Pemeliharaan Tanaman Jagung Manis Sweet

PROBLEMATIKA
REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

“Kasus Pemeliharaan Jagung Manis”
Dosen Pengampu : Dr. Innaka Ageng Rineksane, S.P., M.P.

Oleh :
Kelompok IV

Inayatul Lutfi

(20110210047)

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2012

0

I.


PENGANTAR
Jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Di

samping itu, jagung pun digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku industri. Oleh
karena itu, banyak masyarakat yang memprimadonakan jagung sebagai bahan makanan
selain beras. Ada beberapa jenis jagung yang berkembang di Indonesia, salah satu yang kini
banyak digemari masyarakat yaitu jagung manis (sweet corn). Jagung manis semakin populer
dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa.
Selain itu, umur produksinya lebih singkat, sehingga sangat menguntungkan.
II.

KASUS
Dalam rangka memperingati hari pangan sedunia, Fakultas Pertanian UMY

mengadakan lomba penanaman jagung manis. Pesertanya adalah kelompok petani di sekitar
kampus dan mahasiswa Fakultas Pertanian UMY. Setiap peserta terdiri dari 4 – 5 orang.
Panitia menyediakan lahan seluas 10 m² untuk setiap kelompok. Kriteria pemenang adalah
produksi dan kualitas tongkol jagung yang dipanen. Teknik budidaya yang meliputi jarak
tanam, metode penanaman, pemupukan maupun pemeliharaan diserahkan kepada peserta,

panitia hanya menyediakan benih jagung manis yang sudah diberi Ridomil. Varietas jagung
yang digunakan sama untuk semua peserta. Menjelang panen, tanaman jagung manis yang
ditanam oleh kelompok tani nampak memiliki tinggi tanaman yang seragam, daun hijau,
tongkol jagung berukuran besar. Lahan penanaman nampak bersih, permukaan tanah di
sekeliling tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan jalan antara barisan tanaman jagung.
Sebaliknya tanaman yang dimiliki oleh kelompok mahasiswa nampak tidak seragam
pertumbuhannya, beberapa tanaman terlihat lebih pendek dan daun menguning, tongkol
jagung tidak berukuran maksimal. Lahan penanaman jagung dipenuhi rumput dan tidak ada
perbedaan tinggi permukaan tanah antara sekeliling jagung dengan jalan antara barisan
tanaman. Produksi dan kualitas tongkol jagung manis yang diperoleh kelompok petani ratarata lebih tinggi dan lebih baik jika dibandingkan dengan yang dipanen oleh kelompok
mahasiswa.
Berdasar ilustrasi di atas, coba analisis mengapa penampilan tanaman jagung manis
dari kelompok mahasiswa kurang bagus jika dibandingkan dengan yang ditanam oleh
kelompok petani. Bahas berdasarkan deskripsi, teknik budidaya dan metode pemeliharaan
yang benar untuk jagung manis. Apa saja yang perlu dilakukan oleh kelompok mahasiswa

1

agar tanaman jagung manis mereka memiliki penampilan dan produksi sebaik yang ditanam
oleh petani?

III.

ANALISIS PERMASALAHAN
Berdasarkan ilustrasi tersebut, diketahui bahwa permasalahan yang terjadi pada kasus

tersebut yaitu adanya perbedaan produksi dan kualitas antara jagung manis yang ditanam
kelompok petani dengan kelompok mahasiswa. Produksi dan kualitas jagung manis yang
ditanam kelompok mahasiswa lebih rendah jika dibandingkan dengan jagung manis yang
ditanam kelompok petani. Tanaman jagung manis yang ditanam kelompok mahasiswa
nampak tidak seragam pertumbuhannya, beberapa tanaman terlihat lebih pendek dan daun
menguning, tongkol jagung tidak berukuran maksimal. Selain itu, lahan penanaman jagung
dipenuhi rumput dan tidak ada perbedaan tinggi permukaan tanah antara sekeliling jagung
dengan jalan antar barisan tanaman. Permasalahan tersebut dapat muncul diduga karena
kurangnya pemeliharaaan tanaman jagung manis yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa.
tanaman jagung yang nampak tidak seragam diduga tidak adanya penyulaman. Selain itu
perbedaan tinggi tanaman dapat terjadi karena kekurangan unsur hara yang disebabkan
keterlambatan pemupukan. Tanaman yang terlihat lebih pendek dan daun menguning serta
tongkol tidak berukuran maksimal diduga karena tanaman tersebut kekurangan unsur hara.
Sedangkan lahan yang dipenuhi rumput mengindikasikan bahwa tidak adanya penyiangan
untuk lahan tersebut.

