengan dua cara yaitu keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan
ke depan (forward linkage). (Mohan P.M.,1984)
3) Peranan Sumberdaya Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja.
Sumberdaya hutan sangat penting artinya dalam mendorong tersedianya
lapangan kerja, karena sektor kehutanan memiliki banyak lapangan usaha antara
lain:
a) Kegiatan penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan.
b) Kegiatan pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)

c) Kegiatan dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, Industri
pulp dan kertas, industri wood working, industri plywood, industri
gondorukem, dan industri-industri yang bahan baku utamanya dari hasil hutan
seperti gula aren.
d) Kegiatan jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, rekreasi
hutan, transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan sektor
kehutanan.
4) Peranan Sumberdaya Hutan dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional.
Peranan sektor kehutanan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap tingkat
pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai daerah di

4

Indonesia. Beberapa daerah seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur
dan Papua sektor kehutanannya memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap nilai
PDRB yang dicapai. Artinya peran sektor kehutanan sangat besar bagi
pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Sementara Kalimantan
Selatan, Yogyakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi
sektor kehutanan di daerahnya memiliki sumbangan yang cukup besar bagi nilai
PDRB. Hal ini penting untuk dikemukakan karena masih terdapat pemikiran

sekaligus analisa yang cenderung menyesatkan di sebagian kalangan, dimana
secara nasional PDRB agregat yang dihasilkan sektor kehutanan relatif kecil.
Akibatnya timbul simplifikasi bahwa upaya pengembangan dan pembangkitan
sektor kehutanan dirasa tidak penting. Padahal, peran sektor kehutanan di daerahdaerah tertentu yang menyumbangkan PDRB signifikan sangatlah besar
kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi regional, utamanya devisa, pajak serta
penyerapan tenaga kerja. Dipastikan, kegagalan mempertahankan bahkan
membangkitkan kembali peran sektor kehutanan akan berdampak sangat buruk
terhadap kondisi sosial ekonomi regional. (Syamsu Alam,dkk. 2009)
5) Peranan Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan
Peranan kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan diberikan oleh
keberadaan

sumberdaya

hutan

sebagai

perlindungan


plasma

nutfah,

keanekaragaman hayati, dan nilai-nilai estetis yang potensial bernilai ekonomi
apabila dapat dikelola dengan baik. Pengembangan perekonomian pariwisata
terutama ekowisata sangat dipengaruhi oleh bentang alam, keindahan dan
kekhasan sumberdaya hutan. Peranan sumberdaya hutan ini tidak menghasilkan

5

langsung nilai uang, tetapi menghasilkan nilai uang bagi sektor pariwisata. Di
masa depan peranan jasa lingkungan berupa perbaikan tata air, pembersih udara,
nilai estetika mempunyai peranan yang sangat besar dalam keberlanjutan ekonomi
jangka panjang. (Wirakusumah S. 2003)
2.2 Potensi-potensi ekonomi sumber daya hutan.
Hutan sebagai salah satu sumber saya alam yang bersifat dapat diperbaharui
memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting bagi kelansungan hidup umat
manusia secara lintas generasi. Karena itu, menjadi sangat penting bagi
masyarakat Indonesia untuk memahami seberapa besar potensi yang terkandung

dalam sumber daya hutan sehingga proses pengelolaan dan pemanfaatannya-baik
dalam konteks manfaat ekonomi, ekologi dan sosial akan dapat dilakukan secara
efektif dan optimal. Berikut ini disajikan berbagai potensi sumber daya hutan
yang harus dimanfaatkan secara efektif dan optimal. (Syamsu A, dkk, 2009)
1) Landscaping (Jasa Lingkungan/Fenomena Alam)
Semua kawasan hutan pada prinsipnya mempunyai nilai yang dapat ditransfer
sebagai biaya pengelolaan kawasan yang bersangkutan. Salah satu bentuk
pengelolaan hutan dengan memanfaatkan nilai hutan tersebut adalah melalui
pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan jasa lingkungan pada kawasan hutan
merupakan bentuk usaha untuk memanfaatkan jasa lingkungan dengan tidak
merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utama hutan.
Konsep optimalisasi jasa lingkungan dan ekowisata membutuhkan berbagai
kondisi untuk berkembang. Selain masalah aturan perundangan dalam bentuk
perijinan dan insentif fiskal, usaha tersebut juga mutlak membutuhkan

6

infrastruktur yang memadai, di samping ketersediaan sumber daya manusia yang
mampu memenuhi kualifikasi atau kebutuhan wisata lingkungan.(Syamsu A, dkk,
2009)

