Pengaruh profitabilitas, leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, BLOCKHOLDER

  

TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING

ARTIKEL ILMIAH

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana

  Program Studi Akuntansi Oleh:

  

GIFARI WIDYA ANDJANI

NIM : 2014310273

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

S U R A B A Y A

  

2018

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, BLOCKHOLDER OWNERSHIP,

  

PUBLIC OWNERSHIP DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET

FINANCIAL REPORTING

Gifari Widya Andjani

  STIE Perbanas Surabaya Email

  

Luciana Spica Almilia

  STIE Perbanas Surabaya Email

  

ABSTRACT

This research aimed to analyze the effect of profitability, leverage, blockholder ownership,

public ownership and auditor reputation on Internet Financial Reporting. The population in

this research are all manufactured companies listed on Indonesia Stock Exchange in 2015-

2016. Based on the purposive sampling method, the number of samples in this research as

many as 188 companies. Research hypothesis testing using multiple regression analysis via

SPSS 23. Results of hypothesis testing found that profitability and auditor reputation have

significant effect on Internet Financial Reporting. Leverage, blockholder ownership and public

ownership have no significant effect on Internet Financial Reporting.

  

Key words: Internet Financial Reporting, profitability, leverage, blockholder ownership,

public ownership , auditor reputation. PENDAHULUAN

  Zaman sekarang ini, teknologi telah berkembang semakin pesat dan menjadi kebutuhan hampir semua masyarakat. Bahkan, banyak perusahaan saat ini memanfaatkan teknologi sebagai media komunikasi dengan stakeholder untuk penyampaian informasi keuangan dan non- keuangan sekaligus menjadi media untuk penyebarluasan laporan keuangan. Hal ini terjadi karena setiap perusahaan memiliki

  stakeholder terutama investor yang tersebar

  di dalam negeri bahkan di luar negeri yang sulit untuk dijangkau dimana para investor ingin selalu mengetahui berbagai informasi dari perusahaan sebagai pertimbangan dalam menanamkan modal mereka. Salah satu media yang dapat digunakan perusahaan untuk menjangkau seluruh investornya dalam penyebaran informasi perusahaan dengan memanfaatkan perkembangan teknologi adalah internet.

  Internet (interconnection

  networking ) merupakan jaringan komputer-

  komputer yang terhubung satu sama lain dimana jaringan ini sangat besar dan wilayahnya mencakup seluruh dunia (wikipedia.org). Internet memberikan kemudahan karena mampu menjangkau wilayah geografis yang lebih luas hingga melewati batas negara. Keberadaan internet memberikan peluang-peluang baru bagi perusahaan dalam melengkapi, mengganti serta meningkatkan sarana komunikasi dengan para pemangku kepentingan. Penggunaan internet memungkinkan informasi disebarluaskan ke seluruh dunia yang dapat meningkatkan ketersediaan informasi perusahaan sehingga menarik banyak investor dari berbagai wilayah geografis. Perkembangan pada teknologi internet menuntut perusahaan untuk dapat memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin sebagai senjata bagi perusahaan dalam bertahan di dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu untuk memanfaatkan serta mengembangkan teknologi ke dalam perusahaannya merupakan perusahaan yang dapat bersaing secara kompetitif dengan para pesaingnya.

  Adanya kemudahan dalam mengakses internet memberikan perkembangan yang pesat pada teknologi internet sebagai media untuk penyebaran informasi. Kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk menyebarkan informasi positif mengenai perusahaan kepada para stakeholder dan calon investor. Hal inilah yang menyebabkan banyak perusahaan membuat dan mengelola website untuk menyebarkan informasi perusahaan. Berbagai informasi positif perusahaan yang disajikan dalam

  Tentunya, perusahaan yang menerapkan

  website perusahaan seperti yang telah

  Kewajiban perusahaan publik untuk mengungkapkan laporan keuangan melalui

  X.K.6 lampiran keputusan Ketua BAPEPAM dan LK nomor Kep- 431/BL/2012 yang menunjukkan bahwa setiap perusahaan publik berkewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada BAPEPAM-LK selambat- lambatnya empat bulan setelah tahun buku berakhir. Setiap emiten atau perusahaan publik wajib menyampaikan laporan tahunan paling sedikit dua eksemplar, satu diantaranya dalam bentuk asli dan disertai dengan laporan salinan elektronik serta disediakan di laman perusahaan. Hal tersebut mendapatkan respon positif dari emiten karena emiten tidak perlu lagi memasang pengumuman atau iklan di surat kabar sehingga akan menghemat biaya. Adanya peraturan dari BAPEPAM-LK nomor aturan X.K.6 ini menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keuangan melalui website merupakan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan publik.

