Pengertian Angka Indeks

Pengertian Angka Indeks
Angka indeks adalah ukuran statistik yang biasanya digunakan untuk
menyatakan perubahan-perubahan relatif (perbandingan) nilai suatu
variabel tunggal atau nilai sekelompok variabel. Perubahan relatif
dinyatakan dalam bentuk persentase. Angka indeks yang dinyatakan
dalam persentase (biasanya persentase tidak dinyatakan atau tidak
ditulis), akan tetapi setiap angka indeks selalu dibaca dalam persen.
Contoh 1 :
Rata-rata harga per kg beras di kota “Z” pada tahun 20x1 dan tahun 20x2
masing-masing adalah Rp. 777,00 dan Rp. 881,00. Apabila kita
bandingkan harga beras pada tahun 20x2 dengan tahun 20x1, akan kita
dapatkan angka indeks sebagai berikut :Angka Indeks = Rp. 881/Rp.777 x
100% = Rp. 113,38. Angka Indeks sebesar 113, 38 memiliki makna bahwa
rata-rata harga per kg beras di tahun 20x2 lebih tinggi atau mengalami
kenaikan sebesar 13,38% (=113,38 – 100) dari rata-rata harga per kg
beras di tahun 20x1.
Contoh 2 :
Sebuah grosir beras ingin mengetahui perubahan nilai penjualan beras
selama 5 tahun terakhir, sedangkan data penjualan yang dimilikinya
sebagai berikut :
Perkembangan perubahan penjualan setiap tahun dapat dihitung dengan

angka indeks sebagai berikut :
Penyelesaian :
Berdasarkan tabel di atas, perkembangan nilai penjualan beras sebagai
berikut :
Tahun 2004 sebagai tahun dasar diberi nilai 100. Tahun 2005 angka indeks
83,33 berarti nilai penjualan turun sebesar 16,67% dari nilai penjualan
pada tahun 2004. Tahun 2006 angka indeks 116,6 berarti nilai penjualan
naik sebesar 16,6% dari nilai penjualan pada tahun 2004. Tahun 2007
angka indeks 133,3 berarti nilai penjualan naik sebesar 33,3% dari nilai
penjualan pada tahun 2004. Tahun 2008 angka indeks 141,6 berarti nilai
penjualan naik sebesar 41,6% dari nilai penjualan pada tahun 2004
Contoh 3 :
Harga eceran rata-rata empat bahan pokok di kota “C” tahun 2007 –
2008, disajikan pada tabel di bawah ini:
Perubahan harga rata-rata gabungan ke empat bahan pokok tersebut,
dapat dilihat melalui indeks harga gabungan sebagai berikut :

Indeks harga rata-rata gabungan tahun 2007/2008, 2.110,83/1.973,46 x
100 = 106,96. Indeks harga rata-rata gabungan pada tahun 2008 dengan
tahun dasar 2007 = 106,96, memiliki arti bahwa harga rata-rata

gabungan per kg keempat bahan pokok tersebut naik sebesar = 6,96%
(106,96 – 100) dari harga rata-rata gabungan pada tahun 2007.
Jenis-Jenis Angka Indeks :
1. Indeks harga (price indeks), adalah angka yang dapat dipakai untuk
melihat perubahan mengenai harga-harga barang, baik harga
sejenis barang maupun sekelompok barang dalam dalam waktu dan
tempat yang sama atau berlainan.
2. Indeks kuantitas (quantity indeks), adalah angka yang dapat dipakai
untuk melihat perubahan mengenai kuantitas sejenis barang atau
sekelompok barang yang dihasilkan (diproduksi), dijual, dikonsumsi,
diekspor dan sebagainya dalam waktu yang sama atau berlainan.
3. Indeks nilai (value indeks), adalah angka yang dapat dipakai untuk
melihat perubahan nilai uang dari suatu barang yang diproduksi,
diekspor, diimpor, dikonsumsi dan sebagainya dalam waktu dan
tempat yang sama atau berlainan. Nilai ini dapat diperoleh dari hasil
perkalian antara harga dengan kuantitas, contohnya :


Indeks biaya hidup, merupakan nilai pengeluaran konsumsi setiap
keluarga, yang tak lain dari hasil perkalian antara harga dan

kuantitas barang yang dikonsumsi.



Indeks nilai produksi, yang tak lain merupakan hasil perkalian antara
harga dan kuantitas barang yang diproduksi.

Masalah Pokok Dalam Penyusunan Angka Indeks :
1. Perumusan tentang tujuan penyusunan angka indeks.
2. Sumber dan syarat perbandingan data.
3. Pemilihan periode dasar.
4. Pemilihan timbangan.
5. Pemilihan metode perhitungan angka indeks.