2) Hutan dan Transfer Nilai Karbon
Sebagai komunitas tanaman berkayu yang tumbuh dan hidup dalam
jangka waktu yang relatif panjang, hutan memiliki kesempatan untuk
mengakumulasikan karbon dioksida (CO2) atmosfer dalam bentuk biomassa.
Dengan demikian vegetasi hutan merupakan cadangan karbon (carbon stock)
terestrial yang sangat penting. Oleh karena itu alih-guna lahan dari hutan ke nonhutan dan sebaliknya merupakan aktivitas manusia yang mempengaruhi
kemampuan ekosistem hutan dalam melepas dan mengikat karbon atmosfer.
(Gregory, G. R, 1978)
3) Pemanfaatan Keragaman Hayati Hutan
Transfer nilai keanekaragaman sumber daya alam hayati sangat dipengaruhi
oleh nilai jenis dari tumbuhan dan satwa yang ada. Nilai jenis tergantung dari
kelangkaan dan sifat eksotik dari jenis, semakin langka dan eksotik suatu jenis,
akan semakin tinggi nilainya. Indonesia dengan kawasan hutan yang mempunyai
keanekaragaman sumber daya hayati sangat besar sangat potensial untuk
mendapatkan transfer nilai dari keanekaragaman tersebut. (Syamsu A, dkk, 2009)
Bentuk-bentuk pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar diantaranya
berupa: (1) pengkajian penelitian dan pengembangan, (2) penangkaran, (3)
perburuan, (4) perdagangan, (5) peragaan, (6) pertukaran, (7) budidaya tanaman
obat-obatan dan tanaman hias serta (8) pemeliharaan untuk kesenangan atau hoby


7

yang pelaksanaannya diatur melalui peraturan perundang-undangan. (McNelly,
1993)
4) Hutan dan Transfer Nilai Air
Konservasi daerah aliran sungai terutama dimaksudkan agar daerah hulu dapat
menyimpan air cadangan yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau
sekaligus mencegah terjadinya banjir pada saat musim penghujan. Transfer nilai
air melalui pemanfaatan sumber-sumber air secara makro meliputi (1) upaya
pengembangan elemen pengendalian banjir, (2) pemanfaatan air untuk irigasi, (3)
pemanfaatan air untuk pembangkit tenaga listrik, (4) memperoleh air domestik
untuk air minum dan industri, (5) pengelolaan watersheed, (6) lalu lintas air, (7)
rekreasi, (8) perikanan, (9) pengendalian pencemaran air, (10) pengendalian
tanaman air dan serangga, (11) drainase dan pengembangan rawa, (12)
pengendalian sedimen, (13) pengendalian intrusi air asin, (14) pengendalian
kekeringan dan pengembangan air tanah. (Kuncoro, I. 1997)
Selain manfaat dari sumber air secara langsung yang sering dilupakan adalah
nilai kerusakan oleh banjir yang dapat dihindari sebagai hasil dari konservasi
kawasan hutan yang menjadi daerah hulu dari suatu DAS. Nilai kerusakan
tersebut akan benar-benar terwujud jika terjadi banjir sebagai akibat kurang

baiknya konservasi hutan di daerah hulu DAS. (Kuncoro, I. 1997)
5) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Kebutuhan masyarakat baik domestik maupun internasional masih sangat
tinggi bahkan cenderung mengalami peningkatan. Sementara produk-produk kayu
memiliki kelebihan berupa tidak dapat digantikan dengan bahan-bahan sintesis

8

atau buatan. Karena itu, kayu masih merupakan hasil hutan yang paling signifikan
karena menghasilkan nilai ekonomi yang terbesar dibandingkan dengan hasil
hutan lainnya. Dalam sejarahnya hasil hutan kayu pernah memberikan sumbangan
devisa terbesar kedua setelah minyak, sehingga disebut sebagai "emas hijau".
(Wirakusumah, S. 2003)
6) Transfer Nilai Hutan sebagai Sumber Dana Mandiri dalam Pengelolaan Hutan.
Dalam jangka panjang perlu dipikirkan sumber-sumber pendanaan mandiri
bagi pengelolaan sektor kehutanan. Sumber-sumber pendanaan tersebut
diantaranya berasal dari iuran-iuran atas manfaat hutan dalam bentuk (1) transfer
nilai hutan (transfer nilai kayu, CO2, dan oksigen, landscaping, biodiversity, dan
transfer nilai air), (2) dana jaminan reklamasi tambang, maupun (3) dana-dana
yang berasal dari dalam dan luar negeri yang peduli terhadap lingkungan. Sebagai

