BAB I PENDAHULUAN - Analisis Butir Soal Seni Budaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolok ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi. Evaluasi

  pendidikan sering diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar mengajar, padahal antara keduanya punya arti berbeda meskipun saling berhubungan. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, sedangkan menilai berarti mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Adapun pengertian evaluasi meliputi keduanya (Suharsimi, S.2002) menurut Mahrens & Lehman, 1978 evaluasi adalah suatu proses merencanakan memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternative-alternatif keputusan. Dari pengertian diatas, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan yaitu :

   Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang sistematis yang berarti sebagai kegiatan yang sistematis yang berarti sebagai kegiatan terencana yang dilakukan secara berkesinambungan.

   Dalam kegiatan evaluasi dibutuhkan data atau informasi yang menyangkut objek yang akan dievaluasi.  Kegiatan evaluasi tidak bisa terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yaitu tujuan pendidikan.

  B. Tujuan Dilaksanakan Evaluasi

  Tujuan khusus evaluasi pendidikan ada dua, yaitu :

  1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah ia menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.

  2. Untuk mengetahui tingkat efisien metode-metode pendidikan yang dipergunakan pendidikan selama jangka waktu tertentu tadi.

  C. Lokasi dan Waktu

  Tes dilaksanakan di SMP Harapan Baru Medan, pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2009. Tes merupakan mata pelajaran Seni & Budaya untuk kelas VIII dengan 40 model soal dalam bentuk pilihan berganda dengan 4 option untuk 30 orang siswa.

BAB II PEMBAHASAN A. Perencanaan Tes, Persiapan Tes dan Uji Coba Tes Perencanaan test mata pelajaran Seni Budaya disesuaikan dengan indikator-

  indikator yang telah ditetapkan, kemudian dijabarkan kembali menjadi beberapa tujuan pembelajaran yang digunakan sebagai patokan dalam menyusun kisi-kisi tes. Penjabaran kemampuan kognitif dalam tes didasarkan pada aspek-aspek:

   Pengetahuan (C1)  Pemahaman (C2)  Penerapan (C3)  Analisis (C4)  Sintesis (C5), dan  Evaluasi (C6).

  Namun kisi-kisi tes yang digunakan dalam analisis butir soal. Ini disusun hanya mengukur kemampuan kognitif dalam tingkat:

  • Pengetahuan (C1)
  • Pemahaman (C2) dan  Penerapan (C3).

  Berdasarkan kisi-kisi tes ini kemudian disusun butir soal Seni Budaya dalam Bentuk pilihan ganda (Multiple Choice) yang terdiri dari 40 soal dengan 4 pilihan jawaban sebagaimana tertera pada lampiran. Selanjutnya tes ini diujicobakan pada 40 orang siswa Harapan Baru kelas VIII. Tes diuji cobakan dalam dalam waktu 2 jam tatap muka (70 menit). Hasil tes kemudian dianalisis berdasarkan ketentuan-ketentuan dan langkah-langkah analisis butir soal yang telah ditetapkan.

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL

  Sekolah : SMP Harapan Baru Mata Pelajaran : Seni Budaya Alokasi Waktu : 70 Menit Kelas/ Semester : VIII / Ganjil Standart Kompetensi :

1. Mengapresiasi karya seni musik

  2. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi jenis lagu Nusantara

  2. Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan lagu Nusantara

3. Mengaransir secara sederhana lagu etnik Nusantara dalam bentuk ansambel

  Menjelaskan,Mengidentifikasi Pilihan Berganda 1,2 2.

  Mengidentifikasi ciri-ciri lag1u etnik dari beberapa daerah di Nusantara Menjelaskan, Melakukan 7,8,9,10,

  38,39, 3.

  

Lagu-lagu

etnik

Nusantara

  Menuliskan/mengutarakan keunikan /keindahan dan pesan dari lagu yang didengar dan instrumen yang digunakan

  Menjelaskan 32,33,34,35,36,

  40 5.

  Mengaransir lagu etnik nusantara secara sederhana Melakukan , Mengerjakan Menjelaskan

  11,12,13,14,15,16,17,18 19,20,21,22,23,24,25,26, 27,28,29,30,31

  3

  Mengidentifikasi pengertian seni dan cabang-cabang seni Ganjil

  NO Indikator Smt. Materi Indikator Soal Bentuk Tes No. soal 1.

  Mengidentifikasi lagu etnik yang didengar berdasarkan fungsi sosialnya dan komponis Melakukan, Mengerjakan 3,4,5,6,,37 4.

