Perkembangan teknologi informasi (IT) yang sangat pesat mengakibatkan sebuah universitas membutuhkan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PROYEK UNTUK IMPLEMENTASI IT STRATEGIC PLANNING UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR

Astrid Lestari Tungadi

Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar Alamat e-mail: astrid_tungadi@lecturer.uajm.ac.id

ABSTRACT

A university needs IT strategic planning to be able to guide the future development of the university, one of them is Atma Jaya University of Makassar. The IT Implementation at Atma Jaya University of Makassar is currently still minimal because it has not utilized information technology well and thoroughly for operational purposes. This is due to the absence of IT strategic planning for the long term. The previous research has designed IT strategic planning using the Mobile Enterprise Architecture Framework. The documentation results from IT strategic planning have some recommendations of IT projects that can be implemented. The priority selection of IT project becomes very important in achieving IT strategic planning that has been designed. This research applies Analytical Hierarchy Process and utilizing Expert Choice tools to get priority from 20 recommended IT projects that related with IT strategic planning. There are 7 criteria of IT project implementation that is obtained from Head of BAPSI UAJM. The result of this research shows that IT project which is the main priority to be implemented is the Development of Student Portal and Lecturer with the priority scale of 0.109 and the lowest priority IT project is the Procurement of LAN Cable (0.011) because the network infrastructure in UAJM is currently sufficient to support the designed IT strategic planning.

Keywords: IT strategic planning, project priority, Decision Support System, Analytical Hierarchy Process,

1. PENDAHULUAN

Universitas Atma Jaya Makassar saat ini masih tergolong minim karena secara

Perkembangan teknologi informasi operasional belum memanfaatkan teknologi (IT) yang sangat pesat mengakibatkan sebuah informasi dengan baik dan menyeluruh. Hal universitas membutuhkan IT strategic tersebut disebabkan karena belum adanya planning untuk

dapat

memandu

strategic planning yang berkaitan dengan IT pembangunan masa depan universitas untuk jangka waktu panjang [3]. Berdasarkan tersebut [1]. Pentingnya strategic planning permasalahan tersebut,

Tungadi dan meningkat hari demi hari di institusi Suharjito (2017) merancang IT strategic pendidikan

planning pada UAJM dengan menggunakan

dikarenakan strategic planning dapat

framework Mobile Enterprise Architecture . merencanakan

pekerjaan,

menetapkan

Salah satu output dari IT strategic planning tujuan, mempersiapkan anggaran sejalan yang dirancang berupa daftar proyek-proyek dengan tujuan dan target yang ditetapkan, IT yang direncanakan untuk dapat mencapai mengklasifikasikan sumber daya sesuai rancangan IT strategic planning tersebut. dengan prioritas sasaran, serta menyediakan Realisasi dari proyek IT tersebut tidak dapat manajemen partisipatif dalam mendukung dilakukan secara langsung tetapi tahapan kegiatan universitas [2]. Apabila sebuah demi tahapan dengan mempertimbangkan universitas memiliki strategic planning yang beberapa faktor, seperti sumber daya tersedia, baik, maka risiko dalam pengambilan kompleksitas proyek, dan beberapa faktor keputusan pemanfaatan IT dapat dikurangi

lainnya.

[1]. Pemilihan proyek IT yang menjadi Penggunaan IT di Universitas Atma prioritas bertujuan untuk menyelaraskan Jaya Makassar hanya berdasarkan pada operasional perusahaan dengan strategi kebutuhan yang ada. Penerapan IT di

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar Planning Universitas Atma Jaya Makassar

(empat) intensitas penilaian, yaitu 0, 0.33, permasalahan tersebut maka dibutuhkan

0.66, dan 1. Kriteria penilaian tersebut adanya Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

menjadi sangat terbatas untuk perbandingan untuk menentukan prioritas proyek IT mana

antar kriteria yang lebih sensitif sehingga yang dikerjakan terlebih dahulu.

adanya penggunaan SPK adalah sebuah sistem yang

dibutuhkan

Fundamental Scale yang diperkenalkan oleh dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi

Saaty [9].

para pengambil

Pada penelitian ini akan menggunakan memperluas kapabilitas mereka, namun tidak

keputusan

dalam

AHP sebagai penentuan prioritas proyek IT untuk menggantikan penilaian mereka. SPK

dalam mengimplementasikan IT strategic ditujukan untuk keputusan-keputusan yang

planning yang telah dirancang. Kriteria untuk memerlukan penilaian atau keputusan-