ilustrasi dana reboisasi dapat ditafsirkan sebagai dana yang berasal dari iuran
transfer nilai kayu. (McNelly, 1993)
7) Pencegah Perubahan Iklim Global secara Ekstrim.
Salah satu peran hutan yang sangat potensial adalah sebagai pencegah
terjadinya perubahan iklim secra ekstrim dalam waktu yang sangat singkat.
Perubahan iklim adalah proses terjadinya perubahan kondisi rata-rata parameter
iklim seperti rata-rata suhu udara, curah hujan, kelembaban udara, dimana
perubahan tidak terjadi dalam waktu yang singkat tetapi secara perlahan dalam
kurun waktu panjang antara 50-100 tahun. Perubahan ini terjadi akibat
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat akumulasi panas yang
tertahan di atmosfer. Gas rumah kaca adalah gas-gas yang diemisikan dari

9

berbagai kegiatan manusia, seperti pemanfaatan energi yang berlebihan,
kerusakan hutan serta pertanian dan peternakan. (McNelly, 1993)
Fungsi hutan dalam mencegah perubahan iklim hutan dikenal melalui
peranannya dalam menyerap (sequester) dan menyimpan (store) kelebihan karbon
atmosfer dalam bentuk biomassa. Dalam keadaan ini hutan berfungsi sebagai
rosot (sink) karbon atmosfer. Namun demikian jika simpanan karbon dalam
bentuk biomassa, ini mengalami kerusakan (degradasi, kebakaran dan
deforestasi), maka hutan akan menjadi sumber (source) emisi karbon. (Mohan
P.M.,1984)
2.3 Mengidentifikasi Ekonomi Sumber Daya Hutan.
Mengidentifikasi ekonomi dari sumber daya hutan sangatlah banyak. Dan
beranekaragam. Potensi sumber daya hutan dapat dijumpai dalam kegiatan
praktek seperti kegiatan praktek pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan
daerah aliran sungai, invetarisasi sumber daya hutan, dan ekologi hutan.
Potensi sumber daya hutan yang terlihat pada kegiatan pengelolaan sumber
daya hutan dan pengelolaan daerah aliran sungai seperti pada material batubatuan, penggunaan lahan menjadi ladang persawahan dan perkebuanan. Disisi
lain, sumber daya hutan yang paling bermanfaat dalam kehidupan masyarat adalah
jasa air. Jasa air ini sangat bermanfaat dalam hal mengairi ladang persawahan
masyarakat.
Potensi sumber daya yang terlihat pada kegiatan Inventarisasi dan ekologi
hutan terlihat pada pengguna sumber daya hutan hasil kayu dan non kayu. Sumber
daya hasil kayu dan non kayu yang berkualitas akan mempengaruhi nilai ekonomi

10

sumber daya tersebut. Semakin berkualiatas sumber daya hutan yang terkandung
makan makin besar nilai ekonomi sumber daya tersebut.
2.4 Penilaian Ekonomi SDH.
Penilaian ekonomi sumberdaya mencakup identifikasi perubahan-perubahan
dalam biaya dan manfaat ekonomi akibat perubahan dampak lingkungan. Nilai
dinyatakan dalam satuan moneter sehingga tercipta tolak ukur untuk
membandingkan nilai relatif manfaat komponen ekosistem dan kegiatan ekonomi.
(Sumitro, 1978)

Berdasarkan landasan konsep ekonomi, bahwa nilai ekonomi mencakup
konsepsi kegunaan, kepuasan atau kesenangan yang diperoleh individu atau
masyarakat tidak terbatas kepada barang dan jasa yang diperoleh dari jual beli,
tetapi semua barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan
manusia. Baik barang publik maupun privat akan memberikan manfaat bagi
masyarakat. Dengan demikian manfaat fungsi ekologis pada hakekatnya juga nilai
ekonomi, karena jika fungsi ekologis terganggu maka akan menimbulkan
ketidakmanfaatan atau terjadi kerugian akibat adanya bencana atau kerusakan
(Ramdan, dkk, 2003).
Cara

penilaian

yang

lazim

menurut

pendapat

Mengelompokkan nilai menjadi tiga kelompok besar meliputi :
1) Nilai pasar (market value)
2) Nilai kegunaan (value in use)
3) Nilai sosial (social value)

11

McNelly,1993,

BAB III
METODE PRAKTEK
3.1

Waktu dan Tempat
Praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan (ESDH) mengenai Potensi

Ekonomi, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 26 April 2015, Dimulai Pada
pukul 09.00 – 11.30 WITA, yang bertempat di desa Labuan Kunguma,Kecamatan
Labuan, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.
3.2

Bahan dan Alat

Tabel 1. Alat dan bahan kegiatan praktikum.
No

Kegiatan

Alat

Bahan

1

Pengelolaan
Sumberdaya Hutan
Pengelolaan DAS

Kamera, dan Alat
menulis
Meteran Roll, Stopwatch
(HP), Kalkulator, Patok
dan Alat Tulis menulis
Meteran Roll, Kompas
Bidik, Parang, Pita Ukur,
Hagameter, Alat Tulis
Menulis, dan Patok
Meteran Roll, Parang,
Pita Ukur, Alat Tulis
Menulis, dan Patok.

