Produk dan Mekanisme Pasar Modal

PRODUK DAN MEKANISME PASAR MODAL DI INDONESIA
1.

Produk-Produk Pasar Modal di Indonesia
Pada pasar modal, instrumen atau produk yang ditransaksikan memiliki jangka waktu

lebih dari satu tahun (long-term instrument). Produk atau surat berharga yang diperdagangkan di
pasar modal umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu surat berharga yang berbentuk kepemilikan
dan surat berharga yang berbentuk utang.
Beberapa instrumen atau produk yang lazim diterbitkan dan diperdagangkan pada pasar
modal, yaitu sebagai berikut:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. Ciri saham biasa adalah dividen mendapat keuntungan, perusahaan mendapat
keuntungan, memiliki hak suara, dan hak memperoleh pembagian kekayaan usaha jika
perusahaan bangkrut setelah kewajiban perusahaan dilunasi. Di antara jenis saham biasa ada
yang disebut dengan saham unggulan (blue chips), yaitu saham yang diterbitkan oleh
perusahaan besar dan terkenal yang sudah lama memperlihatkan kemampuan untuk
memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen.
b. Saham Preferensi (Preferred Stock)
Saham preferensi adalah jenis saham lain sebagai alternatif saham biasa. Disebut preferensi

karena pemegang saham preferensi mempunyai hak keistimewaa di atas pemegang saham
biasa, untuk hal-hal tertentu yang diperjanjikan saat emisi saham. Saham preferen
merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi tidak juga bisa tidak mendatangkan hasil
c.

seperti yang dikehendaki investor.
Obligasi (Bond)
Obligasi adalah surat pengakuan utang dari perusahaan dengan kesanggupan untuk
mengembalikan pokok utang dan bunganya secara periodik pada waktu yang telah
ditentukan. Bunga dalam obligasi dikenal dengan istilah kupon. Pembayaran kupon ini bisa
tahunan, semesteran atau juga bisa triwulanan. Seperti juga saham, dalam obligasi juga
dimungkinkan memperoleh capital gain. Obligasi mengandung suatu perjanjian yang
mengikat antara kedua pihak, yaitu pemberi pinjaman (penerbit obligasi) dan penerima
pinjaman. Penerbit obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuanketentuan yang sudah diatur, baik mengenai jatuh tempo pelunasan, besarnya pokok utang,

dan bunga yang harus dibayarkan.
d. Obligasi Konversi (Convertible Bond)
1


Obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi
e.

konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.
Right
Right merupakan surat berharga turunan dari efek sebenarnya, yang menyerahkan hak
kepada pemilik saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan perusahaan
efek dengan jumlah dan harga tertentu. Hak tersebut dimaksudkan agar mempertahankan
perbandingan kepemilikan saham, bagi pemilik saham lama. Right issue artinya hak
pemegang saham lama untuk memesan efek terlebih dahulu dalam kegiatan pemasaran
umum terbatas. Hak memesan efek terlebih dahulu tidak dengan sendirinya dapat dilakukan.
Sebelumnya harus ada persetujuan dari badan pengawas pasar modal dan pemilik saham

f.

mayorits.
Reksa Dana
Reksa Dana merupakan kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekuritas lainnya
yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi professional.
Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan disatukan dengan dana yang

berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar

g.

disbanding mereka harus melakukan investasi sendiri.
Waran (Warrant)
Menurut Undang-undang, waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang
memberi hak kepada pedagang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada
harga tertentu, dengan jangka waktu enam bulan atau lebih. Penerbit waran harus memiliki
saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Waran diterbitkan dengan tujuan

agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten.
h. Efek Derivative
Efek derivative merupakan efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek utama maupun turunan
selanjutnya. Derivative merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau atau peluang
keuntungannya terkait dengan kinerja asset lain. Asset lain ini disebut sebagai underlying
asset. Dalam pengertian yang lebih khusus, derivative merupakan kontrak finansial antara
dua atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual
assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan

harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli.
Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat
dipengaruhi oleh instrument induknya yang ada di spot market.
2

i.

Efek Syariah
Pasar modal syariah sangat potensial menjadi alternative investasi yang selama ini
dibutuhkan oleh para calon investor. Sebagai Negara dengan mayoritas penduduk muslim
terbesar di dunia, kini industry syariah menjadi daya tarik tersendiri bukan saja terbatas para
investor muslim, bahkan investor asing. Sesuai keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep.
208/BL/2010 tentang daftar efek syariah, instrument pasar modal berbasis syariah yang
terbit sampai dengan saat ini adalah: saham syariah, sukuk/obligasi syariah unit penyertaan
kontrak investasi, kolektif reksadana syariah, surat berharga syariah Negara.

2.

Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek
Perdagangan saham sebenarnya merupakan perdagangan biasa sebagaimana jual beli


barang di pasar pada umumnya. Ada pembeli, penjual, tawar menawar, penyerahan barang dan
uang. Hanya saja bedanya bahwa di dalam perdagangan saham ini seseorang yang ingin membeli
atau menjual saham di bursa efek tidak dapat secara langsung mengadakan transaksi jual beli
tersebut. Untuk melakukan jual beli investor harus melalui perusahaan efek (broker atau pialang)
yang juga anggota bursa yang selanjutnya akan bertindak sebagai pembeli atau penjual.
Kegiatan transaksi tersebut dilakukan di bursa efek, yaitu sebuah pasar yang terorganisir
tempat para pialang (broker) melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan berbagai
perangkat aturan yang ditetapkan di bursa efek.
Kegiatan transaksi perdagangan di lantai bursa dilakukan oleh perusahaan efek melalui
orang yang ditunjuk sebagai sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Saat ini di
Indonesia ada satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.

