Konseling Lintas Budaya: Perspektif Konseling dalam Budaya Bali

KONSELING LINTAS BUDAYA

  

Perspektif Konseling Dalam Budaya Bali

Kadek Suranata, S.Pd.M.Pd.,Kons Kadek Suranata, S.Pd.M.Pd.,Kons Drs. Mudjijono,M.Pd.,Kons Drs. Mudjijono,M.Pd.,Kons Drs. Wayan Kernu,M.Pd Drs. Wayan Kernu,M.Pd Disajikan dalam KKL Lintas Budaya Disajikan dalam KKL Lintas Budaya Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Mahasiswa Jurusan Bimbingan Konseling Universitas Sunan Kudus,Jawa Tengah Universitas Sunan Kudus,Jawa Tengah Di Kampus Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja-Bali Di Kampus Universitas Pendidikan Ganesha-Singaraja-Bali Selasa, 24 April 2012 Selasa, 24 April 2012

  (SEMOGA TUHAN MEMBERIKAN KESEHATAN, KESELAMATAN DAN KESEJAHTERAAN BAGI KITA SEMUA)

KONSELING LINTAS BUDAYA

  Konseling lintas budaya melibatkan konselor dan klien Konseling lintas budaya melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda, yang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda,

konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan

melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan melepaskan diri dari bias-bias budaya, mengerti dan dapat mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki dapat mengapresiasi diversitas budaya, dan memiliki keterampilan-keterampilan yang responsif secara keterampilan-keterampilan yang responsif secara kultural, Proses konseling dipandang sebagai kultural, Proses konseling dipandang sebagai “perjumpaan budaya” (cultural encounter) antara “perjumpaan budaya” (cultural encounter) antara konselor dan konseli (Dedi Supriadi, 2001:6). konselor dan konseli (Dedi Supriadi, 2001:6).

  Pedersen (1980) konseling lintas budaya memiliki tiga Pedersen (1980) konseling lintas budaya memiliki tiga elemen yaitu: elemen yaitu: konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya

    yang berbeda, dan melakukan konseling dalam latar yang berbeda, dan melakukan konseling dalam latar belakang budaya (tempat) klien; belakang budaya (tempat) klien; konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya

    yang berbeda, dan melakukan konseling dalamlatar yang berbeda, dan melakukan konseling dalamlatar belakang budaya (tempat) konselor; dan belakang budaya (tempat) konselor; dan konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya konselor dan konseli berasal dari latar belakang budaya

    yang berbeda, dan melakukankonseling di tempat yang yang berbeda, dan melakukankonseling di tempat yang berbeda pula. berbeda pula.

  Aspek dalam konseling lintas budaya adalah: Aspek dalam konseling lintas budaya adalah: latar belakang budaya yang dimiliki oleh konselor, latar belakang budaya yang dimiliki oleh konselor,   latar belakang budaya yang diimiliki oleh klien, latar belakang budaya yang diimiliki oleh klien,

    asumsi-asumsi terhadap masalah yang akan dihadapi asumsi-asumsi terhadap masalah yang akan dihadapi

    selama konseling, dan selama konseling, dan

nilai-nilai yang mempengaruhi hubungan konseling, yaitu nilai-nilai yang mempengaruhi hubungan konseling, yaitu

    adanya kesempatan dan hambatan yang berlatar belakang adanya kesempatan dan hambatan yang berlatar belakang tempat di mana konseling itu dilaksanakan. tempat di mana konseling itu dilaksanakan.

  

Paradigma Baru dalam

Konseling Lintas Budaya di Nusantara

Indonesia merupakan bangsa yang masyarakatnya bhineka, Indonesia merupakan bangsa yang masyarakatnya bhineka,

    dapat dijumpai ratusan bahkan ribuan nilai-nilai budaya dapat dijumpai ratusan bahkan ribuan nilai-nilai budaya yang berbeda dari sabang sampai merauke. yang berbeda dari sabang sampai merauke.

  

Budaya yang beragam tersebut banyak yang memiliki nilai Budaya yang beragam tersebut banyak yang memiliki nilai

 

positif untuk mengembangkan kepribadian dan karakter positif untuk mengembangkan kepribadian dan karakter

bangsa, bahkan bukan hanya di daerah mana budaya itu bangsa, bahkan bukan hanya di daerah mana budaya itu berasal. Seperti, dalam pendidikan: Tut Wuri Handayani, berasal. Seperti, dalam pendidikan: Tut Wuri Handayani, Alam Takambang Jadi Guru, dsb. Alam Takambang Jadi Guru, dsb.