AHP disesuaikan dengan kondisi UAJM dan keputusan yang sama sekali tidak dapat

memperhitungkan sensitifitas perbandingan didukung oleh algoritma [5] Salah satu

setiap kriteria. Dengan adanya SPK metode SPK yang dapat digunakan untuk

diharapkan dapat diperoleh urutan tingkat menentukan prioritas dalam pengambilan

prioritas proyek IT yang akan implementasi keputusan multikriteria adalah Analytical

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi UAJM. Hierarchy Process (AHP). Metode AHP merupakan salah satu metode yang

2. TINJAUAN PUSTAKA

komprehensif dan

rasional

untuk

2.1. IT Strategic Planning

memberikan solusi terhadap masalah kriteria yang kompleks dalam berbagai alternatif

IT strategic planning adalah proses dengan memperhitungkan hal-hal yang

identifikasi portofolio aplikasi sistem bersifat kualitiatif dan kuantitatif [6].

informasi berbasis komputer yang akan Penggunaan metode AHP terkait

mendukung organisasi dalam pelaksanaan dengan manajemen proyek telah diteliti

rencana bisnis serta merealisasikan visi, misi, sebelumnya pada [7][8]. Pada [7]

dan tujuan bisnisnya. IT strategic planning menggunakan AHP untuk menentukan

mempelajari pengaruh sistem informasi dan kontraktor terbaik yang akan dipilih dalam

teknologi informasi terhadap kinerja bisnis menangani sebuah proyek. Penentuan

serta kontribusi bagi organisasi dalam kontraktor terbaik terhadap suatu proyek

memilih langkah-langkah strategis. Selain menggunakan beberapa kriteria, yaitu

itu, IT strategic planning juga menjelaskan “Pengalaman”, “Stabilitas Keuangan”,

berbagai kerangka, tools, dan teknik kerja “Kinerja Mutu”, “Sumber Daya Tenaga

bagi manajemen untuk menyelaraskan Kerja”, “Sumber Daya Peralatan”, dan

strategi sistem informasi dan teknologi “Beban Kerja Saat Ini”. Hasil yang diperoleh

informasi dengan strategi bisnis, bahkan berupa urutan kontraktor yang menjadi

mencari kesempatan baru melalui penerapan prioritas dipilih terhadap suatu proyek.

teknologi yang inovatif [10]. Kriteria yang digunakan dalam penelitian

Tujuan dari IT strategic planning tersebut akan berbeda untuk setiap

adalah untuk menentukan arah strategis perusahaan dalam memilih kontraktor serta

teknologi di institusi, menyediakan alat-alat akan berbeda pula untuk studi kasus yang

teknologi yang diperlukan, dan menemukan berbeda.

kembali institusi ke titik di mana semua orang Pada [8] menggunakan AHP untuk

menjadi bagian dari proses IT. IT strategic menentukan prioritas penentuan proyek IT

planning terlihat di luar batas tradisional yang akan dikerjakan pada sebuah

teknologi institusi dengan memeriksa semua perusahaan makanan skala besar. Kriteria

kemungkinan baru dan merencanakan secara yang digunakan dalam pengambilan

agresif dan cerdas untuk institusi di era keputusan diperoleh dari divisi IT pada

digital. Di sisi lain, IT strategic planning perusahaan tersebut. Kriteria tersebut adalah

harus memastikan penerapan teknologi di “Infrastruktur”, “Sumber Daya Manusia”,

dengan kebutuhan “Kompleksitas Solusi”, “Kesesuaian dengan

Strategi Perusahan”, “Cakupan Solusi”, dan Apabila sebuah universitas memiliki “Urgensi”. Pada penelitian tersebut, penilaian

rencana strategis yang baik, maka risiko yang

52 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878 52 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

proses IT strategic planning adalah kunci keberhasilan. Proyek IT strategic planning harus dilakukan sebagai proses pembelajaran institusi berbasis tim yang mendidik lembaga tentang

memutuskan prioritas

teknologi

dan

investasi, membuat keputusan dengan keyakinan, serta memberikan hasil berbasis konsensus [11].

