STREOTIPE GENDER DAN PILIHAN KAREER DI KALANGAN SISWI MADRASAH ALIYAH (MA) DINIYAH PUTERI PEKANBARU RIAU

SISWI MADRASAH ALIYAH (MA) DINIYAH PUTERI PEKANBARU RIAU

Riswani Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

Hermansyah Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru

Abstract: This study is a descriptive research in the form of a survey of 50 female students of Madrasah Aliyah. It disclosed is whether the students know that men and women can not be distinguished by the characters and roles, career what they would choose if already left school and what form career guidance given by the counseling teacher to reduce the attitude of gender stereotypes in students career choices. The results showed students know that men and women can not be distinguished by the character and role. Then, there are students who choose a job that is considered masculine and feminine as a future career. Student knows that men and women can not be distinguished by the character and role when they received material about gender in career information services provided by counseling teacher. The researchers concluded that gender stereotypes in students career choices can be minimized through the perspective of career guidance services. Researchers suggest there should be a gender perspective in the training of career guidance in Islamic schools.

Keywords: gender stereotypes, career counseling, counseling teacher.

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskreptif dalam bentuk survey terhadap 50 orang siswi madrasah Aliyah. Hal yang diungkapkan adalah apakah siswa mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran, karir apa yang akan mereka pilih jika sudah tamat sekolah dan bagaimana bentuk bimbingan karir yang diberikan oleh Guru BK/Konselor untuk mengurangi sikap stereotip gender dalam pilihan karir siswa. Hasil penelitian menunjukkan siswa mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran. Kemudian, ada siswa yang memilih pekerjaan yang dianggap maskulin dan feminin sabagai karir dimasa depan. Siswi mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan tidak bisa dibedakan melalui karakter dan peran ketika mereka mendapat materi tentang gender dalam layanan informasi karir yang diberikan oleh Guru BK/Konselor. Peneliti menyimpulkan bahwa streotif gender di dalam pilihan karir siswa dapat diminimalisir melalui layanan bimbingan karir yang berperspektif. Peneliti

menyarankan harus ada pelatihan bimbingan karir berperspektif gender di sekolah-sekolah Islam.

Kata Kunci: Stereotip Gender, Bimbingn Karir, Guru BK/Konselor

PENDAHULUAN

ketika membuat keputusan pilihan karir

dalam hidup mereka. Hal ini didukung Hasil penelitian yang dilakukan

1 2 oleh Bandura et al oleh Denga yang menyebutkan bahwa , Cherian, Isaac and memilih karir yang tepat adalah salah

Nwalo 3 , Macgregor 4 , McMahon dan

satu keputusan yang paling sulit yang , Watson et al

Watson 5 6

menunjukkan

dialami oleh seorang remaja laki-laki bahwa banyak siswa sekolah menengah

maupun perempuan. Nada yang sama atas (SMA/MA) menghadapi dilema

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

juga dikatakan oleh Kinanee yang masa depan penuh dengan harapan 9 menyebutkan bahwa remaja menghadapi

Masa remaja juga merupakan masalah yang paling kompleks saat

individu sudah terlibat dalam memilih kareer yang tepat

masa

dimana

mempersiapkan diri untuk berkarir. dan realistis 7 .

Namun pada kenyataannya banyak siswa Siswa SMA/MA secara psikologis

yang belum mencapai kematangan karir sedang dalam perkembangan masa

dengan baik. Fenomena masa anak remaja remaja, yakni masa peralihan dari masa

sekarang ini masih banyak kita melihat kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

banyak remaja menghabiskan waktunya Hurlock 8 masa remaja merupakan masa

dalam hal-hal yang tidak bermanfaat bagi yang

dirinya dan bahkan melakukan hal-hal penentuan kehidupan di masa depan,

sangat berhubungan

pada

yang bisa merusak dirinya dan masa karena perilaku dan aktivitas yang

depannya. Seharusnya, ketika sudah dilakukan pada masa remaja menjadi

duduk di bangku SMA/MA, remaja masa awal dalam mengukir kehidupan

merencanakan dan yang lebih baik di masa depan mereka.

sudah

mampu

mempersiapkan masa depannya yang Jadi, jika masa remaja mencapai

lebih baik apa lagi di era globalisasi perkembangan

sekarang, dimana individu dituntut untuk dipastikan masa depan seorang remaja

lebih proaktif dalam merencanakan dan akan berjalan dengan baik pula.

mempersiapkan masa depannya. Jika itu Masa remaja merupakan pencarian

tidak dilakukan, maka reamaja maka akan identitas diri. Ia harus mampu menjawab

tergilas oleh kejamnya zaman. Maka tidak “Siapa saya? Mau ke mana saya?

jika remaja sering Bagaimana saya? Apa yang harus saya

mengherankan

mengeluhkan akan masa depannya, perbuat untuk karir masa depan saya?.

mereka tidak mengetahui mau jadi apa Sejumlah pertanyaan identitas diri

dan pekerjaan apa yang cocok baginya. seyogyanya dapat dijawab dengan tepat

Yusuf 10 menyebutkan bahwa oleh remaja. Jika ia tidak dapat

terdapat permasalahan karir yang dialami menjawabnya dengan tepat maka ia

oleh para remaja usia SMA, diantaranya: cenderung bingung menghadapi hidup,

(1) kurang mengetahui cara memilih termasuk pengambilan keputusan karir.

program studi; (2) kurang memiliki Tetapi jika sebaliknya, maka ia akan

motivasi untuk mencari informasi tentang berkembang optimal dan tepat dalam

karir; (3) bingung dalam memilih mengambil keputusan karirnya sehingga

pekerjaan; dan (4) belum memiliki pilihan pekerjaan; dan (4) belum memiliki pilihan

perguruan tinggi tertentu jika setelah mengambil prasangka orang tua mereka lulus.

masyarakat lainnya. mengemukakan masalah karir yang

Sedangkan

Supriatna 11 dan

anggota

Misalnya, siswa yang orang tuanya dirasakan oleh siswa, antara lain sebagai

mengatakan karir tertentu cocok untuk berikut: (a) siswa kurang memahami cara

pria sementara yang lain hanya cocok memilih program studi yang cocok

untuk wanita dapat mengadopsi sikap dengan kemampuan dan minat; (b) siswa

seperti ini ke dalam diri mereka. Teori tipe tidak memiliki informasi tentang dunia

Holland 13 yang kerja yang cukup; (c) siswa masih

kepribadian

John

dikembangkan pada tahun 1959 yang bingung untuk memilih pekerjaan; (d)

bertumpu pada asumsi bahwa orang siswa masih kurang mampu memilih

dapat dikategorikan dalam salah satu pekerjaan

jenis karir berikut: realistis, investigasif, kemampuan dan minat; (e) siswa merasa

sosial, konvensional, giat dan artistik. cemas untuk mendapat pekerjaan setelah

Lent, R.W.,Brown, S. D., & Hacket 14 tamat sekolah; (f) siswa belum memiliki

bahwa perempuan pilihan perguruan tinggi atau lanjutan

menemukan

cenderung memiliki skor tinggi dalam pendidikan tertentu, bila setelah tamat

seni, sosial dan pekerjaan konvensional, tidak masuk dunia kerja; (g) siswa belum

sedangkan pria lebih memungkinkan memiliki gambaran tentang karakteristik,

untuk memilih pekerjaan yang realistis, persyaratan,

kemampuan,

dan

investigasi dan giat.