Kuestioner

2

3

Inventarisasi
Sumberdaya Hutan

4

Ekologi Hutan

Tali Rapia, Tally
Sheet, dan Bola
Pimpong
Tally Sheet, dan Tali
Rafia

Tally Sheet, dan Tali
Rafia

3.3 Jenis data dan Pengumpulan data
Tabel 2. Jenis data, Sumber data, dan Pengumpulan data kegiatan praktikum.
No
1

Parameter
Pengelolaan
Sumberday
a Hutan

Jenis data
Sumber data
- Hasil Pertanian dan - Masyarakat
Perkebunan.
Desa
- Pemanfaatan Hutan
- Pemanfaatan
Potensi
Sumber
Daya Hutan.
12

Pengumpulan data
- Observasi
Mengobservasi
dilakukan dengan
mengetahui mata
pencaharian

2

Pengelolaan
DAS

- Hasil Pengukuran - Daerah
Panjang,
Lebar,
Aliran
Kedalaman sungai.
Sungai
- Kecepatan
Arus
Sungai
- Debit Air Sungai.
- Potensi
Daerah
Aliran Sungai.

3

Inventarisas
i
Sumberday
a Hutan

- Hasil Pengukuran - Vegetasi
Keliling,
Tinggi,
Diameter
Pohon
Dan
Jumlah
Vegetasi.
- Volume Tegakan
- Potensi
Sumber
Daya Hasil Kayu
Dan Non Kayu

13

masyarakat.
- Wawancara
Wawancara
dilakukan dengan
menanyakan
pertanyaan yang
telah
tertera
dalam kuistener
- Observasi
Memilih
area
sungai yang tidak
berkelok (lurus),
dan Membuat 3
titik yang akan
menjadi tempat
pengukuran
- Pengukuran
Mengukur
panjan,
lebar,
kedalaman sungai
dan menghitung
penampang basah
serta debit air
sungai
- Obsevasi
Memilih
lahan
yang
memiliki
vegetasi
yang
beranekaragam,
dan Membuat 5
plot
masingmasing berukuran
20m x 20m, 10m
x 10m, 5 m x 5m,
2m x 2m.
- Pengukuran
Mengukur
keliling tegakan,
tinggi
total
vegetasi,
dan
menghitung

4

Ekologi
Hutan

- Jumlah
Jenis - Vegetasi
Vegetasi
- Indeks
Nilai
Penting
- Potensi
Nilai
Ekonomi Sumber
Daya Hutan

jumlah vegetasi
serta
diameter
tegakan.
- Observasi
Memilih kawasan
yang
memiliki
vegetasi
yang
beranekaragam
- Pengukuran
Mengukur
keliling tegakan,
dan menghitung
jumlah vegetasi
dan
diameter
tegakan.

3.4 Metode Analisis
1. Bidang Pratikum PSDA
Mengetahui hasil pengelolaan pertanian dan perkebunan masyarakat dengan
mewawancarai warga didesa Labuan Kunguma.
2. Bidang Praktikum PDAS
Rumus Perhitungan Debit Air ( m3/s )
Q=AxV
Rumus Perhitungan Luas Penampang Basah
A=PxLxT
Dimana :
Q = Debit air ( m3/s )
A = Luas penampang basah
V = Kecepatan arus sungai(m/s)
P = Panjang Sungai ( m)
L = Lebar Sungai (m)
14

T = Kedalaman/tinggi Sungai ( m )
3. Bidang Praktikum Inventarisasi
Mengidentifikasi vegetasi dengan cara mengukur keliling, tinggi bebas cabang
dan tinggi total pohon, mengambil sample dengan menggunakan metode Line

Plot Sampling. Dan menggunakan rumus V =

1
π d 2 .t . fk
4

Keterangan :
V = Volume pohon
d

= Diameter pohon

t

= Tinggi total pohon

fk = Faktor koreksi
n

= Jumlah pohon

4. Bidang Praktikum Ekologi
Mengidentifikasi vegetasi dengan cara membuat plot 20x20, 10x10, 5x5, dan
2x2 meter dengan mengukur keliling dan tinggi pada pohon, tiang, dan
pancang. Mengukur tinggi semai dan jumlah vegetasi. Dan menggunakan
rumus Dimana : Untuk tingkat pohon dan tiang, INP = KR+ FR+DR
Untuk pancang dan semai INP = KR + FR
Keterangan :
INP