2.2. Analytical Hierarchy Process

Gambar 1 Contoh hierarki AHP

Metode AHP merupakan salah satu model untuk pengambilan keputusan yang

Beberapa langkah untuk menentukan dapat membantu kerangka berpikir manusia.

prioritas elemen adalah sebagai berikut: Metode ini mula-mula dikembangkan oleh

a. Langkah pertama dalam menentukan Thomas L. Saaty pada tahun 70-an. Dasar

prioritas elemen adalah membuat berpikir metode AHP adalah proses

pasangan, yaitu membentuk skor secara numerik untuk

perbandingan

membandingkan elemen secara menyusun

rangking setiap alternatif berpasangan sesuai kriteria yang keputusan

berbasis

pada bagaimana

diberikan.

b. Matriks perbandingan berpasangan kriteria pembuat keputusan [12].

sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan

menggunakan bilangan Prinsip

diisi

Scale ) untuk penyederhanaan suatu persoalan kompleks

merepresentasikan kepentingan yang tidak terstruktur dan dinamik menjadi

relatif dari suatu elemen terhadap bagian-bagiannya, serta menata dalam

elemen yang lainnya. hierarki. Kemudian tingkat kepentingan

setiap variabel diberi nilai numerik secara Tabel 1 Fundamental Scale [9] subjektif tentang arti penting variabel

Intensitas

Keterangan

tersebut secara relatif dibandingkan dengan Kepentingan

1 varaibel Kedua elemen mempunyai yang lain. Dari berbagai

(Equal

pengaruh yang sama

pertimbangan tersebut kemudian dilakukan

Importance)

sintesa untuk menetapkan variabel yang

3 Pengalaman dan penilaian

memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk

(Weak

sangat memihak satu elemen

mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.

importance

dibandingkan dengan

Dalam menyelesaikan permasalahan

of one over )

pasangannya

dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus

5 Elemen yang satu lebih

dipahami, diantaranya adalah [12]:

(Essential or

penting daripada yang

Membuat hierarki lainnya

strong

importance )

Sistem yang kompleks bisa diatasi

7 Satu elemen jelas lebih

dengan memecahnya menjadi elemen-

(Demonstrated mutlak penting daripada

elemen pendukung, menyusun elemen

Importance )

elemen lainnya

secara hierarki dan menggabungkannya

9 Satu elemen mutlak penting

(Extreme

daripada elemen lainnya

atau mensintesisnya.

Importance)

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Nilai-nilai antara dua nilai

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan

(Intermediate

pertimbangan-pertimbangan

perbandingan berpasangan. Menurut

values

yang berdekatan

Saaty (1988), untuk berbagai persoalan

between

skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik

the

two

untuk mengekspresikan pendapat [9]

adjacent judgements )

(Tabel 1).

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar

Respirokal Jika elemen i memiliki salah

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi

(Kebalikan) satu angka diatas ketika

dengan elemen prioritas relatif yang

dibandingkan elemen j,

bersangkutan.

d.

maka j memiliki

Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada,

kebalikannya ketika

dibanding elemen i

hasilnya disebut λ

max .

e. Menghitung Consistency Index (CI)

3. Menentukan prioritas dengan menggunakan Persamaan 1, Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dimana n = banyak elemen. dilakukan perbandingan berpasangan

𝜆 max − 𝑛

(Pairwise Comparisons ). Nilai-nilai

perbandingan relatif dari seluruh

f. Menghitung Consistency Ratio (CR) alternatif kriteria bisa disesuaikan

dengan menggunakan Persamaan 2, dengan penilaian yang telah ditentukan

dimana IR = Index Random untuk menghasilkan bobot dan prioritas.

Consistency (Tabel 2). Bobot dan prioritas dihitung dengan

𝐶𝑅 = 𝐶𝐼 (2) memanipulasi matriks atau melalui

g.

penyelesaian persamaan matematika. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika

nilai CR lebih dari 0.1, maka

penilaian data judgment harus Pertimbangan-pertimbangan

terhadap

diperbaiki. Namun jika CR kurang perbandingan berpasangan disintesis atau sama dengan 0.1 maka hasil untuk memperoleh keseluruhan prioritas. perhitungan bisa dinyatakan benar. Hal-hal yang dilakukan dalam langkah

ini adalah: Tabel 2 Nilai IR [12-13]

a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap

kolom pada matriks RI

RI

b. Membagi setiap nilai dari kolom

dengan total

bersangkutan untuk memperoleh

normalisasi matriks.

c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap

baris dan membaginya dengan

jumlah elemen untuk mendapatkan

nilai rata-rata.