keterampilan yang dibutuhkan dalam

dari teori yang pekerjaan, serta prospek pekerjaan untuk

Terlepas

digunakan untuk mengidentifikasi faktor- masa depan karirnya.

faktor yang mempengaruhi pilihan karir, Beberapa teori pengembangan karir

stereotipe gender merupakan faktor menyatakan bahwa stereotipe gender

penting yang harus diteliti untuk adalah

mengurangi perbedaan dalam karir antara mempengaruhi pilihan karir. The Social

salah satu

faktor

yang

laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Cognitive Theory Karir (SCCT) yang

yang diungkapkan oleh O'Reilly et al dikembangkan oleh BrownC. And M.

bahwa kerjasama guru dan orang tua Corcoran 12 , pada tahun 1987 menjelaskan

untuk mengurangi sikap dan perilaku bahwa pilihan karir dipengaruhi oleh

yang mendukung perbedaan gender perkembangan keyakinan individu yang

sangat dibutuhkan.

diperoleh melalui proses pembelajaran. Pembahasan stereotip gender Melalui proses belajar, siswa dapat

dalam pilihan karir di kalangan siswa

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

akan menjadi menarik ketika hal tersebut mengerjakan pekerjaan yang tidak terlalu berhubungan dengan sekolah/madrasah

mengandalkan tenaga (fisik) melainkan khusus puteri (single sex school) karena

membutuhkan beberapa

pekerjaan

yang

ketelatenan, rasa dan halus budi. Karena mengatakan bahwa sekolah khusus puteri

pendapat

cenderung

kontur fisik tersebut, secara psikologis, berkontribusi terhadap ketidaksetaraan

perempuan ditempatkan sebagai sosok gender dalam pendidikan. Dukungan

yang lebih mengedepankan rasa atau pendapat ini diperkuat oleh kenyataan

emosi dalam bertindak, membutuhkan bahwa

perlindungan, cenderung menghindar sekolah/madrasah khusus puteri adalah

dari konfrontasi, dan serba lembut. Nilai- mem persiapkan puteri “sejati” dimana

nilai di atas secara sengaja dijadikan kata

sebagi sebuah konstruksi atau pola pikir mempersiapkan

yang dilembagakan dalam semua aspek mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang

perempuan

untuk

kehidupan: hukum, politik, dan pranata konvensional.

sosial 15 .

Stereotip gender merupakan Sebagai sebuah konstruksi sosial, cerminan dari cara pandang masyarakat

sangat sulit untuk tidak mengiyakan jika yang selalu menempatkan sebuah entitas

cerminan bias gender sedemikian timpang dalah hirarki hubungan baik relasi secara

praktik keseharian. vertikal maupun horizontal (sintagmatik

dalam

Ketidaksejajaran stereotip gender dapat dan

dilihat dalam perlakuan masyarakat perempuan dapat dilihat dari penempatan

paradigmatik).

Representasi

terhadap perempuan khususnya dalam perempuan dalam relasi sosial dengan

pemilihan karir. Hal ini tercermin dalam kaum laki-laki, dimana perempuan selalu

beberapa contoh. Misalnya perempuan menempati posisi subordinat laki-laki

lebih emosional sehingga ia tidak cocok sebagai akibat dari budaya patriarki yang

pekerjaan yang melingkupi masyarakat tersebut baik

dengan

bidang

membutuhkan tenaga. Dalam buku ajar secara historis, kultural ataupun sosial.

anak sekolah dasar masih sering dijumpai Stereotip gender dari kerangka

kalimat yang secara tidak langsung historis, dapat dilihat dari tiga aspek,

posisi dan peran yaitu biologis, psikologis, dan mitologis.

menunjukkan

perempuan di samping laki-laki. Kalimat Dari sisi biologis (fisik), perempuan secara

Ibu sedang memasak di dapur dan Ayah fisik mempunyai kontur tubuh yang

sedang membaca koran di halaman hanyalah membuat mereka lebih sesuai untuk

sebagian kecil dari praktek streotipe sebagian kecil dari praktek streotipe

tersebut. Seakan kalimat tersebut ingin

dibantu untuk mengatakan kaum laki-laki berkecimpung

dipersiapkan

dan

merencanakan tentang karirnya. Ketika umtuk pekerjaan yang di depan,

duduk di bangku sekolah menegah, siswa sedangkan perempuan identik dengan

sudah harus diperluas pandangannya pekerjaan

bahwa pengotakan karir berdasarkan perempuan secara horisontal terhadap

belakang

(subordinasi

streotipe gender adalah sebuah konstruksi laki-laki) 16 .

budaya yang dapat ditubah. Hal ini bisa Nilai dan norma yang berlaku

dilakukan dengan cara memberikan dalam

pendidikan dan pemahaman orientasi ditanamkan baik secara sadar atau tidak

karir yang berspektif gender. Siswa diberi oleh komunitas sekitar. Pintu masuk awal

pemahaman bahwa kebudayaan sebuah pemerolahan fitur yang melekat pada

masyarakat mempertalikan peran kepada sebuah entitas berawal pada saat manusia

perempuan dan laki-laki di luar fungsi untuk pertama kalinya berinteraksi

biologis mereka yang telah ditetapkan, dengan komunitas sekitar terutama orang

dan peran ini terkadang membatasi tua dan sekolah. Melalui orang tua dan

pilihan-pilihan pekerjaan dan pendidikan sekolah, anak mempelajari konsep yang

seseorang.Siswa juga harus mendapat bermakna positif dan negatif, yang harus

penjelasan bahwa aki-laki dan perempuan dianut dan tidak, dan yang disepakati

dapat dibedakan secara eksklusif oleh oleh

karakteristik yang berhubungan dengan tidak.Pengenalan

kegiatan reproduktif. Melahirkan atau khususnya perempuan juga mendapatkan

stereotip

gender

menyusui adalah contoh-contoh kegiatan porsi yang sangat proporsional pada

reproduktif yang hanya dapat dilakukan waktu anak mulai mengenal dunia sekitar

perempuan.Gender melalui orang terdekat dan media

oleh

seorang

berhubungan dengan karakteristik dan pendukung lain. Stereotip yang terbangun

peran harus dianggap berasal dari akan demikian kuat melekat pada anak

seseorang oleh masyarakat/komunitas jika terjadi penguatan dan dukungan dari

tertentu. Dalam masyarakat tradisional masyarakat sekeliling melalui nilai dan

perempuan diasosiasikan norma yang berlaku pada masyarakat

contohnya,

dengan kegiatan-kegiatan rumah tangga tersebut.