Angka Indeks Relatif
Angka indeks relatif, merupakan hasil perhitungan indeks yang terdiri dari
satu macam barang saja. Misalnya indeks harga minyak goreng, indeks
harga beras, indeks kuantitas beras, dan sebagainya.

Contoh 4 :


Hitunglah :
a. Indeks harga eceran rata-rata beras pada tahun 2008 dengan waktu
dasar tahun 2007.
b. Indeks harga rata-rata gula pasir pada tahun 2008 dengan waktu dasar
tahun 2007.
Penyelesaian :


Untuk beras
Jadi, indeks harga eceran rata-rata beras pada tahun 2008 dengan
tahun 2007 sebagai tahun dasar adalah 112,42%. Artinya, harga
eceran rata-rata per kg beras di kota “X” pada tahun 2008
mengalami kenaikan sebesar 12,42% dibandingkan tahun 2007.



Untuk gula pasir
Jadi, indeks harga eceran rata-rata gula pasir pada tahun 2008
dengan tahun 2007 sebagai tahun dasar adalah 102,54%. Artinya,

harga eceran rata-rata per kg gula pasir di kota “X” pada tahun
2008 mengalami kenaikan sebesar 2,54% dibandingkan tahun 2007.

Contoh 5 :
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks produksi kentang Propinsi “A”
pada tahun 2007 dengan tahun dasar 2006.

Penyelesaian :

Jadi, indeks rata-rata produksi kentang Propinsi “X” pada tahun 2007
dengan tahun 2006 sebagai tahun dasar adalah 120,56%. Artinya,
produksi kentang Propinsi “X” pada tahun 2007 mengalami kenaikan
sebesar 20,56% dibandingkan tahun 2006.
Angka Indeks Gabungan Sederhana
Pada indeks ini yang dihitung adalah perbandingan harga ataupun
kuantitas atau nilai dari sekelompok barang. Barang-barang yang terdapat
dalam satu kelompok tersebut haruslah mempunyai sifat-sifat yang sama,
misalnya :



Kelompok barang-barang kebutuhan pokok, seperti : beras, ikan
asin, minyak goreng, garam dan gula pasir.



Kelompok hasil pertanian seperti : beras, jagung, ketela, kentang,
kol dan kacang.
Contoh Soal 6 :
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks harga agregat
(gabungan) tidak tertimbang kelima barang tersebut pada tahun
2008 dengan waktu dasar tahun 2007 serta berikan interpretasi
atas hasil yang diperoleh !
Penyelesaian :
Jadi, indeks harga agregatif (gabungan) tidak tertimbang kelima
barang tersebut pada tahun 2008 dengan waktu dasar 2007 adalah
96,32. P(08,07), memiliki arti bahwa harga gabungan kelompok
barang tersebut mengalami penurunan sebesar (100 – 96,32) =
3,68% pada tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007.
Contoh 7 :
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks rata-rata produksi

(kuantitas) gabungan sayur mayur tersebut pada tahun 2007 dan
tahun 2006 dengan waktu dasar tahun 2004 !.

Penyelesaian :

Q(07,04) = 297 dan Q(06,04) = 225, ini berarti produksi sayur mayur di
Propinsi “X” mengalami kenaikan sebesar 197% pada tahun 2007 dan
125% pada tahun 2006 dibanding dengan tahun 2004.
Contoh 8 :
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks nilai gabungan barang-barang
tersebut pada tahun 2005 dengan tahun dasar 2004.
Penyelesaian :
Angka Indeks Rata-Rata relatif
Contoh Soal 9 :
Berdasarkan data di atas, hitunglah indeks rata-rata relatif harga eceran
rata-rata 4 bahan pokok tersebut pada 2007 dengan waktu dasar tahun
2004.
Penyelesaian :
Jadi, indeks rata-rata relatif harga eceran rata-rata 4 bahan pokok
tersebut pada tahun 2007 dengan tahun dasar 2004 sebesar 119,85. Ini

berarti harga rata-rata keempat (4) bahan pokok tersebut mengalami
kenaikan sebesar 19,85% dari harga eceran rata-ratanya pada tahun 2004
Angka Indeks Harga Gabungan
Angka Indeks Harga Laspeyres
Angka Indeks Harga Paasche
Angka Indeks Harga Drobish
Angka Indeks Harga Irving Fisher
Angka Indeks Harga Marshall - Edgeworth
Contoh Soal 10 :
Data mengenai harga dan kuantitas produksi 4 jenis barang di Propinsi “B”
disajikan dalam tabel berikut ini :