IV.

DESKRIPSI TANAMAN
Jagung manis termasuk keluarga Graminae dari suku Maydeae yang pada mulanya

berkembang dari jagung tipe dent dan flint. Tinggi tanaman jagung manis tidak banyak
berbeda dengan jagung biasa, namun sedikit lebih pendek. Jagung manis termasuk tanaman
berumah satu dengan bunga jantan berwarna putih krem. Bunga betina mengandung banyak
bunga kecil yang ujungnya pendek dan datar ; pada saat masak disebut tongkol. Setiap bunga
betina mempunyai satu putik dan stamen rudimenter dengan sistem perkawinan umumnya
menyerbuk silang. Jagung manis mempunyai tipe pertumbuhan determinete.
Secara fisik maupun morfologi, jagung manis sulit dibedakan dengan jagung biasa.
Perbedaan antara kedua jagung itu umumnya pada warna bunga jantan. Bunga jantan jagung
manis berwarna putih, sedangkan pada jagung biasa berwarna kuning kecoklatan. Rambut
pada jagung manis berwarna putih sedangkan pada jagung biasa berwarna merah. Jagung
2

manis mengandung lebih banyak gula dalam endospermanya daripada jagung biasa. Sifat
manis tersebut disebabkan oleh adanya gen su-1 (sugary), bt-2 (brittle) ataupun sh-2
(shrunken). Pada proses pematangan kadar gula yang tinggi menyebabkan biji keriput.

Keadaan keriput inilah yang membedakannya dengan biji jagung biasa. Perbedaan lainnya
adalah jagung manis berumur lebih genjah atau pendek dan memiliki tongkol lebih kecil
dibandingkan jagung biasa (Budiarti dan Palungkun, 1991).
Taksonomi tanaman jagung manis (Zea mays saccharata ) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae ( tumbuh-tumbuhan )
Division : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
Sub Divisio : Angiospermae ( berbiji tertutup )
Classis : Monocotyledone ( berkeping satu )
Ordo : Graminae ( rumput-rumputan )
Familia : Poaceae
Genus : Zea
Species : Zea mays saccharata
V.

TEKNIK BUDIDAYA

A. Syarat Tumbuh
Jagung manis sangat cocok ditanam di daerah yang sejuk dan cukup dingin. Tanaman

ini tumbuh baik mulai dari 50 LU – 40 LS dengan ketinggian tempat mencapai hingga 3000

mdpl. Secara umum, jagung manis memerlukan air sebanyak 200 – 300 mm/bulan,
sedangkan selama pertumbuhannya sebanyak 300 – 660 mm. Keadaan suhu yang baik untuk

pertumbuhan jagung manis adalah 21 – 31 C. Namun pada suhu rendah sampai 16 C dan

suhu tinggi sampai 35 C, jagung manis masih dapat tumbuh. Suhu optimum untuk

perkecambahan benih berkisar antara 21 – 27 C. Jagung manis dapat tumbuh hampir pada
semua jenis tanah, asalkan drainasenya baik serta persediaan humus dan pupuk tercukupi.
Kemasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan jagung manis adalah 5,5 – 7,0 (Budiarti dan
Palungkun, 1991).
B. Penyiapan Lahan dan Benih
Dalam penyiapan lahan, ada dua kegiatan utama yang perlu diperhatikan yaitu
pengolahan tanah dan pembuatan saluran. Bila jenis tanahnya ringan maka pengolahan
tanahnya

tidak

diperlukan.


Sedangkan

untuk
3

benih,

dapat

diperlakukan

dengan

menambahkan fungisida untuk mencegah beberapa jenis penyakit. Hal tersebut dapat
dilakukaan dengan cara merendam benih ke dalam larutan campuran 5 gram Ridomil dan 1
liter air selama 10 – 15 menit.
C. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan
dan perkembangan bagi jagung manis. Selain tiu, pengolahan tanah dilakukan untuk
memperbaiki sifat fisik tanah dan memberantas atau mencegah pertumbuhan gulma.