memasak, mengasuh anak, Mengingat pentingnya masalah

seperti

menyiapkan makanan, atau menyapu karir dalam kehidupan manusia, maka

rumah. Di sisi lain, laki-laki diasosiasikan sejak dini seharusnya siswa sudah

dengan kegiatan kegiatan yang berkaitan

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

dengan perlindungan keluarga dan karir yang diberikan oleh guru konseling kebutuhan-kebutuhan ekonomi. Kegiatan-

untuk mengurangi sikap stereotip gender kegiatan

dalam pilihan karir siswa? Disamping mendapatkan uang

siswa keputusan lebih sering diasosiasikan

atau membuat

dan dengan laki-laki. Dalam dunia kerja,

perempuan tidak bisa dibedakan melalui orang mungkin merasa dibatasi dalam

karakter dan peran dan karir apa yang pilihan-pilihan

akan mereka pilih jika sudah tamat peran/karakteristik

mereka

karena

sekolah, penelitian ini juga bertujuan masyarakat yang yang telah ditugaskan

gender

dalam

untuk medeskripsikan bentuk bimbingan kepada mereka.

karir perspektif gender. Hasil penelitian Peran dari Guru BK/Konselor dalam bimbingan dan konselin ini bermanfaat untuk pengembangan potensi, kesempatan pekerjaan dan jalur

bimbingan karir berperspektif gender di pendidikan yang bisa mereka ambil. Hal

sekolah dan madrasah.

ini penting, mengingat remaja memiliki beberapa keterbatasan dalam pilihan

Stereotip Gender

mereka oleh a) gagasan yang ditanamkan oleh keluarga dan masyarakat akan apa

Nauly 18 dalam menjelaskan streotip yang dianggap sebagai pilihan pekerjaan

gender mengutip pendapaat beberapa pakar antra

dan pendidikan yang tepat b) kenyataan yang mendefinisikan stereotip merupakan konsep

ekonomi yang sangat buruk yang yang relatif kaku dan luas di mana setiap menghambat mereka dalam mengikuti individu di dalam suatu kelompok dicap pendidikan yang mereka pilih, c) kurang

dengan karakter dari kelompok tersebut. (2) akses akan fasilitas pendidikan. Karena

Jenkins dan Mc Donald sepakat bahwa itu, penting bagi guru BK untuk

streotip peran gender merupakan generalisasi menyadari adanya keterbatasan tersebut

aktivitas, dan mengakui batasan keterlibatannya

pengharapan

mengenai

kemampuan, atribut dan pilihan apa yang

sesuai dengan jenis kelamin seseorang. (3) Penelitian ini mengungkapkan:

dalam proses pengambilan keputusan 17 .

Hoyenga dan Hoyenga menjelaskan bahwa (1) Apakah siswa mengetahui bahwa laki-

stereotip peran gender dihasilkan dari laki dan perempuan tidak bisa dibedakan pengkategorisasian perempuan dan laki-laki, yang merupakan suatu representasi sosial

melalui karakter dan peran? (2) Karir apa yang ada dalam sturktur kognisi kita. yang akan mereka pilih jika sudah tamat

Akhirnya stereotip gender digunakan untuk sekolah? (3) Bagaimana bentuk bimbingan

menggambarkan

aspek

aspek aspek

perempuan serta sifat maskulin dan feminine. Namun, menurut

sosiologis/antropologis/kultural dari ciri atau

tertentuk

untuk

menghambat perempuan mendapatkan (4) Vob Baeyer, Sherk dan Zanna stereotip

upah yang sama dalam pekerjaannya. gender pribadi yang dimiliki seseorang, dapat

Stereotip atau belief tentang berbeda dari apa yang dimiliki atau

peran laki-laki dan perempuan bukanlah diterapkan oleh kebanyakan orang di merupakan prasangka. Stereotip ini bisa budayanya. Mungkin saja ada ketidak-

jadi akurat, tidak akurat atau generalisasi sesuaian antara perilaku seseorang dan peran-

peran stereotip yang digambarkan oleh yang berlebihan, namun menurut Myers budayanya tentang gender. Pemahaman

didasarkan atas setitik kebenaran.Studi seseorang

lintas budaya tentang stereotip gender mempengaruhi bagaimana ia menampilkan

akan perbedaan ini

dapat

berdasar penelitian William & Best di 30 dan mengevaluasi dirinya.

negara yang berbeda, menemukan laki- Selanjutnya Nauly juga mengutip

laki cenderung dilihat lebih mandiri, lebih Baron dan Byrne bahwa stereotip gender

ekshibisionistik, lebih agresif, lebih merupakan sifat-sifat yang dianggap

dominan, lebih berorientasi sukses dan benar-benar dimiliki oleh perempuan dan

lebih tekun sedangkan perempuan laki-laki, yang memisahkan ke dua

dianggap lebih besar kebutuhannya untuk gender.Dari berbagai hasil penelitian

menghargai orang lain, perasaan bersalah, Baron

orang lain dan menyimpulkan bahwa memang ada

dan Byrne

berhubungan dengan lawan jenis 19 . beberapa perbedaan perilaku sosial di

Dalam Kamus Besar Bahasa antara perempuan dan laki-laki, seperti

Indonesia stereotip mempunyai makna (1) kemampuan memberi dan menerima

bentuk tetap; bentuk klise,(2) konsepsi pesan-pesan nonverbal serta agresivitas,

mengenai sifat suatu golongan berdasar tetapi besar dan keluasan perbedaan ini

prasangka yang subjektif dan tidak jauh lebih kecil dari apa yang

tepat 20 . Lips dalam Sex and Gender 21 diungkapkan oleh stereotip. Sayangnya,

menjelaskan bahwa teori stereotip gender apa yang dikatakan Baron dan Byrne

secara umum berusaha menjelaskan berbeda dari kenyataannya karena

perbedaan dan persamaan antara laki-laki kebanyakan dari stereotip tersebut tidak

dan perempuan. Adapun teori tersebut akurat, namun tetap memberikan efek

ada lima. Pertama, teori psikoanalisis atau yang negatif, antara lain: mencegah

(psichoanalytic/identification perempuan

identifikasi

memfokuskan pada pekerjaan tertentu, mencegah promosi

pengembangan kepribadia (personality).