  Indonesia juga sudah mulai menerapkan pelaporan keuangan melalui website pribadi perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia (2012) yaitu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan aturan nomor

  lebih mudah dikenal secara luas oleh para investor dibandingkan dengan yang tidak menerapkan Internet Financial Reporting (IFR).

  Internet Financial Reporting (IFR) akan

  paper-based reporting system berubah menjadi paper less-based reporting system.

  website akan memudahkan para stakeholder dan calon investor dalam

  berkembang menjadi metode yang paling cepat dalam melakukan penyebaran informasi yang terkait dengan perusahaan. Dapat dikatakan bahwa seiring dengan berkembangnya teknologi, maka dalam penyajian informasi yang mulanya berupa

  Reporting (IFR). Dalam beberapa tahun ini, Internet Financial Reporting (IFR)

  Menurut Seetharaman et al (2006) penggunaan internet dalam dunia bisnis telah mempengaruhi bentuk tradisional penyajian informasi perusahaan. Penggunaan media internet sebagai media pelaporan keuangan bagi setiap pemangku kepentingan disebut Internet Financial

  dapat digunakan perusahaan untuk menyajikan informasi secara lebih cepat, mudah dan akurat. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat. Dengan adanya tuntutan tersebut, perusahaan memanfaatkan website -nya untuk melakukan pelaporan keuangan perusahaan agar dapat memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan pada periode tertentu untuk para stakeholder dan calon investor, sehingga informasi tersebut dapat dengan mudah diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.

  website merupakan salah satu media yang

  Menurut Novita dan Dul (2013)

  mengumpulkan informasi perusahaan serta bertujuan untuk menarik minat calon investor lebih banyak lagi.

  disebutkan dalam peraturan yang dibuat oleh BAPEPAM-LK, tidak membuat semua perusahaan publik telah menerapkan aturan tersebut. Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang memberikan hasil bahwa masih ada perusahaan yang belum menerapkan Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017) menunjukkan bahwa dari 314 perusahaan yang terdaftar di Indonesia

  Sharia Stock Exchange tahun 2015, hanya

  oleh Momany dan Pillai (2013) serta Abdul (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Reskino dan Nova (2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Deasy (2013), Agboola dan Salawu (2012) dan Hanny dan Anis (2012) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Reporting.

  biaya. Sebaliknya, jika tingkat leverage rendah, perusahaan akan termotivasi untuk menyebarluaskan informasi dengan menerapkan Internet Financial Reporting untuk meyakinkan investor dalam menanamkan modalnya. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap Anis (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova (2016), M. Riduan (2015), Basuony dan Mohamed (2014), Momany dan Pillai (2013) Deasy (2013), Abdul (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap Internet Financial

  Financial Reporting agar lebih menghemat

  dan Nova, 2016). Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung memiliki resiko yang tinggi pula bahwa perusahaan akan melanggar perjanjian kredit. Semakin tinggi tingkat leverage yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan berupaya untuk melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi agar mengurangi resiko kemungkinan perusahaan melanggar perjanjian kredit. Sehingga perusahaan cenderung untuk tidak menerapkan Internet

  Internet Financial Reporting” (Reskino

  hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2006:306). Damaso dan Lourenco (2011) “menyatakan bahwa leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap

  Leverage menggambarkan

  Reporting yaitu penelitian yang dilakukan

  273 perusahaan yang menerapkan Internet

  menyebarluaskan informasi kepada pihak eksternal. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial

  Internet Financial Reporting dalam rangka

  Ardi dan Lana (2007), profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Profitabilitas yang selalu meningkat tiap tahunnya mengindikasikan bahwa manajemen berhasil mengelola kekayaan perusahaan dengan baik sehingga manajemen akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak eksternal. Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengeluarkan biaya mulai dari pembuatan website sampai dengan biaya pengelolaan website untuk menerapkan

  Financial Reporting yaitu profitabilitas, leverage , blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor. Menurut

  Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan praktik Internet

  Reporting .

