PENDAHULUAN 1 LATAR BELAKANG Dengan

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dengan di berikannya mata kuliah mikrobiologi dalam praktikum mikrobiologi
tentang Pengenalan Alat-Alat Mikrobiologi, Sterilisasi Alat, dan Pembuatan Media.
Maka penulis mencoba menyelesaikan makalah laporan praktikum yang
berisikan tujuan, dasar teori, alat, dan bahan yang digunakan pada saat praktikum
berlangsung, prosedur kerja, hasil kerja dan juga kesimpulan yang di dapat dari hasil
praktikum tersebut.
Selain itu pembuatan makalah loporan praktikum ini juga menjadi ajang
pembelajaran khususnya untuk penulis dan menambah informasi-informasi yang
mungkin sebelumnya belum pernah didapat.
A. PENGENALAN ALAT
I. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenali macam-macam alat yang akan digunakan dalam
praktikum
2. Mahasiswa mengetahui fungsi-fungsi alat yang digunakan dalam praktikum
II. DASAR TEORI
Peralatan dasar yang umum dimiliki suatu laboratorium berupa alat ukur
(timbangan, termometer dll) dan alat penunjang (oven, inkubator dll), agar
peralatan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan benar, laboratorium perlu
melakukan tindakan verifikasi periodik, pencocokan ke Standar Nasional

(kalibrasi), dan manajemen peralatan serta ditunjang oleh kemampuan yang
handal tenaga analisnya dalam pengoperasian peralatan tersebut.
Pada pengujian secara mikrobiologi ada 2 pengujian yaitu secara kuantitatif
dan kualitatif. Pengujian kuantitatif antara lain analisa TPC., Escherichia coli,
Coliform, Stapylococcus aureus, sedangkan pengujian kualitatif antara lain
analisa Salmonella sp., Vibrio cholera, dll. Pada analisa di atas diperlukan alat-

alat antara lain : tabung reaksi, plate (cawan petri), pipet, timbangan, gunting,
pinset, oven, inkubator, water bath, dll.
Peralatan tersebut di atas perlu ditunjang antara lain tersedianya jaringan
listrik yang memadai, jaringan air yang memadai, stavol, lampu, lemari
pendingin dan tempat pembuangan yang cukup baik untuk sampah sisa analisa
dan sisa reaksi kimia. Disamping itu perlu adanya alat untuk menunjang
keselamatan kerja, baik untuk tenaga analisnya maupun untuk lingkungan
sekitarnya.
B. STERILISASI
I. TUJUAN
Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan sterilisasi secara standar
sebelum melakukan kerja mikrobiologi.
II. DASAR TEORI

Sterilisasi adalah suatu bentuk pengeliminasian semua bentuk kehidupan
mulai dari sel vegetatif, spora, dan virus, selain itu cara kesemua dari sterilisasi
ini juga merusak dengan potensial infeksi pada asam nukleat seperti viroid
(Mekane, 1996). Menurut syahrurachman (1993) bahwa sterilisasi adalah proses
kimia

atau

fisik

yang

membunuh

segala

bentuk

hidup


terutama

mikroorganisme.metode yang lazim digunakan dalam sterillsasi.
Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu secara mekanik, fisik
dan kimiawi. Secara mekanik dapat dilakukan dengan cara filtrasi/penyaringan.
Secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan. Macam-macam sterillsasi
dengan pemanasan yaitu pemanasan dengan nyala api, pemanasan dengan udara
panas merendam dalam air mendidih, pemanasan dengan uap air yang mengalir,
dan pemanasan uap air yang ditekan. Sedangkan secara kimiawi dapat
menggunakan senyawa-senyawa desinfektan.
C. MEDIA PERTUMBUHAN
I. TUJUAN

Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media pertumbuhan media
pertumbuhan Mannitol Salt Agar dan Salmonella Shigella Agar.
II. DASAR TEORI
Di bumi kita ini selain terdapat mahluk hidup yang menempati, juga terdapat
mikroorganisme yang tumbuh di bumi. Contohnya seperti jasad renik. Untuk itu
pada praktikum ini kita memepelajari pembuatan medium pertumbuhan jasad
renik. Agar bakteri patogen dapat dibiakkan dengan baik, diperlukan tempat

(media) yang memungkinkan tumbuh dengan optimal. Oleh karena itu media
pembiakan harus mengandung cukup nutrien untk pertumbuhan bakteri. Sealin
suhu dan PH yang harus sesuai.
Semua organisme memerlukan sumber C (karbon) untuk hidupnya. Ada yang
mengambil C dalam bentuk CO2, seperti tumbhan yang mempunyai pigmen
fotosintesis. Ada yang hanya mengambil C dari persenyawaan organik saja,
misalnya hewan. Bakteri-bakteri ynag menggunakan CO2 seabagi sumber C-nya
disebut autotrof. Bakteri-bakteri ini hidup bebas di alam, tidak bergantung pada
organisme lainnya. Bakteri-bakteri yang hanya dapat menggunakan senyawa
organik sebagai sumber C-nya disebut bakteri Heterotrof. Dalam mempelajar
bakteri, diperlukan pembenihan bakteri guna kepentingan. Untuk itu dalam
membuat media penumbuhan bakteri harus sesuai dengan jenis bakteri. Supaya
bakteri yang ditanam tumbuh subur.
Kultur media air mungkin bebas dari mikroorganisme kecuali virus dan
beberapa bakteri dengan penyaringan khusus. Saringan tersebut terdiri dari
penyaring Chamberlande, Berkefeld dan Zeith. Saringan itu akan mensterilkan
dalam autokalf setelah dibungkus dengan kertas untuk mencegah terjadinya
kontaminasi. Jika tekanan positif dan negatif digunakan terlalu besar atau
penyaring digunakan terlalu lama, bakteri akan melawan melalui pori-pori dan
mengkontaminasi penyaringan (Caber, dkk, 1965).