KISI-KISI TES PENGUKUR HASIL BELAJAR TATA HIDANG

  Nomor Butir Soal Aspek yang N Jumlah C1 C2 C3 Diukur o (Pengetahuan (Pemahaman (Penerapan) ) )

  Seni dan cabang- 1. 1,2 - -

  2

  cabang seni Ciri-ciri lagu 2. 7,8,9,10 38,39

  6 -

  etnik dan Komponis

  3. 3,4,5,6

  37

  • Fungsi Musik

  5 Instrumen Musik

  4. 32,33,34, -

  6 - 35,36,40

  Teknik Aransir 11,12,13,14,15,16,1 5.

  21

  7, 1819,20,21,22,23,24 , 25,26,27,28,29,30,3

  1

  16

  3

  21 Jumlah

  40

  52,5 Presentase (%)

  40 7,5 100

B. Analisis Hasil Evaluasi

  Hasil tes diperiksa dengan memberi skor 1 (satu) untuk jawaban benar dan skor 0 (nol) untuk jawaban yang salah atau sama sekali tidak menjawab (omit). Data ini dimasukkan dalam table jawaban siswa (tabulasi butir soal). (lampiran 1). Skor yang diperoleh diurut dari skor yang paling tinggi keskor yang terendah. Setelah diurut maka ditentukan batas kelompok atas yakni 27 % siswa yang skornya tinggi dan 27 % siswa yang skornya rendah sebagai kelompok bawah (suharsimi, 2003). Dengan demikian dapat diperoleh jumlah siswa yang termasuk dalam kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27% dari 30 orang siswa yakni 8,1 dibulatkan menjadi 8 orang siswa. (lampiran 4)

  Siswa kelompok atas terletak pada nomor urut 1 s/d 8, sedangkan siswa kelompok bawah terletak pada nomor 23 s/d 30. Data ini kemudian digunakan untuk melakukan analisis butir soal, tingkat kesukaran, daya beda, berfungsi tidaknya pengecoh dan realiabitas soal.

1. Perhitungan Validitas Butir Soal

  25 750 76 , 776 1 ,

  35  

                 

   p M

  2. Menghitung M

  1 4 ,

  27

  30 822 1 1  

    N

  X M

  3. Menghitung deviasi standart total, yaitu S

  1

  dengan mgnggunakan rumus :

  34 ,

  30 822 30 23284 2 2 2 1 1

  33

    

   

   

     

   

   

   

   

   N

  X N

  X SD

  = 5,03

  4. Menentukan harga p, yaitu:

  35

  Karena skor pada item dapat menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah, maka sebuah item soal dikatakan validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Untuk menghitung validitas sitem digunakan rumus diperoleh dengan menggunakan rumus:

  q p SD M M r p pbi 1 

  59 ,

   Dimana:

  r pbi

  = Koefisien korelasi point biserial

  Mp = Rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang

  dicari validitasnya

  M

  1

  = Rerata skor rendah S

  1

  = Standart deviasi dari skor total

  p = Proporsi siswa yang menjawab benar

q = Proporsi siswa yang menjawab salah (q = 1 – p)

  Apabila item nomor 10 yang dicari validitasnya dengan rumus ini maka perhitungannya melalui langkah sebagai berikut:

  1. Menghitung Mp untuk butir no 10

  29

  32

  17 503

  17

  19

  24

  25

  27

  28

  29

  29

  30

  30

  31

  31

  32

  33

  567 ,

   

  TK = (BA+BB) : N

  Penentuan kelompok atas dan bawah diambil 27 % dari jumlah responden yang telah diurutkan skornya dari skor tertinggi ke skor terendah.

  Tingkat kesukaran (TK) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: TK = Tingkat kesukaran BA = Jumlah benar kelompok atas BB = Jumlah benar kelompok bawah N = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

  Dengan cara yang sama selanjutnya dapat dihitung validitas item untuk setiap butir soal, dari hasil perhitungan diperoleh …. soal yang valid yaitu nomor , sedangkan sisanya terdiri dari ….soal tidak valid. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6.

  pada taraf signifikansi 1 % = 0,463 Jika nilai rpbi > r tabel maka diinterpretasikan Valid dan jila rpbi < rtabel dinterpretasikan tidak valid.

  r tabel

  pada taraf signifikansi 5 % = 0,361

  r tabel

  Dalam pemberian interprretasi terhadap r pbi ini digunakan DB sebesar (N – nr) yaitu = 30 – 2 = 28. Derajat kebebasan sebesar 28 itu lalu dikonsultasikan kepada tabel nilai “r” prosuk moment pada taraf signifikansi 5 % dan taraf signifikansi 1 %. Hasilnya adalah sebagai berikut:

   