Pengolahan tanah dapat menggunakan traktor (lahan luas), bajak, atau cangkul. Pengolahan
tanah untuk jagung manis sama seperti untuk jagung biasa yang dilakukan minimal 15 hari
sebelum penanaman. Cara pengolahan untuk tanah berat yaitu dua kali pembajakan dan satu
kali penggaruan, sedangkan untuk tanah ringan cukup sekali pembajakan dan sekali
penggaruan. Selanjutnya dibuat alur-alur untuk pengairan yang lebarnya  30 cm dengan

kedalaman 20 cm. Jarak tiap-tiap alur 100 – 200 cm (Tabrani, 2012). Setelah itu, tanah yang
sudah diolah diberi pupuk dasar yaitu dengan menggunakan pupuk kandang dan pupuk
buatan. Pemberian pupuk dasar dilakukan 1 minggu sebelum penanaman atau bersamaan
dengan pengolahan tanah.
D. Penanaman
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman yaitu mencakup jarak tanam dan
lubang tanam. Kesuburan tanah dapat mempengaruhi lebarnya jarak tanam pada jagung
manis. Semakin subur tanah yang akan digunakan, sebaiknya jarak tanam diperkecil. Jenis
jagung manis yang mempunyai tajuk lebar, sebaiknya jarak tanamnya lebih lebar dibanding
jagung manis yang bertajuk lebih sempit sebab tanaman membutuhkan tempat tumbuh yang
seimbang dengan lingkaran tajuknya. Jarak tanam yang biasanya digunakan adalah 80 x 25
cm atau 70 x 40 cm. Sedangkan lubang tanam dibuat dengan tugal dengan kedalaman lubang
tanam yang baik yaitu sekitar 3 cm.
E. Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kesuburan lahan dan dimaksudkan agar
tanaman senantiasa berada dalam kondisi yang baik, sehingga dapat dicapai produksi dan
kualitas maksimum sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan tanaman jagung manis
meliputi penyulaman, pengairan, penjarangan, penyiangan dan pembumbunan, pemupukan,
serta pemberantasan hama penyakit (Budiarti dan Palungkun, 1991).
4

1. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali benih yang tidak tumbuh atau
mengganti tanaman yang pertumbuhannya terhambat. Pada pertanaman jagung manis,
penyulaman biasanya dilakukan 1 minggu setelah tanam agar diperoleh keseragaman
tanaman.
2. Pengairan
Pada budidaya tanaman jagung manis, 3 hari sebelum di tanam perlu diairi untuk
menciptakan kondisi tanah yang lembab dan hangat, sehingga akan mempercepat terjadinya
kecambah benih serta ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pengairan diberikan sesuai
dengan kebutuhan, penting dijaga supaya tanaman tidak kekurangan atau kelebihan air.
3. Penjarangan
Kegiatan ini dilakukan apabila di dalam lubang tanam terdapat lebih dari satu benih dan
semuanya tumbuh, sehingga perlu dijarangkan dengan cara menyisakan satu tanaman yang

pertumbuhannya baik. Penjarangan dapat dilakukan pada saat tanaman telah berumur 3
minggu.
4. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dimaksudkan untuk memberantas rumput-rumput yang tidak dikehendaki
dari pertanaman jagung manis. Sedangkan pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian di
sekitar perakaran agar batang tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah serta sekaligus
menggemburkan tanah di sekitar tanaman. Penyiangan dan pembumbunan biasanya
dilakukan secara bersamaan.
5. Pemupukan
Jagung manis tidak akan memberikan hasil maksimal apabila unsur hara yang
diperlukan tidak cukup tersedia. Oleh karena itu, diperlukan pemupukan dasar yang bertujuan
untuk menambah unsur hara sehingga dapat meningkatkan hasil panen secara kuantitatif
maupun kualitatif. Unsur hara utama yang dibutuhkan oleh jagung manis antara lain unsur
nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K). Unsur N berfungsi pada pertumbuhan jaringan
marismatik. Gejala kekurangan unsur N pada jagung manis nampak pada daun yang
menguning. Sedangkan unsur P diperlukan pada saat pembentukan biji. Jika jagung manis
5