MATERI DAN METODE
A. PENGENALAN ALAT
I. MATERI
Praktikum dilakukan untuk mengenalkan alat-alat mikrobiologi yang
biasanya digunakan dalam laboratorium. Selain itu dijelaskan pula mengenai
fungsi dan spesifikasinya. Alat-alat tersebut adalah mikroskop cahaya,
autoklaf, inkubator, hot plate stirrer dan stirre bar, biological safety cabinet,
cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, gelas
ukur, batang L dan drugalsky, mortar dan pestle, breaker glass, pembakar
bunsen, glass beads, tabung durham, jarum inokulum, pinset, pipet filler
(bulb), pH indikator universal, mikropipet dan tip, dandang, serta milipor
II. METODE
Alat-alat mikrobiologi dipersiapkan

Setiap kelompok mengunjungi setiap
alat
Alat-alat diperkenalkan fungsinya
Alat-alat mikrobiologi dipersiapkan


Alat-alat dijelaskan cara kerja dan
spesifikasinya

B. STERILISASI
I.

MATERI
Sterilisasi menjaga agar alat dan bahan tidak terkontaminasi mikroba. Untuk
menjaga sterilisasi dibutuhkan spray sebagai desinfektan untuk tangan dan
meja kerja. Alat yang disterlisasi adalah jarum inokulum, tabung reaksi, dan
pipet ukur.

II. METODE
1. Jarum inokulum
Spray (desinfektan)
Disemprot menggunakan
alkohol 70% pada meja kerja

Pembakar bunsen


dinyalakan
Jarum inokulum
dipijar
diangkat setelah membara
didinginkan pada mulut tabung

Tabung reaksi

2. Cawan Petri
Spray (desinfektan)
Disemprot menggunakan
alkohol 70% pada meja kerja

Pembakar bunsen
Dinyalakan
dibuka penutupnya dekat
pembakar bunses
Jarum inokulum
 Mengambil biakan pada
tabung reaksi

Tabung reaksi
Tanam pada medium di cawan
petri
Rekatkan wrap pada bibir
penutup cawan

Cawan petri

C. PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN
I.

MATERI
Pembuatan medium pertumbuhan yang dilakukan dalam praktikum

mikrobiologi kali ini menggunakan tiga jenis pembuatan medium pertumbuhan yang
berdasarkan pada mikroba yang ingin dibiakkan, yakni MSA (Manitol Salt Agar) dan
SSA (Salmonela Shigella Agar) dan SDA (Sabaroud Dextrose Agar). Berikut kita
akan membahas apa saja komposisi yang terkandung dalam kedua media tersebut.
Komposisi MSA (Manitol Salt Agar) yaitu medium yang digunakan untuk
mengoptimalkan pertumbuhan Staphylococcus sp.


Lab Lemco Powder (1 gram) : berfungsi sebagai sumber mineral,


vitamin.


Peptone (10 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen



Manitol (10 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon



Sodium Chloride (10 gram) : berfungsi untuk menghambat bakteri

lain selain Staphyllococus sp



Phenol Red (0,0025) : berfungsi sebagai indicator pH. Cara kerjanya
yaitu jika yang terdapat pada medium adalah bakteri non-patogen contoh
S.epidermidis (flora normal) maka tidak berwarna. Tetapi, jika yang terdapat
pada medium adalah bakteri patogen contoh S.aureus maka akan berubah
menjadi warna kuning



Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat



Akuades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut
Komposisi SSA (Salmonela Shigella Agar) yaitu medium yang digunakan

untuk mengoptimalkan pertumbuhan Salmonela shigella.
Beef Extract (5 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon


Peptone (5 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen


Lactose (10 gram): berfungsi sebagai sumber karbohidrat


Bite Salt (8,5 gram) : berfungsi menghambat bakteri gram positif



Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat larutan



Aquades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut
Sabouraud Dextrose Agar (SDA) merupakan modifikasi dari Dextrose Agar dengan

Sabouraud..SDA digunakan untuk budidaya jamur patogen & komensal dan ragi. Konsentrasi
dekstrosayang tinggi dan pH asam dari rumus memungkinkan selektivitas fungi.
 Dextrose (40 gram) : berfungsi sebagai sumber karbon
 Peptone (10 gram) : berfungsi sebagai sumber nitrogen
 Agar (15 gram) : berfungsi sebagai pemadat
 Akuades (1000 ml) : berfungsi sebagai pelarut
Pembuatan medium pertumbuhan jasad renik ada 2 cara, yakni dengan racikan
(menimbang komposisinya) dan instan (sudah ada campurannya).