10 1.49 20 Mengukur konsistensi 1.6341

Konsistensi memiliki dua makna.

Pertama, objek –objek yang serupa bisa 3. IT STRATEGIC PLANNING UAJM dikelompokkan

Tungadi dan Suharjito (2017) keseragaman dan relevansi. Kedua

sesuai

dengan

merancang IT strategic planning pada UAJM menyangkut

dengan menggunakan framework Mobile antarobjek yang didasarkan pada kriteria

tingkat

hubungan

Enterprise Architecture. Mobile Enterprise tertentu.

Architecture (MEA) merupakan framework Dalam pembuatan keputusan, penting

dimana metodologi dan model prosesnya untuk mengetahui seberapa baik

dapat membantu pengambil keputusan bagi konsistensi yang ada. Hal-hal yang

perusahaan untuk mengevaluasi nilai-nilai dilakukan dalam langkah ini adalah

bisnis dan menganalisis risiko dan faktor sebagai berikut:

bisnis dan teknis lainnya untuk memulai

a. Kalikan setiap nilai pada kolom mobile enterprise dan proses transisinya. pertama dengan prioritas relatif

Metodologi dan model proses MEA elemen pertama, nilai pada kolom

menentukan bagaimana melakukan analisis, kedua dengan prioritas relatif elemen

desain, implementasi, dan maintenance kedua dan seterusnya.

inisiatif enterprise mobile yang akan

b. Jumlahkan setiap baris. menambah nilai perusahaan. Metodologi dan model proses MEA menyediakan langkah- langkah untuk mendefinisikan, menangkap,

54 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878 54 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

Information yang menganalisis informasi apa sepenuhnya memperhitungkan biaya, serta

saja yang dibutuhkan oleh setiap entitas, mengidentifikasi dan mempertimbangkan

bagaimana cara mengoleksi data menjadi risiko-risiko dan nilai-nilai dari adopsi atau

informasi, sharing informasi, integrasi data, penggunaan mobile lifecycle [14].

dan penyimpanan, serta m-Business yang Konsep

menganalisis bisnis proses yang akan diubah. Architecture Framework (MEAF) dapat

Mobile

Enterprise

Mobile Adoption Level fokus pada basis dilihat pada Gambar 2. MEAF terbagi atas

mobile yang memungkinkan bagi strategi 3(tiga) bagian utama yaitu Enterprise Level,

perusahaan dan strategi bisnis yang terdiri Business Level , dan Mobile Adoption Level.

dari dari m-Data, m-Application, m- Enterprise Level terdiri dari misi perusahaan,

Infrastructure , dan m-Security. pembuatan regulasi dan legislasi, serta

Rancangan sistem IT berbasis mobile pengukuran outcome untuk inisiatif mobile.

untuk IT strategic planning UAJM dengan Business Level terdiri dari analisa

menggunakan MEAF dapat dilihat pada peningkatan lingkungan unit bisnis, proses

Gambar 3. Berdasarkan rancangan tersebut bisnis, workflow, finance, sumber daya

terdapat 20 (dua puluh) proyek IT yang dapat manusia yang terlibat, dan kualitas produk.

diimplementasikan

untuk mencapai rancangan sistem IT. Daftar proyek IT tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Setelah diperoleh proyek IT apa saja yang perlu diimplementasikan untuk mencapai rancangan IT strategic planning maka

selanjutnya adalah menentukan proyek mana yang menjadi prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu. Pemilihan proyek IT yang menjadi prioritas bertujuan untuk menyelaraskan operasional perusahaan

langkah

strategi dalam menghadapi tantangan dari konsepsi

dengan

sehubungan dengan biaya dan manfaat [4]. Gambar 2 MEA Framework [14]

Pada penelitian ini menggunakan AHP dalam

menentukan prioritas proyek IT. Business Level juga terdiri dari m-

Communication yang

menganalisis

Gambar 3 Hasil rancangan sistem IT UAJM menggunakan MEAF [3]