= Indeks Nilai Penting

KR

= Kerapatan Relatif

FR

= Frekuensi Relatif

DR

= Dominasi Relatif
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15

4.1 Hasil
Dari hasil praktikum lapangan mengenai ekonomi sumber daya hutan (ESDH)
adalah sebagai berikut:
1) Pengelolaan Sumber daya Alam (PSDA).
Tabel 3. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PSDA.
N
o
1

2

Aktifitas

Hasil Ekonomi

Potensi ESDH

Pengelolaa - Cabai,
- Kebutuhan
rumah
tangga
dan
Jangung,
n Pertanian
Pedapatan masyarakat
Kelapa dan
dan
Kakao
perkebunan
Pengelolaa - Lahan
- Pertanian, Perkebunan dan tempat
tinggal, sarana dan infrastuktur.
n Hutan
- Kayu
- Industri meubel, bahan bangunan, dan
pendapatan masyarakat.
- Kebutuhan rumah tangga, kerajinan
- Kapuk,
dan Pendapatan masyarakat.
Kemiri,
Rotan, dan
Bambu

2) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PDAS)
Tabel 4. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PDAS
No
Aktifitas
Hasil Ekonomi
1
Pengukuran
Air
panjang, lebar,
kedalaman
sungai.
2
Pengelolaan
Batu dan Pasir
potensi
di
daerah aliran
sungai

Potensi ESDH
Kebutuhan rumah tangga, dan
irigasi persawahan.

Bahan
bangunan
pendapatan masyarakat

dan

3) Inventarisasi Sumber Daya Hutan (SDH)
Tabel 5. Potensi ekonomi sumber daya hasil hutan kayu dibidang Inventarisasi
SDH

16

Volume

No

Jenis Hasil Kayu

Harga/kubik

1

Kayu jati putih

22

Rp. 65.000,-

2

Kayu palapi

23

Rp. 45.000,-

3

Kayu Nantu

25

Rp. 50.000,-

(m3)

Potensi ESDH
Bahan
bangunan,
Industri meubel dan
Pendapatan masyarakat
Bahan
bangunan,
Industri meubel dan
Pendapatan masyarakat
Bahan
bangunan,
Industri meubel dan
Pendapatan masyarakat

Tabel 6. Potensi ekonomi sumber daya hutan hasil non kayu dibidang
Inventarisasi SDH.

1

Jenis Hasil
non kayu
Bambu

2

Rotan

3

Damar

4

Kapuk

No

Harga

Potensi ESDH

Dapat mencapai puluhan Bahan bangunan, kerajinan,
ribu atau lebih per ikatnya kebutuhhan rumah tangga,
dan pendapatan masyarakat
Dapat mencapai puluhan Kerajinan, industri meubel,
ribu atau lebih per ikatnya dan pendapatan masyarakat
Dapat mencapai puluhan Bahan
bakar,
dan
ribu atau lebih per kilonya pendapatan masyarakat.
Dapat mencapai puluhan Bahan Tekstil, kebutuhan
ribu atau lebih per kilonya rumah
tangga,
dan
pendapatan

4) Ekologi Hutan
Tabel 7. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang Ekologi Hutan.
No
1

Aktifitas
Pengukuran
vegetasi
dalam plot

Hasil Ekonomi
- Kayu

-

-

-

Rotan

Potensi ESDH
Industri Meubel, bahan bangunan,
dan pendapatan masyarakat
Kerajinan, dan pendapatan