kekurangan unsur P, maka akan menyebabkan daun berwarna keunguan, batang kecil,
keluarnya malai terlambat, ukuran tongkol kecil dan berbentuk tidak normal, serta ukuran

bijinya kecil. Selain itu, unsur K juga dibutuhkan tanaman jagung manis terutama pada saat
menjelang keluarnya malai.
6. Pemberantasan Hama dan Penyakit
Jika dibandingkan dengan jagung biasa, jagung manis lebih peka terhadap hama dan
penyakit. Salah satu penyebabnya adalah rasa sweet corn yang lebih manis, sehingga
serangan hama biasanya lebih intensif. Pemberantasan hama dan penyakt pada jagung manis
dapat dilakukan baik secara mekanis, biologi maupun kimiawi.
F. Panen dan Pascapanen
Tanaman jagung manis biasanya siap dipanen pada umur 60 – 70 hari setelah tanam.
Saat panen yang tepat adalah ketika rambut jagung manis telah berwarna coklat dan
tongkolnya telah berisi penuh. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari ketika suhu
masih rendah karena pada suhu yang tinggi akan mengurangi kandungan gula pada bijinya.
Untuk mengatasi penurunan mutu jagung manis maka segera setelah panen diupayakan suhu
tongkol berada di bawah 10 C.
VI.

PEMBAHASAN dan PENYELESAIAN MASALAH
Berdasarkan kasus tersebut, penurunan kualitas penampilan dan kualitas tanaman

jagung manis yang ditanam oleh kelompok mahasiswa diduga dapat terjadi karena kurangnya
pemeliharaan tanaman terhadap tanaman jagung manis. Oleh karena itu, diperlukan beberapa
tindakan dalam mengatasi permasalahan tersebut agar jagung manis yang dipanen memiliki
kualitas dan produksi yang baik. Beberapa tindakan tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Penyulaman
Berdasarkan kasus tersebut, tanaman jagung manis yang ditanam oleh kelompok
mahasiswa nampak tidak seragam pertumbuhannya. Hal tersebut diduga dapat terjadi karena
kelompok mahasiswa tidak melakukan monitoring terhadap pertumbuhan jagung manis
sehingga tidak melakukan penyulaman pada tanaman tersebut. Tidak semua benih jagung
manis yang ditanam dapat tumbuh sehingga perlu dilakukan penyulaman. Kegiatan
penyulaman dimaksudkan untuk melakukan penanaman kembali pada benih yang tidak

6

tumbuh ataupun untuk mengganti tanaman yang tumbuh akan tetapi pertumbuhannya
terhambat yang mengakibatkan adanya ketidakseragaman pada tanaman tersebut.
Pada pertanaman jagung manis, kegiatan penyulaman dilakukan satu minggu setelah
tanam agar diperoleh keseragaman tanaman. Penyulaman dapat dilakukan dengan cara
memonitoring adakah benih jagung manis yang tidak tumbuh. Jika ada benih yang tidak
tumbuh, maka dilakukan penanaman kembali benih jagung manis. Selain itu, monitoring juga
dilakukan pada tanaman jagung manis yang tumbuh akan tetapi menunjukkan pertumbuhan
yang terhambat dibanding dengan tanaman yang lain. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan
tinggi tanaman yang berbeda yaitu memiliki tinggi tanaman yang lebih pendek dibanding
dengan tanaman jagung manis yang lain. Selain memiliki tinggi yang berbeda, pertumbuhan
terhambat juga dapat diketahui dari adanya tanaman jagung manis yang terserang penyakit.
Benih yang tidak tumbuh dan tanaman jagung manis yang pertumbuhannya terhambat
tersebut harus segera diganti dengan melakukan penanaman benih kembali. Penyulaman
tidak dapat dilakukan setelah tanaman berumur di atas 25 hari, dikarenakan pada usia itu
sistem perakaran tanaman sudah tumbuh kuat sehingga benih sulaman tidak mampu bersaing
memperebutkan unsur hara.
2. Penyiangan
Lahan penanaman jagung manis yang ditanam oleh kelompok mahasiswa dipenuhi
rumput, hal ini menunjukkan bahwa kelompok mahasiswa tidak melakukan penyiangan pada
lahan tersebut. Rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman jagung manis dapat
mengganggu pertumbuhan jagung manis karena terjadi kompetisi perebutan unsur hara antara
jagung manis dengan rumput yang tumbuh jika rumput tersebut memiliki perakaran yang
sama dengan jagung manis. Selain itu, rumput-rumput yang tumbuh di lahan tersebut dapat
meningkatkan perkembangan hama tanaman jagung manis karena rumput tersebut digunakan
hama sebagai habitatnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyiangan yang dimaksudkan
untuk memberantas rumput-rumput yang tidak dikehendaki dari pertanaman jagung manis.
Penyiangan dilakukan dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 14 hari dan 40 hari setelah
tanam. Untuk gulma seperti rumput atau perdu lain, penyiangan dilakukan manual dengan
cara mencabut seluruh bagian tanaman gulma sampai ke akar akarnya (Lihan, 2012).

