Teori Kapasitas Produksi baru guna

Teori Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah suatu tingkat keluaran, suatu kuantitas keluaran dalam periode
tertentu, dan merupakan kuantitas tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu.
Untuk berbagai keperluan, kapasitas dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang
sedang berfluktuasi yang dicerminkan dalam jadwal produksi induk (master production
schedul).
Hubungan antara kapasitas dan jadwal-jadwal induk adalah sangat penting. Karena
jadwal produksi mencerminkan apa yang akan diproduksi suatu perusahaan (tidak perlu
apa yang akan dijual), kemampuan untuk memenuhi rencana ini tergantung pada kapasitas
yang tersedia sekarang atau dalam jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantung
pada kemampuannya untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih panjang.
Jadwal produksi yang realistik menjadi keberhasilan operasi suatu perusahaan yang
mengakibatkan seluruh jenis sumberdaya terikat untuk memuaskan kebutuhan
kuantitasnya dan komitmen hari pengiriman. Dalam hal ini, kapasitas juga berarti jumlah
masukan sumberdaya-sumberdaya yang tersedia relatif untuk kebutuhan keluaran pada
waktu tertentu. Karena pentingnya hubungan tersebut.

Biaya ratarata per unit
keluaran

Tingkat pengoperasian terbaik

Volume produksi
Gambar 1. Tingkat pengoperasian terbaik

(Handoko, 1999)
Waktu dapat menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas. Bagi manajer yang
membicarakan tentang kapasitas akan membicarakan juga tentang kuantitas output dalam
periode tertentu, tetapi berapa lama ? Setiap perusahaan akan berbeda-beda dalam
menentukan berapa lama tingkat output yang harus dicapai. Contoh : suatu pabrik
mempunyai kapasitas x unit, dan tidak mengetahui apakah dicapai dalam satu hari atau 6
bulan. Maka untuk menghindari masaah ini, konsep “tingkat pengoperasian terbaik” (best

operating level) perlu digunakan. Tingkat kapasitas didapat melalui proses perancangan
yang menghasilkan volume output yang tinggi dengan biaya rata-rata per unit minimum.
Definisi-definisi lain tentang kapasitas produksi, dirinci sebagai berikut :
A. Design capacity, yaitu perusahan merancang jumlah output yang dapat dihasilkan
per satuan waktu.
B. Rated capacity, yaitu jumlah output yang dapat dihasulkan oleh perusahaan per
satuan waktu dengan didukung kemampuan fasilitas untuk memproduksi. (Biasanya
lebih besar dari design capacity karena perbaikan periodik dilakukan pada mesinmesin atau proses-proses)
C. Standart capacity, yaitu tingkat output per satuan waktu yang telah ditetapkan

sebagai sasaran operasi sebagai dasar dalam penyusunan anggaran. Kapasitas
standar adalah sama dengan rated capacity dikurangi dengan cadangan keperluan
pribadi standar, tingkat sisa (scrap) standar, berhenti untuk pemeliharaan standar,
cadangan untuk pengawasan kualitas, dsb.
D. Actual dan/atau operating capacity, yaitu tingkat output rata-rata per satuan waktu
selama periode-periode waktu yang telah lewat. Ini adalah kapasitas standar ±
cadangan-cadangan, penundaan, tingkat sisa nyata, dsb.
E. Peak capacity, yaitu jumlah output per satuan waktu (mungkin lebih rendah daripada
rated, tetapi lebih besar daripada standart) yang dapat dicapai melalui maksimisasi
keluaran, dan akan dilakukan dengan kerja lembur, menambah tenaga kerja,
menghapuskan penundaan-penundaan, mengurangi-mengurangi jam istirahat, dan
sebagainya.
Kapasitas atau tingkat keluaran ini pada umumnya dinyatakan dalam satuan-satuan
sebutan persamaan , seperti batang, ton, kilogram, meter, atau jam kerja yang tersedia.
Sedangkan satuan-satuan waktu yang sangat penting bagi perencanaan kapasitas, dapat
dinyatakan dalam satuan seperti jam, hari, minggu, atau bulan. Dalam praktek, diantara
pengertian-pengertian kapasitas diatas, perusahaan biasanya menggunakan kapasitas
nyataatau kapasitas pengoperasian yang ditentukan dari laporan-laporan atau catatan pusat
kerja. Bila informasi ini tidak tersedia, rated capacity digunakan dan dapat diperkirakan
dengan rumusan :