Pembuatan media pada setiap

isbandi merupakan suatu cara untuk

memberikan suatu nutrisi sebagai syarat zat gizi yang seimbang pada konsentrasi
yang memungkinkan pertumbuhan yang baik. Kondisi-kondisi fisik yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme atau bakteri itu antara lain zat gizi atau
nutrisi yang memadai, pH yang tepat, tidak terlalu asam atau tidak terlalu basah,
suhu, kebutuhan oksigen, cahaya, dan salinitas (Volk and Wheeler, 1988).
Untuk mendapatkan koloni bakteri sebagai sumber pembuatan ada dua
tekhnik. Metode piringan goresan (Steatplate method) dan metode piringan tuangan
(pourplate method). Pada metode piringan buatan (Steatplate method) medium agar
steril dicairkan, didinginkan pada suhu 45oC, dituankan pada cawan petri steril, dan
dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian, dengan kawat galang penginokulasi
yang penuh dengan biakan campuran dan goresan dilakukan diatas permukaan agar.
Metode tersebut bertujuan untuk meletakkan sebagaian besar

isbandi pada goresan

pertama. Metode piringan tuangan (pourplate method) terdiri atas peninokulasi
biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar; kemudian isinya
diaduk untuk memencarkan bakteri ke seluruh medium. Campuran ini dituangkan ke
dalam Cawan petri steril dan dibiarkan menjadi padat. Inokulum ditempatkan
didalam cawan petri kosong dan medium yang mencair dituangkan di atasnya,
kemudian cawan ini diputar untuk mencampur isinya yang sebelum menjadi padat.
Tujuan dari dua cara tersebut untuk memisahkan sel-sel bakteri yang satu dengan
yang lain. Sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah
dalam medium padat (Volk and Wheeler, 1988).

II. METODE
1.

PEMBUATAN MEDIUM MSA

MSA
(Lab Lemco Powder 0,05 gram;
Peptone 0,5 gram; Mannitol 0,5
gram; Sodium Chloride 0,5
gram; Phenol Red 0,000125
gram; Agar 0,75 gram; Akuades
50 ml)

Dilarutkan dengan akuades
Diaduk secara konstan dan dipanaskan dengan hot plate
Diukur pH-nya dengan pH indicator

Media
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Disterilisasi dengan autoklaf
Media Steril
Dituangkan ke cawan petri dan tabung secara aseptis
Dinginkan dengan
Media Pertumbuhan Biakan

2. MEDIA PERTUMBUHAN SSA
SSA
(Beef Extract 0,25 gram; Peptone
0,25 gram; Lactose 0,5 gram; Bite
Salt 0,425 gram; Agar 0,75 gram;
Akuades 20 ml).
Dilarutkan dengan akuades
Diaduk secara konstan dan dipanaskan dengan hot plate
Diukur pH-nya dengan pH indicator
Media
Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
Disterilisasi dengan tyndalisasi
Media Steril
Dituangkan ke cawan petri dan tabung secara aseptis
Dinginkan dengan
Media Pertumbuhan Biakan

PEMBAHASAN
A. PENGENALAN ALAT
I.

ALAT ELEKTRIK

N

Nama Alat

o
1

Autoklaf

2

Incubator

3

Hot plate
stirrer dan
stire bar

Gambar

Fungsi

Keterangan

Autoklaf adalah
alat untuk
mensterilkan
berbagai macam
alat dan bahan
yang digunakan
dalam
mikrobiologi
menggunakan uap
air panas
bertekanan.

Keuntungan :
•bisa
membunuh
bakteri sampai
ke tingkat
spora
•menggunakan
prinsip uap air
panas
bertekanan
•cepat

Kekurangan :
•tidak bisa
mensterilkan
bahan bahan
yang tidak
tahan panas
Inkubator adalah
Kelebihan :
alat untuk
Tidak akan
menginkubasi atau meninggalkan
memeram mikroba embun
pada suhu yang
terkontrol.
Kekurangan :
Tidak akan
membunuh
bakteri
berspora
Menghomogenkan Kelebihan :
suatu larutan
•Bisa
dengan
mengaduk
pengadukan. Pelat suatu larutan
(plate) yang
dan dapat
terdapat dalam alat memanaskan
ini dapat
suatu larutan
dipanaskan
Kekurangan :
sehingga mampu
•Tidak bisa
mempercepat

proses
homogenisasi.

4

Colony
counter

5

Biological
Safety
Cabinet

6

Mikrosko
p cahaya

mengambil
stirrer bar
secara
langsung
dengan tangan
•Susah untuk
mengambil
stirrer bar
dengan
pasanganya
Alat ini berguna
Kelebihan :
untuk
Menghitung
mempermudah
koloni dengan
perhitungan koloni jangka waktu
yang tumbuh
yang cepat
setelah diinkubasi
di dalam
Kekurangan :
cawankarena
Substrat tidak
adanya kaca
tembus cahaya
pembesar.
Alat untuk
Kelebihan :
mensterilkan

Muat
berbagai macam
banyak alat
alat dan bahan

Sterilis
yang digunakan
asi terjamin
dan bekerja secara
aseptis karena
Kekurangan :
BSC mempunyai
Bahaya radiasi
pola pengaturan
dan penyaring
aliran udara
Alat untuk melihat Kelebihan :
mikroorganisme
Mengkaji selyang tidak dapat
sel hidup
terlihat dengan
mata telanjang

II. ALAT GLASS
NO.

NAMA ALAT

1.