7

3. Pembumbunan
Pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian di sekitar perakaran agar batang
tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah sekaligus menggemburkan tanah di sekitar
tanaman. Tanah yang digemburkan akan memperbaiki aerasi tanah. Pada tanah yang gembur
dan remah, akar akan mudah menembus tanah sehingga unsur hara yang ada dalam tanah
akan diserap oleh akar. Selain itu, pada saat membumbun dilakukan pembalikan tanah
sehingga gulma pada lahan tersebut akan mati. Pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan
dengan penyiangan dengan cara membumbunkan tanah pada sistem perakaran tanaman
jagung manis. Dengan menggunakan cangkul, tanah dipindahkan ke barisan jagung yang ada
di kanan dan kiri hingga tercipta parit baru barisan tanaman. Hal ini dimaksudkan agar akar
tanaman semakin mencengkeram tanah sehingga tanaman tidak akan roboh saat diterpa
angin. Sedangkan pada tanah datar, akar tanaman jagung manis akan naik ke permukaan
tanah, sehingga akan roboh jika terkena hempasan angin.
4. Pemupukan Susulan (Unsur N, P dan K)
Berdasarkan kasus tersebut, permasalahan yang muncul pada tanaman jagung manis
yang ditanam oleh kelompokmahasiswa yaitu berkaitan dengan kualitas dan produksi
tanaman tersebut. Daun pada beberapa tanaman jagung manis yang ditanam kelompok
mahasiswa nampak menguning dan tongkol jagung tidak berukuran maksimal. Daun
menguning pada tanaman jagung manis tersebut diduga karena tanaman tersebut kekurangan
unsur hara yakni unsur nitrogen N. Hal tersebut sesuai dengan gejala tanaman yang
kekurangan unsur N. Gejala kekurangan unsur N pada jagung manis tampak pada daun
tanaman muda yang berwarna kuning. Pada daun tua terjadi proses menguning mulai dari
ujung daun ke arah tulang daun. Oleh karena itu, pada tanaman jagung manis tersebut perlu
ditambahkan unsur N yaitu dengan cara melakukan pemupukan N.
Dosis pupuk N yang biasanya digunakan untuk pertanaman jagung manis adalah 200
kg/ha atau setara dengan 435 kg pupuk urea. Sedangkan dosis pupuk N yang diperlukan
tanaman jagung manis pada lahan seluas 10 m² yaitu 0,2 kg atau setara dengan 0,43 kg pupuk
urea. Pemberian pupuk N dilakukan secara bertahap karena nitrogen bersifat mudah tercuci
dan terdenitrifikasi. Tahapan pemberian pupuk N yang biasanya dilakukan yaitu pada saat
tanam diberikan 1/3 bagian kemudian pada umur 4 – 5 minggu diberikan 2/3 bagian.
Pemberian pupuk sebaiknya menggunakan metode alur atau barisan. Namun, pemberian
pupuk pada saat tanaman sudah tumbuh perlu ketelitian, sebaiknya tidak diletakkan terlalu
8