  Nilai-nilai Budaya daerah tertentu mewarnai konseling di Nilai-nilai Budaya daerah tertentu mewarnai konseling di  

  Indonesia? Indonesia? Konseling Eklektik Pancawaskita; Prof. Dr Prayitno,M.Sc.Ed Konseling Eklektik Pancawaskita; Prof. Dr Prayitno,M.Sc.Ed Nilai-nilai budaya Bali mewarnai konseling di Indonesia? Nilai-nilai budaya Bali mewarnai konseling di Indonesia?

   

  SEKILAS tentang BALI dan Budayanya Geografis Bali Geografis Bali a.Delapan Kabupaten a.Delapan Kabupaten b.Dikelilingi laut b.Dikelilingi laut c.Penyeberangan Feri c.Penyeberangan Feri Jawa – Bali 45 menit Jawa – Bali 45 menit

  Lombok- Bali 2 jam Lombok- Bali 2 jam d. Keliling kawasan + 7jam.

  d. Keliling kawasan + 7jam.

  Bali di juluki Pulau Seribu Pura atau Pulau Dewata Di setiap daerah, di sembilain penjuru mata angin, bahkan di setiap pekarangan rumah masyarakat Bali dapat dijumpai Pura.

  

Masyarakat Bali meyakini di setiap Pura berstana para Dewata, sehingga apabila

ada seribu pura di Bali maka akan terdapat seribu Dewa juga di Bali. Pura adalah tempat agama Hidu memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan segala prabawa (manifestasinya) Miskonsepsi: umat hidu memiliki banyak Tuhan, Dewa/Bethara adalah

  AGAMA di Bali  Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar

  95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut

agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu (masyarakat cina).

  • - Aman dan rukun Umat Muslim di Karangasem berpartisifasi dalam kegiatan Ngusaba Desa Suasana Hari Raya Nyepi bertepatan dengan Sholat Jumat Umat Muslim di Bali

AKUKTURASI BUDAYA

  • Desa pegayaman-BulelengDesa pegayaman-Buleleng

  masyrakat muslim menggunakan masyrakat muslim menggunakan Nama seperti warga bali : Ketut Nama seperti warga bali : Ketut Muhamad Jufrin,dll Muhamad Jufrin,dll

  • Di Desa Dalung Denpasar,Di Desa Dalung Denpasar,

  bangunan Gereja menggunakan bangunan Gereja menggunakan model gaya Bali. model gaya Bali.

  • Warga kristen di Bali jugaWarga kristen di Bali juga menggunakan nama Bali: Ign. menggunakan nama Bali: Ign.

  Masjid di Al Hikmah Wayan Suwatra, dll Wayan Suwatra, dll Denpasar menggunakan

  • Warga Konghucu, dan BudhaWarga Konghucu, dan Budha

  Paduraksa mendirikan Jero Gede (meduwe mendirikan Jero Gede (meduwe Karang) di rumahnya, seperti Karang) di rumahnya, seperti

  BAHASA 

  Bahasa Daerah,

   Induk dari bhs Jawa, digunakan Bahasa Kawi dalam acara adat

   Bahasa sehari-hari bahasa Bali

   aksara Bali ha, na, ca, ra, ka :Ada utusan da, ta, sa, wa, la. : Pada Peperangan pa, dha, ja, ya, nya : Sama Saktinya ma, ga, ba, tha, nga. : Sama-sama Mati apabila di balik diyakini dapat menjadi doa penolak bahaya: nga, tha, ba, ga, ma : tidak ada kematian Nya Ya Ja Dha Pa : tidak ada kesaktian la, wa, sa, ta, da : tidak ada peperangan ka, ra, ca, na, ha : tidak ada utusam

  

  Bahasa Daerah,

   Induk dari bhs Jawa, digunakan Bahasa Kawi dalam acara adat

   Bahasa sehari-hari bahasa Bali

   aksara Bali ha, na, ca, ra, ka :Ada utusan da, ta, sa, wa, la. : Pada Peperangan pa, dha, ja, ya, nya : Sama Saktinya ma, ga, ba, tha, nga. : Sama-sama Mati apabila di balik diyakini dapat menjadi doa penolak bahaya: nga, tha, ba, ga, ma : tidak ada kematian Nya Ya Ja Dha Pa : tidak ada kesaktian la, wa, sa, ta, da : tidak ada peperangan ka, ra, ca, na, ha : tidak ada utusam

  • Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal/dinas
  • Bahasa Indonesia menjadi bahasa formal/dinas
  • Bahasa Asing (inggris)
  • Bahasa Asing (inggris)

  BERORIENTASI PADA KOMPONEN ALAM BERORIENTASI PADA KOMPONEN ALAM ( Bumi dipijak, langit dijunjung) ( Bumi dipijak, langit dijunjung)

  • - -

  Api, air, angin, tanah. Penguasa Bethara., ada kesamaan unsur Api, air, angin, tanah. Penguasa Bethara., ada kesamaan unsur

dengan agama Islam. Arah kekuatan barat, timur, utara, selatan. dengan agama Islam. Arah kekuatan barat, timur, utara, selatan.

