laporan pendahuluan gangguan oksigenasi 21
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Anatomi dan Fisiologi
http://www.academia.edu/28046185/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PERNAFASAN
Peristiwa bernapas terdiri dari dua bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi:
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
2. Definisi Penyakit
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia
yang
di
gunakan
untuk
kelangsungan
metabolisme
sel
tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc
tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel.
Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan
aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).
Terapi oksigen merupakan salah satu
terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen
adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.
Merokok
3. Pathway
Genetik:
Defisiensi
antitrypsin alfa-1
Penurunan
netralisasi
Faktorlingkung
an
Polusi udara
Peningkatan
pelepasan
elastase
Cedera sel
Mengandungz
at-zat
Mengandung
radikal bebas
Induksi
aktivasi
makrofag
dan leukosit
Peningkatan
stress
oksidatif
Pelepasan
factor
kemotaktik
neutrofl
Peningkatan
pelepasan
oksidan
Peningkatan
apoptosis dan
nekrosis dari
sel yang
terpapar
Cedera sel
Peningkatan
jumlah neutrofl
di daerah yang
terpapar
Respon
inflamasi
Hipersekresi
mukus
Penumpukan
lender dan
sekresi berlebih
Merangsan
g reflex
batuk
KETIDAKEFEK
TIFAN
BERSIHAN
JALAN NAPAS
GANGGUAN
PERTUKARAN
GAS
Obstruksi
jalan napas
Lisis dinding alveoli
Fibrosaparu
Kerusakan
alveolar
Obstruksiparu
Kolaps
saluran napas
kecil saat
ekspirasi
Timbul nyeri
yang
berlangsung
Nyeri
Kronis
Obstruksi pada
pertukaran O2 dan
CO2dari dan ke paruparu
Penurunan asupan
O2
Hipoksemi
https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc
KETIDAKEFEK
TIFAN POLA
NAPAS
Kompensasi tubuh
dengan
peningkatan RR
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
5. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b) Pasien mengeluh batuk tertahan
c) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b) Terdapat bunyi nafas tambahan
c) Pasien tampak bernafas dengan mulut
d) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e) Pasien tampak susah untuk batuk
b. Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b) Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
a) Irama nafas pasien tidak teratur
b) Orthopnea
c) Pernafasan disritmik
d) Letargi
c. Gangguan pernafasan gas
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b) Pasien mengeluh susah tidur
c) Pasien merasa lelah
d) Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif
a) Pasien tampak pucat
b) Pasien tampak gelisah
c) Perubahan pada nadi
d) Pasien tampak lelah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
1) Lemahnya otot pernafasan
2) Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
1) Perubahan suplai oksigen
2) Adanya penumpukan cairan dalam paru
3) Edema paru
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan
batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru
NO TUJUAN
DAN INTERVENSI
DX
KRITERIA HASIL
1
Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
RASIONAL
Auskultasi dada untuk karakter 1.
bunyi nafas dan adanya secret.
Pernafasan rochi, wheezing
menunjukkan tertahannya secret
selama … x 24 jam
obstruksi jalan nafas
diharapkan bersihan
jalan napas efektif
2.
sesuai dengan kriteria:
1.
Menunjukkan jalan
Berikan air minum hangat
2.
Membantu mengencerkan
secret
nafas bersih
2.
3.
Suara nafas normal
Beri posisi yang nyaman seperti3.
posisi semi fowler
Memudahkan pasien untuk
bernafas
tanpa suara tambahan
3.
4.
Tidak ada
4.
Sarankan keluarga agar tidak
4.
Pakaian yang ketat
penggunaan otot bantu
memakaikan pakaian ketat kepada
menyulitkan pasien untuk
nafas
pasien
bernafas
Mampu melakukan
perbaikan bersihan
5.
jalan nafas
Kolaborasi penggunaan
5.
nebulizer
Kelembapan mempermudah
pengeluaran dan mencegah
pembentukan mucus tebal pada
bronkus dan membantu
2
Setelah dilakukan
1.
pernafasan
Kaji frekuensi pernafasan pasien.1.
Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan
pernafasan paasien
selama….X24 jam
diharapkan pola napas2.
efektif dengan
Tinggikan kepala dan bantu
mengubah posisi.
2.
kriteria :
1.
ekpansi paru dan memudahkan
Menunjukkkan pola
pernafasan
nafas efektif dengan 3.
frekuensi nafas 16-20
Ajarkan teknik bernafas dan
relaksasi yang benar
3.
kali/menit dan irama
teratur
2.
Duduk tinggi memungkinkan
HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
4.
Mampu
Kolaborasikan dalam pemberian
obat
4.
teknik bernafas
Pengobatan mempercepat
menunjukkan perilaku
penyembuhan dan memperbaiki
peningkatan fungsi
pola nafas
paru
3
Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
Auskultasi dada untuk karakter 1.
bunyi nafas dan adanya secret.