  29 1   

  30

  5 4 , 27 59 ,

  2 43 , 56 , 03 ,

  1 03 , 5 19 ,

  1 43 , 31 ,

  M M r p pbi 50 , 15 ,

  SoalValid x q p SD

  6. Memasukkan kerumus:

  1    q

  , 567 43 ,

  5. Menetukan harga q yaitu:

  17   p

2. Perhitungan Tingkat Kesukaran

  Menurut Witherington, angka indeks kesukaran soal itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. untuk menentukan tingkat kesukaran soal menurut Suharsimi (2003), ketentuan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

   Soal dengan indeks kesukaran 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar  Soal dengan indeks kesukaran 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang  Soal dengan indeks kesukaran 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Contoh hasil perhitungan soal nomor 3 adalah sebagai berikut:

  TK

  3 = (BA+BB) : N

  = (6 + 3 ) : 16 = 0,56 (Soal Sedang)

  Untuk penggunaan lebih lanjut maka soal yang dipakai adalh soal yang memiliki indeks kesukaran sedang, berdasarkan pedoman ini maka dapat diketahui rekapitulasi tingkat kesukaran tes tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  Tabel 2. Rekapitulasi Taraf Kesukaran Tes Butir Soal Indeks Kesukaran Klasifikasi Jumlah Butir Soal

  0,00 sampai 0,30 Sukar -

  • 1,2,3,4,5,6,7,9,11,13

  15,16,19,20,22,23,25 0,31 sampai 0,70 Sedang

  30 26,27,29,30,31,32,33

  34,35,36,39,40 8,12,14,17,18

  0,71 sampai 1,00 Mudah

  10 21,24,28,37,38

3. Perhitungan Daya Pembeda Soal

  Daya pembeda butir soal (DP) digunakan untuk membedakan siswa yang pandai dan siswa yang lemah. Untuk menghitung daya pembeda soal dapat digunakan rumus:

  DP= (BA-BB) ½ N DP = Daya pembeda soal BA = Jumlah benar kelompok atas BB = Jumlah benar kelompok bawah N = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah Penentuan kelompok atas dan bawah diambil 27 % dari jumlah responden yang telah diurutkan skornya dari skor tertinggi ke skor terendah.

  Seperti halnya indeks kesukaran soal, maka indeks daya pembeda soal besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.(Anas Sudijono, 2008) Kriteria daya pembeda yakni:

   Soal dengan indeks daya pembeda 0,70 sampai 1,00 adalah baik sekali  Soal dengan indeks daya pembeda 0,40 sampai 0,69 adalah baik  Soal dengan indeks daya pembeda 0,20 sampai 0,39 adalah cukup  Soal dengan indeks daya pembeda 0,00 sampai 0,19 adalah jelek  Soal dengan indeks daya pembeda negatif (minus) adalah jelek sekali Contoh hasil perhitungan soal nomor 3 adalah sebagai berikut:

  DP = (BA-BB) : ½ N

  3

  = ( 6 – 3 ) : ½ . 16 = 3 : 8 = 0,38 (soal cukup)

  Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, maka butir soal tes dapat dikelompokkan sebagai berikut: Tabel 3. Rekapitilasi Daya Pembeda Tes

  Butir Soal Daya Pembeda Klasifikasi Jumlah Keterangan Butir

  Soal Negatif -

  • Jelek sekali Daya pembeda negatif 1,2,8,11,15,18, 0,00 sampai 0,19 Jelek

  11 Daya pembeda lemah sekali 21,24,25,28,37

  3,4,5,6,12,13,14 0,20 sampai 0,39 Cukup

  17 Daya pembeda cukup 17,22,29,32,33,34

  35,38,39,40 7,9,10,16,19 0,40 sampai 0,69 Baik

  10 Daya pembeda baik 23,27,30,31,36

  20,26 0,70 sampai 1,00 Baik Sekali

  2 Daya pembeda baik sekali

4. Efektifitas Pengecoh

  Suatu pengecoh dikatakan berfungsi baik, jia paling sedikit dipilih oleh 5 % peserta tes, maka option pengecoh: Minimal : 5 % x (A+B) = 5 % x (8+8)

  = 5 / 100 x 16 = 0,8 (dibulatkan 1)

  Data tentang penjelasan efektifitas pengecoh dapat dilihat pada tabel dilampiran 5 dan 6.

5. Reliabilitas Tes

  Dengan mengukur reliabilitas tes, butir soal harus memenuhi criteria yang telah ditetapkan untuk validitas, indeks kesukaran dan daya pembeda dimana dari hasil analisis diperolah …..soal yang dapat dipakai untuk selanjutnya dilakukan proses pengukuran reliabilitas tes.