CAWAN
PETRI

2.

PIPET UKUR

3.

PIPET TETES

4.

5.

6.

GAMBAR

FUNGSI

KETERANGAN

Untuk
membiakan
(kultivasi)
mikroorganisme
.
Untuk
memindahkan
larutan dengan
volume yang
diketahui.

Cara penggunaan :
Sebagai wadah
untuk

Untuk
memindahkan
larutan dengan
volume yang tak
diketahui.

TABUNG
REAKSI

Untuk uji
biokimiawi dan
menumbuhkan
mikroba.

MORTAR &
PESTLE

Untuk
menumbuk atau
menghancurkan
materi cuplikan.

LABU
ERLENMEYER

- Untuk
menampung
larutan, bahan
maupun
cairan.
- Untuk meracik
dan
menghomogen
kan bahan
komposisi
media.

Cara penggunaan :
Umumnya dengan
menggunakan alat
filler untuk
menghisap dan
mengeluarkan
cairan
Cara penggunaan :
Menekan karet
berwarna merah
untuk menghisap
larutan dengan
ukuran yang tidak
diketahui
Cara penggunaan :
Sebagai wadah
untuk larutan

Cara penggunaan :
Mengulak bahan
padat dengan
pestle hingga
menjadi butiran
halus
Cara penggunaan :
Menaruh larutan
atau cairan ke
dalam labu
kemudian
mengocok larutan
atau cairan tersebut
agar dapat
menyatu/homogen.

7.

8.

BEAKER
GLASS

PEMBAKAR
SPIRTUS

9.

DRUGALSKY

10.

GELAS UKUR

11.

TABUNG
DURHAM

Untuk preparasi
media,
menampung
aquades, dll.

Cara penggunaan :
Menaruh aquades
ke dalam beaker
glass.

Untuk
menciptakan
kondisi yang
steril.

Cara penggunaan :
Tutupnya dibuka
lalu nyalakan korek
api kemudian
tempelkan ke
sumbu. Media yang
akan dipakai pun
ditaro dekat sumbu
api supaya steril.
Cara penggunaan :
Dengan cara
menggerakan alat
drugalsky secara
merata ke media
pertumbuhan.

Untuk menyebar
cairan di
permukaan agar
supaya bakteri
tersuspensi
dalam cairan
tersebar merata.
Untuk
mengukur
volume suatu
cairan, seperti
labu erlenmeyer.
Gelas ukur
memiliki
beberapa pilihan
berdasarkan
skala
volumenya.
Untuk
menampung /
menjebak gas
yang terbentuk
akibat
metabolisme
pada bakteri
yang diujikan.

Cara penggunaan :
Menaruh cairan
atau larutan yang
akan diukur ke
gelas ukur.

Cara penggunaan :
Meletakkan tabung
durham secara
terbalik di dalam
tabung reaksi

III. ALAT NON GLASS
NO.

NAMA
ALAT

1.

JARUM
INOKULU
M/OSE

2.

Pinset

3.

Rak Tabung

4.

pH
Indikator
Universal

5.

Filler

GAMBAR

FUNGSI

KETERANGAN

Memindahkan
biakan untuk
ditanam atau
ditumbuhkan ke
media baru.

Cara penggunaan :
Jarum Ose
disentuhkan pada
bagian mikrobia
kemudian
menggosokkan pada
kaca preparat untuk
diamati.

Untuk mengambil
benda dengan
menjepit, seperti
memindahkan
cakram antibiotik.
Untuk menaruh
tabung reaksi
supaya isi media
tidak tumpah.

Cara penggunaan :
Menekan ujung yang
menyempit untuk
menjepit alat

Untuk mengukur
atau mengetahui
pH suatu larutan.

Cara penggunaan :
Basahkan pH indikator
pada larutan kemudian
bandingkan warnanya
untuk menentukan pH

Untuk menyedot
suatu larutan yang
dapat dipasang
pada pangkal
pipet.

Cara penggunaan :
 Meletakkan filler
pada ujung pipet
ukur
 Menekan katup
A (aspirate) untuk
mengeluarkan
gelembung
 Menekan katup S
(suction) untuk
menyedot cairan
 Menekan katup
E (exhaust)untuk
mengeluarkan cairan

Cara penggunaan :
Meletakkan tabung
reaksi pada rak tabung

6.

Mikropipet

Untuk
memindahkan
suatu cairan
dengan volume
yang terukur.