Mekanisme Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia (BEI)
BEI menganut sistem order-driven market atau pasar yang digerakkan oleh order-order

dari pialang dengan sistem lelang secara terus menerus. Pembeli atau penjual yang hendak
melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan
menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi,

perusahaan pialang juga dapat melakukan jual beli efek untuk dan atas nama perusahaan itu
sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio mereka.
Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan semua order yang
diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang bertindak untuk
perusahaan-perusahaan tersebut disebut Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Dengan
menggunakan JATS, order-order tersebut diolah oleh komputer yang akan melakukan matching
3

dengan mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem
perdagangan di BEI adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama
jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke
dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat ini BEI sudah mulai
menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS sehingga seluruh perusahaan
pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.
Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di
perusahaan efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120 perusahaan efek yang menjadi
anggota BEI. Pertama kali investor melakukan pembukuan rekening dengan mengisi dokumen
pembukaan rekening. Di dalam dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas
nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang
investasi yang akan dilakukan.

Proses Transaksi
Nasabah atau investor dapat melakukan order jual beli setelah investor disetujui untuk
menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan efek
mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan
bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan
bervariasi, misalnya ada yang mewajibkan sebesar Rp25.000.000, sementara yang lain
mewajibkan sebesar Rp15.000.000 dan seterusnya.
Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli saham. Dalam
perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam satuan perdagangan
yang disebut lot. Di BEI, satu lot berarti 100 saham dan itulah batas minimal pembelian saham.
Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di
bursa. Misalnya harga saham XYZ Rp1.000, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk
membeli satu lot saham tersebut menjadi (100 x Rp1.000 = Rp100.000). Jika saham ABC harga
per sahamnya Rp2.500 maka dana minimal untuk membeli saham tersebut berarti (100 x
Rp2.500 = Rp2.500.000).
Di BEI, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut hari bursa, yaitu:
Hari Bursa
Senin s/d Kamis
Jumat


Sesi Perdagangan
Sesi I
Sesi II
Sesi I
Sesi II

Waktu
Jam 09.30 – 12.00 WIB
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jam 09.30 – 12.00 WIB
Jam 13.30 – 16.00 WIB
4

Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau efek lainnya dapat
dijelaskan sebegai berikut:
a.

Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek
Seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka
rekening di salah satu broker atau Perushaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah,


maka investor dapat melakukan kegiatan tranasaksi.
b. Order dari Nasabah
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada broker.
Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang
ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau
c.

sarana komunikasi lainnya.
Diteruskan ke Floor Trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker tersebut

yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
d. Masukkan Order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem
computer JATS. Di lantai bursa terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry
order-order dari nasabah. Seluruh order yang masuk ke dalam sistem JATS dapat dipantau
baik oleh floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat
komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang
disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap ini, berdasarkan

perintah investor, floor trader melakukan beberapa perubahan order, seperti perubahan harga
e.

penawaran, dan beberapa perubahan lainnya.
Transaksi Terjadi (Matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai
dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah
order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor
trader atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa

f.

order yang disampaikan telah terpenuhi.
Penyelesaian Transaksi
Transaksi saham di bursa efek bukanlah transaksi tunai tetapi penyelesaiannya dilakukakan
pada hari-hari berikutnya. Saat ini proses penyelesaian transaksi dilakukan atas hitungan hari
(1 + 3) atau hari transaksi ditambah 3 hari bursa. Penyelesaian transaksi dilakukan dua
tahap, yaitu:

5


 Tahap pertama adalah penyelesaian dilakukan antar perushaan efek (pialang) dengan
investor karena investor hanya berurusan dengan perusahaan efek.
 Tahap berikutnya penyelesaian dilakukan antarperusahaan efek.
Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa

Proses Pelaksanaan Perdagangan Secara Remote

6

4.

Auto Rejection, Floor Trading, Remote Trading dan Online Trading
Auto Rejection
PT. BEI menerapkan sistem auto rejection atau sistem yang membatasi harga penawaran

tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke Jakarta Automatic Trading System
(JATS). Sistem ini dapat didefinisikan sebagai sistem yang otomatis menolak order atau
penawaran beli dan/atau jual yang melebihi parameter.
BEI perlu menerapkan sistem auto rejection untuk menjaga terlaksananya perdagangan
efek yang teratur, wajar, dan efisien. Penerapan auto rejection dilakukan berdasarkan kelompok
harga dan penentuan batas parameter rejection mengacu pada harga terakhir di pasar reguler pada
hari bursa sebelumnya.
Pertama, mengenai acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran
tertinggi atau terendah di pasar regular atau pasar tunai atas saham yang dimasukkan ke JATS
ditentukan sebagai berikut:
a. Menggunakan harga pembukaan (opening price) yang terbentuk pada sesi pra pembukaan.
b. Menggunakan harga penutupan di pasar regular pada hari bursa sebelumnya (previous price)
apabila opening price tidak terbentuk.
Kedua, JATS akan melakukan penolakan seara otomatis (auto rejection) terhadap harga
penawaran jual atau penawaran beli saham di pasar regular atau pasar tunai apabila:

7

a.

Harga penawaran beli atau penawaran jumlah saham yang dimasukkan ke JATS lebih kecil

b.

dari Rp50.
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS lebih dari 35%
di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp50 sampai dengan

c.