Panutan lainnya tempat yang tinggi dan mata hari terbit. Tiga Panutan lainnya tempat yang tinggi dan mata hari terbit. Tiga kekuatan menjadi satu, tri murti. Letak gunung, tempat tinggi kekuatan menjadi satu, tri murti. Letak gunung, tempat tinggi adalah kaja, arah laut adalah kelot. adalah kaja, arah laut adalah kelot.

  

  Sebutan Tuhan Yang Maha Esa yaitu Ida Hyang Prama Kawi atau Sebutan Tuhan Yang Maha Esa yaitu Ida Hyang Prama Kawi atau

Ida Hyang Widhi Wasa. Ida Hyang Widhi Wasa.

    Dewa, pancaran sinar Tuhan Yang Maha Esa. Dewa, pancaran sinar Tuhan Yang Maha Esa.   Berorientasi pada dua kondisi alam yang berbeda namun Berorientasi pada dua kondisi alam yang berbeda namun berdampingan “rura binedha”, mencapai keseimbangan. berdampingan “rura binedha”, mencapai keseimbangan.

    Persembahyangan, purnama, tilem, dan hari- hari besar lainnya, Persembahyangan, purnama, tilem, dan hari- hari besar lainnya, diatur dalam kalender. diatur dalam kalender.

    Hari raya: galungan dan kuningan,setiap 7 bulan Bali,Nyepi. Hari raya: galungan dan kuningan,setiap 7 bulan Bali,Nyepi.   Tempat persembahyangan: pura, sanggah, dll. Tempat persembahyangan: pura, sanggah, dll.

   Di pantai, melarung binatang di laut (mekelem), dan “tabur rah” Metajen).  Mempersembahkan hasil bumi, dll.  Perangkat lain dupa, bunga, dan uang kepeng ( ada kemiripan dg agama dari Cina)

   Berbakti atau juga memuja kepada leluhur: yang melupakan leluhur celaka/ terkutuk.  Pantangan, perempuan M. tidak sembahyang, posisi tidur kaki membujur pada tempat tinggi (spt. gunung) dan matahari terbit, nyelusup jemuran.

   Hari raya Nyepi ( ogoh- ogoh)  Subak.

   Kosala- kosali ( sejenis Hong Sui).  Kesusahan/ penderitaan: hukuman dan dosa  Permohanan yang dikabulkan, jangka: pendek, menengah, panjang.

   Pengendalian diri: miyasa, mebrata, dan mekemit.  Di pantai, melarung binatang di laut (mekelem), dan “tabur rah” Metajen).

   Mempersembahkan hasil bumi, dll.  Perangkat lain dupa, bunga, dan uang kepeng ( ada kemiripan dg agama dari Cina)

   Berbakti atau juga memuja kepada leluhur: yang melupakan leluhur celaka/ terkutuk.  Pantangan, perempuan M. tidak sembahyang, posisi tidur kaki membujur pada tempat tinggi (spt. gunung) dan matahari terbit, nyelusup jemuran.

   Hari raya Nyepi ( ogoh- ogoh)  Subak.

   Kosala- kosali ( sejenis Hong Sui).  Kesusahan/ penderitaan: hukuman dan dosa  Permohanan yang dikabulkan, jangka: pendek, menengah, panjang.

   Pengendalian diri: miyasa, mebrata, dan mekemit.

  Konsep Rwa Bineda KEKERABATAN

  Kasta Kasta

   

  Garis Lelaki/ purusa Garis Lelaki/ purusa

   

  Anak, bapak, wayah, kumpi, buyut,kompyang, klewaran, dst ( jw: Anak, bapak, wayah, kumpi, buyut,kompyang, klewaran, dst ( jw:

   

  anak, bapak,embah, buyut, canggah, wareng, udheg- udheg, dst) anak, bapak,embah, buyut, canggah, wareng, udheg- udheg, dst) Anak: ( 4 anak, acuan KB) Anak: ( 4 anak, acuan KB)

    gede/putu/wayan,kadek,komang/nyoman, ketut, balik. gede/putu/wayan,kadek,komang/nyoman, ketut, balik.