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

Kedua, teori struktur sosial (social sesuai dengan harapan masyarakat structural theory ). Teori ini berusaha

tersebut.

mencari jawaban bagaimana hubungan Dalam penelitian stereotip seks, antara peran gender laki-laki dan

digunakan tiga perempuan dan stereotip di antara

pada

umumnya

pendekatan yaitu psikodinamik, kognitif, keduanya dilihat dari struktur sosial dan

sosiokultural. Pendekatan kultural. Teori ketiga adalah sosiobiologi

dan

psikodinamik untuk mengkaji asal-usul yang berusaha menjelaskan isu-isu gender

lahirnya stereotip seks berdasar teori dengan mengacu pada evolusi spesies

perkembangan. Sedangkan manusia.

psikologi

penelitian kognitif dipergunakan untuk menekankan pada asal muasal jender,

mengkaji bagaimana manusia belajar mengapa jenis kelamin dibedakan.

memperoleh stereotip seks sejak mulai Sedangkan dua teori yang lain yaitu

lahir serta bagaimana pengaruh stereotipe pembelajaran sosial (social learning) dan

seks tersebut berpengaruh terhadap pengembangan

kognitifnya. Sedangkan development ) lebih memfokuskan pada

pendekatan yang terakhir, sosiokultural, bagaimana perbedaan gender muncul dan

merupakan pendekatan yang biasa bagaiamana laki-laki dan perempuan

dipergunakan dalam studi stereotip seks mengadopsi kelakuan (behaving).

dalam bahasa.

Stereotip terbentuk dari beberapa

aspek yaitu sejarah, asal kelas dan kultur bahwa

dikutip oleh Oktiva Herry 22 menjelaskan

sebagaimana yang dikutip oleh Oktiva seperangkat

Hary dari Wijaya 23 . Sejarah menunjukkan terstruktur

perempuan mempunyai atribut pribadi laki-laki dan perempuan.

ketergantungan terhadap laki-laki karena Karena

secara kontekstual penyederhanaan maka sering tidak sesuai

ditempatkan pada karakteristik yang khas dengan keadaan yang sebenarnya. Atribut

perempuan, seperti suka perlindungan ini berupa ciri-ciri kepribadian, fisik, dan

laki-laki, rasa ketergantungan yang besar tingkah laku yang dikehendaki oleh

terhadap pihak lain, khususnya laki-laki. masyarakat.Karena stereotip merupakan

Perempuan yang berasal dari kelas sosial sesuatu yang dikehendaki masyarakat,

tertentu akan mempunyai karakteristik sedangkan masyarakat selalu berubah,

tertentu yang berbeda dari karakteristik maka stereotip pun bersifat dinamis

perempuan kelas sosial yang berbeda. Hal perempuan kelas sosial yang berbeda. Hal

ini merupakan latar belakang stereotip Banyak dari penemuan-penemuan teoritis perempuan dari aspek asal kelas. Kultur

maupun praktis mengenai stereotip, laki-laki yang dominan di satu pihak, dan

kenyataan bahwa perempauan di pihak tersubordinasi akan

diperoleh

dari

kebanyakan dari kelompok yang menjadi membentuk stereotip perempuan yang

target stereotip negatif tertentu, juga bersifat subordinat terhadap laki-laki.

menjadi target prasangka dan perilaku Adapun stereotip perempuan

diskriminasi, yang berkaitan dengan yang bersifat positif diantaranya adalah

stereotip itu. Dapat dikatakan pada kasus- tidak suka menggunakan kata-kata kotor,

kasus seperti ini, stereotip negatif suka berbicara, berbicara pelan, mudah

diekspresikan melalui prasangka dan mengekspresikan perasaan dan lain-lain.

diskriminasi 24 . Prasangka Sedangkan stereotip perempuan yang

perilaku

terhadap kelompok ras tertentu disebut bersifat negatif adalah tergantung, tidak

sebagai rasisme, sedangkan prasangka agresif, sangat emosional, sangat mudah

terhadap jenis kelamin tertentu disebut dipengaruhi, berbelit-belit, tidak ambisius,

seksisme.

tidak bebas berbicara seks dengan laki- laki, dan sebagainya. Namun, apabila

Faktor Penguat Stereotip Gender

stereotip perempuan yang bersifat positif dan negatif diperbandingkan, maka lebih

Herry 25 menjelaskan banyak stereotip yang bersifat negatif.

Oktiva

bahwa konstruksi sosial yang terbangun Teori-teori tentang stereotip ini

dalam masyarakat merupakan konstruksi telah mengalami perubahan selama 20

pada generasi tahunterakhir. Bila tadinya stereotip

yang

diwariskan

melalui mekanisme dianggap suatu bentuk patologi, kini

selanjutnya

pemberian stimulan dan penguatan dianggap sebagai konsekuensi inheren

(reinforcement). Penguatan ini dilakukan dari kecenderungan manusia untuk

dalam dua cara, yaitu langsung dan tidak mengelompokkan sesuatu, melalui proses

langsung. Penguatan dilakukan secara kategorisasi. Stereotip ini meringkas dan

sengaja jika secara sadar lingkungan mengorganisasikan apa yang telah

sekitar menanamkan strereotip gender dipelajari seseorang tentang kelompok-

tertentu pada anak. Dari hasil wawancara kelompok social.

dan pengamatan, mekanisme penguatan Streotip dapat bermuatan positif,

ini dilakukan oleh orang di rumah, luar negatif atau netral. Stereotip yang negatif

rumah, dan sekolah.

dapat berubah menjadi prasangka. Penguatan di rumah biasanya

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

dilakukan oleh anggota keluarga, seperti dua jenis kelamin ini. Anak laki-laki ayah dan ibu, kakak atau adik, kakek dan

cenderung melakukan kegiatan yang nenek, dan saudara. Penguatan ini

bersifat outdoor, seperti bermain sepak biasanya

bola, layang-layang, mencari ikan, main pemberitahuan pada hal yang tepat

kelereng, dan mereka sangat tidak suka terhadap perilaku tertentu. Misalnya,

jika harus bermain jenis permainan indoor, seorang anak laki-laki, ditegur oleh

seperti bermain masak-masakan, sekolah- ibunya karena tidak mau membantu

sekolahan, permainan yang dimainkan membetulkan sepeda kakaknya yang

anak perempuan adalah permainan khas perempuan dengan mengatakan bahwa

anak-anak perempuan. Kadang terjadi dia harus membetulkan sepeda itu karena

anak perempuan menyuruh anak laki-laki dia laki-laki di rumah itu. Sebaliknya,

untuk tidak ikut dalam permainan mereka anak perempuan pernah ditegur oleh

dengan menyebutkan kategori permainan ibunya untuk tidak memanjat pohon

tersebut.Penguatan ini berlanjut pada mangga yang ada di rumah tetangga,

anak usia remaja ketika akan memilih karena memanjat pohon tidak baik untuk

ekstrakurikuler, dan pada akhirnya ketika dilakukan oleh kaum perempuan.