Cara penggunaan :
 Memasang tip
pada ujung
mikropipet
 Mengatur cairan
yang ingin diambil
dengan memutar
thumb knob dan
scale voltmeter akan
berubah sesuai
dengan ukuran yang
diinginkan
 Menekan thumb
knob untuk menyedot
cairan
 Untuk
mengeluarkannya
kembali tekan tip
ejector button

B. STERILISASI
I.

PENGERTIAN STERILISASI

Sterilisasi adalah proses pemanasan yang dilakukan untuk mematikan semua bentuk
organisme (Purnawijayanti, 2001). Dalam buku Parasitologi dan Mikrobiologi (dr.
Indang Enjang, 2001), steril (Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik
pathogen maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril itulah
disebut sterilisasi.
II. PEMBAGIAN STERILISASI
Setiap alat dan bahan memiliki spesifikasi berupa kelebihan dan kelemahan. Untuk
mengatasi spesifikasi yang berbeda, ada berbagai macam prinsip sterilisasi agar alat
dan bahan bebas dari mikroba. Berikut adalah pembagian sterlisasi berdasarkan
prinsipnya.
a) Sterilisasi mekanik (filtrasi)
Filtrsi digunakan membuat cairan steril atau yang termolabil (mudah rusak
karena pemanasan), seperti serum enzim, dan antibiotika.Filter memiliki poripori yang sangat halus 0,22 m μ untuk bakteri dan 0,45m μ untuk yeast. Cairan

yang dihasilkan masih mungkin mengandung mikroba yang lain, sebab virus
akan lolos pada saringan tersebut.
Contoh filter antara lain, Filter Seitz dibuat dari substrat, Filter Berkefeld
dibuat dari diatomea, dan Filter Chamberland dibuat dari porcelain. Cara
penggunaan secara mekanik adalah sebagai berikut.
1. Mensterilkan saringan sebelum digunakan missal melalui tyndalisasi dan
bungkus dengan aluminium foil.
2. Mensterilkan lapisan atau membrane penyaring.
3. Bekerja pada ruang steril.
a) Memasang membran penyaring dalam alat penyaring.
b) Menuangkan bahan yang akan disaring ke dalam saringan.
c) Memasang saringan pada Erlenmeyer yang sudah steril.
4. Menghubungkan Erlenmeyer dengan pompa vakum dan hidupkan pompa
vakum dengan hati-hati.
5. Menuangkan cairan yang sudah disaring dengan aseptis dan tutup dengan
kapas steril serta aluminium foil dan disimpan pada suhu dingin sebelum
digunakan lebih lanjut.
b) Sterilisasi fisik
Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.
1) Pemanasan
Pemanasan dapat mematikan bakteri karena menggumpalkan (koagulasi)
protoplasmnya (protein). Koagulasi protoplasma ini akan cepat jika
terdapat banyak air, oleh sebab itu sterilisasi dengan uap air panas lebih
cepat dibandingkan dengan udara panas kering.
Macam-macam sterilisasi dengan pemanasan adalah sebagai berikut.
1.1 Sterilisasi dengan pemijaran
Jarum inokulum atau ose dan pipet merupakan bagian alat yang
disterilisasi dengan pemijaran. Prosedurnya adalah sebagai berikut.
1) Jarum inokulum dipegang tangkai dan ujungnya umumnya dibuat
dari platina agar terpancar pijaran api saat dipanaskan.
2) Alat yang berpijar diajauhkan kemudian didinginkan agar
panasnya tidak mematikan jasad renik. Biasakan mendinginkan
alat-alat sampai kira-kira 40-45oC.

1.2.

Pemanasan dengan Udara Panas (Dry Heat Oven)
Cara ini dipakai untuk mensterilisasi alat-alat gelas selama 2-3 jam
dengan suhu 160-180oC . Berikut adalah mprosedur pemanasan
dengan udara panas.
1) Membungkus alat-alat dengan aluminium foil.
2) Mengatur pengatur suhu oven dan menunggu hingga 2-3 jam.
3) Oven jangan dulu dibuka pada saat suhu optimal sebab gelas akan
pecah karena pendinganan yang mendadak.

1.3.

Pemanasan dengan Uap Air
Prinsip ini biasanya menggunakan dandang sebagai alat sterilisasi alat
kerja. Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Koch.Suhu air
pada tekanan barometer 76 cm Hg adalah 100oC dan dibiarkan 30
menit kemudian diulang hingga tiga kali dengan interval waktu 24
jam untuk membunuh spora. Prosedurnya adalah sebagai berikut.
1) Bahan yang akan disterilisasi (dalam botol) diletakkan daam alayt
sterilisasi.
2) Memanaskan alat sterilisasi sampai termometer menunjukkan
angka 100oC dan biarkan selama 30 menit.
3) Mengangkat alat dan dinginkan selama 24 jam dalam suhu kamar
untuk memberi kesempatan spora yang ada pada itu dan masih
hidup menjadi sel vegetatif.
4) Sterlisasi bahan yang disimpan dan melakukan kerja sterilisasi
yang sama selama 30 menit.
5) Mengangkat alat dan dinginkan selama 24 jam lagi dalam suhu
kamar untuk memberi kesempatan kedua kalinya bagi spora.
6) Sterilisasi bahan yang dimpan untuk terakhir kalinya dengan alat
sterilisasi yang sama.
7) Alat yang telah disterilisasi sudah bebas dari spora yang tahan
terhadap suhu tinggi atau pengaruh lingkungan yang tidak
menguntungkan.