  Nama istri mengikuti nama suami. Nama istri mengikuti nama suami.

   

  Panggilan anak lelaki agus, perempuan geg (jegeg).Jw. Lelaki Panggilan anak lelaki agus, perempuan geg (jegeg).Jw. Lelaki

    dipanggil thole, perempuan dipanggil gendhuk/ denok. dipanggil thole, perempuan dipanggil gendhuk/ denok.

  Sistem Pekraman (krama adat dan Dinas) Sistem Pekraman (krama adat dan Dinas)

   

  Panggilan saudara tua lelaki belih, perempuan mbok. Jw. Lelaki Panggilan saudara tua lelaki belih, perempuan mbok. Jw. Lelaki

    kangmas, perempuan dipanggil mbakyu. kangmas, perempuan dipanggil mbakyu.

  Panggilan singkat biasanya nama terdepan atau dibelakang Panggilan singkat biasanya nama terdepan atau dibelakang

    Keluarga inti dan keluarga Besar. Keluarga inti dan keluarga Besar.  

  Keluarga silang, beda: kasta, agama, ras, Keluarga silang, beda: kasta, agama, ras,

   

  Sebagian besar setiap kabupaten masih memiliki peninggalan Sebagian besar setiap kabupaten masih memiliki peninggalan

    kerajaan (kerabat kerajaan). kerajaan (kerabat kerajaan).

TRADISI KHUSUS

  

  

  Nitis/ numadi, sejenis reinkarnasi

  

  Methuwun atau peluasan (jasa petapakan)

  

  Sebel (Cintaka), hari tertentu karena kematian: desa dan keluarga, perempuan ketika datang bulan.

  

  Salah pati, misalnya kecelakaan (penguburan khusus)

  Jemput leluhur

   Umur bulan 35 hari, selapan. 

  

  Penguburan di Truyan

   Ngaben, pembakaran mayat (mengembalikan komponen alam). 

  Sebagian warga tidak makan daging sapi

  

  Anggara Kasih/ Selasa Kliwon

  

  Satpam Adat: pecalang

   Pengabenan (perabuan): pribadi, masal.

  Potong gigi

  

  Otonan, 35 hari x6 ( jw. Wetonan: 35 hari ), kelahiran anak

  Salah pati, misalnya kecelakaan (penguburan khusus)

   Umur bulan 35 hari, selapan. 

  Potong gigi

  

  Nitis/ numadi, sejenis reinkarnasi

  

  Methuwun atau peluasan (jasa petapakan)

  

  Sebel (Cintaka), hari tertentu karena kematian: desa dan keluarga, perempuan ketika datang bulan.

  

  

   Pengabenan (perabuan): pribadi, masal. 

  Jemput leluhur

  

  Penguburan di Truyan

   Ngaben, pembakaran mayat (mengembalikan komponen alam). 

  Sebagian warga tidak makan daging sapi

  

  Anggara Kasih/ Selasa Kliwon

  

  Satpam Adat: pecalang

  Otonan, 35 hari x6 ( jw. Wetonan: 35 hari ), kelahiran anak

SOSIAL EKONOMI

  Banyak orang kaya di Bali karena Warisan (pepatah: orang Banyak orang kaya di Bali karena Warisan (pepatah: orang  

  Bali jual tanah beli bakso, orang jawa beli bakso beli tanah) Bali jual tanah beli bakso, orang jawa beli bakso beli tanah) Warga: PNS, TNI, petani, nelayan, pedagang, pengusaha, Warga: PNS, TNI, petani, nelayan, pedagang, pengusaha,   pengerajin, parisisata, dll pengerajin, parisisata, dll

Hasil bumi: salak, cengkeh, kopi, Jeruk, semangka, palawija, Hasil bumi: salak, cengkeh, kopi, Jeruk, semangka, palawija,

    padi, kelapa, sayur- mayur, ikan dll padi, kelapa, sayur- mayur, ikan dll MITOS 

  Roh Jahat

  Wong samar

  Tuyul

  

  Leak

  

  Roh nyasar

  

  

  Roh Jahat

  Memedi

  

  Dilarang memotong rambut (lelaki) saat istri hamil

   Bali bagian Jawa paling timur. 