mereka akan memilih karir yang akan Penguatan sejenis juga terjadi di

mereka jadikan sebagai pekerjaan. luar

Media masa, terutama televisi, sepermainan relatif dominan dalam

juga ikut mempengaruhi konsep anak proses penguatan ini. Teman-teman

terhadap pemilahan dunia laki-laki dan permainan baik di sekolah ataupun di

perempuan. Tayangan iklan dalam rumah

televisi, sebenarnya, dapat dikategorikan pernyataan yang secara tidak langsung

ke dalam tiga kelompok besar, yaitu iklan membedakan beberapa kegiatan yang

yang mempertontonkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang laki-laki

biasa dilakukan kaum perempuan, dan

kegiatan yang biasa dilakukan oleh laki- sendirinya sudah memilah-milah kegiatan

laki dan iklan yang berlaku untuk semua tersebut sesuai dengan konstruksi atau

jenis kelamin. Produk rumah tangga atau konsep dari keluarga masing-masing. Bisa

domestik seperti iklan sabun pewangi, dipastikan semua anak mempunyai

susu untuk ibu yang hamil dan beberapa konstruksi sosial yang sama. Jenis

jenis ilkan lain mempertontonkan pada permainan yang dikerjakan, misalnya,

anak-anak adanya wilyah tertentu yang sudah menunjukkan adanya pemilahan

hanya bisa dan boleh dilakukan oleh hanya bisa dan boleh dilakukan oleh

kaum perempuan. Aspek visual yang menyebutkan karir suatu suatu rangkaian ditampilkan juga sangat mendorong anak

pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan, dan untuk berpikiran bahwa iklan itu hanya

mengarah pada ditujukan untuk kaum perempuan karena

kedudukan

yang

kehidupan dalam dunia kerja 26 . Karir figur yang muncul dalam iklan tersebut

adalah semua pekerjaan atau jabatan yang biasanya hanya kaum Ibu dan anak

dipegang selama perempuannya. Di sudut lain, misalnya

ditangani

atau

kehidupan kerja seseorang 27 . Menurut dalam iklan susu Milo, anak laki-laki

Gibson dkk, karir adalah rangkaian sikap dengan jenis permainan sepak bola sangat

dan perilaku yang berkaitan dengan memberi kesan iklan itu adalah untuk

pengalaman dan aktivitas kerja selama laki-laki, apalagi ditopang visual di mana

rentang waktu kehidupan seseorang dan sang Ibu

rangkaian aktivitas kerja yang terus kegiatan tersebut dan ditempatkan pada

posisi sebagai orang yang harus

Gould 29 karir menyediakan dan mempersiapkan susu

Menurut

merupakan urutan posisi yang terkait pada anak laki-lakinya. Di sini, pemilahan

yang diduduki Ibu sebagai orang yang bertanggung

dengan

pekerjaan

seseorang sepanjang hidupnya. Karir jawab dalam penyediaan domestik untuk

pola pengalaman anaknya, dan anak laki-laki yang mesti

adalah

sebagai

pekerjaan (work-related dilayani oleh Ibu yang merepresentasikan

berdasarkan

experiences ) yang merentang sepanjang kaum perempuan berada pada penyedia

perjalanan pekerjaan yang dialami oleh dan pelayan yang baik nampak jelas

setiap individu/pegawai dan secara luas terlihat. Dampak yang dihasilkan adalah

dapat dirinci ke dalam obyective even. persepsi anak pada dunia tertentu yang

Greenhaus 30 menyebutkan masuk tiga kategori di atas semakin

pendekatan untuk diasah dan semakin tajam. Internalisasi

terdapat

dua

makna karir, yaitu : yang demikian ini sangat sering ditami

memahami

pendekatan pertama memandang karir oleh-anak-anak mengingat media, baik

sebagai pemilikan (a property) dan/atau cetak maupun tertulis, sangat akrab

occupation atau organisasi. dengan mereka.

dari

Pendekatan ini memandang bahwa karir sebagai

jalur mobilitas di dalam

Karir

organisasi yang tunggal seperti jalur karir di dalam fungsi marketing, yaitu menjadi

Super dalam Dewa Ketut Sukardi sales representative, manajer produk,

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

manajer marketing distrik, manajer memahami hakekat karir, karir dapat marketing regional, dan wakil presiden

ditinjau dari teori-teori perkembangan divisional marketing dengan berbagai

karir yang dikemukakan oleh para ahli, macam tugas dan fungsi pada setiap

diantaranya Gibson dan Mitchell yang jabatan. Pendekatan kedua memandang

kepada lima teori karir sebagai suatu properti atau kualitas

membagi

perkembangan karir, yaitu : (1) teori individual dan bukan occupation atau

proses, (2) teori perkembangan, (3) teori organisasi. Pendekatan ini memandang

kepribadian, (4) teori sosiologi, (5) teori bahwa karir merupakan perubahan-

ekonomi, dan (6) teori lain. Selanjutnya perubahan nilai, sikap, dan motivasi yang

Sunardi menjelaskan teori-teori tersebut terjadi pada setiap individu/pegawai.

sebagai berikut:

Berdasarkan kedua pendekatan tersebut definisi karir adalah sebagai pola

Teori Proses

pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-

Teori

proses menyebutkan,

pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk sepanjang perjalanan pekerjaan yang

related experiences) yang merentang

dalam suatu pekerjaan tertentu sesuai dialami oleh setiap individu/pegawai dan

pilihan adalah proses yang berisi tahapan- secara luas dapat dirinci ke dalam

tahapan tertentu yang akan dilalui oleh obyective events. Salah satu contoh untuk

setiap individu. Salah satu tokoh teori menjelaskannya melalui

Ginzberg. Menurut posisi jabatan/pekerjaan, tugas atau

Ginzberg, perkembangan karir terikat kegiatan pekerjaan, dan keputusan yang

pada tiga eleman dasar, yaitu proses, berkaitan dengan pekerjaan (workrelated

iveribilitas , dan kompromi. Ditinjau dari decisions). elemen proses, pengambilan keputusan

Dari berbagai pendapat di atas, karir berlangsung melalui tiga periode, dapat disimpulkan bahwa karir adalah

yaitu fantasi, tentatif, dan realistik. Pada suatu status atau jenjang pekerjaan atau

periode fantasi pemilihan pekerjaan jabatan seseorang sebagai sumber nafkah

memperhitungkan apakah itu sebagai pekerjaan utama

dilakukan

tanpa

tuntutan realitas, asal-asalan. Periode maupun pekerjaan sambilan.

tentatif terdiri fase: minat, kapasitas, nilai, dan transisi. Artinya pertama berdasar

Teori-Teori Perkembangan Karir

pada

minat/kesukaannya, kemudian

mulai

mempertimbangkan

Menurut Sunardi 31 untuk lebih

kemampuannya,

diikuti dengan diikuti dengan

didasarkan tujuan dan nilai yang kehidupan dan berlangsung secara terus mendasari, dan terakhir dilakukan

menerus secara kontinum sampai akhir dengan

hayatnya. Salah satu tokoh teori Sedangkan periode realistik terbagi atas

memperhitungkan

realitas.

perkembangan adalah Donald E. Super. fase

bekerja merupakan spesifikasi.