dekat dengan perakaran tanaman. Pemberian pupuk yang terlalu dekat dengan perakaran
dapat menyebabkan keracunan, maka sebaiknya diberikan dalam barisan sekitar 15 cm di
samping tanamn dengan kedalaman 15 cm (Budiarti dan Palungkun,1991).
Tongkol jagung manis yang berukuran tidak sempurna diduga karena kekurangan
unsur fosfor (P). Hal tersebut sesuai dengan gejala tanaman jagung manis yang kekurangan
unsu P yang slah satunya yaitu ukuran tongkol kecil dan sering berbentuk tidak normal, serta
ukuran bijinya kecil. Unsur P sendiri sangat diperlukan oleh tanaman pada saat pembentukan
biji sehingga menjadi bentuk yang sempurna. Dengan demikian, tanaman jagung manis pada
kasus tersebut perlu diberi tambahan unsur P yang dapat dilakukan melalui pemupukan
dengan pupuk P.
Pemberian pupuk P sebaiknya berpedoman pada keadaan tanah. Pada tanah yang
mempunyai pH rendah, pemupukan P menjadi efektif jika disertai dengan pengapuran.
Pemberian pupuk P pada jagung manis biasanya dilakukan pada saat tanam yaitu sebagai
pupuk dasar. Dosis yang diberikan untuk per hektarnya yaitu 150 kg P₂O₅ atau setara dengan
335 kg pupuk TSP (Budiarti dan Palungkun,1991). Pada kasus tersebut dengan lahan seluas
10 m², maka dosis yang diberikan yaitu 0,15 kg P₂O₅ atau stara dengan 0,33 kg pupuk TSP.
Selain itu, tongkol yang berukuran tidak sempurna diduga dapat juga terjadi karena
kekurangan unsur kalium (K). Hal tersebut sesuai dengan gejala tanaman jagung manis yang
kekurangan unsur K yaitu tongkol yang dihasilkan kecil. Unsur K sangat penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung manis. Tanaman muda belum terlalu
banyak membutuhkan kalium, tetapi kebutuhan akan cepat menanjak terutama pada saat
menjelang keluarnya malai. Sifat kalium mudah terikat oleh molekul lain dan tidak mudah
larut, maka pemberian pupuk kalium sebaiknya dilakukan pada saat tanam sebagai pupuk
dasar. Untuk pertanaman jagung manis biasanya digunakan dosis 150 kg K₂O/ha atau setara
dengan 250 kg pupuk KCl (Budiarti dan Palungkun,1991). Sedangkan, untuk lahan seluas 10
m² digunakan dosis 0,15 kg K₂O atau setara dengan 0,25 kg pupuk KCl.
VII.

KESIMPULAN
Permasalahan pada kasus tersebut diduga terjadi karena kurangnya pemeliharaan yang

dilakukan kelompok mahasiswa terhadap tanaman jagung manis yang mereka tanam. Hal
tersebut, mengakibatkan kualitas dan produksi jagung manis tersebut lebih rendah dibanding
dengan jagung manis yang ditanam kelompok petani. Oleh karena itu,perlu dilakukan
9

tindakan pemeliharaan tanaman jagung manisoleh kelompok mahasiswa tersebut agar
kualitas dan produksi jagung manis menjadi baik dan meningkat. Adapun tindakan
pemeliharaan yang perlu dilakukan antara lain yaitu pembuatan bedengan, penyulaman,
penyiangan dan pemupukan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, A. dan R. Palungkun. 1991. Sweet Corn, Baby Corn. Penebar Swadaya. Jakarta. 79
hal.
Lihan, F. 2012. Cara Bercocok Tanam Jagung. http://pakarinfo.blogspot.com/2010/04/carabercocok-tanam-jagung.html. Akses 9 Desember 2012.
Tabrani. 2012. Budidaya Jgung Manis.
http://www.ukmkecil.com/pelatihanpertanian/budidaya-jagung-manis. Akses 5
Desember2012.

DISKUSI

1. Pertanyaan : Ada tidakkah pemupukan dasar pada budidaya jagung manis dan
seberapa bayang dosis pemupukan NPK yang harus diberikan pada tanaman tersebut?
Jawaban :
ö

Pada budidaya tanaman jagung manis dilakukan pemupukan dasar yang
dilakukan satu minggu sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan
tanah. Pupukyang digunakan pada pemupukan dasar yaitu pupuk kandang dan
pupuk buatan seperti urea, TSP dan KCL yang diberikan pada saat
penanaman.