  (2017) memberikan temuan bahwa dari 415 perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2015, hanya 81 perusahaan yang menerapkan Internet Financial Reporting. Penelitian yang dilakukan oleh Reskino dan Nova (2016) menunjukkan bahwa dari 54 perusahaan di sektor properti, real estate dan konstruksi yang terdaftar di BEI dan berdasarkan IDX Fact 2013, terdapat 53 perusahaan yang menerapkan IFR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh M. Riduan (2015) menunjukkan bahwa dari 135 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013, hanya 102 perusahaan yang menerapkan Internet Financial

  Financial Reporting . I Gusti dan I Ketut

  Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar, dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Kepemilikan blockholder yang tinggi akan meningkatkan pengawasan yang ketat dari pihak shareholders untuk selalu memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Adanya pengawasan tersebut dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan kinerjanya dan mengelola perusahaan secara lebih transparan. Pengungkapan laporan keuangan secara sukarela melalui media internet atau

  Internet Financial Reporting dapat

  (2012) dan Agboola dan Salawu (2012) menyatakan bahwa public ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  X.K.6 yaitu perusahaan publik diwajibkan untuk mempublikasikan laporan keuangan melalui laman perusahaan atau dapat disebut Internet Financial Reporting, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian terkait pengaruh profitabilitas,

  Sehubungan dengan fenomena yang terjadi terkait masih terdapat perusahaan yang belum menerapkan aturan BAPEPAM-LK nomor

  Financial Reporting.

  untuk meningkatkan keyakinan investor karena laporan keuangannya dapat dipercaya, selain itu juga akan berdampak pada meningkatnya citra perusahaan. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting antara lain Hanny dan Anis (2012) serta Agboola dan Salawu (2012). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017), I Gusti dan I Ketut (2017), serta Basuony dan Mohamed (2014) menyatakan bahwa reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap Internet

  website pribadi perusahaan yang bertujuan

  Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Salah satu hal yang dapat dijadikan sinyal positif bagi perusahaan adalah dengan menggunakan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi karena perusahaan tersebut akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut dapat memotivasi perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti

  suatu alternatif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan para pemegang saham, selain itu juga dapat meminimalisir konflik keagenan yang mungkin terjadi. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa public ownership berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting adalah Maulida et al (2017). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gusti dan I Ketut (2017), Deasy (2013), Abdul

  membantu perusahaan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemegang saham secara lebih transparan. Penelitian yang memperoleh bukti empiris bahwa

  website pribadi perusahaan dapat menjadi

  publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya kurang dari lima persen. Pemilik saham yang menyebar di berbagai wilayah geografis akan meningkatkan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat sebagai pertimbangan pemilik saham dalam menentukan keputusan. Pengungkapan laporan keuangan melalui media internet seperti

  public ownership (kepemilikan saham oleh

  Menurut I Gusti dan I Ketut (2017)

  ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  terhadap Internet Financial Reporting adalah M. Riduan (2015). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dara dan Sari (2012) menyatakan bahwa blockholder

  blockholder ownership berpengaruh

  leverage, blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor terhadap Internet Financial Reporting .

  RERANGKA TEORITIS YANG DIPAKAI DAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory)

  Profitabilitas

  Blockholder Ownership

  seberapa jauh perusahaan dibiayai hutang atau pihak luar dengan kemampuan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik akan memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang.

  Leverage dapat digunakan untuk melihat

  antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2007:306).

  Leverage Leverage menggambarkan hubungan

  Menurut Ardi dan Lana (2007), profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Laba tersebut dapat dihasilkan melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, jumlah karyawan, modal, kas serta jumlah cabang.

  digunakan perusahaan untuk menjalin komunikasi dengan para pemangku kepentingan khususnya investor dengan lebih baik dan lebih cepat. Informasi yang disajikan dalam website perusahaan dapat diakses oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun dengan biaya yang lebih murah.

  Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Pemisahan fungsi pengelolaan dan kepemilikan suatu perusahaan akan mengakibatkan adanya konflik keagenan. Hal tersebut terjadi karena setiap pihak memiliki kepentingan yang saling bertentangan dan bertujuan untuk mencapai kesejahteraan. Ball (2006) dalam Luciana (2008) menyatakan bahwa untuk menyelaraskan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham maka perusahaan sebaiknya meningkatkan transparansi dan pengungkapan mengenai informasi perusahaan. Laporan keuangan dianggap sebagai media akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Dengan adanya pengungkapan yang luas pada laporan keuangan perusahaan, maka diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan memantau kinerja manajemen.

  Internet Financial Reporting (IFR)

  merupakan suatu metode yang dilakukan perusahaan dalam mempublikasikan dan menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti website pribadi perusahaan (Novita dan Dul, 2012).

  Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting (IFR)

  komunikasi yang positif kepada masyarakat luas.

  Reporting dianggap sebagai sarana

  Menurut Brigham dan Houston (2014:184) teori sinyal merupakan suatu perilaku manajemen perusahaan dalam memberi petunjuk untuk investor terkait pandangan manajemen terhadap prospek perusahaan untuk masa mendatang. Teori sinyal dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengungkapan informasi secara lengkap dengan memanfaatkan media internet untuk meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan. Pelaporan laporan keuangan melalui media internet atau yang disebut dengan Internet Financial Reporting dapat membantu perusahaan dalam menyebarluaskan sinyal positif berupa informasi terkait keunggulan yang dimiliki perusahaan yang bertujuan untuk menarik calon-calon investor. Sehingga dapat dikatakan bahwa Internet Financial

  Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar, dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Blockholder

  ownership dapat mengurangi konflik

  Reporting yaitu Momany dan Pillai (2013)

  dan I Ketut (2017) serta Hanny dan Anis (2012). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 2 : Leverage berpengaruh terhadap Internet Financial

  Internet Financial Reporting yaitu I Gusti

  dikeluarkan yaitu biaya pembuatan website sampai dengan pengelolaan website . Berbeda halnya apabila perusahaan memiliki leverage yang relatif rendah, kreditur dan investor akan merasa aman jika menanamkan dana pada perusahaan karena perusahaan dianggap memiliki resiko yang rendah atas pelanggaran perjanjian kredit. Selain itu, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk membayar biaya pembuatan dan pemeliharaan website demi manfaat yang akan didapatkan. Adapun peneliti terdahulu yang memperoleh bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap

  Reporting karena adanya biaya yang harus

  Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi memiliki kecenderungan untuk tidak menerapkan Internet Financial

  antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2006:306). Teori keagenan menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi maka transfer kemakmurannya akan semakin baik dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan.

  Pengaruh Leverage terhadap Internet Financial Reporting Leverage menggambarkan hubungan

  Reporting .

  serta Abdul (2012). Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial

  Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi dipandang memiliki kinerja yang bagus karena dapat mengelola kekayaan perusahaan dengan baik. Sehingga manajemen perusahaan akan termotivasi untuk mengungkapkan lebih banyak informasi saat perusahaannya memiliki profitabilitas yang tinggi. Hal ini sesuai dengan teori sinyal dimana perusahaan memberikan sinyal berupa informasi positif kepada pihak eksternal. Selain itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengeluarkan biaya mulai dari pembuatan website sampai dengan biaya pengelolaan website . Terdapat beberapa peneliti terdahulu yang memberikan hasil bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap Internet Financial

  keagenan yang mungkin terjadi antara manajer dan pemegang saham, karena adanya kepemilikan saham yang terkonsentrasi atau terpusat.

  Menurut Ardi dan Lana (2007), profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan.

  Pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting

  konflik kepentingan antara manajemen dengan investor.

  auditing dapat membantu mengurangi

  Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Menurut Hanny dan Anis (2012),

  Reputasi Auditor

  publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya kurang dari lima persen. Kepemilikan saham oleh publik ini berada diluar manajemen perusahaan dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan.

  ownership (kepemilikan saham oleh

  Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public

  Public Ownership

  Reporting .