konsep diri yang melakukan

berlangsung sepanjang hayat, dimulai memadukan faktor-faktor internal dan

eksplorasi dan

dengan

sejak awal kehidupan sampai akhir eksternal, selanjutnya anak memasuki fase

kehidupan. Dalam kaitannya dengan kristaliasi dengan mengambil keputusan,

kerja, konsep diri tersebut berkembang dan selanjutnya mengambil keputusan

melalui beberapa tahapan yang masing- yang lebih spesifik. Berdasar teori ini

masing tahap dituntut mampu menguasi maka semakin dewasa, proses pemilihan

tugas-tugas yang secara meningkat pekerjaan semakin meningkat ke arah

semakin sulit. Tahapan-tahapan tersebut yang lebih realistik. Sedangkan elemen

adalah: (1) pertumbuhan (growth), tahap iversibilitas merujuk pada pernyataan

konsep diri melalui bahwa pilihan pekerjaan itu tidak dapat

pembentukan

identifikasi, (2) eksplorasi (exploration), diubah, dibatalkan, atau dibalikkan.

tahap pembentukan konsep diri melalui Sedang elemen kompromi menyatakan

orang lain dan bahwa pilihan pekerjaan merupakan

kontak

dengan

(3) Pemantapan kompromi dari faktor-faktor yang ada,

lingkungannya,

(establisment), tahap penemuan konsep antara kepentingan subyek dengan

diri kerja secara mantap, sehingga tidak kepentingan nilai.

mungkin pindah tetapi justru ingin mengembangkannya,

(4) Pembinaan (maintenance), pada tahap ini biasanya

Teori Perkembangan

sudah mencapai sukses, dan mulai memikirkan pensiun, dan (5) penurunan

yaitu tahap pengurangan perencanaan

Teori ini memandang bahwa

perkembangan karir pada seseorang Pengaruh konsep diri terhadap sebagai aspek perkembangan totalitas

pilihan pekerjaan, juga mengandung tiga pribadi.

elemen dasar, yaitu (1) formasi, yaitu perkembangan yang lain, perkembangan

Sebagaimana

aspek

konsep diri yang jabatan berlangsung mulai sejak awal

pembentukan

didalamnya

terdapat eksplorasi,

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

deferensiasi diri, dan identifikasi diri, (2) perkembangannya, dan (3) interaksi translasi, yaitu penerjemahan konsep diri

pribadi dan lingkungannya. Pilihan terhadap kerja berdasar tilikan diri dan

merupakan perluasan arah jabatan, dan (3) implementasi, yaitu

pekerjaan

kepribadian dan merupakan usaha untuk penerapan konsep diri terhadap pekerjaan

mengungkapkan diri dalam lingkungan melalui latihan. Jadi menurut Super,

kerja. Pilihan pekerjaan sendiri pada pilihan kerja merupakan fungsi tahap

hakekatnya merupakan hasil interaksi perkembangan yang berlangsung dalam

antara diri dengan kekuatan-kekuatan rangka

perkembangan. Secara hirarkis tugas- Menurut Holland, pekerjaan di tugas perkembangan tersebut adalah

masyarakat dapat dogolongkan menjadi preferensi

lingkungan realistik, intelektual, sosial, preferensi,

pekerjaan,

spefifikasi

konvensional. Sedangkan stabilisasi,

terbagi dalam enam mendukung teorinya, selanjutnya Super

dan

konsolidasi. Untuk

kepribadian

golongan, yaitu intelektual, realistik, mengajukan dua belas proposisi yang

sosial, konvensional, enterpise, dan berkaitan

artistik. Sementara aspek lingkungan berlangsung sepanjang hayat.

dikuasai oleh pribadi terentu dan dicirikan berdasarkan orang-orang yang

Teori Kepribadian

ada di dalamnya. Lingkungan sekaligus menggambarkan orang-orang yang ada

Dalam teori ini memandang didalamnya.Berdasarkan hal tersebut, bahwa

orang cenderung mencari lingkungan merupakan ekspresi dari kepribadian.

pilihan

jabatan/pekerjaan

memungkinkan ia dapat Dinyatakan bahwa perilaku mencari

yang

mewujudkan dirinya sesuai dengan pekerjaan hakekatnya adalah upaya

kepribadian juga mencocokkan

kepribadiannya,

sekaligus menggambarkan bagaimana individu dengan lapangan pekerjaan

antara

karakteristik

menyalurkan pilihan-pilihan khusus.

orang

pekerjaannya. Karena itu tingkah laku Salah satu tokoh dalam teori ini

orang ditentukan oleh interaksi antara adalah Holland. Dalam teorinya, Holland

kepribadian dan lingkungan. berusaha menjelaskan pilihan kerja

Tokoh lain yang termasuk dalam berdasarkan pada tiga sudut pandang,

teori ini adalah A. Roe. Teori A Roe yaitu: (1) lingkungan kerja, (2) pribadi dan

dikembangkan

atas dasar teori atas dasar teori

kepribadian, dengan menempatkan faktor persyaratan-persyaratan dunia pekerjaan. kebutuhan sebagai faktor penentu atas

Pencocokan ini tidak hanya berdasar pada pilihan kerja. Orang memilih pekerjaan

semata-mata kemampuan, bakat dan tertentu kalau pekerjaan tersebut dapat

minat (trait) seperti yang diungkap dari memberikan memuaskan kebutuhannya.

tes, tetapi juga harus mempertimbangkan Menurut A. Roe, sekalipun keputusan dan

kompleksitas nilai-nilai yang telah pilihan jabatan ditentukan sesudah masa

dalam dirinya. dewasa, tetapi sangat ditentukan oleh

diinternalisasikan

Pencocokan tersebut berangkat dari pengalamannya pada masa kecil dalam

asumsi bahwa ciri psikologis tertentu keluarga, terutama pola asuh dan iklim

kecocokan dengan jenis yang berkembang dalam keluarga.

memiliki

pekerjaan tertentu.

Dikatakan bahwa pengalaman masa kecil akan menghasilkan dua orientasi pilihan

Teori Sosiologi

pekerjaan, yaitu yang berkaitan dengan orang (misal jasa) dan bukan orang (misal

Menurut Osipow teori ini secara teknik). Ada kecenderungan anak pola

didasarkan kepada asuh

fundamental

pemikiran bahwa elemen-elemen di luar psikologis akan menentukan pilihan

yang memberikan

kepuasan

pengaruh kuat pekerjaan yang berkaitan dengan orang,

individu

memiliki

terhadap individu dalam sepanjang dan sebaliknya.

hidupnya, termasuk pendidikan dan Disamping Holland dan A. Roe,

keputusaan pekerjaan. Para pendukung termasuk tokoh dalam teori ini adalah

teori ini juga berpandangan bahwa derajat Williamson.

individu dalam pilihan Williamson, setiap orang mempunyai

pekerjaan/jabatan adalah jauh dari apa susunan sifat atau ciri psikologis pribadi

yang semula diasumsikan dan harapan (trait) yang khas yang hampir tidak

diri seseorang tidaklah bebas dari harapan mengalami perubahan, terutama sesudah

masyarakatnya. Sebaliknya, masyarakat masa remaja dan dapat diprofilkan atau

menyajikan peluang pekerjaan /jabatan dipetakan

dalam suatu pola-pola yang berhubungan demikian juga dengan dunia kerja.