Rp200.
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS tersebut lebih
dari 25% di atas atau di bawah untuk acuan rentang harga lebih dari Rp200 sampai dengan

d.

Rp5.000.
Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS tersebut lebih
dari 20% di atas atau di bawah untuk acuan harga lebih dari Rp5.000.
Ketiga, adalah sebagaimana terkait dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan

korporasi, maka selama tiga hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham
yang memuat hak (periodecum) di pasar regular, acuan harga di atas menggunakan previous
price dari masing-masing pasar (regular atau tunai).
Keempat, mengatur mengenai penerapan auto rejection terhadap harga di atas, untuk
perdagangan saham hasil penawaran umum pertama kalinya diperdagangankan di bursa
(perdagangan perdana), ditetapkan sebesar dua kali dari persentase batasan Auto Rejection harga.
Floor Trading
Perkembangan mekanisme perdagangan di Bursa Efek Jakarta terjadi sejalan dengan
adanya peningkatan dari para pelaku pasar. Penambahan jumlah emiten, jumlah saham yang
ditransaksikan dan jumlah investor yang terlibat di dalam perdagangan, implikasinya
mengharuskan adanya perubahan pada sistem.
Perdagang di bursa secara manual ini pada mulanya dapat berjalan lancar karena jurnlah
efek yang tercatat di bursa, rnaupun pialang yang terlibat di lantai bursa masih terbatas. Namun,
dalam perkembangan bursa, terutama sejak terjadi boom pasar modal pada akhir tahun 1989,
jumlah efek yang tercatat dan pialang yang terlibat meningkat dengan pesat. Penambahan jumlah
emiten dan jumlah anggota bursa menyebabkan jumlah pialang di lantai bursa cukup padat.
Hal tersebut menimbulkan masalah operasional, antara lain:
a.
b.
c.
d.

Dengan manual, jumlah transaksi perhari sangat terbatas.
Kecepatan dan ketepatan alokasi oleh petugas bursa juga terbatas.
Pada saat pasar ramai memungkinkan terjadinya kesalahan tulis yang bisa berakibat fatal.
Kondisi pasar tidak memberikan kesempatan yang sarna kepada para pialang.

8

e.

Kesempatan untuk menulis order di papan tergantung pada fisik pialang yang bertugas di

f.
g.
h.

lantai perdagangan.
Memungkinkan timbulnya kolusi antara pialang untuk memainkan suatu efek.
Biaya per unit transaksi cukup tinggi.
Masih tersisanya order yang belum sampai teralokasi saat itu juga, karena kecepatan dan
ketepatan alokasi sistem perdagangan manual yang terbatas.
Dengan adanya masalah dan keterbatasan tersebut, maka, pengembangan di bursa

menjadi terbatas dan dampak lebih lanjut adalah likuiditas pasar terbatas. Hal ini disebabkan
kapasitas manual hanya sanggup menangani transaksi perhari maksimum 3.800 transaksi. Jika
terjadi transaksi melebihi jumlah tersebut, proses administrasi yang dilakukan anggota bursa
maupun petugas bursa menjadi lambat dan memerlukan waktu yang lama untuk
penyelesaiannya.
Mekanisme perdagangan di bursa tidak hanya melibatkan BEI sebagai fasilitator
perdagangan, tetapi juga melibatkan perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek dan juga
PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai lembaga kliring, serta PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI). Di Indonesia hanya ada satu penyelenggara kegiatan bursa efek,
yaitu BEI yang merupakan hasil penggabungan dari PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa
Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007.
Mekanisme transaksi saham di bursa efek sebenarnya cukup rumit. BEI telah
menghentikan aktivitas perdagangan saham melalui lantai bursa, yang digantikan dengan
perdagangan jarak jauh melalui sistem elektronik atau biasa disebut perdagangan floorless
Remote Trading
Remote Trading adalah perdagangan jarak jauh yang dapat dilakukan oleh anggota bursa
dari kantor anggota bursa masin-masing. Sistem perdagangan ini merupakan pengembangan
lebih jauh dari sistem JATS. Dengan sistem ini, setiap order anggota bursa akan dikirirn ke
sistem perdagangan Bursa Efek Jakarta (JATS) tanpa perlu memasukkan order rmelalui lantai
bursa. Proses memasukan order hanya dapat dilakukan melalui komputer yang ada di kantor
anggota bursa.
Sistem Remote Trading yang akan diterapkan BEJ adalah perdagangan jarak jauh dengan
host to host order (Jilting Interface bagi anggota bursa. Aplikasi ini akan menghubungkan BOFIS
anggota bursa dengan sistem perdagangan BEl. Ini berarti setiap anggota bursa harus memiliki

9

BOFIS (Brokerage Office Formatioll System) yang bisa dihubungkan dengan JATS melalui
jaringan komunikasi WAN I (Wide Area Network) di luar gedung bursa.
Keuntungan Penerapan Remote Trading
a.