1.3.

Pemanasan dengan Uap Air Bertekanan

Pemanasan dengan uap air bertekanan dilakukan oleh Autoklaf. Cara
ini paling baik karena menghasilkan uap yang banyak sehingga
memperbanyak koagulasi protein. Makin besar tekanan uapnya, makin
tinggi pula suhunya.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau 2 atm dengan
suhu 121oC. Waktu yang dibutuhkan untuk mensterilisasi alat selama
20 menit dan bahan selama 15 menit. Berikut adalah cara
menggunakan autoklaf.
1) Mengisi akuades ke dalam autoklaf sampai batas tertentu.
Gunakan air hasil destilasi untuk menghindari terbentuknya kerak
dan karat.
2) Meletakkan alat dan bahan ke dalam autoklaf. Jika mensterilisasi
botol bertutup ulir, maka tutp botol harus dikendorkan.
3) Menutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengamanan
agar uap tidak keluar dari bibir autoklaf. Klep pengamanan
dikendorkan.
4) Perapian dihidupkan, diatur timernya minimal 15 menit dengan
suhu 121oC.
5) Setelah uap banyak keluar dari autoklaf, berarti sudah tidak ada
udara di dalam autoklaf (hanya uap saja), klep pengamanan
ditutup. Perhitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm.
6) Mematikan perapian dan membuka autoklaf setelah alat pencatat
tekanan menunjukkan angka 0 yang berarti sudah tidak ada
tekanan di dalam autoklaf.
Dengan cara ini, baik bentuk spora maupun vegetatif akan mati,
sehingga mencapai steril sempurna.
1.4.

Pemanasan dengan Penyinaran Sinar Ultraviolet
Sinar ultraviolet (UV) dalam sinar matahari bersifat germicida, dapat
membunuh bakteri dalam bentuk vegetatif maupun bentuk spora,
walaupun membunuh spora membutuhkan waktu yang lama. Namun,

daya tembus terhadap mikroba kurang sehingga hanya dapat
mematikan mikroba-mikroba yang terdapat pada permukaan saja.
Biological Safety Cabinet atau Laminar Air Flow adalah alat sterilisasi
menggunakan prinsip pemanasan dengan sinar UV dan bekerja secara
aseptis dengan pola pengaturan dan penyaringan aliran udara. Cara
pemakaian BSC (Biological Safety Cabinet) atau LAF (Laminar Air
Flow) adalah sebagai berikut.
1) Menghidupkan lampu UV selama 2 jam, selanjutnya matikan
segera sebelum bekerja.
2) Memastikan kaca penutup tertkunci dengan sempurna.
3) Menyalakan lampu neon dan blower.
4) Biarkan selama 5 menit.
5) Mencuci tangan dna lengan dengan sabun germisidal/alcohol 70%.
6) Mengusap permukaan interior BSC dengan alcohol yang sama dan
biarkan menguap.
7) Memasukan alat dan bahan yang ingin disterilisasi.
8) Sebaiknya menggunakan pembakar dari bahan gas.
9) Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara
terganggu oleh aktivitas kerja.
10) Setelah selesai bekerja, biarkan selamam 2-3 menit supaya
kontaminan tidak keluar dari BSC.
11) Mengusap permukaan interior BSC dengan alkohol 70% dan
biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan.
12) Mematikan lampu neon dan blower.
c) Sterilisasi menggunakan Zat Kimia (Desinfektan)
Desinfektan dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
1. Golongan phenol dan turunannya
2. Alkohol
3. Yodium
4. Preparat Chlor
5. Logam berat dan senyawanya
6. Zat warna

7. Sabun dan detergen sintetis
8. Senyawa ammonium kuartener
9. Oxidator
10. Aerosol
11. Dengan fumigas
III.

PRINSIP DAN SPESIFIKASI ALAT-ALAT KERJA

Berikut adalah prinsip dan spesifikasi alat-alat kerja.
PRINSIP
Autoklaf

Uap air bertekanan

SPESIFIKASI
KELEBIHAN
KELEMAHAN
Membunuh
Tidak dapat
mikroba hingga

mensterilisasi alat

tingkat spora

dan bahan yang
tidak tahan

Oven

Uap kering

Tidak ada embun

terhadap panas
Tidak membunuh
bakteri yang

Milipor

Filtrasi (penyaringan)

Mensterilisasi

berspora
Pemakaian yang

bahan yang tidak

rumit karena alat

tahan panas

memiliki banyak

Arnold Steam

Uap air panas, mirip

Mensterilisasi

komponen
Cara kerja yang

Sterilizer

dengan prinsip

bahan yang mudah

lama dan tidak

tindalisasi

panas

dapat
mensterilisasi

Bioligical

Penyinaran dan

Muat banyak alat

Safety Cabinet

pemanasan sinar UV

dan bahan yang
ingin disterilisasi

bahan yang kering
Bahaya radiasi

IV. CARA KERJA PIPPETING, PLETTING, DAN TRANSFER BIAKAN
Sebagai awalan dari praktikum, mahasiswa diajarkan bagaimana cara
pippeting, pletting, dan transfer biakan untuk membuat media pertumbuhan.
1.