Tabel 8. Uraian potensi ekonomi SDH selama kegiatan praktikum.
N
o

Parameter

Uraian potensi
ekonomi

Potensi ESDH

17

1

Pengelolaan
Sumber
Daya Alam

2

Pengelolaan
Daerah
Aliran
Sungai

3

Inventarisasi
Sumber
Daya Hutan

- Pemanfaatan
- Hasil Cabai, Jagung, kelapa, dan
hasil
pertanian
kakao
sebagai
pemenuhan
dan perkebunan.
kebutuhan pokok sehari-hari dan
- Pemanfaatan
pendapatan.
lahan
- Memanfaatkan lahan terbuka
sebagai
areal
persawahan,
perkebunan serta sarana dan
- Pemanfaatan
infrastruktur.
sumber
daya - Memanfaakan hasil kayu dalam
hutan hasil kayu
industri meubel, pembangunan,
dan non kayu
juga pendapatan
- Memanfaakan hasil rotan dan
bambu untuk kerajinan dan
pendapatan
- Memanfaatkan Kapuk sebagai
Bahan pembuatan bantal, dan
kasur yang dapat menghasilkan
pendapatan.
- Pemanfaatan
- Memanfaatkan batuan dan pasir
Batuan dan pasir
sebagai bahan bangunan, dan dapat
menghasilkan pendapat.
- Pemanfaatan jasa - Memanfaatkan jasa air untuk
air
keperluan kehidupan sehari-hari,
pembuatan
irigasi
untuk
mengalirkan air ke persawahan,
dan sumber kehidupan bagi mahluk
hidup lainnya.
- Pemanfaatan
- Memanfaatkan hasil kayu untuk
hasil hutan kayu
industri meubel, bahan bangunan,
dan
menambah
penghasilan
masyarakat.
- Pemanfaatan
- Memanfaatkan bambu dan rotan
hasil hutan non sebagai bahan kerajinan, kapuk
kayu
sebagai bahan tekstil, damar
sebagai bahan bakar dan hasil
hutan non kayu dapat menambah
pendapatan masyarakat.
- Pemanfaatan
- Memanfaatkan Hutan sebagai
Hutan
sebagai tempat
pembelajaran,
studi
sarana
lapangan, dan penelitian yang
pendidikan
dapat meningkatkan sumber daya
manusia dalam bidang kehutanan.

18

4

Ekologi
Hutan

- Pemanfaatan
- Memanfaatkan kayu yang bernilai
tegakan
yang ekonomi untuk meningkatkan
bernilai
pendapatan masyarakat.
ekonomis
- Memanfaatkan hasil non kayu
untuk berbagai kebutuhan pokok,
kerajinan,
dan
menambah
penghasilan.
- Pemanfaatan
- Memanfaatkan hasil fotosintesis
Hutan
sebagai vegetasi berupa oksigen yang
sumber
sangat dibutuhkan mahluk hidup
kehidupan.
terutama manusia.

4.2 Pembahasan
4.2.1

Pengolaan Sumber daya Alam
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Pengelolaan Sumber Daya

Alam, Masyarakat desa Kunguma sebagian besar bermata pencaharian petani dan
berkebun. Wawancara dilakukan dengan lima orang responden di dusun Lanta
desa Kunguma Kecamatan Tanan Tovea Kabupaten Donggala. Adapun responden
yang ditentukan yaitu petani kakao, petani cabai, petani jagung, petani kelapa, dan
petani kapuk.
Bedasarkan wawancara, masyarakat mengelolah lahan terbuka untuk areal
persawahan dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Hasil
pertanian dan perkebunan tersebut sebagian dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan pokok mereka dan sebagian lagi dijual ke pasar-pasar untuk menambah
penghasilan mereka. Tidak hanya hasil pertanian dan perkebunan yang mereka
kelola masyarakat juga mengambil hasil kayu dan hasil non kayu untuk kebutuhan
bahan bangunan dan kerajinan serta hasil yang mereka peroleh dijual ke pasar
untuk menambah penghasilan mereka.

19

4.2.2

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Pengelolaan DAS, potensi

ekonomi yang ada pada daerah aliran sungai didesa Labuan Kunguma yaitu
berupa batuan dan pasir. Masyarakat yang berada pada daerah aliran sungai ini
mengambil batuan dan pasir untuk bahan bangunan dan dijual dipasaran agar
meningkatkan penghasilan mereka.
Berdasarkan pengamatan ini, Potensi yang paling bermanfaat bagi
kehidupan Masyarakat adalah jasa air. Masyarakat yang ada disekitaran daerah
aliran sungai ini juga memanfaatkan jasa air dengan membuat irigasi untuk
mengalirkan air

ke sawah-sawah mereka. Tidak hanya itu, jasa air sangat

dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari mereka seperti keperluan
mandi, mencuci, menyiram tanaman dan air minum.
4.2.3

Inventarisasi Sumber Daya Hutan.
Berdasarkan hasil pengukuran pada praktikum Inventarisasi Hutan diamter

rata-rata pohon yang berada di kawasan ini memiliki diameter yang cukup besar
akan tetapi tinggi bebas cabang tiap pohon rendah yang dapat mempengaruhi
kualitas ekonomi kayu.
Berdasarkan pengamatan ini hasil kayu yang ada di kawasan hutan
produksi ini memiliki jenis kayu yang ekonomis seperti kayu Jati Putih, kayu
Kaili atau Nantu, dan palapi yang memiliki harga jual dipasaran yang lebih dari
puluhan ribu perkubik atau ratusan ribu per kubik kayu. Masyarakat
memanfaatkan kayu dalam hutan ini untuk membangun perumahan, sarana dan
infrastruktur. Tidak hanya hasil kayu saja yang dikelola masyarakat juga