Hitunglah indeks harga agregatif (gabungan) tertimbang barang-barang
tersebut pada tahun 2008 dengan tahun dasar 2007
a. Dengan metode Laspeyres
b. Dengan metode Paasche
c. Dengan metode Irving Fisher
d. Dengan metode Drobish
e. Dengan metode Marshall - Edgeworth
Penyelesaian :

a. Indeks Harga Laspeyres
b. Indeks Harga Paasche
e. Indeks Harga Marshall - Edgeworth
Angka Indeks Harga Rata-Rata Tertimbang Relatif
Perhitungan Angka Indeks Harga Tertimbang Rata-Rata Relatif
Angka Indeks Berantai
Angka indeks berantai adalah angka indeks yang menggunakan waktu
dasar selalu satu tahun sebelum tahun yang dihitung angka indeksnya.
Misalnya angka indeks tahun 2008 dihitung dengan memakai tahun dasar
2007, angka indeks tahun 2006 dihitung dengan memakai tahun dasar
2005, demikian seterusnya.
Contoh Soal 11
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa :


Pada Indeks biasa, angka indeks yang dicari selalu dibandingkan
dengan tahun dasar (2004). Tahun 2005 harga per kwintal beras
naik 0,4% dari harga pada tahun 2004. Tahun 2006 harga per
kwintal beras naik 15,7% dari harga pada tahun 2004. Tahun 2007
harga per kwintal beras naik 43,0% dari harga pada tahun 2004.




Pada indeks berantai, angka indeks yang dicari selalu dibandingkan
dengan satu periode waktu dari waktu yang akan dihitung angka
indeksnya, sehingga kenaikan harga tiap tahun dapat diketahui.
Tahun 2005 harga per kwintal beras naik 0,4% dari harga pada
tahun 2004. Tahun 2006 harga per kwintal beras naik 15,2% dari
tahun 2005. Tahun 2007 harga per kwintal beras naik 8,4% dari
tahun 2006.

Hubungan indeks relatif secara berantai untuk beberapa tahun dapat

dinyatakan sebagai berikut :
Angka Indeks Berantai
Contoh Soal 12 :
Angka Indeks Untuk Proses Deflasi
Upah nominal yang tinggi tidak selalu mencerminkan tingkat hidup yang
lebih baik dari keadaan sebelumnya, apabila perkembangan tingkat harga
barang-barang kebutuhan pokok sehari-hari (biaya hidup) tinggi pula.

Seorang karyawan lebih senang menerima gaji yang lebih kecil dengan
daya beli besar, daripada gaji yang lebih besar tetapi dengan daya beli
kecil. Dengan kata lain, seorang buruh atau pegawai akan lebih senang
menerima upah nyata (daya beli) dari uang tersebut dari pada upah uang
(nilai nominal dari uang yang diterima).
Besar kecilnya upah nyata ini, tergantung dari indeks biaya hidup (cost of
living ndex) atau indeks harga konsumen (consumer’s price index). IHK
tidaklah sama dengan biaya hidup, IHK disusun berdasarkan harga-harga
sekelompok barang atau jasa tanpa memasukkan semua jenis biaya,
seperti bermacam-macam pajak. Biaya hidup lebih ditentukan oleh selera
atau gaya hidup dibanding harga. Untuk menghitung upah nyata (upah
riil) dengan proses deflasi dapat dipakai rumus ini :
Contoh 13 :
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa upah riil dari tahun 2002 sampai
dengan tahun 2004 mengalami kenaikan, tetapi tahun 2005 dan tahun
2006 mengalami penurunan dibandingkan upah riil tahun 2002.
Daya Beli Mata Uang
Daya beli sebuah mata uang adalah perbandingan antara nilai dari mata
uang dalam tahun tertentu dengan nilainya pada tahun dasar. Daya beli
sebuah mata uang merupakan kebalikan dari IHK, maksudnya kalau IHK
meningkat maka daya beli mata uang tersebut menurun/melemah. Bila
IHK meningkat 3 kali, maka daya beli mata uang tersebut melemah/turun
menjadi 1/3 kali.
Contoh 14 :
IHK pada tahun 1993 = 150 dan IHK pada tahun 2000 = 750. Berapa daya
beli rupiah tahun 2000 ?
Penyelesaian:
Daya beli rupiah = 1/5 artinya bahwa uang sebesar satu rupiah yang

dibelanjakan pada tahun 2000, hanya mendapatkan 1/5 dari yang
diperoleh atas pembelanjaan satu rupiah (untuk barang yang sama) pada
tahun 1993.