10

ö

Dosis untuk pemupukan NPK untuk tanaman jagung manis adalah sebagai
berikut. Dosis pupuk N yang biasanya digunakan untuk pertanaman jagung
manis adalah 200 kg/ha atau setara dengan 435 kg pupuk urea. Sedangkan
dosis pupuk N yang diperlukan tanaman jagung manis pada lahan seluas 10 m²
yaitu 0,2 kg atau setara dengan 0,43 kg pupuk urea. Pemberian pupuk N
dilakukan secara bertahap karena nitrogen bersifat mudah tercuci dan
terdenitrifikasi. Tahapan pemberian pupuk N yang biasanya dilakukan yaitu
pada saat tanam diberikan 1/3 bagian kemudian pada umur 4 – 5 minggu
diberikan 2/3 bagian. Untuk dosis pupuk P yang diberikan untuk per hektarnya
yaitu 150 kg P₂O₅ atau setara dengan 335 kg pupuk TSP. Pada kasus tersebut
dengan lahan seluas 10 m², maka dosis yang diberikan yaitu 0,15 kg P₂O₅ atau
stara dengan 0,33 kg pupuk TSP. dosis 150 kg K₂O/ha atau setara dengan 250
kg pupuk KCl. Sedangkan, untuk lahan seluas 10 m² digunakan dosis 0,15 kg
K₂O atau setara dengan 0,25 kg pupuk KCl.

2. Pertanyaan : Mengapa dalam pemupukan tersebut menggunakan pupuk NPK,
mengapa tidak menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang saja?
Jawaban :
Dalam pemupukan susulan menggunakan pupuk NPK karena reaksi pupuk tersebut
lebih cepat dibanding dengan pupuk organik. Hal tersebut dikarenakan pupuk NPK
merupakan pupuk buatan yang berasal dari bahan kimia, berbeda dengan pupuk
organik yang berasal dari bahan organik dan kinerja pupuk organik tergolong slow
action karena proses penguraiannya lama. Akan tetapi, biasanya pupuk organik seperti
pupuk kandang diberikan pada saat pengolahan tanah. Penggunaan pupuk kandang
dimaksudkan untuk menambah kandungan bahan organik tanah, memperbaiki sifat
fisik tanah, terutama struktur, daya ikat air dan porositas tanah agar jumlah hara yang
dibutuhkan oleh tanaman banyak tersedia. Selain itu, dengan penambahan pupuk
kandang akan membantu meremahkan tanah sehingga dapat membantu proses
pengolahan tanah.
3. Pertanyaan : Mengapa pemberian pupuk NPK tersebut tidak boleh terlalu dekat
dengan tanaman dan mengapa bisa menyebabkan keracunan?
Jawaban :
Pemberian pupuk NPK tidak boleh dekat dengan perakaran tanaman karena dapat
menyebabkan keracunan. Hal tersebut dikarenan pupuk NPK berasal dari bahan11

bahan kimia sehingga bersifat panas, sehingga akar yang terkena pupuk NPK secara
langsung akan terkena panas dan tanaman akan menjadi mati. Selain itu, pemberian
pupuk NPK yang terlalu dekat dengan akar akan menyebabkan tekanan osmotik
daerah perakaran meningkat sehingga cairan dari dalam akar akan keluar. Di samping
itu, unsur hara lain yang dibutuhkan tanaman tidak dapat masuk dalam akar tanaman
sehingga tanaman akan keracunan pupuk NPK. Sebaiknya pemberian pupuk NPK
diberikan dalam barisan sekitar 15 cm di samping tanaman dengan kedalaman 15 cm.

Gambar pengaplikasian pupuk NPK pada jagung manis
4. Pertanyaan : Apa yang menyebabkan jagung manis tersebut lebih manis daripada
jagung biasa?
Jawaban :
Tanaman jagung manis bersifat lebih manis dibanding jagung biasa dikarenakan gen
dalam jagung manis tersebut. Menurut Koswara (1986), sifat manis pada jagung
manis disebabkan oleh adanya gen su-1 (sugary), bt-2 (brittle) ataupun sh-2
(shrunken). Gen ini dapat mencegah pengubahan gula menjadi pati pada endosperm
sehingga jumlah gula yang ada kira0kira lebih banyak dibandingkan jagung biasa.

12