  Tidak baik berpergian saat kalitepet (Jam 12 Siang) dan Sandikala (jam 18-19 sore menjelang petang)

  

  

  

  

  Wong samar

  Tuyul

  

  Leak

  

  Roh nyasar

  

  

  Hari-hari tertentu yang keramat (kajeng kliwon, soma pemacekan agung, dll)

  Memedi

  

  Dilarang memotong rambut (lelaki) saat istri hamil

   Bali bagian Jawa paling timur. 

  Tidak baik berpergian saat kalitepet (Jam 12 Siang) dan Sandikala (jam 18-19 sore menjelang petang)

  

  Hari-hari tertentu yang keramat (kajeng kliwon, soma pemacekan agung, dll)

SENI, TARI, DAN HIBURAN

  Seni tari: panyembrama,Tari persahabatan (Joged,Ibing), wayang Seni tari: panyembrama,Tari persahabatan (Joged,Ibing), wayang

    orang, wayang kulit, barong, topeng, drama gong: raja pala ( Jw. orang, wayang kulit, barong, topeng, drama gong: raja pala ( Jw.

  Joko Tarub), sendratari, calon arang, Kecak, dsb Joko Tarub), sendratari, calon arang, Kecak, dsb Seni tabuh: gamelan, gambang semua dari bambu. Seni tabuh: gamelan, gambang semua dari bambu.

    Seni lukis dan pahat. Seni lukis dan pahat.  

  Seni tembang: magending kekawin (macapat), sesanthian, kecak, Seni tembang: magending kekawin (macapat), sesanthian, kecak,

   

  genjekan, tembang untuk momong anak kecil, berisi nasehat: genjekan, tembang untuk momong anak kecil, berisi nasehat: “cening putri ayu”, “cening putri ayu”, Seni beladiri: Satria Nusantara, Bambu Kuning,Kalimasada, Seni beladiri: Satria Nusantara, Bambu Kuning,Kalimasada,

   

  Ciung Wanara, Sari Murti dsb Ciung Wanara, Sari Murti dsb Pacuan sapi (sejenis kerapan). Pacuan sapi (sejenis kerapan).

   

TUNTUNAN HIDUP

  Tri Hita Karana

(Tiga Hubungan penyebab keharmonisan Hidup)

Hubungan dengan Tuhan, Hubungan dengan Sesama Manusia dan Hubungan dengan Lingkungan

  Tri Kaya Parisuda (Kayika, Wacika, Manacika) Karma Phala (Hukum Sebab Akibat) Tat Twam Asi (Kamu adalah aku, aku adalah Kamu) Tri Hita Karana

(Tiga Hubungan penyebab keharmonisan Hidup)

  Hubungan dengan Tuhan, Hubungan dengan Sesama Manusia dan Hubungan dengan Lingkungan Tri Kaya Parisuda (Kayika, Wacika, Manacika) Karma Phala (Hukum Sebab Akibat) Tat Twam Asi (Kamu adalah aku, aku adalah Kamu)

  

PELUANG TANTANGAN PROFESI

KONSELING PADA MASYARAKAT BALI

  TANTANGAN: TANTANGAN:

  Masyarakat Bali Pada umumnya lebih memilih/Percaya jalan pemecahan Masyarakat Bali Pada umumnya lebih memilih/Percaya jalan pemecahan masalahnya melalui meminta petunjuk kepada orang pintar (Pinandita, masalahnya melalui meminta petunjuk kepada orang pintar (Pinandita, Balian, dsb) Balian, dsb)

Belum memasyaraktannya pelayanan konseling pada masyarakat Bali, Belum memasyaraktannya pelayanan konseling pada masyarakat Bali,

jarang memanfaatkan Jasa Konselor/konseling. jarang memanfaatkan Jasa Konselor/konseling. PELUANG: PELUANG:

Konflik dalam diri, keluarga, masyarakat, karier memerlukan bantuan Konflik dalam diri, keluarga, masyarakat, karier memerlukan bantuan

konseling konseling Masyarakat Bali pada umumnya terbuka terhadap nilai-nilai baru yang Masyarakat Bali pada umumnya terbuka terhadap nilai-nilai baru yang postif, konseling merupakan salah satu gaya Baru bagi masyarakat Bali postif, konseling merupakan salah satu gaya Baru bagi masyarakat Bali dalam Upaya Pemecahan Masalah, terlebih lagi apabila konselor dalam Upaya Pemecahan Masalah, terlebih lagi apabila konselor memperhatikan dan memanfaatkan konsep-konsep dan nilai budaya Bali memperhatikan dan memanfaatkan konsep-konsep dan nilai budaya Bali dalam proses konseling. dalam proses konseling.

  Semoga damai selalu