20

mengelola hasil hutan non kayu seperti kapuk, rotan, bambu dan damar. Hasil
yang mereka peroleh sebagian dijual dipasaran untuk menambah pendapatan
mereka.
Berdasarkan Pengamatan, Hutan yang berada didesa Labuan Kunguma ini
termasuk hutan produksi yang dapat bemanfaat untuk saran pendidikan khususnya
dibidang kehutanan, kawasan ini dapat dijadikan untuk tempat pembelajaran, studi
lapangan, dan penelitian sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
4.2.4

Ekologi Hutan.
Berdasarkan hasi Praktikum Ekologi Hutan, Pemanfaatan Hasil kayu dan

non kayu di areal hutan produksi masih agak tinggi terutama dalam pengelolaan
hasil kayu. Kayu yang bernilai ekonomis dijual dipasaran dan kayu yang kurang
ekonomis dijadikan sebagai bahan bakar, pembuatan kandang, dan pembuatan
rumah. Hasil non kayu berupa bambu dan rotan dijadikan sebagai kerajinan atau
kebutuhan rumah tangga. Hasil kerajinan mereka kadang dipakai untuk pribadi
dan juga dijual dipasar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ekologi Hutan, Kawasan
hutan yang ada didesa ini berpotensi pada pengelolahan lahannya karena
masyarakat didesa ini lebih besar bermata pencaharian pertanian dan perkebunan
sehingga dapat menjadi media untuk bercocok tanam. Ini akan membantu
masyarakat yang ada didesa ini untuk meningkatkan pendapatan.
Berdasarkan pengaatan, hutan dikawasan ini termasuk hutan sekunder
karena masih terdapat vegetasi yang masih dalam proses perkembangan, dan tajuk

21

hutan masih jarang-jarang. Hutan dapat menghasilkan oksigen karena adanya
proses fotosintesis oleh tumbuhan yang memproduksi oksigen. Oksigen ini sangat
dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama pada manusia.
4.2.5

Pengembangan Ekonomi Sumber Daya Hutan
Dalam pengembangan potensi sumber daya hutan yang dimiliki hutan

produksi desa Labuan Kunguma beranekaragam berdasarkadan

kegiatan

dilkukan. Jika pengelolaan sumber daya hutan dikelola dengan baik dan optimal
akan membawa dampak yang sangat baik khususnya untuk pembangunan desa
dan meningkatnya pendapatan masyarakat desa.
Daya tarik sumber daya hutan di kawasan hutan produksi ini yaitu dari
sumber daya batuannya yang dibuat menjadi batu akik.
Berdasarkan sumber daya hutan yang dikelola misalnya pemanfaatan
lahan, pengelolaan bahan material batuan di areal sungai, dan pengelolaan hasil
hutan kayu maupun non kayu. Masyarakat didesa Labuan Kunguma sebagian
besar bermata pencaharian sebagai bertani, perkebunan, tukang batu, dan
berhutan. Berdasarkan wawancara, masyarakat yang bermata pencaharian bertani
dan berkebun dapat menghasilkan kebutuhan pokok seperti jagung, cabai, dan
kelapa. Adapun masyarakat bermata pencaharian tukang batu menghasilkan
kebutuhan bahan bangunan dan aksesoris seperti batu, pasir, dan batu akik,
masyarakat yang bermata pencaharian berhutan menghasilkan kebutuhan bahan
bangunan dan bahan kerajinan seperti kayu, bambu, rotan, kapuk, dan kemiri.
Kendala yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya hutan
adalah jeleknya sarana transportasi yang sebagian jalan belum diaspal dan

22

berlubang-lubang. Kendala selanjutnya adalah pengetahuan, masyarakat didesa ini
masih belum dapat memahami pentingnya hutan yang ada disekitarnya sehingga
cara pengelolaan sumber daya hutan pada masyarakat belum optimal.
Berdasarkan hasil pembahasan, potensi sumber daya hutan yang perlu di
kembangkan dan di kelola dengan baik berdasarkan bidang pengelolaan sumber
daya alam, pengelolaan daerah aliran sungai, inventarisasi sumber daya hutan, dan
ekologi hutan sebagai berikut :
1. Pengelolaan Sumber daya alam.
Potensi yang perlu dikembangakan dan dikelola secara

optimal adalah

penggunaan lahan. Masyarakat didesa ini menggunakan lahan yang terbuka untuk
ladang persawahan dan perkebunan. Penggunan lahan ini dapat membuka
lapangan pekerjaan masyarakat dengan bermata pencaharian bertani dan
berkebun, Menambah bahan kebutuhan pokok masyarakat, dan Meningkatkan
pendapatan masyarakat.
2. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Potensi yang perlu dikembangkan dan dikelola secara optimal adalah Jasa air
karena ini sangat di butuhkan oleh masyarakat khususnya dalam hal pemanfaatan
sebagai irigasi persawahan masyarakat. Untuk menjaga agar sungai ini tidak
kering maka perlu menjaga kelestarian hutan di kawasan hutan produksi desa
Labuan Kunguma. Disisi lain, potensi yang perlu dikelola dengan optimal adalah
material batu-batuan yang bermanfaat sebagai lapangan kerja masyarakat,
pembangunan desa dan pendapatan masyarakat