Dalam skala makro, merupakan peningkatan image dan daya saing pasar modal Indonesia

b.
c.
d.
e.

mengingat remote trading merupakan salah satu kebutuhan dan trend pasar modal dunia.
Kecepatan transaksi meningkat.
Operasi Perusahaan Efek menjadi lebih efisien.
Mempersiapkan diri dalam era globalisasi.
Mengurangi human error, dimana dalam era ini order dapat langsung dimasukkan dari
kantor broker atau perusahaan efek yang dapat meminimalisir terjadinya human error akibat

f.

miskomunikasi.
Akan memperkuat pemodal lokal karena dengan perdagangan saham jarak jauh akan

g.

meningkatkan efesiensi pasar modal dan menunjang pengembangan investor local.
Mengantisipasi apabila semakin banyak orang yang bermain saham, maka bursa tidak
kewalahan dalam menerima order.

h. Biaya remote trading lebih murah, sehingga lebih mudah melaksanakannya dari pada
memindahkan tempat perdagangan.
Keuntungan bagi Investor
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Proses transaksi menjadi lebih cepat
Konfirmasi menjadi lebih cepat
Penyelesaian transaksi lebih cepat
Order investor di luar kota dapat langsung dieksekusi ke sistem Perdagangan Bursa
Investor dapat bertransaksi dari mana saja
Keterlibatan investor di luar kota besar diharapkan meningkat

Dampak Negatif Remote Trading
a.

Terdapat dugaan akan terjadi masalah penegakan hukum, sehingga kredibilitas otoritas bursa

b.

dipertaruhkan.
Masalahnya, eksekusi perdagangan saham dapat dilakukan dimana saja oleh para floor

c.

trading yang telah memiliki password.
Apabila terjadi pencurian password, sehingga kontrol eksekusi menjadi tidak mudah.

Proses Transaksi/Order di BEJ
Sebelum Remote Trading
Anggota Bursa (Pers Broker)
 Nasabah Melakukan Order

Setelah Remote Trading
Anggota Bursa (Pers Broker)
 Nasabah melakukan order
10

 Proses Order
 Verifikasi/Validasi Order
 Penerusan order ke Floor
 Trader via telepon
Bursa Efek Jakarta
 Masukkan order ke JATS
 Konfirmasi status order ke Kantor Broker
Anggota Bursa (Pers Broker)
 Konfirmasi matched order ke nasabah
 Proses Back Office






Proses Order
Verifikasi/Validasi Order
Konfirmasi matched order ke nasabah
Proses back office

Online Trading
Online trading adalah sistem perdagangan jarak jauh yang memungkinkan pemodal
(anggota bursa) untuk memasukkan order (buy atau sell) via keyboard dengan eksekusi seketika
(real time) langsung dari fasilitas teknologi yang tersedia.
Negara Asia yang telah melakukan perdagangan saham online adalah Jepang, dengan
situs-situs broker: Nomura Securities, Nikko Securities dan Daiwa Securities. Kemudian Korea
Selatan dengan situs-situs broker LG Securities, Samsung Securities dan Daishin Securities. Di
Indonesia infrastruktur online trading belum tersedia, namun pelakunya cukup banyak, umumnya
melakukan trading ke pasar saham USA.
Kelebihan Online Trading
a.
b.
c.
d.

Efisien
Cost Effective (biaya lebih murah)
Akses langsung
Jangkauan yang lebih luas relatif lebih fleksibel

Hal-hal Sekitar Online Trading
a.
b.
c.

Pemodal/investor harus memiliki internet
Membuka account pada online brockerage
Media komunikasi antara investor dengan broker yang menyangkut order beli-jual saham

d.

adalah internet (sebelumnya via telepon)
Setiap order bisa dieksekusi dalam hitungan detik hingga menit, karenanya investor bisa

e.

melakukan day-trading secara efektif (sebelumnya oleh pialang professional saja)
Pasar saham yang dapat dijangkau online trading adalah seluruh dunia, sepanjang memiliki
internet yang dihubungkan dengan broker online, umumnya tersambung dengan bursa
NYSE, AMEX dan NASDAQ.
11

Sistem ini dapat melakukan order buy, sell pada harga pasar (market order), limit order
(beli-jual) dan order short selling.
a.

Remote Trading bukanlah online trading, namun menerapan remote trading memang

b.

direncanakan untuk mengarah kepada pelaksanaan on line trading.
Online itu sendiri adalah pelaksanaan perdagangan saham dengan menggunakan media
internet dimana investor dapat melakukan order secara langsung melalui internet dan
validasi dilakukan secara otomatis, tanpa memerlukan jasa floor trading.

c.

Pelaksanaan remote trading masih memerlukan operator (broker, dealer, floor trader) untuk
mengeksekusi perdagangan atas order dari investor sehingga pekerjaan floor trader masih
dibutuhkan.

5.

Segmentasi Pasar (Pasar Reguler, Negosiasi, dan Tunai)
Pasar sekunder adalah kelanjutan dari pasar perdana setelah perusahaan melepas

sahamnya dalam IPO. Setelah tercatat di bursa saham, artinya saham perusahaan tersebut bisa
bebas ditransaksikan oleh publik, sesuai banyaknya permintaan dan penawaran. Transaksi jual
beli saham di pasar sekunder dilangsungkan di Bursa Efek Indonesia. Anda bisa membeli saham
melalui sekuritas atau broker, misalnya menggunakan software online trading saham. Nah, pasar
sekunder ini dibagi menjadi 3, yaitu Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Pasar Tunai.
a.