Rated Capacity = jumlah mesin x jam kerja mesin x persentase penggunaan x efesiensi sistem

Sebagai contoh, suatu pusat kerja beroperasi 6 hari per minggu dengan basis dua
shift (8 jam per shift) dan mempunyai 4 mesin dengan kemampuan sama. Bila mesin-

mesin digunakan 75 % dari waktu pada tingkat efisiensi sebesar 90%, tingkat keluaran
dalam jam kerja standar per minggu dapat dihitung sebagai berikut :
Rated Capacity = (4) (8 x 6 x 2) (0,75) (0,90) = 259 jam kerja standar/minggu
Kapasitas yang dinyatakan dalam rate tesebut (misal, jam standar per minggu)
dipengaruhi oleh berbagai faktor ; baik faktor0faktor yang dapat dikendalikan
(controllable) seperti tanah, tenaga kerja, fasilitas alternatif urutan pengerjaan,
pemeliharaan preventif, dan sebagainya, maupun faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable) seperti kerusakan mesin, tingkat absensi, kekurangan bahan,
pengerjaan kembali dan sisa produksi, prestasi tenaga kerja, dan masalah-masalah peraltan
yang tidak biasa.
Manajemen operasi juga menekankan pentingnya dimensi waktu kapasitas. Dari
sudut pandang ini, kapasitas pada umumnya dibedakan antara perencanaan kapasitas
jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Secara lebih terperinci, pembedaan
rencana kapasitas atas dasar lama waktu dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range) – lebih dari satu tahun. Dimana

sumber daya-sumber daya produktif memakan waktu lama untuk memperoleh atau
menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan, atau fasilitas. Perencanaan kapasitas
jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan manajemen puncak.
B. Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediate range) – rencana-rencana
bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai 18 bulan yang akan datang. Dalam hal ini,
kapasitas dapat bervariasi karena alternatif-alternatif seperti penarikan tenaga kerja,
peraltan baru, sub contracting dan pembelian peralatan-peralatan bukan utama.
C. Perencanaan kapsitas jangka pendek – kurang dari satu bulan. Ini dikaitkan pada
proses penjadwalan harian atau mingguan yang menyangkut pembuatan
penyesuaian-penyesuaian untuk mengahpuskan variance antara keluaran yang
direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan perencanaan nyata. Keputusan
perncanaan mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan
personalia, penggantian routing personalia.
Perencanaan kebutuhan kapasitas
Agar dapat menyesuaikan tingkat kebutuhan kapasitas untuk menanggapi baik
turunnya permintaan pasar, perlu dilakukan forecast penjualan dan merencanakan perubahan-

perubahan kapsitas yang dibutuhkan. Bila hal ini tidak dilakukan, perubahan-perubahan
cenderung terjadi tiba-tiba dan drastik, sehingga lebih memakan biaya.
Peramalan yang telah dibahas pada bab sebelumnya terutama lebih penting bagi

produk-produk yang diproduksi untuk persediaan daripada untuk memenuhi pesanan
langganan tertentu. Forecast ini dilakukan untuk menyusun jadwal produksi induk (master
production schedul) dan untuk mengecek permintaan kapasitas di waktu yang akan datang
dibandingkan dengan kapasitas yang tersedia. Dalam hal ini, kapasitas menetapkan batasanbatasan untuk jadwal-jadwal produksi. Di samping itu, kapasitas juga membrikan batasan
bawah, karena selama periode penjualan rendah adalah tidak ekonomik untuk mengurangi
kapasitas secara drastik.
Pada dasarnya, penentuan jumlah unit kapasitas (misal, jam kerja karyawan atau
mesin) yang diperlukan selama periode waktu tertentu dibuat melalui perhitungan rasio
permintaan terhadap kapasitas satu unit sumberdaya. Jadi, bila 500 jam kerja karyawan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan dan seorang karyawan bekerja 160
jam per bulan, maka diperlukan 3,125 karyawan. Dalam praktek, bagaimanapun juga,
sejumlah faktor-faktor tambahan harus dipertimbangkan dalam penentuan kebutuhan
kapasitas ini.
Dalam bentuk matematikal, persamaan-persamaan berikut ini menyatakan unit-unit
jam kerja dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi berbagai permintaan. Tercakup
pada persamaan-persamaan adalah faktor-faktor seperti produktivitas dan efisiensi.
Persamaan pertama menghitung jam sumberdaya standar, kedua menghitung jam sumberdaya
nyata, dan ketiga jumlah unit sumberdaya.
Jumlah total sumberdaya standar yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan akan
x produk-produk yang berbeda dengan Ni setiap jenis produk adalah sama dengan waktu yang

dibutuhkan untuk mempersiapkan dan memproduksi setiap unit ditambah waktu untuk
mempersiapkan setiap kumpulan, atau :
x