Weezing atau mengiindikasi
akumulasi
selama ….X 24 jam
sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran
membersihkan jalan napas
gas dapat
sehingga otot aksesori digunakan
dipertahankan dengan
dan kerja pernapasan meningkat.
kriteria :
1.
Menunjukkan
2.
perbaikan ventilasi dan2.
oksigenasi jaringan
2.
Beri posisi yang nyaman seperti
Memudahkan pasien untuk
bernafas
posisi semi fowler
Tidak ada sianosis
3.
3.
Anjurkan untuk bedrest, batasi
Mengurangi konsumsi oksigen
pada periode respirasi.
dan bantu aktivitas sesuai
kebutuhan
4.
HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
4.
Ajarkan teknik bernafas dan
teknik bernafas
relaksasi yang benar.
5.
Memaksimalkan sediaan
oksigen khususnya ventilasi
5.
DAFTAR PUSTAKA
Kolaborasikan terapi oksigen
menurun
Brunner &Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International (2013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Tarwonto
dan
Wartonah.2006.
Kebutuhan
Dasar
Manusia
dan
Asuhan
Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.docstoc.com/docs/151842217/LAPORAN-PENDAHULUAN-OKSIGENNOVA diakses tanggal 19 Agustus 2014
https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc
1. Anatomi dan Fisiologi
http://www.academia.edu/28046185/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_SISTEM_PERNAFASAN
Peristiwa bernapas terdiri dari dua bagian:
a. Menghirup udara (inpirasi)
Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran
pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih
besar, tekanan rongga dada turun/lebih kecil.
b. Menghembuskan udara (ekspirasi)
Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif
yaitu terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada
turun/lebih kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi:
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh
dan CO² jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara
keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.
2. Definisi Penyakit
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O²). Kebutuhan
fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar
manusia
yang
di
gunakan
untuk
kelangsungan
metabolisme
sel
tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa
manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc
tiap menit. Respirasi berperan dalam mempertahakan kelangsungan metabolisme sel.
Sehingga di perlukan fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan
aktifitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O² ke seluruh tubuh dan
pembuangan CO² (hasil pembakaran sel).
Terapi oksigen merupakan salah satu
terapi pernafasan dalam mempertahankan oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen
adalah untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil
menurunkan upaya bernafas dan mengurangi stress pada miokardium.
Merokok
3. Pathway
Genetik:
Defisiensi
antitrypsin alfa-1
Penurunan
netralisasi
Faktorlingkung
an
Polusi udara
Peningkatan
pelepasan
elastase
Cedera sel
Mengandungz
at-zat
Mengandung
radikal bebas
Induksi
aktivasi
makrofag
dan leukosit
Peningkatan
stress
oksidatif
Pelepasan
factor
kemotaktik
neutrofl
Peningkatan
pelepasan
oksidan
Peningkatan
apoptosis dan
nekrosis dari
sel yang
terpapar
Cedera sel
Peningkatan
jumlah neutrofl
di daerah yang
terpapar
Respon
inflamasi
Hipersekresi
mukus
Penumpukan
lender dan
sekresi berlebih
Merangsan
g reflex
batuk
KETIDAKEFEK
TIFAN
BERSIHAN
JALAN NAPAS
GANGGUAN
PERTUKARAN
GAS
Obstruksi
jalan napas
Lisis dinding alveoli
Fibrosaparu
Kerusakan
alveolar
Obstruksiparu
Kolaps
saluran napas
kecil saat
ekspirasi
Timbul nyeri
yang
berlangsung
Nyeri
Kronis
Obstruksi pada
pertukaran O2 dan
CO2dari dan ke paruparu
Penurunan asupan
O2
Hipoksemi
https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc
KETIDAKEFEK
TIFAN POLA
NAPAS
Kompensasi tubuh
dengan
peningkatan RR
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
a. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
b. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d. Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
e. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
f. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
h. CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
5. Penatalaksanaan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
1) Pembersihan jalan nafas
2) Latihan batuk efektif
3) Suctioning
4) Jalan nafas buatan
b. Pola Nafas Tidak Efektif
1) Atur posisi pasien ( semi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Teknik bernafas dan relaksasi
c. Gangguan Pertukaran Gas
1) Atur posisi pasien ( posisi fowler )
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Jalan nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh sesak saat bernafas
b) Pasien mengeluh batuk tertahan
c) Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas
d) Pasien merasa ada suara nafas tambahan
2) Data Objektif
a) Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal
b) Terdapat bunyi nafas tambahan
c) Pasien tampak bernafas dengan mulut
d) Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung
e) Pasien tampak susah untuk batuk
b. Pola nafas tidak efektif
1) Data Subjektif
a) Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal
b) Pasien mengatakan berat saat bernafas
2) Data Objektif
a) Irama nafas pasien tidak teratur
b) Orthopnea
c) Pernafasan disritmik
d) Letargi
c. Gangguan pernafasan gas
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala
b) Pasien mengeluh susah tidur
c) Pasien merasa lelah
d) Pasien merasa gelisah
2) Data Objektif
a) Pasien tampak pucat
b) Pasien tampak gelisah
c) Perubahan pada nadi
d) Pasien tampak lelah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan:
1) Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.
2) Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif
3) Sumbatan jalan nafas karena benda asing
b. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:
1) Lemahnya otot pernafasan
2) Penurunan ekspansi paru
c. Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan:
1) Perubahan suplai oksigen
2) Adanya penumpukan cairan dalam paru
3) Edema paru
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa yang diangkat:
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d peningkatan sputum ditandai dengan
batuk produktif
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d posisi tubuh ditandai dengan bradipnea
c. Gangguan pertukaran gas b/d berkurangnya keefektifan permukaan paru
NO TUJUAN
DAN INTERVENSI
DX
KRITERIA HASIL
1
Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
RASIONAL
Auskultasi dada untuk karakter 1.
bunyi nafas dan adanya secret.
Pernafasan rochi, wheezing
menunjukkan tertahannya secret
selama … x 24 jam
obstruksi jalan nafas
diharapkan bersihan
jalan napas efektif
2.
sesuai dengan kriteria:
1.
Menunjukkan jalan
Berikan air minum hangat
2.
Membantu mengencerkan
secret
nafas bersih
2.
3.
Suara nafas normal
Beri posisi yang nyaman seperti3.
posisi semi fowler
Memudahkan pasien untuk
bernafas
tanpa suara tambahan
3.
4.
Tidak ada
4.
Sarankan keluarga agar tidak
4.
Pakaian yang ketat
penggunaan otot bantu
memakaikan pakaian ketat kepada
menyulitkan pasien untuk
nafas
pasien
bernafas
Mampu melakukan
perbaikan bersihan
5.
jalan nafas
Kolaborasi penggunaan
5.
nebulizer
Kelembapan mempermudah
pengeluaran dan mencegah
pembentukan mucus tebal pada
bronkus dan membantu
2
Setelah dilakukan
1.
pernafasan
Kaji frekuensi pernafasan pasien.1.
Mengetahui frekuensi
tindakan keperawatan
pernafasan paasien
selama….X24 jam
diharapkan pola napas2.
efektif dengan
Tinggikan kepala dan bantu
mengubah posisi.
2.
kriteria :
1.
ekpansi paru dan memudahkan
Menunjukkkan pola
pernafasan
nafas efektif dengan 3.
frekuensi nafas 16-20
Ajarkan teknik bernafas dan
relaksasi yang benar
3.
kali/menit dan irama
teratur
2.
Duduk tinggi memungkinkan
HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
4.
Mampu
Kolaborasikan dalam pemberian
obat
4.
teknik bernafas
Pengobatan mempercepat
menunjukkan perilaku
penyembuhan dan memperbaiki
peningkatan fungsi
pola nafas
paru
3
Setelah dilakukan
1.
tindakan keperawatan
Auskultasi dada untuk karakter 1.
bunyi nafas dan adanya secret.
Weezing atau mengiindikasi
akumulasi
selama ….X 24 jam
sekret/ketidakmampuan
diharapkan pertukaran
membersihkan jalan napas
gas dapat
sehingga otot aksesori digunakan
dipertahankan dengan
dan kerja pernapasan meningkat.
kriteria :
1.
Menunjukkan
2.
perbaikan ventilasi dan2.
oksigenasi jaringan
2.
Beri posisi yang nyaman seperti
Memudahkan pasien untuk
bernafas
posisi semi fowler
Tidak ada sianosis
3.
3.
Anjurkan untuk bedrest, batasi
Mengurangi konsumsi oksigen
pada periode respirasi.
dan bantu aktivitas sesuai
kebutuhan
4.
HE dapat memberikan
pengetahuan pada pasien tentang
4.
Ajarkan teknik bernafas dan
teknik bernafas
relaksasi yang benar.
5.
Memaksimalkan sediaan
oksigen khususnya ventilasi
5.
DAFTAR PUSTAKA
Kolaborasikan terapi oksigen
menurun
Brunner &Suddarth. (2008). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta : EGC
Nanda International (2013). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. Jakarta:EGC
Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Tarwonto
dan
Wartonah.2006.
Kebutuhan
Dasar
Manusia
dan
Asuhan
Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.
http://www.docstoc.com/docs/151842217/LAPORAN-PENDAHULUAN-OKSIGENNOVA diakses tanggal 19 Agustus 2014
https://www.scribd.com/document/182787021/PATHWAY-doc