Pasar Reguler
Saham-saham di Pasar reguler diperdagangkan dalam satuan perdagangan lot, dimana 1

lot sekarang adalah 100 lembar. Transaksi saham menggunakan mekanisme tawar menawar yang
berlangsung secara terus menerus selama periode perdagangan. Maka, boleh dibilang harga
saham bisa berubah terus setiap waktu.
Jam Perdagangan Pasar Reguler
Hari
Senin – Kamis
Jumat

Sesi I
Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00
Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

Sesi II
Pukul 13.30 s/d 15:49:59
Pukul 14:00:00 s/d 15:49:59

Untuk pasar regular menggunakan sesi pra-pembukaan, pra-penutupan dan pasca
penutupan yang dilakukan setiap hari berikut:
Pra Pembukaan
Waktu
08:45:00 - 08:55:00 WIB
08:55:01 - 08:59:59 WIB

Agenda
Anggota bursa efek memasukan penawaran jual dan atau
permintaan beli
JATS melakukan proses pembentukan harga pembukaan dan
memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada
12

harga pembukaan berdasarkan price dan time priority
Pra Penutupan dan Pasca Penutupan
Sesi

Waktu
15:50:00 s.d. 16:00:00

Pra-penutupan
16:00:01 s.d. 16:04:59

Pasca Penutupan

16:05:00 s.d. 16:15:00

Aktivitas
Anggota bursa efek memasukan penawaran
Jual dan atau permintaan beli
JATS melakukan proses pembentukan harga
penutupan dan memperjumpakan penawaran
jual dengan permintaan beli pada harga
penutupan berdasarkan price dan time
priority
Anggota bursa efek untuk memasukkan
penawaran jual dan atau permintaan beli pada
harga penutupan, dan JATS memperjumpakan
secara berkelanjutan (continuous auction) atas
penawaran jual dengan permintaan beli untuk
efek yang sama secara keseluruhan maupun
sebagian pada harga penutupan berdasarkan
time priority

Pra-pembukaan
Pelaksanaan perdagangan di pasar reguler dimulai dengan pra-pembukaan. Anggota bursa
dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan
perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga pembukaan
terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang
dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode pra-pembukaan. Seluruh
penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di pra-pembukaan, akan diproses
secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi
I perdagangan, kecuali harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui
batasan auto rejection.
Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses
oleh JATS dengan memperhatikan:


Prioritas Harga (Price Priority)
Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli
pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah



memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.
Prioritas Waktu (Time Priority)
Bila penawaran jual atau permintaan beli diajukan pada harga yang sama, JATS memberikan
prioritas kepada permintaan beli atau penawaran jual yang diajukan terlebih dahulu.
13

Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan
beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi
bursa di pasar reguler dan pasar tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan
(match) dengan permintaan beli oleh JATS.
b. Pasar Negosiasi
Perdagangan efek di pasar negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara
individual (negosiasi secara langsung) antara:
 Anggota Bursa atau
 Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau
 Nasabah dengan Anggota Bursa atau
 Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS.
Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui
papan tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan
dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara
penawaran jual dan permintaan beli di JATS.
Hampir mirip dengan cara perdagangan di pasar reguler, ada tawar menawar juga tetapi
tidak dilakukan di pasar bursa efek. Tawar menawar harga dilakukan secara pribadi tetapi tetap
dalam pengawasan bursa. Pasar negosiasi biasanya dipilih bila jumlah lembar saham investor
tidak genap 1 lot (100 lembar). Hasil negosiasi harus disepakati oleh bursa.
Hari
Senin – Kamis
Jumat
c.

Sesi I
Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00
Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

Sesi II
Pukul 13.30 s/d 16:15:00
Pukul 14:00:00 s/d 16:15:00

Pasar Tunai
Sama persis seperti di pasar reguler, yang berbeda hanya sistem pembayarannya. Di pasar

reguler penyelesaian transaksi adalah T+3 (3 hari setelah transaksi), sistem pembayaran di pasar
tunai T+0 jadi dilakukan hari itu juga. Pasar tunai tersedia untuk menyelesaikan kegagalan
anggota Bursa dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar negosiasi. Misalnya
pada transaksi short selling.
Hari
Senin – Kamis
Jumat
6.

Waktu
Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00
Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

Margin Financing, Short Selling, dan Scripless Trading
Margin Financing
14

Transaksi margin adalah fasilitas yang diberikan kepada investor untuk membeli saham
dengan nilai lebih besar dari modal. Contohnya nasabah punya modal Rp20.000.000 maka bisa
membeli saham hingga Rp40.000.000 dimana sisa kekurangan ditalangi oleh perusahaan
sekuritas. Aturan di bursa hanya membolehkan perusahaan sekuritas memberikan maksimal dua
kali dari modal nasabah. Keuntungan bagi perusahaan sekuritas adalah mendapat fee transaksi
dan bunga dari pinjaman. Sedangkan bagi nasabah jika harga sahamnya tinggi akan mendapat
untung berlipat, tapi jika rugi maka ruginya juga besar.
Salah satu fasilitas yang diberikan broker atau perusahaan sekuritas kepada investornya
adalah fasilitas margin atau fasilitas pinjaman untuk bertransaksi saham. Dengan fasilitas ini,
investor dapat melakukan jual beli saham melebihi nilai aset likuid yang di milikinya.
Umumnya, investor yang terbiasa melakukan transaksi harian menyukai fasilitas ini. Bayangkan
saja, dengan duit orang pinjaman, investor berpotensi dapat gain yang lebih besar. Namanya
pinjaman pasti ada bunganya. Besar bunga fasilitas margin lebih tinggi dari bunga bank, dan
semakin lama uang ditahan semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Perlu diketahui,
tidak semua broker memberikan fasilitas ini kepada nasabahnya dan menerapkan sejumlah syarat
khusus yang harus dipenuhi.
Saat pasar saham sedang bullish, ada saja jalan bagi broker untuk memberikan fasilitas
margin ke nasabahnya. Oleh broker tersebut, fasilitas margin seringkali dikemas dengan macammacam istilah dengan tujuan perputaran likuditas. Misalnya, istilah T plus yang artinya investor
boleh menunda pembayaran transaksi yang dilakukannya. Dalam transaksi normal, proses
penyelesaian transaksi di bursa mengikuti formula T+3 yang artinya penyelesaian transaksi akan
dilaksanakan dalam tiga hari kerja setelah transaksi dilakukan. Dengan fasilitas T plus tersebut,
investor boleh membayar kapan saja. Asal, investor memiliki jaminan (collateral) dalam bentuk
portofolio dan bersedia membayar bunga sesuai dengan jumlah hari keterlambatan.
Setiap broker yang memiliki izin menyelenggarakan fasilitas margin memiliki kebijakan
yang berbeda-beda. Namun, fasilitas margin mestinya tidak lebih dari 50% dari nilai jaminan.
Meski begitu, peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) membolehkan broker memberi margin
dengan komposisi 100:65. Artinya, jika investor memiliki jaminan aset likuid Rp100.000.000
misalnya, maka dia bisa bertransaksi hingga Rp165.000.000. Tapi jika fasilitas margin sudah
dipergunakan hingga 80%, investor akan diminta untuk menambah nilai jaminan (top up).
Satu hal yang perlu diingat, penggunaan fasilitas margin berisiko. Saat kondisi pasar
sedang bearish, harga saham dapat jatuh dengan cepat. Nah, saat itulah resiko dari penggunaan
15

