Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Me

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengurangi Resiko Gempa
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Segala puji hanya milik Allah azza wa jalla yang telah mengatur alam ini dengan
sedemikian rupa sehingga tertata rapi, namun manusialah yang merubah tatanan menjadi porak
poranda, baik dalam kehidupan manusia maupun alam semesta.
Salawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan kepada teladan utama dalam pergaulan
yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat beliau ridwânullahualaih dan
para pengikutnya yang baik hingga hari kiamat.
Indonesia merupakan daerah yang sangat rawan dengan bencana alam, salah satunya
adalah gempa bumi. Secara geografis Indonesia merupakan negara bersabuk vulkanik yang
letaknya dikelilingi cincin api yang melingkari bagian selatan dan timur serta terletak pada
pertemuan tiga lempeng utama dunia yakni lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Hal ini
menjadikan Indonesia sebagai negara yang secara letak rawan terhadap bencana. Hal tersebut
mengisyaratkan kepada kita semua bahwa penanggulangan bencana perlu dilaksanakan secara
serius agar tidak sampai menimbulkan korban yang sangat besar.
Meureudu tepatnya berada di kabupaten Pidie Jaya merupakan salah satu daerah dari
beberapa daerah di Indonesia, juga tidak terlepas dari bencana gempa bumi. Masih terekam jelas
dibenak kita bagaimana dahsyatnya gempa bumi meluluhlantakkan wilayah Meureudu pada 7
Desember 2016 pukul 05.03 WIB. Guncangan gempa bumi yang berdurasi belasan detik dan
berkekuatan 6,5 SR tersebut menghancurkan banyak bangunan serta memakan korban jiwa
akibat tertimpa reruntuhan.

Dikarenakan letak Indonesia yang rawan akan bencana inilah, mengisyaratkan kepada
kita harus selalu untuk bersiap menghadapi gempa. Mengingat dampak yang luar biasa dari
gempa bumi maka penanggulangan bencana harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan
cara yang tepat. Selain itu, penanggulangan bencana juga harus menyeluruh tidak hanya pada
saat terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitasi serta rekontruksi
setelah terjadi bencana alam. Penanggulangan bencana sendiri akan dapat berhasil dengan baik
apabila kita semua menyadari resiko bencana yang ada, serta memiliki kemampuan untuk
mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi atau lebih dikenal dengan kesiapsiagaan terhadap
bencana. Kesiapsiagaan terhadap bencana dilakukan sebagai bentuk upaya menjaga dan
mengurangi resiko gempa.

Dalam pencapaian upaya pengurangan resiko gempa di suatu daerah, tentu perlu adanya
kerjasama dan kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat setempat. Pemerintah
merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap masyarakat dalam hal apapun, termasuk
dalam permasalah penanggulangan bencana alam. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw:

‫ؤو ل‬
‫س ؤ‬
(‫ه )رواه البخارى و المسلم‬
‫ن ير ه‬

‫عي يت ه ه‬
‫ما ؤ‬
‫م ن‬
‫م يراعع وي هؤوي ي‬
‫ا يل ه ي‬
‫ل عي ن‬
Artinya : “Imam adalah pengurus rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan
rakyatnya.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam mengurangi resiko gempa pemerintah mengupayakan untuk merencanakan dan
mendanai serangkaian kegiatan upaya untuk mengurangi resiko gempa, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
gempa. Oleh karena itu sudah seharusnya bagi pemerintah untuk membangun bangunan yang
anti gempa. Karena pada kenyataannya saat terjadi gempa banyak bangunan yang baru selesai
dibangunlah yang runtuh akibat gempa. Sedangkan bangunan yang tua kokoh tidah dirobohkan
gempa. Hal ini menunjukkan kepada kita semua bahwa bangunan dulu lebih tahan gempa
daripada bangunan yang sekarang. Oleh karena itulah, pemerintah harus sangat memperhatikan
bangunan yang dibangun di suatu daerah.
Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab untuk memberikan serangkaian kegiatan
pemberian peringatan sesegera mungkin kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya
gempa oleh lembaga yang berwenang.