keanggotaan kelas sosial. Berdasar ini maka tugas konselor adalah

dengan

Berkaitan dengan kelas social dan membantu membuat keputusan tentang

perkembangan karir, Lipsett menyatakan pilihan

keanggotaan kelas social mencocokkan antara trait siswa dengan

berpengaruh terhadap pilihhan karir

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

tertentu ketika ia mencapai usia remaja. dalam pilihan k arir adalah : “Apa jenis Sejalan dengan itu Sewell dan Shah juga

pekerjaan yang dapat saya peroleh?”. menyatakan bahwa walaupun tahapan

Pilihan karir terutama berdasar kepada dalam

pertimbangan apakah pekerjaan tersebut pendidikan – karir secara mendasar tidak

pengambilan

keputusan

dapat memenuhi kebutuhan dasar diri berbeda dari kelas ke kelas, namun waktu

sendiri dan keluarganya, keamanan dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada

keuntungan (khususnya remaja dari kelas social yang lebih rendah,

pekerjaan,

asuransi kesehatan serta rencana pensiun) disamping

atau factor-faktor yang dianggap paling dilakukan pada usia yang lebih muda,

pengambilan

keputusan

menguntungkan dan paling bernilai pada pilihan

individu tersebut (tidak selalu dalam dibandingkan dengan kelas social yang

bentuk uang).

lebih tinggi. Sedangkan menurut Gibson dan

Teori lain

Mitchell bahwa pilihan karir lebih berhubungan dengan kesempatan dari

Termasuk dalam teori lain ini pada sesuatu yang sengaja direncanakan.

adalah teori belajar social. Teori ini Kesempatan tersebut salah satunya

menjawab pertanyaan dipengaruhi oleh kelas social, disamping

bermaksud

mengapa seseorang memasuki lapangan factor-faktor lain seperti budaya, kondisi-

pekerjaan tertentu dan mengapa orang kondisi yang dibawa sejak lahir atau

memperlihatkan preferensi kerja tertentu. muncul

Salah satu tokoh dalam teori ini adalah pendidikan, dan observasi terhadap

kemudian,

kesempatan

Krumboltz yang mengembangkan teori model.

karirnya berdasar atas teori belajar sosial dari Bandura dan dikenal sebagai teori

Teori Ekonomi

pengambilan keputusan. Menurutnya pribadi dan lingkungan merupakan faktor

Menurut Gibson dan Mitchell penting bagi penentuan keputusan karir teori ini menekankan pentingnya factor-

seseorang. Pengambilan keputusan karir faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal

juga tidak berlangsung secara kebetulan, ini terutama terkait dengan tersedianya

tetapi ditentukan pandangan dirinya beberapa

sebagai hasil interaksi antara diri dan tersedianya pekerja-pekerja yang qualified

lingkungan tersebut, melalui pengalaman, untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama

respon-respon kognitif dan perasaan, respon-respon kognitif dan perasaan,

serta keterampilan dalam membuat keberhasilan dalam melaksanakan tugas- keputusan.

tugas tertentu sesuai dengan tahapan Menurut

(2) memahami pribadi berkenaan dengan apa yang

kebutuhan dasar manusia, termasuk sudah ada pada diri seseorang, seperti

kebutuhan khususnya dan hubungannya jenis kelamin, rupa, atau tampakan fisik

perkembangan karir dan dan

dengan

keputusan; (3) dapat mengandung unsur bawaan. Sedangkan

assesmen dan termasuk dalam pengertian lingkungan,

melakukan

menginterpretasikan sifat-sifat individual seperti lingkungan kerja, pasar kerja,

karakteristiknya, serta syarat kerja, pengaturan dan undang-

dan

menerapkannya dalam relasi konseling undang kerja, serta hal-hal lain di dalam

yang bervariasi; (4) memahami dan masyarakat yang berpengaruh terhadap

membantu klien dalam kehidupan kerja.

mampu

memahami

bahwa faktor-faktor perubahan atau faktor-faktor yang tak

Implikasi Teori terhadap Bimbingan dan

terduga dapat mengubah perencanaan

Konseling Karir

karir; (5) memahami perubahan cepat yang terjadi dalam dunia kerja dan

memerlukan dasarnya teori perkembangan karir

Menurut

Sunardi 32 pada

kehidupan,sehingga

pengujian secara tetap serta perlunya tertentu berimplikasi pada tuntutan yang

penggunaan teori dan riset-riset mutahir tertentu pula terhadap bagaimana dan

sebagai dasar pelaksanaan konseling. apa yang harus dilakukan oleh konselor

Selanjutnya, Sunardi menjelaskan dalam proses konseling karir. Secara

lagi bahwa peran apa yang dapat umum, implikasi teori karir terhadap

dilakukan pembimbing atau konselor bimbingan dan konseling karir dijelaskan

karir sangat tergantung pada fokus Sunardi dengan mengutip pendapat

karir yang Gibson dan Mitchell dimana mereka

bimbingan/konseling

dihadapinya. Secara garis besar peran menjelaskan beberapa implikasi teori karir

tersebut adalah : (1) membantu membuat terhadap

keputusan-keputusan karir dengan jalan pentingnya

memberikan informasi yang diperlukan; memahami proses dan karakteristik

(2) membantu membuat keputusan karir perkembangan

mengembangkan kesiapannya

keterampilan membuat keputusan,; (3)

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

membantu membuat beberapa keputusan terhadap dunia pekerjaan yang terus karir (bukan satu) yang saling berkaitan,

berubah dan berkembang secara cepat, dan (4) membantu memahami dan

sehingga mampu mengambil keputusan mengembangkan sifat-sifat yang dimiliki

yang tepat sesuai dengan keadaan diri untuk mencapai keputusan karir yang

maupun tuntutan masyarakat. Infromasi telah dibuatnya. Dalam point ke empat

jabatan yang diberikan seharusnya inilah

menyangkut informasi yang bersifat memasukkan persepktif gender dalam

pembimbing/konselor

dapat

kuantitatif maupun kualitatif secar utuh, pemilhan karir.

dan agar betul-betul dapat digunakan Sejalan

sebagai dasar pengambilan keputusan pembimbing atau konselor di atas, maka

dengan

peran

karir. Untuk itu, informasi tersebut harus dalam konteks bimbingan dan konseling

baru, luas, dan karir di sekolah, Sunardi menyarankan

akurat,

cermat,

dengan program bimbingan dan konseling karir

komprehensif

ketersediaannya, seyogyanya menekankan pada:

mempertimbangkan

bebas prasangka, serta bersumber pada Pertama , kemampuan memahami

yang berwenang. Misalnya dari Depnaker dan menerima diri terhadap

dengan Klasifikasi Jabatan Indonesia yang kemampuan,

telah dikeluarkannya atau berdasar kemampuan dalam memahami dan

Kamus Jabatan Nasional. Pemberian menyesuaikan diri dengan dunia kerja.