fasilitas margin dapat berpotensi menurunkan nilai portofolio investor. Bahkan, bila investor
tidak melakukan top up akibat nilai jaminan turun signifikan, broker akan menjual paksa (forced
sell) saham-saham yang dibeli dengan dana fasilitas margin.
Seperti halnya pedang bermata dua, fasilitas margin dapat membuat investor untung
banyak dan sekaligus dapat membuat kerugian besar pula. Misalnya, investor membeli saham
senilai Rp60.000.000 dimana separuhnya menggunakan fasilitas margin. Ketika harga pasar
saham tersebut turun hingga 25%, nilai saham menjadi hanya Rp45.000.000. Investor harus
mengembalikan Rp30.000.000 kepada broker ditambah bunga. Sehingga modal investor yang
tersisa tidak akan sampai Rp15.000.000, turun lebih dari 50%. Sementara, bila investor tidak
menggunakan fasilitas margin, ia hanya akan menderita kerugian sebesar Rp30.000.000 –
(Rp30.000.000 - 25%) = Rp7.500.000. Artinya, modalnya masih tersisa sebesar Rp22.500.000.
Kerugian sebesar lebih dari 50% merupakan hal yang buruk, itu karena investor menggunakan
fasilitas margin. Dapat dibayangkan bilamana nilai pasar suatu saham yang dibeli dengan margin
turun hingga 50%? Investor tentu akan kehilangan 100% investasinya ditambah beban bunga dan
biaya transaksi.
Saham yang nilainya turun tapi dibeli dengan dana dari rekening sendiri suatu saat masih
berkesempatan untuk berbalik arah. Kerugian yang terjadi itu hanya di atas kertas, selama
investor belum merealisasikan kerugian tersebut dengan menjual sahamnya.
Short Selling
Short selling adalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham dimana investor
atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham (yang belum dimiliki) dengan
harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke
pialangnya pada saat saham turun.
Dalam perjalanan pasar modal di Indonesia, pertama kali aturan mengenai short selling
ini diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/1997 tanggal 30 April 1997
tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah
(“Peraturan V.D.6”). Bapepam–LK kemudian merevisi aturan yang diberi Peraturan V.D.6 itu.
Revisi itu seiring terjadinya krisis finansial yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Gara-gara
krisis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami kejatuhan
yang sangat dalam.
Untuk mengantisipasi transaksi yang bisa membuat IHSG makin jatuh, Bapepam
menerbitkan sejumlah aturan termasuk revisi aturan short selling. Transaksi short selling ini
16

kemudian diatur antara lain dengan Keputusan Ketua Bapepam–LK No. 258/BL/2008 yang
kemudian diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam–LK No. 556/BL/2008. Sehingga, pada
dasarnya transaksi short selling di Indonesia diperbolehkan. Namun, Bapepam–LK tetap
menentukan rambu-rambu transaksi short selling seperti apa yang dibolehkan. Tujuannya, tentu
saja mengamankan pasar modal dalam negeri selain untuk kepentingan investor minoritas
Mekanisme Short Selling
Penjualan short saham terdiri dari:
a.

Seorang investor melakukan peminjaman saham (ada peraturan yang berbeda-beda di setiap
negara yang membatasi batasan perbandingan jumlah peminjaman yang dapat dilakukan

b.

dengan dana yang tersedia sebagai deposit pada akun pialang).
Investor menjualnya dan hasilnya dikreditkan ke dalam akunnya pada perusahaan pialang

c.

saham.
Investor harus menutup posisinya dengan cara melakukan pembelian kembali saham.
Apabila harga turun maka ia akan memperoleh keuntungan namun apabila harga naik maka
akan merugi.

d.

Investor akhirnya mengembalikan saham tersebut kepada si pemberi pinjaman.