Tabel 3 Daftar proyek IT untuk mencapai rancangan sistem IT UAJM [3]

No. Kode

Deskripsi Proyek IT

Pengadaan Hardware dan Peralatan Network 1. P1

Pengadaan Mobile Server

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar

2. P2

Pengadaan Backup Server

3. P3

Pengadaan Tablet

4. P4

Pengadaan Wireless Access Point

5. P5

Pengadaan IP Camera

6. P6

Pengadaan Hub 16 port

7. P7

Pengadaan Hub 8 port

8. P8

Pengadaan Kabel LAN

9. P9

Pengadaan UPS

10. P10

Pengadaan Rack Server

Pengembangan Portofolio Aplikasi 1. P11

Perubahan struktur database

2. P12

Integrasi database-database saat ini

3. P13

Perubahan Sistem Informasi Akademik

4. P14

Perubahan Sistem Informasi Perpustakaan

5. P15

Pengembangan Pendaftaran Online

6. P16

Pengembangan Portal Mahasiswa dan Dosen

7. P17

Pengembangan Registrasi Wisuda Online

Pengembangan Infrastruktur Network 1. P18

Pengembangan Infrastruktur Server

2. P19

Pengembangan Infrastruktur Jaringan Internet

3. P20

Pengembangan Infrastruktur Keseluruhan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Kriteria penentuan prioritas proyek AHP digunakan untuk menentukan

IT UAJM

prioritas hasil dokumentasi IT strategic

planning Kriteria atau rekomendasi usulan pengembangan IT strategic planning yang

Kode

A Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan

terdiri dari pengembangan hardware ,

B Kompleksitas solusi

software , infrastruktur network , dan

C Cakupan solusi

portofolio aplikasi pada proses akademik

D Urgensi

Universitas Atma Jaya Makassar. Langkah

E Besarnya investasi atau finansial

awal dari metode AHP yaitu penggambaran

F Dampak usulan terhadap civitas

hierarki yang terdiri dari tujuan analisis,

akademik

penentuan kriteria yang menjadi prioritas

Dampak usulan terhadap tujuan

terhadap rekomendasi usulan pengembangan

operasional universitas

IT strategic planning, dan daftar proyek IT

usulan. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa Penentuan kriteria dan penilaian bobot

terdapat 7 (tujuh) kriteria yang menjadi acuan setiap kriteria dan alternatif usulan ini

dari Kepala BAPSI UAJM dalam diperoleh dari hasil wawancara kepada

menentukan prioritas implementasi proyek Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan

IT di UAJM. Setiap kriteria kemudian Pengembangan Sistem Informasi (BAPSI)

dihubungkan dengan seluruh alternatif sebagai penanggung jawab perencanaan dan

proyek IT yang diusulkan pada Tabel 3 pengembangan sistem informasi di UAJM.

sehingga dapat diperoleh hierarki keputusan Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala

penentuan prioritas proyek IT UAJM pada BAPSI UAJM dapat diperoleh beberapa

Gambar 4.

kriteria dalam menentukan

prioritas

implementasi proyek IT di UAJM yang dapat dilihat pada Tabel 4.

56 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

Menentukan prioritas strategi IT usulan

Kriteria G : Sumber Daya Manusia

Kriteria A : Kriteria B :

Kriteria C :

Kriteria E :

Kriteria F :

Dampak usulan terhadap yang dibutuhkan

Kompleksitas solusi

Cakupan solusi dari

Kriteria D :

Besarnya investasi atau

Dampak usulan terhadap

dari usulan

usulan

Urgensi dari usulan

finansial dari usulan

civitas akademika

tujuan operasional universitas

Usulan 10 : Pengadaan

Usulan 1 : Usulan 2 :

Pengadaan Rack Mobile Server

Pengadaan

Pengadaan

Pengadaan Wireless

Pengadaan IP

Pengadaan Hub

Pengadaan Hub

Pengadaan

Usulan 9 : Pengadaan UPS

Backup Server

Tablet

Access Point

Kabel LAN

Server

Usulan 11 : Perubahan

Usulan 12 :