Adapun wadah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya
pengurangan resiko gempa di mulai dari keluarga. Hal ini dikarenakan terbentuknya masyarakat
yang baik yaitu di mulai dengan membentuk keluarga yang baik pula. Pemerintah mengajak
masyarakat untuk memiliki kesadaran dalam bersiaga terhadap gempa kepada keluarganya.
Orangtua sebagai pemimpin keluarga adalah yang sangat bertanggung jawab terhadap
keselamatan anggota keluarganya. Adapun upaya yang harus dilakukan oleh orangtua adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang gempa. Orangtua dalam hal ini ayah atau ibu
sebaiknya menjelaskan kepada anak-anaknya tentang apa itu gempa, jenis-jenis gempa,
dan akibat yang ditimbulkan oleh gempa.

2. Merencanakan upaya yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. Untuk mengurangi
resiko bencana gempa orangtua sudah harus mempunyai rencana dan kemudian
menjelaskan rencana tersebut kepada anak-anaknya.
3. Membuat sebuah latihan yang bisa dilakukan dalam menghadapi reruntuhan saat gempa,
seperti merunduk, perlindungan terhadap kepala, berpegangan ataupun dengan
bersembunyi di bawah meja.
4. Membangun kontruksi rumah yang tahan goncangan gempa dengan fondasi yang kuat.
Kemudian melakukan renovasi terhadap bagian bangunan yang dirasa sudah mulai jelek
dan retak.

5. Mengetahui jalur evakuasi. Orangtua harus memastikan seluruh anggotanya mengetahui
jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Contoh, jika berencana
meninggalkan rumah saat gempa terjadi, rencanakan beberapa jalan dengan
memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
Salah satu wadah untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang upaya
kesiapsiagaan dalam mengurangi resiko bencana alam adalah melalui pendidikan. Seperti apa
yang dinyatakan oleh mantan Mendikbud bapak Muhammad Nuh yaitu “penyampaian materi
mitigasi bencana tidak perlu dimasukkan dalam mata pelajaran khusus, tetapi bisa malalui
kegiatan eksakurikuler, seperti Pramuka”. Melalui pendidikan, pihak sekolah berupaya
menggugah kesadaran seluruh unsur dalam bidang pendidikan baik individu maupun kolektif di
sekolah dan lingkungan sekolah baik itu sebelum, saat, maupun setelah terjadi bencana. Sekolah
senantiasa melakukan penguatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan bagi guru dan siswa
sekolah, serta melakukan latihan berkala yang jelas dan terukur
Dalam kegitan tersebut pihak sekolah merencanakan atau mensosialisasikan apasaja
langkah persiapan menghadapi gempa bumi, baik itu bila seseorang berada di dalam ruangan, di
luar ruangan, di dalam kendaraan, terjebak dalam reruntuhan, dan jika berada di gunung atau
pantai. Hal ini dilakukan dengan bertujuan membangun budaya siaga dan budaya aman di
sekolah. Selain itu pihak sekolah juga meningkatkan kapasitas institusi sekolah dalam
mewujudkan tempat belajar yang aman, seperti membangun bangunan sekolah yang tahan
gempa.

Untuk mewujudkan sekolah yang siap terhadap bencana tentunya tidak hanya diperlukan
komitmen dari Kepala Sekolah dan komunitas sekolah, dukungan dari Dinas Pendidikan dan

Pemerintahan diwilayahnya, dukungan dari organisasi terkait pengurangan risiko bencana juga
sangat dibutuhkan. Oleh karena itulah demi terjalannya kegiatan upaya dalam mengurangi resiko
gempa kepedulian, perhatian dan kerjasama dari pihak yang terkait sangat dibutuhkan.
Wassaalam.
Penulis: Dwi Pratiningsih, M.Ag
Alamat: Gampong Meuraksa Keupula, Kec. Meureudu, Kab Pidie Jaya
No Hp: 085212426301
Tulisan ini menjadi Juara I dalam Lomba Menulis Naskah Ceramah se-Kabupaten Pidie Jaya
yang diselenggarakan oleh BUILD CHANGE Yayasan Bangunan Cemerlang Indonesia,
IOM+OIM, USAID FROM THE AMERICAN PEOPLE.