23

3. Inventarisasi Sumber Daya Hutan.
Potensi yang perlu di kelola dan di kembangkan secara optimal adalah hasil
hutan non kayu berupa bambu, rotan, dan kapuk. Sebagian besar masyarakat
bermata pencaharian penghasil kapuk dan pembuat kerajinan tangan. Dengan
demikian hasil yang mereka kelola akan menjadi hasil pendapatan masyarakat.
4. Ekologi Hutan.
Potensi yang perlu di kelola dan dikembangakan secara optimal adalah
kawasan hutan yang dapat menjadi sarana pendidikan khususnya bagi mahasiswa
kehutanan dan masyarakat yang ingin mempelajari ilmu kehutanan. Disisi lain
kawasan ini hutan ini juga dapat dikembangkan sebagai sarana rekreasi dan lokasi
perkemahan.

24

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1.

Jenis-jenis sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi di hutan produksi
desa Labuan Kunguma ini adalah pengelolaan lahan, hasil kayu, material
batu-batuan, pasir, hasil non kayu berupa kapuk, kepala, kakao, bambu, rotan,
dan jasa lingkungan berupa oksigen, air , dan keanekaragaman flora dan
fauna.

2.

Daya tarik sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi dihutan produksi
desa Labuan Kunguma adalah batu akik.

3.

Mata pencaharian masyarakat berdasarkan sumber daya hutan yang dimiliki
oleh hutan produksi desa Labuan Kunguma adalah sebagian besar berprofesi
sebagai petani, berkebun, tukang batu dan berhutan.

4.

Kendala yang dihadapi masyarakat dalam pengelolahan sumber daya hutan
adalah jeleknya sarana transportasi yang sebagian jalan belum diaspal dan
berlubang-lubang.

Serta

kurangnya

pengetahuan

masyarakat

tentang

pentingnya menjaga hutan.
5.

Potensi sumber daya hutan yang perlu dikembangkan dan dikelola secara
optimal adalah penggunaan lahan, penggunaan jasa air, material batu-batuan,
hasil hutan non kayu berupa kapuk, bambu dan rotan, serta kawasan hutan
sebagai sarana pendidikan dan rekreasi.

25

5.2 Saran
Untuk Asisten dosen, Sebaiknya para praktikan diberi penuntun agar para
praktikan dapat lebih maksimal dalam melakukan praktek di lapangan.
Untuk Pemerintah, sebaiknya sarana dan infrastruktur yang terdapat didesa
Labuan Kunguma seperti sarana transportasi perlu diperbaiki, dan sarana
pendidikan ditingkatkan agar pengelolaan sumber daya hutan yang dikelola
masyarakat optimal.

26

DAFTAR PUSTAKA
Davis, S. Lawrence, dan K.N. Johnson, 1987. Forest Management. Third Edition.
Mc. Graw-Hill Book Company. New York, St. Louis, San Fransisco,
Toronto, London dan Sydney.
Gregory, G. R, 1978. Forest Resources Economics. The Ronald Press Company:
New York
Kuncoro, I. 1997. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Laboratorium, Ekonomi, Politik
dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan UNMUL, Samarinda.
McNelly, 1993. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati, Mengembangkan dan
Memanfatkan Perangsang Ekonomi Untuk Melestarikan Sumberdaya
hayati. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Mohan P.M.,1984. Forestry For Economic Development. Medhawi Publishers.
India
Ramdan, H. Yusran, Darusman, D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Otonomi Daerah; Perspektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi. Algaprint:
Jatinangor
Syamsu Alam,Supratman, Muhammad Alif KS. Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya
Hutan. Fakultas kehutanan, Universitas Hasanuddin. Makassar.
Wirakusumah.2003. Ekonomi Sumber Daya Hutan. Bogor: Departemen
Manajemen Hutan Fakultas Kehutana, IPB.
Sumitro, 1978. Ekonomi Kehutanan. Yayasan Pembina, Fakultas Kehutanan
UGM, Yogyakarta.

27