Cara kerja pippeting
Cara ini dilakukan misalnya pada pengambilan cairan agar.
Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan
Menyalakan pembakar bunsen
Membuka pembungkus pipet ukur
Memasang filler pada ujung pipet ukur
 Menekan katup A (aspirate) untuk mengeluarkan gelembung
 Menekan katup S (suction) untuk menyedot 1 ml air dari tabung
reaksi
 Menekan katup E (exhaust)untuk mengeluarkan cairan pada
tabung untuk dicampuradukkan dengan medium agar yang
masih dalam keadaan cair
Menggoyang-goyang tabung secara perlahan agar air homogen
dengan agar.
Menyumbat tabung dan rekatkan wrap pada bibir penutup cawan
petri agar tetap steril

2.

Cara kerja plating
Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan
Menyalakan pembakar bunsen
Membuka pembungkus pipet ukur
Memasang filler pada ujung pipet ukur
 Menekan katup A (aspirate) untuk mengeluarkan gelembung
 Menekan katup S (suction) untuk menyedot cairan dari tabung
reaksi
 Menekan katup E (exhaust)untuk mengeluarkan cairan pada
cawan petri
Meratakan cairan dengan drugalsky
Merekatkan wrap pada bibir penutup cawan petri agar tetap steril

3.

Cara kerja transfer biakan
Menyemprotkan desinfektan pada daerah meja kerja dan tangan
Menyalakan pembakar bunsen
Ujung kawat pada jarum inokulum dipijarkan, sedang sisanya
sampai tangkai cukup dilewatkkan nyala api saja
Membiarkan jarum inokulum idngin pada mulut tabung
Ujung kawat disentuhkan pada koloni
Mulut tabung tempat biakan dipanasi juga setelah sumbatnnya
diambil
Setelah pengambilan sampel bakteri, mulut tabung dipanasi lagi
kemudian disumbat seperti semula.
Ujung kawat yang membawa mikroba digesekkan pada medium baru
dengan posisi zig-zag.
Merekatkan wrap pada bibir penutup cawan petri agar tetap steril

C. PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN

PEMBUATAN MEDIUM PERTUMBUHAN
Medium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan terdiri dari
campuran zat-zat makanan (nutrien) yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, dapat dipelajari
aktivitas mikroorganisme menjadi kultur murni.
Bahan – bahan untuk pembuatan medium dapat berupa bahan yang siap pakai
dan bahan asli atau alami. Pada dasarnya, bahan-bahan untuk pembuatan medium
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Bahan Dasar
a. Air
b. Agar (dari Alga)
c. Gelatin
d. Silika gel
2. Unsur-unsur zat makanan

a. Sumber karbon dan energi yang meliputi karbohidrat, lemak dan asamasam organik
b. Sumber nitrogen yang meliputi protein, peptone
c. Garam-garam mineral dari K, Na, Fe, dan Mg
d. Vitamin-vitamin
e. Sari buah, ekstrak sayuran, susu
3. Bahan tambahan, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium
dengan tujuan tertentu. Sebagai contoh adalah indikator dan antibiotik.

Macam-macam medium:
Banyak

macam

medium

yang

dipergunakan

untuk

menumbuhkan

mikroorganisme, meskipun demikian pada dasarnya medium dibedakan berdasarkan
kriteria tertentu seperti : fase (sifat fisik), komposisi, fungsi, dan bentuknya.
1. Medium berdasarkan fase (sifat fisik)
a. Medium padat, yaitu medium yang mengandung agar (agar batangan
yang dicairkan) 12-15 gram per liter air (satu resep medium), contoh:
media Nutrient Agar (NA), Glucose Agar (GA).
b. Medium setengah padat atau semi solid, yaitu medium yang mengandung
agar kurang dari 0,5 % per liter air. Biasanya digunakan 0,3 – 0,5 % per
resep. Contoh media Nitrogen Free Brom Timol Blue.
c. Medium cair, yaitu medium yang tidak mengandung agar, contoh media
Nutrient Broth (NB), Lactose Broth (LB).
*Broth adalah Kaldu
2. Medium berdasarkan komposisi
a. Medium sintesis, yaitu medium yang komposisi kimianya diketahui
secara pasti.
Contoh medium Glucose Agar (GA), Nutrient Agar (NA)
b. Medium semi sintesis, yaitu medium yang sebagian komposisi kimianya
tidak diketahui secara pasti. Contoh medium Potato Dextrose Agar
(PDA), PDA tidak diketahui komposisi kimianya karena bahan kentang
yang memang komposisi kimianya banyak yang belum diketahui.