Konsep Short Selling
Short selling adalah kebalikan dari going long. Penjual short mengantisipasi bahwa harga
saham akan jatuh sehingga dengan demikian akan ada kemungkinan bahwa ia akan dapat
membeli saham dengan harga lebih rendah daripada harga jualnya sehingga dapat diperoleh
keuntungan. Tindakan melakukan pembelian kembali saham yang dijual disebut menutup short
(covering the short). Para pedagang harian dan hedge fund seringkali menggunakan penjualan
short guna mendapatkan keuntungan pada saham yang harganya dinilai sudah kemahalan.
Scripless Trading
Scripless trading adalah transaksi perdagangan efek tanpa warkat. Sistem perdagangan
efek di bursa efek yang dilaksanakan secara elektronik dengan penyelesaian melalui sistem
pemindah bukuan (book-entry settlement system) atau perpindahan efek maupun dana hanya
melalui mekanisme debit-kredit atas suatu rekening sekuritas (securities account). Adapun tanda
bukti kepemilikan efek tidak lagi akan berbentuk fisik sertifikat efek, tetapi diwujudkan dalam
rekening efek pada Kustodian Sentral.
17

Historis Timbulnya Scriptless Trading
Kebalikan dari kata scriptless trading adalah scriptfull trading (perdagangan dengan
warkat. Sebelum tahun 2000, perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan dengan
menggunakan warkat.
Pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia memiliki posisi strategis sebagai salah satu
sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu
maka, usaha pengembangan pasar modal menjadi salah satu titik sentral untuk mendukung
lajunya pertumbuhan perekonomian nasional.
Dalam pelaksanaan scriptless trading, BEJ sebagai penyelenggara transaksi yang
berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-back up
penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring dan
Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut
yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back
office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.
Scripless Trading diberlakukan sejak tgl. 11 Juli 2000, dimulai dengan perdagangan 4
saham tanpa warkat, yaitu saham PT. Multipolar, PT. Sari Husada, PT. Suparma dan PT. Dankos
Labolatories.
Peraturan yang Mengatur Scripless Trading
a.

Undang-Undang Pasar Modal, UU No.8 Tahun 1995 Dasar Hukum pelaksanaan Scripless
Trading ini tercantum dalam pasal 55 ayat (1) UUPM dimana dinyatakan bahwa
“Penyelesaian Transaksi Bursa dapat dilaksanakan dengan peyelesaian pembukuan,

b.

penyelesaian fisik, atau cara lain yang diterapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian, yang antara lain
menetapkan: (1) Rekening Efek timbul karena adanya Penitipan Kolektif (PK) atas Efek. (2)
Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu

c.
d.

Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian.
Peraturan Bapepam No.III.B.6 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa.
Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia. Peraturan PT. Kliring dan
Penjaminan Efek Indonesia yang mengatur tentang Scripless Trading adalah Peraturan No. II
18

Tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa Warkat, Keputusan
Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No: Kep-001/KPEI/0399 tertanggal 11
Maret 1999.
e.

Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek
Indonesia yang mengatur tentang pelaksanaan Scripless Trading adalah Peraturan Tentang
Jasa Kustodian Sentral, Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia No: Kep015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15 Mei 2000.

Karakteristik Scriptless Trading
a.

Tidak ada fisik efek
Warkat efek yang diperdagangkan sudah dimasukkan dalam penitipan kolektif pada
kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan sertifikat efek
dikonversikan menjadi data elektronik sehingga tidak ada lagi bentuk fisik efek dalam

b.

kegiatan transaksi.
Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek
Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak yang
melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada Lembaga Penyimpanan
dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan dinyatakan dalam posisi rekening efek,
pihak investor yang berupa perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan
lainnya dapat membuka rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening

c.

efek pada Perusahaan Efek.
Pemindahbukuan secara elektronik
Perpindahan kepemilikan efek dilakukan dengan pemindahbukuan efek di antara rekening
efek.

Manfaat Scriptless Trading
a.

b.

Bagi Emiten
 Tidak perlu lagi menyetak sertifikat saham (efisiensi, karena pada saat IPO misalnya
harus dicetak jutaan lembar saham).
 Corporate Action dapat berlangsung secara aman dan lancar
Bagi Pers. Efek dan Bank Kustodian
 Efek tidak bergerak secara fisik, sehingga kecil kemungkinan terjadi keliru pencatatan
 Tidak perlu lagi ada ruangan khusus untuk penyimpanan saham
 Tidak perlu lagi persiapan khusus untuk penyelesaian transaksi
 Tidak perlu lagi mengangkut saham ke PT. KSEI
 Serah terima, endorsemen saham tidak perlu lagi
19

 Efisiensi dalam penyelesaian transaksi Efek,
 Pengurangan biaya operasi,
 Peningkatan sistem informasi manajemen, yang pada akhirnya diharapkan dapat
c.

meningkatkan volume perdagangan.
Bagi Investor
 Tidak perlu mengambil saham di Perusahaan Efek (terhindar dari risiko hilang, tercecer
atau dicuri).
 Tidak perlu safety box untuk menyimpan Efek
 Efek tidak mungkin dipalsukan, karena tersimpan terus di Tempat Penyimpanan Harta
(TPH)
 Adanya jaminan penyelesaian transaksi tepat waktu, karena penggantian proses yang
tadinya manual menjadi elektronik
 Tidak perlu melakukan registrasi (balik nama) atas saham yang dimiliki, sehingga tidak
ada lagi biaya registrasi yg. dibayar pemodal kepada BAE
 Dana menjadi lebih likuid
 Adanya kepastian transaksi di bursa, investor dapat membuat perencanaan investasi
dengan baik
 Memungkinkan untuk mengetahui pihak-pihak pemegang Efek dalam waktu yang relatif
cepat setiap saat,
 Pengurangan antrian panjang dalam setiap pembagian bonus, dividen dan hak-hak lain

d.