  Pengaruh Blockholder Ownership terhadap Internet Financial Reporting

  keagenan serta dapat menjangkau seluruh pemegang sahamnya. Penelitian yang dilakukan oleh Maulida et al (2017) memberikan hasil yaitu public ownership berpengaruh terhadap Internet Financial

  Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi yang tinggi dikatakan lebih baik dalam mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan karena mereka memiliki kemampuan untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka dan memiliki sumber daya yang lebih besar berkaitan dengan kompetensi personelnya (Hanny dan Anis 2012). Selain itu, auditor dengan reputasi yang baik (KAP

  konflik keagenan antara manajemen dengan investor.

  auditing dapat membantu mengurangi

  Reputasi auditor adalah prestasi dan kepercayaan publik yang dimiliki auditor atas nama besar tersebut (Hanny dan Anis, 2012). Menurut Hanny dan Anis (2012),

  Pengaruh Reputasi Auditor terhadap Internet Financial Reporting

  Financial Reporting .

  maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 4 : Public ownership berpengaruh terhadap Internet

  Reporting. Berdasarkan uraian tersebut

  Reporting agar dapat mengurangi konflik

  Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar, dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang didapat dari besarnya saham yang dimiliki.

  Kepemilikan publik yang semakin tersebar maka akan menuntut perusahaan untuk menyebarluaskan informasi mengenai perusahaan secara lebih transparan. Menurut Luciana (2008) perusahaan dengan penyebaran kepemilikan saham cenderung menimbulkan konflik keagenan yang semakin besar karena adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pemegang saham. Selain itu, pemilik saham yang menyebar di berbagai wilayah geografis akan meningkatkan kebutuhan informasi yang cepat dan akurat sebagai pertimbangan pemilik saham dalam menentukan keputusan. Sehingga, perusahaan yang kepemilikan sahamnya tersebar cenderung mendorong manajer untuk menerapkan Internet Financial

  publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya kurang dari lima persen. Kepemilikan saham ini tidak bertujuan untuk dapat dimiliki atau dipegang selamanya, melainkan bertujuan untuk diperjualbelikan.

  ownership (kepemilikan saham oleh

  Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public

  Pengaruh Public Ownership terhadap Internet Financial Reporting

  Financial Reporting .

  Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 3 : Blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet

  blockholder ownership berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting.

  Kepemilikan blockholder yang tinggi akan cenderung membuat manajer untuk melakukan pengungkapan secara lebih rinci dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemegang saham. Kepemilikan blockholder yang tinggi memberikan kekuasaan atau kemampuan yang lebih besar dan insentif untuk melakukan pengawasan yang ketat dari pihak shareholders agar dapat selalu memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Sehingga, hal tersebut dapat mendorong manajer untuk menerapkan Internet Financial Reporting dalam rangka meningkatkan transparansi karena dapat memuat lebih banyak informasi mengenai perusahaan. Hal ini juga didukung oleh M. Riduan (2015) yang memperoleh bukti empiris bahwa

  Big Four ) mempunyai kemampuan lebih untuk berspesialisasi dan berinovasi melalui teknologi sehingga meningkatkan kemungkinan untuk menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi.

  Terkait dengan teori sinyal, penggunaan auditor yang bereputasi dapat dijadikan sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan ingin menunjukkan bahwa ia menggunakan auditor yang bereputasi sehingga informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dianggap tidak menyesatkan dan dapat diyakini kebenarannya. Hal tersebut dapat memotivasi perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangannya. Beberapa peneliti yang memberikan bukti empiris bahwa reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

  Leverage (X

  )

  5

  ) Reputasi Auditor (X

  4

  3 ) Public ownership (X

  (X

  Blockholder ownership

  )

  2

  )

  Reporting yaitu Agboola dan Salawu (2012) serta Hanny dan Anis (2012).

  1

  Profitabilitas (X

  Data yang digunakan merupakan data sekunder. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu data dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan yang dapat

  Data Penelitian

  Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015 dan 2016 yang sesuai dengan kriteria sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Kriteria sampel pada penelitian ini meliputi: (1) Perusahaan yang dianalisis hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2015 dan 2016, (2) Perusahaan tersebut menerbitkan laporan tahunan yang telah diaudit untuk periode 2015 dan 2016 serta menggunakan mata uang rupiah, (3) Perusahaan tersebut memiliki ketersediaan website yang dapat diakses oleh umum.

  

Gambar 1

KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel

  Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  Reporting .

  Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 5 : Reputasi auditor berpengaruh terhadap Internet Financial

  Internet Financial Reporting (Y) diperoleh melalui situs resmi BEI dan website perusahaan.

  Variabel Penelitian

  Menurut Thomsen, Pedersen dan Kvist (2006), blockholder ownership merupakan kepemilikan saham suatu perusahaan dalam jumlah yang besar, dimana pemilik saham seringkali dapat memengaruhi kebijakan perusahaan yang didapat dari besarnya saham yang dimiliki. Blockholder

  2

  Teknik analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas), dan pengujian hipotesis (uji F, koefisien determinasi (R

  Alat Analisis

  mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four ataupun yang berafiliasi dengan Big Four dan angka 0 untuk mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP non-Big Four.

  dummy , yaitu menggunakan angka 1 untuk

  Reputasi auditor adalah suatu ukuran untuk mengetahui seberapa besar kualitas auditor dalam menangani laporan keuangan perusahaan (Hanny dan Anis, 2012). Reputasi auditor diukur dengan menggunakan ukuran yang digunakan oleh Hanny dan Anis (2012) yaitu variabel

  Saham yang dimiliki publik Jumlah saham yang beredar Reputasi Auditor

  =

  Public ownership

  publik) didefinisikan sebagai jumlah saham yang dimiliki oleh publik dalam suatu perusahaan, yaitu individu atau institusi yang kepemilikan sahamnya kurang dari lima persen. Public ownership dihitung dengan rumus:

  ownership (kepemilikan saham oleh

  Menurut I Gusti dan I Ketut (2017) public

  ownership dihitung dengan rumus: Blockholder ownership = Saham yang dimiliki ℎ Jumlah saham yang beredar Public Ownership

  Total utang Total ekuitas Blockholder Ownership

  Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Internet Financial Reporting. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas,

  DER =

  Leverage diukur dengan rumus:

  antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset (Sofyan, 2007:306).

  Laba Bersih Total Aset Leverage Leverage menggambarkan hubungan

  Menurut Ardi dan Lana (2007), profitabilitas adalah suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan. Perhitungan profitabilitas yaitu: ROA =

  Profitabilitas

  IFR = (40% x indeks content) + (20% x indeks timeliness) + (20% x indeks pemanfaatan teknologi) + (20% x indeks user support).

  support) . Rumus untuk menghitung Internet Financial Reporting (IFR) yaitu:

  menggunakan indeks yang dikembangkan oleh Luciana (2008) yang terdiri dari 4 komponen, yaitu: isi (content), ketepatwaktuan (timeliness), pemanfaatan teknologi dan dukungan pengguna (user

  Reporting (IFR) diukur dengan

  merupakan suatu metode yang dilakukan perusahaan dalam mempublikasikan dan menyebarluaskan laporan keuangannya melalui media internet seperti website pribadi perusahaan (Novita dan Dul, 2012). Dalam penelitian ini, Internet Financial

  Definisi Operasional Variabel Internet Financial Reporting Internet Financial Reporting (IFR)

  leverage , blockholder ownership, public ownership dan reputasi auditor.

  ), uji t). Model persamaan dalam penelitian ini Nilai rata-rata yang lebih besar dari standar adalah: deviasi menunjukkan bahwa nilai sampel

  1

  2

  IFR = β + β PROFIT + β + β

  3 LEV BOWN berkumpul atau mengelompok di sekitar

  4

  • β + β AUD + ε Keterangan: mengakibatkan penyebaran datanya IFR : Internet Financial bersifat homogen atau tidak bervariasi.

  5 PO nilai rata-rata hitungnya yang

  Reporting Nilai minimum pada IFR sebesar 2,6

  PROFIT : Profitabilitas dimiliki oleh Jakarta Kyoei Steel Work

  

LEV : Leverage LTD Tbk (JKSW). Sedangkan nilai

BROWN : Blockholder ownership maksimum pada IFR sebesar 19,7 dimiliki

PO : Public ownership oleh Kalbe Farma Tbk (KLBF).