Usulan 19 : Usulan 20 : Integrasi

Pengembangan Pengembangan struktur

Infrastruktur Jaringan Infrastruktur database

Perubahan

Perubahan SI

Pengembangan Portal

Mahasiswa dan Dosen

Wisuda Online

Server

Internet Keseluruhan

Gambar 4 Hierarki keputusan penentuan prioritas proyek IT

6. Memeriksa konsistensi dari matriks perencanaan strategis teknologi informasi

berpasangan untuk (IT) pada proses akademik Universitas Atma

perbandingan

apakah perbandingan Jaya Makassar pada penelitian ini

memeriksa

pembuat keputusan konsisten atau tidak. menggunakan tools Expert Choice 11, dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:

Pembuatan matriks perbandingan pair-

1. Membuat matriks perbandingan pair- wise setiap kriteria dan proyek IT dilakukan wise dengan melibatkan Kepala BAPSI UAJM.

2. Menghitung priority vector untuk setiap Kepala BAPSI UAJM diminta untuk mengisi kriteria

skala prioritas dengan menggunakan

3. Menghitung λ max Fundamental Scale Saaty. Pada Tabel 5 dapat

4. Menghitung CI menggunakan Persamaan dilihat matriks perbandingan pair-wise untuk

1. kriteria A “SDM yang dibutuhkan”.

5. Menghitung CR

menggunakan

Persamaan 2.

Tabel 5 Matriks perbandingan kriteria A

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar

58 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

Setelah diperoleh

matriks

perbandingan pair-wise untuk kriteria A, langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi terhadap matriks perbandingan dengan terlebih dahulu menjumlahkan nilai setiap kolom proyek. Sebagai contoh, nilai total kolom proyek P1 untuk kriteria A adalah

60 (1+1+1+1+1+1+1+1+1+1+5+5+5+5+5+5+5 +5+5+5). Setelah memperoleh nilai total kolom proyek P1 maka selanjutnya melakukan normalisasi dengan membagi nilai antar kolom dengan nilai total kolom. Sebagai contoh, nilai skala Saaty untuk perbandingan P1 dan P1 untuk kriteria A adalah 1 dengan nilai normalisasi adalah 1/60 = 0.017. Hasil normalisasi matriks perbandingan dan priority vector kriteria A dapat dilihat pada Tabel 6.

Setelah

diperoleh matriks perbandingan yang ternormalisasi maka langkah selanjutnya adalah menghitung priority vector . Nilai setiap baris priority vector dapat dihitung dengan membagi antara total setiap baris nilai dari matriks yang telah ternormalisasi untuk setiap kriteria dengan jumlah alternatif, dalam penelitian ini jumlah alternatif merupakan jumlah proyek IT, yaitu

20. Sebagai contoh, nilai 0.017 pada vector P1 untuk kriteria A diperoleh dengan menjumlah seluruh baris P1 dan dibagi dengan

jumlah alternatif (0.017+0.017+0.017+0.017+0.017+0.017+0. 017+0.017+0.017+0.017+0.017+0.017+0.01 7+0.017+0.017+0.017+0.017+0.017+0.017+ 0.017+0.017)/20 = 0.017.

Tabel 6 Normalisasi matriks perbandingan dan priority vector kriteria A

Setelah memperoleh priority vector, selanjutnya menghitung nilai CR dengan terlebih dahulu melakukan penjumlahan perkalian matriks (weighted sum matrix). Weighted sum matriks dilakukan dengan mengalikan nilai priority vector seluruh proyek dengan nilai skala prioritas proyek pada Tabel 5.

Nilai elemen setiap weighted sum matrix kemudian dibagi dengan nilai elemen dari priority vector-nya. Sebagai contoh, nilai elemen weighted sum matrix untuk P1 adalah sebesar 0.336 dan nilai priority vector P1 adalah 0.017 sehingga hasil pembagiannya adalah (0.336/0.017) = 19.765.

Hal yang sama berlaku untuk seluruh elemen proyek sehingga dapat diperoleh nilai hasil bagi seperti pada matriks berikut ini.

0.017 0.017 0.017 0.017 P4 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 P5

0.017 0.017 0.017 0.017 P8 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 P9

0.083 0.083 0.083 0.083 P12 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 P13

0.083 0.083 0.083 0.083 P17 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 0.083 P18

= 20.001 ; CI = 0.0001 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.000061 < 0.1 (OK)

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar

Nilai λ max dapat dihitung dengan menghitung rata-rata dari seluruh nilai hasil bagi pada matriks hasil pembagian antara weighted sum matrix dan priority vector.