yang berkaitan dengan Efek, karena pembagian tersebut dapat dilakukan secara elektonik
Bagi Bursa atau Industri
 Memberi kepastian hak atas transaksi di bursa
 Perdagangan meningkat dan pasar lebih likuid
 Proses penyelesaian transaksi simple dan cepat, sehingga memungkinkan penyelesaian
transaksi dalam volume besar dan tepat waktu
 Efisiensi indusri akan meningkat
 Meningkatkan faktor keamanan khususnya daam penyelesaian transaksi
 Prasyarat bagi penerapan teknologi lebih lanjut yaitu remote trading maupun online
trading
 Meningkatkan image Pasar Modal Indonesia dimata investor global

Kelemahan Menggunakan Sistem Scriptless Trading
Apa bukti bagi nasabah/investor saham bahwa mereka adalah pemilik sah dari saham
yang mereka beli dan sudah dibayar? Tanpa warkat, bukti kepemilikan hanya dalam bentuk
elektronik dan hanya bisa diakses perusahaan broker saham. Bisa saja perusahaan broker saham
tidak mengkredit kepimilikan saham kepada pemilik yang sah.
20

Untuk menghapus kekhawatiran seperti disebut di atas, setiap pemilik rekening
perdagangan saham sekarang diharuskan juga mempunyai rekening AKSES (Acuan
Kepemilikan Sekuritas) di KSEI. Dengan adanya rekening AKSES ini, KSEI akan langsung
mengkredit dan mendebit saham yang diperjualbelikan investor ke rekening AKSESnya, bukan
lagi ke rekening atas nama perusahaan broker saham. Dan investor bisa mengecek sendiri sahamsaham yang ia miliki melalui internet.
Kendala-kendala dalam Penerapan Scriptless Trading
Penerapan sistem perdagangan dan penyelesaian transaksi Efek secara scriples trading
pada prinsipnya memerlukan tiga hal pokok yaitu:
a.
b.
c.

Kesiapan perangkat peraturan,
Perangkat sistem komputer
Sumber Daya Manusia yang profesional.
Kesiapan Sumber Daya Manusia juga menentukan berhasil tidaknya penerapan scripless

trading. Dalam menjalankan manajemennya, Bursa Efek, LKP, LPP, Perusahaan Efek, Kustodian
dan BAE dituntut untuk bertindak profesional dan lebih mengutamakan visi Pasar Modal yang
mampu berkompetisi di pasar global.
Untuk megantisipasi risiko yang timbul, KPEI melakukan pengendalian risiko
(manajemen risiko) dan KSEI melakukan pengamanan dengan sistem C-BEST.
7.
a.

Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi
Pengertian kapitalisasi terbagi kedalam dua pengertian yaitu:
Menunjukan jumlah securities yang beredar (saham dan obligasi)

b.

Menunjukan jumlah modal yang digunakan dalm perusahaan dan modal tersebut dalm
bentuk modal saham, surplus dan utang jangka panjang lainya.
Teori-teori Kapitalisasi
Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu:

a.

b.

Berdasarkan pendapatan atau earning
Nilai suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap
tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.
Berdasarkan pengeluaran atau cost
Kapitalisasi perusahaan didasarkan pada cost dari fixed capital yang digunakan dalam suatu
perusahaan.

21

Over dan Under Capitalization
a.

Over capitalization akan terjadi apabila:
 Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di
investasikan, atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate
of return.
 Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil

b.

dibandingkan dengan nilai assetnya.
Under capitalization akan terjadi apabila :
 Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.
 Jumlah nilai sekuritas yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil
daripada assetnya.
Cara Mengatasi Over dan Under Capitalization
Over capitalization dapat diatasi dengan cara mengurangi jumlah nilai nominal modal

saham atau mengurangi jumlah lembar saham yang beredar.
Under capitalization dapat diatasi dengan cara mengadakan stock splits, yaitu pemecahan
jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga
nominal per lembar secara proporsional dan stock devident, yaitu pembayaran devident dalam
bentuk saham dan bukan dalam bentuk kas.
8.

Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks

merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal,
khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang
secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.
a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) – Composite Stock Price Index
Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar
IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, BEI berwenang mengeluarkan dan atau
tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar
pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh
publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan
harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.
IHSG adalah milik BEI. BEI tidak bertanggung jawab atas produk yang diterbitkan oleh
pengguna yang mempergunakan IHSG sebagai acuan (benchmark). BEI juga tidak bertanggung
22

jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang
menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).
Ada dua metode perhitungan IHSG yaitu:
 Metode rata-rata (Average Method)
IHSG=

∑ Ps
∑ P base

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
Ps

= Harga pasar saham

∑Pbase = Suatu nilai pembagi
 Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method)
Rumus Paasche
IHSG=
Ss

∑ ( Ps × S s )
∑ ( Pbase × Ss )

= Jumlah saham yang dikeluarkan

Rumus Laspeyres
IHSG=
So

∑ ( P s × So )
∑ ( Pbase × So )

= Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar

b. Indeks Sektoral
Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor.
Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar,
aneka industri, barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdangangan dan jasa, dan
manufaktur.
c.

Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa

kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut
mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
BEI secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam
perhitungan indeks LQ45 ini. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali. Apabila
23

terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45 maka saham tersebut
dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
d. Jakarta Islmic Index (JII)
JII terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam.
Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT.
Danareksa Investment Management.
JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur
kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat
meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah.
e.

Indeks Kompas100
Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan

pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.
f.

Indeks Bisnis-27
Kerja sama antara BEI dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham

yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang
dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan
tata kelola perusahaan.
g.

Indeks Pefindo25
Kerja sama antara BEI dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga

saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan
tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah
(Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang
dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: total aset, tingkat pengembalian
modal (Return on Equity/ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas,
diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.
h. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati
Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sust