  AUD : Reputasi Audit Profitabilitas memiliki nilai : Konstanta minimum sebesar -0,8706, nilai maksimum

  β

  1, 2, 3, 4,

  5

  : Koefisien regresi sebesar 0,43169, nilai rata-rata (mean) β β β β β

  : Standart error sebesar 0,0445 dan nilai standar deviasi ε

  0,1101. Dari total sampel sebanyak 188

ANALISIS DATA DAN

  data yang diteliti, terhitung sebanyak 85

  PEMBAHASAN

  perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas di atas nilai rata-rata. Profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki

  Uji Deskriptif

  kinerja yang bagus karena dapat Dapat dilihat pada Tabel 1, IFR memiliki memanfaatkan dan mengelola kekayaan nilai minimum sebesar 2,6, nilai maksimum yang dimiliki dengan sangat efisien sebesar 19,7, nilai rata-rata (mean) sebesar sehingga mampu untuk menghasilkan laba 13,782 dan nilai standar deviasi 2,7182. yangtertinggi.

  

Tabel 1

DESCRIPTIVE STATISTICS

  Variabel Penelitian N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

  

IFR 188 2,6 19,7 13,782 2,7182

Profitabilitas 188 -0,8706 0,43169 0,044 0,1101

Leverage 188 -5,0229 19,9663 1,128 1,8603

Blockholder ownership 188 0,2499 0,9941 0,7374 0,1493

Public ownership 188 0,0058 0,75 0,246 0,1495

  Sumber : Data diolah

  

Tabel 2

FREKUENSI REPUTASI AUDITOR

Jenis Kantor Akuntan Publik Presentasi Kode Frekuensi Presentasi (KAP) Kumulatif

  KAP non Big Four 124 66% 66%

  1 KAP Big Four atau yang berafiliasi 64 34% 100%

  Sumber: Data diolah

  Leverage memiliki nilai minimum diteliti, terdapat 64 perusahaan yang

  sebesar -5,0229, nilai maksimum sebesar memiliki rasio leverage di atas nilai rata- 19,9663, nilai rata-rata (mean) sebesar rata. Tingkat leverage yang tinggi 1,128 dan nilai standar deviasi 1,8603. Dari mengartikan bahwa perusahaan memiliki total sampel sebanyak 188 data yang banyak hutang dan dianggap memiliki resiko yang tinggi atas pelanggaran perjanjian kredit.

  Blockholder ownership memiliki

  Dapat disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

  Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dari model penelitian. Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Nilai signifikansi untuk semua variabel independen terhadap absolut residual lebih besar dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada penelitian ini.

  4. Heteroskedastisitas

  sebesar 0,079, nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yakni 0,079 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti data residual terjadi secara random (acak) atau dapat dikatakan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini terbebas dari masalah autokorelasi.

  Runs Test . Nilai Runs Test menunjukkan

  Uji autokorelasi dilakukan dengan Uji

  3. Autokorelasi

  seluruh jumlah saham perusahaan yang beredar.

  ownership dan public ownership, yaitu

  Namun, kasus multikolinearitas yang terjadi pada penelitian ini diabaikan. Adanya kasus multikolinearitas ini disebabkan karena terdapat kesamaan penyebut yang digunakan pada pengukuran variabel independen blockholder

  ownership . Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi multikolinearitas pada penelitian ini.

  variabel blockholder ownership dan public

  tolerance juga berada dibawah 0,1 yaitu

  Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model penelitian ini ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Dari hasil analisis, terdapat nilai VIF yang melebihi 10 dan nilai

  2. Multikolinearitas

  sebesar 0,065 dan signifikansi sebesar 0,085. Tingkat signifikansi tersebut lebih dari 0,054 (0,054> 0,05), maka H diterima.

  nilai minimum sebesar 0,2499, nilai maksimum sebesar 0,9941, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,7374 dan nilai standar deviasi 0,1493. Dari total sampel sebanyak 188 data yang diteliti, terdapat 106 perusahaan yang memiliki presentase

  Kolmogorov-smirnov setelah outlier

  signifikansi 0,000. Tingkat signifikansi tersebut kurang dari 0,05 sehingga residual tidak berdistribusi normal. Kemudian peneliti menghilangkan data outlier. Nilai

  outlier adalah sebesar 0,105 dan nilai

  Nilai Kolmogorov-smirnov sebelum

  Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas

  Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 124 perusahaan yang diaudit oleh KAP non Big Four dengan presentase 66 persen. Sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four atau yang berafiliasi sebanyak 64 perusahaan dengan presentase 34 persen.

