Pengertian Laras Bahasa penyakit mematikan

Pengertian Laras Bahasa
Laras bahasa adalah suatu kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan
pemakaiannya. Dengan kata lain, suatu bahasa harus sesuai dengan
pemakaiannya. Contohnya, jika dalam hal penulisan karya sastra seperti
puisi dan pantun, maka laras bahasa yang digunakan adalah laras puisi atau
pun laras pantun. Sebaliknya, jika bahasa di gunakan dalam hal penulisan
ilmiah, maka laras bahasa yang digunakan adalah laras ilmiah.
Laras bahasa memiliki ciri dan gaya penulisannya sendiri yang dapat
disampaikan baik dalam bentuk tulisan mau pun penulisan.

Jenis-Jenis Laras Bahasa
Ada dua macam laras bahasa yang dapat ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus. Apakah yang
dimaksud dengan kedua macam laras bahasa tersebut? Berikut ini adalah
pembahasan mengenai jenis-jenis laras bahasa.
Laras bahasa biasa
Laras bahasa biasa adalah laras bahasa yang sering ditemukan dan
digunakan oleh masyarakat luas, misalnya laras bahasa yang dipakai dalam
bidang hiburan, seperti laras bahasa berita, penerangan, dan lain-lain.
Laras bahasa khusus
Laras bahasa khusus adalah laras bahasa yang digunakan dalam pemakaian

khusus yaitu, laras bahasa ilmiah yang dipakai dalam penulisan laporan
ilmiah, dan lain-lain.
Kedua jenis laras bahasa ini dapat dibedakan dengan cara melihat beberapa
hal berikut ini:
1. Kosakata
2. Gaya Bahasa, dan
3. Tata bahasa.

2. Laras Bahasa
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai
laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah
kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya.
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, iaitu laras
biasa dan laras khusus.


Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat
umum seeprti bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan
maklumat.




Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti
ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar
(rencana, laporan, buku).

Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa dengan laras khsus
ialah: kosa kata, tatabahasa, dan gaya.
1. Laras Bahasa Biasa, Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk
masyarakat umum seeprti bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan
maklumat. Kalimatnya sederhana, ringkas, dan padat. Contoh : Dilarang
menginjak rumput.
2. Laras Bahasa Khusus


Laras Bahasa Perniagaan

Tujuannya unutk mempengaruhi atau membentuk tanggapan tertentu , atau
mengubah sikap dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan, tender,
laporan dan sebagainya , didukung pula oleh gambar, lukisan, grafik,

ilustrasi dan sebagainya.


Laras Akademik

Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan
sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup pendidikan.Dalam penulisan
ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut format tertentu
seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka
surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.Menggunaka istilahistilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal. Contohnya
ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.



Laras Bahasa Media

Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari
struktur teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks esai dan karya ilmiah.
Wartawan atau penulis koran menggunakan bahasa untuk menjelaskan
sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan selera

sejumlah pembaca koran.
Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran yang baik, pertama,
bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas dan ketuiga,
isi tulisan harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk masyarakat, maka
bahasa koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan orang-orang.
Kalimat yang panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan,
metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya haruslah dihindari.


Laras Bahasa Satra

Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat
dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan puitis.



Jenis ragam bahasa

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
*

*
*
*

Ragam
Ragam
Ragam
Ragam

bahasa
bahasa
bahasa
bahasa

undang-undang
jurnalistik
ilmiah
sastra

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:

1. Ragam lisan yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa cakapan
* Ragam bahasa pidato
* Ragam bahasa kuliah
* Ragam bahasa panggung
2. Ragam tulis yang antara lain meliputi:
* Ragam bahasa teknis
* Ragam bahasa undang-undang
* Ragam bahasa catatan
* Ragam bahasa surat

Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut
akrab tidaknya pembicara
*
*
*
*
*

Ragam bahasa resmi

Ragam bahasa akrab
Ragam bahasa agak resmi
Ragam bahasa santai
dan sebagainya

secara garis besar dapat disimpulkan.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa
sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan
presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau
dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa
sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial
seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orangorang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa
tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan
informal (tidak baku).


Ejaan Bahasa Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ejaan Bahasa Indonesia (disingkat EBI) adalah ejaan bahasa Indonesia
yang berlaku sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman

Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan ini menggantikan Ejaan yang
Disempurnakan.[1]

Perbedaan dengan EYD
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan Ejaan yang Disempurnakan
adalah:
1. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga yaitu ai,
au, oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya
pada kata geiser dan survei).
2. Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu
menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta
menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga dihapus.


4. Ejaan yang Disempurnakan (EyD)
Ejaan ini berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015, atas kerja sama dua
negara yakni Malaysia dan Indonesia yang masing-masing diwakili oleh para
menteri pendidikan kedua negara tersebut. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan menerbitkan buku yang berjudul Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang tercatat pada tanggal 12 Oktober 1972.
Pemberlakuan Ejaan yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah ditetapkan atas dasar keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan nomor 0196/U/1975.
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat Bahasa),
pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan Baru pada
dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah dirintis oleh Ejaan
Melindo. Para pelaksananya pun di samping terdiri dari panitia Ejaan LBK,
juga dari panitia ejaan dari Malaysia. Panitia itu berhasil merumuskan suatu
konsep ejaan yang kemudian diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas
dasar surat keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 062/67,
tanggal 19 September 1967.
Ejaan Baru di Malaysia disebut Ejaan Rumi Bersama (ERB) sementara
Indonesia menggunakan Ejaan yang Disempurnakan (EyD). EyD mengalami

dua kali revisi, yakni pada tahun 1987 dan 2009.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EyD, antara lain:


Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing
diresmikan pemakaiannya.



Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan
tetap digunakan, misalnya pada kata furqan, dan xenon.



Awalan “di-” dan kata depan “di” dibedakan penulisannya. Kata depan
“di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan dengan
spasi, sementara “di-” pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya.




Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya. Angka
dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EyD adalah:
1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.
2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisan singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.
5. Ejaan Bahasa Indonesia
Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia dengan EyD adalah:
1. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EyD, huruf diftong hanya tiga
yaitu ai, au, oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu
ei (misalnya pada kata geiser dan survei).
2. Penggunaan huruf tebal. Dalam EyD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu
menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf,
serta menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi
ketiga dihapus.