informasi karir tersebut harus menjadi Untuk

bagian terpadu dari bimbingan atau pengumpalan data dan keterangan diri

kepentingan ini

diperlukan

yang dilakukan menuju melalui layanan inventarisasi pribadi

konseling

pengambilan keputusan karir, dan dengan berbagai teknik dan cara, baik

dihindari kesan mengarahkan. Dengan melalui tes maupun nontes.

demikian, siswa atau klien merasa Kedua , Tersedianya keragaman

dilibatkan secara penuh, baik pikiran, dan keluasan informasi karir yang sejalan

perasaan, maupun dalam memberikan dengan kemampuan, bakat, dan minat

makna terhadap pekerjaan yang sengaja anak, persyaratan-persyaratan minimal

sehingga dapat lebih yang harus dipenuhi, tuntutan aktivitas

dipilihnya,

bertanggungjawab atas keputusannya. suatu jabatan, dan nilai-nilai dari jabatan

Ketiga , kemampuan anak secara tersebut.

dini untuk sedini mungkin merencanakan diberikan melalui layanan informasi karir

mempersiapkan diri dan terutama diperlukan untuk pemahaman

dan

memperjuangkannya secara sungguh- memperjuangkannya secara sungguh-

sungguh dan konsisten. Setelah anak dengan program pemberikan kesempatan mengambil keputusan karir, maka saat itu

perkembangan karir menuju tercapainya juga sudah harus mempersiapkan diri

putusan karir secara tepat, yaitu (1) siswa secara matang

kesempatan untuk mencapainya. Berkaitan dengan ini, maka

upaya-upaya untuk

harus

diberi

mengembangkan suatu yang tidak bias pembuatan rencana kehidupan jangka

berdasarklan putusan karirnya; (2) sejak pendek dan jangka panjang sangat

awal dan seterusnya, perlu dikembangkan diperlukan, terutama berkaitan dengan

sikap positif terhadap pendidikan; (3) bagaimana memperjuangkannya dan

siswa harus diajar untuk memandang melalui jalur mana yang harus ditempuh,

karir sebagai suatu jalan hidup dan serta persiapan-persiapan diri apa yang

pendidikan sebagai persiapan untuk harus dikuasai.

hidup4 (4) siswa harus dibantu untuk Keempat ,

menghubungkan antara perkembangan merasa aman, puas, dan bahagia dengan

kemampuan

untuk

sosial pribadi dengan perencanaan karir; pilihan dan keputusan karir yang telah

(5) semua tingkatan siswa harus diberi ditetapkannya. Untuk itu, keputusan

pemahaman tentang hubungan antara pilihan karir harus terus dimantapkan,

pendidikan dan karir; (6) siswa dalam dibantu dalam memperjuangkannya,dan

setiap jenjang pendidikannya harus terus dievaluasi kemajuannya.

mengalami orientasi karir yang sesuai Untuk menunjang keberhasilan

dengan tingkat kesiapannya dan realistis; pelaksanaan program bimbingan karir,

(g) siswa diberi kesempatan untuk menurut Munandir, 1996 dalam (Sunardi

menguji konsep, keetrampilan, dan peran ) beberapa program kegiatan yang perlu

mengembangkan nilai yang dilakukan sekolah adalah adalah: (1)

untuk

digunakan untuk menentukan karir masa inventarisasi pribadi, melalui kegiatan

depannya; (h) program bimbigan karir assesmen, (2) pemahaman dunia kerja,

dipusatkan di kelas, melalui koordinasi melalui layanan informasi karir, (3)

dan konsultasi dengan konselor sekolah, orientasi dunia kerja, melalui orientasi ke

orang tua, sumber, dan masyarakat; (7) lapangan, (4) konseling dan pengambilan

program bimbingan/konseling karir di keputusan karir, dan (4) penempatan, dan

sekolah harus diintegrasikan dalam fungsi (6) tindak lanjut. (Munandir, 1996).

bimbingan dan konseling dan program Sementara itu, Gibson dan Mitchell Dalam

pendidikan secara utuh. (sunardi )megajukan beberapa prinsip

teknis, pelaksanaan dalam bimbingan karir yang berkaitan

Secara

bimbingan karir dapat dilakukan melalui

Riswani, Stereotipe Gender dan Pilihan Kareer...

berbagai cara, mulai dari mengarang, mampu membantu siswa untuk terus wawancara imajinatif dengan tokoh yang

meluaskan ilmu pengetahuan atau dikagumi, sampai pada penggunaan

wawasan dan kesadaran akan dunia kerja. komputer. Berkaitan dengan pemanfaatan

Dokumen yang terkait

Keywords: Financial Compensation, Nonfinancial Compensation, Employee Performance, Permanent Employees, Contract Employees PENDAHULUAN - PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN BUMN ( Studi Kasus PT. Bank Rakyat Indonesia

0 0 23

30 PELAKSANAAN PELAYANAN TRANSPORTASI SISTEM ANGKUTAN UMUM MASAL (SAUM) TRANS METRO KOTA PEKANBARU MENUJU ASIAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Muslim

0 0 11

MEMAHAMI PRAKTEK BAGI-HASIL KEBUN KARET MASYARAKAT KAMPAR RIAU (Sebuah Pendekatan Etnografi) HARKANERI Iwan Triyuwono Eko Ganis Sukoharsono

0 0 25

INTEGRASI ANTARA AGAMA DAN SAINS DALAM PEMBELAJARAN PAUD

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI MADRASAH ALIYAH (MA) YAYASAN DINIYAH PUTERI PEKANBARU Eniwati Khaidir Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau Abstract - HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BE

0 1 14

Kata Kunci: Gender, Buku ajar, Islam PENDAHULUAN - EVALUASI MATERI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF GENDER (Evaluasi Terhadap Materi Buku Ajar Agama Islam)

0 0 18

MEMINIMALISIR STEREOTIPE ANTAR GENDER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK UNGKAP TANGKAP CURAHAN HATI PADA MATERI DIFERENSIASI SOSIAL DI SMA CENDANA PEKANBARU

0 0 19

Keywords: Undang-undang, Perkawinan, Kedewasaan, Anak PENDAHULUAN - PERLAKUAN TERHADAP ANAK DI DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA (Telaah Kritis Pasal 7 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Batas Umur Melangsungkan Perkawinan)

0 0 19

Keyword: eksistensi perempuan, politik, gender, legislatif, Provinsi Riau PENDAHULUAN - EKSISTENSI PEREMPUAN PADA LEMBAGA POLITIK FORMAL DALAM MEWUJUDKAN KESETARAAN GENDER (Studi Terhadap Anggota Legislatif di Provinsi Riau)

0 1 23

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK USAHA NATA DE COCO DAN SYRUP DI KECAMATAN SUKAMULYA KABUPATEN TANGERANG

0 0 7