  pemegang saham publik yang dimiliki perusahaan tinggi dan menyebar sehingga semakin tinggi pula tekanan yang diterima oleh perusahaan untuk menyediakan informasi mengenai perusahaan.

  public ownership menunjukkan bahwa

  minimum sebesar 0,0058, nilai maksimum sebesar 0,75, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,246 dan nilai standar deviasi 0,1495. Dari total sampel sebanyak 188 data yang diteliti, terdapat 79 perusahaan yang memiliki presentase public ownership di atas nilai rata-rata. Nilai maksimum pada

  Public ownership memiliki nilai

  yang lebih besar dan insentif untuk melakukan pengawasan yang ketat dari pihak pemegang saham agar dapat selalu memantau kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan.

  ownership menunjukkan adanya kekuasaan

  rata. Nilai maksimum pada blockholder

  blockholder ownership di atas nilai rata-

  

Tabel 3

  • 5,573 4,304 -1,295 0,197
  • 1,758 4,306 -0,408 0,684 Reputasi auditor

  Adjusted R

  

Tabel 4

Rangkuman Analisis Deskriptif

Jumlah Perusahaan

  menyebarluaskan sinyal positif kepada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Momany dan Pillai (2013)

  Reporting (IFR) dengan tujuan untuk

  profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk menerapkan Internet Financial

  website sampai dengan biaya pengelolaan website . Maka dari itu, perusahaan dengan

  Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi akan berdampak pada sumber daya keuangan yang besar pula. Sehingga perusahaan memiliki kemampuan untuk membuat website sebagai sarana untuk penyebarluasan informasi perusahaan. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mempunyai sumber daya yang cukup untuk mengeluarkan biaya mulai dari pembuatan

  Internet Financial Reporting (IFR) yang tinggi pula.

  diterima). Pada Tabel 4, rata-rata nilai profitabilitas untuk IFR diatas rata-rata memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai profitabilitas untuk IFR dibawah rata-rata. Hal itu menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang relatif tinggi cenderung memiliki indeks

  1

  Hasil pengujian menunjukkan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Internet Financial Reporting (H

  Pengaruh Profitabilitas terhadap Internet Financial Reporting

  sebesar 0,388 (Tabel 3). Hal ini berarti kemampuan model penelitian dalam menjelaskan variabel dependen (Internet Financial Reporting) sebesar 38,8%.

  2

  Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi terlihat bahwa nilai

  

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

  Financial Reporting .

  Pada Tabel 3 terlihat bahwa nilai F hitung menunjukkan nilai 24,714 dan signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Model regresi dikatakan fit dan terdapat pengaruh salah satu variabel independen terhadap variabel Internet

  Hasil Analisis dan Pembahasan

  0,000 Sumber : Data diolah

  24,704 Sig. F

  0,388 F

  2

  1,019 0,342 2,978 0,003 Adjusted R

  Public ownership

  Leverage -0,155 0,085 -1,828 0,069 Blockholder ownership

  (Constant) 17,592 4,205 4,184 0,000 Profitabilitas 12,582 1,464 8,594 0,000

  Regresi Std Error T Signifikansi

  Variabel Koefisien

  

Profitabilitas

Leverage Blockholder ownership

  IFR di atas rata-rata

  ownership tidak berpengaruh terhadap Internet Financial Reporting (H 3 ditolak).

  leverage rendah yang menerapkan Internet Financial Reporting namun beberapa

Dokumen yang terkait

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, Aktivitas, dan sales growth terhadap kondisi financial distress - Perbanas Institutional Repository

0 0 19

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, umur Listing dan kepemilikan manajerial terhadap Internet financial reporting - Perbanas Institutional Repository

0 0 44

Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 1 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu - Pengaruh reputasi underwriter, financial leverage, profitabilitas, jenis industri terhadap tingkat underpricing pada perusahaan saat initial public offering - Perbanas Institutional Repository

0 0 28

Pengaruh rasio aktivitas, leverage, profitabilitas, dan rasio pertumbuhan perusahaan terhadap penyajian internet financial reporting (ifr) Pada perusahaan yang terdaftar di bei Tahun 2016 - Perbanas Institutional Repository

0 0 31