c. Medium non-sintetis, yaitu medium yang komposisi kimianya tidak
diketahui secara pasti. Contoh medium alami seperti kaldu daging sapi,
ekstrak wortel.
3. Medium berdasarkan fungsi
a. Medium umum, yaitu medium yang dapat utuk menumbuhkan banyak
jenis mikroorganisme atau bakteri jenis apapun. Contoh medium plate
Count Agar (PCA).
b. Medium selektif, yaitu medium yang didalamnya ditambahkan zat
tertentu maka bersifat selektif bagi pertumbuhan mikroorganisme tertentu
dan tidak bagi yang lain. Contoh medium yang diberi kristal ungu untuk
merangsang pertumbuhan bakteri gram negatif, sedangkan bakteri Gram
positif terhambat.
c. Medium diferensial yaitu medium yang mengandung senyawa yang akan
menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme tertentu dan kelompok yang
mirip pada medium dapat dibedakan dari pertumbuhan mikroorganisme
lain. Contoh adalah medium yang ditambah indikator warna dalam
suasana asam akibat akibat aktivitas mikroorganisme yang ditumbuhkan
pada medium.
d. Medium uji (Assay-medium) yaitu medium dengan komposisi tertentu
untuk mengetahui atau menguji adanya zat tertentu didalam medium itu
misal adanya vitamin, antibiotik atau yang lain, dengan menggunakan
mikroorganisme.
e. Medium diperkaya yaitu medium yang mengandung komponnen sangat
komplek seperti darah, serum, kuning telur untuk menumbuhkan
mikroorganisme yang bersifat heterotrof. Contoh adalah Loefller-serum
untuk menumbuhkan basil difteri.
4. Medium berdasarkan volume yang dituang
a. Miring, volume yang dituang 3-5 ml
b. Tegak, volume yang dituang 6-8 ml
c. Cawan, volume yang dituang 8-10 ml
5. Medium berdasarkan keaseptisan kerja
a. Tegak atau miring

Media dituangkan ke tabung dalam keadaan tidak aseptis,lalu kemudian
disterilisasi.
b. Cawan
Cawan harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum media dituangkan.
Ada beberapa jenis medium lainnya antara lain :
1. Basal Medium (medium dasar) adalah medium yang dapat mendukung
pertumbuhan hamper semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth.
2. Inhibitory Medium (medium penghambat), adalah medium yang mengandung
zat penghambat sehingga jenis mikrobia tertentu tidak dapat tumbuh atau
terhambat pertumbuhannya bila dapat tumbuh
3. Maintenance Medium (medium pemeliharaan), adalah medium yang
memungkinkan pertumbuhan minimal dari mikrobia atau sel, misalnya
medium untuk menyimpan sel kelamin.

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

PENGENALAN ALAT
I.

KESIMPULAN
1. Setiap alat memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai berikut.
a) Autoklaf, inkubator, dan Biological Safety Cabinet untuk sterlisasi;
b) Pipet ukur, pipet tetes, mikropipet, dan filler untuk menyedot dan
mengeluarkan cairan;
c) Cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, beaker glass, dan
gelas ukur sebagai wadah;
d) Pipet ukur, mikropipet, pH universal, colony counter, dan gelas
ukur sebagai alat pengukuran
2. Setiap alat memiliki spesifikasi yang saling melengkapi
a) Autoklaf tidak dapat mensterlisasi bahan yang mudah panas,
sedangkan milipor bisa.
b) Untuk dapat mengambil cairan dengan ukuran yang tepat, bisa
menggunakan pipet ukur dan/atau mikropipet, sedangkan pipet tets
tidak akurat mengenai ukurannya.

II.

SARAN
1. Saat menggunakan alat-alat mikrobiologi harus berhati-hati.
2. Saat praktikum selesai, hendaknya alat-alat dibersihkan dan
dikembalikan sperti semula.

B.

STERILISASI
I.

KESIMPULAN
1. Teknik kerja aseptis terdiri atas sterilisasi mekanik (filtrasi), fisik, dan
kimiawi agar bahan dan alat tidak terkontaminasi.

2. Alat dan bahan yang disterilisasi tergantung dengan prinsip kerja alat
sterilisasi.
II.

SARAN
1. Sebelum melakukan sterilisasi, semprotkan desinfektan pada tangan
dan meja kerja.
2. Agar hasil sterilisasi optimal, lakukan langkah demi langkah secara
teratur.

C.

PEMBUATAN MEDIUM
I.

KESIMPULAN
1. Macam-macam bentuk medium yaitu media tegak, miring dan cawan.
2. Pembuatan medium pertumbuhan jasad renik ada 2 cara, yakni dengan
racikan

(menimbang

komposisinya)

dan

instan

(sudah

ada

campurannya). Namun yang kita gunakan pada MSA, SSA, dan SDA
adalah media instan.
II.

SARAN
1. Gunakanlah sarung tangan dan masker saat melakukan praktikum.
2. Alat yang diperlukan dalam praktikum harus steril dan ketika bekerja
tidak boleh membuka mulut dan berbicara

DAFTAR PUSTAKA
Dr.Entjang, Indan. 2003. Mikrobiologi & Parasitologi. Bandung : PT Citra Aditya
Bakti.
Dwidjoseputro, D. 1980. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Esbe.
Pelczar, Michael. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Schiegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
press.
Sadaka, S.M, El-Ghazzawy E. F., Harfoush R. A. and Meheissen M. A. 2009.
Evaluation of different methods for the rapid diagnosis of methicillinresistance in Staphylococcus aureus. African Journal of Microbiology
Research Vol. 3 (2) pp. 049-055
Volk, W. A., and Wheeler, M. F. 1988. Mikrobiologi Dasar. Terjemahan Soenartono
Adisoemarto. Jakarta: Erlangga.