Hasil perhitungan λ max adalah sebesar 20.003. Nilai CI dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 dan dapat diperoleh nilai CI adalah sebesar 0.0001.

𝐶𝐼 = 20.003−20 20−1 = 0.0001 Sebelum menghitung nilai CR, dibutuhkan nilai RI berdasarkan jumlah

atributnya (Tabel 2). Nilai RI yang digunakan untuk jumlah atribut 20 adalah 1.6341 sehingga nilai CR dapat dihitung dengan membagi nilai CR dan RI (Persamaan 2).

Nilai CR yang diperoleh kurang dari

0.1 sehingga kriteria A “SDM” dapat diterima konsistensinya. Perhitungan yang sama berlaku untuk matriks perbandingan pair-wise dan priority vector untuk kriteria yang lain (Tabel 7-12).

Tabel 7 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria B

P17 P18 P19 P20 Priority Vector

P1 1 7 3 9 9 9 9 9 9 7 1 1 5 5 7 3 7 1 7 1 0.122 P2

λ max = 21.5 ; CI = 0.0789 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0483 < 0.1 (OK)

Tabel 8 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria C

P17 P18 P19 P20 Priority Vector

λ max = 21.573 ; CI = 0.0828 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0506 < 0.1 (OK)

Tabel 9 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria D

P17 P18 P19 P20 Priority Vector P1

λ max = 21.425 ; CI = 0.075 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0459 < 0.1 (OK)

Tabel 10 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria E

P17 P18 P19 P20 Priority Vector

λ max = 20.634 ; CI = 0.0334 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0204 < 0.1 (OK)

Tabel 11 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria F

P17 P18 P19 P20 Priority Vector

λ max = 20.951 ; CI = 0.0501 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0306 < 0.1 (OK)

60 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

Tabel 12 Matriks perbandingan dan priority vector kriteria G

P17 P18 P19 P20 Priority Vector

λ max = 20.833 ; CI = 0.0438 ; RI = 1.6341 ; CR = 0.0268 < 0.1 (OK)

didahulukan untuk untuk alternatif keputusan, setiap kriteria

Selain perbandingan matriks pair-wise

IT

tersebut

Sebagai contoh, juga dilakukan prosedur perbandingan untuk

diimplementasikan.

perhitungan overall priority vector untuk P1 menetapkan prioritas kriteria berdasarkan

seperti ilustrasi berikut ini: kontribusi terhadap tujuan keseluruhan. Pada Tabel 13 menunjukkan matriks perbandingan

Overall priority vector PI = pair-wise dan priority vector untuk ketujuh

0.029(0.017) + 0.029(0.017) + 0.103(0.022) kriteria.

0.429(0.022) + 0.251(0.023) Tabel 13 Matriks perbandingan dan priority

vector antar kriteria

A B C D E F G Priority

Vector

Dengan cara perhitungan yang sama berlaku

0.03 untuk seluruh proyek yang lainnya. Setelah

0.1 dilakukan proses perhitungan overall priority

0.1 vector untuk seluruh proyek maka dapat

F 9 9 7 7 7 1 3 0.43 diperoleh hasil seperti pada Tabel 13.

G 7 7 5 5 5 1/3

λ max = 7.724 ; CI = 0.121 ; RI = 1.32 ; CR = 0.092 < 0.1 (OK)

Pada Tabel 13 dapat dilihat pula hasil perhitungan yang dihasilkan oleh tools Dalam menentukan prioritas alternatif

Expert Choice. Selisih antara perhitungan proyek IT maka perlu dilakukan perkalian

manual dengan Expert Choice disebabkan matriks antara nilai priority vector alternatif

perbedaan dalam melakukan dan priority

karena

pembulatan nilai perhitungan. Selisih memperoleh nilai overall priority vector.

vector kriteria untuk

tersebut tidak mempengaruhi urutan yang Nilai overall priority vector ini yang menjadi

diperoleh dimana memperoleh urutan yang dasar penentuan prioritas alternatif proyek

sama. Output dari Expert Choice dapat dilihat IT. Semakin besar nilai overall priority

pada Gambar 5.

vector maka semakin tinggi prioritas proyek

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar

Tabel 13 Overall priority vector dan urutan prioritas

Overall (0.029)