  Untuk mnegetahui sejauh mana tes ini dapat ditentukan reliabilitas tes tersebut berdasarkan nomor-nomor soal – soal yang dipakai sebanyak 6 butir soal. Koefisien korelasi dapat dihitung dengan metode belah dua ganjil genap. Soal-soal yang dipakai dilakukan penataan ulang nommor soal seperti berikut:

  

Tabel 4. Nomor Soal Yang Valid

No.awal

  9

  10

  16

  20

  21

  22

  23

  26

  27

  30

  36

  40 No. baru

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12 Selanjutnya soal dibagi atas dua kelompok yaitu nomor danjil dan nomor genap.

  Koefisien korelasi dihitung dengan rumus korelasi produk moment dengan angka kasar, dimana X adalah skor yang diperoleh siswa untuk nomor-nomor ganjil dan Y adalah skor yang diperoleh siswa untuk nomor-nomor genap. Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap adalah sebagai berikut:

  

Tabel 5. Soal yang akan dihitung Reliabilitas Tes

No. Siswa

  3

  

5

  22 Anda Posma

  2

  

3

  21 Retmound

  5

  

2

  20 Arjuna

  

5

  23 Wika

  19 Alpiani Hulu

  3

  

4

  18 Aprilia

  2

  

4

  17 Lempia Socin

  5

  

4

  3

  

3

  4

  

1

  30 Rinto

  1

  

2

  29 Irma

  1

  

3

  28 Edison

  2

  27 Maria

  6

  2

  

1

  26 Ike Angelina

  3

  

3

  25 Ermayanti

  2

  

5

  24 Elisabet

  16 Desy

  

5

  

Skor Item ganjil

1,3,5,7,9,11

(X)

Skor item genap

  4 Hastuti

  6

  

6

  6 Nadya

  5

  

5

  5 Agustinus

  6

  

4

  5

  

6

  

3

  3 Merry

  6

  

6

  2 Kaleb Andika

  6

  

6

  1 Dearianto

  2,4,6,8,10,12 (Y)

  7 Elsadai

  5

  15 Hendrik

  3

  5

  

4

  14 David

  4

  

5

  13 Betty

  5

  

4

  12 Sahmo

  

4

  8 Bungaren

  11 Liyun Arun

  2

  

5

  10 Frilia

  5

  

5

  9 Alpianto

  6

  

5

  

1

Jumlah 199(X) 113(Y) Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi prosuk moment.

  N

  XY

  X Y    

    

  rxy 2 2 2 2 N

  X N Y Y       2  

   X

   N = 30 537

   

 

  X2 X

  = 199 Y 519  

  113 Y

  XY 491

    30 x 491 ( 199 )( 113 )  rxy 2

2

  30 x 537 199  30 x 519 154       

    14730 13447 

    16110 39601 15570 23716

     

  1283

  =

  23941 x 8146   1283

  =

  191357686 1283 ,

  1

   13833

  =

  Langkah selanjutnya menghitung koefisien korelasi reliabilitas tes r11 dengan menggunakan rumus:

  2 r 11 r 11  1 r11 Telah diketahui r11= 0,1, kita subsitusikan kedalam rumus: r 11 1 , 2 x , 1 1

  ,

  2 r , 11  18  1 ,

1 Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien reliabilitas tes sebesar

  0,18. Koefisien reliabilitas tes sebesar 0,18 < 0,20 sehingga dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang memiliki reliabilitas sangat rendah. Untuk Melakukan interpretasi besarnya koefisien korelasi menurut Suharsimi (2003):

  0,80 < r < 1,00 = sangat tinggi 0,60 < r < 0,80 = tinggi

  0,40 < r < 0,60 = cukup 0,20 < r < 0,40 = rendah 0,00 < r < 0,20 = sangat rendah

BAB III KESIMPULAN Berdasarkan analisis butir soal yang telah dilakukan diperoleh:

  1. Dari hasil perhitungan validitas diperoleh 12 soal valid dan 28 soal tidak valid

  

2. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran tes diperoleh hasil 30 soal

  sedang dan 10 soal mudah

  3. Berdasarkan hasil perhitungan daya beda 11 soal jelek, 17 cukup, 10 baik, 2

  baik sekali

  

4. Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh koefisien reliabilitas tes

  sebesar 0,18. Koefisien reliabilitas tes sebesar 0,18 < 0,20 sehingga dapat dinyatakan sebagai tes hasil belajar yang memiliki reliabilitas sangat rendah.

DAFTAR PUSTAKA

  Suharsimi, Arikunto.1997. Dasar-dasar Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta. Bumu Aksara Sudijono, Anas,2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo

  Persada