Hstd =

∑❑

[Oi (Ti + Si) + Bi Ni]

i= I

Dimana,
Hstd

= jumlah total jam sumberdaya yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan

Oi

= jumlah unit keluaran x yang diperlukan


Ti

= waktu pengoperasian standar per unit x

Si

= waktu persiapan standar per unit keluaran x

Bi

= waktu standar untuk mempersiapkan sekumpulan x

Ni

= jumlah kumpulan x yang diperlukan

x

= jumlah jenis produk, sebagai contoh, produk 1, produk 2.

Jumlah sumberdaya nyata yang dibutuhkan adalah jam sumberdaya standardibagi

efisiensi dan produktivitas, atau :
Hact =

H std
Eo Pw Em

Dimana,
Hact

= jam sumber daya nyata yang dibutuhkan

EO

= jumlah unit keluaran x yang diperlukan

PW

= waktu pengoperasian standar per unit x


Em

= efesiensi mesin, faktor pemeliharaan, atau faktor mesin berhenti (mesin rusak).
Jumlah unit sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin atau karyawan) adalah

sama dengan jam sumberdaya nyata yang dibutuhkan dibagi jumlah jam yang tersedia per
unit sumberdaya.
Nr =

H act
HavI

Dimana,
Nr

= jumlah unit sumberdaya yang dibutuhkan (peralatan, mesin atau karyawan)

HavI


= jumlah jam yang tersedia per unit sumberdaya selama periode waktu tertentu

Economies of Scale
Economic berarti penghematan biaya-biaya produksi atau kenaikan produktivitas.
Dalam perencanaan kapasitas, kita perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang digolongkan
dalam apa yng disebut economies of scale atau yang sering pula dinamakan faktor-faktor
yang mengakibatkan increasing returns to scale (Boediono, 1984). Faktor-faktor yang
disebut economies of scale ini memungkinkan operasi-operasi perusahaan untuk
memproduksi produk atau jasa secara massa. Bila perusahaan memperbesar skala pabrik
dengan menaikkan volume produksi melalui penambahan kapasitas pabrik, maka kita dapat
bayangkan adanya kemungkinan peningkatan produktivitas. Sebagai contoh, dengan mesinmesin yang lebih besar biaya produksi per unit menurun; atau semakin besar skala
perusahaan semakin besar kemungkinan mengadakan pembagian kerja di dalam perusahaan

atau sebagainya. Faktor-faktor ini akan mengakibatkan kenaikan produktivitas atau
penurunan biaya per unit keluaran.
Diseconomies of Scale
Diseconomies of scale atau decreasing retun to scale mencakup faktor-faktor yang
bekerja sebaliknya, yaitu bila skala perusahaan terus semakin besar maka mulai pada suatu
tingkat produksi tertentu ada kemungkinan timbul penurunan produktivitas dan kenaikan
biaya produksi per unit ini biasanya disebabkan adanya ketidakefisienan operasi-operasi

perusahaan. Sebagai contoh, karena perusahaan terlalu besar, pengawasan yang efektif dari
manajemen terhadap operasi perusahaan mulai sulit dilakukan, atau karena perusahaan
mendominasi pasar maka perusahaan menjadi lengah dalam memberikan tanggapan terhadap
perubahan-perubahan proses dan permintaan.
Salah satu pekerjaan penting para manajer produksi dan operasi adalah untuk
menemukan suatu keseimbangan antara economies of scale dan diseconomies of scale melaui
perancangan dan pengoperasian sistem-sistem produksi yang berskala tepat.
(Handoko, 1999)

Referensi:
Boediono. 1984. Ekonomi Mikro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. Yogyakarta :
BPFE
Handoko, T. Hani. 1999. Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi. Yogyakarta : BPFE