F (0.429)

A B C D E G Overall

Priority Vector

Priority Vector Urutan (Expert Choice)

prioritas untuk proyek Pengembangan Portal Mahasiswa dan

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa

tidak

menjadi

diimplementasikan. Proyek tersebut tidak Dosen memiliki nilai prioritas tertinggi

menjadi prioritas dapat disebabkan karena (0.109) sehingga proyek tersebut menjadi

berdasarkan data jaringan di UAJM saat ini, prioritas utama dalam pengembangan IT di

struktur jaringan yang dimiliki telah dirasa UAJM. Sedangkan proyek Pengadaan Kabel

cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh LAN memiliki nilai prioritas terendah

kampus.

(0.011) yang berarti bahwa proyek tersebut

Gambar 5. Urutan prioritas proyek IT UAJM

5. KESIMPULAN

dengan menggunakan AHP, berupa daftar prioritas proyek IT diharapkan dapat menjadi

AHP dapat

digunakan

dalam

bahan pertimbangan bagi Kepala BAPSI menentukan prioritas proyek IT mana yang UAJM dalam mengimplementasikan proyek akan diimplementasikan terlebih dahulu IT untuk mencapai IT strategic planning untuk mencapai IT strategic planning yang yang telah direncanakan. telah dirancang dengan menggunakan

MEAF. Informasi yang dihasilkan dari SPK

62 JURNAL TEMATIKA VOL. 5, NO. 2, SEPTEMBER 2017, ISSN: 2303 3878

6. DAFTAR PUSTAKA

International Journal of Project Management , 19:19-27.

[1] Titthaisiri, W. 2001. Information

technology strategic planning process [8] De Moraes, E. A., Bernardes, R.C., for institutions of higher education in Camanho, R. 2001. Project Portfolio Thailand. NECTEC Technical Journal, Management using AHP . Centro

3 (11):153-164. Universitário da FEI São Paulo, SP

Brazil.

[2] Akyel, N., KorkusuzPolat,

T.,

Arslankaya, S. 2012. Strategic planning [9] Saaty, T. L. 2008. Decision Making with in institutions of higher education: A Analytic Hierarch Process. International case study of Sakarya university. Journal Services Sciences , 1(1):83-98. Procedia – Social and Behavioral [10] Wedhasmara, A. 2009. Langkah- Sciences , 58:66-72. langkah Perencanaan Strategis Sistem

dengan Menggunakan [3] Tungadi, A. L., Suharjito. 2017. Metoda Ward and Peppard. Jurnal Developing IT Strategic Planning using Sistem Informasi (JSI) , 1(1):14-22. Mobile Enterprise Architecture in the

Informasi

Academic Process of Atma Jaya

2006. Information Makassar University. ComTech., 8 Technology (IT) Strategic Planning for (1):29-36.

Library Management ,

27(6/7):470-485.

[4] Neves, A. J. d. S., Camanho, R. 2015.

The Use of AHP for IT Project [12] Saaty, T. L. 2000. The Fundamentals of Priorization – A Case Study for Oil & Decision Making and Priority Theory Gas Company. Procedia Computer with the Analytic Hierarchy Process . Science , 55:1097-1105. Pittsburgh: RWS Publication University

of Pittsburgh.

[5] Turban, E., Aronson, J.A., Liang, T.P.

2005. Decision Support Systems and [13] Alonso, J. A., Lamata, M. T. 2006. Intelligent Systems (Sistem Pendukung Consistency in Analytical Hierarchy Keputusan dan Sistem Cerdas) .

A New Approach. Yogyakarta: Andi Publisher. International Journal of Uncertainty,

Process:

and Knowledge-Based [6] Bernasconi, M., Choirat, C., Seri, R., Systems , 14(4):445-459. 2014. Empirical properties of group

Fuzziness

preference aggregation

methods

[14] Li, Z., & Steenkamp, A. L. 2010. Mobile employed in AHP: Theory and evidence. Enterprise Architecture Framework. European Journal of Operational International Journal of Information Research , 232 (3):584-592. Technologies and Systems Approach ,

3(1):1-20.

[7] Al-Harbi, K. M. 2001. Application of the AHP in project management.

63

Tungadi, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prioritas Proyek untuk Implementasi IT Strategic

Planning Universitas Atma Jaya Makassar